Anda di halaman 1dari 10

KEPRIBADIAN ATLET DAN NON ATLET

Setiyawan
PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang
second.setiyawan@gmail.com

Abstrak

Kepribadian merupakan suatu organisasi psikodinamik yang unik dalam proses penyesuaian diri
individu dengan lingkungan. Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian
ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Olahraga sebagai sarana pembentuk kepribadian
juga sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik kepribadian memiliki satu ilmu pendukung yang
dapat digunakan sebagai cara mengetahui kepribadian seseorang. Psikologi olahraga merupakan ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku
sederhana sampai kompleks yang berhubungan dengan olahraga. Salah satu pembentuk kepribadian
yang berasal dari luar adalah faktor lingkungan dan interaksi individu dengan lingkungan. Atlet sebagai
salah satu komponen pelaku olahraga tentu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu yang
kurang berkecimpung dalam lingkungan olahraga (non atlet). Perbedaan ini tentu menjadi menarik ketika
olahraga yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia justru pada akhir-
akhir ini dipertanyakan tentang manfaat dari segi psikologis.

Kata kunci: kepribadian, olahraga, atlet

PENDAHULUAN lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana


Setiap individu memiliki sesuatu yang unik sampai kompleks yang berhubungan dengan
yang melekat pada diri setiap individu, hal ini olahraga. Psikologi olahraga memiliki peranan
berlaku juga kepada anak yang terlahir kembar. untuk menggambarkan perilaku, menjelaskan
Individu yang terlahir kembar juga pasti memiliki dampak perilaku sebagai akibat dari tindakan,
perbedaan kepribadian satu dengan yang lain. dapat memprediksi perilaku, mengubah perilaku,
Perbedaan kepribadian sebagai sesuatu yang serta membantu pencapaian atlet secara optimal,
melekat erat pada individu tentu membutuhkan diharapkan dengan psikologi olahraga dapat
penanganan dan kajian yang tepat untuk dapat mengetahu langkah dalam pengambilan
menyikapi perbedaan dan karakteristik tersebut keputusan yang tepat dalam menyikapi setiap
dengan tepat. perbedaan kepribadian pada setiap individu.
Olahraga sebagai sarana pembentuk Salah satu pembentuk kepribadian adalah
kepribadian juga sebagai sarana untuk faktor lingkungan dan interaksi individu dengan
mengetahui karakteristik kepribadian memiliki lingkungan. Atlet sebagai salah satu komponen
satu ilmu pendukung yang dapat digunakan pelaku olahraga tentu memiliki kepribadian yang
sebagai cara mengetahui kepribadian seseorang. berbeda dengan individu yang kurang
Psikologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari berkecimpung dalam lingkungan olahraga (non
perilaku manusia dalam hubungan dengan atlet). Perbedaan ini tentu menjadi menarik ketika

