Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DAN RUAS JALAN DI


KOTA DENPASAR (STUDI KASUS : JL. W.R. SUPRATMAN JL.
GADUNG, JL. W.R. SUPRATMAN JL. RATNA JL. PLAWA)

Richard Rico Pontoh , I Gusti Putu Suparsa


Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Email : ninetwoninety@rocketmail.com

Abstrak : Kawasan Denpasar Timur khususnya di Jl. W.R. Supratman memiliki jumlah penduduk yang relatif
padat, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta permasalahan transportasi yang kompleks. Salah
satu permasalahan tersebut adalah terjadinya tundaan dan antrian pada simpang tiga Jl. W.R. Supratman Jl.
Gadung, dan simpang empat Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa. Tujuan penelitian ini adalah
mengevaluasi kinerja simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung dan simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl.
Plawa pada saat ini dan mengevaluasi kinerja ruas jalan disekitar simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung , dan
simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa. Data primer yang dikumpulkan meliputi data volume lalu
lintas dengan menggunakan metode Digital Traffict Counting, geometrik persimpangan, tata guna lahan. Data
sekunder berupa peta lokasi dan jumlah penduduk. Analisis kinerja simpang dan ruas jalan dilakukan berdasarkan
MKJI 1997. Hasil analisis simpang tak bersinyal Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa pada jam puncak
tertinggi, tingkat pelayanannya adalah F dengan DS = 1,379 dan D>45 dt/smp, hasil analisis simpang tak
bersinyal Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung pada jam puncak tertinggi dengan tingkat pelayanan yaitu D dengan
DS = 1,05 dan D<30 dt/smp. Tingkat pelayanan ruas jalan pada simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl.
Plawa yaitu : Jl. W.R. Supratman barat, timur dan Jl. Plawa = C dan Jl. Ratna = B. Pada simpang Jl. W.R.
Supratman Jl. Gadung : Jl. W.R. Supratman barat dan timur = C dan Jl. Gadung = A.

Kata kunci : Simpang tak bersinyal, ruas jalan, kinerja.

PERFORMANCE EVALUATION UN-SIGNALIZED INTERSECTION AND


ROADS IN THE CITY OF DENPASAR (CASE STUDY OF: W.R.
SUPRATMAN STREET GADUNG STREET, W.R. SUPRATMAN STREET
RATNA STREET PLAWA STREET).

Abstract : In the area of East Denpasar particularly on W.R. Supratman street has a relatively dense population,
with high economic growth and complex transportation problems. One of the problems is the occurrence of
delays and long queues at the intersection of four W.R. Supratman street Plawa street Ratna street and
intersection of three W.R. Supratman street Gadung street. The study objectives are to evaluate the
performance of W.R. Supratman street Gadung street intersection and W.R. Supratman street Plawa street
Ratna street intersection at this time and to evaluate the roads performance around W.R. Supratman street
Gadung street intersection and W.R. Supratman street Plawa street Ratna street intersection. Primary data
collected include traffic volume data using the Digital Traffict Counting, geometric intersection and land use.
Secondary data in the form of a map of the location and number of population. Performance analysis was
conducted by MKJI 1997. Un-signalized intersection analysis results for W.R. Supratman street Ratna street
Plawa street at the highest peak , the level of service is F with DS = 1.379 and D > 45 second/pcu, un-signalized
intersection analysis results for W.R. Supratman street Gadung street at the highest peak, the level of service is
D with DS = 1.05 and D < 30 second/pcu. Level of service roads of W.R. Supratman street Ratna street
Plawa street intersection are: W.R Supratman western part, eastern part and Plawa street = C and Ratna street =
B. On W.R. Supratman street Gadung street intersection are: W.R Supratman western part and eastern part = C
and Gadung street = B.

Key Words : Un-signalized intersection, roads, performance.


