Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL 3
JUDUL EKSPERIMEN Torsi
Aurelia Hillary Wibisono / 220611595
Alnando Lumban Gaol / 220611630
Rinto / 220611634
NAMA / NPM
Windhyra Pithaloka Sugandi / 220611636
Gideon Wahyu Winedar / 220611646
I Nyoman Alit Adi Pratama / 220611741
KELAS / KELOMPOK A/1
DOSEN F. Edwin Wiranata, S.Pd., M.Sc.
ASISTEN Tarysa Annabel

1. Tujuan Eksperimen
Praktikan diharapkan mampu menghitung torsi terhadap gaya yang diberikan pada
suatu titik kerja gaya serta membuktikan bahwa kesetimbangan benda memiliki nilai
torsi sama dengan nol.

2. Konsep dan Teori


Konsep utama yang harus dipahami pada praktikum torsi adalah torsi dan faktor yang
memengaruhinya serta hukum Newton I.

a. Torsi
Torsi atau momen gaya adalah gaya putar yang diciptakan oleh tarikan lurus (Mountz,
2020). Torsi membuat suatu benda tegar berotasi (berputar) terhadap suatu poros
tertentu. Aplikasi torsi yang paling banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari adalah
alat-alat yang diperlukan untuk mengencangkan atau melonggarkan perangkat, salah
satunya adalah membuka baut. Besar torsi dipengaruhi oleh tiga hal yakni gaya, arah
gaya, dan panjang lengan gaya. Lengan gaya adalah garis yang ditarik dari pusat
rotasi dan tegak lurus dengan lengan gaya.
τ = Fl (3.1)

Keterangan:
𝜏 = torsi (Nm)
F = gaya (N)
l = lengan gaya (m)
Jika r adalah panjang relatif gaya dengan pusat rotasi, maka persamaan torsi dapat
dirumuskan sebagai berikut.

τ = rFsinθ (3.2)

Keterangan:
τ = torsi (Nm)
F = gaya (N)
r = lengan gaya (m)

Gambar 3.1. Ilustrasi Torsi


(Sumber: e-Modul Fisika Torsi Kemendikbud RI, 2019)

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa besar torsi berbanding lurus dengan nilai
gaya, panjang lengan gaya, dan sudut yang dibentuk oleh gaya. Semakin besar nilai
gaya, panjang lengan gaya, dan sudut yang dibentuk oleh gaya maka semakin besar
pula nilai torsi yang diperoleh.

Sebagai besaran vektor, torsi memiliki nilai dan arah. Arah torsi dapat ditentukan
dengan kaidah tangan kanan. Arah torsi ditunjukkan oleh ibu jari, sementara arah
rotasi ditunjukkan oleh keempat jari yang menggenggam.

Gambar 3.2. Kaidah Tangan Kanan


(Sumber : Materi Torsi Ruang Guru, 2019)
Jika ibu jari menghadap ke atas, maka torsi bernilai positif dan keempat jari berputar
berlawanan arah jarum jam. Jika ibu jari menghadap ke bawah maka torsi bernilai
negatif dan keempat jari berputar searah jarum jam. Dari sini dapat diperoleh
kesimpulan bahwa perputaran berlawanan arah jarum jam akan memberikan nilai torsi
positif sementara perputaran searah jarum jam akan memberikan nilai torsi negatif.

b. Hukum Newton I
Hukum Newton I menyatakan bahwa benda memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan keadaannya (Caldwell, 2004). Total gaya yang bekerja pada
sebuah benda pada keadaan setimbang sama dengan nol (lihat Persamaan 2.1).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dibuat persamaan torsi pada keadaan
setimbang sebagai berikut.

