Anda di halaman 1dari 12

http://journalbalitbangdalampung.

org P-ISSN 2354-5704 | E-ISSN 2622-190X

ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI


POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
VILLAGE INDEX ANALYSIS BUILDING TO KNOW THE VILLAGE
DEVELOPMENT IN GADINGREJO DISTRICT OF PRINGSEWU
DISTRICT
Muhtarom, M.Sc1, Nurhadi Kusuma2, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd3.
Instansi : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu
email: muhtarom29@gmail.com1, nurhadikusuma87@gmail.com2, eripurwantimpd@gmail.com3

Dikirim 04 Juli 2018 Direvisi 26 Juli 2018 Disetujui 27 Juli 2018

Abstrak : Indeks Desa Membangun merupakan Indeks yang digunakan untuk mengetahui perkembangan
pembangunan desa dengan menggunakan indikator Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi
(IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Tujuan Dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
perkembangan pembangunan desa dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Kuantitatif Diskriptif. Analisis penelitian yang digunakan yaitu analisis triangulasi data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas desa di Kecamatan Gadingrejo masuk dalam Klasifikasi Desa
Berkembang yakni 87 %. Angka Indeks Ketahanan Sosial menjadi Indikator yang paling tinggi dalam realisasi
pembangunan desa di kecamatan Gadingrejo yaitu 0,71. Hal ini menunjukkan rata-rata desa di kecamatan
gadingrejo ketahanan sosialnya/pembangunan sosialnya berada dalam kalsifikasi Maju. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat desa di gadingrejo mampu memberikan kontribusi yang positif dalam mendorong ketahanan sosial.

Kata kunci: Indeks pembangunan desa, Pembangunan desa.

Abstract : Village development Index is an index used to determine of rural development by using indicators of
Social Security Index (IKS), Economic Resilience Index (IKE), and Environmental Resilience Index (IKL). The
purpose of this study is to determine the pattern of development of village development in the social, economic,
and environmental fields. This research uses descriptive Quantitative approach. Analysis this study using
triangulation data analysis. The results showed that the majority of villages in Gadingrejo sub-district belong to
the Classification of Developing Villages of 87%. The Social Security Index score is the highest indicator in the
realization of village development in Gadingrejo sub-district, which is 0.71. This shows the average of villages
in the sub-district of gadingrejo social resilience / social development is in advanced calcification. The village
community empowerment activities in Gadingrejo are able to contribute positively in promoting social resilience.

Keywords: Village development index, Village development

PENDAHULUAN program pembangunan tersebut ke dalam


strategi Rencana Pembangunan Jangka
Nawa cita yakni 9 Prioritas Program
Menengah (Kementerian Desa, PDTT,
Pembangunan pemerintahan Joko Widodo
2015).
dan Yusuf Kalla sudah berjalan seiring
dengan perjalanan Kabinet Kerja Jokowi Pembangunan melalui daerah
Yususf Kalla. Sembilan Prioritas Program pinggiran bukanlah konsep baru. Myrdal
Pembangunan tersebut salah satunya ialah (1957), dan Richardson (1978)
Membangun Indonesia dari pinggiran menyatakan hubungan antara pusat dan
dengan memperkuat daerah-daerah dan pinggiran dilukiskan dengan dua efek,
desa dalam kerangka negara kesatuan yaitu efek sebar ‘spread effect’ dari pusat
(Kompas.com - 21/05/2014). ke pinggiran dan efek serap balik ‘back
Keberlanjutan dari Nawacita yang dulu wash effect’ dari pinggiran ke pusat
telah menjadi jargon kampanye Jokowi (Muhtarom, 2015). Artinya pembangunan
ialah dicetuskannya kesembilan prioritas harus dimulai dari arah pinggiran adalah

179 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

sebuah analisis logis (logic-analitic) untuk manusia yang hidup bersama, yang
mempercepat laju pertumbuhan memiliki suatu organisasi pemerintahan
pembangunan. dengan serangkaian peraturan-peraturan
yang ditetapkan sendiri, serta berada di
Alasan lain adalah munculnya
bawah pimpinan desa yang dipilih dan
ketimpangan pembangunan terjadi karena
ditetapkan sendiri. Berdasarkan pengertian
banyak faktor yang mempengaruhinya
di atas desa saat ini mampunyai kekuatan
sehingga pembangunan di Indonesia tidak
yang besar untuk mengolah segala potensi
merata sehingga ber-dampak pada
yang ada di desa. Hal ini akan diperkuat
tingginya kemiskinan di Indonesia. Terkait
dengan ketersediaan SDM yang sudah ada
dengan masalah ke-miskinan, menurut
di desa.
data BPS jumlah penduduk miskin pada
tahun 2012 penduduk kota dengan Menurut Sutiyono (2012) Sejak jaman
kemiskinan sebesar 8.60% sedangkan kolonial, Orde lama, dan Orde Baru,
kemiskinan di pedesaan sebesar 14.70% masyarakat desa hanya diposisikan sebagai
(Putra, 2016). objek bukan sebagai subjek pembangunan.
Di era reformasi, menempatkan
Keberlanjutan dari adanya program ini
masyarakat desa sebagai subjek
yaitu salah satunya adalah ditetapkanya
pembanguan merupakan hal yang penting.
Undang-undang Desa No 6 tahun 2016.
Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia
Menurut UU no. 6 tahun 2014, Desa
adalah wilayah pedesaan dengan jumlah
adalah desa dan desa adat atau yang
penduduknya yang besar. Oleh karena itu
disebut dengan nama lain, selanjutnya
menggali potensi desa dan sumber-sember
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
produksi yang selama ini ditelantarkan
hukum yang memiliki batas wilayah yang
penting untuk diberdayakan.
berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan Salah satu ukuran bagaimana program
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa ini berdampak positif terhadap
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak pembangunan desa dengan melihat hasil
tradisional yang diakui dan dihormati dari indeks pembangunan desa. Indeks
dalam sistem pemerintahan Negara pembangunan desa ini yang kemudian
Kesatuan Republik Indonesia. direalisasikan dengan peraturan menteri
UU desa tahun 2016 tersebut yang desa no 02 tahun 2016 tentang indeks desa
membangun. Kementrian desa melalui
sekarang menjadi pendukung utama untuk
permendesa no 2 tahun 2016 tersebut,
mempercepat ketercapaian program
telah menetapkan beberapa indikator yang
pembangunan desa. Oleh karena itu
memberikan kemudahan bagi desa untuk
masyarakat desa sebagai subjek utama dari
mengetahui sejauh mana tingkat
program ini akan mendapatkan perhatian
kemandirian desa (Setyobakti , 2017).
lebih oleh negara khususnya dalam
Indeks Desa Membangun disusun untuk
peningkatan kualitas sumber dayanya agar
mendukung upaya Pemerintah dalam
menjadi manusia yang berdikari dan
menangani pengentasan Desa Tertinggal
mandiri. Selanjutkan diharapkan akan
dan peningkatan Desa Mandiri, sedangkan
berimplikasi terhadap kondisi desa yang
tujuan penyusunan Indeks Desa
maju, mampu mengolah dan
Membangun adalah a) menetapkan status
memanfaatkan potensi yang ada untuk
kemajuan dan kemandirian Desa; dan b)
kemakmuran desa.
menyediakan data dan informasi dasar
Sedangkan Menurut Zakaria dalam bagi pembangunan Desa (permendes,
Wahjudin Sumpeno (2011, h.3) 2015).
menyatakan bahwa desa adalah suatu
Indikator yang digunakan dalam
wilayah yang ditempati sekumpulan
menetapkan status desa dalam indeks desa

180 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

membangun diantaranya adalah IKS : pemerintahan pemerintahan sendiri


Indeks Ketahanan Sosial, IKE : Indeks (Sutardjo Kartohadikusumo,1953).
Ketahanan Ekonomi, IKL : Indeks Menurut Drs.Sapari Imam Asy’ari
Ketahanan Lingkungan (Ekologi). 1993:93 karakteristik desa meliputi:
Sedangkan klasifikasi status desa
dibedakan menjadi lima (5) status, yakni: a) Aspek morfologi, desa merupakan
(i) Desa Sangat Tertinggal; (ii) Desa pemanfaatan lahan atau tanah oleh
Tertinggal; (iii) Desa Berkembang; (iv) penduduk atau masyarakat yang
Desa Maju; dan (v) Desa Mandiri bersifat agraris, serta bangunan rumah
(Kementerian Desa, PDTT, 2015). tinggal yang terpencar (jarang). Desa
berhubungan erat dengan alam, ini
disebabkan oleh lokasi goegrafis
Tabel 1. Klasifikasi Desa untuk petani, serta bangunan tempat
tinggal yang jarang dan terpencar.
Berdasarkan IS, IEK dan IL
b) Aspek jumlah penduduk, maka desa
No. STATUS NILAI BATAS didiami oleh sejumlah kecil penduduk
DESA dengan kepadatan yang rendah.
1. Sangat ≤ 0,491 c) Aspek ekonomi, desa ialah wilayah
Tertinggal yang penduduk atau masyarakatnya
bermata pencaharian pokok di bidang
2. Tertinggal > 0,491 dan ≤ pertanian, bercocok tanam atau
0,599 agrarian, atau nelayan.
3. Berkembang > 0,599 dan ≤ d) Aspek hukum, desa merupakan
0,707 kesatuan wilayah hukum tersendiri,
(P.J.M.Nas, 1979:28-29 dan
4 Maju > 0,707dan ≤ Soetardjo,1984:16) dimana aturan atau
0,815 nilai yang mengikat masyarakat di
5. Mandiri > 0,815 suatu wilayah.

