Anda di halaman 1dari 14

PLANO MADANI

VOLUME 9 NOMOR 1 APRIL 2020, 15-28


© 2020 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973

PERENCANAAN KOORDINASI SIMPANG UNTUK MENANGANI


KEMACETAN LALU LINTAS PADA
JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA BALIKPAPAN

Ariesa Ertamy
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Kalimantan
Email: 08151004@itk.ac.id

Diterima (received): 16 Juli 2019 Disetujui (accepted): 03 September 2019

ABSTRAK

Permasalahan kemacetan pada simpang Jalan Jendral Sudirman khususnya simpang tiga
Markoni, simpang tiga Le Grendeur, dan simpang tiga Beruang Madu, mengakibatkan
konflik, tundaan, serta antrian akibat bertemunya arus lalu lintas antara lengan-lengan
disimpangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan koordinasi simpang
untuk menangani kemacetan lalu lintas pada Jalan Jendral Sudirman, Kota Balikpapan.
Metode yang dilakukan adalah mengevaluasi kinerja simpang pada empat simpang
bersinyal di Jalan Jendral Sudirman. Lalu, penanganan kemacetan lalu lintas simpang
dilakukan dengan merencanakan waktu siklus baru dengan memperhatikan teori
koordinasi. Dari hasil analisis kinerja simpang, diketahui bahwa Simpang Tiga Markoni,
Simpang Tiga Le Grendeur, dan Simpang Tiga Beruang memiliki nilai derajat kejenuhan
≥ 0.5 dan nilai tundaan simpang rata-rata ≥ 60 det/smp yang menunjukan bahwa
simpang-simpang di Jalan Jendral Sudirman mengalami kejenuhan sehingga arus pada
simpang tidak stabil atau simpang mengalami kemacetan. Dari hasil analisis koordinasi
simpang, diketahui bahwa simpang pada Jalan Jendral Sudirman belum terkoordinasi,
dan yang memenuhi syarat koordinasi simpang adalah simpang tiga Markoni, simpang
tiga Le Grendeur, dan simpang tiga Beruang. Dari hasil perencanaan waktu siklus
simpang, waktu siklus terpanjang yang akan digunakan adalah 140 detik. Sehingga
waktu hijau masing-masing lengan pada simpang tiga Markoni yaitu; utara 30 detik,
selatan 55 detik, dan barat 40 detik. Waktu hijau masing-masing lengan pada simpang
tiga Le Grendeur yaitu; Utara 65 detik, Selatan 35 detik, dan Timur 25 detik. Waktu
hijau masing-masing lengan pada simpang tiga Beruang Madu yaitu; utara 45 detik,
selatan 46 detik, dan timur 34 detik.

Kata kunci: koordinasi simpang, tundaan, waktu siklus

A. PENDAHULUAN
Komposisi jenis kendaraan di Kota Balikpapan pada Tahun 2018 adalah
79% sepeda motor, 10% mobil penumpang, 10% mobil barang, dan 0.2%
angkutan kota (angkot) (Ditlantas Polda Kaltim, 2018). Laju pertumbuhan
kendaraan di Kota Balikpapan cukup tinggi, khususnya kendaraan roda dua yaitu
sebanyak 2500 unit/tahun, sedangkan kendaraan roda empat sebayak 500
unit/tahun. Peningkatan jumlah kendaraan telah terjadi dalam lima tahun terakhir
(Satlantas Kota Balikpapan, 2018). Sehingga menjadi salah satu penyebab
terjadinya kemacetan di Kota Balikpapan.
Permasalahan kemacetan terjadi pula terhadap simpangan yang ada pada
jalan Jendral Sudirman, seperti pada simpang tiga Markoni, simpang tiga Le

Available online : http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Grendeur, dan simpang tiga Beruang Madu (Ramadhani, 2018). Dengan adanya
permasalahan kemacetan pada simpangan di Jalan Jendral Sudirman, maka akan
mengakibatkan konflik, tundaan, serta antrian akibat bertemunya arus lalu lintas
antara lengan-lengan disimpangan tersebut (MKJI, 1997). Sehingga, penanganan
kemacetan pada simpang Jalan Jendral Sudirman dapat dilakukan dengan
mengkoordinasikan sinyal lampu lalu-lintas pada tiap-tiap simpang di jalan
tersebut. Perlakuan ini dilakukan dengan mengutamakan jalur utama yang
bervolume lebih besar sehingga dapat menghindari tundaan akibat lampu merah
agar kelambatan dan antrian panjang dapat diminimalisir (Kirono et.al, 2018).
Dengan mengkoordinasikan simpang pada Jalan Jendral Sudirman, maka
kendaraan yang lepas dari satu simpang diupayakan tidak mendapati sinyal merah
pada simpang berikutnya, melainkan terus-menerus mendapati sinyal hijau,
sehingga mengurangi antrian pada simpang karena dapat terus berjalan dengan
kecepatan normal (Cahyaningrum, 2013). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan
perencanaan koordinasi simpang untuk mengangani kemacetan di Jalan Jendral
Sudirman, Kota Balikpapan.

B. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak pada Jalan Jendral Sudirman sepanjang ± 1335
meter. Yang dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan tingkat pelayanan jalan
kelas F dan di pisahkan 4 simpang bersinyal, yaitu; simpang tiga, simpang tiga
Markoni, simpang tiga Le Grendeur, dan simpang tiga Beruang Madu. Peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Simpang Tiga Le Grendeur

Simpang Tiga Markoni

Simpang Tiga Beruang Madu

Gambar 1. Lokasi penelitian

16 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

2. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kendaraan pada Jendral Sudirman.
Sedangkan, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kendaraan berat (HV),
kendaraan ringan (LV), kendaraan bermotor (MC), dan kendaraan lambat/tidak
bermotor (UM) yang melalui ruas jalan pada tiap lengan simpang pada; simpang
tiga Markoni, simpang tiga Le Grendeur, dan simpang tiga Beruang Madu di
Jalan Jendral Sudirman pada hari kerja dan hari libur.
3. Metode Analisis Data
a. Kinerja Simpang Bersinyal
- Arus Jenuh
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), nilai arus jenuh
suatu persimpangan bersinyal dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(1)

Keterangan:
S = Arus jenuh (smp/waktu hijau efektif)
S0 = Arus jenuh dasar (smp/waktu hijau efektif)
FCS = Faktor koreksi arus jenuh akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
FSF = Faktor koreksi arus jenuh akibat adanya gangguan samping
FG = Faktor koreksi arus jenuh akibat kelandaian jalan
FP = Faktor koreksi arus jenuh akibat adanya kegiatan perparkiran
dekat lengan persimpangan
FLT = Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kiri
FRT = Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kanan

- Derajat Kejenuhan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), derajat kejenuhan
diperoleh dari;

(3)

Keterangan:
DS = Derajat kejenuhan (Degree of saturation)
Q = Volume lalu lintas jalan (smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)

- Panjang Antrian
Panjang antrian adalah banyaknya kendaraan yang berada pada
simpang tiap jalur saat nyala lampu merah Panjang antrian, dihitung dengan:

(4)

Keterangan;
QL = Panjang antrian

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 17


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

NQmax = Jumlah antrian maksimum


Wmasuk = Lebar masuk

- Tundaan
Menurut MKJI, tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua
hal, yaitu:
1. Tundaan lalu lintas (DT) karena interaksi lalu lintas dengan gerakan
lainnya pada suatu simpang.
2. Tundaan geometri (DG) karena perlambatan dan percepatan saat
membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti karena lampu merah.
Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j merupakan jumlah tundaan
lalu lintas rata-rata (DTj) dengan tundaan geometrik rata-rata (DGj) dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut:

(5)

Keterangan;
Dj = Tundaan rata-rata untuk pendekat j (detik/smp)
DTj = Tundaan lalu lintas rata-rata untuk pendekat j (detik/smp)
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (detik/smp)
Berdasarkan pada (MKJI, 1997) tundaan lalu lintas rata-rata (DT) pada
suatu pendekat j dapat ditentukan dengan rumus berikut:

(6)

Keterangan;
DT = Tundaan lalu lintas rata-rata (det/smp)
c = Waktu siklus yang disesuaikan (det)
GR = Rasio hijau (g/c)
DS = Derajat kejenuhan
NQ1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya
C = Kapasitas (smp/jam)
Tundaan geometri rata-rata (DG) pada suatu pendekat dapat
diperkirakan dengan persamaan sebagai berikut:

(7)

Keterangan;
DGj = Tundaan geometri rata-rata pada pendekat j (det/smp)
psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat
pT = Rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat

b. Koordinasi Simpang
Untuk mengkoordinasikan beberapa sinyal, diperlukan beberapa syarat yang
harus dipenuhi yaitu, jarak antar simpang yang dikoordinasikan tidak lebih dari
800 meter, semua sinyal harus mempunyai panjang waktu siklus (cycle time) yang

18 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

sama, digunakan pada jaringan jalan utama (arteri, kolektor) dan juga dapat
digunakan untuk jaringan jalan yang berbentuk grid, dan terdapat sekelompok
kendaraan (platoon) sebagai akibat lampu lalu lintas di bagian hulu (Mc Shane
dan Roess, 1990).
Untuk mendapatkan cycle time baru, akan dilakukan perencanaan waktu hijau
pada masing-masing simpang di Jalan Jendral Sudirman dengan tahapan; (1)
Menganalisis kondisi koordinasi simpang pada kondisi eksisting, dengan
memperhatikan syarat-syarat dari terkoordinasinya simpang; (2) Merencanakan
pengkoordinasian simpang dengan mengambil waktu siklus terpanjang pada
simpang di Jalan Jendral Sudirman, dengan pertimbangan kecepatan rata-rata
kendaraan dan waktu tempuh antar simpang; dan (3) Menentukan waktu hijau
simpang berdasarkan trial and error atau melakukan percobaan berulang kali
dengan memasukkan waktu hijau pada tiap lengan simpang yang akan di
koordinasikan hingga mendapatkan kinerja simpang yang lebih baik, dengan
pertimbangan yang dilihat dari nilai perhitungan derajat kejenuhan, panjang
antrian dan tundaan (delay).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Kinerja Simpang
a. Simpang tiga Markoni
Detail ukuran geometrik, arus lalu lintas dan waktu siklus simpang dapat
dilihat pada:

Tabel 1. Kondisi geometrik dan kondisi lingkungan simpang


Pendekat Arah Pendekat Arah Pendekat Arah
No Kondisi Geometrik
Markoni (U) Gn Malang (B) Pasar Baru (S)
1 Jumlah jalur/arah 6/2 UD 4/2 D 6/2 UD
2 Lebar jalur jalan 22 m 10 m 22 m
3 Arah pergerakan STOR, RT RT, LTOR LTOR, ST
4 Median jalan Ada Tidak Ada Ada
5 Tipe Lingkungan Komersial Komersial Komersial
6 Kelandaian - - -
7 Lebar Pendekat (Wa) 11 m 6m 11 m
8 Lebar Masuk 8m 3m 8m
9 Belok kiri langsung 3m 3m 3m
10 Lebar keluar (We) 6m 11 m 11 m
Sumber: hasil analisis, 2019

Gambar 2. Geometrik jalan pada simpang Tiga Markoni

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 19


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Diketahui bahwa, pendekat utara (Markoni) memiliki arah pergerakan


lurus langsung (STOR) dan belok kanan (RT), pendekat barat (Gn Malang)
memiliki arah pergerakan belok kanan (RT) dan belok kiri langsung (LTOR),
serta pendekat selatan (Pasar Baru) memiliki arah pergerakan belok kiri
langsung (LTOR) dan lurus (ST). Berikut ini merupakan tabel waktu dalam
detik untuk setiap lampu pada tiap-tiap pendekat di simpang tiga Markoni;

Tabel 2. Sinyal lampu pada simpang tiga Markoni


Warna Lampu LTI
Merah Waktu
Merah Kuning Hijau Σ(semua
Posisi Lampu Semua Siklus
(detik) (detik) (detik) merah +
(detik) (detik)
kuning)
Markoni 53 2 16 5 79 21
Gn Malang 51 2 18 5
Pasar Baru 45 2 24 5
Sumber: hasil analisis, 2019

Setelah melakukan traffic counting pada jam sibuk di pagi, siang, dan
sore di hari kerja dan hari libur, didapatkan jam puncak simpang tiga
Markoni terjadi pada jam 13.30 – 14.30 siang di hari kerja dan 07.00 – 08.00
pagi di hari libur. Selanjutnya hasil perhitungan kinerja simpang tiga
Markoni pada hari kerja dan hari libur dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 3. Kinerja simpang tiga markoni hari kerja


Hari Kerja
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.349 20 31.49 D
U-STOR 0.455 48 14.82 B
34.02 D
B 0.773 67 44.26 E
S 0.974 133 62.17 F
Sumber: hasil analisis, 2019

Tabel 4. Kinerja simpang tiga Markoni hari libur


Hari Libur
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.456 25 32.09 D
U-STOR 0.486 53 15.12 C
126.96 F
B 0.581 67 19.22 C
S 1.157 485 326.6 F
Sumber: hasil analisis, 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 7.dan tabel 8. Dapat dilihat bahwa
simpang tiga Markoni memiliki tingkat pelayanan D pada hari kerja dimana
arus pada simpang mulai tidak stabil, sedangkan tingkat pelayanan F pada
hari libur dapat dikatakan arus pada simpang terhambat/macet, hingga terjadi
antrian.

20 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

b. Simpang tiga Le Grendeur


Detail ukuran geometrik, arus lalu lintas dan waktu siklus simpang dapat
dilihat pada table dibawah ini;

Tabel 5. Kondisi geometrik dan kondisi lingkungan simpang


Pendekat Arah Pendekat Arah Le Pendekat Arah
No Kondisi Geometrik
BP (U) Grendeur (T) Markoni (S)
1 Jumlah jalur/arah 4/2 UD 1/2 UD 4/2 UD
2 Lebar jalur jalan 16 m 14 m 16 m
3 Arah pergerakan LT, ST RT, LT STOR, RT
4 Median jalan Ada Ada Ada
5 Tipe Lingkungan Komersial Komersial Komersial
6 Kelandaian - - -
7 Lebar Pendekat (Wa) 8m 7m 8m
8 Lebar Masuk 8m 7m 4m
9 Belok kiri langsung - - 4m
10 Lebar keluar (We) 15 m 16 m 7m
Sumber: hasil analisis, 2019

Gambar 3. Geometrik jalan pada simpang Tiga Le Grendeur

Diketahui bahwa, pendekat utara (Balikpapan Permai) memiliki arah


pergerakan lurus (ST) dan belok kiri (LT), pendekat barat (Le Grendeur) memiliki
arah pergerakan belok kanan (RT) dan belok kiri langsung (LT), serta pendekat
selatan (Markoni) memiliki arah pergerakan belok kanan (RT) dan lurus langsung
(STOR). Berikut ini merupakan tabel waktu dalam detik untuk setiap lampu pada
tiap-tiap pendekat di simpang tiga Le Grendeur.
Tabel 6. Sinyal lampu pada simpang Tiga Le Grendeur
Warna Lampu LTI
Waktu
Merah Kuning Hijau Merah semua Σ(semua
Posisi Lampu Siklus
(detik) (detik) (detik) (detik) merah +
(detik)
kuning)
BP 51 2 67 5
Le Grendeur 101 2 19 5 128 21
Markoni 97 2 21 5
Sumber: hasil analisis, 2019
Setelah melakukan traffic counting pada jam sibuk di pagi, siang, dan sore di
hari kerja dan hari libur, didapatkan jam puncak simpang tiga Le Grendeur terjadi

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 21


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

pada jam 14.00 – 15.00 siang di hari kerja dan 13.00 – 14.00 siang di hari libur.
Selanjutnya hasil perhitungan kinerja simpang tiga Le Grendeur pada hari kerja
dan hari libur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Kinerja simpang tiga Le Grendeur hari kerja


Hari Kerja
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.751 165 28.53 D
T 0.604 40 57.18 E
116.30 F
S-RT 0.522 40 53.72 E
S-STOR 1.101 1060 224.8 F
Sumber: hasil analisis, 2019
Tabel 8. Kinerja simpang tiga Le Grendeur hari libur
Hari Libur
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.558 103 23.29 C
T 0.566 37 56.06 E
178.37 F
S-RT 1.500 760 983.5 F
S-STOR 0.904 295 29.71 D
Sumber: hasil analisis, 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 11.dan tabel 12. Dapat dilihat bahwa
simpang tiga Le Grendeur memiliki tingkat pelayanan F atau dapat dikatakan arus
pada simpang ini terhambat/macet, hingga terjadi antrian.

c. Simpang tiga Beruang Madu


Detail ukuran geometrik, arus lalu lintas dan waktu siklus simpang dapat
dilihat pada table 9.
Tabel 9. Kondisi geometrik dan kondisi lingkungan simpang
Pendekat Arah Pendekat Arah Pendekat Arah BP
No Kondisi Geometrik
DAM (U) BSB (T) (S)
1 Jumlah jalur/arah 4/2 UD 4/2 UD 4/2 UD
2 Lebar jalur jalan 14 m 15 m 16 m
3 Arah pergerakan LTOR, ST RT, LTOR STOR, RT
4 Median jalan Ada Ada Ada
5 Tipe Lingkungan Komersial Komersial Komersial
6 Kelandaian - - -
7 Lebar Pendekat 10,5 m 8m 8m
8 Lebar Masuk (Wa) 8m 4m 4m
9 Belok kiri langsung 2,5 m 4m 4m
10 Lebar keluar (We) 8m 8m 8m
Sumber: hasil analisis, 2019

22 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Gambar 4. Geometrik jalan pada simpang tiga Beruang Madu

Diketahui bahwa, pendekat utara (DAM) memiliki arah pergerakan lurus


(ST) dan belok kiri langsung (LTOR), pendekat barat (BSB) memiliki arah
pergerakan belok kanan (RT) dan belok kiri langsung (LTOR), serta pendekat
selatan (Balikpapan Permai) memiliki arah pergerakan belok kanan (RT) dan
lurus langsung (STOR). Berikut ini merupakan tabel waktu dalam detik untuk
setiap lampu pada tiap-tiap pendekat di simpang tiga Beruang Madu;
Tabel 10. Sinyal lampu pada simpang tiga Beruang Madu
Warna Lampu LTI
Merah Waktu
Posisi Σ(semua
Merah Kuning Hijau semua Siklus
Lampu merah +
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
kuning)
DAM 80 2 46 5
BSB 100 2 26 5 140 21
BP 79 2 47 5
Sumber: hasil analisis, 2019

Setelah melakukan traffic counting pada jam sibuk di pagi, siang, dan sore
di hari kerja dan hari libur, didapatkan jam puncak simpang tiga Beruang Madu
terjadi pada jam 17.00 – 18.00 sore di hari kerja dan 13.15 – 14.15 siang di hari
libur. Selanjutnya hasil perhitungan kinerja simpang tiga Beruang Madu pada hari
kerja dan hari libur dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 11. Kinerja simpang tiga Beruang Madu hari kerja


Hari Kerja
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.751 165 28.53 D
T 0.604 40 57.18 E
116.30 F
S-RT 0.522 40 53.72 E
S-STOR 1.101 1060 224.8 F
Sumber: hasil analisis, 2019

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 23


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Tabel 12. Kinerja simpang Tiga Beruang Madu hari libur


Hari Libur
Delay
Pendekat Tingkat Rata- Tingkat
DS QL Delay
Pelayanan Rata Pelayanan
Simpang
U 0.558 103 23.29 C
T 0.566 37 56.06 E
178.37 F
S-RT 1.500 760 983.5 F
S-STOR 0.904 295 29.71 D
Sumber: hasil analisis, 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 15.dan tabel 16. Dapat dilihat bahwa
simpang tiga Beruang Madu memiliki tingkat pelayanan F atau dapat dikatakan
arus pada simpang ini terhambat/macet, hingga terjadi antrian.
2. Koordinasi Simpang
Diketahui bahwa terdapat beberapa syarat untuk mengkoordinasikan sinyal
simpang, salah satunya adalah jarak antar simpang yang dikoordinasikan tidak
lebih dari 800 meter. Simpang Markoni – Le Grendeur jarak 635 meter dan Le
Grendeur – Beruang Madu jarak 700 meter. Simpang Markoni – Le Grendeur dan
Le Grendeur – Beruang Madu memenuhi syarat berdasarkan jarak antar simpang.
Selain itu, syarat bahwa beberapa simpang terkoordinasi adalah waktu siklus yang
sama pada semua simpang tersebut. Dari data sinyal kondisi eksisting didapat
waktu siklus untuk simpang tiga Markoni sebesar 79 detik, simpang tiga Le
Grendeur sebesar 128 detik dan 140 detik untuk simpang tiga Beruang Madu.
Dari data ini, jelas ruas tersebut tidak memenuhi syarat telah terkoordinasi karena
memiliki waktu siklus yang berbeda-beda.

Tabel 13. Perencanaan waktu koordinasi siklus simpang


Waktu Eksisting Waktu Perencanaan
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Simpang Pendekat
Siklus Kuning All Red Hijau Siklus Kuning All Red Hijau
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
U 16 30
Markoni B 79 2 5 18 140 3 2 40
S 24 55
U 67 65
Le
T 128 2 5 19 140 3 2 25
Grendeur
S 21 35
U 46 45
Beruang
T 140 2 5 26 140 3 2 34
Madu
S 47 46
Sumber: hasil analisis, 2019

Pada kondisi eksisiting waktu siklus untuk simpang tiga Markoni sebesar 79
detik, simpang tiga Le Grendeur sebesar 128 detik dan 140 detik untuk simpang
tiga Beruang Madu. Sehingga, perencanaan pengkoordinasian waktu siklus
simpang akan menggunakan waktu siklus terpanjang pada ketiga simpang, yaitu
140 detik. Pemilihan waktu siklus ini berdasarkan pertimbangan dari kecepatan
rata-rata kendaraan dan waktu tempuh antar simpang di Jalan Jendral Sudirman.
Dalam melakukan perencanaan ini dilakukan dengan trial and error waktu hijau
pada ketiga simpang untuk mendapatkan kinerja simpang yang lebih baik, dengan

24 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

pertimbangan yang dilihat dari nilai perhitungan derajat kejenuhan, panjang


antrian dan tundaan (delay) dengan waktu siklus perencanaan 140 detik. Dari
gambar 5, dapat terlihat bahwa antar simpang telah terkoordinasi dan memiliki
waktu siklus simpang yang sama.

Gambar 5. Diagram platoon perencanaan waktu koordinasi


Sumber: hasil analisis, 2019

Selanjutnya, dengan menggunakan waktu hijau dan waktu siklus perencanaan


akan dilakukan perhitungan kembali kinerja ketiga simpang untuk melihat apakah
dengan waktu perencanaan tersebut dapat menurunkan nilai perhitungan derajat
kejenuhan, panjang antrian dan tundaan (delay) di simpang tiga Markoni, simpang
tiga Le Grendeur, dan simpang tiga Beruang. Perhitungan kinerja simpang
perencanaan ini dengan menggunakan data kinerja simpang eksisting pada hari
kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 14. Perbandingan kinerja simpang Tiga Markoni kondisi eksisting dengan
hasil perencanaan
Eksisting Trial and Error
Pendekat Green Green
DS QL Delay DS QL Delay
Time Time
U 0.349 20 31.49 0.330 35 50.98
16 30
U-STOR 0.455 48 14.82 0.379 68 15.87
B 18 1.076 247 227.6 40 0.858 147 70.96
S 24 0.974 133 62.17 55 0.753 150 42.28
Sumber: hasil analisis, 2019

