Sejarah 1
Peninggalan Sejarah
STAN Channel
Sumber :
Markijar.com
Peninggalan Bersejarah di Indonesia
Indonesia memiliki banyak peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi. Maka dari
itu, kita wajib menghargai dan melestarikannya agar terjaga kelestariannya. Selain
itu, dengan adanya peninggalan bersejarah di Indonesia, dapat membantu kita
dalam mempelajari sejarah bangsa Indonesia. Mulai dari fosil, prasasti, patung,
bangunan, naskah kuno dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan macam-
macam peninggalan bersejarah di Indonesia. Terdapat 5 macam peninggalan
sejarah di Indonesia, diantaranya yaitu berupa tulisan, bangunan, benda-benda
bersejarah, karya seni, dan adat istiadat. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas
satu per satu. Berikut 5 Macam Peninggalan Bersejarah Di Indonesia:
1. Tulisan
Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada
batu. Sehingga prasasti disebut juga sebagai batu tulis. Sebuah prasasti biasanya
ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Pada umumnya Prasati berisi informasi/ catatan mengenai peristiwa penting yang
dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Beberapa prasasti yang ada di
Indonesia yaitu, anatar lain :
Naskah Kuno
Naskah kuno yaitu dokumen-dokumen penting yang berisi informasi pada zaman
dahulu. Naskah kuno juga bisa berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda
dan kitab-kitab. Beberapa naskah kuno yang ada di Indonesia yaitu, Antara lain :
Perlu diketahui Kakawi merupakan syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum
yang berasal dari India.
2. Bangunan
Candi
Candi merupakan bangunan kuno yang dibuat dari batu dan biasanya digunakan
sebagai tempat pemujaan/ beribadah bagi pemeluk agama Hindu dan Budha pada
zaman dahulu. Candi merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Fungsi
bangunan candi yaitu untuk memuliakan raja yang telah meninggal dunia.
Beberapa candi yang ada di Indonesia yaitu, antara lain:
Benteng
Masjid
Masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam. Dengan adanya peninggalan
bersejarah berupa masjid membuktikan bahwa pengaruh Islam di Indonesia
sudah ada sejak zaman dahulu. Beberapa masjid yang bersejarah di Indonesia
antara lain Masjid Aceh, Masjid Agung Banten, Masjid Makam Sedangduwur
(Jawa Timur), Masjid Kudus, Masjid Demak, dan Masjid Jami Pontianak.
Istana atau keraton merupakan bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal
sang raja pada zaman dahulu. Beberapa istana yang ada di Indonesia antara lain
Keraton Mangkunegaran di Surakarta, Keraton Paku Alam di Yogyakarta, Keraton
Kasepuhan di Cirebon, Karaton Maimun di Medan, Istana Raja Goa di Sulawesi
Selatan, Istana Raja Khungkung di Bali.
Makam
Benda-benda Peninggalan bersejarah yang berupa benda atau barang antara lain
adalah sebagai berikut :
Fosil
Fosil adalah bagian atau sisa dari mahkluk hidup (manusia, hewan atau
tumbuhan) yang sudah membatu. Beberapa fosil yang ada di Indonesia antara lain
di Desa Trinil, (Mojokerto Jawa Timur), Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan lain
sebagainya.
Artefak
Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia pada zaman
dahulu. Artefak bisa berupa alat pertanian, peralatan makan, peralatan memasak,
senjata, serta perhiasan.
Arca
Karya Seni adalah peninggalan bersejarah yang berasal dari nenek moyang kita
yang kemudian menjadi tradisi di masyarakat. Pada zaman dahulu nenek moyang
kita banyak memiliki karya seni yang sampai sekarang masih ada, antara lain :
Tarian tradisional
Tarian tradisional adalah tarian peninggalan zaman dahulu yang hingga saat ini
masih ada dan sering ada dipertunjukan. Beberapa contoh dari tarian tradisional
di Indonesia antara lain Tari Gambyong dari Jawa Tengah dan Tari Seudati dari
Aceh.
Dongeng atau cerita rakyat adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun
dan tidak diketahui pengarangnya. Cerita rakyat ini biasanya mengandung hikmah
atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat. Beberapa contoh dari cerita
rakyat di Indonesia antara lain Malinkundang dari Sumatera Barat dan Tangkuban
Perahu dari Jawa Barat.
Seni pertunjukan
Dunia hiburan atau seni pertunjukan memang tidak akan pernah sirna di belahan
bumi Indonesia. Hal ini terbukti dari dahulu hingga sekarang masih banyak
ditemui dunia hiburan atau pertunjukan yang bersifat menghibur masyarakat.
Perbedaan seni pertunjukan yang dahulu dengan yang sekarang salah satunya
dari media yang digunakan. Beberapa contoh dari seni pertunjukan di Indonesia
antara lain Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, Ogoh-ogoh dari Bali
dan Wayang Golek dari Jawa Barat.
5. Adat istiadat
Contoh upacara adat istiadat Antara lain adalah : upacara adat pembakaran
mayat (Ngaben) di Bali, Sekaten di Solo dan Yogyakarta, upacara adat pernikahan
dan sebagainya.
Tempat Bersejarah di Indonesia - Selain kekayaan alam, apa yang bisa
dibanggakan dari Indonesia? Yap Sejarahnya, Negeri ini memiliki sejarah panjang
mulai dari masa kejayaan dinasti di masa lampau sampai perjuangan rakyat
merebut kemerdekaan. Tak ada alasan untuk tidak mengenal negeri sendiri dari
sejarahnya, salah satu cara kita mengenal sejarah indonesia adalah dengan
berwisata ke tempat-tempat bersejarah tersebut.
Berwisata merupakan salah satu cara terbaik untuk Belajar Sejarah, dengan
Mengunjungi Tempat Bersejarah di Indonesia sobat secara tidak langsung juga
belajar mengenai sejarah indonesia karena salah satu cara mempelajari sejarah
indonesia adalah dengan mempelajarinya lewat peninggalan sejarahnya yang ada
di berbagai kota di Indonesia.
Candi Borobudur
Hal yang unik dari candi borobudur adalah balok yang digunakan sebagai bahan
utama konstruksi bangunan terbuat dari abu vulkanik Gunung Merapi yang
dibekukan. Balok-balok ini kemudian disusun membentuk lebih dari 500 buah
arca tanpa menggunakan semen sama sekali. Luar biasa bukan, Tak hanya itu,
candi ini juga penuh dengan pahatan relief yang menceritakan perjalanan hidup
Sang Buddha.
Candi Loro Jonggrang atau Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Wishnu, Siwa dan
Brahma. Menurut prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi Prambanan adalah
Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna "Rumah Siwa"), dan memang di
garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi Prambanan
Candi Prambanan sendiri pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh
Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja
Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka
tahun 856 M, Dalam prasasti Siwagrha tertulis bahwa saat pembangunan candi
Siwagrha berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk
memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah
sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks
candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok
melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga
erosi sungai bisa mengancam konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan
dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan
poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi.
Candi Prambanan juga memiliki cerita rakyat yang melekat erat dengannya yaitu
cerita Roro Jonggrang. Dikisahkan bahwa candi induk yang ada merupakan wujud
Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso karena berusaha
menggagalkan upaya Bondowoso membangun seribu candi untuknya.
Lawang Sewu
Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama Het hoofdkantor van
de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (yang digunakan untuk Kantor
Pusat NIS). pada mulanya kegiatan administrasi perkantoran dilakukan di Stasiun
Semarang Gudang (Samarang NIS), namun dengan berkembangnya jalur jaringan
kereta yang begitu pesat, mengakibatkan bertambahnya kebutuhan personil
teknis dan tenaga administrasi yang besar.
Pada akibatnya kantor NIS di stasiun Samarang NIS tidak lagi memadai. Berbagai
solusi dilakukan NIS antara lain menyewa beberapa bangunan milik perseorangan
sebagai solusi sementara. Apalagi letak stasiun Samarang NIS berada di dekat
rawa sehingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting.
Maka, diusulkanlah alternatif lain: yaitu membangun kantor administrasi di lokasi
baru. kemudian dibangunlah Lawang Sewu di ujung Bodjongweg Semarang
(sekarang Jalan Pemuda).
Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) atau Fort Rotterdam merupakan sebuah
benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir
pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Benteng ini dibangun pada
tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng
Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Pada mulanya benteng ini berbahan dasar tanah
liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi
benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst
yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor
penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas
filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di laut maupun di darat. Begitu
pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di laut dan darat.
Benteng Rotterdam
Saat ini, Benteng Rotterdam menjadi tempat wisata sejarah andalan kota
Makassar. Di dalamnya terdapat museum La Galigo yang berisi koleksi benda-
benda peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Menariknya lagi, di sini terdapat sebuah
ruangan yang dipercaya sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro di
masa perjuangan dahulu.
Benteng Vredeburg
Melihat kemajuan yang sangat pesat terhadap kraton yang didirikan oleh Sultan
Hamengku Buwono I, rasa kekhawatiran pihak Belanda mulai muncul. Pihak
Belanda mengusulkan kepada sultan agar diizinkan membangun sebuah benteng
di dekat kraton. Belanda dalih agar mereka dapat menjaga keamanan kraton dan
sekitarnya. Akan tetapi dibalik dalih tersebut niatan Belanda yang sesungguhnya
adalah untuk memudahkan dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi
di dalam kraton. Letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton
dan lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi indikasi
bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi,
penyerangan, intimidasi serta blokade terhadap kraton. Dapat disimpulkan bahwa
berdirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-
waktu Sultan memiliki keinginan untuk menentang Belanda.
Besarnya kekuatan yang tersembunyi dibalik kontrak politik yang dilahirkan dalam
setiap perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang sulit
dilawan oleh setiap pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda. Dalam hal ini
termasuk pula Sri Sultan Hamengku Buwono I. Oleh karena itu permohonan izin
Belanda untuk membangun benteng dikabulkan. Sebelum dibangun benteng pada
lokasinya yang sekarang (Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta), ditempat
tersebut sebenarnya Sultan HB I telah membangun sebuah benteng yang sangat
sederhana berbentuk bujur sangkar. Di keempat sudutnya dibuat tempat
penjagaan yang disebut seleka atau bastion. Oleh sultan keempat sudut tersebut
diberi nama Jayapurusa (sudut timur laut), Jayawisesa (sudut barat laut),
Jayaprayitna (sudut tenggara) dan Jayaprakosaningprang (sudut barat daya).
Taman Sari adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, Taman sari dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I pada
tahun 1758-1765. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant
Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik
berupa kolam pemandian, gedung, jembatan gantung, danau buatan, pulau
buatan, kanal air serta lorong bawah air. Taman Sari yang digunakan secara
efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks
Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun sekarang sisa-sisa bagian
Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks
Kedhaton saja.
Taman Sari
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati,
yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta
kuda yang akan menuju Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman
Sari dipilih Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung
oleh Tumenggung Prawirosentiko besrta seluruh rakyatnya. Di tengah
pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah
Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun
kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari juga
berperan sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh.
Istana Maimun bisa disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran
Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning yang merupakan warna
kebesaran kerajaan Melayu, istana Maimun merupakan salah satu ikon kota
Medan, Sumatera Utara. Didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan
Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus
1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772
m2 dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian
yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan
istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-
Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana Maimun
Di istana ini juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri.
Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan Meriam Puntung. Kisah
meriam puntung ini memiliki kaitan dengan Putri Hijau. Diceritakan, di Kerajaan
Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia
disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. sang putri
mempunyai dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Khayali dan Mambang
Yasid. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan
ini ditolak oleh kedua saudaranya.
Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh
berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana
menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba
berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena
terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini
terpecah dua. Bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli sementara Bagian
depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe,
kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua,
namun juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan
kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia. Namun sayang,
tempat wisata ini tidak bebas dari kawasan Pedagang kaki lima.
Asta tinggi sendiri menurut arti Etimologi adalah makam yang tinggi. Itu berdasar
dari letak makam yang berada di puncak bukit dan penamaan Asta Tinggi
sebenarnya hanya untuk mempermudah penyebutan saja. Di Asta Tinggi sendiri
bukan hanya terdapat makam dari raja namun juga makam dari keluarga raja,
sentana, dan punggawa sejak abad XVI. Dari banyak sumber sejarah mengatakan
bahwa Asta Tinggi memiliki nilai kekeramatan yang tinggi. Meskipun dulu
mempunyai mitos keangkeran dan daya mistis yang tinggi sekarang hal tersebut
seperti sudah lenyap karena sudah banyak orang yang berziarah. Orang banyak
berziarah kesini karena raja-raja sumenep juga dikenal karena kewaliannya karena
perduli terhadap perkembangan Islam di daerah Sumenep dan sekitarnya.
Masjid Agung Demak merupakan salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia.
Masjid ini terletak di Kampung Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid
Agung Demak dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya walisongo (para
ulama yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa). Pendiri masjid ini
diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak
sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan
memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet, dengan
arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus
terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat),
badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini
diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini
didirikan pada tanggal 1 Shofar.
Atap Masjid Agung Demak ditahan empat tiang kayu raksasa yang khusus dibuat
empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan
Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan
Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut merupakan sumbangan Sunan Kalijaga.
Masjid Menara Kudus disebut juga dengan Masjid Al Manar ("Mesjid Menara")
adalah masjid kuna yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi
(956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa
bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam
dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses
akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai
penggagas dan pendiri. Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus
menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam berdakwah. Ia mengadaptasi
dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki
budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya
Hindu dan Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas
pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus.
Masjid ini mulai didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini didasarkan pada
inskripsi berbahasa Arab yang tertulis pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm
dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid. Peletakan batu pertama
menggunakan batu dari Baitul Maqdis di Palestina, oleh karena itu masjid ini
kemudian dinamakan Masjid Al Aqsha.
Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh
dengan nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah
yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga dari berbagai
daerah di Pulau Jawa. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat
mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar, Masjid ini dibangun pertama
kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan
Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati.
Salah satu keistimewaan Masjid Agung Banten adalah masjid ini dibangun oleh
tiga orang arsitektur yang berbeda sehingga mempunyai ciri khas tiap-tiap
arsitektur yang membangunnya. Yang pertama adalah Raden Sepat, arsitek
Majapahit yang juga membangun beberapa masjid di nusantara. Yang kedua
adalah arsitektur dari Tiongkok yang bernama Cek Ban Su yang ikut ambil bagian
dan memberikan pengaruh kuat pada bentuk atap masjid yang bentuknya
bersusun 5, mirip dengan pagoda Tiongkok pada umumnya.
Arsitek ketiga adalah Hendrik Lucaz Cardeel yang merupakan arsitek dari Belanda
yang kabur dari Batavia. Ia ikut turut andil dalam membangun Tiyamah serta
Menara Masjid di komplek Masjid Agung Banten. Tiyamah adalah bangunan
bertingkat bergaya Belanda kontemporer yang pada dahulu digunakan untuk
pertemuan penting, namun sekarang dialih fungsikan sebagai tempat museum
benda peninggalan.
Gereja Blenduk adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh
masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk
heksagonal (persegi delapan). Gereja Blenduk sesungguhnya bernama Gereja
GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu,
dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat
berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada 1894 oleh W. Westmaas dan
H.P.A. de Wilde, yang menambahkan kedua menara di depan gedung gereja ini.
Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah.
Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu. Di sekitar
gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda.
Gereja Blenduk
Gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu landmark di Kota Lama
Semarang. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya
memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik
ini justru tampil kontras dan mudah dikenali.
15. Gereja Katedral (Jakarta)
Gereja Katedral merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang ada di
Jakarta. Sebelum diresmikan sebagai bangunan cagar budaya, Gereja Katedral
mempunyai sejarah yang panjang dalam pembangunannya. Pembangunan Gereja
Katedral dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagi prefek
apostik Hindia Belanda pada 1807. Saat itulah dimulai penyebaran misi dan
pembangunan gereja katolik di kawasan nusantara, termasuk di Jakarta.
Gereja Katedral
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans
dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker.
Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak
bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901
oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta. Katedral
yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di
tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada
27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di
sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 dalam cuaca yang cerah, Gereja itu pun
sempat roboh.