Berdasarkan latar belakang diatas 2. Konsep Desa Membangun


peneliti tertarik melakukan sebuah analisis Todaro (2000:20), mendefinisikan
ilmiah terhadap Indeks desa Membangun pemban¬gunan merupakan suatu proses
untuk mengetahui pola perkembangan multidimensial yang meliputi perubahan-
pembangunan desa di Kecamatan perubahan struktur sosial, sikap
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. masyarakat, lembaga-lembaga nasional,
sekaligus peningkatan pertumbuhan
ekonomi, pengurangan kesenjangan dan
LANDASAN TEORI pemberantasan kemiskinan.
1. Konsep Desa Menurut Rostow dalam Arief (1996:
The village is principally a place of 29) pengertian pembangunan tidak hanya
residence and not primarily a business pada lebih banyak output yang dihasilkan,
center. It is composed chiefly of farm tetapi juga lebih banyak jenis output dari
dwellings and their associated pada yang diproduksi sebelumnya.
autbuildings, demikian pendapat Finch Menurut Gant dalam Suryono
yang dikutip oleh Prof.Bintarto (1984:12). (2001:31), tujuan pem¬bangunan ada dua
Desa ialah suatu kesatuan hukum tahap. Pertama, pada hakikatnya
dimana bertempat tinggal suatu pembangunan bertujuan untuk
masyarakat yang berkuasa mengadakan menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan

181 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka IDM menggunaan pendekatan yang
tahap kedua adalah menciptakan bertumpu pada kekuatan sosial, ekonomi
kesempatan-kesempatan bagi warganya dan ekologi tanpa melupakan kekuatan
untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi politik, budaya, sejarah, dan kearifan lokal.
segala kebutuhannya. IDM ini sendiri dibuat untuk
Untuk mencapai keberhasilan memperkuat pencapaian dalam Rencana
pembangunan tersebut, maka banyak Pembangunan Jangka Menengah Nasional
aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, (RPJMN) 2015-2019. IDM dipakai
yang di antaranya adalah keterlibatan sebagai acuan dalam melakukan afirmasi,
masyarakat di dalam pembangunan. Sanit integrasi, dan sinergi pembangunan.
(dalam Suryono, 2001:32) menjelaskan Harapannya untuk mewujudkan kondisi
bahwa pembangunan dimulai dari
masyarakat desa yang sejahtera, adil dan
pelibatan masyarakat. Ada beberapa mandiri.
keuntungan ketika masyarakat dilibatkan
dalam perencanaan pembangunan, yaitu, Desa Membangun Indonesia tetap
Pertama, pembangunan akan berjalan dihadapkan pada kenyataan kemiskinan di
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Desa. Maka, ketersediaan data dan
Artinya bahwa, jika masyarakat dilibatkan pengukuran sangat dibutuhkan. Khususnya
dalam perencanaan pembangunan, maka dalam pengembangan intervensi kebijakan
akan tercipta kontrol terhadap yang mampu menjawab persoalan dasar
pembangunan tersebut. Kedua, pembangunan dan pemberdayaan
pembangunan yang berorientasi pada masyarakat Desa.
masyarakat akan menciptakan stabilitas Indeks Desa Membangun
politik. Oleh karena masyarakat mengklasifikasi Desa menjadi lima status
berpartisipasi dalam perencanaan yakni Desa sangat tertinggal, Tertinggal,
pembangunan, sehingga masyarakat bisa Berkembang, Maju, dan Mandiri.
menjadi kontrol terhadap pembangunan Klasifikasi dalam lima status itu untuk
yang sedang terjadi. mempertajam penetapan status
Pembangunan dapat diartikan sebagai perkembangan desa sekaligus sebagai
suatu usaha sadar dalam serangkaian rujukan intervensi kebijakan.
kegiatan untuk mencapai suatu perubahan
dari keadaan yang buruk menuju ke
keadaan yang lebih baik yang dilakukan
oleh masyarakat terten¬tu di suatu Negara.

3. Indek Desa Membangun (IDM)


Kementerian Desa, Pembangunan Dimensi Indeks Desa Membangun
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(PDTT) meluncurkan Indeks Desa Desa berkembang terkait dengan
Membangun (IDM) pada Oktober 2016. situasi dan kondisi dalam status Desa
Menurut Marwan Jafar, IDM bisa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal
dijadikan rujukan untuk pengentasan dijelaskan dengan faktor kerentanan.
jumlah desa tertinggal dan meningkatkan Apabila ada tekanan faktor kerentanan
jumlah desa mandiri di Indonesia. seperti goncangan ekonomi, bencana alam,
Penentuan IDM dengan meletakkan atau konflik sosial maka dapat
prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat memengaruhi status Desa Berkembang
sebagai basis utama proses kemajuan dan turun menjadi Desa Tertinggal. Sementara,
pemberdayaan desa. apabila Desa Berkembang mempunyai

182 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

kemampuan dalam mengelola potensi, Istrumen pengumpulan data dengan


informasi / nilai, inovasi / prakarsa, dan menggunakan Angket, wawancara,
kewirausahaan akan mendukung gerak observasi dan dokumentasi. Sedangkan
kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa analisis keabsahan data dalam penelitian
Maju. Indeks Desa Membangun ini menggunakan metode triangulasi data
merupakan komposit dari ketahanan sosial, sedangkan analisis datanya menggunakan
ekonomi dan ekologi. analisis statistik sederhana.
Studi ini akan dilaksanakan di wilayah
Status IDM berbeda dengan Indeks
kabupaten Pringsewu, khusunya desa-desa
Pembangunan Desa (IPD) yang
yang ada di Kecamatan Gadingrejo.
dikeluarkan oleh Bappenas. Bappenas
Pemilihan lokus ini dimaksudkan agar
membagi perkembangan status desa dalam
dapat menjawab permasalahan penelitian,
tiga klasifikasi yakni Desa Tertinggal,
yakni Indikator Pembangunan yang paling
Berkembang, dan Mandiri. Masing-masing
dominan di desa di wilayah Kecamatan
status terbagi lagi menjadi tiga
Gadingrejo. Populasi penelitian ini
perkembangan, mula, madya dan lanjut.
mencakup desa yang ada di Kecamatan
Terdapat lima dimensi dalam IPD antara
Gadingrejo. Karena subyek populasi dalam
lain: pelayanan dasar, kondisi
penelitian ini tidak mencapai seratus, maka
infrastruktur, aksesibilitas / transportasi,
seluruh populasinya diambil sebagai
pelayanan publik, dan penyelenggaraan
sampel sehingga penelitian ini merupakan
pemerintahan.
penelitian populasi (Arikunto:2002).
Dengan menggunakan data sensus Informasi yang valid menjadi
Potensi Desa (Posdes) yang dikeluarkan bagianterpenting dalam penelitian ini.
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir Selain data yang berupa hasil dari
pada April 2014, bisa lihat perbandingan pengolahan data IDM informasi dari
antara Indeks Desa Membangun dengan berbagai jenis sumber juga diperlukan,
Indeks Pembangunan Desa. terutama yang menguasai tentang
persoalan pembangunan yang ada di desa,
maka diperlukan informan informan yang
benar-benar mengetahui persoalan tersebut
secara mendalam. Para informan yang
diusulkan dalam penelitian ini antara lain:
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua RW,
Ketua RT, sesepuh desa, tokoh masyarakat,
dan para anggota masyarakat yang secara
METODOLOGI langsung terlibat dalam pengelolaan
program pembangunan desa.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Adapun cara pengumpulan data dapat
penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. diperinci sebagai berikut: (1) Angket,
Pendekatan yang digunakan adalah yakni cara yang digunakan untuk
pendekatan deskriptif kuantitatif. Dengan mengetahui secara menyeluruh bagaimana
pendekatan ini, peneliti dapat subjek pembangunan berpartisipasi dalam
menghasilkan data yang valid, reliabel, pembangunan desa. (2) Wawancara, yakni
dan relevan dengan yang dibutuhkan. cara yang dipergunakan peneliti untuk
Selain itu, dengan pendekatan diskriptif mengungkap bagaimanakah para subjek
kuantitatif juga dilakukan observasi yang penelitian memberi makna terhadap
lebih mendalam dan teliti terhadap objek- aktivitas pembangunan desa . (3)
objek penelitian, sehingga data-data yang Observasi, yakni cara yang dipergunakan
diperoleh lebih akurat dan mendasar. peneliti untuk melihat dan mengetahui
aktivitas pembangunan desa di wilayah

183 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

Kecamatan Gadingrejo (3) Dokumentasi, Nawacita sebagai teknisi penggerak


yakni cara yang dipergunakan peneliti undang-undang desa no 6 tahun 2015 yang
untuk meramu dan menempatkan juga telah diadopsi penuh menjadi Agenda
terminologi dan sumber-sumber teori Pembangunan Nasional dalam RPJMN
dalam penelitian ini yaitu teori yang 2015 – 2019 adalah bukti keseriusan
menyangkut pembangunan desa. pemerintah dalam membangun desa,
Adapun Fokus dalam penelitian ini mengentaskan kemiskinan masyarakat
adalah: pertama, pembangunan desa dalam desa serta menjadikan desa sebagai desa
bidang sosial kemasyarakatan.. Kedua, yang mendiri dan berdikari.
pembangunan desa dalam bidang ekonomi. Ada 3 pendekatan yang diambil oleh
Ketiga, pembangunan desa dalam bidang Kementerian Desa, PDTT untuk
lingkungan. Teknik yang dipergunakan
mendorong desa semakin lebih cepat
untuk menganalisis data penelitian dalam melaksanakan pembangunan.
(Sutiyono:2012), adalah teknik analisis Pertama, Jaring Komunitas Wiradesa.
deskriptif interpretatif dengan langkah- Pendekatan ini bertujuan untuk
langkah sebagai berikut: (1) Memilih memperbanyak kesempatan dan pilihan
dokumen/data yang relevan dan memberi masyarakat desa dalam upaya menegakkan
kode. (2) Membuat catatan objektif, dalam hak dan martabatnya, serta peningkatan
hal ini sekaligus melakukan klasifikasi dan memajukan kesejahteraan, baik sebagai
mengedit (mereduksi) jawaban. (3) individu, keluarga maupun kolektiva.
Membuat catatan reflektif, yaitu Sampai saat ini masalah yang dihadapi
menuliskan apa yang sedang dipikirkan masyarakat desa adalah ketidakberdayaan
peneliti sebagai interpretasi dalam sangkut dan marjinalisasi. Masalah inilah yang
pautnya dengan catatan objektif. (4) menjadi faktor utama penyebab
Menyimpulkan data dengan membuat kemiskinan di wilayah pedesaan. Oleh
format berdasarkan teknik analisis data sebab itu diharapkan dengan Jaring
yang dikendaki peneliti. (5) Melakukan Komunitas Desa ini mampu mendorong
triangulasi yaitu mengecek kebenaran data ekspansi kapabilitas dengan memperkuat
dengan cara menyimpulkan data ganda daya pada berbagai aspek kehidupan
yang diperoleh melalui tiga cara: (1) manusia warga Desa yang menjangkau
memperpanjang waktu observasi di aspek nilai dan moral, serta pengetahuan
lapangan dengan tujuan untuk lokal Desa.
mencocokkan data yang telah ditulis
dengan data lapangan, (2) mencocokkan Kedua, Lumbung Ekonomi Desa.
data yang telah ditulis dengan bertanya Desa sebagai entitas wilayah terkecil
kembali kepada informan, dan (3) dalam suatu negara, memiliki potensi
mencocokkan data yang telah ditulis sumber daya yang sangat beragam. Ketika
dengan sumber pustaka. potensi tersebut mampu untuk dikelola dan
dimanfaatkan oleh masyarakat desa sendiri
maka akan menjadi lumbung komoditas
HASIL DAN PEMBAHASAN ekonomi. Pengembangan lumbung
Kementerian Desa, Pembangunan ekonomi tidak akan pernah lepas dengan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi masalah modal, jaringan dan informasi.
melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Oleh karena itu lembaga ekonomi yang
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dari dibentuk di desa harusnya sudah
tahun 2015-2019 mulai melakukan mempunyai kapasitas dan kualitas yang
program-program yang lokus utamanya sudah mumpuni. Dalam konteks ini
lebih kepada prioritas pembangunan desa BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
yang tadinya tidak berdaya atau kurang sebagai penggerak perekonomian harus
berdaya untuk menjadi berdaya. Program mampu dan tanggap dengan kesempatan

184 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

dan peluang ekonomi yang bisa Wonodadi yaitu 79 % sedangkan desa


dikembangkan. dengan nilai terendah adalah desakediri
dan Tambahrejo yang sama-sama meiliki
Ketiga, Lingkar Budaya Desa. Budaya
nilai indeks ketahanan sosial sebesar 65%.
desa merupakan ruh keterkaitan emosional
warga yang terbentuk dari kebersamaan Desa Wonodadi memiliki Nilai Indeks
persaudaraan, kekerabatan dan kolektivitas tertinggi karena dipengaruhi oleh adanya
yang mengakar lama dalam masyarakat. fasilitas yang cukup memadai seperti
Budaya desa yang seperti ini akan mampu Perguruan Tinggi (STIT Pringsewu,
mengarahkan, membimbing secara kolektif STMIK Pringsewu, AISAH
untuk tetap pada jalur dan tujuan program Muhammadiyah Pringsewu).
pembangunan. Norma dan nilai budaya Grafik IKS di atas juga menunjukkan
desa yang telah ada sejak lama secara bahwa tidak adanya desa di kecamatan
otomatis akan mengontrol program gadingrejo yang nilai Indeks IKS nya
tersebut hingga menghasilakan kemajuan masuk dalam kategori tertingal serta belum
hingga sampai pada kesejahteraan ada desa yang masuk dalam kategori
masyarakat. Mandiri.
Tiga pendekatan inilah yang kemudian Nilai Indeks Ketahanan Sosial yang
menghasilakan tiga kategori dalam
berada dalam klasifikasi Berkembang (9
melakukan penilaian keberhasilan program desa) dan Maju (14 Desa) menggambarkan
pembangunan desa atau yang disebut bahwa sarana dan prasarana kesehatan,
dengan indeks Desa Membangun (IDM) pendidikan, keamanan dan sosial di
yaitu indeks ketahanan sosial, ekonomi kecamatan Gadingrejo sudah baik dan
dan ekologi (lingkungan). ketersedian sarana prasarananya mampu
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
kecamatan gadingrejo.
1. Indeks Ketahanan Sosial
Berdasarkan hasil analisis data di
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu dihasilkan bahwa sebagian
besar desa dari 23 desa berada pada
klasifikasi maju. Hal ini bisa dilihat pada
grafik IKS pada halaman selanjutnya.
Berdasarkan grafik IKS dapat
disimpulkan bahwa dari 23 desa di
Kecamatan Gadingrejo terdapat 14 desa
yang nilai IKS nya di atas 70 %, artinya
sebagian desa di kecamatan gadingrejo
indeks ketahanan sosialnya berada dalam
kalsifikasi desa maju yaitu 61%.
Sedangkan desa yang berada dalam
klasifikasi berkembang indeks ketahanan
sosialnya adalah 9 desa (Yogyakarta
Induk,Kediri, Klaten, Gadingrejo Timur,
Bulurejo, tambahrejo Barat, tambahrejo
dan parerejo).
Dari 23 desa yang ada di kecamatan
gadingrejo, desa dengan nilai Indeks
ketahanan sosial tertinggi adalah desa

185 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

Grafik. 1. Indeks Ketahanan Sosial 2. Indeks Ketahanan Ekonomi


Desa Grafik.2 Indeks Ketahanan Ekonomi
Seluruh Desa di Kecamatan Gadingrejo
di Kecamatan Gadingrejo tahun 2017
tahun 2017
67%
PAREREJO IKE 2017
PANJEREJO
72%
74% IKE…
BLITAREJO
WATES
78% PAREREJO 50%
65% PANJEREJO 37%
TAMBAHREJO BLITAREJO 55%
TAMBAHREJO BARAT
69%
66% WATES 58%
BULUREJO TAMBAHREJO 68%
TULUNGAGUNG
71% TAMBAHREJO BARAT 62%
WONODADI UTARA
75% BULUREJO 43%
WONOSARI
71% TULUNGAGUNG 43%
WONODADI
79% WONODADI UTARA 50%
70% WONOSARI 45%
TEGALSARI WONODADI 63%
GADINGREJO TIMUR
67%
71%
TEGALSARI 55%
GADINGREJO GADINGREJO TIMUR 63%
GADINGREJO UTARA
73% GADINGREJO 68%
WATES TIMUR
71% GADINGREJO UTARA 70%
WATES SELATAN
75% WATES TIMUR 53%
72% WATES SELATAN 50%
BULUKARTO
69% BULUKARTO 62%
KLATEN KLATEN 53%
65%
KEDIRI KEDIRI 50%
YOGYAKARTA SELATAN
75% YOGYAKARTA SELATAN 48%
MATARAM
75% MATARAM 62%
YOGYAKARTA INDUK
68% YOGYAKARTA INDUK 75%
0% 50% 100%

IKS 2017 Sumber : Analisis Data IDM

Indeks Ketahanan Ekonomi dalam


Sumber: Analisis Data IDM
memberikan gambaran dengan
memperhitungkan indikator-indikator
ekonomi yang ada di desa seperti julah
industri, keragaman produksi ekonomi
desa, jumlah pasar, toko, warung, Bank ,
Koperasi Desa atau Bumdes, lembaga
ekonomi lain, moda transportasi,
keterbukaan wilayah dan kualitas jalan.
Dari grafik indeks ketahanan ekonomi
pada halaman sebelumnya menunjukkan
bahwa desa dengan nilai ≤ 0,491 atau 49%
sejumlah 5 desa, desa dengan nilai > 0,491
dan ≤ 0,599 sejumlah 9 desa, desa dengan
nilai > 0,599 dan ≤ 0,707 sejumlah 8 desa,
dan desa dengan nilai > 0,707dan ≤ 0,815
hanya ada 1 desa.

186 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

Tabel 3. Klasifikasi IKE desa di ketersebaran fasilitas ekonomi di


Kecamatan Gadingrejo tahun 2017 kecamatan gadingrejo belum merata.
Masih ada beberapa desa yang menjadi
No. STATUS NILAI JUMLAH wilayah pusat perkembangan ekonomi
DESA BATAS DESA (district center) dan wilayah pinggiran
1. Sangat ≤ 0,491 5 (Panjerejo, (rural). Pada dasarnya konsep ini akan
Tertinggal Bulurejo, mampu memberikan kesimbangan
Tulungagung pembangaunan wilayah ketika antara
, Wonosari,
yogyakarta
wilayah pusat perdagangan dan wilayah
Selatan) pinggiran mampu bersinergi dalam
2. Tertinggal > 0,491 dan 9 (Parerejo, pemenuhan kebutuhan ekonomi. Akan
≤ 0,599 Blitarejo, tetapi jika melihat konteks tingkat atau
Wates, Indeks ketahanan ekonomi dengan
Wonodadi
indikator –indikator yang telah dijelaskan
Utara,
Tegalsari, seakan-akan memunculkan kesenjangan
wonasari, antar wilayah desa.
wates Timur,
Wates
Yogyakarta induk memiliki nilai
Selatan, indeks ketahanan ekonomi yang besar
Klaten, karena pembangunan sarana prasarana
Kediri) ekonomi yang semakin tinggi. Hal ini
3. Berkembang > 0,599 dan 8 disebabkan oleh pembangunan kantor
≤ 0,707 (Tambahrejo,
PEMDA Kabupaten Pringsewu di wilayah
Tambahrejo
Barat, desa Yogyakarta Selatan.
Wonodadi, 3. Indeks Ketahanan Ekologi
Gadingrejo,
Gadingrejo Desa Ekologi adalah sebuah sistem
Timur, kelola wilayah pedesaan yang terpadu dan
Gadingrejo
Utara,
melibatkan seluruh pihak baik dalam
Bulukarto proses tata kuasa, kelola, produksi, dan
Mataram) konsumsi. Dalam perspektif ekologi,
4 Maju > 0,707dan 1 hubungan keterkaitan dan ketergantungan
≤ 0,815 (Yogyakarta antara seluruh komponen ekosistem harus
Induk) dipertahankan supaya stabil dan seimbang
5. Mandiri > 0,815 -
(homeostatis). Maka Desa Ekologi atau
Sumber : Analisis Data Wilayah Kelola Rakyat sebagai sebuah
Tabel di atas menunjukkan bahwa pendekatan penting bagi upaya perbaikan
jumlah desa dengan klasisifikasi Indeks pengelolaan desa sebagai pendukung
Ketahanan EkonomiTtertinggal lebih utama pembangunan nasional.
banyak daripada desa yang berada dalam Dalam perhitungan nilai indeks
klasisfikasi Berkembang. Desa dengan ketahanan ekologi, indikator yang diambil
nilai IKE dalam klasifikasi maju hanya ada secara garis besar memuat (3) tiga kategori
1 desa sedangkan dengan Klasifikasi yakni Kualitas Lingkungan, Tingkat
Sangat Tertinggal sejumlah 5 Desa. Hal ini Kerawanan Bencana dan Respon/Tanggap
menggambarkan adanya kesenjangan yang Bencana. Kualitas Lingkungan dilihat dari
cukup besar antara desa dengan ketahanan tingkat pencemaran air, udara, tanah, dan
ekonomi maju dengan ketahanan ekonomi limbah. Tingkat Kerawanan Bencana
tertinggal maupun sangat tertinggal. dilihat dari frekuensi bencana banjir,
Adanya kesenjangan ketahanan longsor dan kebakaran (kekeringan) yang
ekonomi tersebut menggambarkan bahwa terjadi dalam 1 tahun, sedangkan Respon /

187 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

Tanggap Bencana berkaitan dengan ada dalam klasifikasi desa berkembang (lihat
tidaknya peringatan dini, Perkap Grafik. 3). Nilai rata-rata dari ke 23 desa di
Keselamatan, jalur evakuasi dan mitigasi kecamatan gadingrejo adalah 0,63. Hal ini
bencana. menggambarkan bahwa tingkat ketahanan
desa baik dari segi sosial, ekonomi
Grafik 3 Indeks Ketahanan Ekologi Desa
maupun lingkungan sudah cukup baik.
di Kecamatan Gadingrejo Tahun 2017
Tabel. 3. Indeks Desa Membangun
kecamatan Gadingrejo
IKL 2017
tahun 2017
IKL 2017
No. STATUS NILAI JUMLAH
DESA BATAS DESA
PAREREJO 93% 1. Sangat ≤ 0,491 -
PANJEREJO 53% Tertinggal
BLITAREJO 53%
WATES 47% 2. Tertinggal > 0,491 3 (Panjerejo,
TAMBAHREJO 67% dan ≤ Bulurejo,
TAMBAHREJO BARAT 67%
67% 0,599 Wates Selatan)
BULUREJO
TULUNGAGUNG 67% 3. Berkemba > 0,599 20 (Parerejo,
WONODADI UTARA 60% ng dan ≤ Blitarejo,
WONOSARI 67%
53% 0,707 Wates,
WONODADI
TEGALSARI 67% Tambahrejo,
GADINGREJO TIMUR 80% Tambahrejo
GADINGREJO 60%
GADINGREJO UTARA 67% Barat,
WATES TIMUR 60% Tulungagung,
WATES SELATAN 53%
53% Wonodadi,
BULUKARTO
KLATEN 60% Wonodadi
KEDIRI 67% Utara,
YOGYAKARTA SELATAN 60%
67% Wonosari,
MATARAM
YOGYAKARTA INDUK 60% Tegalsari,Gadi
ngrejo,
Gadingrejo
Sumber : Analisis Data Timur,
Gadingrejo
Utara, Kalten,
Kediri,
Kecamatan Gadingrejo adalah Bulukarto
kecamatan dengan jumlah desa dan Mataram,
penduduk terbanyak di kabupaten Yogyakarta
Pringsewu. Selain itu kecamatan Induk)
gadingrejo juga menjadi arus jalan arteri 4 Maju > -
0,707dan
(utama) wilayah selatan pulau sumatra.
≤ 0,815
Kondisi ini turut serta mempengaruhi 5. Mandiri > 0,815 -
perkembangan pembangunan wilayah Sumber : Analisis Data
khususnya desa-desa yang terlewati oleh
arus jalan arteri. Akan tetapi keadaan ini Dari tabel diatas dapat diketahui
tidak secara langsung akan berpengaruh bahwa terdapat desa yang masuk dalam
terhadap perkembangan pembangunannya, klasifikasi desa tertinggal yakni 3 desa,
karena keadaan sumber daya manusia yang sedangkan 20 desa masuk dalam kategori
ada di desa juga menjadi faktor penentu. Berkembang. Data ini menunjukkan
mayoritas desa sudah mengalami
Berdasarkan hasil perhitungan IKS, perkembangan yang cukup baik, karena
IKE dan IKL dapat disimpulkan bahwa 87 % desa di kecamatan gadingrejo sudah
Indkes Desa Membangun di kecamatan menjadi desa yang Berkembang. Selain itu
Gadingrejo menunjukkan bahwa sebagian data ini juga menunjukkan perkembangan
besar desa dikecamatan gadingrejo masuk

