Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PROYEK MANAJEMEN

REKAYASA LALU LINTAS


PERBAIKAN KINERJA SIMPANG MANGLI

Kelas :
Rekayasa Lalu Lintas C

Dosen pengampu :
Ir. Willy Kriswardhana, S.T., M.T.

Disusun oleh :

Irishwanda Sari (181910301097)


Riska Nur Amartya (181910301139)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan penulisan laporan ini bisa lancar dan selesai
tepat waktu. Dengan tujuan untuk memenuhi syarat mata kuliah Rekayasa Lalu
Lintas di Teknik Sipil Universitas Jember.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, tidak akan sempurna
tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu mendukung kami dalam penyusunan


laporan ini.
2. Bapak Ir. Willy Kriswardhana, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas kelas C.
3. Teman kelompok atas kerjasamanya dalam penyusunan laporan ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, semua saran dan kritik sangat kami harapkan, demi
penyempurnaan dalam membuat laporan-laporan lain. Kami berharap ilmu yang
kami dapatkan dalam praktikum ini dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri dan
juga untuk orang lain.

Jember, 10 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I :
PENDAHULUAN

BAB II :
METODE PENELITIAN

BAB III :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV :
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Survei Volume Lalu Lintas

Tabel 2. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)

Tabel 3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Jalan

Tabel 4. Pengaturan Waktu Siklus

Table 5. Konversi Kendaraan Terhadap Satuan Mobil Penumpang

Tabel 6. Kriteria Tingkat Pelayanan Untuk Simpang Bersinyal

Tabel 7. Perhitungan Eksisting SIG I

Tabel 8. Perhitungan Eksisting SIG II

Tabel 9. Perhitungan Eksisting SIG III

Tabel 10. Perhitungan Eksisting SIG IV

Tabel 11. Perhitungan Eksisting SIG V

Tabel 12. Perhitungan Optimasi SIG I

Tabel 13. Perhitungan Optimasi SIG II

Tabel 14. Perhitungan Optimasi SIG III

Tabel 15. Perhitungan Optimasi SIG IV

Tabel 16. Perhitungan Optimasi SIG V

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Survei Inventarisasi Simpang Mangli


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Jember merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang telah
berkembang dengan cukup pesat layaknya kota-kota besar di Indonesia.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat pesat serta bertambah
banyaknya pendatang atau perantau menyebabkan bertambah pula sistem
kegiatan di Jember. Hal ini berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas yang
ada, salah satu contohya adalah Simpang Mangli yang terletak di wilayah
Perkotaan Jember. Simpang mangli merupakan simpang empat yang
terbentuk oleh pertemuan Jalan Hayam Wuruk (6/2D), Jalan Brawijaya
(4/2UD), Jalan Udang Windu (2/2UD). Simpang Mangli ini memiliki
volume lalu lintas yang tinggi dan sering dikeluhkan masyarakat sekitar
sebagai simpang yang padat, terutama pada saat jam puncak lalu lintas-
nya. Hal tersebut menyebabkan pengguna jalan tidak jarang membutuhkan
waktu yang lebih lama saat melintas di persimpangan tersebut. Kondisi
eksisting yang terdapat pada simpang belum mampu menampung volume
lalu lintas yang ada.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah
yang terdiri atas:
1. Apa yang dapat diterapkan pada Simpang Mangli untuk mengatasi
masalah kemacetan yang ada?
2. Bagaimana kondisi Simpang mangli setelah diterapkannya solusi
tersebut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat
disimpulkan bahwa laporan ini disusun dengan tujuan untuk mendapatkan
solusi yang tepat dari masalah kemacetan yang terjadi.
1.4 Manfaat
Laporan ini disusun dengan manfaat agar dapat mengetahui
kekurangan kinerja dari Simpang Mangli dengan melakukan perhitungan
eksisting pada simpang.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Pengumpulan Data


Sebelum melakukan perhitungan kinerja simpang, data-data yang
dibutuhkan adalah data hasil dari survei volume lalu lintas, serta penentuan
jam puncak tiap periode, dan hasil survei inventarisasi. Dalam hal ini telah di
tetapkan bahwa jam puncak yang digunakan untuk perhitungan adalah jam
puncak periode pagi jam 06.30 – 07.30 WIB.

Tabel 1. Data Survei Volume Lalu Lintas


Arah LV HV MC
Pendekat
Pergerakan (Kend/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam)
LT/LTOR 69 2 139
U
ST 39 29 239
Jl. Udang
RT 39 29 139
Windu
TOTAL 147 60 517
LT/LTOR 89 29 439
T
ST 239 1 939
Jl. Hayam
RT 39 2 239
Wuruk
TOTAL 367 32 1617
LT/LTOR 49 9 139
S
ST 39 3 239
Jl. Otto
RT 89 1 339
Iskandardinata
TOTAL 177 13 717
LT/LTOR 139 19 339
B ST 1139 29 2139
Jl. Brawijaya RT 139 99 239
TOTAL 1417 147 2717
Gambar 1. Hasil Survei Inventarisasi Simpang Mangli

2.2 Perhitungan
 Arus Jenuh Nyata
Arus Jenuh Nyata adalah hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So)
untuk keadaan ideal dengan faktor penyesuaian (F) untuk
penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dalam satuan smp/jam hijau
(Departemen P.U.,1997).
S = So x FCS x FSF x FP x FG x FRT x FLT
Dimana :
S = Arus jenuh nyata (smp/jam)
So = Arus jenuh dasar (smp/jam)
FCS = Faktor Koreksi ukuran kota
FSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
Fp = Faktor penyesuaian parker tepi jalan
FG = Faktor penyesuaian akibat gradient jalan
FRT = Faktor koreksi belok kanan
FLT = Faktor penyesuaian belok kiri
 Faktor Ukuran Kota (FCS)
Yaitu ukuran besarnya jumlah penduduk yang tinggal dalam suatu
daerah perkotaan (Departemen P.U., 1997)
Tabel 2. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)

Jumlah Penduduk
Faktor Penyesuaian
dalam Kota
Ukuran Kota (FCS)
(Juta Jiwa)
>3,0 1,05

1,0 – 3,0 1,00

0,5 – 1,0 0,94


0,1 – 0,5 0,83

≤ 0,1 0,82

 Faktor Hambatan Samping Jalan (FSF)


FSF adalah kegiatan di samping jalan yang menyebabkan
pengurangan terhadap arus jenuh di dalam pendekat (Departemen
P.U., 1997). Dari jenis lingkungan jalan, tingkat hambatan samping
dan rasio kendaraan tak bermotor didapat faktor penyesuaian hambatan
samping.

Tabel 3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Jalan

 Faktor Parkir (Fp)


Faktor parkir tepi jalan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
FP = [ LP/3 – (Wa - 2) . (LP/3 – g)/Wa ] /g
Dimana
FP = Faktor jarak parkir tepi jalan
Wa = Lebar pendekat (m)
g = Waktu hijau (detik)
LP = jarak antara garis henti dan kendaraan yang parkir pertama
(m).
 Faktor Belok Kanan (FRT)
Faktor koreksi terhadap arus belok kanan pada pendekat yang
ditinjau, dapat dihitung dengan rumus:
FR = 1 + PRT . 0,26
Dimana
PRT = rasio arus belok kanan pada pendekat
 Faktor Belok Kiri (FLT)
Pengaruh arus belok kiri dihitung dengan rumus:
FLT = 1 – PLT . 0,16
Dimana
PLT = rasio arus belok kiri pada pendekat.
 Rasio Arus (FR)
Rasio arus (FR) merupakan rasio arus lalu lintas terhadap arus
jenuh masing-masing pendekat. Rasio arus (FR) dihitung dengan
rumus:
FR = Q/S
Dimana
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
S = Arus Jenuh (smp/jam hijau)
Nilai kritis FRcrit (maksimum) dari rasio arus yang ada dihitung
rasio arus pada simpang dengan penjumlahan rasio arus kritis tersebut:
IFR = ∑ (FRcrit)
Dari kedua nilai di atas maka diperoleh rasio fase PR (Phase Ratio)
untuk tipe fase yaitu:
PR = FRcrit /IFR
 Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian (CUA)
Waktu siklus adalah waktu untuk urutan lengkap dan indikasi
sinyal dari awal waktu hijau sampai waktu hijau berikutnya
(Departemen P.U., 1997). Waktu siklus sebelum penyesuaian (Cua)
untuk pengendalian waktu tetap dihitung dengan rumus:
Cua = (1,5 . LTI + 5) / (1 - IFR)
Dimana
Cua = Panjang Siklus (detik)
LTI = Jumlah waktu yang hilang setiap siklus (detik)
IFR = Rasio arus perbandingan dari arus terhadap arus jenuh, arus
/arus jenuh (Q/S)
FRcrit = Nilai tertinggi rasio arus dari seluruh pendekat yang
terhenti pada suatu fase.
∑IFRcrit = Rasio arus simpang = Jumlah FCcrit dari seluruh fase
pada simpang.

Tabel 4. Pengaturan Waktu Siklus


Waktu Siklus yang
Tipe
Layak
Pengaturan
(detik)
2 Phase 40 – 80
3 Phase 50 – 100
4 Phase 80 - 130

 Waktu Hijau (g)


Waktu hijau adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat.
Perhitungan waktu hijau untuk tiap fase dijelaskan dengan rumus:
gi = (Cua – LTI) . PRi ≥ 10 dtk
Dimana:
gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
Cua = Waktu siklus (detik)
LT = Waktu hilang total persiklus (detik)
PRi = Rasio fase = FRcrit / ∑(FRcrit)
 Waktu Siklus yang Disesuaikan
Waktu siklus yang disesuaikan (c) dihitung berdasarkan pada
waktu hijau yang diperoleh dan telah dibulatkan dan waktu hilang.
Dinyatakan dengan rumus:
c = ∑g+LTI
Dimana:
IFR = Rasio arus perbandingan dari arus terhadap arus jenuh, arus
/arus jenuh (Q/S)
∑g = waktu hijau semua fase (detik)
 Kapasitas Simpang
Kapasitas adalah kemampuan simpang untuk menampung arus lalu
lintas maksimum per satuan waktu dinyatakan dalam smp/jam hijau.
Kapasitas pada simpang dihitung pada setiap pendekat ataupun
kelompok lajur didalam suatu pendekat. Kapasitas simpang dinyatakan
dengan rumus:
C = S . g/c
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam hijau)
S = Arus jenuh (smp/jam hijau)
g = Waktu hijau (detik)
c = Panjang siklus (detik)
Table 5. Konversi Kendaraan Terhadap Satuan Mobil Penumpang
emp untuk tipe pendekat
Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan

Kendaraan Berat 1,3 1,3


(HV)

Kendaraan Ringan 1,0 1,0


(LV)

0,2 0,4
Sepeda Motor (MC)
 Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio volume (Q)
terhadap kapasitas (C). Rumus untuk menghitung derajat kejenuhan
adalah:
DS = Q/C
 Panjang Antrian
Panjang antrian adalah banyaknya kendaraan yang berada pada
simpang tiap jalur saat nyala lampu merah (Departemen P.U., 1997).
Untuk (DS) > 0,5

8 × (𝐷𝑆 − 0,5)
𝑁𝑄1 = 0,25 × 𝑐 × [(𝐷𝑆 − 1) + √(𝐷𝑆 − 1)2 + ]
𝐶

Untuk DS < 0,5 ; NQ1 = 0


Dimana:
NQ1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya
DS = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas (smp/jam)

Jumlah antrian selama fase merah (NQ2)

1 − 𝐺𝑅 𝑄𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
𝑁𝑄2 = 𝑐 × ×
1 − 𝐺𝑅 × 𝐷𝑆 3600

Dimana:
NQ2 = Jumlah smp yang datang ada fase merah
GR = Rasio hijau
c = Waktu siklus (detik)
Qmasuk = Arus lalu lintas yang masuk diluar LTOR (smp/jam)

Jumlah kendaraan antri menjadi:


NQ = NQ1 + NQ2
QL=(Nqmax x 20)/ Wmasuk
 Kendaraan Terhenti
Angka henti (NS) masing-masing pendekat yang didefinisikan
sebagai jumlah rata-rata kendaraan berhenti per smp, ini termasuk
henti berulang sebelum melewati garis stop simpang. Dihitung dengan
rumus:
𝑁𝑄
𝑁𝑆 = 0,9 × × 3600
𝑄×𝑐
Dimana:
c = Waktu siklus (detik)
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)

Jumlah kendaraan terhenti (Nsv)


Nsv = Q . NS (smp/jam)

Laju henti untuk seluruh simpang:


NSTotal = ∑NSV / QTotal

 Tundaan
Tundaan adalah rata-rata waktu tunggu tiap kendaraan yang masuk
dalam pendekat.
Dj = DTj + DGj
Dimana:
Dj = Tundaan rata-rata pendekat j (detik/smp)
DTj = Tundaan lalu lintas rata-rata pendekat j (detik/smp)
DGj = Tundaan geometrik rata-rata pendekat (detik/smp)

 Tingkat Pelayanan Simpang


Tingkat pelayanan adalah ukuran kualitas kondisi lalu lintas yang
dapat diterima oleh pengemudi kendaraan. Tingkat pelayanan
umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh yang membatasi
akibat peningkatan volume setiap ruas jalan.
Tabel 6. Kriteria Tingkat Pelayanan Untuk Simpang Bersinyal
Tundaan per
Kendaraan Tingkat Pelayanan
(detik/kend)
<5 A
5,1 – 15 B
15,1 -25 C
25,1 – 40 D
40,1 – 60 E
> 60 F
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan yang berpedoman terhadap MKJI, diperoleh


hasil sebagai berikut:

 Perhitungan Eksisting

Tabel 7. Perhitungan Eksisting SIG I

Tabel 8. Perhitungan Eksisting SIG II

Tabel 9. Perhitungan Eksisting SIG III

Tabel 10. Perhitungan Eksisting SIG IV

Tabel 11. Perhitungan Eksisting SIG V

Setelah melakukan perhitungan eksisting SIG dari Simpang Bersinyal


Mangli didapatkan hasil Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 2,28 yang
memiliki arti

 Perhitungan Optimasi

Tabel 12. Perhitungan Optimasi SIG I

Tabel 13. Perhitungan Optimasi SIG II

Tabel 14. Perhitungan Optimasi SIG III

Tabel 15. Perhitungan Optimasi SIG IV

Tabel 16. Perhitungan Optimasi SIG V


BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Adrian Akbar. Analisis Tundaan Pada Simpang Bersinyal Studi


Kasus: Simpang Dago. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Wikrama, Jaya. 2011. Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Jalan
Teuku Umar Barat – Jalan Gunung Salak). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 15,
No. 1.

Sauri, Sofyan, dkk. 2014. Analisis Kinerja Simpang Menggunakan Perangkat


Lunak Kaji Dan Ptv Vistro (Studi Kasus: Simpang Bersinyal Dan Tak Bersinyal
Perkotaan Jember). Jember : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai