Anda di halaman 1dari 121

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran
dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran
dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan)
Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)

Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK)
Lambas Tita Srihayati (Direktorat PMPK)
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Suprananto (UNSIKA Karawang)
Nasional) Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Sisilia Mariati (PAUD Mutiara)
Pendidikan) Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah)
Pembelajaran) Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti Bekasi
dan Pembelajaran Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
dan Pembelajaran) Arina Hasanah (Pusat Kurikulum Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta)
dan Pembelajaran) Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima)
Pembelajaran) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul)
Pembelajaran) Fendi (SMK Mikael Solo)
Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Pembelajaran) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Rani Azis (SLBN 5 Jakarta)
Pembelajaran) Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum Indra Jaya (UNJ)
dan Pembelajaran Dona Paramita (Direktorat PAUD) Asih Nur Imda (SDS Pantara)
Waluyo (Direktorat SD) Cucu Sukmana (UPI, Bandung)
Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran)
Rina Imayanti (Direktorat SMA) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)
Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK)
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan


asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak
pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu
pada standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang
efektif dan efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa,
kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya,
pembelajaran dan asesmen juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi
pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus;
di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.

iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.

Kepala Badan Standar, Kurikulum,


dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.

iv
PETA KONTEN DALAM
MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM
MERDEKA

Langkah 02 04
Memahami pembelajaran
dan asesmen

Langkah 04
Memahami pengembangan
02 projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Langkah 01
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka 03

01
Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
satuan pendidikan dalam
Kurikulum Merdeka

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen

• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen


berlaku
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran • Pembelajaran sesuai dengan tahapan
peserta didik
• Perencanaan pembelajaran dan
asesmen (termasuk alur tujuan
pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen

Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan kurikulum Memahami pengembangan projek
operasional satuan pendidikan dalam penguatan profil pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil


Satuan Pendidikan Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan • Mendesain projek penguatan profil pelajar
pendidikan Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Mengelola projek penguatan profil pelajar
• Perencanaan pembelajaran Pancasila

• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan • Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek
profesional penguatan profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil
pelajar Pancasila

v
Daftar Isi

iii Kata Pengantar

vi Daftar Isi

1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan

3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen

10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen

37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar

65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan


Pendidik dan Satuan Pendidikan

78 Daftar Pustaka

79 Lampiran-Lampiran

vi
Pendahulu

1
Pendahuluan

Ringkasan Bab
Latar Belakang Sasaran Pengguna
Cara Menggunakan Panduan

A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA)
merupakan dokumen yang berisi prinsip, Pemerintah telah menetapkan Capaian
strategi, dan contoh-contoh yang dapat Pembelajaran yang menjadi rujukan
memandu guru dan satuan pendidikan dalam utama dalam pengembangan rancangan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, khususnya untuk kegiatan
pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan
capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis
pembelajaran dan cara mencapai tujuan capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran
pembelajaran tersebut. Sementara asesmen mengembangkan alur tujuan pembelajaran,
adalah aktivitas selama proses pembelajaran modul ajar, serta asesmen pada awal
untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.
pembelajaran. Dalam panduan ini, Dokumen ini juga memuat perencanaan
pembelajaran dan asesmen merupakan satu serta pelaksanaan asesmen yang dimulai
siklus; di mana asesmen memberikan informasi dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan,
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, dan pelaporan hasil penilaian atau asesmen.
PPA difokuskan untuk pembelajaran dan
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek
asesmen
efektivitas pembelajaran yang berlangsung.
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan intrakurikuler, sedangkan panduan untuk
adalah asesmen formatif yang berorientasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
pada perkembangan kompetensi peserta didik. disampaikan dalam dokumen terpisah.

1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa
struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian
Pembelajaran menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.

1
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pendahuluan

B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran
dan asesmen digunakan sebagai dan merefleksikan proses pembelajaran
panduan dalam pembelajaran (bukan hanya terfokus pada
administrasi), serta memberikan inspirasi
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini praktik baik pelaksanaan pembelajaran
dapat menjadi acuan atas fungsi kepala dan asesmen dari sekolah lain. pengawas
sekolah sebagai pemimpin juga dapat melakukan pendampingan
pembelajaran (instructional leader). kepada kepala sekolah dan pendidik yang
Sebagai pemimpin memerlukan konsultasi dalam
pembelajaran, kepala sekolah menyelesaikan permasalahan dan
menginspirasi para pendidik untuk tantangan dalam pembelajaran.
berkolaborasi dan berinovasi untuk
menciptakan perubahan yang dimulai dari ■ Sebagai bagian dari komunitas belajar,
dalam kelas. panduan ini bisa berguna untuk bahan
diskusi, memantik berbagai ide dalam
■ Pengawas diharapkan berperan untuk pembelajaran, dll.
mendampingi kepala sekolah.
Pengawas bersama kepala sekolah
mendiskusikan

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik diberikan
Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu
kebebasan untuk mengembangkan
memperhatikan beberapa regulasi lain:
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
• Keputusan Mendikbudristek tentang
peserta didik, satuan pendidikan, dan Kurikulum Merdeka;
daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil
juga memiliki keleluasaan untuk menentukan
Pelajar Pancasila; dan
jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik • Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian
tujuan pembelajaran. Pembelajaran.

2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip

2
Prinsip Pembelajaran
dan
Prinsip Asesmen
Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran Prinsip Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan satu


memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai
kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami
kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan
proses pembelajaran diupayakan untuk pembelajaran yang dirancang untuk memberi
mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pengalaman belajar yang berkualitas,
pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini,
diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang : (1) interaktif; (2)
Pembelajaran dapat diawali dengan proses
inspiratif;
perencanaan asesmen dan perencanaan
(3) menyenangkan; (4) menantang; (5)
pembelajaran. Pendidik perlu merancang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
asesmen yang dilaksanakan pada awal
aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup
pembelajaran, pada saat pembelajaran,
bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan
bakat, minat dan perkembangan fisik, serta
asesmen, terutama pada asesmen awal
psikologis peserta didik (akan dijelaskan
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena
lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
pembelajaran, pendidik dapat mengadakan
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk
asesmen formatif untuk mengetahui sejauh
merancang pembelajaran yang sesuai dengan
mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh
tahap capaian peserta didik.
peserta didik.

Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan


Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
pembelajaran. Asesmen pembelajaran
dan asesmen pembelajaran yang disusun
diharapkan dapat mengukur aspek yang
dalam bentuk dokumen yang fleksibel,
seharusnya diukur dan bersifat holistik.
sederhana, dan kontekstual. Tujuan
Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif.
Pembelajaran
Asesmen formatif dapat berupa asesmen
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan pada awal pembelajaran dan asesmen
mempertimbangkan kekhasan dan
pada saat pembelajaran. Asesmen pada
karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga
awal pembelajaran digunakan mendukung
harus
pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta

3
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan
dengan yang mereka butuhkan. Sementara, pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
asesmen formatif pada saat pembelajaran karena itu, proses pembelajaran dan asesmen
dapat dijadikan sebagai dasar dalam merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses membantu keberhasilan peserta didik di dalam
belajar yang dapat dijadikan acuan untuk kelas.
perencanaan pembelajaran dan melakukan
revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik Pemerintah tidak mengatur pembelajaran
dirasa dan asesmen secara detail dan teknis.
telah mencapai tujuan pembelajaran, maka Namun demikian, untuk memastikan
pendidik dapat meneruskan pada tujuan proses pembelajaran dan asesmen berjalan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila dengan baik, Pemerintah menetapkan
tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan
Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
asesmen sumatif untuk memastikan dan melaksanakan pembelajaran yang
ketercapaian dari keseluruhan tujuan bermakna agar peserta didik lebih kreatif,
pembelajaran. berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan
prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai
dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. berikut:
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan
refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun

A. Prinsip Pembelajaran
Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu
dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian
mempertimbangkan tahap sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik,
perkembangan dan tingkat sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian
pencapaian peserta didik survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
saat ini, sesuai dengan • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran
kebutuhan belajar, serta sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau
mencerminkan karakteristik pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
dan perkembangan peserta mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
didik yang beragam pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
sehingga pembelajaran Kemendikbudristek.
menjadi bermakna dan
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
menyenangkan;
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang
membangun kapasitas perlu dikembangkan.
untuk menjadi pembelajar • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik
sepanjang hayat; langsung yang mendorong kemampuan peserta didik
untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat,
dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya
melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan
yang tepat.
c. Proses pembelajaran • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran
mendukung perkembangan yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik
kompetensi dan karakter mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
peserta didik secara holistik; inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran
terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi
keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila
dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun
koreksi)

5
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


d. pembelajaran yang relevan, • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
yaitu pembelajaran yang kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
dirancang sesuai konteks, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
lingkungan, dan budaya • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
peserta didik, serta memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
melibatkan orang tua dan dan produktif antara pendidik dengan peserta didik,
komunitas sebagai mitra; sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi
belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar,
komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai
narasumber untuk memperkaya dan mendorong
pembelajaran yang relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar
dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan
umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan
multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat
digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh
di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah
dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan
sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan
disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau
memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model
pembelajaran industri (teaching factory).

6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka
perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa
depan mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-
solusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan
tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.

7
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
proses pembelajaran, kesiapan peserta didik.
fasilitasi pembelajaran, • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
dan penyediaan informasi pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan
yang holistik, sebagai balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk
umpan balik untuk perbaikan kedepannya.
pendidik, peserta didik,
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dan orang tua/wali agar
dukungan untuk menstimulasi pola pikir
dapat memandu mereka
bertumbuh.
dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya; • Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar
teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik
antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,
serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik
yang membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga
tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
dilakukan sesuai dengan merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
fungsi asesmen tersebut, pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di
dengan keleluasaan untuk awal pembelajaran.
menentukan teknik dan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang
waktu pelaksanaan asesmen beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen.
agar efektif mencapai Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan
tujuan pembelajaran; balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen
sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup
adil, proporsional, valid, agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan
dan dapat dipercaya bukan hanya untuk kepentingan menguji.
(reliable) untuk menjelaskan • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
kemajuan belajar, menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
menentukan keputusan mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
tentang langkah dan
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
sebagai dasar untuk
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa
menyusun program
dan sesuai dengan tujuan asesmen.
pembelajaran yang sesuai
selanjutnya; • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk
menentukan tindak lanjut pembelajaran.

d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara


dan pencapaian peserta ringkas, mengutamakan informasi yang paling
didik bersifat sederhana penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang
dan informatif, memberikan tua.
informasi yang bermanfaat • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
tentang karakter dan peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
kompetensi yang dicapai, sama beserta orang tua.
serta strategi tindak lanjut;

e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
oleh peserta didik, pendidik, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
tenaga kependidikan, dan • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
orang tua/wali sebagai diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik
bahan refleksi untuk dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan
meningkatkan mutu memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai
pembelajaran. refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama orang tua.

9
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan

3
Perencanaan
Pembelajaran
dan Asesmen
Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Alur
Tujuan Pembelajaran Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran


pembelajaran yang lebih operasional dan
(CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan.
konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
Namun demikian, CP tidak cukup konkret didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses
untuk memandu kegiatan pembelajaran
berpikir dalam merencanakan pembelajaran
sehari-
ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.
hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan

Memahami
Merumuskan Menyusun Alur Merancang
Capaian
Tujuan Tujuan Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran dari Tujuan Alur
Pembelajaran

Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Pendidik dapat (1) mengembangkan


pemerintah menyediakan contoh-contoh alur
sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2)
pembelajaran atau yang sering dikenal
mengembangkan alur tujuan pembelajaran
sebagai RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain,
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan
setiap pendidik perlu menggunakan alur
contoh-contoh yang disediakan pemerintah,
tujuan pembelajaran dan rencana
atau (3) menggunakan contoh yang
pembelajaran untuk memandu mereka
disediakan. Pendidik menentukan pilihan
mengajar; akan tetapi mereka tidak harus
tersebut berdasarkan kemampuan masing-
mengembangkannya sendiri.
masing.
Dalam Platform Merdeka Mengajar,

10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Proses perancangan kegiatan pembelajaran itu, apabila pendidik menggunakan contoh,


dalam panduan ini dibuat dengan asumsi proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
bahwa pendidik akan mengembangkan alur Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak
tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
secara mandiri, tidak menggunakan contoh pendidik.
yang disediakan pemerintah. Oleh karena

A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensinya, sementara kelas
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
menunjukkan kelompok (cohort)
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase
berdasarkan usianya. Dengan demikian,
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan
ada kemungkinan peserta didik berada
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan
di kelas III SD, namun belajar materi
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang
pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
untuk kelas I dan II) karena ia belum
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
membuatnya ke dalam enam etape yang
dengan mekanisme kenaikan kelas yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Berikut ini adalah beberapa contoh
pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran ■ Pengembangan rencana pembelajaran
dalam perencanaan pembelajaran: yang kolaboratif. Satu fase biasanya
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
proses belajar berjalan lebih lambat Saat merencanakan pembelajaran di
pada suatu periode (misalnya, ketika awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
sehingga dibutuhkan waktu lebih mendapatkan informasi tentang sampai
panjang untuk mempelajari suatu konsep. mana proses belajar sudah ditempuh
Ketika harus “menggeser” waktu untuk peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
mengajarkan materi-materi pelajaran yang juga perlu berkolaborasi dengan guru
sudah dirancang, pendidik memiliki waktu kelas IX untuk menyampaikan bahwa
lebih panjang untuk mengaturnya. rencana pembelajaran kelas VIII akan
■ Pembelajaran yang sesuai dengan berakhir di suatu topik atau materi
kesiapan peserta didik. Fase belajar tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
seorang peserta didik menunjukkan merencanakan pembelajaran berdasarkan
informasi tersebut.

11
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Catatan untuk Pengawas/Penilik:

Pengawas/penilik dapat mendiskusikan


• Apakah perencanaan di suatu kelas
dan mendukung proses belajar pendidik
memperhatikan topik atau konsep yang
untuk mengembangkan perencanaan
sudah dikuasai peserta didik di kelas
pembelajaran. Pada saat berdiskusi
sebelumnya?
dengan
pendidik, pengawas/penilik perlu fokus • Apakah pendidik memperhatikan
pada bagaimana proses perencanaan perkembangan peserta didik
dilakukan, misalnya: ketika merencanakan
pembelajaran?
• Apakah guru berkolaborasi lintas kelas • Apakah perencanaan pembelajaran
sebagaimana yang dicontohkan di atas? memperhatikan perkembangan peserta
didik dan kesinambungan proses
pembelajaran antar kelas?

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel
3.1 memperlihatkan pembagian fase.

Tabel 3.1. Pembagian Fase

Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya


Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3
tahun Kelas XI-XII SMK program
4 tahun

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari
capaian untuk setiap mata pelajaran.

• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai


pengetahuan yang dipelajari peserta didik
ditulis dalam paragraf yang memadukan
menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara • CP dirancang dengan banyak merujuk
kepada teori belajar Konstruktivisme
karakter dan kompetensi umum yang ingin
dan pengembangan kurikulum dengan
dikembangkan dinyatakan dalam profil
pendekatan “Understanding by Design”
pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan
(UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu
& Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini,

12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

“memahami” merupakan kemampuan yang yaitu secara keseluruhan dan capaian per
dibangun melalui proses dan pengalaman fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu,
belajar yang memberikan kesempatan penting untuk pendidik mempelajari CP
kepada mereka untuk dapat menjelaskan, untuk mata pelajarannya secara menyeluruh.
menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai Memahami CP adalah langkah pertama yang
perspektif, dan berempati atas suatu sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar
fenomena. Dengan demikian, pemahaman dengan apa yang perlu mereka ajarkan,
bukanlah suatu proses kognitif yang terlepas dari apakah mereka akan
sederhana atau proses berpikir tingkat mengembangkan kurikulum, alur tujuan
rendah. pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau
tidak. Beberapa contoh pertanyaan reflektif
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap sebagai yang dapat digunakan untuk memandu guru
proses berpikir tahap yang rendah (C2). dalam memahami CP, antara lain:
Namun demikian, konteks Taksonomi
• Kompetensi apa saja yang perlu
Bloom sebenarnya digunakan untuk
dimiliki peserta didik untuk sampai di
perancangan pembelajaran dan asesmen
capaian pembelajaran akhir fase?
kelas yang
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
lebih operasional, bukan untuk CP yang
lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
lebih sesuai digunakan untuk • Apakah capaian yang ditargetkan sudah
menurunkan/ menerjemahkan CP ke biasa saya ajarkan?
tujuan pembelajaran yang lebih konkret.
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, Selain untuk mengenal lebih mendalam mata
karakteristik, dan capaian per fase. Rasional pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari dapat memantik ide-ide pengembangan
mata pelajaran tersebut serta kaitannya rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan beberapa pertanyaan yang dapat digunakan
menjelaskan kemampuan atau kompetensi untuk memantik ide:
yang dituju setelah peserta didik
mempelajari mata pelajaran tersebut secara • Bagaimana capaian dalam fase ini akan
dicapai anak didik?
keseluruhan.
Karakteristik menjelaskan apa yang • Materi apa saja yang akan dipelajari
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, dan seberapa luas serta mendalam?
elemen-elemen atau domain (strands) • Proses belajar seperti apa yang
yang membentuk mata pelajaran dan akan ditempuh peserta didik?
berkembang dari fase ke fase. Capaian
per fase disampaikan dalam dua bentuk,

Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:


Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih
mengalami kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat
dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan
profesionalisme mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai CP.

13
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:

Pada PAUD, CP bertujuan untuk


memberikan arah yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas
XIII.
usia perkembangan pada semua aspek
perkembangan anak sehingga
Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan
kompetensi pembelajaran yang
alur tujuan pembelajaran memperhatikan
diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD
alokasi waktu didasarkan pada pemetaan
dapat dipahami dengan jelas agar anak
Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang
siap mengikuti jenjang pendidikan
ditetapkan oleh satuan pendidikan
selanjutnya. Lingkup CP di PAUD
dengan bentuk pembelajaran tatap
dikembangkan dari tiga elemen stimulasi
muka, tutorial, mandiri ataupun
yang saling terintegrasi dan merupakan
kombinasi secara proporsional dari
elaborasi dari aspek- aspek
ketiganya. Capaian pembelajaran pada
perkembangan anak, yaitu nilai agama
mata pelajaran kelompok umum, mata
dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial
pelajaran pemberdayaan, dan mata
emosional, bahasa; dan nilai Pancasila; serta
pelajaran keterampilan mengacu pada
bidang-bidang lain untuk mengoptimalkan
capaian pembelajaran yang ditetapkan
tumbuh kembang anak sesuai dengan
oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat
kebutuhan pendidikan Abad 21 di
mengembangkan capaian pembelajaran
Indonesia. Tiga elemen stimulasi yang
pada mata pelajaran keterampilan sesuai
dimaksud, yaitu: 1) Nilai Agama dan Budi
dengan kebutuhan belajar peserta didik,
Pekerti; 2) Jati Diri; dan
lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains,
Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase
dapat mengeksplorasi aspek-aspek didasarkan pada usia mental peserta didik.
perkembangan anak secara utuh dan Bagi peserta didik berkebutuhan khusus
tidak terpisah. dengan hambatan intelektual, dapat
menggunakan CP pendidikan khusus. CP
Sementara itu, pada SMK terdapat pada peserta didik berkebutuhan khusus
beberapa kekhasan. Pendidik dapat
dengan hambatan intelektual dapat
melakukan analisis CP mata pelajaran
dilakukan lintas fase dan lintas elemen,
kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia
sesuai dengan kondisi, kemampuan,
kerja. Pada jenjang SMK terdapat program
hambatan dan kebutuhan. Sementara
empat tahun sebagaimana tercantum
peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
dalam daftar konsentrasi keahlian yang
hambatan intelektual menggunakan
telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada
CP reguler dengan menerapkan prinsip
program empat tahun pembelajaran
modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah
diselenggarakan hingga kelas XIII mata
rumusan fase capaian pembelajaran pada
pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII
Pendidikan Khusus.
adalah: Matematika, Bahasa Inggris,
dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian
pembelajaran fase F berlaku pada pada

14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental

A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun

B Kelas III-IV SD/MI


± 8 tahun
C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs ± 9 tahun

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 10 tahun

F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya
mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus
memuat 2 komponen utama, yaitu:
dipelajari peserta didik dalam suatu fase.
Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau
tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang keterampilan yang perlu ditunjukkan/
telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, didemonstrasikan oleh peserta didik.
untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini digunakan pendidik, antara lain: secara
perlu dicapai peserta didik dalam satu atau konkret, kemampuan apa yang perlu
lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir
penghujung Fase mereka dapat mencapai apa yang perlu peserta didik
CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, tunjukkan?
pendidik perlu mengembangkan beberapa
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep
tujuan pembelajaran.
utama yang perlu dipahami pada akhir
satu unit pembelajaran. Pertanyaan
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran
ini, pendidik belum mengurutkan tujuan- panduan yang dapat digunakan pendidik,
tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- antara lain: hal apa saja yang perlu mereka
tujuan belajar yang lebih operasional dan pelajari dari suatu konsep besar yang
konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan
tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap sekitar dan kehidupan peserta didik dapat
berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat digunakan sebagai konteks untuk
melakukan proses pengembangan rencana mempelajari konten dalam CP (misalnya,
pembelajaran langkah demi langkah. proses pengolahan hasil panen digunakan
sebagai konteks untuk belajar tentang
persamaan linear di SMA)

15
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Taksonomi Bloom berguna dalam proses Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan
perumusan tujuan pembelajaran. Namun untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan
demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi Krathwohl mengelompokkan kemampuan
seiring dengan perkembangan hasil-hasil kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini,
penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) dengan urutan dari kemampuan yang paling
mengembangkan taksonomi berdasarkan dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah

1 dipelajari,
termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu
materi yang pernah diajarkan kepadanya.

Level Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti


2 menjelaskan
suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu
informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan,


3 atau
informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan
relevan

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah


Level informasibeberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi
menjadi
4 atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan
antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan,


5 penilaian,
mengajukan kritik dan rekomendasi yang
sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang
Level utuh, proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga
melalui

6 kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada.
Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap
suatu produk yang sudah ada.

Selain taksonomi di atas, untuk


menggunakan informasi untuk menjelaskan
merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik
atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe
juga dapat merujuk pada teori lain yang
dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan
dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins
melalui kombinasi dari enam kemampuan
(2005) tentang enam bentuk pemahaman.
berikut ini:
Sebagaimana yang disampaikan dalam
penjelasan tentang CP, pemahaman
(understanding) adalah proses berpikir
tingkat tinggi, bukan sekadar

16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Penjelasan (explanation) Interpretasi

Mendeskripsikan suatu ide Menerjemahkan cerita, karya seni,


dengan kata-kata sendiri, atau situasi. Interpretasi juga
membangun hubungan, berarti memaknai sebuah ide,
mendemonstrasikan hasil kerja, perasaan, atau sebuah hasil karya
menjelaskan alasan, menjelaskan dari satu media ke media lain.
sebuah teori, dan menggunakan
data.

Aplikasi Perspektif

Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut


keterampilan dan pemahaman pandang yang berbeda, siswa
mengenai sesuatu dalam dapat menjelaskan sisi lain dari
situasi yang nyata atau sebuah sebuah situasi, melihat gambaran
simulasi (menyerupai besar, melihat asumsi yang
kenyataan). mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.

Pengenalan diri
Empati atau refleksi diri

Menaruh diri di posisi orang lain. Memahami diri sendiri; yang


Merasakan emosi yang dialami menjadi kekuatan, area yang perlu
oleh pihak lain dan/atau dikembangkan serta proses
memahami pikiran yang berbeda berpikir dan emosi yang terjadi
dengan dirinya. secara internal.

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi


untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar
baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam
mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif
taksonominya, Marzano menggunakan tiga
mengolah semua informasi yang diperlukan
sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6
sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem
level taksonomi menurut Marzano:
metakognitif, dan sistem diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat
individu untuk merespon instruksi dan
pembelajaran: apakah akan melakukannya atau
tidak. Sementara sistem metakognitif adalah
kemampuan individu untuk merancang strategi

17
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)


Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas
mengidentifikasi sebuah informasi secara umum.
Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah
kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan
menemukan informasi lain yang berkaitan.

Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi
untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama
dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari
Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang
saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.

Tingkat 3 Analisi
s
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan
perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang
dimaksud bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting
dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi
informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima
proses analisis, yaitu:
(1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis
kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan.
Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan
Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang
ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang
insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip
Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya
angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini
adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi
seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori
umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan
keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4)
Tingkat 5 Metakognisi
penyelidikan.
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi
dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam
taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari
metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau
proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

Tingkat 6 Sistem
Diri
Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan
seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk
mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri
yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu:
(1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3)
memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.

18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk sehari-hari sampai kesiapan memasuki
fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, dunia kerja.
panduan ini memperlihatkan bahwa ada
■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam
beberapa referensi yang dapat digunakan
merumuskan tujuan pembelajaran
untuk merancang tujuan pembelajaran.
memperhatikan karakteristik peserta didik,
Pendidik dapat menggunakan teori atau
kebutuhan belajar dan kondisi
pendekatan lain dalam merancang tujuan
lingkungan.
pembelajaran, selama teori tersebut dinilai
relevan dengan karakteristik mata pelajaran ■ Pada satuan pendidikan SMK,
serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik tujuan pembelajaran dan alur tujuan
peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran dapat disusun
pembelajaran. bersama dengan mitra dunia kerja.

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan


Beberapa catatan khusus terkait dengan tujuan pembelajaran dengan beberapa
perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan
alternatif di bawah ini:
jenjang pendidikan tertentu:
■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, pembelajaran secara langsung berdasarkan
penyusunan tujuan pembelajaran
CP
mempertimbangkan laju perkembangan
anak, bukan kompetensi dan konten ■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan
seperti pada jenjang lainnya. pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada
■ Pada Pendidikan Khusus, selain CP.
kompetensi dan konten, tujuan
pembelajaran juga mencakup variasi ■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan
dan akomodasi layanan sesuai pembelajaran Lintas Elemen CP
karakteristik peserta didik. Selain itu,
tujuan pembelajaran diarahkan pada Contoh masing-masing alternatif terdapat di
lampiran, termasuk contoh cara merumuskan
terbentuknya kemandirian dalam aktivitas
CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang
PAUD ada di lampiran.

C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan pembelajaran,
pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik
langkah berikutnya dalam perencanaan
dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan
pembelajaran adalah menyusun alur tujuan
CP,
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran
(2) mengembangkan dan memodifikasi contoh
sebenarnya memiliki fungsi yang serupa
yang disediakan, ataupun (3) menggunakan
dengan apa yang dikenal selama ini sebagai
contoh yang disediakan pemerintah.
“silabus”, yaitu untuk perencanaan dan
pengaturan pembelajaran dan asesmen secara
Bagi pendidik yang merancang alur tujuan
garis pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan
besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh pembelajaran yang telah dikembangkan
karena itu, pendidik dapat menggunakan alur dalam tahap sebelumnya akan disusun
tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan sebagai satu alur (sequence) yang berurutan
secara
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

sistematis, dan logis dari awal hingga akhir 6. Metode penyusunan alur tujuan
fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu pembelajaran harus logis, dari
disusun secara linier, satu arah, dan tidak kemampuan yang sederhana ke yang lebih
bercabang, sebagaimana urutan kegiatan rumit,
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
hari. pelajaran, pendekatan pembelajaran yang
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, digunakan (misal: matematik realistik);
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali
dengan alur tujuan pembelajarannya
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
yang lebih umum bukan tujuan
(misalnya, menguraikan dari elemen
pembelajaran harian (goals, bukan
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai
objectives);
lampiran agar lebih sederhana dan
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas langsung ke intinya untuk guru;
satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
8. Karena alur tujuan pembelajaran
3. Alur tujuan pembelajaran perlu yang disediakan Kemendikbudristek
dikembangkan secara kolaboratif, merupakan contoh, maka alur tujuan
(apabila guru mengembangkan, maka pembelajaran dapat bernomor/huruf
perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan (untuk menunjukkan urutan dan tuntas
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi penyelesaiannya dalam satu fase);
antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
sesuai karakteristik dan kompetensi yang bercabang (tidak meminta guru untuk
dikembangkan setiap mata pelajaran. memilih). Apabila sebenarnya urutannya
Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan dapat berbeda, lebih baik membuat
oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru alur tujuan pembelajaran lain sebagai
yang mahir dalam mata pelajaran variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
tersebut; pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran dapat diberikan nomor atau kode; dan
tidak perlu lintas fase (kecuali 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pendidikan khusus); pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).

20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009):

Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu
sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang
spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Mudah ke yang lebih Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen


konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari


Prosedural sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan
t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan
tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus


mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika
siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini,
bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada
akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

21
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur dilakukan pada tahap sebelumnya dan
tujuan pembelajaran dalam satu fase. alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-
Setiap kotak tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang telah disusun.
merupakan hasil perumusan tujuan
pembelajaran yang telah

Awal Tujuan Tujuan


Fas Pembelajaran Pembelajaran
e 1 2

Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran
... 3

Tujuan Tujuan Akhir


Pembelajar
an Pembelajar
an Fas
.. (n)
e
.

Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan


untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk
tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai
2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena
3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD,
itu, dalam menyusun alur tujuan
satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan
pembelajaran,
pembelajaran dikembangkan untuk setiap
pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik
CP. Dengan demikian, alur tujuan
lain yang mengajar dalam fase yang sama
pembelajaran
agar tujuan pembelajarannya
berkesinambungan.

Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau
memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan peserta didik,
karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format
komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik.

Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:

Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran


adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat
dikembangkan dengan pendekatan yang paling
laju perkembangan anak dan dikembangkan
sesuai pada masing-masing satuan pendidikan.
oleh masing-masing satuan agar dapat
mencapai CP. Satuan pendidikan dapat
memilih untuk menyusun alur tujuan
pembelajaran
22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen


Rencana pembelajaran dirancang untuk
faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik
memandu guru melaksanakan pembelajaran
yang berbeda, lingkungan sekolah,
sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan
ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran. Dengan demikian, rencana
pembelajaran, dan lain- lain.
pembelajaran disusun berdasarkan alur
tujuan pembelajaran yang digunakan
Setiap pendidik perlu memiliki rencana
pendidik sehingga bentuknya lebih rinci pembelajaran untuk membantu mengarahkan
dibandingkan alur tujuan pembelajaran. Perlu proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
diingatkan kembali bahwa alur tujuan pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana
pembelajaran tidak ditetapkan oleh pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
pemerintah sehingga pendidik yang satu sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul
dapat menggunakan alur tujuan ajar. Apabila pendidik menggunakan modul
pembelajaran yang berbeda dengan pendidik ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
lainnya meskipun mengajar peserta didik komponen-komponen dalam modul ajar
dalam fase yang sama. Oleh karena itu,
meliputi komponen-komponen dalam RPP atau
rencana pembelajaran yang dibuat masing- lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang
masing pendidik pun dapat berbeda-beda, dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini:
terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini
dirancang dengan memperhatikan berbagai

Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul ajar


pelaksanaan pembelajaran

• Tujuan pembelajaran (salah satu dari • Tujuan pembelajaran (salah satu dari
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan • Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
atau lebih pertemuan. pembelajaran yang dicapai dalam satu
• Asesmen pembelajaran: Rencana atau lebih pertemuan.
asesmen untuk di awal pembelajaran • Rencana asesmen untuk di awal
dan rencana asesmen di akhir pembelajaran beserta instrumen dan
pembelajaran untuk mengecek cara penilaiannya.
ketercapaian tujuan pembelajaran. • Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan
cara penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan yang
digunakan, lembar kegiatan, video,
atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.

23
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan
yang perlu termuat dalam kedua dokumen untuk membantu pendidik mengajar secara
perencanaan pembelajaran yang digunakan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu
pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen menggunakan buku teks pelajaran. Modul
yang harus ada (komponen minimum) dalam ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
sederhana, fokus mendokumentasikan sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu
rencana. Sementara dalam modul ajar, mempertimbangkan beberapa hal berikut.
perencanaan dilengkapi dengan media yang
digunakan, termasuk juga instrumen a. Untuk mencapai suatu tujuan
asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih pembelajaran tertentu, apakah merujuk
lengkap daripada rencana pelaksanaan pada buku teks saja sudah cukup atau
pembelajaran, maka pendidik yang perlu menggunakan modul ajar?
menggunakan modul ajar untuk mencapai satu b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah
atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi dapat menggunakan modul ajar yang telah
mengembangkan rencana pelaksanaan disediakan, memodifikasi modul ajar yang
pembelajaran. disediakan, atau perlu membuat modul
ajar baru?
Pemerintah menyediakan contoh-contoh
rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di
ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/ atas pendidik menyimpulkan bahwa modul
atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar
dengan kebutuhan peserta didik. Untuk yang disediakan dapat digunakan dengan
pendidik yang merancang rencana pelaksanaan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka
pembelajarannya sendiri, maka komponen- ia tidak perlu merancang modul ajar yang
komponen dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan baru. Komponen minimum modul ajar telah
dapat ditambahkan dengan komponen lainnya disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila
sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta diperlukan, pendidik juga dapat menambah
didik, dan kebijakan satuan pendidikan. komponen, misalnya dengan menyusun modul
ajar dengan struktur sebagaimana tercantum
Merancang Modul Ajar pada Tabel 3.5 berikut.

Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4,


modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi
tujuan, langkah, media pembelajaran,
asesmen, serta informasi dan referensi
belajar lainnya yang dapat membantu
pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Satu modul ajar
biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk
satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur
tujuan pembelajaran yang telah disusun.

24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta didik


• Kompetensi awal • Asesmen • Pengayaan dan remedial
• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Bahan bacaan pendidik
• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik dan peserta didik

• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran • Glosarium

• Model pembelajaran yang • Refleksi peserta didik dan • Daftar pustaka


digunakan pendidik

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar
yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan,
dan karakteristik peserta didik.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses


perancangan modul ajar.

• Bagaimana agar perhatian peserta


• Bagaimana peserta didik dapat menunjukkan
didik senantiasa fokus dan mereka
pemahaman mereka dan melakukan evaluasi
terus bersemangat sepanjang
diri yang berarti setelah mempelajari materi
kegiatan pembelajaran?
ini?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan
• Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah
membantu setiap individu peserta
dan/atau materi pelajaran berdasarkan
didik memahami pembelajaran?
keunikan dan kebutuhan masing-masing
• Bagaimana saya akan mendorong peserta peserta didik?
didik untuk melakukan refleksi, mempelajari
• Bagaimana saya akan mengelola
lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang
pengalaman belajar yang mendorong
tentang konsep atau materi pelajaran yang
peserta didik untuk menjadi pelajar
telah mereka pelajari?
yang aktif dan mandiri?

Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?


PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya
memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang
waktu yang telah ditentukan.
Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen
di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik
sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen.

25
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk


pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari
ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada
tiap mata pelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam
tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam
tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh
lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45
(empat puluh lima) menit untuk Program Paket C.
SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul
ajar dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan
konsentrasi atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama
mitra dunia kerja.

Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul


Ajar
Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, a. Asesmen di awal pembelajaran yang
baik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kesiapan
maupun modul ajar, rencana asesmen perlu peserta didik untuk mempelajari
disertakan dalam perencanaan pembelajaran. materi ajar dan mencapai tujuan
Dalam modul ajar, rencana asesmen ini pembelajaran yang direncanakan.
dilengkapi dengan instrumen serta cara Asesmen ini termasuk dalam kategori
melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi asesmen formatif karena ditujukan
dan asesmen, terdapat banyak teori dan untuk kebutuhan guru dalam
pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan merancang pembelajaran, tidak untuk
konsep asesmen yang dianjurkan dalam keperluan penilaian hasil belajar
Kurikulum Merdeka. peserta didik yang dilaporkan dalam
rapor.
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip
Pembelajaran dan Asesmen (Bab II), asesmen b. Asesmen di dalam proses
adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam pembelajaran yang dilakukan
proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk selama proses pembelajaran untuk
mencari bukti ataupun dasar pertimbangan mengetahui perkembangan peserta
tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. didik dan sekaligus pemberian
umpan balik yang cepat. Biasanya
Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk
melakukan asesmen-asesmen berikut ini: asesmen ini dilakukan sepanjang atau
di tengah kegiatan/langkah
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang pembelajaran, dan dapat juga
bertujuan untuk memberikan informasi dilakukan di akhir langkah
atau umpan balik bagi pendidik dan pembelajaran. Asesmen ini juga
peserta didik untuk memperbaiki proses termasuk dalam kategori asesmen
belajar. formatif.

26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang penggunaan teknik dan instrumen asesmen,
dilakukan untuk memastikan penentuan kriteria ketercapaian tujuan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
pembelajaran. Termasuk dalam keleluasaan ini adalah
Asesmen ini dilakukan pada akhir keputusan tentang penilaian tengah semester.
proses pembelajaran atau dapat juga Pendidik dan satuan pendidikan berwenang
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih untuk memutuskan perlu atau tidaknya
tujuan pembelajaran, sesuai dengan melakukan penilaian tersebut.
pertimbangan pendidik dan kebijakan
satuan pendidikan. Berbeda dengan Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi asesmen yang disampaikan dalam Bab II,
bagian dari perhitungan penilaian di akhir di mana salah satu prinsipnya
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau mendorong
akhir jenjang. penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan
hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna
dalam suatu rencana pelaksanaan serta informasi atau umpan balik dari
pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada asesmen
cakupan tujuan pembelajaran. tentang kemampuan peserta didik juga menjadi
lebih kaya dan bermanfaat dalam proses
Pendidik adalah sosok yang paling memahami perancangan pembelajaran berikutnya.
kemajuan belajar peserta didik sehingga
pendidik perlu memiliki kompetensi dan Untuk dapat merancang dan melaksanakan
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar pembelajaran dan asesmen sesuai arah
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing- kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini
masing. Keleluasaan tersebut mencakup adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen
perancangan asesmen, waktu pelaksanaan, formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan.

Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan
untuk memantau dan memperbaiki proses meningkatkan terus capaiannya. Hal ini
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian merupakan proses belajar yang penting
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk menjadi pembelajar sepanjang
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar hayat.
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang
■ Bagi pendidik, asesmen formatif
mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
berguna untuk merefleksikan strategi
informasi perkembangan peserta didik.
pembelajaran yang digunakannya, serta
Informasi tersebut merupakan umpan balik untuk meningkatkan efektivitasnya
bagi peserta didik dan juga pendidik.
dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Asesmen ini juga
■ Bagi peserta didik, asesmen formatif
berguna untuk berefleksi, dengan memberikan informasi tentang kebutuhan
belajar individu peserta didik yang
memonitor kemajuan belajarnya,
diajarnya.
tantangan yang dialaminya, serta
langkah- langkah yang perlu ia lakukan
untuk

27
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Agar asesmen memberikan manfaat tersebut


Contoh-contoh pelaksanaan asesmen
kepada peserta didik dan pendidik, maka
formatif.
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik
dalam merancang asesmen formatif, antara
• Pendidik memulai kegiatan tatap muka
lain sebagai berikut: dengan memberikan pertanyaan berkaitan
dengan konsep atau topik yang telah
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
(high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak • Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran
seharusnya digunakan untuk menentukan di kelas dengan meminta peserta didik
nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, untuk menuliskan 3 hal tentang konsep
kelulusan, atau keputusan-keputusan yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin
penting lainnya. mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal
yang mereka belum pahami.
• Asesmen formatif dapat menggunakan
berbagai teknik dan/atau instrumen. • Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan
Suatu asesmen dikategorikan sebagai diskusi terkait proses dan hasil percobaan,
asesmen formatif apabila tujuannya adalah kemudian pendidik memberikan umpan
untuk meningkatkan kualitas proses belajar. balik terhadap pemahaman peserta didik.

• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan • Pendidik memberikan pertanyaan


dengan proses pembelajaran yang sedang tertulis, kemudian setelah selesai
berlangsung sehingga asesmen formatif menjawab pertanyaan, peserta didik
dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. diberikan kunci jawabannya sebagai
acuan melakukan penilaian diri.
• Asesmen formatif dapat menggunakan
metode yang sederhana, sehingga umpan • Penilaian diri, penilaian antarteman,
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh pemberian umpan balik antar teman dan
dengan cepat. refleksi. Sebagai contoh, peserta didik
diminta untuk menjelaskan secara lisan atau
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal
tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman)
pembelajaran akan memberikan informasi
tentang konsep yang baru dipelajari.
kepada pendidik tentang kesiapan belajar
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, • Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif
pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi dapat dilakukan dengan melakukan
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ observasi terhadap perkembangan anak
atau membuat diferensiasi pembelajaran saat melakukan kegiatan bermain-belajar.
agar sesuai dengan kebutuhan peserta • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan
didik. asesmen diagnostik dilakukan untuk
menentukan fase pada peserta didik
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat
memberikan informasi tentang kekuatan, sehingga pembelajaran sesuai dengan
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
peserta didik dan mengungkapkan cara misalnya: salah satu peserta didik pada kelas
untuk meningkatkan kualitas tulisan, X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil
karya atau performa yang diberi umpan asesmen diagnostik berada pada Fase C
balik. Dengan demikian, hasil asesmen sehingga pembelajaran peserta didik
tidak sekadar sebuah angka. tersebut tetap mengikuti hasil asesmen
diagnostik yaitu Fase C.

28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah bertujuan atau informasi tambahan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar
Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan
hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian
telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu
membandingkan pencapaian hasil belajar
ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik
peserta didik dengan kriteria ketercapaian
dapat menggunakan teknik dan instrumen yang
tujuan pembelajaran.
beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, menggunakan observasi dan performa (praktik,
asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui menghasilkan produk, melakukan projek, dan
capaian perkembangan peserta didik dan membuat portofolio).
bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif
berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan Merencanakan Asesmen
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat Apabila pendidik menggunakan modul ajar
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan yang disediakan, maka ia tidak perlu
dan perkembangan anak. membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi
pendidik yang mengembangkan sendiri
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi rencana pelaksanaan pembelajaran dan/atau
untuk: modul ajar, ia perlu merencanakan asesmen
formatif yang akan digunakan.
• alat ukur untuk mengetahui pencapaian
hasil belajar peserta didik dalam satu atau
• Rencana asesmen dimulai dengan
lebih tujuan pembelajaran di periode perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu
tertentu; berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik
untuk dibandingkan dengan kriteria capaian memilih dan/atau mengembangkan
yang telah ditetapkan; dan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
• menentukan kelanjutan proses belajar hal yang perlu diperhatikan dalam
siswa di kelas atau jenjang berikutnya. memilih/mengembangkan instrumen,
antara lain: karakteristik peserta didik,
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah kesesuaian asesmen dengan rencana/
pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen,
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau kemudahan penggunaan instrumen untuk
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir memberikan umpan balik kepada peserta
semester dan pada akhir fase; khusus asesmen didik dan pendidik.
pada
akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika
pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi

29
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi
pendidik, yaitu:

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan
dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
Anekdotal yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi
yang dilakukan.

Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.


Perkembangan
(Kontinum)

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan


oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui


pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat
difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat
dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan


mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa
praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat
portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,


pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.

Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara
lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.

Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan

pengetahuan.`

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif)
dalam kurun waktu tertentu.

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda


Untuk pendidikan khusus, asesmen
di jenjang tertentu, sesuai dengan
cenderung lebih beragam karena perlu
karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD,
pendekatan individual. Pada Pendidikan
teknik penilaian tidak menggunakan tes
Kesetaraan, asesmen mata pelajaran
tertulis, melainkan dengan berbagai cara
keterampilan dapat berbentuk observasi,
yang disesuaikan dengan kondisi satuan
demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio,
PAUD, dengan menekankan pengamatan
dan/atau uji kompetensi pada lembaga
pada anak secara autentik sesuai preferensi
sertifikasi dan kompetensi.
satuan pendidikan. Ragam bentuk
asesmen yang dapat dilakukan, antara Sementara itu pada SMK, terdapat
lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya, bentuk penilaian atau asesmen khas
portofolio, dokumentasi, dll. yang membedakan dengan jenjang yang
lain, yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)


• Asesmen/pengukuran terhadap capaian
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor
pembelajaran selama melaksanakan
dengan mencantumkan keterangan
pembelajaran di dunia kerja, meliputi
industri tentang kinerja secara
substansi kompetensi ataupun budaya
keseluruhan berdasarkan jurnal PKL,
kerja.
sertifikat, atau surat keterangan
• Asesmen dilakukan oleh praktek kerja lapangan dari dunia
pembimbing/ instruktur dari dunia kerja.
kerja dan atau bersama dengan guru
• Mendorong peserta didik berkinerja
pendamping.
baik saat melakukan pembelajaran di
dunia kerja serta memberikan
kebanggaan pada peserta didik.

31
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

b. Uji Kompetensi Kejuruan


• Asesmen terhadap pencapaian
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 diperoleh pada tahap pembelajaran
sebelumnya.
(tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di
akhir masa studi oleh Lembaga • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
Sertifikasi Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP- lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai
3), Panitia Teknis Uji Kompetensi dengan prosedur yang ditetapkan oleh
(PTUK), atau satuan pendidikan yang dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
terakreditasi bersama dengan dunia • Hasil dari uji kompetensi adalah
kerja. predikat capaian kompetensi
• Dapat memperhitungkan paspor sebagaimana ditetapkan oleh
keterampilan (skills passport) yang penyelenggara dan sertifikat keahlian
untuk menghadapi dunia kerja.

c. Ujian Unit Kompetensi


• Asesmen terhadap pencapaian satu • Mendorong pendidik melaksanakan
atau beberapa unit kompetensi untuk pembelajaran tuntas (mastery learning)
mencapai kemampuan melaksanakan pada materi kejuruan. Pembelajaran
satu bidang pekerjaan spesifik. tuntas dalam hal ini pembelajaran
yang menekankan pada pemenuhan
• Ujian Unit Kompetensi dapat
unit atau elemen kompetensi sesuai
mengujikan beberapa unit
dengan SKKNI.
kompetensi yang membentuk 1 (satu)
Skema Sertifikasi. • Hasil dari ujian unit kompetensi
adalah predikat capaian kompetensi
• Ujian Unit Kompetensi dapat sebagaimana ditetapkan oleh
dilaksanakan setiap tahun atau
penyelenggara, sertifikat keahlian,
semester oleh satuan pendidikan
dan/atau skill passport sebagai bekal
terakreditasi.
menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes akhir masa pembelajaran.
lisan, tes tulis, dan/atau portofolio.

Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Untuk mengetahui apakah peserta didik
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran ataupun modul ajar.
pembelajaran, pendidik perlu menetapkan
kriteria atau indikator ketercapaian tujuan
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah
pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat satu pertimbangan dalam memilih/membuat
pendidik merencanakan asesmen, yang instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
dilakukan saat asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria
pendidik menyusun perencanaan ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria
pembelajaran,

32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang beberapa pendekatan, di antaranya: (1)


kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ menggunakan deskripsi sehingga apabila
didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. maka dianggap belum mencapai tujuan
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik
untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,
paling disarankan adalah menggunakan (3) menggunakan skala atau interval nilai,
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka atau pendekatan lainnya sesuai dengan
pendidik diperkenankan untuk menggunakan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan mengembangkannya. Berikut adalah contoh-
sebagainya). contoh pendekatan yang dimaksud.

Dengan demikian, kriteria yang digunakan Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata
untuk menentukan apakah peserta didik pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dikembangkan pendidik dengan menggunakan dan wawancara”

Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi


kriteria
pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
Contohnya, dalam tugas menulis laporan,
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan:
yang logis disertai dengan argumen yang logis
Laporan peserta didik menunjukkan
sehingga dapat meyakinkan pembaca.
kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil

Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks


eksplanasi dengan runtut.
🗸
Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang
jelas.
🗸
Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan argumen yang logis sehingga
🗸
dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi
agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

33
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di
atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP
pada satu fase.

Pendekatan 2: menggunakan rubrik


Contohnya, dalam tugas menulis laporan,
Pendidik menggunakan rubrik ini untuk
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan
mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh
yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan
peserta didik.
penulisan. Dalam rubrik terdapat empat
tahap pencapaian, dari baru berkembang,
layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan
ada deskripsi yang menjelaskan performa
peserta didik.

Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Isi laporan Belum mampu Mampu Mampu Mampu


menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
pengamatan, pengamatan, pengamatan, pengamatan,
dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman
belum jelas secara jelas. secara jelas. secara jelas.
tertuang dalam Laporan Laporan Laporan
tulisan. Ide menunjukkan menjelaskan menjelaskan
dan informasi hubungan yang hubungan hubungan
dalam laporan jelas di sebagian kausalitas yang kausalitas yang
tercampur dan paragraf. logis disertai logis disertai
hubungan antara dengan argumen dengan argumen
paragraf tidak yang logis yang logis
berhubungan. sehingga dapat sehingga dapat
meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-fakta
pendukung yang
relevan.

34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda


(tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan
baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital
huruf huruf kapital digunakan secara digunakan secara digunakan secara
kapital) atau sebagian tepat. tepat. tepat.
besar tidak
digunakan secara
tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria
di atas mencapai minimal tahap cakap.

Pendekatan 3: menggunakan interval


nilai
Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/
20 soal (dengan bobot yang sama), maka
atau satuan pendidikan dapat menggunakan
ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat
rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik
disimpulkan bahwa peserta didik tersebut
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan
sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu
tindak lanjut yang akan dilakukan untuk
remedial.
para peserta didik.
Contoh b. Pendidik dapat menggunakan
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai
interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti
tes tertulis atau ujian, pendidik
dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat
menentukan interval nilai. Setelah
menetapkan empat kriteria ketuntasan:
mendapatkan hasil tes, pendidik dapat
langsung menilai hasil kerja peserta didik
• menunjukkan kemampuan penulisan
dan menentukan tindak lanjut sesuai teks eksplanasi dengan runtut
dengan intervalnya.
• menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
0 - 40% • menceritakan pengalaman secara jelas
belum mencapai, remedial di seluruh bagian • menjelaskan hubungan kausalitas yang logis
disertai dengan argumen yang logis
41 - 65 % sehingga dapat meyakinkan pembaca
belum mencapai ketuntasan, remedial di
bagian yang diperlukan Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala
pencapaian (1-4).
66 - 85 % Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu didik dengan rubrik untuk menentukan
remedial ketercapaian peserta didik.

86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
atau tantangan lebih

35
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval

belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada


sebagian kecil di sebagian keseluruhan
Kriteria Ketuntasan (1) besar teks
(2)
(3) (4)

Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi dengan
🗸
runtut

Laporan menunjukkan hasil


pengamatan yang jelas
🗸
Laporan menceritakan pengalaman
secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai
🗸
dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan
pembaca.

Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki


0 - 40%
bobot yang sama sehingga pembagi
belum mencapai, remedial di seluruh bagian
merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal
ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal 41 - 60%
ini nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian
dan/ atau guru dapat memberikan bobot yang diperlukan
sehingga penghitungan disesuaikan dengan
bobot kriteria. 61 - 80%
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik remedial
ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau
satuan pendidikan dapat menentukan interval 81 - 100%
nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
lanjut sesuai dengan intervalnya. atau tantangan lebih

Pada contoh di atas, pendidik hanya


menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan
bahwa peserta didik di atas sudah menuntaskan
tujuan pembelajaran, karena sebagian besar
kriteria sudah tercapai.

36
Pelaksanaan Pembelajaran dan

4
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan Asesmen
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya
• Melaksanakan asesmen di akhir
keterpaduan pembelajaran dengan asesmen,
pembelajaran untuk mengetahui
terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus
ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen
belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
ini dapat digunakan sebagai asesmen awal
(Bab II) mengindikasikan pentingnya
pada pembelajaran berikutnya.
pengembangan strategi pembelajaran sesuai
dengan tahap capaian belajar peserta didik
Berdasarkan hasil asesmen di awal
atau yang pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk
dikenal juga dengan istilah teaching at the menyesuaikan strategi pembelajaran agar
right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
dengan memberikan materi pembelajaran didik. Namun demikian, bagi sebagian
yang bervariasi sesuai dengan pemahaman pendidik melakukan pembelajaran
peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini terdiferensiasi bukanlah hal yang sederhana
adalah agar setiap anak dapat mencapai untuk dilakukan. Sebagian pendidik
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan mengalami tantangan karena keterbatasan
demikian, pembelajaran yang berorientasi waktu untuk merancang pembelajaran yang
pada kompetensi membutuhkan asesmen berbeda-beda berdasarkan kebutuhan
yang bervariasi dan berkala. Pendekatan individu peserta didik. Sebagian yang lain
pembelajaran seperti inilah yang sangat mengalami kesulitan untuk mengelompokkan
dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. peserta didik berdasarkan kesiapan karena
jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan
kelas yang terbatas.
dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen:
Memahami adanya tantangan-tantangan
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan tersebut, maka pendidik sebaiknya
pembelajaran, termasuk di dalamnya
menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta
rencana asesmen formatif yang akan
kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa
dilakukan di awal pembelajaran dan
alternatif pendekatan pembelajaran sesuai
asesmen di akhir pembelajaran
tahap capaian peserta didik yang dapat
• Pendidik melakukan asesmen di awal dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu peserta didik untuk ■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
mempelajari materi yang telah dirancang dilakukan di awal pembelajaran, peserta
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik didik di kelas yang sama dibagi menjadi
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ dua atau lebih kelompok menurut capaian
atau membuat penyesuaian untuk sebagian belajar mereka, dan keduanya diajarkan
peserta didik oleh guru yang sama atau disertai guru
pendamping/asisten. Selain itu, satuan
• Melaksanakan pembelajaran dan
menggunakan berbagai metode asesmen pendidikan juga menyelenggarakan
formatif untuk memonitor kemajuan belajar program pelajaran tambahan untuk peserta
didik yang belum siap untuk belajar sesuai
dengan fase di kelasnya.

37
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang


Untuk menghindari dampak negatif
dilakukan di awal pembelajaran, peserta
sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang
didik di kelas yang sama dibagi menjadi
dapat dilakukan ketika mengelompokkan
dua atau lebih kelompok menurut capaian
peserta didik untuk keperluan pembelajaran
belajar mereka, dan keduanya diajarkan
terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian
oleh guru yang sama atau disertai guru
peserta didik, antara lain sebagai berikut.
pendamping/asisten.

