Bisri Tujang79
ABSTRAK
Persoalan 'Itrah adalah bagian besar dari polemik-polemik
besar yang sering kali dijadikan bahan pembicaraan antara dua
Agama, agama Sunni dan agama Syi'ah. Pembicaraan yang panjang
tersebut berjalan seiring berputarnya waktu. Namun tentu
manusianyapun datang bergantian berjalan bersamanya waktu. Oleh
karenanya persoalan 'itrah senantiasa hangat setiap saat dan susah
untuk sampai pada ujung permasalahan.
79
Penulis adalah staff pengajar Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah (STDI)
Imam Syafi’i Jember, Jawa Timur.
A. Pendahuluan
Perbedaan antara sunni dan syi’ah adalah persoalan yang
sering digulirkan di berbagai saluran, baik media, meja ilmiyah
maupun di masing-masing kalangan pengikut kedua Agama ini.
Dalam banyak persoalan yang digulirkan pada salauran-saluran
tersebut sering sekali tidak dapat diharmoniskan, walaupun terdapat
upaya-upaya dari sebagian oknum untuk mensinkronkannya, apakah
persoalan teologi maupun masalah hokum.
Untuk persoalan hokum, bagi Sunni nikah mut’ah adalah
perbuatan yang diharamkan bahkan dikatakan sebagai modus
prostitusi yang dilegalkan. Namun bagi Syi’ah mut’ah adalah bagian
dari agama bahkan bisa sampai pada tingkat teologi. Pada persoalan
teologi misalnya kredibilitas Sahabat, bagi Sunni mereka adalah
manusia biasa bisa salah dan benar, yang briman dan menjalankan
ajaran-ajaran Nabi dan jumlah mereka banyak. Namun bagi Syi’ah
80
Al-Kulaini menyebutkan dalam bukunya Furu'ul Kaafi yang
diriwayatkan dari Ja'far 'alaihissalam: "Semua orang murtad (keluar dari Islam)
sepeninggal Rasulullah, kecuali tiga orang", kemudian saya bertanya
kepadanya: "Siapakah ketiga sahabat ini? Ia menjawab: "Al-Miqdad bin Al-
Aswad, Abu Dzar Al-Ghifari dan Salman Al-Farisi"(al-Kulaini, furu’ al-Kafi, 115)
A. Landasan Hukum
Kalangan Sunni memahami persoalan 'itrah berlandaskan pada
hadis yang salah satunya diriwayatkan oleh imam Tirmidzi bahwa
Nabi bersabda:
بييت
Sedangkan dalam versi syi’ah mereka bersandar pada riwayat
al-Kulaini di dalam kitab al-Kafi sebagai berikut:
، وميوت ميتيت ويدخل جنة عدن اليت غرسها اهلل ريب بيده،من أراد أن حيىي حيايت
، وليسلم لالوصياء من بعده، وليعاد عدوه،فليتول علي بن أيب طالب وليتول وليه
، إىل اهلل أشكو أمر اميت، أعطاهم اهلل فهمي وعلمي،فإهنم عرتيت من حلمي ودمي
. وأمي اهلل ليقتلن ابين ال أناهلم اهلل شفاعيت، القاطعني فيهم صليت،املنكرين لفضلهم
“ barang siapa yang hendak hidup seperti hidupku, mati seperti matiku
dan masuk surga 'and yang tanamannya ditanam dengan tangan
Tuhanku, hendaklah ia berwala(berimam/menolong/mencintai)
kepada 'Ali bin Abi Thalib, berwala kepada orang yang berwala
kepada Ali, memusuhi orang dimusuhi olehnya, dan berserah diri
kepada para pemegang wasiat setelahnya karena mereka adalah 'itrah-
ku, berasal dari darah dagingku. Allah telah memberi kepahaman dan
keilmuanku kepada mereka, hanya kepada Allah-lah saya
mengadukan urusan umatku, yang mengingkari keutamaan mereka,
yang memutuskan hubungan rahimku dengan mereka. Demi Allah
mereka akan membunuh anakku, semoga Allah tidak memberi
syafaatku pada mereka”81.
81
Muhammad bin Yakub al-Kulaini, al-Kafi(t. k: t. p, t.t) 1/309
“ حدثنا نصر بن عبد الرمحن الكويف حدثنا زيد بن احلسن هو األمناطي عن جعفر بن
رأيت رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم يف: حممد عن أبيه عن جابر بن عبد اهلل قال
حجته يوم عرفة وهو على ناقته القصواء خيطب فسمعته يقول يا أيها الناس إين قد
.“ تركت فيكم ما إن أخذمت به لن تضلوا كتاب اهلل وعرتيت أهل بييت
“ dari Nashr bin ‘Abd al-Rahman al-Kufi(ia berkata), Zaid bin al-
Hasan yaitu al-Anmathi menceritakan kepada kami(beliau berkata)
dari Ja’far bin Muhammad(beliau berkata) dari bapaknya(beliau
berkata) dari Jabir bin ‘Abdullah beliau berkata: saya melihat
Rasulullah berhaji ketika hari ‘arafah sedang berkhutbah dan berada
di atas tunggangan untanya al-qashwa, saya mendengarnya beliau
bersabda: “ wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan pada kalian
sesuatu, jika kalian mengambil/berpijak padanya kalian tidak akan
pernah tersesat, (yaitu) Kitabullah dan ‘Itrati, ahli baitku”.82
Menyorot para perawi hadits:
82
Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi(Beirut: Dar ‘Ihya al-Turats al-‘Arabi, t.t) cet
Ahmad Syakir, 5/662
نزلت هذه اآلية على: عن عمر بن أيب سلمة ربيب النيب صلى اهلل عيله وسلم قال
النيب صلى اهلل عليه و سلم { إمنا يريد اهلل ليذهب عنكم الرجس أهل البيت
ويطهركم تطهريا } يف بيت أم سلمة فدعا النيب صلى اهلل عليه و سلم فاطمة و
حسنا و حسينا فجللهم بكساء وعلي خلف ظهره فجلله بكساء مث قال اللهم هؤالء
أهل بييت فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهريا قالت أم سلمة وأنا معهم يا نيب اهلل ؟
."قال أنت على مكانك وأنت إيل خري
“ Dari ‘Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi, beliau berkata: turun
ayat “ Alla hanyalah ingin menghilangkan dosa dari kalian ahli bait
dan benar-benar mensucikan kalian darinya” kepada Nabi di rumah
Ummu Salamah, lantas Nabi memanggil Fatimah, Hasan dan Husen
kemudian membukus mereka dengan selimut(kisa’) sementara Ali
berada di belakang Nabi dan kemudian Ali juga dibungkus oleh Nabi
sembari bersabda: “ya Allah mereka adalah ahli baitku, maka
bersihkan mereka dari dosa dan secikanlah mereka darinya”. Ummu
Salamah bertanya, apakah saya juga termasuk? Nabi bersabda:”
engkau di atas tempatmu dan engkau di atas kebaikan”.
dan masih dari imam Tirmidzi beliau juga menyebutkan bahwa:
“ عدة من أصحابنا ،عن أمحد بن حممد بن عيسى ،عن احلسني بن سعيد ،عن
فضالة بن أيوب :عن أيب املغرا ،عن حممد بن سامل ،عن أبان بن تغلب قال :مسعت
أبا عبداهلل عليه السالم يقول :قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله :من أراد أن حيىي
حيايت ،وميوت ميتيت ويدخل جنة عدن اليت غرسها اهلل ريب بيده ،فليتول علي بن أيب
طالب وليتول وليه ،وليعاد عدوه ،وليسلم لالوصياء من بعده ،فإهنم عرتيت من حلمي
ودمي ،أعطاهم اهلل فهمي وعلمي ،إىل اهلل أشكو [أمر] اميت ،املنكرين لفضلهم،
القاطعني فيهم صليت ،وأمي اهلل ليقتلن ابين ال أناهلم اهلل شفاعيت”.
83
Muhammad bin Yakub al-Kulaini, al-Kafi(t. k: t. p, t.t) 1/309
84
‘Ali al-Khaqani, Rijal al-Khaqani(Teheran: Maktab al-‘I’lam al-Islami, 1404)
1/44
85
Syekh al-Tusi, Rijal al-Tusi(t.k: t.p, t.t) 1/164
86
Ibid 1/168
87
Ibnu Daud, Rijal Ibnu Daud(Najef: Mansyurat al-Matba’ah al-Haidariyah,
1392 H) 146
88
‘Ali Al-Khaqani, Rijal al-Khaqan…1/131
89
Ibnu Daud,……167
90
Ja’far al-Shadiq dalam Wikipedia, http://ar.wikipedia.org/wiki/ja’far_al-
sadiq. Di akses tagl 29 oktber 2013.
91
Ibnu Hajar, Taqrib al-Tahdzib(Beirut-Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1995) no 952 hlm 163.
92
Lihat pengertian hadits dhaif: Dirosat fi al-Kafi Li al-Kulaini wa al-Shahih li
al-Bukhari,..6/7
C. Pengertian ‘Ithrah
Para Ahli linguistic dari kalangan Sunni telah menjelaskan
kata al-‘itrah. Menurut mereka kata ini berarti al-nasl (keturunan),
‘aqaribi al-Rajul dan rahthuhu (keluarga dan kelompok/kerabat
seseorang) 93, Bani ‘Ammihi(anak-anak pamannya) 94 dan juga berarti
kaumnya95. Pengertian ini dikemukakan oleh imam Al-Munawi, imam
Muhammad bin Abi Bakr al-Razi dan Tim penyusun kamus al-
Mu’jam al-Wasith. Sementara dikalangan Ahli linguistik Syi’ah dan
bersama sebagian ahli linguistic Sunni sepekat dengan pengertian di
atas, selain itu ahli linguistic Syi’ah juga mendefenisikan ‘Itrah
dengan banyak versi, terkadang ia berarti al-dzukuur min al-
aulad(anak-anak laki), terkadang berarti auliya’uhu al-muttaqun(para
walinya yang bertakwa) dan terkadang berarti rahtuhu(kelompok atau
kaumnya).96
Beberapa pengertian yang di kemukakan oleh kedua versi di
atas memberi kesimpulan bagi penulis bahwa kata ‘itrah berarti
97
Dosen di Islamic Unifersity of Madinah, Konsentrasi Hadits dan Fiqh serta
salah satu dari Dewan pengajar di Masjid Nabawi Madinah saat ini.
98
Abd Al-Muhsin al-‘Abbad al-Badr, Fadhl Ahlu al-Bait wa ‘Uluw
Makanatihim ‘Ainda Ahli al-Sunnah wa al-Jama’ah(Riyadh: Dar Ibnu al-Atsir, 2001)
hlm 6.
99
Lihat: Al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi((Beirut:
Daar al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.t) 9/48
101
Riwayat Tirmidzi, sebagaimana yang kami sebutkan pada catatan kaki
sebelumnya:….
نزلت هذه اآلية على النبي صلى هللا: عن عمر بن أبي سلمة ربيب النبي صلى هللا عيله وسلم قال
عليه و سلم { إنما يريد هللا ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا } في بيت أم سلمة فدعا النبي
صلى هللا عليه و سلم فاطمة و حسنا و حسينا فجللهم بكساء وعلي خلف ظهره فجلله بكساء ثم قال اللهم هؤالء
أهل بيتي فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا قالت أم سلمة وأنا معهم يا نبي هللا ؟ قال أنت على مكانك وأنت
( إلي خير
“ Dari ‘Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi, beliau berkata: turun ayat “
Alla hanyalah ingin menghilangkan dosa dari kalian ahli bait dan benar-benar
mensucikan kalian darinya” kepada Nabi di rumah Ummu Salamah, lantas Nabi
memanggil Fatimah, Hasan dan Husen kemudian membukus mereka dengan
selimut(kisa’) sementara Ali berada di belakang Nabi dan kemudian Ali juga
dibungkus oleh Nabi sembari bersabda: “ya Allah mereka adalah ahli baitku, maka
bersihkan mereka dari dosa dan secikanlah mereka darinya”. Ummu Salamah
bertanya, apakah saya juga termasuk? Nabi bersabda:” engkau di atas tempatmu dan
engkau di atas kebaikan”.
ض ْع َن بِالْ َق ْوِل فَيَطْ َم َع الم ِذي ِيف ِّس ِاء إِ ِن اتم َقْي ُ م
َ ُْت فَال َخت
ِ ٍ ُت َكأ
َ َحد م َن الن
ِ
ِّ ِ"يَا ن َساءَ الن
َ ميب لَ ْس ُ م
َ اهلِيم ِة
األوىل ِ اجل ِ
َْ ) َوقَ ْر َن ِيف بُيُوت ُك من َوال تَبَ مر ْج َن تَبَ ُّر َج32( ض َوقُ ْل َن قَ ْوال َم ْع ُروفًا
ِ
ٌ قَ ْلبِه َمَر
ِ ِ َطعن اللمه ورسولَه إِممنَا ي ِر م َوأَقِ ْم َن ال م
س أ َْه َلَ الر ْج
ِّ ب َعْن ُك ُم َ يد اللهُ ليُ ْذه ُ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ ِ ني المزَكا َة َوأ ِ
َ صال َة وآت
ْم ِة إِ من ِْ ات اللم ِه و ِ ) واذْ ُكر َن ما ي ْت لَى ِيف ب يوتِ ُك من ِمن آي33( ت ويطَ ِّهرُكم تَطْ ِهريا ِ
َ احلك َ َ ْ ُُ ُ َ ْ َ ً ْ َ ُ َ الْبَ ْي
.)34( اللمهَ َكا َن لَ ِطي ًفا َخبِ ًريا
“ Wahai istri-istri Nabi kalian tidaklah seperti wanita-wanita yang
lain, jika kalian bertakwa, janganlah kalian merendahkan/
melembutkan kata-kata sehingga akan mendatangkan perasaan buruk
seorang lelaki, dan katakanlah kata-kata yang baik(32). Dan tetaplah
berdiam dirumah-rumah kalian, janganlah ber-tabarruj(berhias)
seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliyah dahulu, tegakkanlah
shalat, tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasul-Nya, sungguh
102
Lihat: Al-Kulaini, al-Kafi, 1/297
103
Muhammad Baqir Al-Majlisi, Bihar al-Anwaar(Beirut: Mu’assaah al-Wafa,
t.t) 98/107
104
Al-Majlisi, Bihar al-Anwaar, 98/85
105
Ibid.
اب اللم ِه َو ُسن ِمىت َولَ ْن يَتَ َفمرقَا َح مىت يَِرَدا َعلَ مى ِ ِ ِ ْ َت فِي ُكم َشْيئ
َ َني لَ ْن تَضلُّوا بَ ْع َد ُمهَا كت ْ ُ ( َخلم ْف
)ض
َ احلَ ْو
ْ
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, dimana kalian tidak akan
pernah tersesat, kitab Allah dan sunnah-ku, keduannya tidak akan
bisa berpisah hingga keduanya menemuiku di telaga(artinya tidak
akan terpisahkan sampai kiamat tiba)”.106
Secara tekstual kedua hadits ini memiliki tujuan dan fokus
yang berbeda. Namun menurut hakikatnya konteks kedua hadits ini
saling berhubungan, sebab jika kita mencintai dan mengikuti Ahli bait
Nabi yang konsisten di atas sunah maka kita tidak akan tersesat.
Dengan kata lain sunah yang dijalankan oleh ahli bait Nabi jika diikuti
oleh umat ini dengan penuh cinta maka mereka tidak akan tersesat.
Imam al-Qari’ menjelaskan: maksud dari berpegang teguh
pada al-Qur’an dan ‘itrati adalah mencintai, menjaga kehormatan
mereka dan menjalankan apa yang mereka riwayatkan serta
bersandarkan pada perkataan mereka, dan hal ini tidak berarti menolak
riwayat selain mereka. Sebab menurutnya Nabi telah bersabda: “
sahabat-sahabatku bagaikan bintang-bintang, pada siapapun kalian
106
Al-Daruquthni, Sunan al-Daruquthni(Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1966) 4/245
no 149 dan Abu Bakr Ahmad al-Bazzar, al-Bahru al-Zakhar(Madinah: Maktabah al-
‘Ulum wa al-Hikam, 1988-2009) 15/385 no 8993.
107
Al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahwadzi(Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.t)
10/196. Hadis ini dilemahkan oleh sebagian ulama hadis.
108
Ibid…
109
Lihat halaman 10-11 pada makalah ini.