Lebih dari seratus tahun sejak terjadinya revolusi industri dan modernisasi dunia, manusia dihadapkan dengan adanya dampak yang terjadi dikarenakan oleh tindakan manusia itu sendiri. Perubahan tersebut bisa dirasakan dari perubahan iklim serta suhu di permukaan bumi yang merupakan bentuk dari perwujudan ketidakseimbangan ekosistem. Hal ini terkait dengan peningkatan populasi dunia dan tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan teknologi, ekonomi, dan budaya masyarakat dunia. Perubahan suhu dan iklim ini dikenal dengan istilah pemanasan global (global warming). Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi (Utina, 2008). Pemanasan global sendiri sudah menjadi masalah lingkungan yang menjadi fokus utama masyarakat dunia saat ini. Adapun dampak pemanasan global yang terjadi saat ini menurut Utina (2008) adalah sebagai berikut: 1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global. 2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan musim sulit diprediksi. 3. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna. 4. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir. 5. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, baik sengaja maupun tidak, kita sebagai bagian dari masyarakat dunia juga ikut andil didalamnya. Karena itulah kita juga memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Seperti kita ketahui, dalam hal pemenuhan produksi pangan lazim digunakan penggunaan pupuk kimia dalam bidang pertanian dan perkebunan untuk mempercepat masa tanam hingga panen maupun bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian itu sendiri, dimana penggunaan pupuk kima tersebut jelas memiliki dampak negatif bagi lingkungan yang pada penggunaan dalam waktu tertentu justru merusak keseimbanagan struktur tanah itu sendiri. Tanpa kita sadari, sebenarnya alam sudah menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan untuk kelangsungan hidupnya, tak terkecuali dalam hal penggunaan pupuk dalam industri pertanian dan perkebunan. Hal ini bisa dilakukan pupuk organik beserta turunannya, misalkan yang paling sederhana penggunaan kompos dan pupuk kandang. Namun penggunaan pupuk organik tersebut dirasa belum memenuhi ekspektasi petani, maka dari itu dibutuhkan adanya turunan dari pupuk organik tersebut yang memiliki kemampuan melebihi dari pupuk organik biasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Eco-enzyme mampu berperan untuk menggantikan pupuk kimia? 2. Apa saja bahan dasar Eco-enzyme? 3. Bagaimana cara pembuatan Eco-enzyme? 4. Apa manfaat penggunaan Eco-enzyme dalam bidang pertanian dan perkebunan? 5. Apakah penggunaan Eco-enzyme dalam jangka waktu tertentu memiliki dampak negatif bagi lingkungan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan penggunaan Eco-enzyme sebagai pengganti pupuk kimia. 2. Menjelaskan Bahan dasar Eco-enzyme. 3. Menjabarkan cara pembuatan Eco-enzyme. 4. Menjelaskan manfaat penggunaan Eco-enzyme. 5. Menjelaskan dampak penggunaan Eco-enzyme dalam jangka waktu tertentu bagi lingkungan.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menemukan alternatif penggunaan pupuk organik dalam bidang pertanian dan perkebunan. 2. Mampu menyediakan bahan baku pembuatan pupuk organik beserta turunanannya sekaligus mengurangi sampah yang merupakan salah satu masalah besar dalam kehidupan manusia. 3. Mampu membuat pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia. 4. Memahami dan sadar serta mendukung penggunaan pupuk organik dalam peningkatan hasil produksi pangan.