110
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan

olahraga yang dianggap sebagai salah satu cara terhadap kepribadian adalah pengalaman
untuk meningkatkan kualitas manusia justru pada individu sebagai hasil dari budaya tertentu.
akhir-akhir ini dipertanyakan tentang manfaat dari Masing-masing budaya mempunyai aturan dan
segi psikologis. Dalam beberapa kejadian tentu pola sanksi sendiri dari perilaku yang dipelajari,
masih teringat tentang kerusuhan antar pemain ritual dan kepercayaan. Hal ini berarti masing-
dalam satu pertandingan. Olahraga sebenarnya masing anggota dari suatu budaya akan
memiliki tujuan untuk menjadikan manusia yang mempunyai karakteristik kepribadian tertentu
sesungguhnya baik jasmani, rohani, sosial yang umum (Pervin & John, 2001).
maupun psikologi sesuai dengan Undang-undang Faktor lain yaitu faktor kelas sosial
nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem membantu menentukan status individu, peran
Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4. yang individu mainkan, tugas yang diembannya
dan hak istimewa yang dimiliki. Faktor ini
Kepribadian mempengaruhi bagaimana individu melihat
Kepribadian (personality) berasal dari dirinya dan bagaimana mereka mempersepsi
bahasa Yunani persona yang berarti topeng, dan anggota dari kelas sosial lain (Pervin & John,
personare yang artinya menembus. Topeng 2001). Salah satu faktor lingkungan yang paling
dianggap sebagai suatu hal yang melekat pada penting adalah pengaruh keluarga (Pervin &
individu untuk memperkuat karakter, gerak-gerik, John, 2001). Orang tua yang hangat dan
serta apa yang diucapkan. Kepribadian menurut penyayang atau yang kasar dan menolak, akan
Allport (Barrick & Ryan, 2003) “The dynamic mempengaruhi perkembangan kepribadian pada
organization within the individual that determines anak. Menurut Pervin & John (2001), lingkungan
her or his unique adjustments to her or his teman mempunyai pengaruh dalam
environment”. Allport mendefinisikan bahwa perkembangan kepribadian. Pengalaman pada
kepribadian adalah suatu organisasi psikodinamik masa kecil dan remaja dalam suatu kelompok
yang unik dalam proses penyesuaian diri individu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
dengan lingkungan. Secara khusus faktor-faktor kepribadian. Situasi, mempengaruhi dampak
yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.
ada dua yaitu faktor genetik dan faktor Kepribadian seseorang, walaupun pada
lingkungan (Pervin & John, 2001). Faktor genetik umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam
mempunyai peranan penting di dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari
menentukan pribadi khususnya yang terkait situasi yang berlainan memunculkan aspek-
dengan aspek yang unik dari individu (Caspi, aspek yang berlainan dari kepribadian
2000; Rowe, 1999, dalam Pervin & John, 2001). seseorang.
Pendekatan ini beragumen bahwa keturunan Kepribadian dibagi menjadi tiga tingkatan
memainkan suatu bagian yang penting dalam akan tetapi tingkatan ini masih merupakan satu
menentukan kepribadian seseorang. Faktor kesatuan yang utuh. Tingkatan tersebut yaitu:
lingkungan mempunyai pengaruh yang membuat a. Physicological Core.
seseorang sama dengan orang lain karena Tingkatan pertama disebut physicological
berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor core, tahap ini adalah tahapan yang paling
lingkungan terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, mendasar pada suatu individu yang melekat
keluarga, teman sebaya, situasi. Faktor erat dan pada umumnya bersifat konstan.
lingkungan yang mempunyai pengaruh signifikan Tahap ini berisi tentang nilai-nilai tentang diri

111
suatu individu yang sangat mempengaruhi mencegah kemungkinan menghadapi tekanan
sikap dan perilaku individu. dengan tujuan kecemasan dan stress yang
b. Typical Responses. dialami individu dapat dikurangi. Mekanisme
Tahap ini merupakan tahap di mana suatu Pertahanan ego menurut Freud (Koeswara,
individu berusaha memberikan respons 2001), yaitu:
terhadap apa yang ada disekitarnya. 1. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan
c. Role-related Behavior. ego untuk meredakan kecemasan dengan
Merupakan tahapan yang dapat mengubah cara menekan dorongan yang menjadi
kepribadian suatu individu, di mana keadaan penyebab kecemasan tersebut ke dalam
social menuntut adanya penyesuaian diri tidak sadaran.
suatu individu dengan lingkungan sekitarnya. 2. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan
ego yang ditujukan untuk mencegah atau
meredakan kecemasan dengan cara
mengubah dan menyesuaikan dorongan
primitif Id yang menjadi penyebab
kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku
yang bisa diterima dan dihargai lingkungan.
3. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan,
sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan
kecemasan kepada individu lain.
Gambar 1. Skema Struktur Kepribadian 4. Displacement, yaitu pengungkapan
(Weinberg & Gould, 2007) dorongan yang menimbulkan kecemasan
kepada obyek atau individu yang kurang
Paradigma Kepribadian berbahaya dibanding individu semula.
Ada lima pandangan kepribadian, yaitu: 5. Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya
a. Paradigma Psikodinamika individu memutar balikkan kenyataan, dalam
Sigmund Freud memperkenalkan model hal ini kenyataan yang mengancam ego
struktur kepribadian yang meliputi: das es (id), melalui pemikiran yang seakan-akan masuk
das ich (ego), dan das ueber ich (super ego). Id akal.
berisi tentang hal-hal yang instrinctive, berasal 6. Pembentukan reaksi, adalah upaya
dari faktor bawaan dan berfungsi sebagai mengatasi kecemasan karena individu
pertahanan terhadap konstansi. Ego berasal dari memiliki dorongan yang bertentangan
hasil interaksi dengan lingkungan. Ego mencakup dengan norma dengan cara berbuat
aspek psikologis yang mengarahkan individu sebaliknya.
pada suatu realitas. Super ego berasal 7. Regresi, adalah upaya mengatasi
internalisasi nilai dari figur yang berpengaruh, kecemasan dengan bertingkah laku yang
super ego mencakup aspek sosiologis yang tidak sesuai dengan tingkat
berfungsi mengarahkan id dan ego kepada perkembangannya.
perilaku yang lebih bermoral.
Menurut Freud yang sudah dibuktikan oleh b. Paradigma Trait (Sikap)
Erwin Apitzsch mekanisme pertahanan ego (ego Teori trait dimunculkan pertama kalinya
defence mechanism) dapat digunakan untuk oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat

112
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan

dua orang ahli lain yang mengembangkan teori pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait
ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans menyatukan dan mengintegrasikan perilaku
J. Eysenck. Menurut Allport (Weinberg & Gould: seseorang dengan mengakibatkan seseorang
2007) kepribadian dipengaruhi oleh faktor gen melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan
dan lingkungan. ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian yang berbeda.
terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait Teori trait merupakan teori kepribadian
sendiri dijelaskan sebagai bentuk teoritis yang yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu trait
menggambarkan unit/dimensi dasar dari relatif stabil dari waktu ke waktu dan trait
kepribadian. Sedangkan tipe adalah konsisten dari situasi ke situasi.
pengelompokan bermacam-macam trait. Trait merupakan kecenderungan dasar
Pendekatan trait terhadap kepribadian yaitu yang menetap selama kehidupan, namun
berusaha memisahkan sifat dasar individu yang karakteristik tingkah laku dapat berubah karena
mengarahkan perilaku. Pendekatan ini ada proses adaptif adanya perbedaan kekuata,
memusatkan diri pada kepribadian umum dan dan kombinasi dari trait yang ada. Menurut
lebih banyak berkaitan dengan pemerian Weinberg & Gould (2007) ada beberapa dimensi
kepribadian dan prediksi perilaku daripada kepribadian menurut paradigma trait, yaitu:
dengan perkembangan kepribadian. a) Neuroticism, orang yang tinggi dalam
Trait merupakan disposisi untuk dimensi neuroticism cenderung gugup,
berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang sensitif, tegang, dan mudah cemas. Orang
tercermin dalam perilaku seseorang pada yang rendah dalam dimensi ini cenderung
berbagai situasi. Teori sifat ini menekankan tenang dan santai.
aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan b) Ekstroversion (sering disebut surgency).
menetap. Tepatnya teori ini menyatakan bahwa Orang yang tinggi pada dimensi ini
memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola cenderung penuh semangat, antusias,
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan dominan, ramah, dan komunikatif. Orang
cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini yang sebaliknya akan cenderung pemalu,
menyebabkan menusia bertingkah laku relatif tidak percaya diri, submisif, dan pendiam.
tetap dari waktu ke waktu. Allport membedakan c) Openness to Experience (juga sering
antara sifat umum (general trait) dan disebut culture atau intellect).Orang yang
kecenderungan pribadi (personal disposition). tinggi dalam dimensi openness umumnya
Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat terlihat imajinatif, menyenangkan, kreatif,
membandingkan individu satu sama lain. dan artistik. Orang yang rendah dalam
Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai dimensi ini umumnya dangkal,
pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada membosankan atau sederhana.
dalam diri individu. Allport juga mengenalkan d) Agreeableness. Orang yang tinggi pada
istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang dimensi Agreeableness cenderung ramah,
biasanya digunakan oleh orang untuk kooperatif, mudah percaya, dan hangat.
mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya Orang yang rendah pada dimensi ini
sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. cenderung dingin, konfrontatif dan kejam.
Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian e) Conscientiousness (disebut juga lack of
adalah trait yang keberadaannya bersumber impulsivity). Orang yang tinggi pada