188 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

pembangunan baik dari segi sosial, desa dari tahun awal bergulirnya dana desa
ekonomi dan lingkungan tersebar hampir yakni tahun 2015 sampai pada tahun 2017
merata di seluruh desa. mayoritas masih fokus dalam bidang
pembangunan fisik sarana prasarana
4. Pola Perkembangan Pembangun
sosial/desa dan pemberdayaan
an Desa
masyarakat”.
Dari ketiga kategori perhitungan IDM
Hal ini senada dengan yang telah
yaitu IKS, IKE dan IKL di desa seluruh
diungkapkan oleh pendamping profesional
kecamatan gadingrejo, nilai indeks yang
desa kecamatan Gadingrejo bapak Taufik
paling besar memberikan kontribusi
Hidayat. Beliau mengatakan bahwa:
terhadap nilai IDM nya adalah Indeks
“fokus pembangunan desa-desa masih
Ketahanan Sosial. nilai rata-rata IKS dari
berada di bidang pemberdayaan dan fisik,
seluruh desa di kecamatan Gadingrejo
untuk pengembangan ekonomi baru mulai
adalah 0,71.
genjar awal tahun 2018, sehingga untuk
Grafik. 4. Nilai Rata-rata IKS, IKE, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
IKL masih belum berjalan secara maksimal”
Tujuan dari kegiatan pemberdayaan
Nilai Rata-rata ini adalah untuk meningkatkan kapasitas
maupun kualitas sumberdaya masyarakat
Nilai Rata-rata
desa. Sehingga wajib diselengarakanya
pelatihan, pembinaan, dan sosialisasi
0,71 tentang peningkatan kapasitas diri ataupun
0,63
0,56 kelompok.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
IKS IKE IKL 1) Mayoritas desa di Kecamatan
Gadingrejo masuk dalam Klasifikasi
Desa Berkembang yakni 87 %.
Berdasarkan grafik diatas dapat 2) Angka Indeks Ketahanan Sosial
disimpulkan bahwa kegiatan menjadi Indikator yang paling tinggi
pembangunan sosial yang telah dilakukan dalam realisasi pembangunan desa di
desa di kecamatan gadingrejo pada tahun kecamatan Gadingrejo yaitu 0,71. Hal
2017 lebih banyak dibandingkan kegiatan ini menunjukkan rata-rata desa di
pembangunan dalam bidang ekonomi kecamatan gadingrejo ketahanan
maupun lingkungan. Hal ini menunjukkan sosialnya/pembangunan sosialnya
bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat berada dalam kalsifikasi Maju.
yang telah dilakukan memberikan dampak
3) Kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang positif bagi sumber daya masyarakat
desa di gadingrejo mampu
pedesaan.
memberikan kontribusi yang positif
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mendorong ketahanan sosial.
desa memang menjadi bidang wajib yang
harus diterapkan dan direalisasikan oleh
pemerintah desa. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Kasi PMD (12 Juni
2017) menyatakan bahwa :“pembangunan

189 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN UNTUK MENGETAHUI POLA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN
GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ] – Muhtarom, M.Sc, Nurhadi Kusuma, M.Pd.I, Eri Purwanti, M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA Santoso R.A. (1988). Partisipasi,


Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin
Chandra kusuma putra, ratih nur pratiwi,
Dalam Pembangunan Nasional.
suwondo (2015). Pengelolaan
Bandung: Alumni.
Alokasi Dana Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Sugiono (2009). Metode penelitian
(Studi Pada Desa Wonorejo kuantitatif & kualitatif. Bandung,
Kecamatan Singosari Kabupaten alfabet.
Malang) Jurusan administrasi Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isu
publik, fakultas ilmu administrasi, Pembangunan. Malang:
universtas brawijaya, malang. Universitas Malang Press.
jurnal administrasi publik (jap),
vol. 1, no. 6. Hal. 1203-1212 | Sutiyono. (2011). Pemberdayaan
1203 Masyarakat Desa Dalam
Pelaksanaan Program Desa Wisata
https://sekolahdesa.or.id/indeks-desa- Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
membangun-dan-pembangunan- Fakultas Bahasa dan Seni, UNY
desa/
Tersedia:https://doi.org/10.22146/mgi.131
Kementeruian desa pdtt. 2015 indek desa 18
membangun. Artikel ini telah
tayang di kompas.com dengan Wahjudin, sumpeno. (2011), Perencanaan
judul ""nawa cita", 9 agenda Desa Terpadu Banda Aceh,
prioritas jokowi-jk", Reinforcement Action And
https://nasional.kompas.com/read/ Development.
2014/05/21/0754454/.nawa.cita.9. J.Cohen,Bruce.(1983).Sosiologi Pedesaa
agenda.prioritas.jokowi-jk. n.Suatu Pengantar.Rajawali Pers.
Moh. Hudi setyobakti., (2017). Identifikasi Jakarta
masalah dan potensi desa berbasis Safari Imam Asy’ari.(1983).Pengantar
indek desa membangun (IDM) di sosial. Karya Anda. Surabaya
desa gondowangi kecamatan wagir
kabupaten malang. Jurnal Sajogyo dan Pudjiwati Sajogjo.(1989).Sosi
penelitian ilmu ekonomi wiga vol. ologi Pedesaan.Yogyakarta.Gajah
7, maret 2017, hal 1 – 14 Mada.University Press
Muhtarom, Muta’ali. L., Sudrajat., (2015) Santoso, Julio Adi.(2006).Departemen
Pengaruh Pusat Pertumbuhan Ilmu Komputer IPB.Bogor
Wilayah Terhadap Konversi Tilaar,H.A.R.(2004).Multikulturalisme:
Lahan dan Swasembada Pangan di Tantangan-tantangan global masa
Kabupaten Pringsewu. MGI Vol. depan dan transformasi
29, No. 2, September 2015 (163- pendidikan nasional. Grassindo
171). .Jakarta.
Permendesa nomor 2 tahun 2016, tentang Yulianti, Yayuk dan Poernomo, Mangku.
indeks desa membangun (2003). Sosilogi Pedesaan.Lappera
Pemberdayaan masyarakat desa Pustaka Utama. Yogyakarta
dalam pelaksanaan program desa
wisata di daerah istimewa
yogyakarta

190 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02

Anda mungkin juga menyukai