Στi = 0 (3.3)

3. Metode
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum torsi adalah sebagai berikut.
a. Papan percobaan
b. Pasak penumpu
c. Mistar 50 cm
d. Tuas
e. Beban bercelah dan penggantung beban
f. Puli (katrol)
g. Busur derajat
Gambar 3.3. Metode Praktikum Torsi

4. Hasil dan Pembahasan


Percobaan torsi dilakukan pada dua macam sistem yaitu tanpa katrol dan dengan
katrol. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak empat hingga lima kali.

a. Percobaan Torsi Tanpa Katrol


Percobaan pertama dilakukan pada sistem tanpa katrol. Berat beban dan lengan gaya
pada sisi kanan dipertahankan untuk tetap sama, sementara berat beban dan lengan
gaya pada sisi kiri diubah-ubah. Berat beban dihitung dari perkalian massa beban
dengan percepatan gravitasi. Sementara lengan gaya diperoleh dari membaca hasil
pengukuran jarak pengait ke titik tumpu pada mistar. Percobaan ini menggunakan
persamaan (3.1) untuk mendapatkan nilai torsi sebab gaya tepat tegak lurus dengan
lengan gaya.

Tabel 3.1. Rekapitulasi Data Percobaan Torsi Tanpa Sudut


Sisi Kiri Sisi Kanan
Percobaan Total
𝝉𝟐 torsi
m1 d1 𝝉𝟏 m2 d2 (Nm)
F1 (N) F2 (N) (Nm)
(kg) (m) (Nm) (kg) (m)
(-)
1 0,050 0,490 0,149 0,073 0,05 0,490 0,139 0,068 0,005
2 0,060 0,588 0,131 0,077 0,05 0,490 0,139 0,068 0,009
3 0,070 0,686 0,120 0,082 0,05 0,490 0,139 0,068 0,014
4 0,100 0,980 0,093 0,091 0,05 0,490 0,139 0,068 0,023

Torsi sisi kanan memiliki nilai yang sama untuk empat kali percobaan sebab
dipertahankan menggunakan beban dan lengan gaya yang dengan keterangan
perhitungan sama sebagai berikut.

F2 = 0,050 (9,8) = 0,490 N


𝜏2 = 0,490 (0,139) = 0,068 Nm

Sementara torsi sisi kiri memiliki nilai yang berbeda-beda untuk empat kali percobaan
sebab menggunakan beban dan lengan gaya yang bervariasi.

i. Percobaan 1
F1 = 0,050 (9,8) = 0,490 N
𝜏1 = 0,490 (0,149) = 0,073 Nm
Total torsi = 0,073 + (-0,068) = 0,005 Nm
Berikut merupakan gambar sistem torsi tanpa katrol untuk percobaan 1.
Gambar 3.4. Percobaan 1 Tanpa Katrol

ii. Percobaan 2
F1 = 0,060 (9,8) = 0,588 N
𝜏1 = 0,588 (0,131) = 0,077 Nm
Total torsi = 0,077 + (-0,068) = 0,009 Nm
Berikut merupakan gambar sistem torsi tanpa katrol untuk percobaan 2.

Gambar 3.5. Percobaan 2 Tanpa Katrol

iii. Percobaan 3
F1 = 0,070 (9,8) = 0,686 N
𝜏1 = 0,686 (0,120) = 0,082 Nm
Total torsi = 0,082 + (-0,068) = 0,014 Nm
Berikut merupakan gambar sistem torsi tanpa katrol untuk percobaan 3.
Gambar 3.6. Percobaan 3 Tanpa Katrol

iv. Percobaan 4
F1 = 0,100 (9,8) = 0,980 N
𝜏1 = 0,980 (0,093) = 0,091 Nm
Total torsi = 0,091 + (-0,068) = 0,023 Nm
Berikut merupakan gambar sistem torsi tanpa katrol untuk percobaan 4.

Gambar 3.7. Percobaan 4 Tanpa Katrol

Nilai rata-rata total torsi dari keempat percobaan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (1.6).

0,005 + 0,009 + 0,014 + 0,023


̅=
X = 0,01275 ≈ 0,013 Nm
4
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata total torsi pada sistem
adalah 0,013 Nm (atau dapat dibulatkan menjadi 0 Nm). Rata-rata hasil perhitungan
yang lebih kecil atau sama dengan tingkat ketelitian pengukuran masih bisa dikatakan
sebagai hasil yang akurat (Caldwell, 2004). Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai
total torsi pada sistem tanpa kantrol sudah sama atau mendekati nol dan dapat
dikatakan sebagai sistem yang setimbang.

