PUSKESMAS DUNGINGI
BAB III
Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran F4 75 gram dengan margin kiri 3 cm,
kanan 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2,5 cm serta spasi 2, dengan pengetikan
menggunakan tipe huruf arial ukuran 12. Judul menggunakan huruf yang sama dan
dengan huruf tebal (Bold). Untuk penulisan dalam tabel tidak menggunakan ketentuan
tersebut, penulisan SOP dengan tipe huruf arial ukuran 11 spasi 1,5 cm.
B. KEBIJAKAN
Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. Peraturan
dapat dituangkan dalam dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
didampingi logo Kota Gorontalo sebelah kiri dan logo puskesmas di sebelah kanan,
b. Nomor : ditulis sesuai urutan penomoran di masing-masing bab dua digit garis
miring (/), bab garis miring (/), Puskesmas garis miring (/) tahun.
3. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
2) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
b. Mengingat:
hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu,
diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
4. Diktum
kapital;
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata “Menetapkan” ditulis dengan
5. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Surat Keputusan yang dirumuskan
KESATU :
KEDUA :
dst
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Surat Keputusan dan pada
6. Kaki : Kaki Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat
b. nama jabatan, seluruhnya huruf besar diakhiri dengan tanda koma (,),
7. Penandatanganan:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Surat Keputusan yaitu :
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai diktum
C. MANUAL MUTU
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten kedalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
I. Pendahuluan:
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
A. Komitmen manajemen
C. Kebijakan mutu
Kinerja/Mutu
G. Komunikasi internal
A. Umum
C. Luaran tinjauan
D. Lingkungan kerja
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Umum
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan.
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan) :
a. Proses pembelian.
medis,dsb)
a. Umum
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif.
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
C. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM/KEGIATAN.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
gawat darurat dan sebagainya. Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan
atas tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan
yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara
melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan penjadwalan yang jelas, dan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
b. Latar belakang
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain Sasaran Sasaran program adalah
target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/
kegiatan .
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan
3) Achievable : Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan
berlaku.
tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam
kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan
c. Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan,
ini diberlakukan,
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun
a. Kop/Heading SOP
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama
Tanda Tangan
PUSKESMAS Kepala
Kepala Puskesmas Dungingi
DUNGINGI Puskesmas
NIP
SOP yang disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
b. Komponen SOP
petugas ...
5.Langkah-
langkah
6.Diagram Alir
7.Unit Terkait
8.Dokumen
Terkait
DIberlakukan
f.
1). Logo : logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kota Gorontalo dan lambang
Puskesmas.
(bold).
d) No. Dokumen: SOP garis miring (/)nomor urut dalam BAB garis
AUDIT INTERNAL
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, dengan menggunakan dua
3) Isi SOP
g. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir
berikut:
o Awal kegiatan:
o Akhir kegiatan:
Ya
o Simbol Keputusan: Ya ? Tidak
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
h. Dokumen terkait
tersebut
1). SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut
atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh
Kepala Puskesmas Dungingi hanya untuk menanggapi dan
2). SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
h. Evaluasi SOP.
mark).
monitoringnya
Σ Ya+Tidak
kerja.
b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau
pelayanan kesehatan,