Analisis kinerja simpang.......................................................(Rico, Suparsa)

1. PENDAHULUAN P RT = Rasio kendaraan belok kanan.


Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Kota QRT = Arus kendaraan belok kanan.
Denpasar dan pertumbuhan kendaraan yang cukup
tinggi mencapai 1.654.313 per tahun 2013 (BPS, 2.4 perhitungan rasio antara arus
2014), permasalahan transportasi di Kota Denpasar kendaraan tak bermotor dengan
semakin meningkat dari hari ke hari. Kawasan kendaraan bermotor dinyatakan
Denpasar Timur khususnya di Jl. W.R. Supratman dalam kendaraan/jam .
memiliki jumlah penduduk yang relatif padat, dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta P UM = QUM / QTOT (2.2)
permasalahan transportasi yang kompleks. Salah satu
permasalahan tersebut adalah terjadinya tundaan dan Dimana:
antrian pada simpang tiga Jl. W.R. Supratman Jl. P UM = Rasio kendaraan tak
Gadung, dan simpang empat Jl. W.R. Supratman Jl. bermotor.
Ratna Jl. Plawa. Terkait permasalahan diatas serta QUM = Arus kendaraan tak bermotor.
belum adanya penelitian untuk mengevaluasi kinerja QTOT = Volume arus lalu lintas total
simpang dan ruas jalan disekitar simpang Jl. W.R. pada persimpangan.
Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa dan simpang W.R. 2.5 Kapasitas
Supratman Jl. Gadung, diperlukan adanya penelitian Kapasitas adalah kemampuan suatu ruas jalan
untuk mengkajinya. melewatkan arus lalu lintas secara maksimum.
Kapasitas dihitung dari rumus berikut:
2. TINJAUAN PUSTAKA
Persimpangan jalan adalah daerah atau tempat C = Co x Fw x Fm x Fcs x F RSU x FLT x FRT x FMI
dimana dua atau lebih jalan raya yang berpencar, (2.3)
bergabung, bersilangan dan berpotongan, termasuk
fasilitas jalan dan sisi jalan untuk pergerakan lalu Dimana:
lintas pada daerah itu. C = Kapasitas
Co = Nilai kapasitas dasar.
2.1 Prosedur Perhitungan Analisis Kinerja Fw = Faktor penyesuaian lebar pendekat.
Simpangan Tak Bersinyal Fm =Faktor penyesuaian median jalan mayor.
Secara lebih rinci, prosedur perhitungan analisis Fcs = Faktor penyesuaian ukuran kota.
kinerja simpangan tak bersinyal meliputi formulir- FRSU =Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan,
formulir yang digunakan untuk mengetahui kinerja hambatan samping dan kendaraan tak
simpang pada simpang tidak bersinyal adalah sebagai bermotor.
berikut : FLT = Faktor penyesuaian belok kiri.
1. Formulir USIG-I Geometri dan arus lalu lintas. FRT = Faktor penyesuaian belok kanan.
2. Formulir USIG-II, analisis mengenai lebar FMI =Faktor penyesuaian rasio arus jalan
pendekat dan tipe simpang, kapasitas dan minor.
perilaku lalu lintas. Untuk mendapatkan hasil faktor faktor
penyesuaian dapat dilihat pada grafik dan tabel
2.2 Prosedur perhitungan arus lalu lintas MKJI 1997.
dalam satuan mobil penumpang (smp)
Klasifikasi data arus lalu lintas per jam masing- 2.5.1 Tundaan
masing gerakan di konversi ke dalam smp/jam Tundaan (D) rata-rata adalah rata-rata waktu
dilakukan dengan mengalikan smp yang tercatat tunggu tiap kendaraan yang masuk dalam pendekat
pada formulir LV (Arus kendaraan ringan); 1,0; HV Tundaan simpang dihitung sebagai berikut :
(Arus kendaraan berat); 1,3; MC (Arus sepeda
motor); 0,5 D = DG + DTi (det/smp) (2.4)

2.3 Perhitungan rasio belok dan rasio arus Dimana :


jalan minor DG = tundaan geometrik simpang.
Perhitungan rasio arus belok kiri dan belok kanan DTi = tundaan lalu lintas simpang.

P LT = QLT/QTOT ; P RT = QRT/QTOT (2.1) 2.5.2 Peluang antrian (QP%)


Peluang antrian dinyatakan pada range nilai yang
Dimana: didapat dari kurva hubungan antara peluang antrian
P LT = Rasio kendaraan belok kiri. (QP%) dengan derajat jenuh (DS), yang merupakan
QL T = Arus kendaraan belok kiri. peluang antrian dengan lebih dari dua kendaraan di
QTOT = Volume arus lalu lintas total pada daerah pendekat yang mana saja, pada simpang tak
persimpangan. bersinyal.
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

2.5.3 Tingkat Pelayanan Persimpangan Q


Tingkat pelayanan untuk simpang tak bersinyal DS
diukur berdasarkan nilai tundaan seperti
C (2.6)
diperlihatkan
Dimana:
Tingkat Tundaan DS : Derajat kejenuhan.
Pelayanan (dtk/smp) Q : Arus Lalu lintas (smp/jam).
C : Kapasitas ruas jalan.
A <5
B > 5 - 10
2.8 Tingkat Pelayanan Jalan
C > 10 - 20
Untuk tingkat pelayanan berdasarkan perbandingan
D > 20 - 30
karakteristik arus lalu lintas dan (Rasio V/C)
E > 30 - 45
ditentukan dalam suatu skala interval yang terdiri dari
F > 45
6 tingkat. Tingkat-tingkat ini dinyatakan dengan huruf
Sumber : Khisty & Lall (1998). A F, Apabila volume meningkat, maka tingkat
pelayanan menurun karena kondisi lalu lintas yang
2.5.4 Kapasitas Jalan memburuk akibat interaksi dari faktor-faktor yang
Kapasitas jalan adalah arus lalu lintas maksimum berpengaruh terhadap tingkat pelayanan.
melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan
per satuan jam pada kondisi tertentu (Departemen PU,
3. METODE PENELITIAN
1997).
Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp) sebagai berikut: 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
C = CO x FCw x FCSP x FCSF x FCcs (2.5) Pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis sampel yaitu:
Keterangan: a. Sampel tempat yaitu simpang tiga Jl. W.R.
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam). Supratman Jl. Gadung, simpang empat Jl.
Co : Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa.
tertentu (smp/jam). b. Sampel waktu yaitu diambil jam puncak
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan. pagi,siang dan sore.
FCSp : Faktor penyesuaian pemisah arah. c. Sampel unit populasi yaitu tiga jenis
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping dan kendaraan yaitu kendaraan ringan (Light
bahu jalan/kereb. Vehicle/LV), kendaraan berat (Heavy
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota. Vehicle/HV), dan sepeda motor (Motor
Cycle/MC).
2.6 Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang 3.2 Analisis Data
melalui suatu ruas jalan pada periode waktu tertentu. Data primer yang dikumpulkan meliputi data volume
Biasanya jumlah kendaraan ini dikelompokan lalu lintas dengan menggunakan metode Digital
berdasarkan masing-masing jenis kendaraan yaitu Traffict Counting, geometrik persimpangan, tata guna
kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda lahan. Data sekunder berupa peta lokasi dan jumlah
motor (MC) dan (UM) kendaraan yang tidak bermotor penduduk. Analisis kinerja simpang dan ruas jalan
(Departemen P.U, 1997). dilakukan berdasarkan MKJI 1997.

2.7 Derajat Kejenuhan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio Dari hasil perhitungan maka diperoleh
arus terhadap kapasitas dan digunakan sebagai faktor kinerja persimpangan saat ini pada simpang tak
utama penentuan tingkat kinerja berdasarkan tundaan bersinyal Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa
dan segmen jalan. Persamaan dasar derajat kejenuhan dan simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung
adalah:

Ringkasan Kinerja Simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa Pada Jam Puncak
Q total C D QP

Jam Puncak (smp/jam) (smp/jam) DS dtk/smp %

Pagi (06.45-07.45) 4099,6 2973,05 1,379 -137,699 166-79


Syarat DS > 0,75
Analisis kinerja simpang.......................................................(Rico, Suparsa)

Kinerja Simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung Pada Jam Puncak
Q total C D QP
Jam Puncak (smp/jam) (smp/jam) DS dtk/smp %