b. Percobaan Torsi dengan Katrol


Percobaan kedua dilakukan pada sistem dengan katrol. Berat beban dan lengan gaya
pada sisi kiri dipertahankan untuk tetap sama, sementara berat beban dan lengan
gaya pada sisi kanan diubah-ubah. Berat beban dihitung dengan perkalian antara
massa beban dengan percepatan gravitasi. Sementara lengan gaya diperoleh dari
membaca hasil pengukuran jarak pengait ke titik tumpu pada mistar. Percobaan ini
menggunakan persamaan (3.2) untuk mendapatkan nilai torsi sebab terbentuk sudut
tidak tegak lurus antara gaya dengan lengan gaya, sebab untuk menghitung torsi arah
gaya harus tegak lurus dengan lengan gaya.

Tabel 3.2. Rekapitulasi Data Percobaan Torsi dengan Sudut pada Sisi Kiri

Sisi Kiri
m1 𝝉𝟏
F1 (N) d1 (m)
(kg) (Nm)
0,050 0,490 0,100 0,049
0,050 0,490 0,100 0,049
0,050 0,490 0,100 0,049
0,050 0,490 0,100 0,049
0,050 0,490 0,100 0,049

Torsi sisi kiri memiliki nilai yang sama untuk empat kali percobaan sebab
dipertahankan menggunakan beban dan lengan gaya yang sama sebagai berikut.

F1 = 0,050 (9,8) = 0,490 N

𝜏1 = 0,490 (0,100) = 0,049 Nm


Tabel 3.3. Rekapitulasi Data Percobaan Torsi dengan Sudut pada Sisi Kanan

Sisi Kanan Total


Percobaan F2sinθ 𝝉𝟐 (Nm) torsi
m2 (kg) F2 (N) θ (⁰) d2 (m) (Nm)
(N) (-)
1 0,050 0,490 45 0,346 0,149 0,052 -0,003
2 0,060 0,588 43 0,401 0,140 0,056 -0,007
3 0,070 0,686 40 0,441 0,134 0,059 -0,010
4 0,100 0,980 38 0,603 0,116 0,070 -0,021
5 0,120 1,176 35 0,675 0,111 0,075 -0,026

Sementara torsi sisi kanan memiliki nilai yang berbeda-beda untuk empat kali
percobaan sebab menggunakan beban, lengan gaya, dan arah gaya yang bervariasi.

i. Percobaan 1

F2 = 0,050 (9,8) = 0,490 N

F2sinθ = 0,490 sin45⁰ = 0,346 N

𝜏2 = 0,346 (0,149) = 0,052 Nm

Total torsi = 0,049 + (-0,052) = -0,003 Nm

Berikut merupakan gambar sistem torsi dengan katrol untuk percobaan 1.

Gambar 3.8. Percobaan 1 Dengan Katrol

ii. Percobaan 2

F2 = 0,060 (9,8) = 0,588 N

F2sinθ = 0,588 sin43⁰ = 0,401 N


𝜏2 = 0,401 (0,140) = 0,056 Nm

Total torsi = 0,049 + (-0,056) = -0,007 Nm

Berikut merupakan gambar sistem torsi dengan katrol untuk percobaan 2.

Gambar 3.9. Percobaan 2 Dengan Katrol

iii. Percobaan 3

F2 = 0,070 (9,8) = 0,686 N

F2sinθ = 0,686 sin40⁰ = 0,441 N

𝜏2 = 0,441 (0,134) = 0,059 Nm

Total torsi = 0,049 + (-0,059) = -0,010 Nm

Berikut merupakan gambar sistem torsi dengan katrol untuk percobaan 3.

Gambar 3.10. Percobaan 3 Dengan Katrol


iv. Percobaan 4

F2 = 0,100 (9,8) = 0,980 N

F2sinθ = 0,980 sin38⁰ = 0,603 N

𝜏2 = 0,603 (0,116) = 0,070 Nm

Total torsi = 0,049 + (-0,070) = -0,021 Nm

Berikut merupakan gambar sistem torsi dengan katrol untuk percobaan 4.

Gambar 3.11. Percobaan 4 Dengan Katrol

v. Percobaan 5

F2 = 0,120 (9,8) = 1,176 N

F2sinθ = 1,176 sin35⁰ = 0,675 N

𝜏2 = 0,675 (0,111) = 0,075 Nm

Total torsi = 0,049 + (-0,075) = -0,026 Nm

Berikut merupakan gambar sistem torsi dengan katrol untuk percobaan 5.


Gambar 3.12. Percobaan 5 Dengan Katrol

Nilai rata-rata total torsi dari kelima percobaan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (1.6).

-0,003 + (-0,007) + (-0,010) + (-0,021) + (-0,026)


̅=
X = -0,0134 ≈ -0,013 Nm
5
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata total torsi pada sistem
adalah -0,013 Nm. Rata-rata hasil perhitungan yang lebih kecil atau sama dengan
tingkat ketelitian pengukuran masih bisa dikatakan sebagai hasil yang akurat
(Caldwell, 2004). Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai total torsi pada sistem
dengan kantrol sudah sama atau mendekati nol dan dapat dikatakan sebagai sistem
yang setimbang.

c. Analisis Kesalahan Umum Pada Praktikum Torsi


Dari Tabel 3.1 dan 3.2 praktikan memperoleh total torsi yang tidak tepat sama dengan
nol. Menurut Hukum Newton pada persamaan (3.3), nilai total torsi yang bekerja pada
suatu sistem pada keadaan setimbang adalah nol. Praktikan menyimpulkan bahwa
terdapat tiga jenis kesalahan yang terjadi pada praktikum torsi yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan umum (gross errors) adalah
kesalahan yang terjadi karena keterbatasan pengamat dalam melakukan praktikum.
Kesalahan umum yang terjadi pada praktikum ini adalah sebagai berikut.

i. Keterbatasan keterampilan pengamat dalam membaca hasil pengukuran yang


menyebabkan adanya kemungkinan salah pembacaan hasil ukur pada penggaris
dan busur derajat.
ii. Kesulitan membuat sistem sejajar dengan sumbu horizontal dan
mempertahankannya dalam posisi setimbang.

Kesalahan sistematis (systematic errors) adalah kesalahan yang terjadi pada alat ukur
yang digunakan pada saat praktikum. Kesalahan sistematis yang terjadi pada
praktikum ini adalah sebagai berikut.
i. Tali yang digunakan terlalu tebal sehingga pembacaan sudut kurang akurat.
ii. Keterbatasan ketelitian alat ukur penggaris yang digunakan untuk mengukur
panjang lengan gaya.
iii. Pengaruh massa tali dan massa katrol pada perhitungan diabaikan meskipun
pada kenyataannya tidak mungkin massa tali dan massa katrol sama dengan nol.

Sementara kesalahan acak adalah kesalahan yang berasal dari faktor yang tidak
dapat diperkirakan atau diprediksi.

5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum adalah nilai torsi berbanding lurus
dengan besar gaya, lengan gaya, dan arah gaya. Pada percobaan kedua dengan
menggunakan katrol, dapat diketahui bahwa nilai torsi juga dipengaruhi oleh sudut.
Total torsi yang bekerja pada sebuah sistem yang setimbang adalah sama dengan
atau mendekati nol. Namun pada percobaan yang dilakukan praktikan, total torsi yang
diperoleh tidak bisa tepat sama dengan nol. Hal ini dipengaruhi karena adanya
kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak yang bisa terjadi pada
percobaan. Meskipun nilai yang diperoleh tidak tepat sama dengan nol, selisih nilai
antara teori dengan nilai yang diperoleh saat praktikum sangat kecil sehingga masih
bisa dikatakan sebagai sistem yang setimbang.

6. Referensi
Caldwell, G., Robertson, D., & Whittlesay, S. (2004). Forces and Their Measurement.
Research Methods for Biomechanics, 73-102.
Mountz, Brad & Morris. (2020). Demystifying Torque: What You Should Know About
Torque Control & Its Impact on the Bottom Line, 1-7.
Tippens, Paul E. (2020). Lectures on Torque. Southern Polytechnic State University.
7. Lampiran
Lampiran 1: Sistem Torsi Tanpa Katrol

Lampiran 2: Sistem Torsi Dengan Katrol

Nilai Paraf Paraf

Asisten Dosen

Anda mungkin juga menyukai