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai derajat
kejenuhan, panjang antrian dan tundaan (delay), khususnya pada arus-arus utama
Jalan Jendral Sudirman yaitu arah arus Utara (Markoni) dan Selatan (Pasar Baru).
Namun, tingkat pelayanan simpang masih kelas F.
Tabel 15. Perbandingan kinerja simpang Tiga Le Grendeur kondisi eksisting
dengan hasil perencanaan
Eksisting Trial and Error
Pendekat Green Green
DS QL Delay DS QL Delay
Time Time
U 67 0.751 165 28.53 80 0.847 205 40.54
T 19 0.604 40 57.18 10 0.502 40 56.28

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 25


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

S-RT 0.522 40 53.72 0.343 40 47.57


21 35
S-STOR 1.101 1060 224.8 1.060 880 154.5
Sumber: hasil analisis, 2019

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai derajat
kejenuhan, panjang antrian dan tundaan (delay), khususnya pada arus-arus utama
Jalan Jendral Sudirman yaitu arah arus Utara (Balikpapan Permai) dan Selatan
(Markoni). Namun, tingkat pelayanan simpang masih kelas F.
Tabel 16. Perbandingan kinerja simpang Tiga Beruang Madu kondisi eksisting
dengan hasil perencanaan
Eksisting Trial and Error
Pendekat Green Green
DS QL Delay DS QL Delay
Time Time
U 46 0.483 73 40.95 45 0.494 73 41.77
T 26 1.607 1040 1178.4 34 1.229 615 494.7
S-RT 1.295 1040 602.8 1.323 1095 653.7
47 46
S-STOR 0.642 145 16.93 0.656 150 18.4
Sumber: hasil analisis, 2019

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai derajat
kejenuhan, panjang antrian dan tundaan (delay), khususnya pada arus-arus utama
Jalan Jendral Sudirman yaitu arah arus Utara (DAM) dan Selatan (Balikpapan
Permai). Namun, tingkat pelayanan simpang masih kelas F. Setelah dilakukan
analisis terkait koordinasi simpang pada simpang tiga Markoni, simpang tiga Le
Grendeur, dan simpang tiga Beruang Madu terlihat bahwa tidak terjadi penurunan
yang signifikan pada nilai derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan pada
simpang-simpang tersebut, sehingga tingkat pelayanan simpang masih di kelas F.
Dimana seharusnya simpang di Jalan Jendral Sudirman memiliki tingkat
pelayanan kelas B dengan nilai derajat kejenuhan ≤ 0.5 dan nilai tundaan ≤ 15.0.
Oleh karena itu, untuk meminimalkan tingkat pelayanan, serta menurunkan nilai
derajat kejenuhan, panjang antrian dan tundaan yang dapat dilakukan dengan cara:
a. Peningkatan kapasitas jalan pada tiap lengan simpang yang memiliki kelas
jalan arteri primer. Dengan menyesuaikan lebar jalan arteri primer yaitu
paling sedikit 11 meter.
- Simpang Le Grendeur; lengan Markoni dan Balikpapan Permai pada
kondisi eksisting memiliki lebar jalan 8.7 meter, dimana berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan lebar jalan
tersebut tidak sesuai dengan lebar jalan arteri primer. Sehingga perlu
dilakukan pelebaran jalan ± 3.0 meter. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Perencanaan lebar jalan pada simpang Le Grendeur
Lebar Eksisting Lebar Perencanaan
Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
Simpang Lengan
Pendekat Masuk LTOR Pendekat Masuk LTOR
(meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter)
BP 8 8 - 11 11 -
Le
Le Grendeur 7 7 - 7 7 -
Grendeur
Markoni 8 4 4 11 8 3
Sumber: hasil analisis, 2019

26 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Apabila di simulasikan dengan memasukan lebar jalan perencanaan


seperti pada tabel di atas, maka akan menurunkan tundaan simpang Le
Grendeur sebesar 72% dan tingkat pelayanan simpang turun menjadi
kelas D. Simpang Beruang Madu; lengan Balikpapan Permai dan BSB
pada kondisi eksisting memiliki lebar jalan 8.7 meter, dimana
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
Jalan lebar jalan tersebut tidak sesuai dengan lebar jalan arteri primer.
Sehingga perlu dilakukan pelebaran jalan ± 3.0 meter. Apabila di
simulasikan dengan memasukan lebar jalan perencanaan seperti pada
tabel di atas, maka akan menurunkan tundaan simpang Beruang Madu
sebesar 87% dan tingkat pelayanan simpang turun menjadi kelas D.

Tabel 18. Perencanaan lebar jalan pada simpang Beruang Madu


Lebar Eksisting Lebar Perencanaan
Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
Simpang Lengan
Pendekat Masuk LTOR Pendekat Masuk LTOR
(meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter)
DAM 10.5 8 2.5 11.5 8 2.5
Beruang
BSB 8 4 4 11 8 3
Madu
BP 8 4 4 11 8 3
Sumber: hasil analisis, 2019

b. Dengan melihat dari banyaknya arus kendaraan LV dan MC yang


melewati simpang di Jalan Jendral Sudirman khususnya pada jam-jam
sibuk (peak hour), maka dapat dilakukan peralihan penggunaan kendaraan
pribadi menjadi penggunaan angkutan umum atau transportasi masal.

D. KESIMPULAN
Kinerja simpang tiga Markoni memiliki derajat kejenuhan ≥ 0.5 dan tundaan
simpang 126.96 det/smp tingkat pelayanan F. Simpang tiga Le Grendeur memiliki
derajat kejenuhan ≥ 0.5 dan tundaan simpang 178.37 det/smp tingkat pelayanan F.
Simpang tiga Beruang Madu memiliki derajat kejenuhan ≥ 0.5 dan tundaan
simpang 300.68 det/smp tingkat pelayanan F. Perencanaan waktu koordinasi
simpang menggunakan waktu siklus simpang eksisting terpanjang yaitu 140 detik.
Sehingga waktu hijau masing-masing lengan pada simpang tiga Markoni yaitu;
Utara (Markoni) 30 detik, Selatan (Pasar Baru) 55 detik, dan Barat (Gunung
Malang) 40 detik. Waktu hijau masing-masing lengan pada simpang tiga Le
Grendeur yaitu; Utara (Balikpapan Permai) 65 detik, Selatan (Markoni) 35 detik,
dan Timur (Le Grendeur) 25 detik. Waktu hijau masing-masing lengan pada
simpang tiga Beruang Madu yaitu; Utara (DAM) 45 detik, Selatan (Balikpapan
Permai) 46 detik, dan Timur (BSB) 34 detik.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, F. P (2013). Koordinasi Simpang Bersinyal (Studi Kasus:
Simpang Kentungan-Simpang Monjali, Yogyakarta). Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.

Volume 9 Nomor 1 - April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 27


Ariesa Ertamy, Perencanaan Koordinasi Simpang untuk Menangani Kemacetan Lalu Lintas
Pada Jalan Jendral Sudirman Kota Balikpapan

Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Timur (2018). Jumlah Kendaraan


Bermotor Di Kota Balikpapan. Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan
Timur. Balikpapan.
McShane, W.R., Roess, R.P., dan Prassas, E.S., (1990). Traffic Engineering, 1st
ed. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Kirono, J.C., Puspasari, N., dan Handayani, N (2018). Analisis Koordinasi Sinyal
Antar Simpang (Studi Kasus Jalan Rajawali-Tingang Dan Jalan Rajawali-
Garuda). Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 6, Nomor 2, Juni 2018.

28 Volume 9 Nomor 1 – April 2020 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Anda mungkin juga menyukai