Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH

PENGUJIAN BAHAN FARMASI

“A new antifungal coumarin from Clausena excavata”

Disusun Oleh:
Muhammad Akbar
1513015103
S1 A 2015

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2017
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan rechromatography dan apakah pengujiannya sama


seperti kromatografi yang biasanya? (Aryanti)
2. Bavisitn dan nistatin sebagai inhibitor apa? (Irfan)
3. Apa hubungan dari nilai MIC dan KLT Bioautografi? (Pak Ari)

Jawaban

1. Rechomatography bisa dikatakan kromatografi berulang atau juga sama


seperti fraksinasi bertingkat dengan menggunakan kolom kromatografi yaitu
dengan menggunakan pelarut yang berbeda-beda. Dapat dilihat dalam
pengujian dimana dalam proses pemisahan senyawa menghasilkan fraksi-
fraksi dengan pelarut yang berbeda-beda, jadi rechromatography ini sama
seperti fraksinasi bertingkat. Dimana fraksinasi bertingkat sendiri merupakan
proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dari campuran (padat, cair, terlarut,
suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil (fraksi) dan
berdasarkan tingkat kepolaran secara berulang dengan pelarut yang berbeda-
beda setiap fraksi. Fraksinasi bertingkat umumnya diawali dengan pelarut
yang kurang polar dan dilanjutkan dengan pelarut yang lebih polar
(Adijuwana, 1989).
2. Dapat dilihat pada jurnal, bavisitin dan nistatin digunakan sebagai
pembanding dari ekstrak Clausena excavata Burm. Bavistin dan nistatin ini
sendiri merupakan inhibitor dalam pertumbuhan jamur-jamur yang
berpatogen. Bavistin sendiri merupakan obat antijamur yang dimana khusus
untuk jamur-jamur yang berpatogen pada tumbuhan, sedangkan nistatin
merupakan obat antijmur yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan
jamur-jamur yang berpatogen pada manusia.
3. Hubungan dari nilai MIC dan KLT Bioautografi yaitu dalam menentukan
suatu daya hambat minimum dapat digunakan dengan menggunakan uji KLT
dengan menggunakan konsentrasi terendah terlebih dahulu dan nilai MIC atau
KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) ini didapatkan dari hasil uji KLT
tersebut dimana apabila konsentrasi yang paling rendah tersebut sudah dapat
menghambat aktivitas mikrobanya maka dapat dikatakan konsentrasi tersebut
merupakan nilai MIC atau KHM (Konsentrasi Hambat Minimum). Nilai MIC
(Minimum Inhibitor Consentration) atau KHM (Konsentrasi Hambat
Minimum) bertujuan untuk menentukan konsentrasi terendah atau terkecil
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba atau juga untuk menentukan
potensi dari suatu ekstrak atau suatu senyawa aktif dalam menghambat
mikroba. Dalam menentukannya digunakan uji KLT Bioutografi untuk
menentukan apakah pada konsentrasi tersebut benar-benar dapat menghambat
aktivitas mikrobanya (Efendi, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Adijuwana, Nur M.A. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologi. Pusat
Antar Universitas IPB: Bogor

Efendi, Yuli Nurullaili. 2013. Potensi Antimikroba Ekstrak Etanol Sarang Semut
(MYRMECODIATUBEROSA JACK) Terhadap Candida Albicans,
Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus. Traditional Medicine
Journal, 18(1).

Anda mungkin juga menyukai