Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MATEMATIKA

MENCARI MODUS DATA BERKELOMPOK TINGGI BADAN


SISWA/I XII DG 1

Nama Anggota Kelompok Visual 2 :

Neza Sabrina

Nafiatull Chairiyah

Raihan Gazza

Tegar Bayu Anggoro

Hafiz Almulaira Dhani

Kelas :

XII DG 1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Matematika tentang
Mencari Modus Data Berkelompok Tinggi Badan Siswa/I XII DG1, tidak lupa
pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang diberikan kepada penulis
dalam penyusunan makala ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Filter Graduate Neutral Density 2

2.2 Jenis-jenis Filter Graduate Neutral Density 2

2.3 Fungsi/Kegunaan Filter Graduate Neutral Density 4

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Filter Graduate Neutral Density 5

2.4 Contoh Gambar Filter Graduate Neutral Density 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak berada di jenjang pendidikan Sekolah Dasar, matematika menjadi
salah satu mata pelajaran yang diajarkan hingga ke jenjang pendidikan tertinggi.
Keberadaan matematika yang selalu berguna dalam kehidupan manusia di masa
depan menjadikan mata pelajaran tersebut memiliki materi-materi penting di
dalamnya.
Salah satunya adalah materi statika. Statika adalah ilmu yang mempelajari
tentang semua benda yang bersifat tetap atau statis dikenal dengan ilmu statika
atau juga disebut ilmu keseimbangan gaya.
Perkembangan ilmu statistika terjadi bersamaan dengan perkembangan
sejarah manusia. Data satistik telah digunakan oleh bangsa-bangsa di
Mesopotamia, Mesir, dan Cina pada masa sebelum Masehi. Mereka menggunakan
statistika untuk memperoleh informasi tentang jumlah pajak yang harus dibayar
oleh setiap penduduk dan jumlah hasil panen dari pertanian. Pada masa Yunani
Kuno, ilmu statistika tela digunakan oleh Aristoteles dalam bukunya yang
berjudul Politea. Aristoteles menggunakan statistika untuk menjelaskan data
tentang keadaan 158 negara. Pada abad pertengahan, ilmu statistika berkembang
di lingkungan gereja dan digunakan untuk mencatat jumlah kelahiran, kematian,
dan pernikahan. Pada abad ke-17 Masehi, statistika diterapkan di Inggris sebagai
aritmatika politik. Istilah statistika kemudian dikemukakan oleh matematikawan
berkebangsaan Jerman yang bernama Gottfried Achenwall. Pada abad ke-18,
istilah statistika dipopulerkan oleh John Sinclair dalam bukunya yang berjudul
Statistical Account of Scotland.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari
matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang
yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di
Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan
ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung
dengan matematika.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modus

Modus dalam matematika adalah proses menentukan data dengan


frekuensi terbesar. Modus bisa diartikan juga sebagai nilai yang pang kerap
muncul. Penggunaan modus biasanya akan tetap pada data numerik dan data
kategori.

Data modus yang ada di dalam matematika bisa digunakan dari


sekumpulam data yang ada. Modus merupakan ukuran pemusatan yang mampu
menyatakan fonomena paling banyak terjadi. Untuk menentukan nilai modus yang
ada di dalam suatu data harus melakukan proses pengurutan data dari yang paling
rendah ke data paling tinggi terlebih dahulu.

Dalam matematika, modus dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu bimodus,


dan juga multi modus. Bimodus atau dua modus dalam matematika biasanya akan
digunakan untuk menggambarkan distribusi nilai pada dua pusat data di sebuah
kriteria data yang sama atau ada dua modus. Lalu, untuk multimodus adalah
sebuah data sajian yang ada di dalamnya memiliki lebih dari dua modus.

Modus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Modus data tunggal


Modus pada data tunggal dapat ditentukan dengan mandaftar data tersebut
dalam sebuha tabel. Berikut adalah ilustrasi untuk menentukan nilai modus.
Nilai matematika yang diperoleh oleh siswa IX A adalah sebagai berikut:
40.60, 50, 40, 60, 45, 70, 40, 75, 65, 70, 80, 75, 85, 60, 70, 80, 90. 35, 70,
75, 85, 90, 45, 55, 70, 40, 35, 60, 75, 80, 70, 60, 65, 70, 85
Untuk menentukian modus dari data tersebut langkah yang harus
dilakukan adalah membuat sebuah tabel dengan menghitung frekuensi dari
nilai-nilai tersebut.

2. Modus data berkelompok


Modus data berkelompok dapat ditentukan dengan menggunakan modus besar
dan rumus. Modus besar merupakan titik tengah interval kelas yang memiliki
frekuensi terbanyak. Kelas interval yang memiliki frekuensi terbanyak disebut
kelas modus.
Modus pada data berkelompok juga dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus.

L = tepi bawah kelas modus


D1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
D2 = selisi frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas setelahnya
i = interval kelas = lebar kelas

2.2 Jenis-jenis Modus

1) Unimodal
Suatu data yang memiliki satu nilai modus disebut unimodal. Data yang
memiliki satu modus dapat diilustrasikan pada kondisi berikut.
Nilai ulangan matematika dari suatu kelas adalah sebagai berikut:

Contoh diagram yang memiliki satu nilai modus


75, 60, 55, 70, 50, 60, 65, 60, 52, 60, 85, 65, 75, 40, 80, 45, 90
Dari data tersebut diperoleh nilai modus yakni 60 kerena diperoleh oleh empat
siswa, lebih banyak dari nilai lainnya. Data tersebut hanya memiliki satu nilai
modus, yakni 60, sehingga disebut distribusi unimodal.

2) Bimodal
Suatu data yang memiliki dua nilai modus disebut bimodal. Contohnya
adalah sebagai berikut:
70, 60, 55, 75, 85, 60, 50, 85, 80, 75, 70, 75, 80, 90, 50, 85, 95

Contoh diagram yang memiliki dua nilai modus

Berdasrkan data tersebut, terdapat dua nilai modus, yaitu nilai 75 dan 85
yang diperoleh oleh masing-masing tiga siswa sama banyak, sehingga data
tersebut disebut dengan distribusi bimodal. Data distribusi bimodal memiliki
dua puncak nilai dengan frekuensi yang sama.
3) Multimodal
Data yang didalamnya terdapat lebih dari dua nilai modus disebut
multimodal.
Berikut adalah ilustrasi untuk memahami data dengan nilai modus lebih
dari dua:

Contoh distribusi multimodal dengan nilai mean dan median yang sama
70, 65, 60, 70, 70, 60, 85, 50, 80, 75, 55, 75, 85, 80, 75, 50, 85, 90, 60, 95,
90, 70, 75, 85, 45, 40, 60
Dari data tersebut, terdapat tiga nilai terbanyak yang doperoleh siswa, yakni
nilai 70, 75, dan 85 yang masing-masing didapatkan oleh 4 siswa.

2.3 Proses Mencari Modus Data Berkelompok Tinggi Badan Siswa/I


XII DG
Proses dimulai dengan mempersiapkan materi yang akan digunakan yaitu modus
data berkelompok, dilanjutkan dengan anggota kelompok mempelajari rumus
penyelesaian modus berkelompok.
Langkah pengerjaan diawali dengan mencari data tinggi badan seluruh
siswa/i XII DG 1

Gambar 2.3.1 Pencarian data tinggi badan seluruh siswa/i XII D 1

Tabel data tinggi badan siswa/i XII DG 1

Nilai Frekuensi
156-160 7
161-165 7
166-170 10
171-175 9
Setelah data berhasil didapat dilanjutkan dengan membuat contoh soal beserta
rumus-rumus penyelesaiannya.

FOTO

2.4 Soal dan Pembahasan

Foto rumus maren cuy

Anda mungkin juga menyukai