113
dimensi conscientiousness umumnya hati- individu. Teori ini dikembangkan oleh Maslow
hati, dapat diandalkan, teratur dan dengan memunculkan konsep yang lebih
bertanggungjawab. Orang yang rendah menakankan pada holistic. Pendekatan teori
pada dimensi conscientiousness atau Maslow memunculkan lima tingkatan kebutuhan
impulsive cenderung ceroboh, berantakan, yang ada pada diri manusia, yaitu: kebutuhan
dan tidak dapat diandalkan. psikologis (kebutuhan dasar seperti lapar, haus,
tidur dan keamanan), cinta (kasih sayang dan
c. Paradigma Situasional afiliasi), penghargaan (prestasi, kekuasaan dan
Paradigma situasional menjelaskan bahwa status), dan aktualisasi diri (refleksi dari
tingkah laku merupakan hasil dari sebuah kepuasan diri).
kebiasaan yang terbentuk dan mampu
diekspresikan individu pada situasi tertentu. C. Pengukuran Kepribadian
Konsep paradigma situasional merujuk pada teori Sifat kepribadian biasa diukur melalui
belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura. angka rata-rata laporan dari (self-report)
Menurut Weinberg & Gould (2007) pendekatan kuesioner kepribadian atau penelusuran
situasional menekankan bahwa social kepribadian seutuhnya (personality inventory,
reinforcement (feedback) berpengaruh terhadap serangkaian instrumen yang menyingkap
perilaku yang diperlihatkan individu pada situasi sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk
tertentu. mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut
ini adalah beberapa diantaranya:
d. Paradigma Interaksional a. Observasi Direct
Weinberg & Gould (2007) menjelaskan Observasi langsung berbeda dengan
pendekatan interaksional merupakan sebuah observasi biasa. Observasi langsung mempunyai
kondisi antara situasi dan sikap yang akan sasaran yang khusus , sedangkan observasi
diambil oleh suatu individu kepada lingkungan biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek.
sekitarnya. Pada paradigma ini kebiasaan Observasi langsung memilih situasi tertentu, yaitu
mempunyai faktor yang besar akan apa yang saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari
akan individu sampaikan sebagai tanggapan ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi
terhadap situasi lingkungan. Pendekatan biasa mungkin tidak merencanakan untuk
interaksional juga menjelaskan bahwa situasi memilih waktu.
bukan satu-satunya cara untuk menjelaskan dan Observasi langsung diadakan dalam
mengetahui kebiasaan individu akan tetapi situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat
kebiasaan individu juga dipengaruhi sikap replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk
individu itu sendiri. bekerja, dan sebagainya. Ada tiga tipe metode
dalam observasi langsung yaitu:
e. Paradigma Fenomenologis 1) Time Sampling Method
The phenomenological approach contends Dalam time sampling method, tiap-tiap
that behavior is best determined by accounting subjek diselidiki pada periode waktu
for both situations and personal characteristic tertentu. Hal yang diobservasi mungkin
(Weinberg & Gould, 2007). Pandangan sekadar muncul tidaknya respons, atau
fenomenologis berpendapat bahwa kebiasaan aspek tertentu.
merupakan gabungan dari situasi dan karakter

114
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan

2) Incident Sampling Method 1) Tes Rorschach


Dalam incident sampling method, sampling Tes yang dikembangkan oleh seorang
dipilih dari berbagai tingkah laku dalam dokter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach,
berbagai situasi. Laporan observasinya terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing
mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu menampilkan bercak tintan yang agak kompleks.
tentang anaknya, khusus pada waktu Sebagian bercak itu berwarna, sebagian lagi
menangis, pada waktu mogok makan, dan hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan
sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal- kepada individu yang mengalami percobaan
hal yang menjadi perhatian adalah tentang dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan
intensitasnya, lamanya, juga tentang efek- untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya
efek berikut setelah respons. tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun
noda-noda itu secara objektif sama bagi semua
b. Metode Buku Harian Terkontrol. peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda
Metode ini dilakukan dengan cara satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka
mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang mengalami percobaan itu memproyeksikan
yang khusus hendak diselidiki oleh yang sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat
bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan jawaban yang diberikan peserta itu memberikan
observasi sendiri pada waktu sedang marah. petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
Syarat penggunaan metode ini, antara lain,
bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup 2) Tes Apersepsi Tematik (Thematic
inteligent dan lebih jauh lagi adalah benar-benar Apperception Test/TAT)
ada pengabdian pada perkembangan ilmu Tes apersepsi tematik atau Thematic
pengetahuan. Apperception Test (TAT), dikembangkan di
Harvard University oleh Hendry Murray. TAT
c. Tes proyektif mempergunakan suatu seri gambar-gambar.
Cara lain untuk mengatur atau menilai Sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan,
kepribadian adalah dengan menggunakan tes sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku
proyektif. Orang yang dinilai akan atau majalah. Para peserta diminta mengarang
memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal- sebuah cerita mengena tiap-tiap gambar yang
hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada diperlihatkan kepadanya. Individu diminta
dasarnya memberi peluang kepada orang yang membuat sebuah cerita mengenai latar belakang
dites untuk memberikan makna atau arti atas hal dari kejadian yang menghasilkan adegan pada
yang disajikan, tidak ada pemaknaan yang setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan
dianggap benar atau salah. Jika kepada subjek yang dialami oleh orang-orang didalam gambar
diberikan tugas yang menunut penggunaan itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir.
imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT,
untuk mengukur cara dia merasa dan berpikir. ahli psikologi melihat tema yang berulang yang
Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau
cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan karakteristik cara seseorang melakukan
(proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas hubungan antar pribadinya.
yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif
adalah:

115
3) Inventori Kepribadian. didiagnosis menderita masalah psikiatrik,
Inventori kepribadian adalah kuesioner tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah
yang mendorong individu untuk melaporkan hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi,
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. dan variabel penting lain.
Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan b) Rorced-Choice Inventories.
menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap Rorced-Choice Inventories atau
orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi
bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan tes yang volunter. Suatu tes dikatakan
bantuan komputer. Menurut Atkinson, investori volunter bila subjek dapat memilih pilihan
kepribadian mungkin dirancang untuk menilai yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua
dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat pilihan itu benar, tidak ada yang salah
kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian (Weinberg & Gould, 2007). Subjek, dalam
secara keseluruhan. Investori kepribadian yang hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan
kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota minatnya, sikapnya, atau pandangan
Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) hidupnya.
Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm- c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-
Wadsworth Temperament Scale (H-W W Temperament Scale).
Temperament Scale). H-W Temperament Scale dikembang-
a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory kan dari teori kepribadian Rosanoff. Menurut
(MMPI) teori ini, kepribadian memiliki enam
MMPI terdiri atas kira-kira 550 komponen, yang lebih banyak bertolak dari
pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, keragaman abnomal, yaitu:
gejala fisik dan psikologis, serta  Schizoid Autistik, mempunyai tendensi
pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tak konsisten, berpikirnya lebih
tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, mengarah pada khayalan.
“salah”, atau “tidak dapat mengatakan”.  Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi
Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai tak konsisten, dengan angan bahwa
menurut kesesuaiannya dengan jawaban dirinya penting.
yang diberikan oleh orang-orang yang  Cycloid Manik, emosinya tidak stabil
memiliki berbagai macam masalah dengan semangat berkobar.
psikologi. MMPI dikembangkan guna  Cycloid Depress, emosinya tak stabil
membantu klinis dalam mendiagnosis dengan retardasi dan pesimisme.
gangguan kepribadian. Para perancang tes  Hysteroid, ketunaan watak berbatasan
tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi dengan tendensi kriminal.
memberikan ratusn pertanyaan tes untuk  Epileptoid, dengan antusiasme dan
mengelompokkan individu. Tiap kelompok aspirasi yang bergerak terus.
diketahui berbeda dari normalnya menurut
kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri
atas individu yang telah dirawat dengan
diagnosis gangguan paranoid. Kelompok
kontrol terdiri atas orang yang belum pernah

116
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan

Definisi Atlet perbandingan ini Morgan menemukan perbedaan


Menurut kamus besar bahasa Indonesia kepribadian antara atlet dan non atlet. Penelitian
(2005) arti dari kata atlet adalah olahragawan Morgan mengemukakan bahwa atlet lebih tahan
yang terlatih kekuatan, ketangkasan dan terhadap tingkat stress, depresi, kelelahan, dan
kecepatannya untuk diikut sertakan dalam lebih kuat dalam kehidupan sosialnya.
pertandingan. Atlet berasal dari bahasa Yunani
yaitu athlos yang berarti "kontes". Istilah lain atlet
adalah atlilete yaitu orang yang terlatih untuk
diadu kekuatannya agar mencapai prestasi. Atlet
adalah pelaku olahraga yang berprestasi baik
tingkat daerah, nasional maupun internasional.
Dapat dikatakan atlet adalah orang yang
melakukan latihan agar mendapatkan kekuatan Grafik 1. Iceberg Profile
badan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, (Weinberg & Gould, 2007)
keseimbangan, kelenturan dan kekuatan dalam
mempersiapkan diri jauh-jauh sebelum Penelitian lain juga dilakukan beberapa
pertandingan dimulai. Dari beberapa definisi peneliti untuk mengetahui efek dan perbedaan
tersebut makan dapat disimpulkan bahwa atlet olahraga pada atlet dan non atlet. Beberapa
adalah individu yang melakukan olahraga yang peneliti menggunakan variasi dan variabel yang
terprogram, terukur, dan tercatat untuk tujuan berbeda pada setiap penelitian yang dilakukan.
kesempurnaan prestasi. Schurr, Asley, & Joy menemukan bahwa atlet
lebih mandiri, lebih obyektif dalam memandang
Kepribadian Atlet dan Non Atlet dari Jenis sesuatu dan lebih tahan terhadap kecemasan.
Olahraga. Cooper “Athletes more self-confident,
Faktor pembentuk kepribadian adalah gen, competitive, dominant, goal oriented, and social
lingkungan, dan interaksi individu dengan outgoing”. Dalam hal ini Cooper menemukan
lingkungan. Olahraga sebagai salah satu sarana bahwa atlet lebih percaya diri, mau berkeja keras,
untuk membentuk kepribadian suatu individu dominan, mempunyai tujuan yang jelas, dan
mempunyai peranan untuk membantu mudah bersosialisasi dengan lingkungan. Hal ini
kepribadian yang sesuai dengan karakteristik didukung oleh penelitian yang dilakukan Mauricio
olahraga tertentu. Setiap cabang olahraga tentu Gattas (2005) dalam Journal Rev Bras Esporte
mempunyai karakteristik yang berbeda, demikian yang menemukan atlet lebih agresif, lebih bisa
pula tipe kepribadian manusia. Setiap individu mengkontrol emosi, lebih terbuka, lebih
pasti memiliki perbedaan karakteristik pada menghargai diri sendiri dan mau bekerja keras.
cabang olahraga, hal ini ditunjukan oleh Beberapa hasil kajian dan penelitian yang sudah
pemilihan cabang olahraga yang dianggap cocok dilakukan peneliti antara lain:
dengan kepribadian individu tersebut. a. Perbandingan Kepribadian Atlet Putri
Kajian tentang kepribadian atlet dan non Individu, Beregu, dan Non Atlet
atlet telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tidak hanya dilakukan untuk atlet
Pengukuran yang disebut Profile of Mood States pria. Fatameh Jaili (2011) dalam Jurnal Annals of
(POMS). digunakan untuk meneliti perbedaan Biological Research menemukan bahwa atlet
kepribadian antara atlet dan non atlet. Dalam perempuan pada kategori olahraga individu lebih

117
tinggi dalam komitmen, bangga terhadap suatu Rendah.
pencapaian, lebih mempunyai rasa control Katjna T (2004) dalam Journal of Kinesiology
terhadap diri sendiri, memiliki empati, jiwa menemukan bahwa atlet pada jenis olahraga
petualang, dan memiliki dominasi yang kuat yang mempunyai resiko tinggi (downhill,
terhadap lingkungan sekitar daripada non atlet. motorcross, sky jumpers) memiliki tingkat emosi
Fatameh Jaili (2011) juga membandingkan atlet yang lebih stabil, lebih berhati-hati akan apa yang
putri dalam olahraga individual dan olahraga tim, akan dilakukan, lebih bertanggungjawab, dan
hasil yang diperoleh menunjukan bahwa atlet lebih mempunyai aspek openness.
individu lebih bangga atas pencapaiannya, lebih
agresif, dan mempunyai ketegaran mental yang e. Perbandingan Kepribadian Atlet pada Level
tinggi daripada atlet dikategori tim. Kemampuan yang Berbeda.
Alex Krumer (2011) dalam Judgment and
b. Perbandingan Kepribadian Pada Olahraga Decision Making menemukan bahwa atlet yang
Individu dan Tim. lebih tinggi kemampuannya atau skill leves
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh mempunyai self confident, mampu mengurangi
Gasem Ilyasi & Mir Hamid Salehian (2011) dalam kecemasan dengan baik, lebih competitive,
Middle-East Journal of Scientific Research yang mempunyai visi terhadap tujuan dan
membandingkan atlet individu dan atlet kategori pengendalian emosi yang lebih baik daripada
tim mengemukakan bahwa atlet dalam kategori atlet dengan kemampuan yang kurang.
tim lebih mudah cemas, lebih bergantung kepada
orang lain, lebih terbuka, lebih sensitif dan KESIMPULAN
obyektif terhadap lingkungan sekitar daripada Kepribadian merupakan sesuatu yang
atlet pada kategori individual. melekat pada individu yang membuat khas.
Olahraga memiliki peran sebagai sarana
c. Perbandingan Kepribadian Pada Jenis pembentuk kepribadian yang termasuk dalam
pola lingkungan dan pola interaksi individu
Olahraga Kontak Fisik dan Non Kontak
dengan lingkungan. Beberapa peneliti
Fisik.
mengungkapkan kepribadian pada setiap cabang
Sohrabi (2011) dalam Middle-East Journal olahraga berbeda dengan cabang olahraga lain
of Scientific Research membandingkan akan tetapi seorang atlet lebih memiliki beberapa
kepribadian antara atlet dengan jenis kontak fisik kepribadian yang lebih baik daripada non atlet.
dengan non kontak fisik, dari hasil yang diperoleh Hal ini disebabkan olahraga memiliki satu
pada cabang kontak fisik atlet lebih agresif, lebih lingkungan yang menunjang dan dianggap
mudah cemas, lebih percaya diri, lebih dan lebih lingkungan yang ideal bagi perkembangan
enerjik daripada atlet non kontak fisik. Stuart J kepribadian. Slogan vini, vidi, vici yang melekat
(2003) dalam Athletic Insight juga menjelaskan pada olahraga tentu membuat olahraga bisa
bahwa atlet pada cabang olah raga kontak fisik menjadikan sarana untuk menjadikan kualitas
manusia yang baik, ideal secara fisik, psikologis,
lebih sensitif dan lebih semangat daripada non
maupun skill dan mampu berkontribusi untuk
atlet.
kepentingan diri individu sendiri, lingkungan,
maupun kemajuan bangsa dan negara.

d. Perbandingan Kepribadian Pada Jenis


DAFTAR PUSTAKA
Olahraga dengan Resiko Tinggi dan
Alwisol (2005). Psikologi kepribadian. Malang:

118
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan

Universitas Muhammadiyah Malang


Barric, M.R. & Ryan, A.M. (2003) Personality and
work: Reconsidering the role of
personality in organization. San
Fransisco: Jossey-Bass.
Feist, J. & Fesit, G.J. (1998). Theories of
personality. Fourth edition. New York:
McGraw Hill Company.
Gayem, Ilyasi (2011). Comparison of Personality.
Middle East Journal of Scientific
Research, 9 (4): 527 – 530
Jahili, Fatameh. (2011). Comparison of
Personality Dimension Journal of Annals
Biological Research, 2 (6): 554 – 560
Katjna (2004). Personality in High-risk Sport
Athlete. Journal of Kinesiology. 23 – 34
Koeswara, E. (2001). Teori Kepribadian Edisi II.
Bandung: PT Fresco.
Larsen, R.J., Buss, David M. (2002). Personality
Psychology: Domain Of Knowledge
About Human Nature. New York:
McGraw Hill.
Pervin, L.A & John, O.P. (2001). Personality:
Theory and Reasearch. 8 ed. New York:
John Wiley & Sons, Inc.
Sohrabi. (2011). Physcological profile of athletes
in contact and non-contact sports.
Middle-East Journal of Scientific
Research, 9 (5): 638-664.
Stuart, J.M. (2003). Extraversion and neuroticism
in contact athletes, no contact athletes
and non-athletes: a research note.
Athleteic Insight, 19-27.
Trummer, Alex (2011). Why do Professional
Athletes Have Different Time?
Judgement and Decision Making. 542 –
551
Weinberg, R.S., Gould, D. (2007). Foundations of
sports and exercise physicology. Fourth
edition . Michigan: Human Kinetics.

119

Anda mungkin juga menyukai