Setiyawan
PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang
second.setiyawan@gmail.com
Abstrak
Kepribadian merupakan suatu organisasi psikodinamik yang unik dalam proses penyesuaian diri
individu dengan lingkungan. Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian
ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Olahraga sebagai sarana pembentuk kepribadian
juga sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik kepribadian memiliki satu ilmu pendukung yang
dapat digunakan sebagai cara mengetahui kepribadian seseorang. Psikologi olahraga merupakan ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku
sederhana sampai kompleks yang berhubungan dengan olahraga. Salah satu pembentuk kepribadian
yang berasal dari luar adalah faktor lingkungan dan interaksi individu dengan lingkungan. Atlet sebagai
salah satu komponen pelaku olahraga tentu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu yang
kurang berkecimpung dalam lingkungan olahraga (non atlet). Perbedaan ini tentu menjadi menarik ketika
olahraga yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia justru pada akhir-
akhir ini dipertanyakan tentang manfaat dari segi psikologis.
110
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan
olahraga yang dianggap sebagai salah satu cara terhadap kepribadian adalah pengalaman
untuk meningkatkan kualitas manusia justru pada individu sebagai hasil dari budaya tertentu.
akhir-akhir ini dipertanyakan tentang manfaat dari Masing-masing budaya mempunyai aturan dan
segi psikologis. Dalam beberapa kejadian tentu pola sanksi sendiri dari perilaku yang dipelajari,
masih teringat tentang kerusuhan antar pemain ritual dan kepercayaan. Hal ini berarti masing-
dalam satu pertandingan. Olahraga sebenarnya masing anggota dari suatu budaya akan
memiliki tujuan untuk menjadikan manusia yang mempunyai karakteristik kepribadian tertentu
sesungguhnya baik jasmani, rohani, sosial yang umum (Pervin & John, 2001).
maupun psikologi sesuai dengan Undang-undang Faktor lain yaitu faktor kelas sosial
nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem membantu menentukan status individu, peran
Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4. yang individu mainkan, tugas yang diembannya
dan hak istimewa yang dimiliki. Faktor ini
Kepribadian mempengaruhi bagaimana individu melihat
Kepribadian (personality) berasal dari dirinya dan bagaimana mereka mempersepsi
bahasa Yunani persona yang berarti topeng, dan anggota dari kelas sosial lain (Pervin & John,
personare yang artinya menembus. Topeng 2001). Salah satu faktor lingkungan yang paling
dianggap sebagai suatu hal yang melekat pada penting adalah pengaruh keluarga (Pervin &
individu untuk memperkuat karakter, gerak-gerik, John, 2001). Orang tua yang hangat dan
serta apa yang diucapkan. Kepribadian menurut penyayang atau yang kasar dan menolak, akan
Allport (Barrick & Ryan, 2003) “The dynamic mempengaruhi perkembangan kepribadian pada
organization within the individual that determines anak. Menurut Pervin & John (2001), lingkungan
her or his unique adjustments to her or his teman mempunyai pengaruh dalam
environment”. Allport mendefinisikan bahwa perkembangan kepribadian. Pengalaman pada
kepribadian adalah suatu organisasi psikodinamik masa kecil dan remaja dalam suatu kelompok
yang unik dalam proses penyesuaian diri individu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
dengan lingkungan. Secara khusus faktor-faktor kepribadian. Situasi, mempengaruhi dampak
yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.
ada dua yaitu faktor genetik dan faktor Kepribadian seseorang, walaupun pada
lingkungan (Pervin & John, 2001). Faktor genetik umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam
mempunyai peranan penting di dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari
menentukan pribadi khususnya yang terkait situasi yang berlainan memunculkan aspek-
dengan aspek yang unik dari individu (Caspi, aspek yang berlainan dari kepribadian
2000; Rowe, 1999, dalam Pervin & John, 2001). seseorang.
Pendekatan ini beragumen bahwa keturunan Kepribadian dibagi menjadi tiga tingkatan
memainkan suatu bagian yang penting dalam akan tetapi tingkatan ini masih merupakan satu
menentukan kepribadian seseorang. Faktor kesatuan yang utuh. Tingkatan tersebut yaitu:
lingkungan mempunyai pengaruh yang membuat a. Physicological Core.
seseorang sama dengan orang lain karena Tingkatan pertama disebut physicological
berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor core, tahap ini adalah tahapan yang paling
lingkungan terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, mendasar pada suatu individu yang melekat
keluarga, teman sebaya, situasi. Faktor erat dan pada umumnya bersifat konstan.
lingkungan yang mempunyai pengaruh signifikan Tahap ini berisi tentang nilai-nilai tentang diri
111
suatu individu yang sangat mempengaruhi mencegah kemungkinan menghadapi tekanan
sikap dan perilaku individu. dengan tujuan kecemasan dan stress yang
b. Typical Responses. dialami individu dapat dikurangi. Mekanisme
Tahap ini merupakan tahap di mana suatu Pertahanan ego menurut Freud (Koeswara,
individu berusaha memberikan respons 2001), yaitu:
terhadap apa yang ada disekitarnya. 1. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan
c. Role-related Behavior. ego untuk meredakan kecemasan dengan
Merupakan tahapan yang dapat mengubah cara menekan dorongan yang menjadi
kepribadian suatu individu, di mana keadaan penyebab kecemasan tersebut ke dalam
social menuntut adanya penyesuaian diri tidak sadaran.
suatu individu dengan lingkungan sekitarnya. 2. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan
ego yang ditujukan untuk mencegah atau
meredakan kecemasan dengan cara
mengubah dan menyesuaikan dorongan
primitif Id yang menjadi penyebab
kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku
yang bisa diterima dan dihargai lingkungan.
3. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan,
sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan
kecemasan kepada individu lain.
Gambar 1. Skema Struktur Kepribadian 4. Displacement, yaitu pengungkapan
(Weinberg & Gould, 2007) dorongan yang menimbulkan kecemasan
kepada obyek atau individu yang kurang
Paradigma Kepribadian berbahaya dibanding individu semula.
Ada lima pandangan kepribadian, yaitu: 5. Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya
a. Paradigma Psikodinamika individu memutar balikkan kenyataan, dalam
Sigmund Freud memperkenalkan model hal ini kenyataan yang mengancam ego
struktur kepribadian yang meliputi: das es (id), melalui pemikiran yang seakan-akan masuk
das ich (ego), dan das ueber ich (super ego). Id akal.
berisi tentang hal-hal yang instrinctive, berasal 6. Pembentukan reaksi, adalah upaya
dari faktor bawaan dan berfungsi sebagai mengatasi kecemasan karena individu
pertahanan terhadap konstansi. Ego berasal dari memiliki dorongan yang bertentangan
hasil interaksi dengan lingkungan. Ego mencakup dengan norma dengan cara berbuat
aspek psikologis yang mengarahkan individu sebaliknya.
pada suatu realitas. Super ego berasal 7. Regresi, adalah upaya mengatasi
internalisasi nilai dari figur yang berpengaruh, kecemasan dengan bertingkah laku yang
super ego mencakup aspek sosiologis yang tidak sesuai dengan tingkat
berfungsi mengarahkan id dan ego kepada perkembangannya.
perilaku yang lebih bermoral.
Menurut Freud yang sudah dibuktikan oleh b. Paradigma Trait (Sikap)
Erwin Apitzsch mekanisme pertahanan ego (ego Teori trait dimunculkan pertama kalinya
defence mechanism) dapat digunakan untuk oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat
112
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan
dua orang ahli lain yang mengembangkan teori pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait
ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans menyatukan dan mengintegrasikan perilaku
J. Eysenck. Menurut Allport (Weinberg & Gould: seseorang dengan mengakibatkan seseorang
2007) kepribadian dipengaruhi oleh faktor gen melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan
dan lingkungan. ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian yang berbeda.
terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait Teori trait merupakan teori kepribadian
sendiri dijelaskan sebagai bentuk teoritis yang yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu trait
menggambarkan unit/dimensi dasar dari relatif stabil dari waktu ke waktu dan trait
kepribadian. Sedangkan tipe adalah konsisten dari situasi ke situasi.
pengelompokan bermacam-macam trait. Trait merupakan kecenderungan dasar
Pendekatan trait terhadap kepribadian yaitu yang menetap selama kehidupan, namun
berusaha memisahkan sifat dasar individu yang karakteristik tingkah laku dapat berubah karena
mengarahkan perilaku. Pendekatan ini ada proses adaptif adanya perbedaan kekuata,
memusatkan diri pada kepribadian umum dan dan kombinasi dari trait yang ada. Menurut
lebih banyak berkaitan dengan pemerian Weinberg & Gould (2007) ada beberapa dimensi
kepribadian dan prediksi perilaku daripada kepribadian menurut paradigma trait, yaitu:
dengan perkembangan kepribadian. a) Neuroticism, orang yang tinggi dalam
Trait merupakan disposisi untuk dimensi neuroticism cenderung gugup,
berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang sensitif, tegang, dan mudah cemas. Orang
tercermin dalam perilaku seseorang pada yang rendah dalam dimensi ini cenderung
berbagai situasi. Teori sifat ini menekankan tenang dan santai.
aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan b) Ekstroversion (sering disebut surgency).
menetap. Tepatnya teori ini menyatakan bahwa Orang yang tinggi pada dimensi ini
memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola cenderung penuh semangat, antusias,
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan dominan, ramah, dan komunikatif. Orang
cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini yang sebaliknya akan cenderung pemalu,
menyebabkan menusia bertingkah laku relatif tidak percaya diri, submisif, dan pendiam.
tetap dari waktu ke waktu. Allport membedakan c) Openness to Experience (juga sering
antara sifat umum (general trait) dan disebut culture atau intellect).Orang yang
kecenderungan pribadi (personal disposition). tinggi dalam dimensi openness umumnya
Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat terlihat imajinatif, menyenangkan, kreatif,
membandingkan individu satu sama lain. dan artistik. Orang yang rendah dalam
Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai dimensi ini umumnya dangkal,
pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada membosankan atau sederhana.
dalam diri individu. Allport juga mengenalkan d) Agreeableness. Orang yang tinggi pada
istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang dimensi Agreeableness cenderung ramah,
biasanya digunakan oleh orang untuk kooperatif, mudah percaya, dan hangat.
mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya Orang yang rendah pada dimensi ini
sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. cenderung dingin, konfrontatif dan kejam.
Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian e) Conscientiousness (disebut juga lack of
adalah trait yang keberadaannya bersumber impulsivity). Orang yang tinggi pada
113
dimensi conscientiousness umumnya hati- individu. Teori ini dikembangkan oleh Maslow
hati, dapat diandalkan, teratur dan dengan memunculkan konsep yang lebih
bertanggungjawab. Orang yang rendah menakankan pada holistic. Pendekatan teori
pada dimensi conscientiousness atau Maslow memunculkan lima tingkatan kebutuhan
impulsive cenderung ceroboh, berantakan, yang ada pada diri manusia, yaitu: kebutuhan
dan tidak dapat diandalkan. psikologis (kebutuhan dasar seperti lapar, haus,
tidur dan keamanan), cinta (kasih sayang dan
c. Paradigma Situasional afiliasi), penghargaan (prestasi, kekuasaan dan
Paradigma situasional menjelaskan bahwa status), dan aktualisasi diri (refleksi dari
tingkah laku merupakan hasil dari sebuah kepuasan diri).
kebiasaan yang terbentuk dan mampu
diekspresikan individu pada situasi tertentu. C. Pengukuran Kepribadian
Konsep paradigma situasional merujuk pada teori Sifat kepribadian biasa diukur melalui
belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura. angka rata-rata laporan dari (self-report)
Menurut Weinberg & Gould (2007) pendekatan kuesioner kepribadian atau penelusuran
situasional menekankan bahwa social kepribadian seutuhnya (personality inventory,
reinforcement (feedback) berpengaruh terhadap serangkaian instrumen yang menyingkap
perilaku yang diperlihatkan individu pada situasi sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk
tertentu. mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut
ini adalah beberapa diantaranya:
d. Paradigma Interaksional a. Observasi Direct
Weinberg & Gould (2007) menjelaskan Observasi langsung berbeda dengan
pendekatan interaksional merupakan sebuah observasi biasa. Observasi langsung mempunyai
kondisi antara situasi dan sikap yang akan sasaran yang khusus , sedangkan observasi
diambil oleh suatu individu kepada lingkungan biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek.
sekitarnya. Pada paradigma ini kebiasaan Observasi langsung memilih situasi tertentu, yaitu
mempunyai faktor yang besar akan apa yang saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari
akan individu sampaikan sebagai tanggapan ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi
terhadap situasi lingkungan. Pendekatan biasa mungkin tidak merencanakan untuk
interaksional juga menjelaskan bahwa situasi memilih waktu.
bukan satu-satunya cara untuk menjelaskan dan Observasi langsung diadakan dalam
mengetahui kebiasaan individu akan tetapi situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat
kebiasaan individu juga dipengaruhi sikap replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk
individu itu sendiri. bekerja, dan sebagainya. Ada tiga tipe metode
dalam observasi langsung yaitu:
e. Paradigma Fenomenologis 1) Time Sampling Method
The phenomenological approach contends Dalam time sampling method, tiap-tiap
that behavior is best determined by accounting subjek diselidiki pada periode waktu
for both situations and personal characteristic tertentu. Hal yang diobservasi mungkin
(Weinberg & Gould, 2007). Pandangan sekadar muncul tidaknya respons, atau
fenomenologis berpendapat bahwa kebiasaan aspek tertentu.
merupakan gabungan dari situasi dan karakter
114
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan
115
3) Inventori Kepribadian. didiagnosis menderita masalah psikiatrik,
Inventori kepribadian adalah kuesioner tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah
yang mendorong individu untuk melaporkan hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi,
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. dan variabel penting lain.
Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan b) Rorced-Choice Inventories.
menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap Rorced-Choice Inventories atau
orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi
bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan tes yang volunter. Suatu tes dikatakan
bantuan komputer. Menurut Atkinson, investori volunter bila subjek dapat memilih pilihan
kepribadian mungkin dirancang untuk menilai yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua
dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat pilihan itu benar, tidak ada yang salah
kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian (Weinberg & Gould, 2007). Subjek, dalam
secara keseluruhan. Investori kepribadian yang hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan
kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota minatnya, sikapnya, atau pandangan
Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) hidupnya.
Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm- c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-
Wadsworth Temperament Scale (H-W W Temperament Scale).
Temperament Scale). H-W Temperament Scale dikembang-
a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory kan dari teori kepribadian Rosanoff. Menurut
(MMPI) teori ini, kepribadian memiliki enam
MMPI terdiri atas kira-kira 550 komponen, yang lebih banyak bertolak dari
pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, keragaman abnomal, yaitu:
gejala fisik dan psikologis, serta Schizoid Autistik, mempunyai tendensi
pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tak konsisten, berpikirnya lebih
tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, mengarah pada khayalan.
“salah”, atau “tidak dapat mengatakan”. Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi
Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai tak konsisten, dengan angan bahwa
menurut kesesuaiannya dengan jawaban dirinya penting.
yang diberikan oleh orang-orang yang Cycloid Manik, emosinya tidak stabil
memiliki berbagai macam masalah dengan semangat berkobar.
psikologi. MMPI dikembangkan guna Cycloid Depress, emosinya tak stabil
membantu klinis dalam mendiagnosis dengan retardasi dan pesimisme.
gangguan kepribadian. Para perancang tes Hysteroid, ketunaan watak berbatasan
tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi dengan tendensi kriminal.
memberikan ratusn pertanyaan tes untuk Epileptoid, dengan antusiasme dan
mengelompokkan individu. Tiap kelompok aspirasi yang bergerak terus.
diketahui berbeda dari normalnya menurut
kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri
atas individu yang telah dirawat dengan
diagnosis gangguan paranoid. Kelompok
kontrol terdiri atas orang yang belum pernah
116
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan
117
tinggi dalam komitmen, bangga terhadap suatu Rendah.
pencapaian, lebih mempunyai rasa control Katjna T (2004) dalam Journal of Kinesiology
terhadap diri sendiri, memiliki empati, jiwa menemukan bahwa atlet pada jenis olahraga
petualang, dan memiliki dominasi yang kuat yang mempunyai resiko tinggi (downhill,
terhadap lingkungan sekitar daripada non atlet. motorcross, sky jumpers) memiliki tingkat emosi
Fatameh Jaili (2011) juga membandingkan atlet yang lebih stabil, lebih berhati-hati akan apa yang
putri dalam olahraga individual dan olahraga tim, akan dilakukan, lebih bertanggungjawab, dan
hasil yang diperoleh menunjukan bahwa atlet lebih mempunyai aspek openness.
individu lebih bangga atas pencapaiannya, lebih
agresif, dan mempunyai ketegaran mental yang e. Perbandingan Kepribadian Atlet pada Level
tinggi daripada atlet dikategori tim. Kemampuan yang Berbeda.
Alex Krumer (2011) dalam Judgment and
b. Perbandingan Kepribadian Pada Olahraga Decision Making menemukan bahwa atlet yang
Individu dan Tim. lebih tinggi kemampuannya atau skill leves
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh mempunyai self confident, mampu mengurangi
Gasem Ilyasi & Mir Hamid Salehian (2011) dalam kecemasan dengan baik, lebih competitive,
Middle-East Journal of Scientific Research yang mempunyai visi terhadap tujuan dan
membandingkan atlet individu dan atlet kategori pengendalian emosi yang lebih baik daripada
tim mengemukakan bahwa atlet dalam kategori atlet dengan kemampuan yang kurang.
tim lebih mudah cemas, lebih bergantung kepada
orang lain, lebih terbuka, lebih sensitif dan KESIMPULAN
obyektif terhadap lingkungan sekitar daripada Kepribadian merupakan sesuatu yang
atlet pada kategori individual. melekat pada individu yang membuat khas.
Olahraga memiliki peran sebagai sarana
c. Perbandingan Kepribadian Pada Jenis pembentuk kepribadian yang termasuk dalam
pola lingkungan dan pola interaksi individu
Olahraga Kontak Fisik dan Non Kontak
dengan lingkungan. Beberapa peneliti
Fisik.
mengungkapkan kepribadian pada setiap cabang
Sohrabi (2011) dalam Middle-East Journal olahraga berbeda dengan cabang olahraga lain
of Scientific Research membandingkan akan tetapi seorang atlet lebih memiliki beberapa
kepribadian antara atlet dengan jenis kontak fisik kepribadian yang lebih baik daripada non atlet.
dengan non kontak fisik, dari hasil yang diperoleh Hal ini disebabkan olahraga memiliki satu
pada cabang kontak fisik atlet lebih agresif, lebih lingkungan yang menunjang dan dianggap
mudah cemas, lebih percaya diri, lebih dan lebih lingkungan yang ideal bagi perkembangan
enerjik daripada atlet non kontak fisik. Stuart J kepribadian. Slogan vini, vidi, vici yang melekat
(2003) dalam Athletic Insight juga menjelaskan pada olahraga tentu membuat olahraga bisa
bahwa atlet pada cabang olah raga kontak fisik menjadikan sarana untuk menjadikan kualitas
manusia yang baik, ideal secara fisik, psikologis,
lebih sensitif dan lebih semangat daripada non
maupun skill dan mampu berkontribusi untuk
atlet.
kepentingan diri individu sendiri, lingkungan,
maupun kemajuan bangsa dan negara.
118
Kepribadian Atlet dan Non Atlet
Setiyawan
119