Anda di halaman 1dari 51

SISTEM PROTEKSI

KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG
TINGGI
Oleh :
Prof. DR. Ir. Suprapto, MSc.FPE.APU
Anggota tim Keselamatan Konstruksi (KK) dan Anggota
Tim Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG)
POKOK PEMBICARAAN
• Kebakaran dan dampaknya
• Masalah kebakaran gedung tinggi
• Tuntutan akan sistem proteksi total
• Manajemen keselamatan terhadap kebaka-
ran (FSM) berbasis potensi bahaya
• Fire & other emergency response plan
• Strategi evakuasi pada bangunan tinggi
• Antisipasi pemberlakuan SLF
PENDAHULUAN Kebakaran harus diwaspadai
karena bisa terjadi setiap saat
Sekali terjadi berakibat fatal
apalagi bila sistem proteksi yang
handal tidak tersedia, sementara
kondisi infrastruktur kota masih
kurang mendukung
Penanggulangan dan khususnya
pencegahan jadi sangat penting.
Termasuk dalam hal ini pembinaan
sumber daya manusia (SDM)
Antisipasi pemberlakuan SLF 2010
perlu pemantapan kehandalan
sistem dan kesiapan SDM
DAMPAK KEBAKARAN
➢ Kaitan dengan life safety
▪ Ancaman jiwa maupun luka
▪ Trauma psikologis
➢ Kaitan dengan property safety
▪ Memiskinkan masyarakat, kehilangan pekerjaan
▪ Kerugian harta benda, investasi merugi
➢ Kaitan dengan environmental safety HUTAN
▪ Gangguan terhadap kelestarian lingkungan GUNDUL

▪ Penipisan lapisan ozon, pemanasan global


➢ Kaitan dengan process / industrial safety
▪ Stagnasi bisnis / usaha
▪ File data, rekaman, dokumen penting musnah
KURVA KEBAKARAN

(menit )
Kenaikan temp ruangan

FLASHOVER > 500 derajat Celcius

Kebakaran di bangunan super market


Mana sih yang paling berbahaya ?

PRODUK KEBAKARAN

PANAS

TERMAL
NYALA

ASAP
NON- TERMAL

GAS
RESPON MANUSIA TERHADAP TEMPERATUR
oC

200
Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit
180 dalam waktu 30 detik

150
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
120 Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
95

65 Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1


jam (tgt kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
35
Daerah nyaman termal (tgt kelembaban,
10 gerakan udara, dan faktor-faktor lain)

JAGA JARAK AMAN !


Bahaya Akibat Produk
Kebakaran Asap paling
berbahaya

(1) Temperatur penyulutan dan kalor


atau panas pembakaran
(2) Suhu tinggi kebakaran
(3) Bahaya asap kebakaran
(4) Gangguan jarak pandang
(5) Kemungkinan gas-gas beracun
(6) Penjalaran ke tempat lain-nya

Sebanyak 72% korban kebakaran di USA akibat asap


Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas
Terhadap Kondisi Tubuh Manusia (ASHRAE)

Bisa bunuh diri


kalo begini
caranya…
Kecepatan Berjalan yang Dipengaruhi oleh
Umur dan Jenis Kelamin

Kecepatan asap adalah 1.0 – 1.2 meter per detik


KOTA DENGAN BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG TINGGI
BANGUNAN-BANGUNAN BAK MAU MENCAKAR LANGIT
Bagaimana kalau terbakar ?
Kebakaran pada bangunan apartemen
KEBAKARAN GEDUNG TINGGI
MASALAH KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG TINGGI
a. Bangunan tinggi → proteksi mandiri
b. Pemakaian bahan, lapis penutup
c. Bervariasinya jenis utilitas bangunan
d. Penjalaran asap lewat saf-saf vertikal
e. Konstruksi dinding luar tanpa kanopi
f. Problema evakuasi penghuni
g. Penerapan kompartemenisasi
h. Evakuasi penghuni bila ada kebakaran
i. Aksesibilitas untuk external fire fighting
j. Perilaku penghuni / pengguna
SIFAT BHN THD KEBAKARAN

