Anda di halaman 1dari 2

Kerinduan tiada akhir

Sebuah cerita yang menjabarkan sebuah perasaan tentang kerinduan kepada seorang
pemimpin sebuah umat manusia, kala itu dengan ketangguhan yang dimiliki oleh beliau
mampu membuat sejumlah manusia mengerti akan sebuah kesejahteraan antar sesama.

Dahulu kala terdapat sebuah kabar gembira mengenai akan lahir seorang dari kalian yang
akan menjadi sebuah pemimpin dari seluruh umat manusia, kala itu semua manusia gembira
tentang datangnya sosok yang akan menjadi pemimpin di zaman itu

12 rabiul awal lahirlah seorang anak dari dari rahim wanita yang sangat mulia yaitu sayyidina
Aminah binti wahhab, Anak tersebut di berikan sebuah nama oleh sang kakek dengan nama
Muhammad, pemberian nama itu bermula ketika kakeknya bermimpi yang selanjutnya
menjadi acuan untuk penamaan cucunya tersebut

Seiring berjalannya waktu anak itu (Muhammad) banyak mendapati sebuah peristiwa suka
maupun duka, dahuluka ketika ia baru lahir ayahnya pergi meninggalkan dirinya, selang
beberapa tahun yakni 6 tahun ibunya yang tercinta juga pergi meninggalkannya

Pada usia remaja beliau juga mendapati sebuah cobaan yang amat besar yakni tahun
kesedihan ataupun di sebut amul huzni, pada tahun tersebut beliau mendapati bahwa
pamanya dan istrinya meninggalkannya.

Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada usia ke 40

Nah jadi begitulah singkatnya cerita dari Rasulullah yang banyak mendapat cobaan meski
beliau adalah nabi

Amr :”sangat sedih bila mendengar perjalan Rasulullah untuk menyempurnakan agama
Islam”

Ali :”Iya itulah nabi kita yang sangat peduli dengan umatnya, Oh ya kamu tau gak kalau dulu
Rasulullah pernah di perlihatkan surga”

Amr :”ha iyakah”

Ali :” iya waktu itu Rasulullah di perlihatkan surga oleh Allah namun beliau tidak mau masuk
sebelum ada umatnya dulu di sana”

Amr :”Betapa sangat peduli Rasulullah dengan umatnya”

Ali :”Iya karena Rasulullah dulu pernah berdoa agar semua umatnya di permudah pada saat
dihisab”

Azan berkumandang kedua teman tersebut pergi menuju ke masjid untuk melaksanakan
shalat fardhu, selesai shalat terdapat sebuah acara pengajian di masjid itu, tanpa pikir
panjang mereka langsung duduk mendengarkan dakwah dari ustadz

Ketika itu ceramah yang di bicarakan bertema kerinduan tiada akhir untuk Rasulullah,
mereka berdua sangat menikmati tentang dakwah yang di berikan sebab sebelumnya sudah
membaca mengenai perjalanan nabi Muhammad Saw

Amr :”alhamdulilah, mendengar tausiyah tentang Rasulullah membuat saya ingin


melanjutkan kebaikan beliau”
Ali :”Ya kita bisa memulainya dari yang paling sederhana seperti beramal, menolong orang
lain, ikut berpartisipasi dalam membangun masjid”

Amr :”Nah itu dia mulai besok kita akan mencoba menebar kebaikan agar kita bisa
bermanfaat bagi orang banyak”

Ali :”Lah, kok besok hari ini kan bisa memulai dengan beramal”

Amr :”Beramal di mana kan gak ada orang yang membutuhkan “

Ali mengantarkan Amr ke tempat kotak amal dan berkata

“amal itu gak harus ada orangnya melalui kotak amal uang yang kita berikan bisa menjadi
sebuah kesiapan untuk orang orang yang membutuhkan”

Amr :” Bismillahirrahmanirrahim dengan uang ini semoga orang diluar sana bisa
mendapatkan bantuan”

Ali :” Amiin “

Amr :”Eh Ali kamu gak beramal”

Ali :”Hehe uang aku ketinggalan lupa bawa tadi, kirain gak butuh uang tadi untuk keluar
rumah”

Amr :”Hadeh Ali kebiasaan, tapi kan beramal itu kan gak harus pakai uang adapun bentuk
barang yang mungkin bisa langsung dipakai”

Ali :”Iya juga ya, kalau begitu sini hapmu Amr”

Amr :”Nih, buat apa emang li”

Ali :”Buat amal, kan amal gak harus uang kan

Amr :”Ya gak gitu konsepnya, aku juga butuh hp buat sekolah”

Ali tertawa dengan ucapan Amr candaan tersebut membuat suasana pertemanan mereka
menjadi lebih akrab itulah kisah tentang kerinduan tiada akhir

Rentang waktu 15 abad berlalu, serasa engkau masih hidup dan tetap dekat. Tak ada
singgasana emas, rumah nan mewah, baju bertabur bintang jasa. Namun sampai saat detik
ini sama sekali tidak pernah berkurang kelunturan Kemuliaan dari-Nya

Anda mungkin juga menyukai