Pagi (07.00-08.00) 3136 2987 1,05 21,653 88-44

Syarat DS > 0,75

4.1 Perhitungan Ruas Jalan


Analisis tingkat pelayanan ruas jalan pada simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa
Jam Puncak Pagi
Nama Jalan Volume lalu lintas Kapasitas (C) Derajat
TP
(Q) (smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl. Ratna 885,1 2340,15 0,38 B
Jl. W.R.
Supratman Barat 1689,3 2794,15 0,60 C
Jl. W.R.
Supratman Timur 1879,0 2794,15 0,67 C
Jl.Plawa 1555,1 2340,15 0,66 C

Analisis tingkat pelayanan ruas jalan pada simpang Jl. W.R. Supratman Jl. Gadung
Jam Puncak Pagi
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Derajat
Kapasitas (C) (smp/jam) TP
(smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl. W.R.
1777,0 2794,15 0,64 C
Supratman Timur
Jl. W.R.
1845,7 2794,15 0,66 C
Supratman Barat
Jl.Gadung 85,1 2340,15 0,04 A

Hasil analisis kinerja dari persimpangan dan ruas jalan UCAPAN TERIMA KASIH
pada simpang tak bersinyal pada simpang Jl. W.R.
Supratman Jl. Gadung dan simpang Jl. W.R. Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan
Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa pada saat ini Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah
diketahui tingkat pelayanan persimpangan adalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
buruk sehingga perlu adanya rekomendasi yang berjudul Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dan
relevan yang menjadi solusi bagi masalah ini. Ruas Jalan Di Kota Denpasar (Studi Kasus: Jl. W.R.
Supratman Jl. Gadung, Jl. W.R. Supratman Jl.
5. SIMPULAN DAN SARAN Ratna Jl. Plawa). Selesainya tugas ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, saran dan motivasi dari
5.1 SIMPULAN berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
Dari kesimpulan data eksisting dan hasil analisis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak.
didapatkan bahwa kinerja simpang Jl. W.R. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
Supratman Jl. Ratna Jl. Plawa sudah memiliki penulisan tugas akhir ini untuk itu saran dan kritik
tundaan yang sangat tinggi serta derajat kejenuhannya sangat penulis harapkan.
sudah over saturated sehingga tingkat pelayanannya
tidak bisa didefinisikan. Sedang untuk simpang Jl. DAFTAR PUSTAKA
W.R. Supratman Jl. Gadung memiliki tundaan yang
juga cukup tinggi dengan rata-rata tingkat pelayanan C Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2014, Jumlah
dan derajat kejenuhan melebihi batas aturan dari MKJI Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis
yaitu > 0,75. Kelamin Tahun 2013,
http://denpasarkota.bps.go.id/index.php?hal=t
5.2 SARAN abel&id=15
1. Penelitian selanjutnya diperlukan adanya studi diakses tanggal 20/10/2014
mengenai pengelolaan lalu lintas yang lebih baik Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual
guna meningkatkan kinerja persimpangan itu Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI), Direktorat
sendiri. Jendral Bina Marga, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998,
Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas,
Jakarta.
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

Google Maps. 2014. Jalan WR. Supratman, Denpasar, Subroto- Jl. Mulawarman- Jl. Mataram
Bali Dan Jl. Ahmad Yani- Jl. Mulawarman),
https://www.google.co.id/maps/place/Jl.+Sup (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan,
ratman,+Denpasar+Timur,+Denpasar,+Bali+ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
80236/@- Universitas Udayana, 2012).
8.6488277,115.2317069,17z/data=!3m1!4b1! Morlok, E.K., 1991, Pengantar Teknik dan
4m2!3m1!1s0x2dd23f7fd85ec66f:0x1322fad Perencanaan Transportasi. Terjemahan
538f1694e?hl=en Johan K. Hainim, Erlangga, Jakarta.
diakses tanggal 20/10/2014 Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan
Khisty, C.J. and Lall, B.K., 1998, Transport Transportasi, Edisi Kedua, ITB, Bandung.
Engineering An Introduction, 2nd Edition, Transportation Reseach Board. 1994. Highway
Prentice Hall International, Inc, New Capacity Manual, Third Edition Special
Jersey. Report 209. National Reseach Council,
Mahendra, I.P.G., 2013, Analisis Kinerja Simpang Washington D.C.
Tak Bersinyal Dan Ruas Jalan di Kota
Denpasar (Studi kasus :Simpang Jl. Gatot

Anda mungkin juga menyukai