Anda di halaman 1dari 3

3.

Standar pelayanan Antenatal Care

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, berdasarkan ketentuan Pedoman Pelayanan


Antenatal Terpadu Kemenkes RI (2010) tenaga kesehatan harus memberikan pelaynan yang
berkualitas sesuai standar yang terdiri dari:

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi badan <145cm, maka faktor resiko
panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat
badan setiap kali periksa, Sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.
b. Pengkukuran tekanan darah (tensi)
Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan
140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan dara tinggi) dalam kehamilan.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (Ibu habil
KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBI.R).
d. Pengukuran tinggi rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan.
e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda
gawat janin, segera rujuk.
f. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Petugas selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai
anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi.
g. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minimum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
mual.
h. Tes laboratorium
a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan.
b) Tes hemogoblin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
c) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV, Sifilis dan
lain-lain.
i. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegah
kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi
baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Bencana dan imuninasi pada bayi. Penjelasan ini
diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.
j. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil ikuti kelas ibu hamil dan kelas
ibu balita.

4. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Dewi dan Sunarsih (2011) menjabarkan tentang 4 kali kunjungan dalam pelayanan
Antenatal sebagai berikut:

a. Kunjungan Pertama (KI)


Kunjungan pertama (KI) adalah kunjungan dilakukan sedini mungkin pada kehamilan
trimester pertama yaitu sebelum minggu ke-14 dengan tujuan sebagai berikut:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
2) Mencegah masalah misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan traisional yang
berbahaya
3) Perencanaan persalinan
4) Membangun saling percaya
5) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi.
6) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan
sebagainya).
Standar pelayanan dalam kunjungan pertama meliputi pemeriksaan keadaan umum,
suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, lingkar lengan atas, skrining imunisasi Tetanus
Toxoid. Pemberian tablet Fe, pemeriksaan Hb, pemeriksaan golongan darah,
pemeriksaan laboratorium lainnya atas indikasi serta KIE Efektif (Kemenkes RI, 2014).
b. Kunjungan Kedua (K2)
Kunjungan kedua (K2) adalah kunjungan yang dilakukan pada usia kehamilan antara
minggu ke 14-28. Tujuan kunjungan ini sama seperti kunjungan pertama, ditambah
dengan kewaspadaan khusus mengenai hipertensi kehamilan dengan mendeteksi gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evakulasi edema, dan proteinuria. Standar pelayanan
meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi
fundus uteri, presentasi janin, denyut jantung janin, imunisasi Tetanus Toxoid, peberian
tablet Fe serta pantauan tekanan darah untuk pengkajian adanya edema dan periksa
urine untuk protein (Kemenkes RI, 2010).
c. Kunjungan Ketiga (K3)
Kunjungan ketiga (K3) adalah kunjungan minimal 3 kali pada sekitar minggu ke 28-36
dengan tujuan sama seperti pada kunjungan kedua yang ditambah dengan deteksi
kejadian kehamilan ganda. Standar pelayanan meliputi pemeriksaan keadaan umum,
suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, denyut
jantung janin, pemberian tablet Fe serta KIE Efectif (Kemenkes RI, 2010).
d. Kunjungan Keempat (K4)
Kunjungan keempat adalah minimal dilakukan 4 kali kunjungan pada usia kehamilan
antara minggu ke 36-38. Tujuan dilakukannya K4 sama seperti kunjungan ketiga
ditambah deteksi dini resiko kelainan letak atau kondisi yang memerlukan kelahiran di
Rumah Sakit. Standar pelayanan yang yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan
umum, berat badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, presentasi janin, hitung denyut
jantung janin, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan kadar
Hb kembali serta pelaksanaan KJE Efektif (Kemenkes RI, 2010).

Anda mungkin juga menyukai