Uji sifat bahan dinding dan penu- Struktur baja perlu


tup atap (dari asbes gelombang) dilindungi dengan bahan
dengan test skala penuh gipsum atau vermiculite
FIRE FOLLOWS SERVICES

Instalasi bisa menimbulkan kebakaran


SISTEM KOMPARTEMENISASI
SARANA JALAN KE LUAR DAN
PERSYARATAN-NYA
➢ Tiap lantai sedikitnya harus ada2 eksit
➢ Jumlah eksit ditentukan oleh jumlah
pengguna atau penghuni bangunan
➢ Jarak antar 2 eksit adalah > setengah
jarak diagonal
➢ Jarak tempuh 30 m (tanpa sprinkler)
dan 45m dengan sprinkler
➢ Pintu kebakaran membuka ke luar
➢ Pintu kebakaran harus tahan api (fire
rated) sesuai standar
➢ Eksit harus ke arah halaman luar
➢ Tangga kebakaran harus menerus
➢ Helipad bukan sarana evakuasi
SARANA JALAN KE LUAR (lanjutan)

Sistem evakuasi ditentukan oleh jenis penggunaan bangunan


Pintu kebakaran harus dilengkapi dengan door-closer; bisa
pula dipasangi kaca berkawat (wire meshed)
Jalur sirkulasi untuk evakuasi harus bebas rintangan
Jalur evakuasi harus dilengkapi dengan tanda penunjuk arah
ke luar dan diberi iluminasi / pencahayaan
PERSYARATAN JALAN KE LUAR
A : titik terjauh dlm
ruang
B : pintu ke koridor
C : pintu ke fire stair
D : pintu ke luar tangga
E : pintu ke halaman
luar (exit discharge)
Jarak tempuh A - C
(apabila tangga
kebaka-ran memenuhi
syarat), bila tidak jarak
tersebut adalah A - E
TUNTUTAN TOTAL FIRE SAFETY
• SISTEM AKTIF → SISTEM MENGGUNAKAN ENERGI
• SISTEM PASIF → SISTEM TERBANGUN
• FIRE SAFETY MANAGEMENT → SISTEM PERSONIL

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

Fire safety management


SISTEM PROTEKSI AKTIF
• Sistem deteksi & alarm kebakaran (detektor, alarm
kebakaran, manual call point)
• Sistem pemadam basis air manual (slang kebakaran,
hidran, hose reel)
• Sistem pemadam basis air otomatik (sistem sprinkler,
sistem kabut air dsb)
• Sistem pemadam basis kimia portable (APAR)
• Sistem pemadam basis kimia khusus (halon dll)
• Peralatan pendukung sistem aktif (sumber air, genset,
pompa kebakaran)
SISTEM PROTEKSI AKTIF
SISTEM PROTEKSI PASIF
• Pembatasan pemakaian bahan mudah terbakar
(combustible materials)
• Penerapan sistem kompartemenisasi (fungsi gedung,
luas, volume, perlindungan bukaan, struktur terlindung)
• Penggunaan konstruksi tahan api / fire rated
(stabilitas – insulasi – integrasi yang dinyatakan dalam jam / menit)
• Perlindungan pada bukaan (fire stopping, fire damper, fire
shutter, canopy / overhang)
• Sistem pengendalian asap (smoke venting – smoke removal
– pressurization – smoke screen – smoke zoning)
• Penyediaan sarana jalan ke luar yang aman (fire door
– fire stair – corridor – exit sign – area of refugee – exit discharge)
• Site planning for fire safety (hardstanding – jarak bangunan
– akses ke gedung – siamesse connection – hidran luar – sumber air)
SISTEM PROTEKSI PASIF
FIRE SAFETY MANAGEMENT
• Pemeriksaan berkala terhadap sistem dan
peralatan proteksi kebakaran
• Pembentukan tim emergency yang dinamis
• Pembinaan dan pelatihan personil
• Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP)
• Latihan kebakaran dan evakuasi (fire drill)
• Penyusunan SOP aman kebakaran (pekerjaan
mengelas, men-cat, mematri / hot works )
• Fire safety audit (walk through – preliminary – complete)
• Firesafe housekeeping
• Firesafety campaign / sosialisasi
SINERGI SISTEM PROTEKSI
TOTAL
Sistem proteksi total

SISTEM SISTEM
PROTEKSI PROTEKSI
AKTIF PASIF

FIRE
SAFETY
MANAGE-
MENT Ketiga komponen
sistem proteksi total
ber sinergi
FSM BASIS POTENSI BAHAYA
• Potensi bahaya memberikan basis dalam
penyusunan FSM dan FEP
• Potensi bahaya bisa dilihat dari bahan dan
proses yang berlangsung
• Potensi bahaya memberikan indikator akan
tingkat resiko bahaya kebakaran
• Resiko merupakan hasil akhir membandingkan
antara kerentanan dan kapasitas
• Kerentanan > kapasitas → resiko tinggi
• Kerentanan < kapasitas → resiko rendah
RUANG BERPOTENSI BAHAYA
➢Ruang dapur tmsk pemakaian LPG
➢Ruang mesin, genset, ruang alat
pemindah daya (electric switchgear)
➢Ruang / tempat pembuangan sampah
➢Shaft vertikal utk saluran & pemipaan
➢Gudang penyimpanan bahan bakar
➢Ruang di atas plafon & di bawah lantai
➢Bismen, tempat parkir, kerja hot-works
➢Lingkungan sekitar bangunan / pagar
➢Ruang tempat berkumpul, diskotek dll
Potensi & resiko bahaya
kebakaran
(Risk & fire hazard potencies)

Potensi bahaya kebakaran

1. Dapur dimana kompor dan


bhn bakar tmsk gas terletak Bahaya kaitan dgn penghuni
2. Gudang dimana tersimpan
bebagai bahan / barang 1. Jumlah total penghuni
3. Ruang mekanik / elektrik 2. Jumlah penghuni dewasa
dimana peralatan mesin / 3. Jumlah orang yang harus dibantu
listrik disimpan (orang tua, wanita hamil, penggu-
4. Tempat pembuangan sampah na kursi roda, orang dengan alat
5. Ruang berkumpul dimana pacu jantung, dsb)
terdapat banyak orang 4. Jumlah anak-anak
dengan berbagai aktivitas 5. Jumlah orang sakit / dirawat
6. Ruang-ruang lainnya yang 6. Lainnya yang memerlukan
ditetapkan oleh pengelola perhatian / perlakuan khusus
TINDAKAN PENCEGAHAN
• Mengurangi penggunaan bahan mudah terbakar
(combustibles)
• Mencegah terjadinya penyulutan (ignition)
• Menggunakan bahan penghambat api (fire retardant)
• Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala
terhadap peralatan
• Mewaspadai pekerjaan hot-works
• Menjaga kebersihan di tempat kerja
• Pengecekan terhadap instalasi listrik
secara berkala
• Menerapkan FSM dan menyusun FEP
FIRE & OTHER EMERGENCY RESPONSE PLAN

Emergency Response Plan saat ini mencakup tidak hanya kebakaran tetapi
juga emergency lainnya seperti gempa, banjir, ancaman bom, adanya demo,
penyusup berbahaya, gangguan instalasi, medical emergency, kiriman antrax
ANTISIPASI FOEP
Keadaan darurat lainnya perlu diantisipasi :
✓ GEMPA BUMI
✓ BANJIR / GENANGAN AIR
✓ ANCAMAN BOM
✓ PENYUSUP BERBAHAYA / BERSENJATA
✓ MEDICAL EMERGENCIES
✓ KEGAGALAN UTILITAS / LISTRIK PADAM
✓ DEMO / KERUSUHAN MASSA
✓ KIRIMAN ANTHRAX
STRATEGI EVAKUASI
• Evakuasi bertujuan memindahkan
penghuni bangunan ke lokasi
aman di luar bangunan
• Evakuasi menyangkut aspek
pemberitahuan dini, komunikasi,
pemanduan ditunjang oleh
prasarana dan sarana yang
terdapat dalam bangunan
• Hal-hal pokok dalam proses
evakuasi meliputi : sistem
pemberitahuan, sistem pemandu
evakuasi, sistem pelaksanaan
evakuasi, sarana evakuasi dan
organisasi evakuasi
STRATEGI EVAKUASI (lanjutan)
• Sistem pemberitahuan
Pemberitahuan awal
Pemberitahuan pelaksanaan evakuasi
Pemberitahuan perkembangan jalannya evakuasi
Pemberitahuan bahwa kondisi lokasi telah aman
• Sistem pemandu evakuasi
Pemanduan agar tidak panik
Pemanduan menuju ke sarana evakuasi (tidak ke lift)
Pemanduan arah jalur evakuasi
Pemanduan ke daerah aman atau ke muster points
Roll call pada akhir evakuasi
• Sistem pelaksanaan evakuasi
Pelaksanaan pemanduan di lapangan
Pengamanan evakuasi
Sistem pelaporan pelaksanaan evakuasi
Komunikasi dan pemantauan
Sistem pengecekan
STRATEGI EVAKUASI (lanjutan)
• SARANA EVAKUASI
Koridor dan tangga darurat
Pintu kebakaran
Jendela rescue
Tangga kebakaran dan presurisasi
Horizontal exit
Temporary shelter
Exit di halaman luar
• ORGANISASI EVAKUASI
Penanggung jawab
Pelaksana / pengaman jalannya evakuasi
Pemandu evakuasi
Sistem pelaporan
Medical aids / P3K
Sistem komunikasi dan transportasi
Tim rescue / SAR
Kontak dengan Dinas Kebakaran
ORGANISASI EMERGENCY
• Organisasi emergency bangunan gedung tinggi harus terdiri atas :

UNSUR PIMPINAN
• Direktur emergency (arahan umum dan policy keamanan terhadap bahaya
kebakaran)
• Koordinator emergency (memegang komando operasional pengendalian
emergency) atau Chief Warden

UNSUR PELAKSANA
• Floor warden (membawahi tim komunikasi, tim pemadam kebakaran, tim teknisi
lantai, tim sekuriti, tim P3K lantai, tim pemandu evakuasi lantai tmsk pemandu
orang diffabled)
• Tim Teknisi Gedung (listrik, AC, plambing, lift, pompa kebakaran, kontrol asap)
• Tim Komunikasi gedung (telephonist, public address staff, radio operator etc)
• Tim Sekuriti Gedung (sekuriti, perparkiran, pengendalian hurur-hara)
• Tim Keselamatan kebakaran dan emergency lainnya (pemadam kebakaran
gedung, pengendalian emergency lainnya, evaluator, janitor)
SARANA PENUNJANG EVAKUASI
Sarana penyelamatan jiwa
➢ Pintu kebakaran, tangga kebakaran, koridor
➢ Jalur lintasan evakuasi, koridor
➢ Jendela rescue
➢ Fasilitas eksit, temporary shelter
➢ Lampu dan tanda penunjuk arah ke luar

Sarana bantu evakuasi


➢ Alat peluncur (chute), sliding rol, tangga monyet,
tangga lipat, lift kebakaran, tangga tali

Sarana bantu dari luar


➢ Aerial ladder, pumper, water tanker, snorkle,
helikopter, bantuan tim SAR, dan alat bantu
lainnya
TINDAKAN BAGI SETIAP ORANG
SAAT MENDENGAR FIRE ALARM
• Bunyi alarm pertama
(1) Tetap tenang dan siap-siap meninggalkan gedung
(2) Hentikan semua pekerjaan
(3) Matikan peralatan dan cabut kabel power semua alat elektronik
(4) Tutup pintu dan jendela tapi jangan dikunci

• Bunyi alarm kedua terus menerus


(1) Evakuasi keseluruhan diharuskan
(2) Ikuti petunjuk dari Floor Warden anda, HARAP TETAP TENANG
(3) Berjalanlah, jangan berlari, ke tangga eksit terdekat (jangan gunakan lift)
(4) Berjalan disisi tangga menuruni dan keluar gedung menuju muster point
(5) Bila nama anda disebut floor warden, jawab segera untuk memastikan
(6) Jangan kembali ke gedungsebelum diperbolehkan oleh Chief Warden
ANTISIPASI PEMBERLAKUAN SLF
• Kejadian kebakaran sering terjadi saat bangunan di-
operasikan (LAPI-ITB, 1983)
• Sertifikat Laik Fungsi (SLF) diberlakukan tahun 2010
• Indikator pemberlakuan UU Bangunan Gedung no
28/2002 dan PP no 36/ 2005
• SLF berlaku setiap 5 (lima) tahunan untuk bangunan
gedung komersial
• Diperlukan pembinaan tim pengkaji profesional
• Perlu kesiapan pengelola gedung dalam hal ini


KESIAPAN PEMBERLAKUAN SLF
• Kelengkapan dokumen & gambar bangunan
(as built drawings)
• Rekaman hasil pemeriksaan / audit bangunan
• Melakukan pemeriksaan /audit ulang menyang
kut sistem proteksi aktif, pasif dan FSM
• Melangkapi sistem dan sarana proteksi tmsk
sarana pendukungnya (pompa, genset, dsb)
• Menjalin komunikasi dengan DPK & PB
KESIMPULAN
• Waspadai bahaya kebakaran
• Karakteristik bangunan tinggi thd kebakaran
• Diperlukan sistem proteksi total
• Tuntutan akan FSM berbasis potensi bahaya
• Diperlukan Fire & Other Emergency
Response Plan (FOEP)
• Perlu latihan kebakaran dan evakuasi
• Perlu antisipasi pemberlakuan SLF thn 2010
LAMPIRAN
BELAJAR DARI KASUS
• KEBAKARAN BERBASIS BOM di WTC (2001)
-dampak dari kebakaran akibat kesengajaan (arson fire)
-memanfaatkan kelemahan struktur baja thd suhu tinggi (>1000 o C)
-struktur baja yang dipasang tidak terlindung
-sistem evakuasi parsial tidak efektif, harus evakuasi total
-building safety plus building security diperlukan dalam hal ini
KASUS BALI BEACH, PERDANA
WISATA DAN WTC
• Kebakaran di Hotel Bali Beach (1993)
-pekerjaan hot-work tidak diawasi, dilakukan oleh buruh biasa (un-certified)
-fire safe work danfire safe housekeeping tidak berjalan atau dilaksanakan
-bangunan tidak memiliki sistem proteksi yg memenuhi syarat
-sistem proteksi pasif dan sarana ke luar kurang memenuhi syarat

• Kebakaran Hotel Perdana Wisata, Bandung (2000)


-tidak menerapkan fire safety management & fire emergency plan
-staf dan crew gedung tidak terlatih menghadapi bencana
-sistem evakuasi yang tidak memenuhi syarat
-sarana deteksi dan proteksi kebakaran minim
PERATURAN DAN STANDAR
• Kep.Menteri PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran
• Kep. Menteri PU no 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
• Standar Sistem Sprinkler Otomatis (SNI no 03-3989-2000)
• Standar Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran (SNI no 03-1745-2000)
• Standar Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran (SNI no 03-3985-2000)
• Standar Perencanaan Sist. Proteksi Pasif (SNI 03-1736-2000)
• Standar Sarana Jalan Ke Luar (SNI no 03-1746-2000)
• Standar Sistem Pengendalian Asap (SNI no 03-6571-2000)
• Standar Perencanaan Akses ke Bangunan dan Lingkungan (SNI no 03-
1735-2000)
• Standar Instalasi Pompa Kebakaran (SNI no 03-6570-2000)
• Standar Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran (SNI no S-1-2000)
FINAL WORDS

“ In peace prepare for war,


in war prepare for peace “
(Sun Tsu, Art of War, 506 SM)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Contact the speaker


E-mail : suprapto@puskim.pu.go.id
Phone : 022. 7798393, 022. 7300508
Hp : 0811 21 9647

Anda mungkin juga menyukai