Definisi Kepribadian
Istilah “kepribadian” sebenarnya memiliki banyak arti. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan rumusan teori, penelitian, dan pengukuran. Harus
diakui bahwa di antara para psikolog tidak ada kesepakatan tentang arti
dan definisi kepribadian. Boleh dibilang, jumlah makna dan definisinya
sama banyaknya dengan para ahli yang mencoba menafsirkannya.
Faktor lain yaitu faktor kelas sosial membantu menentukan status individu,
peran yang dimainkan individu, tugas yang diembannya dan keistimewaan
yang dimilikinya. Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana individu
melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka memandang anggota
kelas sosial lainnya (Pervin & John, 2001). Salah satu faktor lingkungan
yang paling penting adalah pengaruh keluarga (Pervin & John, 2001). Orang
tua yang hangat dan penyayang atau yang kasar dan menolak, akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian pada anak. Menurut Pervin &
John (2001), lingkungan teman memiliki pengaruh terhadap perkembangan
kepribadian. Pengalaman pada masa kanak-kanak dan remaja dalam suatu
kelompok memiliki pengaruh terhadap perkembangan kepribadian. Situasi,
mempengaruhi dampak hereditas dan lingkungan terhadap kepribadian.
Kepribadian seseorang, meskipun umumnya stabil dan konsisten, berubah
dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang
berbeda menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang
(Robbins, 1998).
Teori Kepribadian
1. Teori Psikodinamik
2. Teori Sifat
Mekanisme belajar sosial dari Hull adalah individu belajar model dan
penguatan sosial, dimana tingkah laku merupakan perpaduan antara
motif-motif yang tidak disadari, fungsi belajar sosial, dan pengaruh
situasi. Contohnya, pelatih yang mengikuti pelatihan/sekolah
pelatihan akan berbeda cara pandang dan berpikirnya dengan pelatih
yang hanya berdasarkan pengalaman saja. Dalam olahragapun
kecemasan seorang olahragawan yang sedang bertanding jauh lebih
kecil dibandingkan dengan olahragawan yang baru pertamakali
bertanding, hal ini disebabkan olahragawan yang sering bertanding
belajar dari pengalamannya sehingga dia dapat mengatasi
kecemasaanya.
Faktor ini merupakan fakta yang berasal dari dalam diri individu dan
diyakini oleh berbagai kalangan memiliki pengaruh terhadap
kepribadian. Anak yang lahir dari orang tua yang merupakan
olahragawan papan atas / yang mengikuti olahraga, akan diwariskan
kepada anaknya dan akan mengikuti kegiatan orang tuanya sebagai
olahragawan. Bakat adalah kumpulan sifat-sifat psikologis yang
cocok untuk olahraga tertentu yang memungkinkan individu yang
memiliki sifat-sifat tersebut untuk mencapai prestasi tertinggi.
Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar individu. Ada
4 faktor yang termasuk faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan
yang mempengaruhi kepribadian seseorang Antara lain Budaya atau
yang lebih di kenal sebagai socio-cultural. Kemudian kelas sosial,
Keluarga, dan teman sebaya.
Studi tentang kepribadian atlet dan non-atlet telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. (Morgan, 1972) melakukan pengukuran yang disebut Profile of
Mood States (POMS). Instrumen ini digunakan untuk menguji perbedaan
kepribadian antara atlet dan non atlet. Dalam perbandingan ini (Morgan,
1972) ditemukan perbedaan kepribadian antara atlet dan non atlet.
Penelitian (Morgan, 1972) menunjukkan bahwa atlet lebih tahan terhadap
stres, depresi, kelelahan, dan lebih kuat dalam kehidupan sosial mereka.
Penelitian tidak hanya dilakukan pada atlet pria. Fatameh Jaili dalam
Annals of Biological Research menemukan bahwa atlet putri pada kategori
olahraga individu memiliki komitmen yang lebih tinggi, bangga akan suatu
prestasi, lebih dapat mengontrol diri, memiliki empati, memiliki jiwa
petualang, dan memiliki dominasi yang kuat terhadap lingkungan sekitar.
daripada non-pesaing. atlet (Jaili, 2011). Fatameh Jaili juga
membandingkan atlet putri pada cabang olahraga individu dan olahraga
beregu, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa atlet individu lebih
bangga dengan prestasinya, lebih agresif, dan memiliki ketangguhan mental
yang tinggi dibandingkan dengan atlet pada kategori beregu.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Gayem Ilyasi & Mir Hamid
Salehian (Gayem Ilyasi, 2011) dalam Middle-East Journal of Scientific
Research yang membandingkan atlet individu dan atlet kategori tim,
ditemukan bahwa atlet dalam kategori tim lebih cemas, lebih tergantung.
pada yang lain, lebih terbuka, lebih peka dan objektif terhadap lingkungan
sekitar dibandingkan atlet pada kategori individu.
DAFTAR PUSTAKA