■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah


yang dilakukan di awal pembelajaran, metode yang biasa dilakukan peserta didik.
pendidik mengajar seluruh peserta didik Ada kalanya pendidik membagi kelompok
di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen berdasarkan minat (misalnya, kesamaan
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik minat permainan olahraga dalam mata
yang belum siap, pendidik memberikan pelajaran PJOK), melakukan pengamatan
pendampingan setelah jam pelajaran atau eksperimen dalam mapel IPA secara
berakhir. berkelompok yang ditetapkan secara acak
oleh pendidik, dan sebagainya sehingga
Pendidik dan satuan pendidikan dapat pengelompokan berdasarkan kemampuan
memilih strategi pembelajaran sesuai dengan akademik dalam suatu pertemuan adalah hal
tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif yang biasa.
pilihan di atas maupun merancang sendiri
• Pengelompokan berdasarkan kemampuan
pendekatan yang akan digunakannya. berubah sesuai dengan kompetensi yang
Namun demikian, hal penting yang perlu menjadi kekuatan peserta didik, tidak
diperhatikan dalam melakukan pembelajaran permanen sepanjang tahun atau semester,
terdiferensiasi menurut kesiapan peserta dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.
didik tersebut adalah bahwa pengelompokan Misalnya, di mata pelajaran bahasa
peserta didik berdasarkan capaian atau hasil Indonesia peserta didik A tergabung dalam
asesmen tidak mengarah pada terbentuknya kelompok yang masih butuh bimbingan,
persepsi tentang pengkategorian peserta tetapi pada pelajaran IPA peserta didik A
didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tergabung dalam kelompok yang sudah
tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” mahir.
hingga kelompok yang dinilai paling rendah
• Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu
kemampuannya dapat menyebabkan
dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang
diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka
lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa
yang ditempatkan pada kelompok yang
menjadi salah satu opsi, namun perlu
paling marginal akan cenderung menilai diri
dipikirkan bahwa tidak semua siswa
mereka sebagai individu yang tidak memiliki
memiliki kompetensi mengajar dan
kemampuan untuk belajar sebagaimana
tanggung jawab memfasilitasi tetap
teman-
sepenuhnya ada di pendidik.
temannya yang lain. Demikian pula pendidik
sering tanpa sadar memiliki harapan atau • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa
ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik dipilih oleh peserta didik untuk
yang sudah dianggap kurang berbakat atau memperkaya atau mendalami kompetensi
kurang mampu secara akademik. Akibatnya, yang dibangun. Misalnya, di awal tahun
mereka akan terus terpinggirkan. ajaran pendidik mengajak peserta didik
berdiskusi mengenai peran-peran apa yang
dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh
peserta didik secara bergantian.

38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam proses pembelajaran, salah satu


■ Proses (cara mengajarkan). Proses
diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik
pembelajaran dan bentuk pendampingan
adalah diferensiasi berdasarkan konten/
dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta
materi, proses, dan/atau produk yang
didik, bagi siswa yang membutuhkan
dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh,
bimbingan pendidik perlu mengajarkan
ketika mengajarkan materi tertentu, peserta
secara langsung, bagi peserta didik
didik yang perlu bimbingan dapat
yang cukup mahir dapat diawali dengan
difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin penting
Modeling yang dikombinasi dengan kerja
saja, sementara untuk peserta didik yang
mandiri, praktik, dan peninjauan ulang
sudah cukup memahami materi dapat
(review), bagi peserta didik yang sangat
mempelajari seluruh topik; dan peserta didik
mahir dapat diberikan beberapa pemantik
yang mahir dapat melakukan pendalaman
untuk tugas mandiri kepada peserta didik
materi di luar materi yang diajarkan. Begitu
yang sangat mahir.
juga dengan tagihan atau produk, peserta
didik yang perlu bimbingan dapat bekerja ■ Produk (luaran atau performa yang akan
kelompok dengan mengumpulkan satu dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran
lembar hasil kerja, sementara untuk peserta juga dapat dilakukan melalui produk
didik yang cukup mahir dapat yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil kerja didik yang memerlukan bimbingan
mandiri, dan peserta didik yang sudah mahir bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
dapat mempresentasikan mengenai konten inti materi, sedangkan
hasil kerja menggunakan power point dengan bagi peserta didik yang cukup mahir
dilengkapi gambar dan grafis. dapat membuat presentasi yang
menjelaskan penyelesaian masalah
sederhana, dan bagi peserta yang sangat
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 mahir bisa membuat sebuah inovasi atau
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menelaah permasalahan yang lebih
pendidik dapat memilih salah satu atau kompleks.
kombinasi ketiga cara di bawah ini.

■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi


peserta didik yang memerlukan bimbingan
dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir
dapat mempelajari keseluruhan materi dan
bagi peserta didik yang sudah sangat mahir
dapat diberikan pengayaan.

39
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik
di kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung
keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar
dalam menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan Mayoritas peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta


Belajar didik telah dapat memahami konsep didik belum
memahami konsep keliling, namun belum memahami
keliling dan dapat lancar dalam menghitung konsep keliling.
menghitung keliling keliling bangun datar.
bangun datar.

Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara


terdiferensiasi mengerjakan soal- menghitung keliling bangun datar
soal yang lebih • Peserta didik diberi latihan untuk
menantang yang berkelompok menghitung keliling bangun
mengaplikasikan datar dengan menggunakan bantuan benda-
konsep keliling benda konkret.
dalam kehidupan
• Jika mengalami kesulian, peserta didik
sehari-hari.
diminta mengajukan pertanyaan kepada
• Peserta didik 3 teman sebelum bertanya langsung
bekerja secara kepada pendidik. Pendidik akan sesekali
mandiri dan mendampingi kelompok untuk memastikan
saling memeriksa agar tidak terjadi miskonsepsi.
pekerjaan
masing-masing.

*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak

40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil

5
Pengolahan dan
Pelaporan
Hasil Asesmen
Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen Pelaporan Hasil belajar

A. Pengolahan Hasil Asesmen


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini
diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-
tujuan pembelajaran turunannya.

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan


pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara
yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar,
periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
dengan indikator terdiri atas: 1) mampu
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah
menguraikan manfaat sumber energi; dan
menjadi capaian dari tujuan pembelajaran
setiap peserta didik. Pendidik dapat 2) mampu melakukan pengamatan sesuai
menggunakan data kualitatif sebagai hasil prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik
tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator
asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik.
2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen
Namun, dapat juga menggunakan data
sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara
kualitas, yaitu 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3)
kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk
baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat
mengolah data kuantitatif, baik secara
menentukan angka kuantitatif pada setiap
rerata maupun proporsional.
kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
Contoh: perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup
antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk
salah satu tujuan pembelajaran mata sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya
pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
sumber energi

41
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar

Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian


Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/
tujuan pembelajaran pada kualitas yang
esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
diyakininya, misalkan pada kualitas cukup,
indikator 2 yang telah dilaksanakan
peserta didik dianggap telah mencapai
pendidik, untuk pengolahan hasil asesmen
kriteria ketercapaian kompetensi.
tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti
dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat 72


sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2
kali kesalahan

Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat (59)*


bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2
kali kesalahan

42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 87,5


Baik (95) contoh manfaat sumber energi serta
dapat melakukan prosedur pengamatan
secara mandiri dengan tepat

… … … … …

Zakariya Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh manfaat (70)
sumber energi serta dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi


nilai akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik
untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan
menjadi bahan yang diolah menjadi nilai
penjelasan mengenai kompetensi yang sudah
akhir mata pelajaran dalam kurun waktu
dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
pelaporan (biasanya satu semester). Untuk
belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak
mendapatkan nilai akhir mata pelajaran
lanjut secara ringkas bila ada.
tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
sedangkan

Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil
asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang
berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen
formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak
terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
asesmen tersebut.

43
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Proses Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi nilai akhir

1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)

■ Misalnya dalam 1 semester ada 6 tujuan


pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan ■ Ketuntasan ditentukan untuk setiap
pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir
tujuan pembelajaran untuk mapel Agama pengolahan nilai sumatif per mata
(contoh hanya 3 mapel, namun cara ini pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*)
dapat berlaku untuk semua mapel) di tujuan pembelajaran tertentu saja.
Hal ini bertujuan untuk
■ Asumsi: satuan pendidikan menggunakan mengkomunikasikan
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
kepada orang tua dan peserta didik tentang
pembelajaran. Rentang ini bisa sama tujuan pembelajaran mana yang belum
untuk setiap mapel atau berbeda, dituntaskan oleh peserta didik.
tergantung kesepakatan para pendidik di
satuan pendidikan.

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56-
100 sudah mencapai ketuntasan.

Nama Peserta Didik : Kelas/ :


Didi Fase 7/C

No. Mata Pelajaran TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5 TP 6 TP 7 Hasil Akhir

1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 55* 75 90 83 75,75

2 Bahasa Indonesia 67 85 53* 68 90 55* 88

3 Agama 80 60 60 87

... ...

... ...

... ...

*Belum mencapai kriteria ketuntasan

44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)

a. Perlu bimbingan: peserta didik masih


kesulitan dan sangat bergantung pada mengikuti pembelajaran selanjutnya
bimbingan dalam mencapai tujuan dengan penekanan pada aspek-aspek yang
pembelajaran dan belum siap belum dikuasai
memasuki pembelajaran lebih lanjut.
Perlu direkomendasikan untuk c. Baik: peserta didik sudah
menuntaskan sebagian besar indikator
menguatkan tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran dan perlu siap
dengan mengikuti remedial
mengikuti pembelajaran selanjutnya
b. Cukup: peserta didik masih kesulitan
dalam mencapai sebagian tujuan d. Sangat baik: peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan
pembelajaran dan perlu menguatkan
diberikan pengayaan atau tantangan lebih.
tujuan pembelajaran yang dipelajari
sebelum

Nama Peserta Didik :


Kelas/Fase Didi
: 7/C

1 2 3 4

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Bahasa Indonesia

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

[Mata Pelajaran Lainnya]

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing
tujuan pembelajaran.

45
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik menjelaskan penguasaan kompetensi pada
dilakukan dengan membandingkan pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik
hasil belajar peserta didik dengan kriteria menguasai semua indikator tanpa banyak
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini menghadapi kesulitan.”
bukan berupa angka, melainkan kalimat yang

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi

Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku


Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan
menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di

Sekitarku Nama Peserta Didik :


Tanggal Pengamatan :

No. Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati

Tujuan pembelajaran mapel Matematika

1. Dapat menggunakan alat ukur yang sesuai


secara mandiri

2. Mampu mengidentifikasi ukuran benda


berdasarkan hasil pengukuran

3. Menuangkan hasil pengukuran dalam lembar


kerja

Dengan menggunakan lembar observasi


peserta yang telah mencapai atau melebihi
tersebut, pendidik dapat memantau
pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau
perkembangan dan memberikan umpan
tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
balik. Misalnya, untuk peserta didik yang
Namun demikian, pendidik dapat memberikan
belum mencapai tujuan pembelajaran,
umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran
diberikan umpan balik seketika dengan
yang membangun peserta didik secara utuh,
memberikan motivasi dan informasi
bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar
tambahan atau memberikan arahan secara
mapel yang disasar.
bertahap. Untuk

46
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh asesmen formatif dengan rubrik

Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”


Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku

Skor
Indikator

Melakukan Kesulitan untuk Dapat memilih Dapat memilih Dapat memilih


pengukuran memilih dan alat ukur alat ukur yang dan menggunakan
menggunakan yang sesuai, sesuai, namun alat ukur secara
alat ukur namun masih masih kesulitan mandiri
kesulitan dalam dalam mengukur

menggunakan beberapa objek


alat ukur dengan bentuk
yang sulit

Hasil Kesulitan Hasil pengukuran Hasil pengukuran Dapat


Pengukuran mengidentifikasi sebagian besar sebagian kecil mengidentifikasi
hasil pengukuran belum akurat belum akurat hasil pengukuran
(untuk objek- secara akurat
objek dengan
bentuk yang sulit)

Pendidik menggunakan rubrik untuk


Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai
mengukur ketercapaian peserta didik. Karena
dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik
asesmen ini merupakan asesmen formatif
juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang
sehingga rubrik ini digunakan untuk
bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya.
memberikan umpan balik kepada peserta
Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang
didik. Pendidik juga dapat memberikan rubrik
perlu dilakukan peserta didik untuk dapat
ini sebagai asesmen diri dan mengajak peserta
meningkatkan skornya. Bagi peserta didik
didik untuk merefleksikan prosesnya.
yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri
dan menentukan langkah tindak lanjut atau
tantangan lebih.

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan
asesmen sumatif, sementara asesmen formatif
memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen
data atau informasi yang bersifat kualitatif,
yang berupa angka (kuantitatif) serta data
digunakan sebagai umpan balik untuk
hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai
bahan pertimbangan menyusun deskripsi
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk
angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada capaian kompetensi.
hasil

47
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Pengolahan Nilai Rapor:


Contoh data kuantitatif

Contoh Pengolahan Data


Kualitatif

► SMP

Contoh di bawah ini adalah pada mata capaian peserta didik. Nilai akhir semester
pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian
teknologi informasi dan komunikasi, selama peserta didik yang menunjukkan adanya hal-
satu semester peserta didik mempelajari materi hal yang belum tercapai dan sudah tercapai
tentang antarmuka grafis, surat elektronik, oleh peserta didik.
peramban web dan mesin telusur, manajemen
folder dan file, membuat dokumen dengan Tabel di bawah ini menunjukkan contoh
aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai
lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran kualitatif pada akhir semester berdasarkan
yang dicapai pada semester tersebut dan satu indikator-indikator yang dicapai oleh setiap
kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan peserta didik.
dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai

48
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mampu menjelaskan mampu menerapkan mampu mampu membuat mampu membuat Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta
antarmuka surel untuk menggunakan dan mengelola dokumen dan Semester (Teori) Semester
Didik
berbasis grafis berkomunikasi peramban untuk folder dan file presentasi dengan
dan komponen- dengan baik dan mencari, dan dengan terstruktur menggunakan
komponennya. santun, dengan memilah informasi. sehingga fitur dasar aplikasi
bahasa yang sesuai. memudahkan akses perkantoran
yang efisien
Ahmad terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel, tapi belum pencarian folder, namun menggunakan penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis santun dalam menggunakan belum mampu fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
grafis dan mampu berbahasa peramban, namun mengelola file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan belum pandai terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- memilah informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka berbasis
orang lain grafis, namun perlu
bimbingan dalam
sikap dan karakter
penggunaan
teknologi dan
masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan
berkas

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


Baim terampil Mampu Perlu bimbingan Mampu membuat Perlu bimbingan Memahami Terampil
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan dan mengelola file dalam membuat penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan penggunaan aplikasi
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun pengelolaan berkas,
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan namun masih perlu
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman bimbingan dalam
komponennya pada perkantoran penggunaan menggunakan
orang lain aplikasi peramban, aplikasi peramban,
dan perkantoran dan perkantoran
dalam lingkungan dalam lingkungan
antarmuka berbasis antarmuka berbasis
grafis grafis aplikasi
peramban
4
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


5

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mampu menjelaskan mampu menerapkan mampu mampu membuat mampu membuat Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta
antarmuka surel untuk menggunakan dan mengelola dokumen dan Semester (Teori) Semester
Didik
berbasis grafis berkomunikasi peramban untuk folder dan file presentasi dengan
dan komponen- dengan baik dan mencari, dan dengan terstruktur menggunakan
komponennya. santun, dengan memilah informasi. sehingga fitur dasar aplikasi
bahasa yang sesuai. memudahkan akses perkantoran
yang efisien
Cepy terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel untuk pencarian folder, namun belum menggunakan penggunaan mempraktikkan
antarmuka berbasis berkomunikasi menggunakan mampu mengelola fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
grafis dan mampu secara santun dalam peramban dan file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan berbahasa pandai memilah terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka
orang lain berbasis grafis,
namun masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan
berkas

Zoni terampil Mampu Perlu bimbingan Perlu bimbingan Perlu bimbingan Memahami Perlu bimbingan
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan untuk mengelola file dalam membuat penggunaan dalam
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan menggunakan
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun aplikasi pengelolaan
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan berkas, peramban,
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman dan perkantoran
komponennya pada perkantoran penggunaan dalam lingkungan
orang lain aplikasi peramban, antarmuka berbasis
dan perkantoran grafis aplikasi
dalam lingkungan peramban
antarmuka berbasis
grafis
► SMK
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Contoh dibawah ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian Teknik


Instalasi Tenaga Listrik, selama satu semester peserta didik mempelajari menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang
menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai
materi instalasi motor listrik satu fasa jenis rotor sangkar. Guru telah
oleh peserta didik.
melakukan empat kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai
pada semester tersebut, dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang
Tabel dibawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk
diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik.
mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester.
Nilai akhir semester

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar

Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)


Nama Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip kerja Menerapkan prosedur Sumatif Akhir
Peserta karakteristik motor macam pengendali komponen pengendali pemasangan instalasi Nilai Akhir Semester
Semester
Didik listrik motor listrik motor listrik pengendali motor listrik
(Teori)
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Abdul Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan sakelar

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


push button dan
kontaktor magnetik

Bara Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu bimbingan
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan membuat rangkaian karakteristik motor listrik dalam instalasi
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor magnetik pengendalian motor 1 fasa rotor sangkar motor listrik 1 fasa
penguncian motor listrik listrik satu fasa dengan rangkaian pengasutan rotor sangkar untuk
satu fasa. Namun, masih fitur pengasutan dan penguncian, namun pengendalian forward
perlu bimbingan untuk dan penguncian perlu bimbingan dalam dan reverse
rangkaian forward dan menggunakan sakelar rangkaian forward dan
reverse motor listrik satu push button dan reverse.
fasa kontaktor magnetik.
Namun belum mampu
5

untuk fitur forward dan


reverse
Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


5

Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)


Nama Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip kerja Menerapkan prosedur Sumatif Akhir
Peserta karakteristik motor macam pengendali komponen pengendali pemasangan instalasi Nilai Akhir Semester
Semester
Didik listrik motor listrik motor listrik pengendali motor listrik
(Teori)
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Choiril Belum memahami Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Masih perlu memahami
karakteristik motor pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor karakteristik motor
listrik satu fasa rotor pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor listrik 1 fasa rotor
sangkar penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar namun belum sangkar
dan reverse motor listrik penguncian, memahami karakteristik
satu fasa forward, dan reverse motornya
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik

Zulfikar Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

E. Pelaporan Hasil Belajar


Pelaporan hasil penilaian atau asesmen
dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi
belajar, yang berupa laporan hasil belajar, komponen:
yang disusun berdasarkan pengolahan hasil
1. Identitas peserta Didik,
Penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit
memberikan informasi mengenai pencapaian 2. Nama satuan pendidikan,
hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain 3. Kelompok usia,
memuat informasi tersebut, laporan hasil 4. Semester,
belajar juga memuat informasi mengenai
5. perkembangan dan pertumbuhan anak,
pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Deskripsi perkembangan capaian
Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil pembelajaran, dan
belajar dalam bentuk rapor. 7. Refleksi orang tua.

Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/
di atas, laporan hasil belajar hendaknya MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat
bersifat sederhana dan informatif, dapat minimal memuat informasi mengenai:
memberikan informasi yang bermanfaat dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak 1. Identitas peserta didik,
lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan 2. Nama satuan pendidikan,
orang tua untuk mendukung capaian 3. Kelas,
pembelajaran.
4. Semester,

Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga 5. Mata pelajaran,


ditambahkan informasi tentang tumbuh 6. Nilai,
kembang anak. Dalam format laporan terakhir, 7. Deskripsi,
selain laporan ketercapaian CP, ada juga
8. Catatan guru,
informasi tentang tinggi dan berat badan anak,
kepemilikan NIK serta refleksi orang tua 9. Presensi, dan
tentang perkembangan anak. 10. Kegiatan ekstrakurikuler.

53
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK mekanisme dan format pelaporan hasil belajar
atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik kepada orang tua/wali. Pelaporan hasil
memiliki keleluasaan untuk menentukan belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada
deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang setiap akhir semester. Di samping itu, satuan
diperoleh peserta didik. Satuan pendidikan pendidikan menyampaikan rapor peserta
memiliki keleluasaan untuk menentukan didik secara berkala melalui e-rapor/dapodik.

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut
sebagai berikut.

Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, Pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi
tertinggi dan terendah. Untuk melihat Capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan
capaian kompetensi terendah ditantai dengan warna merah.
Capaian tertinggi Capaian terendah

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia


SMA/MA/Program Paket C Setiap Fase

1. Fase E (Umumnya untuk kelas X


SMA/MA/Program Paket C)

Pada akhir fase E, peserta didik memliki kemampuan


untuk merespon isu-isu global dan berperan aktif
dalam memberikan penyelesaian masalah.
Kemampuan tersebut antara lain mengidentifikasi,
mengajukan gagasan, merancang solusi, mengambil
keputusan, dan mengkomunikasikan dalam bentuk
projek sederhana atau simulasi visual menggunakan
aplikasi teknologi yang tersedia terkait ...

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)


Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran Nama : Kelas X


NISN : Fase :E
Sekolah : Semester 2
Pemahaman Pada akhir fase E, peserta didik memiliki Alamat : Tahun Pelajaran :
Biologi kemampuan menciptakan solusi atas
Mata Pelajaran Nilai Capaian Kompetensi
permasalahan-permasalahan Akhir
N o
berdasarkan isu lokal, nasional atau P endidikan Agama dan di ...
global terkait pemahaman 1 Bu Pekerti
keanekaragaman makhluk hidup dan ... ... .
. .
peranannya, virus dan peranannya, Menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi,
inovasi teknologi biologi, komponen 5. Ilmu Pengetahuan Alam berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait
(Fisika, Kimia, Biologi) 8
0 dengan inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem,
ekosistem dan interaksi antar komponen
interaksi antar komponen serta perubahan lingkungan,
Pemahaman serta perubahan
Peserta lingkungan.
didik mampu mendeskripsikan menjelaskan fenomena pemanasan global, menuliskan
Fisika gejala alam dalam cakupan keterampilan reaksi kimia, perubahan iklim dan pemanasan global,
pencemaran lingkungan.
proses dalam pengukuran, perubahan
Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang solusi,
iklim dan pemanasan global, pencemaran dan mengambil keputusan serta penguatan dalam
lingkungan, energi alternatif, dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia.

pemanfaatannya.
... ...
Pemahaman Peserta didik mampu mengamati, . .
Kimia menyelidiki dan menjelaskan fenomena
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam
kehidupan sehari hari; menerapkan
konsep kimia dalam pengelolaan
lingkungan termasuk menjelaskan
fenomena pemanasan global; menuliskan
reaksi kimia dan menerapkan hukum-
hukum dasar kimia; memahami struktur
atom dan aplikasinya dalam
nanoteknologi.
54
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Penyusunan deskripsi berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran

ATP Fisika Fase E Semester 2


Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
5. Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan
solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global
Nama : Kelas X
dalam kehidupan sehari-hari. NISN : Fase :E
Sekolah : Semester 2
Alamat : Tahun Pelajaran :

ATP Kimia Fase E Semester 2


No. Mata Pelajaran Nilai Capaian Kompetensi
Akhir
9. Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang
1. Pendidikan Agama dan ...
berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan
Budi Pekerti .
isu global. .
... ... ...
10. Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara 5 Ilmu Pengetahuan 8
yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau Alam (Fisika, Kimia, Fisika:
Biologi) Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
isu global.
Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak,
dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan
global dalam kehidupan sehari-hari.
Kimia:
11. Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
berdasarkan hukum dasar kimia. Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia
yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi
12. Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan permasalahan isu global.
percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap
kimia. setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-
hari atau isu global.
Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu fenomena
alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar
ATP Biologi Fase E Semester 2 kimia, merancang, melaksanakan serta
mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan
hukum-hukum dasar kimia.
10. Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan Biologi:
dalam pelestarian keanekaragam hayati khususnya Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
mengatasi kelangkaan keanekaragaman hayati dengan Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan

menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan
artikel.
menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di
11. Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan lingkungan sekitarnya.
menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan
lingkungan sekitarnya. dan hasil pengamatan ekosistem yang ada di
lingkungan sekitar.
12. Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen
dari hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan
sekitar. di lingkungan sekitar.
Mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di
13. Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil
ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan pengamatan.
di lingkungan sekitar. Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan
dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan
14. Mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau
sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil wawancara.
pengamatan. Perlu bimbingan dalam kemampuan Menciptakan
solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di
15. Menganalisis penyebab dan dampak negatif dari
sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.
perubahan lingkungan dengan menyajikan data hasil
kajian literatur atau pengamatan atau wawancara.

16. Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan


dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan
menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau
wawancara.

17. Menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan


yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek
sederhana.

55
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari


materi yang sudah diberikan

Sumatif Lingkup Materi Sumatif Akhir Semester*

Cuaca di Nama-nama Konsep Membedakan NA Sumatif Nilai Rapor


NA (Rerata S + AS)
Nama Sekitarku Hari dan Bulan Waktu Siang-malam Non Akhir
Sumatif Tes
Murid Tes Semester
(S) *pembulatan
Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 (AS) normal

Edo 85 76 60 83 76t - 75 75 75,5

Nama : Edo

Ilmu Pengetahuan Alam Menunjukkan penguasaan yang baik dalam memprediksi kondisi cuaca
dan membedakan siang-malam.
75,5
Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu jam, menit, detik,
perlu pembimbingan lebih lanjut agar kemampuan tersebut dikuasai secara
konsisten.

56
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Rapor SD

Gambar 5.1. Contoh format rapor SD

Catatan :
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah
dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat
positif dan memotivasi.

57
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya,
seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.

a. Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi
hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik
berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan
peserta didik terhadap pencapaian pembelajaran selama ini.

Gambar 5.2. Contoh Portofolio


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi,
Jakarta)

58
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

b. Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.

Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)

c. Pameran Karya
Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai asesmen
sumatif. Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik dan
pendidik dari sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari
audiens yang lebih luas.

Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya


(Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa Barat)

59
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

d. Skill Pasport
Skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik belajar di SMK
dan dunia kerja. Skill passport memudahkan peserta didik, pendidik, dan dunia kerja untuk
menerapkan pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat
diverifikasi.

Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Satuan pendidikan memiliki keleluasaan


Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap
untuk menentukan kriteria kenaikan kelas.
capaian peserta didik menjadi salah satu praktik
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar
Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran
yang mencerminkan pencapaian peserta didik
adalah salah satu alasan mengapa peserta
pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler
didik dapat terus naik kelas bersama teman-
serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
teman sebayanya meskipun ia dinilai belum
sepenuhnya mencapai kompetensi yang
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta
ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
didik sebagai dasar penentuan kenaikan
sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta
Ilustrasi berikut diharapkan dapat menjelaskan
didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan
bagaimana proses belajar dalam suatu fase
membandingkan pencapaian hasil belajar
peserta didik dengan kriteria ketercapaian dan lintas fase dapat berjalan seiring dengan
kenaikan kelas.
tujuan pembelajaran.

60
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase yang


Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase
sama. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab III,
yang berbeda. Contoh lain adalah kenaikan
pendidik menyusun alur tujuan pembelajaran
kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai
Apabila terdapat peserta didik yang belum
contoh, guru Kelas III perlu berkolaborasi
mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
dengan guru Kelas IV dalam menyepakati alur
Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru
tujuan pembelajaran yang akan digunakan.
Kelas V sejak awal tahun ajaran. Informasi
Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan
tentang tahap capaian peserta didik ini perlu
pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas
dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan
III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan
juga diidentifikasi melalui asesmen di awal
dipelajari di Kelas IV.
pembelajaran Kelas V. Untuk peserta didik yang
belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat
mengulang konsep atau materi pelajaran
mencapai tujuan pembelajaran tertentu
hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka yang belum dikuasai peserta didik sebelum
peserta didik tersebut mempelajari materi yang
guru kelas III perlu menyampaikan hal
terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase
tersebut kepada guru Kelas IV agar
pembelajaran di kelas IV tersebut dapat C. Dengan demikian, peserta didik dapat terus
naik kelas.
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Selain itu, pada
awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk
melakukan asesmen di awal pembelajaran
untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik tadi dapat
terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas
III.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan
mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic
promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat
sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching
at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap
pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat
mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya
menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada


Dalam proses penentuan peserta didik tidak
mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai
naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan
sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada
pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak
rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai
naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila
aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa
seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
peserta didik tersebut masih memiliki tujuan
dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan
pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di
bahwa tinggal kelas tidak memberikan
kelas berikutnya.
manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan
cenderung memberikan dampak buruk

61
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & untuk menetapkan peserta didik tidak naik
Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010). Di kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya
berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara dipertimbangkan dengan sangat hati-hati
empiris tidak meningkatkan prestasi akademik mengingat dampaknya terhadap kondisi
peserta didik, terutama yang mengalami psikologis peserta didik. Selain itu, tinggal kelas
kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, skor juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes
capaian kognitif peserta didik yang pernah PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai
tinggal kelas secara statistik lebih rendah negara, mayoritas siswa yang pernah tidak
dibandingkan mereka yang tidak pernah naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas
tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika
bahwa mengulang pelajaran yang sama selama mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang
satu tahun tidak membuat peserta didik satu tahun belajar memberatkan keluarga
memiliki kemampuan akademik yang setara sehingga mereka semakin rentan putus sekolah.
dengan teman-temannya, melainkan tetap
lebih rendah. Hal ini dimungkinkan karena Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas
yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah kebijakan yang tidak efisien. Peserta
adalah pendekatan atau strategi belajar yang didik harus mengulang semua mata pelajaran
berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal
waktu yang sedikit lebih panjang, namun mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan
bukan mengulang seluruh pelajaran selama belajar mereka. Berikut ini adalah contoh-
setahun. contoh isu yang biasanya menjadi faktor
pendorong keputusan tidak naik kelas, serta
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat alternatif solusi yang lebih sesuai dengan
banyak mata pelajaran yang tidak tercapai perkembangan dan kesejahteraan (well-being)
oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap peserta didik.
dan karakter peserta didik, maka satuan
pendidikan dapat menetapkan mekanisme

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan Dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
pembelajaran yang belum tuntas pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan
(ada tujuan-tujuan pembelajaran pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

62
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta Didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan


masalah absen/ketidakhadiran ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi
yang banyak (Banyaknya jumlah keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena
ketidakhadiran disepakati oleh alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka
Satuan Pendidikan) dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.

Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil


kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian
sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
Misalnya permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau
behavior treatment lain.

Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat


mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak
terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta
didik di akhir semester.

Keterlambatan psikologis, Bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan


perkembangan, dan/atau peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami
kognitif pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan konseling

Mekanisme Kelulusan
Untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan
kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan.
berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat
Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan
dialkukan dalam bentuk tes tulis, tugas
dilakukan dengan mempertimbangkan
untuk
laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
performa, portofolio, atau kombinasi. Penilaian
pencapaian peserta didik pada semua mata
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk
pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain
kelulusandilakukan dengan membandingkan
pada:
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar
atau bentuk lain yang sederajat; dan
Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan dilaksanakan pada semester b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah
ganjil dan/atau semester genap pada akhir menengah pertama atau bentuk lain yang
jenjang dengan mempertimbangkan capaian sederajat dan sekolah menengah atas
kompetensi lulusan. atau bentuk lain yang sederajat.

63
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/
program pendidikan setelah: program pendidikan yang bersangkutan.

a. menyelesaikan seluruh program Peserta didik yang dinyatakan lulus dari


pembelajaran; dan satuan/ program pendidikan diberikan ijazah.
b. mengikuti penilaian sumatif yang Ijazah diberikan pada akhir semester genap
diselenggarakan oleh satuan pada setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai
pendidikan. ijazah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Catatan:
Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah
menyelesaikan fase pondasi (PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar
dalam STPPA.
Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan
bukan hanya di akhir semester/tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran,
seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi sebelumnya.
Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama dengan
orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran. Dengan
demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan intervensi.
Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi
untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses
pembelajaran.

64
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan

6
Refleksi dan Tindak
Lanjut
Pembelajaran dan
Asesmen
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran
administratif yang kurang bermanfaat untuk
dapat dilakukan dengan cara (Permendikbud
peningkatan kualitas pembelajaran dan
Nomor 16 Tahun 2022):
asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada
periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai
1. Refleksi diri terhadap perencanaan
umpan balik bagi pendidik untuk melakukan dan proses pembelajaran
refleksi dan evaluasi.
2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang
dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala
Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta
Didik
Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan
dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik
asesmen yang berhasil?
yang bersangkutan perlu melakukan refleksi
paling sedikit satu kali dalam satu semester. 4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan
asesmen yang perlu peningkatan?
Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses 5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini
perencanaan dan proses pembelajaran, untuk hal yang lebih baik tahun depan?
pendidik dapat menggunakan pertanyaan- 6. Apa saja tantangan terbesar yang
pertanyaan berikut untuk membantu saya hadapi dalam semester/tahun
melakukan proses refleksi: ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi
1. Apa tujuan saya mengajar
tantangan- tantangan tersebut?
semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah
mengajar semester/tahun ini? dan dikembangkan sendiri sesuai dengan
kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan
ini juga dapat digunakan oleh sesama pendidik
dan kepala sekolah.
Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan
asesmen oleh sesama pendidik atas
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi
yang dilakukan oleh pendidik yang
diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk
sedikit satu kali dalam satu semester.
membangun budaya saling belajar, kerjasama
Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan
oleh sesama peserta didik:

65
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

1. berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat


menggunakan/ menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri)
2. mengamati proses pelaksanaan pembelajaran
3. melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Refleksi oleh Kepala Sekolah


Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan untuk:

1. membangun budaya reflektif


merupakan kegiatan yang dilakukan untuk 2. memberi umpan balik yang konstruktif.
mendorong terjadinya refleksi atas proses merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pembelajaran secara terus menerus dan kepala Satuan Pendidikan untuk memberi
menjadi bagian yang menjadi bagian yang masukan, saran, dan keteladanan kepada
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran pendidik untuk peningkatan kualitas
itu sendiri. pembelajaran.

Untuk Kepala Sekolah:


Kepala sekolah dapat memfasilitasi Pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan
diskusi tentang apa yang perlu dilakukan sekolah untuk membantu proses Pembelajaran.
Kepala Sekolah dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan
kualitas pembelajaran dan asesmen. Kepala sekolah dapat juga secara acak masuk untuk
observasi untuk melihat langsung proses pembelajaran di dalam kelas.
Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam
melakukan refleksi. Refleksi ini bisa dalam bentuk refleksi dialogis dan bersifat non-
judgmental. Dengan kata lain, guru diajak berdialog dan berpikir terbuka namun tanpa harus
menghakimi atau menyalahkan. Dalam proses refleksi, Pengawas tidak dianjurkan meminta
laporan administrasi yang membebani Pendidik.

Refleksi oleh Peserta Didik


Penilaian oleh peserta didik bertujuan untuk:

1. membangun kemandirian dan tanggung


jawab dalam proses pembelajaran dan 3. membangun suasana pembelajaran yang
partisipatif dan untuk memberi umpan
kehidupan sehari-hari
balik kepada pendidik dan peserta didik;
2. membangun budaya transparansi, dan
objektivitas, saling menghargai, dan
mengapresiasi keragaman pendapat dalam 4. melatih peserta didik untuk
mampu berpikir kritis.
menilai proses pembelajaran

66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Dalam pelaksanaannya pendidik dapat Setelah Pendidik melakukan refleksi dan


membuat questioner yang dapat memberikan mendapatkan masukan dari sesama pendidik,
informasi tentang evaluasi perencanaan dan kepala sekolah, pengawas/penilik, dan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi peserta didik; pendidik kemudian menyusun
ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam satu rencana perbaikan-perbaikan kualitas
semester. pembelajaran.
Dengan demikian Pendidik akan terus
meningkatkan kualitas pengajaran yang
bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.

67
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan

7 Tahapan Implementasi
Kurikulum Merdeka
Sesuai Kesiapan Pendidik
dan Satuan Pendidikan

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan,


dalam mengimplementasikan kurikulum.
termasuk kurikulum, adalah suatu proses
Kemampuan untuk terus belajar merupakan
yang kompleks. Pemerintah memandang modal penting bagi pendidik, termasuk dalam
bahwa implementasi kurikulum adalah
mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak
suatu proses pembelajaran yang panjang
harus langsung fasih dalam menerapkannya,
sehingga pendidik dan satuan pendidikan
melainkan melalui tahapan-tahapan.
diberikan kesempatan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai
sesuai dengan kesiapan masing-masing. langkah atau proses belajar untuk melakukan
Seperti halnya peserta perubahan atas praktik pembelajaran dan
didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan asesmen yang perlu dilakukan pendidik
dan tahap capaian mereka, pendidik dan
saat mereka menggunakan Kurikulum
satuan pendidikan juga perlu belajar Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
sesuai dengan kesiapan masing-masing, pada tahap yang berbeda. Namun demikian,
dan berangsur-angsur semakin mahir dalam secara filosofis setiap tahapan dirancang agar
menggunakannya. pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip
pembelajaran dan asesmen (Bab II). Sebagai
Seperti halnya Capaian Pembelajaran (CP)
contoh yang diperlihatkan dalam Tabel 7.1,
yang dirancang per fase dan dimulai dari
pembelajaran sesuai tahap capaian peserta
kompetensi yang paling sederhana, tahapan-
didik perlu dilakukan. Namun demikian,
tahapan implementasi kurikulum juga
implementasinya tidak harus langsung pada
dikembangkan untuk membantu pendidik
pengelompokkan peserta didik. Sebagian
dan satuan pendidikan dalam menetapkan
pendidik yang kesulitan untuk melakukan
target implementasi Kurikulum Merdeka.
pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan
Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan
menerapkan model yang paling sederhana,
tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan
yaitu dengan melakukan asesmen di awal
implementasi ini dirancang agar setiap
pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan
pendidik dapat dengan percaya diri mencoba
adanya kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana aspek-
keyakinan bahwa pendidik dapat terus aspek dalam Kurikulum Merdeka dapat
belajar dan mengembangkan kemampuan diterapkan secara bertahap. Tabel ini dapat
dirinya untuk melakukan yang terbaik

68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau ■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai


pemerintah serta organisasi atau lembaga bahan refleksi diri tentang kesiapan
yang berperan dalam mendukung pendidik dan/atau satuan pendidikan
implementasi kurikulum di satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/
dan daerah. instrumen untuk mengukur kinerja
Adanya pentahapan ini menunjukkan pendidik dan/atau satuan pendidikan
bahwa satuan pendidikan dapat mulai yang membawa dampak pada karier atau
mengimplementasikan pada tahap yang kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai
lebih rendah dibandingkan dengan satuan tahapan yang disepakati bersama tidak
pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap seharusnya memberikan dampak apapun
berpegang pada prinsip-prinsip perancangan terhadap penilaian kinerja pendidik atau
kurikulum yang berlandaskan pada filosofi satuan pendidikan.
Merdeka Belajar dan mengarah pada
■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai
penguatan kompetensi dan karakter yang telah
bahan diskusi antar pendidik dalam
ditetapkan.
satuan pendidikan dan dalam komunitas
belajar di mana pendidik menjadi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
bagiannya.
menggunakan tahapan-tahapan implementasi
dalam Tabel 7.1: Diskusi tersebut membahas hal-hal
teknis apa yang perlu dilakukan untuk
■ Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
bukanlah suatu ketetapan yang baku sesuai tahap masing-masing.
atau terstandarisasi. Satuan ■ Pimpinan satuan pendidikan serta
pendidikan dan/atau pemerintah pemerintah daerah perlu mendukung
daerah dapat mengembangkan pendidik dalam mengimplementasikan
tahapan-tahapan implementasi yang Kurikulum Merdeka sesuai dengan tahap
lebih sesuai dengan kondisi dan kesiapan pendidik, serta memberikan
kekhasan masing-masing. dukungan agar berangsur-angsur
pendidik meningkatkan tahap
implementasinya.

69
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Tabel 7.1. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


7

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Perancangan Menggunakan contoh Melakukan penyesuaian Melakukan perombakan Mengembangkan “alur


alur tujuan “alur tujuan pembelajaran” terhadap alur tujuan terhadap alur tujuan tujuan pembelajaran” secara
pembelajaran yang disediakan oleh pembelajaran yang pembelajaran yang mandiri dengan merujuk
untuk pendidikan Kemendikbudristek disediakan oleh disediakan oleh pada Capaian Pembelajaran
anak usia Kemendikbudristek Kemendikbudristek
dini, jenjang Guru memahami (misalnya mengubah bahan Koordinator kurikulum
pendidikan dasar kompetensi esensial yang bacaan, asesmen formatif, Koordinator kurikulum di satuan pendidikan
dan menengah harus dikuasai siswa dsb.) di satuan pendidikan memimpin proses
dari materi ajar yang memimpin proses perancangan, memonitor
disampaikannya perancangan, memonitor implementasi, dan
implementasi, dan memimpin proses evaluasi
memimpin proses evaluasi kurikulum mata pelajaran
kurikulum mata pelajaran

Penggunaan dan Menggunakan buku teks* Guru bisa memilah dan Pembelajaran di beberapa Pembelajaran bervariasi
pengembangan dan modul ajar sebagai memilih materi dari buku mata pelajaran / muatan antara menggunakan buku
perangkat ajar sumber utama pengajaran teks dan perangkat ajar pembelajaran bervariasi teks pelajaran dan perangkat
untuk pendidikan dan perangkat ajar lainnya lainnya supaya sesuai antara menggunakan buku ajar lainnya yang diperoleh
anak usia sebagai referensi tambahan konteks lokal dan teks pelajaran dan perangkat dari berbagai sumber yang
dini, jenjang kebutuhan siswa ajar lainnya, berdasarkan tervalidasi, berdasarkan
pendidikan dasar keputusan logis guru keputusan logis guru
dan menengah dan merujuk pada tujuan
*Untuk PAUD, buku teks Sebagian guru menambah pembelajaran
merujuk pada 6 buku panduan
referensi dari sumber lain
guru.
yang tervalidasi, selain dari Sebagian besar guru mampu
Platform Merdeka Mengajar membuat perangkat ajarnya
sendiri yang kontekstual
Sebagian guru mampu dan membagikannya ke
membuat perangkat ajarnya komunitas belajar dan atau
sendiri secara daring dalam Platform
Merdeka Mengajar
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Penerapan Guru secara percaya diri Guru menggunakan Guru menggunakan Membedakan pembelajaran
pembelajaran menggunakan metode metode pembelajaran yang lebih banyak metode sesuai dengan kebutuhan,
pengajaran yang bervariasi bervariasi dan berpusat pembelajaran dengan lebih performa, dan minat siswa.
namun belum berpusat pada siswa terampil, sesuai dengan
pada siswa tujuan pembelajaran yang Menggunakan hasil
dituju, kebutuhan dan minat asesmen untuk merancang

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


siswa. pembelajaran yang berbeda
antara dua atau lebih
Guru mulai berperan kelompok siswa
sebagai fasilitator dengan
memberikan lebih banyak Guru terbiasa memfasilitasi
kesempatan untuk dengan memberikan lebih
siswa belajar mandiri, banyak kesempatan untuk
bertanggung jawab atas siswa belajar mandiri,
proses belajar mereka bertanggung jawab atas
proses belajar mereka
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Keterpaduan Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen
penilaian dalam pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran dan pada awal pembelajaran dan
pembelajaran namun tidak digunakan dan hasilnya digunakan hasilnya digunakan untuk hasilnya digunakan untuk
untuk merancang untuk merancang merancang pembelajaran. merancang pembelajaran.
pembelajaran. pembelajaran.
Asesmen berfungsi untuk Guru mampu melakukan
Asesmen berfungsi untuk Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik penyesuaian sepanjang
mendapatkan umpan balik mendapatkan umpan balik untuk siswa dan untuk guru proses pembelajaran agar
untuk siswa. untuk siswa dan untuk guru sudah melakukan tindak semua siswa mencapai
tapi belum ada tindak lanjut. lanjut. tujuan pembelajaran.
Guru mulai memperhatikan
kesesuaian antara Menggunakan asesmen Satuan pendidikan Guru menggunakan
asesmen dengan tujuan yang bervariasi dan mengembangkan kebijakan hasil asesmen untuk
pembelajaran. sesuai dengan tujuan yang mendorong guru untuk mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran serta merencanakan asesmen siswa sehingga dapat
Menggunakan asesmen kompetensi esensial yang yang sesuai dengan tujuan “mengajar di level yang
yang sesuai untuk menilai beragam. pembelajaran. sesuai”.
kompetensi esensial dari
mata pelajaran* Sekolah mengembangkan
kebijakan yang mendorong
*Untuk konteks PAUD, penggunaan hasil asesmen
kompetensi esensial dalam
untuk mendesain kurikulum
elemen capaian pembelajaran) .
dan instruksi.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Pembelajaran Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen pada Berdasarkan asesmen
sesuai tahap formatif, guru mengajar formatif, guru mengajar awal pembelajaran, siswa pada awal pembelajaran,
capaian belajar seluruh siswa di kelasnya seluruh siswa di kelasnya di kelas yang sama dibagi siswa di kelas yang sama
peserta didik sesuai dengan fase capaian sesuai dengan fase capaian menjadi dua kelompok dibagi menjadi dua atau
belajar* mayoritas siswa di belajar mayoritas siswa menurut capaian belajar lebih kelompok menurut
kelasnya. di kelasnya dan dengan mereka, dan keduanya capaian belajar mereka, dan

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


memberikan perhatian diajarkan oleh guru yang keduanya diajarkan oleh
khusus terhadap siswa yang sama. Dengan demikian, guru yang sama.
membutuhkan perlakuan setiap siswa dapat belajar
*untuk konteks PAUD: yang Sekolah menyelenggarakan
yang berbeda. sesuai dengan fase
sesuai dengan tahapan
capaian belajarnya. berbagai program seperti
perkembangan mayoritas anak di
pelajaran tambahan
kelasnya.
Sekolah menyelenggarakan untuk siswa yang belum
program pelajaran siap untuk belajar sesuai
tambahan untuk siswa yang dengan kelasnya dan untuk
belum siap untuk belajar siswa yang membutuhkan
sesuai dengan kelasnya. pengayaan atau tantangan
lebih.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Kolaborasi antar Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk
guru untuk keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil
keperluan Pancasila. Pancasila dan berkoordinasi Pancasila dan berkolaborasi Pancasila dan kurikulum
kurikulum dan dalam rapat perencanaan dalam pembelajaran operasional satuan
pembelajaran dan evaluasi kurikulum. di awal (perencanaan) pendidikan.
dan sepanjang semester,
misalnya melalui berbagi Ada kebijakan dan
praktik baik, berbagi info mekanisme yang
tentang perangkat ajar, dsb. mendorong kolaborasi
guru untuk kegiatan belajar
intrakurikuler dan juga
projek profil, misalnya melalui
observasi kelas, kegiatan
refleksi pembelajaran,
kegiatan berbagi praktik
baik, dsb.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi Orang tua mendapatkan Orang tua mendapatkan Informasi yang diberikan Orang tua memberikan
dengan orang informasi seputar kurikulum informasi kurikulum dan kepada orang tua lebih umpan balik terhadap
tua/keluarga dan pembelajaran.* pembelajaran di awal dan mendetail dan orang tua kurikulum dan pembelajaran.
akhir semester termasuk berkesempatan untuk
Guru memberikan informasi projek profil di semester terlibat dalam proses Projek penguatan profil
tentang isu yang dialami tersebut. pembelajaran, seperti pelajar Pancasila dirancang

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


siswa. menjadi narasumber. dengan melibatkan orang
Guru membuka komunikasi tua dan masyarakat.
dua arah dengan orang Guru membuka komunikasi
tua untuk mendiskusikan dengan orang tua Komunikasi antara guru-
*untuk konteks PAUD, siswa-orang tua untuk
perkembangan belajar anak, untuk mendiskusikan
informasi meliputi informasi
tanpa kesepakatan tindak perkembangan belajar siswa mendiskusikan tahapan
tentang pertumbuhan dan
lanjut. dan tindak lanjut yang perlu belajar dan tindak lanjut
perkembangan anak
dilakukan. yang perlu dilakukan
untuk membantu siswa.

Kolaborasi Guru sudah merancang Guru melibatkan komunitas/ Guru melibatkan Guru melibatkan jaringan
dengan pelibatan masyarakat/ industri hanya untuk masyarakat/komunitas/ masyarakat/komunitas/
masyarakat/ komunitas/industri dalam mendukung suatu acara industri dengan jangkauan industri sesuai dengan
industri proses pembelajaran yang tidak berkelanjutan. yang lebih luas dalam konteks dan kebutuhan
atau acara, namun belum beberapa kegiatan proses pembelajaran
terlaksana. pembelajaran peserta peserta didik, berdasarkan
didik, namun masih bersifat perencanaan pembelajaran.
insidental.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Refleksi, evaluasi Refleksi dan evaluasi satu Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi sudah
dan peningkatan arah dari pimpinan satuan dilakukan sebagian pendidik dilakukan sebagian menjadi budaya satuan
kualitas pendidikan, dan belum merujuk pada Rapor guru, berdasarkan data pendidikan, berdasarkan
implementasi berbasis data. Pendidikan. yang didapat dari Rapor data yang didapat dari Rapor
kurikulum Pendidikan dan diperkaya Pendidikan dan diperkaya
Sebagian pendidik bekerja oleh pengalaman para guru. dengan umpan balik dari
dalam tim kecil (kelompok warga satuan pendidikan.
mata pelajaran atau Bekerja dalam tim kecil
Fase) untuk melakukan (kelompok mata pelajaran Bekerja dalam tim kecil
perencanaan pembelajaran atau Fase) untuk melakukan (kelompok mata pelajaran
berdasarkan hasil refleksi. perencanaan pembelajaran atau Fase) untuk melakukan
berdasarkan hasil refleksi. perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi.
Terdapat kebijakan satuan
pendidikan mengenai Terdapat kebijakan satuan
refleksi dan evaluasi pendidikan mengenai refleksi
kurikulum (contohnya dan evaluasi kurikulum
pertemuan rutin guru, (contohnya pertemuan rutin
umpan balik siswa). guru, umpan balik siswa).
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

Catatan untuk pengawas/penilik:

Sebagai fasilitator, pengawas/penilik


• Apa yang menjadi pertimbangan pendidik
mendukung satuan pendidikan dalam
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
mengimplementasikan aspek-aspek
sesuai dengan kesiapan mereka. Saat
Kurikulum Merdeka pada tahap yang
berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan
dipilihnya?
dan/atau pendidik, pengawas/penilik perlu
bertanya target dan rencana implementasi • Strategi apa yang disepakati oleh pendidik
yang akan dilakukan pada semester atau dalam satuan pendidikan tersebut untuk
Tahun Ajaran tersebut. Implementasi setiap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat sesuai tahapnya?
beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa • Strategi apa yang akan digunakan satuan
percaya diri pendidik/satuan pendidikan. pendidikan untuk meningkatkan tahap
implementasi di masa yang akan datang?
Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
Merdeka masih pada tahap awal, tidak dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
apa-apa karena seiring waktu mereka akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
semakin mahir dan bergerak ke tahap sesuai tahapnya?
berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
• Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
dapat digunakan untuk memantik diskusi
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
bersama kepala satuan pendidikan dan/atau
dapat mengimplementasikan Kurikulum
pendidik, antara lain:
Merdeka pada tahap berikutnya atau yang
lebih mahir?

77
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Daftar Pustaka
Pengolahan dan Pelaporan Hasil

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A


Taxonomy for learning, teaching, and
OECD (2020). PISA 2018 results (Volume
V): Effective policies, successful schools.
asessing: A Revision of Bloom’s taxonomy
PISA, OECD Publishing, Paris, https://
of educational Objectives. A Bridged
doi.org/10.1787/ca768d40-en
Edition. New York: Addison Wesley
Longman, Inc.
Powell, P. J. (2010). Repeating views on grade
retention. Childhood Education. 87:2, 90-
Creating Learning Materials for Open and
Distance Learning (2005). Retrieved 93, DOI: 10.1080/00094056.2011.10521451
December 6, 2016, fromhttp://www.
Reigeluth, C. M., & Keller, J. B. (2009).
oerafrica.org/system/files/7824/creating-
Understanding instruction. In C. M.
lerarning-materials-handbook-authors-
Reigeluth & A. A. Carr-Chellman (Eds.),
and-instructional-designers.114f5f85-
Instructional-design theories and models:
1baf-42dd-8e37-d195c2565255_0.
Building a common knowledge base (pp.
pdf?file=1&type=node&id=7824
27-39). New York, NY: Taylor & Francis.

Doolittle, P. E. (2001). Instructional design for


Wiggins, G. dan McTighe, J (2005). Understanding
web-based instruction. Retrieved from
by Design” (UbD). US: Association for
http://staff.washington.edu/rel2/geog100-
Supervision and Curriculum Development
UW/Archive/instructionalsequence.pdf

Jacobs, J., & Mantiri, O. (2022). Grade Retention


and Social Promotion Dichotomy. 8ISC
Abstract Proceedings, , 59. Retrieved
from http://ejournal.unklab.ac.id/index.
php/8ISCABS/article/view/752

Marzano, R. J. (2000). Designing a new


taxonomy of educational objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Morrison, G. R., Ross, & Kemp, J. E. (2007).


Designing Effective Instruction (5th
Edition). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
ISBN13: 978-0-470-07426-8

Nordlund, M. (2003). Differentiated instruction:


Meeting the educational needs of all
students in your classroom. The Scarecrow
Press, Oxford.

78
Lampiran-Lampiran Lampiran-

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


1
Pelaporan Hasil Asesmen PAUD/RA

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


2
Pelaporan Hasil Asesmen SD/MI/Paket A

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


3
Pelaporan Hasil Asesmen SMP/MTs/Paket B

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


4
Pelaporan Hasil Asesmen SMA/MA/Paket C

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


5
Pelaporan Hasil Asesmen SMK/MAK

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengolahan serta


6
Pelaporan Hasil Asesmen SDLB, SMPLB, dan SMALB

79
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran Secara Langsung


Berdasarkan CP

Alternatif 1.

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir fase B, peserta didik • Menyajikan nilai tempat dan urutan
Bilangan menunjukkan pemahaman dan intuisi pada bilangan cacah sampai 1.000.
bilangan (number sense) pada bilangan • Melakukan operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah
cacah sampai 10.000. Mereka dapat
sampai dengan 1.000.
membaca, menulis, menentukan nilai
• Menghubungkan gambar dengan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan, pecahan
menggunakan nilai tempat, melakukan
komposisi dan dekomposisi bilangan →
tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.
Peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai 1.000. (dst)

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengisi nilai yang belum diketahui
Aljabar mengisi nilai yang belum diketahui dalam dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan penjumlahan pada
sebuah kalimat matematika yang berkaitan bilangan cacah sampai 100
dengan penjumlahan dan pengurangan
• Mengisi nilai yang belum diketahui
pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: dalam sebuah kalimat matematika yang
10 + … = 19, 19 - … = 10) Peserta didik berkaitan dengan pengurangan pada
dapat mengidentifikasi, meniru, dan bilangan cacah sampai 100 (
mengembangkan pola gambar atau • Mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola gambar atau
obyek sederhana dan pola bilangan obyek sederhana pada bilangan cacah
membesar dan mengecil yang melibatkan → sampai 100
penjumlahan dan pengurangan pada • Mengidentifikasi, meniru, dan
bilangan cacah sampai 100. mengembangkan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah
sampai 100.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengukur panjang dan berat benda
Pengukuran mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
menggunakan satuan baku. Mereka dapat • Menentukan hubungan antar-satuan
baku panjang (cm, m).
menentukan hubungan antar-satuan baku • Mengukur dan mengestimasi luas dan
panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur → volume menggunakan satuan tidak baku
dan mengestimasi luas dan volume dan satuan baku berupa bilangan cacah.
menggunakan satuan tidak baku dan
satuan baku berupa bilangan cacah.

80
Lampiran-lampiran

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Geometri dapat mendeskripsikan ciri berbagai bangun datar (segiempat, segitiga,
segibanyak).
bentuk bangun datar (segiempat,
segitiga, • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun
segibanyak). Mereka dapat menyusun → datar dengan lebih dari satu cara
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) jika memungkinkan.
berbagai bangun datar dengan lebih dari
satu cara jika memungkinkan.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Analisis Data dapat mendeskripsikan ciri berbagai bangun datar (segiempat, segitiga,
segibanyak).
dan Peluang bentuk bangun datar (segiempat,
segitiga, • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun
segibanyak). Mereka dapat menyusun → datar dengan lebih dari satu cara
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) jika memungkinkan.
berbagai bangun datar dengan lebih dari
satu cara jika memungkinkan.

81
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan


Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’
pada CP.

Alternatif 2.

► Contoh : Matematika Fase B

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Bilangan 1. Memahami 1. Bilangan cacah sampai


2. Menentukan 10.000.
Pada akhir fase B, peserta
didik menunjukkan 3. Membandingkan 2. nilai tempat.
pemahaman dan intuisi 4. Mengurutkan 3. komposisi dan
bilangan (number sense) dekomposisi bilangan.
5. Mengidentifikasi
pada bilangan cacah 4. Menggunakan ribuan
sampai 10.000. Mereka 6. Melakukan
sebagai satuan.
dapat membaca, menulis, 7. Menyelesaikan masalah
5. Operasi penjumlahan
menentukan nilai tempat,
dan pengurangan
membandingkan,
bilangan cacah
mengurutkan, menggunakan sampai 1.000.
nilai tempat, melakukan
komposisi dan dekomposisi
bilangan tersebut. Mereka
juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan
operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah
sampai 1.000. (dst)

Tujuan Pembelajaran:

B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.

B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai
dengan 1.000.

B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan

Dan seterusnya.

82
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Aljabar 1. Mengisi 1. Penjumlahan dan


2. Mengidentifikasi pengurangan pada
Pada akhir Fase B, peserta
bilangan cacah sampai
didik dapat mengisi nilai
100 (contoh: 10 + … =
yang belum diketahui
19, 19 - … = 10 ).
dalam sebuah kalimat
matematika yang berkaitan 2. pola gambar atau obyek
dengan penjumlahan sederhana dan pola
dan pengurangan pada bilangan membesar dan
bilangan cacah sampai 100 mengecil melibatkan
(contoh: 10 + … = 19, 19 - … penjumlahan dan
= 10 ) Peserta didik dapat pengurangan pada
mengidentifikasi, meniru, bilangan cacah sampai
dan mengembangkan 100.
pola gambar atau obyek
sederhana dan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan
cacah sampai 100.

Tujuan Pembelajaran:

A1.1 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.2 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.3 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana
pada bilangan cacah sampai 100.

A1.4 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan


mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai
100.

83
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Pengukuran 1. Mengukur 1. Menggunakan satuan


2. Menentukan hubungan baku.
Pada akhir Fase B, peserta
didik dapat mengukur 3. Mengukur dan 2. Hubungan antar-satuan
panjang dan berat benda mengestimasi baku panjang (cm, m).
menggunakan satuan baku. 3. Luas dan volume
Mereka dapat menentukan menggunakan satuan
hubungan antar-satuan tidak baku dan
baku panjang (cm, m). satuan baku berupa
Mereka dapat mengukur bilangan cacah.
dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan
tidak baku dan satuan baku
berupa bilangan cacah.

Tujuan Pembelajaran:

P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.


P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku
dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri 1. Mendeskripsikan 1. ciri berbagai bentuk


2. Menyusun bangun datar
Pada akhir Fase B, peserta
(segiempat, segitiga, segi
didik dapat mendeskripsikan
banyak).
ciri berbagai bentuk bangun
datar (segiempat, segitiga, 2. Komposisi) dan
segi banyak). Mereka dapat dekomposisi berbagai
menyusun (komposisi) dan bangun datar
mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.

Tujuan Pembelajaran:

G1.1 Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).

G1.2 Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan
lebih dari satu cara jika memungkinkan.

84
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Analisis Data dan Peluang 1. Mengurutkan 1. data

Pada akhir fase B, peserta 2. Membandingkan 2. tabel


didik dapat mengurutkan, 3. Menyajikan 3. diagram gambar
membandingkan, 4. Menganalisis 4. piktogram
menyajikan, menganalisis
5. Menginterpretasi 5. diagram batang (skala
dan menginterpretasi data
satu satuan
dalam bentuk tabel,
diagram gambar, piktogram,
dan diagram batang (skala
satu satuan

Tujuan Pembelajaran:

-ADP1. ..

-ADP2…

dst

Catatan:

Penomoran pada Tujuan Pembelajaran tidak ada ketentuan baku, lebih diarahkan untuk memudahkan
pendidik dalam membaca dan menggunakan alur tujuan pembelajaran.

85
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP

Alternatif 3.

► Contoh Matematika Fase B


(dalam contoh ini diambil 2 Elemen: Pengukuran dan Geometri)

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan antar-


satuan baku panjang (cm, m).
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur
panjang dan berat benda menggunakan satuan 2. Menjelaskan cara mengukur
baku. Mereka dapat menentukan hubungan panjang benda menggunakan
antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka satuan baku.
dapat mengukur dan mengestimasi luas dan 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk
volume menggunakan satuan tidak baku dan bangun datar (segiempat,
satuan baku berupa bilangan cacah. segitiga, segi banyak).
4. Menentukan ciri bagian-bagian
Elemen Geometri dari bangun datar (segiempat,
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai segitiga, segi banyak).
bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi 5. Mengukur bangun datar
banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) (segiempat, segitiga, segi banyak)
dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun menggunakan satuan baku
datar dengan lebih dari satu cara jika
memungkinkan

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian Pembelajaran
di akhir fase tercapai.

► Contoh Modul ajar/RPPM/RPPH untuk PAUD


Modul ajar ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran
dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di platform merdeka belajar.

86
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAUD ……

Kelompok/Usia : B/ 5-6 Tahun

Topik : Banten tempat tinggalku

Semester/Minggu : …… / ……

Hari/Tanggal : …………………………

Tujuan Pembelajaran:

• Anak menghargai ciptaan Allah


• Anak menghargai orang lain dan menyayangi makhluk hidup ciptaan Tuhan.
• Menunjukkan kemampuan yang bersifat eksploratif dan menyelidik
• Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan)
• Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
• Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Kegiatan Pembelajaran:
A. Pembukaan
• Kegiatan bercakap-cakap tentang Banten
• Diskusi tentang alam di Banten
• Membaca cerita Banten

B. Kegiatan Inti
• Membuat hasil karya yang menggambarkan • Bermain peran sesuai kondisi lingkungan
lingkungan di Banten di Banten
• Membuat buku tentang Banten
• dll
• Melukis

C. Penutupan
• Menguatkan pengetahuan/keterampilan • Membuat refleksi bersama anak mengenai
yang telah dibangun anak selama keberhasilan atau hal positif yang telah
bermain.
• dilakukan oleh dirinya atau teman lain.
• Memberikan apresiasi atas perilaku
• Mendiskusikan ide bermain mereka esok hari
positif yang telah dilakukan anak.

Penilaian:
Dilakukan dengan melakukan:
• melakukan pencatatan dengan berbagai
• mengobservasi anak selama proses kegiatan teknik
bermain-belajar
• melakukan analisa terhadap hasil observasi,
• mendokumentasikan proses kegiatan pencatatan dan hasil karya anak.
bermain-belajar dan hasil karya anak

87
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► MODUL AJAR SD (FASE A)

Sekolah : SDN Jagakarsa 09

Kelas /Semester :1/1 (Satu)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Elemen : Pancasila

Alokasi Waktu : 2 JP

I. Tujuan Pembelajaran:
1. Menemukan informasi mengenai simbol- simbol Pancasila
2. Menyebutkan simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda Pancasila.
3. Memahami hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila Pancasila dari sila ke-1 sampai
dengan sila ke-5

II. Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan 10 menit


membaca doa dipimpin seorang peserta
didik.
2. Mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari dan pengalaman
peserta didik.
3. Memberikan gambaran tentang tujuan
pembelajaran, dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.

88
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Kegiatan Inti 1. Pendidik bersama peserta didik 50 menit


membaca bersama teks Pancasila.
2. Mendiskusikan makna setiap sila dan
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
(penguatan elemen akhlak kepada manusia
dan elemen kepedulian).
3. Pendidik memberikan penjelasan akan
pentingnya menghafal, memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Pendidik mengajak peserta didik bermain
kartu “Mencari Kata untuk Pancasila”. Kartu
ini ini dapat didesain sendiri oleh Pendidik
sesuai kreativitas untuk mempermudah
mengenalkan kata pada setiap sila
Pancasila (penguatan elemen berpikir
kritis).
5. Pendidik membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dan menerapkan metode
jigsaw. Setiap kelompok akan mencari kata
dan menyusun setiap sila Pancasila
(penguatan elemen kolaborasi).
6. Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sebagai panduan aktivitas
pembelajaran menyusun kalimat sila
Pancasila.
7. Pendidik memandu setiap kelompok
yang sudah mampu menyusun untuk
dapat bergabung membentuk sila yang
utuh (penguatan elemen berbagi).
8. Dipandu oleh pendidik, peserta didik
membacakan kalimat sila yang telah
disusun.
9. Pendidik memfasilitasi dan memotivasi
peserta didik untuk membaca dan menghafal
sila Pancasila kembali.

89
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Penutup 1. Pendidik memberikan penguatan dengan 10 menit


pertanyaan “Bagaimana anak-anak, dapatkah
anak-anak menghafal sila Pancasila?”. Guru
meminta peserta didik untuk terus berlatih
menyusun kalimat sila Pancasila di rumah.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk
membawa LKPD ke rumah masing-masing,
dan meminta peserta didik untuk berlatih
membaca teks Pancasila di rumah
bersama orang tua/keluarga.
3. Ditutup dengan doa secara mandiri dan
motivasi untuk bersemangat dalam
belajar

III. Asesmen

1. Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai kartu simbol


Pancasila
2. Asesmen formatif : Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.
3. Asesmen sumatif : presentasi tugas

► CONTOH MODUL AJAR SMP

Nama Sekolah : SMP ……………

Kelas/Sem : VII/1

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Materi Pokok : Bentuk-bentuk praktik ideal Pancasila

Alokasi Waktu : 4JP/2Mg

A. Tujuan Pembelajaran

• Menelaah, mempraktikkan, dan meneladani sikap positif para pendiri bangsa dalam
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

90
Lampiran-lampiran

B. Langkah Pembelajaran
Pendahuluan

• Pendidik melakukan pembukaan dengan


• Menyampaikan motivasi tentang apa yang
salam pembuka dan berdoa untuk memulai
dapat diperoleh (tujuan dan manfaat)
pembelajaran, memeriksa kehadiran
dengan mempelajari materi meneladani
peserta didik sebagai sikap disiplin
sikap positif para pendiri bangsa.
• Pendidik memastikan tugas sebelumnya
sudah selesai untuk mengetahui kesulitan
yang dihadapi peserta didik tentang materi
sebelumnya yaitu menghargai usulan
konsep rumusan dasar negara yang
disampaikan para pendiri negara.

Kegiatan Inti

• Peserta Didik dibagi menjadi 8 kelompok


untuk melakukan telaah video (https://www. • Peserta didik mengamati grafik, dan
memperoleh informasi tentang
youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk) dan
persentase kenaikan kasus Covid 19 di
atau materi tentang sikap positif para
Indonesia.
pendiri bangsa dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara. • Peserta didik menganalisis kasus Covid 19
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
• Peserta didik memastikan diri sudah
dalam Lembar Kerja.
menerima LKPD yang berisi grafik
tentang kasus Covid 19. • Peserta didik membuat laporan hasil tugas.

Penutup

• Peserta didik melakukan refleksi diri tentang sikap positif para pendiri bangsa dalam
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

C. Asesmen Formatif dan Sumatif

• Melalui pengamatan terhadap respon, dan


• Tes tertulis tentang kebenaran konsep dan
sikap yang teramati selama berinteraksi
hasil tugas analisis kasus penderita Covid-19.
baik dalam proses telaah video/materi,
diskusi, maupun dalam proses penyelesaian • Produk/hasil penugasan dengan kriteria
tugas. atau rubrik penilaian yang sesuai.

91
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► CONTOH MODUL AJAR SMK

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan

Rekayasa Program Keahlian : Teknik Mesin

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Mesin

Disusun oleh Fendy Wijarwanto

Kompetensi awal -

Sarana Prasarana Peralatan gambar : penggaris segitiga (set), pensil 2H, kertas
gambar

Laptop dan Proyektor

Video tutorial

Target peserta didik Siswa Fase E

Model pembelajaran Project Based Learning atau Teaching Factory

Tujuan Pembelajaran 3.4 Peserta didik memahami pembuatan gambar kerja

Alokasi Waktu 6 jp

92
Lampiran-lampiran

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit)

Peserta didik berdoa dan menyiapkan diri serta peralatan


yang diperlukan, termasuk melakukan kegiatan cleaning meja
kerja.

Guru memberikan pertanyaan pemantik atau pertanyaan kunci


tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Apersepsi (30 menit)

Guru memberikan apersepsi tentang materi pembuatan


gambar kerja, serta kaitan dengan materi-materi sebelumnya
yaitu membuat garis, gambar proyeksi tunggal dan proyeksi
majemuk.

Kegiatan Inti (195 menit)

Guru memberikan penjelasan tentang pembuatan gambar


kerja dan hal penting yang harus diperhatikan, penjelasan
dapat dilakukan kurang lebih selama 45 menit.

Peserta didik akan melakukan praktikum dengan membuat


kerja berupa komponen dan juga gambar rakitan. Produk
yang akan digambar yaitu ragum.

Kegiatan Penutup (30 menit)

Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan siswa yang


telah dilakukan. Memberikan hal-hal yang sudah dicapai
serta yang harus ditingkatkan

Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran praktik

Menutup dengan doa.

Asesmen 1. Asesmen awal pembelajaran non kognitif :


memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
dukungan yang diperlukan supaya dapat berkembang
dalam tahap capaian pembelajaran ini.
2. Asesmen Formatif : memantau perkembangan siswa
dalam mengerjakan tugas
3. Asesmen sumatif : penilaian produk (portofolio).
Kriteria yang dinilai :
• Kesesuaian gambar dengan standar yang digunakan
• Waktu pengerjaan gambar

93
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Refleksi Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan


pembelajaran pada materi ini, tentang : kendala yang
dihadapi, kesulitan yang dihadapi, perkembangan peserta
didik

Lampiran

1. Job sheet kerja praktik gambar 1


2. Daftar Bacaan :
• Sato, G. Takeshi. 2000. Menggambar Mesin: menurut standar ISO. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita

LAMPIRAN

1. JOB SHEET (GAMBAR LATIHAN)

Tugas siswa:

Buatlah gambar kerja (seperti pada contoh). Silakan melakukan pengukuran pada ragum yang
ada di bengkel, kemudian dibuat gambar kerja seperti contoh

94
Lampiran-lampiran

LEMBAR PENILAIAN (asesmen sumatif)

Nama

Nomor Siswa

Estimasi 4 jp (180 menit)

Aspek Hasil (60%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kesesuaian pandangan 30%

Kesesuaian penggunaan garis 30%

Kesesuaian pemberian ukuran 20%

Kesesuain penentuan potongan 20%

Total Nilai Aspek Hasil

Total Nilai Aspek Hasil x Bobot (70%)

Aspek Proses (40%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kerapian gambar 20%

Keterbacaan gambar 20%

Gambar tidak menimbulkan multi 20%


tafsir

Kreatifitas dalam proses 10%


pengerjaan

Sikap kerja selama proses 30%


pengerjaan

Total Nilai Aspek Proses

Nilai Aspek Proses x Bobot (30%)

Nilai total (Aspek Hasil + Aspek Proses)

95
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA

Nama Penyusun : Taman Firdaus, M.Pd

Mata Pelajaran : PPKn

Fase/Kelas/SMT : E / 10 / Genap

Alokasi Waktu : 4 JP (4 X 45 = 180 Menit)

Materi : Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Tujuan 10.11. Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional,


Pembelajaran nasional, dan global terhadap pembentukan identitas

Kegiatan PERTEMUAN 1 (2 JP)


Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

1. Peserta didik mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses


belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas.
2. Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan dengan
membaca al-quran secara bersama selama 5 menit.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tujuan yang harus dikuasi di
akhir pembelajaran dan sekenario penilaian selama proses
pembelajaran
4. Pendidik meminta pendidik untuk mengisi grafik TIK atau tabel KWL
dengan pertanyaan sebagai panduan (a) Apa yang kalian ketahui tentang
interaksi dan sosialisasi identias budaya sebagai salah satu cara untuk
mengenali dan menghargai keragaman identitas? (b). Tuliskan apa yang
ingin kalian ketahui tentang mengenali, menyadari dan menghargai
keragaman identitas.
5. Pendidik menyajikan pertanyaan kunci terkait materi sebagai berikut:

96
Lampiran-lampiran

Kegiatan Inti (60 Menit)

1. Pendidik menyajikan secara singkat materi pembelajaran dan meminta


peserta didik yang kompetensi awalnya masih kurang untuk untuk
membaca lebih lanjut materi melalui buku guru maupun melalui
internet dengan pendampingan intensif guru. Sementara siswa lain
yang kompetensi awalnya sudah optimal diminta untuk menjadi tutor
sebaya selama proses belajar mandiri. Peserta didik diberikan keleluasaan
untuk
memilih materi yang diminati untuk didalami dan berbagi informasi
dalam mendalami materi tersebut dan materi lainnya dengan tutor
sebaya.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk menonton video tentang
“Gus Dur-Keragaman Bangsa melalui link
https://www.youtube.com/ watch?v=ESNyoOUrq_o
3. Setelah menonton video siswa diminta untuk memberikan pendapat dan
jawaban terkait dengan pertanyaan pemantik diskusi yaitu Apakah ada
dari peserta didik yang bertetangga dengan mereka yang berbeda agama
atau suku? Bagaimana kehidupan keseharian dijalani? b) Bagaimana
tanggapan kalian terhadap pelabelan terhadap kelompok tertentu?
4. Pendidik membagi kelas menjadi tiga sampai empat kelompok besar
yang terdiri dari 5 sampai dengan 7 peserta didik berdasarkan kesamaan
minat.
5. Pendidik meminta setiap kelompok memberi nama pada
kelompok berdasarkan minatnya pada etnik tertentu.
6. Pendidik meminta setiap kelompok membuat simbol kelompok.
7. Pendidik meminta peserta didik mendiskusikan filosofi dari gambar
yang menjadi lambang atau simbol bagi kelompok tersebut.
8. Pendidik meminta setiap kelompok untuk membuat presentasi kerja
kelompok (Presentasi kerja kelompok dapat berupa PPT, Video
animasi, atau simulasi drama atau media presentasi lain)
9. Sebelum presentasi tugas kelompok, ruang kelas di setting dengan
model kelas U.
10. Mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian di depan kelas.
11. Pendidik menjelaskan maksud dari aktivitas yang telah dilakukan oleh
peserta didik merupakan gambaran dari wajah Indonesia yang
beragam kemudian disatukan dalam satu wadah negara bangsa yang
bernama Indonesia.

97
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Penutup (15)

1. Sebelum mengakhiri pelajaran, Pendidik bersama siswa


menyimpulkan materi.
2. Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan lesson learned dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan memeriksa
pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana
yang mudah dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom
refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya
ingin menge tahui lebih dalam tentang ...
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari ...
3. Pendidik meminta peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya
selama proses pembelajaran dengan mencentang emoji sesuai
dengan perasaan yang dirasakan
4. Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini
telah berlangsung dengan baik dan lancar

Asesmen 1. Asesmen di awal Pembelajaran: Mmeinta peserta didik untuk


(Instrumen mengisi tabel KWL
Terlampir) 2. Asesmen Formatif:
Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi,
mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi
dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam diskusi , Uji pemahaman
3. Asesment Sumatif : presentasi tugas dan tes tertulis

98
Lampiran-lampiran

► Contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran


pada jenjang PAUD

Pada fase pondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran dengan cara
memetakan CP kedalam tujuan pembelajaran dengan memperhatikan visi misi dan karakteristik
satuan PAUD serta laju perkembangan anak.

Elemen Capaian Pembelajaran Contoh Tujuan Pembelajaran

Nilai Agama Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha 1. Mengenali kewajiban
dan Budi Esa, mulai mengenal dan agamanya.
Pekerti mempraktikkan ajaran pokok sesuai 2. Mempraktikkan kewajiban
dengan agama dan kepercayaanNya. agamanya.
Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga
3. Mengenali perintah agama
kebersihan, kesehatan dan keselamatan
untuk memelihara alam
diri sebagai bentuk rasa sayang
4. dan seterusnya.
terhadap dirinya
dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha 5. dst…
Esa. Anak menghargai sesama manusia
dengan berbagai perbedaannya dan
mempraktikkan perilaku baik dan
berakhlak mulia. Anak menghargai
alam dengan cara merawatnya dan
menunjukkan rasa sayang terhadap
makhluk hidup yang merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Jati Diri Anak mengenali, mengekspresikan, 1. Menjaga kebersihan diri.


dan mengelola emosi diri serta 2. Menunjukkan sikap positif
membangun hubungan sosial secara dalam berbagai kegiatan
sehat. Anak mengenal dan memiliki fisik.
perilaku positif terhadap diri dan
3. Berpartisipasi dalam
lingkungan (keluarga, sekolah,
berbagai kegiatan fisik.
masyarakat, negara, dan dunia) serta
4. dst……..
rasa bangga sebagai anak Indonesia
yang berlandaskan Pancasila. Anak
menyesuaikan diri dengan lingkungan,
aturan, dan norma yang berlaku. Anak
menggunakan fungsi gerak (motorik
kasar, halus, dan taktil)
untuk mengeksplorasi dan memanipulasi
berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.

99
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Dasar-dasar Anak mengenali dan memahami Contoh tujuan pembelajaran


Literasi, berbagai informasi, mengomunikasikan untuk membangun literasi:
Matematika, perasaan dan pikiran secara lisan,
Sains, tulisan, atau menggunakan berbagai 1. Membangun percakapan,
Teknologi, media serta membangun percakapan. mendengarkan dan
Rekayasa, dan Anak menunjukkan minat, kegemaran, menanggapi sesuai konteks
Seni dan berpartisipasi dalam kegiatan pembicaraan
pramembaca dan pramenulis. Anak 2. Mengkomunikasikan pikiran
mengenali dan menggunakan konsep secara lisan,
pramatematika untuk memecahkan 3. tertulis, atau menggunakan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. berbagai media.
Anak menunjukkan kemampuan dasar
4. Mengkomunikasikan
berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
perasaan secara lisan,
Anak menunjukkan rasa ingin tahu
melalui observasi, eksplorasi, dan 5. tertulis, atau menggunakan
berbagai media.
eksperimen dengan menggunakan
lingkungan sekitar dan media sebagai 6. dst
sumber belajar, untuk mendapatkan
gagasan mengenai fenomena alam dan
sosial. Anak menunjukkan kemampuan Contoh tujuan pembelajaran
awal menggunakan dan merekayasa untuk membangun dasar
teknologi serta untuk mencari informasi, matematika, sains, teknologi,
gagasan, dan keterampilan secara rekayasa dan seni:
aman dan bertanggung jawab. Anak
mengeksplorasi berbagai proses seni, 1. Mengenal konsep
mengekspresikannya serta mengapresiasi bilangan dan waktu serta
karya seni penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Mengenal konsep banjir,
termasuk sebab akibatnya
dan membangun perilaku
menjaga lingkungan.
3. dst

100
Lampiran-lampiran

► Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk jenjang


SD/MI, Matematika Fase B

RPP ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan


Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran RPP ini dikembangkan berdasarkan teknik
dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat menganalisis capaian pembelajaran menuju
diakses di platform merdeka belajar. tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran pada bab sebelumnya.

I. Tujuan Pembelajaran

1.8 Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakansatuan baku.

II. Langkah-langkah Pembelajaran

■ Pendidik memberikan pertanyaan


pemantik: ■ Peserta didik melakukan praktik
pengukuran. Adapun benda yang diukur
• Apakah peserta didik pernah adalah benda-benda berupa bangun datar
mengukur sesuatu dengan yang terdapat di sekitar peserta didik.
menggunakan jengkal?. Pengukuran menggunakan alat dengan
• Apakah ukuran jengkal setiap orang satuan baku cm yaitu penggaris.
itu sama?
■ Pendidik menjelaskan ragam bangun datar
• Alat apakah yang dapat digunakan (segiempat, segitiga, segibanyak) yang
untuk mengukur panjang benda dapat ditemukan siswa di sekitar ruangan
dengan ukuran yang sama? kelas.
■ Untuk menjawab pertanyaan pemantik
■ Peserta didik dengan kecepatan belajar
di atas, pendidik mengajak peserta didik
yang lebih tinggi dapat diberikan
untuk melakukan kegiatan secara langsung penugasan mengukur beberapabangun
dengan mengukur sesuatu menggunakan
datar dengan ukuran yang lebih panjang
jengkal masing-masing.
misalnya ukuran pintu dan jendela kelas,
■ Setelah peserta didik melihat bahwa sedangkan siswa dengan kecepatan
hasil pengukuran menggunakan belajar rendah cukup mengukur satu atau
jengkal 2 benda berukuran sedang/pendek di
menghasilkan ukuran yang berbeda-beda, sekitar mereka misalnya kursi dan meja.
pendidik menunjukan satu buah penggaris
■ Peserta didik diminta menuliskan hasil
dan memberikan pemahaman bahwa
praktek pengukuran pada lembar kerja
benda yang dapat mengukur sebuah benda
yang telah disediakan. Pendidik menilai
dengan tepat dan tidak berbeda-beda
kegiatan berdasarkan rubrik penilaian
hasilnya adalah dengan menggunakan
berupa observasi dan tes hasil lembar kerja
penggaris. Penggaris disebut dengan
siswa .
pengukur panjang satuan baku karena
dalam penggaris terdapat satuan baku
yang sama yaitu cm.

101
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

III. Asesmen

■ Penilaian formatif berupa penilaian performa dengan mengisi lembar kerja praktiek
pengukuran benda dengan menggunakan penggaris.

■ Disediakan rubrik untuk menilai.

► Contoh Alternatif 1. Rubrik Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Umum)

Tujuan Perlu
Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

Tuliskan Tujuan Belum Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan


Pembelajaran menunjukkan
sebagian kecil sebagian besar penguasaan
di sini penguasaan
penguasaan penguasaan pada semua
kompetensi kompetensi kompetensi (atau melebihi)
dan lingkup dan lingkup dan lingkup kompetensi
materi yang ada materi yang ada materi yang ada dan lingkup
pada tujuan pada tujuan pada tujuan materi yang ada
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pada tujuan
pembelajaran

Catatan :

■ Rubrik ini sangat sederhana dan bersifat


umum. Disarankan hanya digunakan ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
bagi pendidik untuk berlatih digunakan untuk melakukan pembelajaran
memahami, terdiferensiasi, misalnya:
menyusun dan menerapkan rubrik kriteria
• Perlu bimbingan : peserta didik
ketercapaian .
mengikuti remedial pada keseluruhan
■ Pada tahap selanjutnya, diharapkan materi sebelum memasuki
pendidik berlatih menggunakan rubrik pembelajaran lebih lanjut, atau
yang terinci. mempelajari tujuan pembelajaran yang
lebih rendah.
■ Penamaan kriteria di atas (perlu
bimbingan, cukup, baik, atau sangat baik) • Cukup : peserta mengikuti remedial
dapat diubah atau diadaptasi sesuai sebelum mengikuti pembelajaran
kebutuhan. selanjutnya dengan penekanan pada
aspek-aspek yang belum dikuasai
■ Dalam memetakan peserta didik ke
dalam 4 kriteria tersebut, pendidik • Baik : peserta didik
mengikuti pembelajaran
diharapkan melakukannya dengan penuh
selanjutnya
pertimbangan yang dilengkapi dengan
bukti berupa kinerja dan/atau ada produk • Sangat baik : peserta didik mengikuti
yang dihasilkan peserta didik pembelajaran selanjutnya dan
dilibatkan menjadi tutor sebaya atau
diberikan pengayaan.
102
Lampiran-lampiran

► Contoh Alternatif 2. Lembar Ceklis

Tujuan Pembelajaran Kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Indikator Tujuan Pembelajaran Ya Tidak

1. Menguraikan tentang identitas

2. Memberikan contoh tentang identitas

3. Menghubungkan konsep identitas dengan Pancasila

Catatan :

• Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1.


Dapat menjadi alternatif bagi pendidik yang • Dalam memetakan peserta didik ke
telah lancar dalam menggunakan alternatif dalam 2 kriteria tersebut, pendidik
1. diharapkan
• Penamaan dan banyaknya 2 kriteria di atas melakukannya dengan penuh pertimbangan
(Ya/Tidak) dapat diubah atau diadaptasi yang dilengkapi dengan bukti berupa
sesuai kebutuhan. Misalnya dengan kinerja dan atau ada produk yang dihasilkan
menggunakan 3 kriteria (Perlu peserta didik.
peningkatan, cukup, baik) • Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
• Banyaknya indikator tujuan pembelajaran, digunakan untuk melakukan diferensiasi
menyesuaikan dengan kompetensi dan pembelajaran.
ruang lingkup materi pada tujuan Misalnya, peserta didik dengan
pembelajaran kriteria (Ya) dapat melanjutkan pada
tujuan
pembelajaran berikutnya, sementara peserta
didik dengan kriteria (Tidak) dapat diberikan
remedial sesuai dengan indikator yang
belum dikuasai.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 103
Lampiran-lampiran

► Contoh Alternatif 3 A. Rubrik Terinci

Tujuan Pembelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan
di lingkungan sekitar.

Indikator Tujuan Perlu


Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat sumber manfaat manfaat manfaat 2 contoh
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan.
kesalahan

Catatan :

■ Rubrik ini lebih lebih rinci dibanding


alternatif 1 dan 2. Dapat digunakan bagi ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
digunakan untuk melakukan pembelajaran
pendidik yang telah terbiasa menggunakan
terdiferensiasi, misalnya:
rubrik.
• Perlu bimbingan : peserta didik
■ Banyaknya indikator tujuan pembelajaran
mengikuti remedial pada keseluruhan
menyesuaikan dengan kompetensi
materi sebelum memasuki
dan ruang lingkup materi pada tujuan
pembelajaran lebih lanjut, atau
pembelajaran
mempelajari tujuan pembelajaran yang
■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di atas lebih rendah.
(perlu bimbingan, cukup, baik, atau sangat
• Cukup : peserta mengikuti remedial
baik) dapat diubah atau diadaptasi sesuai
sebelum mengikuti pembelajaran
kebutuhan. Jumlah jenis kriteria juga
selanjutnya dengan penekanan pada
dapat disesuaikan dengan kebutuhan;
aspek-aspek yang belum dikuasai
misalnya, dapat menggunakan 5 jenis
kriteria. • Baik : peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya
■ Dalam memetakan peserta didik ke
• Sangat baik : peserta didik mengikuti
dalam jenis kriteria tersebut, pendidik
pembelajaran selanjutnya dan
diharapkan melakukannya dengan penuh
dilibatkan menjadi tutor sebaya atau
pertimbangan yang dilengkapi dengan
diberikan pengayaan.
bukti berupa kinerja dan atau ada
produk yang dihasilkan peserta didik.

104
Lampiran-lampiran

► Contoh Alternatif 3 B. Rubrik Terinci

Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Kriteria Ketercapaian
Indikator Tujuan
Pembelajaran Intervensi
Dasar Cakap Mahir
Khusus
1. Menguraikan Tidak tepat Mampu Mampu Mampu
tentang identitas menguraikan menguraikan menguraikan menguraikan
tentang tentang identitas yang identitas dari
identitas identitas dengan berasal dari berbagai
bimbingan beberapa sumber tanpa
sumber dengan bimbingan
bimbingan
2. Memberikan Tidak mampu Hanya mampu Mampu Mampu
contoh tentang memberikan memberikan 2 memberikan 3-4 memberikan
identitas contoh tentang contoh tentang contoh tentang lebih dari 5
identitas identitas identitas contoh tentang
identitas

3. Menghubungkan Tidak dapat Mampu Mampu Mampu


konsep identitas membuat membuat 1 membuat 2-3 membuat lebih
dengan Pancasila hubungan hubungan hubungaan dari 3 hubungan
antara konsep antara konsep antara konsep antara konsep
identitas dengan identitas dengan identitas dengan identitas dengan
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila

Catatan :

■ Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1


dan 2. Dapat digunakan bagi pendidik ■ Dalam memetakan peserta didik ke
dalam jenis kriteria tersebut, pendidik
yang telah terbiasa menggunakan rubrik.
diharapkan melakukannya dengan penuh
■ Banyaknya indikator tujuan pembelajaran, pertimbangan yang dilengkapi dengan
menyesuaikan dengan kompetensi bukti berupa kinerja dan atau ada
dan ruang lingkup materi pada tujuan produk yang dihasilkan peserta didik
pembelajaran

■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di


atas (intervensi khusus, dasar, cakap, atau
mahir) dapat diubah atau diadaptasi
sesuai kebutuhan. Jumlah jenis kriteria
juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan;
misalnya, dapat menggunakan 5 jenis
kriteria.

105
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini


digunakan untuk melakukan pembelajaran
• Cakap: diberikan materi pembelajaran
selanjutnya dan pendampingan secara
terdiferensiasi, misalnya:
berkelompok untuk memperkuat
• Intervensi Khusus: peserta didik penguasaan terhadap materi
mengikuti pembelajaran ulang pembelajaran
secara mandiri dengan bantuan Unit
• Mahir: mengikuti pembelajaran
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dan
selanjutnya, diberikan materi
tutor sebaya pada keseluruhan materi
pengayaan dan dilibatkan secara
pembelajaran.
aktif sebagai tutor sebaya.
• Dasar: mempelajari beberapa materi
melalui diskusi terfokus dengan
tutor sebaya

106
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SD

Nama Peserta Didik : Kelas : IV


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
6 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
7 Senin Musik
8 Bahasa Inggris
9 Muatan Lokal

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Silat
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

107
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMP

Nama Peserta Didik : Kelas : VII


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Senin Tari

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Paskibra
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

108
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMA

Nama Peserta Didik : Kelas :X


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika,
Kimia, Biologi)
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi,
Ekonomi, Sejarah, Geografi)
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Prakarya dan Kewirausahaan

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Jurnalistik
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

109
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai