Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 8

OLEH :

NAMA : ENDAH DHITA PRATIWI

NIM : 03012622024004

FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM STUDI : TEKNIK KIMIA

BKU : S2 TEKNOLOGI LINGKUNGAN

MATA KULIAH : FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

DOSEN MATA KULIAH : ELDA MELWITA, S. T., M. T., PH. D.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020
SOAL

Contoh alat perpindahan panas dan menentukan besar atau kecilnya nilai q yang
diinginkan pada alat tersebut !

JAWAB

1. Air Conditioner (AC)

Perpindahan Panas pada Air Conditioner ( AC )

Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator, pemompaan panas
oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses ekspansi. Proses-proses ini
berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah
zat yang mudah berubah bentuk (menjadi uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai
media pemindah panas dalam mesin pendingin. Temperatur didih dan temperature kondensasi
berkaitan dengan tekanan. Titik didih dan titik embun dapat digeser naik atau main dengan
mengatur besarnya tekanan yang diberikan. Hal ini berpengaruh besar terhadap proses
perpindahan panas yang terjadi pada AC.

Gambar 1. Prinsip kerja AC


Cara kerja AC dapat dilihat pada gambar 1. Pendingin atau Refrigerant dialirkan oleh Kompresor
(4) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan atau tube, perpindahan panas yang terjadi
adalah secara Konveksi. (1) Udara dititipkan oleh kipas udara (blower atau fan) di shell atau
disela-sela kumparan tadi, perpindahan panas yang terjadi adalah secara Konveksi, sehingga
panas yang ada dalam udara diserap oleh pipa refrigerant melalui dinding – dinding kumparan
dan kemudian mengembun, perpindahan panas antar dinding shell and tube adalah secara
Konduksi. Udara yang melalui kumparan dan telah diserap panasnya, masuk ke dalam ruangan
dalam keadaan sejuk/dingin, udara sejuk dan dingin yang dihasilkan oleh AC memiliki berat
molekul yang lebih besar bila dibandingkan dengan berat molekul udara lingkungan biasa atau
sekitar, sehingga udara panas dari lingkungan bergerak naik ke atas dan digantikan dengan udara
dingin dari AC, perpindahan panas yang terjadi adalah secara Konveksi (3). Selanjutnya udara
dalam ruang dihisap dan selanjutnya proses penyerapan panas diulang kembali.

Nilai q yang diinginkan pada Air Conditioner ( AC )

Pada alat pendingin ruangan seperti Air Conditioner (AC), nilai q atau fluks panas yang
diinginkan adalah besar dikarenakan agar proses perpindahan panas terjadi dengan baik, dimana
yang misalnya suhu awal udara sebagai fluida panas pada ruangan sebelum AC dihidupkan
sebesar 35-40oC, namun setelah AC dihidupkan suhu pada ruangan perlahan dapat berubah
menjadi 18-19oC (tergantung mode setting temperatur pada remote AC), dengan bantuan
refrigerant sebagai fluida pendingin yang suhunya sekitar 5-8oC. Hal tersebut dikarenakan pada
AC pemilihan bahan penghantar berupa tembaga dengan konduktivitas thermal (k) sebesar 385
W/m, luas penampang dimana fluida mengalir (A) atau ketebalan bahan kecil sebesar m2,
perbedaan temperatur (dT) sebesar > oC, antara suhu fluida panas dengan suhu fluida pendingin.
2. Termos

Perpindahan Panas pada Termos

Secara alami kalor akan selalu berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Kalor berpindah dengan konveksi, konduksi, maupun radiasi.

Salah satu benda yang kita kenal sekarang ini yang digunakan untuk menjaga panas suatu benda
adalah termos. Termos dibuat dengan menggunakan prinsip mencegah aliran kalor secara
konveksi, konduksi, dan radiasi. Dengan terputusnya tiga jalur perpindahan kalor ini, panas
benda yang terperangkap di dalam termos akan bertahan dalam waktu berjam-jam.

Gambar di atas merupakan bentuk bagian dalam termos. Wadah utama termos terbuat dari gelas
yang merupakan isolator (penghantar panas yang buruk).
Gelas yang digunakan bukanlah gelas yang padat namun gelas yang berongga (terdapat ruang
hampa udara). Gelas berongga digunakan karena selain isolator juga untuk mencegah kalor
berpindah secara Konduksi. Bagian dalam dari gelas dilapisi oleh lapisan mengkilap (biasanya
digunakan perak) untuk mencegah panas keluar dari tabung secara Radiasi.
Radiasi panas akan memantul lagi ke dalam tabung ketika membentur suatu media yang
berwarna putih dan mengkilap. Sedangkan bagian atas tabung ditutup dengan gabus atau bahan
plastik yang bersifat isolator untuk mencegah panas keluar secara Konveksi dengan udara di
sekitar tabung. Maka dengan bahan-bahan ini, kalor dapat dicegar bocor keluar baik secara
konveksi, konduksi, maupun radiasi.

Selain digunakan untuk menyimpan air panas, termos juga bisa digunakan untuk menyimpan air
dingin. Prinsip kerjanya sama dengan perpindahan kalor namun prosesnya terbalik, yaitu
mencegah panas dari luar masuk ke dalam tabung.

Perlu di ingat bahwa pada dasarnya termos hanya mengurangi laju perpindahan kalor menjadi
lebih kecil. Bukan benar-benar menghentikan perpindahan kalor dari luar ke dalam atau
sebaliknya. Ibaratnya sebuah gerbang yang bisa dilalui 10 mobil lalu gerbangnya diperkecil
hingga hanya bisa dilewati satu mobil. Maka air panas dalam tabung semakin lama tidak sepanas
ketika air dimasukkan di awal.

Nilai q yang diinginkan pada Termos

Pada alat penyimpanan air panas ataupun dingin seperti termos, nilai q atau fluks panas yang
diinginkan adalah kecil dikarenakan agar proses perpindahan panas dari dalam sistem tertutup
seperti pada termos tidak terjadi dengan baik, dimana temperatur panas pada air tidak mudah
turun akibat interaksi dengan temperature lingkungan. Dalam hal tersebut, pemilihan bahan
penghantar berupa kaca (bagian dalam termos) dengan konduktivitas thermal (k) sebesar 0.84
W/m, luas penampang dimana fluida mengalir (A) atau ketebalan bahan tinggi sebesar m2,
perbedaan temperatur (dT) sebesar < oC.

Anda mungkin juga menyukai