Anda di halaman 1dari 21

STATISTIK DESKRIPTIF

BAB 6
Pengukuran Nilai Sentral II

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menghitung :


1. Modus,
2. Hubungan antara rata-rata hitung, median, dan modus
3. Rata-rata ukur

Disusun Oleh : Erlina Dewi Endah Amaliyah, S.ST., M.M.


MODUS – DATA YANG TIDAK
DIKELOMPOKKAN
Modus adalah nilai variabel atau observasi yang memiliki
frekuensi tertinggi

Umumnya, modus dari data yang belum dikelompokkan


dapat ditentukan tanpa harus melakukan penghitungan
apapun.

Dari contoh disamping, usia berapa yang memiliki


frekuensi terbesar?
MODUS – DATA YANG 20X2

DIKELOMPOKKAN
Jika distribusi frekuensi memiliki interval kelas yang sama,
maka kelas modus adalah yang memiliki frekuensi
terbesar.

Tabel 5.1.5 Kelas modus yang mana?

Jika distribusi frekuensi memiliki interval kelas yang tidak 20X2


sama, kelas modusnya adalah kelas yang memiliki
frekuensi per unit observasi terbesar.

Tabel 5.3.2 Kelas modusnya berapa?

Namun, dimana letak kedudukan modus dalam kelas


modus tersebut??

20X2.
MODUS – DATA YANG
DIKELOMPOKKAN

20X2

f-1
f0
f1
MODUS DALAM GRAFIK 20X2

Titik m adalah modus.


Titik m adalah titik potong no dan pq.
Oleh sebab itu, modus akan dipengaruhi oleh
jumlah frekuensi kelas sebelum kelas modus (f-1)
dan frekuensi setelah kelas modus (f1).
Bila f1 = f-1 maka modus = titik tengah kelas
modus
Bila f1 ≠ f-1 maka modus akan bergeser ke arah
belahan interval yang berdampingan dengan
kelas yang berfrekuensi lebih besar.
MODUS – DATA YANG
DIKELOMPOKKAN

20X2
MODUS – DATA YANG DIKELOMPOKKAN
Catatan :

2. Modus kira-kira (approximative mode)

Perhitungan modus menggunakan rumus yang baru saja dijelaskan (dengan data
distribusi frekuensi) adalah untuk menentukan modus atas dasar interpolasi linier.

Hasilnya merupakan hasil perkiraan (approximative mode).

Perkiraan median distribusi frekuensi dengan menggunakan cara interpolasi linier akan
memperoleh hasil yang lebih mendekati median yang sesungguhnya.
MODUS – DATA YANG DIKELOMPOKKAN
Catatan :

3. Distribusi bermodus ganda (bi-modal)

Distribusi bermodus ganda disebabkan :


a. Adanya penggabungan 2 distribusi yang berbeda sifat atau populasi
b. Nilai-nilai observasi sample bersifat beda jenis (heterogen)
c. Interval kelas distribusi yang bersangkutan terlalu kecil
MODUS – DATA YANG
DIKELOMPOKKAN

+
MODUS – DATA YANG
DIKELOMPOKKAN
Modus berjumlah 47 adalah Bimas Baru.

Modus 41 adalah Bimas Biasa.


Padahal rata-rata mengatakan sebaliknya. Sehingga
sebaiknya modus diperkirakan secara terpisah.
=
Jika modus ganda diatas diperoleh dari hasil
penyusunan distribusi frekuensi dengan interval kelas
yang terlalu kecil, sebaiknya disusun kembali
menggunakan interval yang agak lebar.
MODUS – DATA YANG DIKELOMPOKKAN
Catatan :

4. Interpretasi tentang menggunaan modus

Biasanya orang mengaburkan istilah “rata-rata” dengan “yang paling banyak terjadi”.

Misalnya dalam menghitung biaya produksi rata-rata, pengusaha seringkali menggunakan


jumlah biaya produksi yang paling sering dikeluarkan.

Namun, dalam ilmu eksakta, rata-rata hitung lebih banyak digunakan daripada modus.

Karena pada umumnya penelitian di bidang ilmu eksakta membutuhkan pengukuran yang
sangat seksama.
Hubungan antara
Rata-rata hitung,
median, dan modus
Hubungan
antara Rata-rata hitung,
median, dan modus

Kurva Simetris
Rata-rata Ukur -
Sederhana
Rata-rata Ukur -
Sederhana
Rata-rata Ukur – Data yang Dikelompokkan
Rata-rata Ukur – Data yang Dikelompokkan
Rata-rata Ukur – Data yang Dikelompokkan
✔ Catatan :

2. Rata-rata ukur tertimbang

Perhitungan rata-rata ukur


menggunakan titik-titik
tengah tiap kelas seperti
tabel prosedur 6.7.3
sebenarnya kurang praktis.
Rata-rata Ukur – Data yang Dikelompokkan
✔ Catatan :

3. Rata-rata ukur (Gm) hanya digunakan bagi pengrata-rataan nilai-nilai positif.

Bila ada nilai nol dalam nilai observasi, maka Gm = 0.

Bila ada nilai negatif, rata-rata ukur tidak akan berarti sama sekali.

4. Rata-rata ukur dan rata-rata hitung

Pada rata-rata ukur, pengaruh nilai ekstrim dapat diperkecil sehingga umumnya rata-rata ukur lebih
disukai daripada rata-rata hitung dalam menghitung indeks.

Semakin besar beda nilai-nilai observasi, maka akan semakin besar pula selisih hasil rata-rata ukur
dari hasil rata-rata hitung.
TUGAS 2
Diketahui data penelitian sebagai berikut :

Tabel 6.1. Distribusi frekuensi non simetris Tabel 6.2. Distribusi frekuensi simetris
Interval Kelas fi Interval Kelas fi
0-9 5 0-9 5
10-19 20 10-19 15
20-29 35 20-29 30
30-39 45 30-39 40
40-49 30 40-49 30
50-59 4 50-59 15
60-69 1 60-69 5
Jumlah 140
Jumlah 140
Sumber : Data fiktif
Sumber : Data fiktif

1. Hitunglah rata-rata, median, dan modusnya dari kedua data diatas!


2. Gambarkan histogram dari kedua data tersebut beserta titik mean, median, dan modusnya!
3. Bandingkan kedua hasilnya!
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai