Anda di halaman 1dari 6

MK.

ELEMEN MESIN Rivet


(Paku Keling)
Sambungan yang dapat
dilepas dan dapat dibongkar
tanpa merusak sesuatu.
Sambungan Key
tidak tetap (Pasak)
PASAK Sistem Bold & Nut
(Baji atau Key) Sambungan (Baut & Mur)
(joint)

Jurusan Teknik Mesin


Sambungan Welding
Universitas Negeri Padang tetap (Las/pengelasan)
Sambungan yang hanya
dapat dilepas dengan 2
1
cara merusaknya.

Dipasang sejajar
Pasak dengan sumbu poros

Elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan


atau mengunci bagian-bagian mesin

Sepotong logam yang diselipkan di antara poros dan


hub (puli, roda gigi, kopling, dsb) atau elemen mesin
lain untuk mencegah gerak relatif di antara keduanya

Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar


kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-
bagian yang dihubungkan. 3 4

1
Pasak persegi
(Rectangular keys)
Pasak bujur sangkar
(Square Keys) Pasak Benam (Sunk Keys)
Pasak Benam Pasak benam sejajar
(Paralel Sunk Key): d
(Sunk Keys) w 
Pasak Berkepala
(Gib-head)
• Pasak persegi (rectangular) 4
2w d
Pasak Sadel Pasak feather
t  
Pasak Tembereng 3 6
(Saddle Keys) (Wood-ruff key)

Jenis Pasak
Pasak Singgung
(Tangent Keys)
Pasak Bulat
(Round Keys)
5 6

Pasak bujur sangkar (Square Key): Pasak Berkepala (Gib-head)


Bentuk mirip dengan pasak persegi, tetapi mempunyai Pasak ini biasanya digunakan untuk poros berputar bolak balik
lebar (w) dan tebal (t) yang sama.
d
w 
d 4
w  t 
4 2w d
t  
3 6

Pasak benam sejajar (Paralel Sunk Key):


Dapat berpenampang persegi atau bujur sangkar, tetapi
tanpa taper, sehingga memungkinkan komponen yang
terpasang bergeser sepanjang poros.
Pasak feather

7 8

2
Pasak Tembereng (Wood-ruff key) Pasak singgung (Tangent keys)
• Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir / daya Pemakaiannya sama seperti pasak pelana,
tidak terlalu besar. tetapi pasaknya dipasang dua buah berimpit

Pasak bulat (Round keys)


Jenis pasak ini, biasanya digunakan untuk
memindahkan daya relatip kecil.

Pasak pelana (saddle key)


Jenis pasak ini pemakaian umum
untuk menjamin hubungan antara
naf roda dengan poros. 9 10

Tabel Proporsi Standar Pasak Splines


Diameter Penampang Pasak Diameter Penampang Pasak
Poros Lebar Tebal Poros Lebar Tebal Jenis pasak yang bahannya dibuat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) menyatu dengan poros dan
6 2 2 85 25 14 bersinggungan dengan hub atau naf.
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20 Poros spline
17 6 6 150 40 22  biasanya memiliki empat, enam,
22 8 7 170 45 25 delapan sepuluh, atau enam belas.
30 10 8 200 50 28  relatif lebih kuat dari poros memiliki
38 12 8 230 56 32
alur pasak tunggal D  1,25 . d
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36  biasanya digunakan untuk b  0,25 . D
58 18 11 330 80 40 memindahkan daya serta putaran yang
65 20 12 380 90 45 cukup besar dan arah kerja putarannya
75 22 14 440 100 50 bolak balik.
11 12

3
Pemasangan Pasak Analisis tegangan pada pasak paralel
Pasak memiliki dua mekanisme kegagalan:
1. Dapat terpotong
2. Dapat hancur karena kekuatan bantalan tekan

13 14

Perhitungan kekuatan pasak memanjang


• Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya
sebesar P (kW) dengan putaran (n) rpm, maka sudah barang • Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak
tentu pasak yang akan direncanakan tersebut juga harus telah diketahui, maka gaya keliling yang bekerja pada pasak
mampu meneruskan daya dan putaran, sehingga besar torsi dapat dicari yaitu :
Tp
(T) yang bekerja pada poros yaitu : F 
d
60 P  2
T  ( N .m) atau T  g . d3
2 n 16
• Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar • Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak
dari torsi yang harus dipindahkan yaitu : tersebut rusak atau putus :
a. Putus akibat gaya geser
Tp  k . T
b. Putus akibat tekanan bidang
dimana : Tp = Torsi total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
15 16
k = Faktor perencanaan (1,25 s.d. 1,5)

4
Gaya yang bekerja
dimana:
pada pasak
• Tp = Torsi total untuk perencanaan
• F = gaya tangensial yg bekerja pada keliling poros
• d = diameter poros
1. Bila pasak tersebut diperhitungkan • l = panjang pasak
kemungkinan putus akibat gaya geser • w = lebar pasak
maka :
F  A .g • t = tebal pasak
• g = tegangan geser untuk bahan pasak
dimana :
A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser (L x w) • c = tegangan bidang untuk bahan pasak
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak

• Nilai w dan t diperoleh dari tabel standar berdasarkan


• Dari kedua persamaan diperoleh : diameter poros.
Tp • Dari hasil perhitungan dipilih harga l (panjang pasak)
 L . w .g d
Tp  L . w . .g yang lebih besar.
d 2 17 18
2

2. Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat 3. Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan
tekanan bidang: gaya tekan, maka:
F  A . c d
dimana :
Tp  L . w . .g
c = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
2 t
A = Luas bidang pasak yang menekan/bersinggungan terhadap w .g  . c
t d 2
bidang poros (L x t/2)
Tp  L . . . c
2 2
Dari kedua persamaan diperoleh :
Tp t
 L . .c Tp  L .
t d
. c w c
.  .
d
2
2 2 2 t 2g
19 20

5
Example 1. a. Pertimbangan Geser
 Torsi yang dapat ditransmisikan pasak adalah:
Rencanakan pasak persegi pada poros berdiameter 50 d 50
Tp  L . w . .  g  L . 16 . . 42
mm, dimana tegangan geser (shear stress) dan 2 2
tegangan tekan (crushing stress) masing-masing adalah  16800 . L N .mm
42 MPa dan 70 MPa.
 Torsi yang dapat ditransmisikan poros adalah:
 
Tp  .g . d3  . 42 . 50 
3
 Solusi:
16 16
Dari tabel pasak diperoleh, untuk poros 50 mm:  1,03 x 106 N .mm
Lebar pasak (w)= 16 mm
maka:
Tebal pasak (t) = 10 mm 1,03 x 106
L   61,31 mm
21
16800 22

b. Pertimbangan Tekan bidang (Crushing)


 Torsi yang dapat ditransmisikan pasak adalah:

t d 10 50
Tp  L . . . c  L . . . 70
2 2 2 2
 8750 . L N . mm
sehingga:
1,03 x 106
L   117,7 mm  120 mm
8750

Dari kedua pertimbangan tersebut maka panjang


(L) yang aman sehingga dapat mengatasi
pembebanan adalah 120 mm 23 24

Anda mungkin juga menyukai