Teks Anekdot
Teks Anekdot
Oleh:
Alya Nurfathia R
Avi Firyal Q
Devina Julaikha R
Rifdah Alifah
Syifa Nur A
Al-Zaytun,
Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian, Menuju Masyarakat
Sehat, Cerdas dan Manusiawi
2022
1. Baju Termahal
Suatu sore di Rumah Tomi, Dian tiba-tiba bertanya.
Dian : “Tom, kamu tahu di negara kita sudah terdapat banyak politisi-politisi yang
kaya raya?”
Tomi : “Kalau itu aku juga sudah tahu!”
Dian : “Dengan kekayaan yang dimilikinya, mereka semua sanggup untuk membeli
baju termahal di Indonesia, lho.”
Tomi : “Lho, maksud kamu apa ya?”
Dian : “Ya, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Tomi : “Kok malah kaos tahanan KPK sih? Aku nggak paham”.
Dian : "Coba aja deh kamu pikir Tom, seorang politisi terlebih dahulu harus
mengambil uang negara minimal Rp1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan
kaos tersebut.”
Tomi : “ Ohh, aku baru paham kalau maksudmu seperti itu.”
4. Penjual Roti
Penjual roti sedang menjajakan dagangannya saat pagi hari.
“Pak, mau beli rotinya!,” teriak anak TK lengkap dengan seragamnya. “Mau yang
mana, coklat atau keju?,” tanya si penjual.
Anak kecil itu berdiri termenung cukup lama.
“Nggak jadi, deh. Tadi katanya jual roti, kenapa jadi coklat sama keju.
5. Guru Sejarah
Pada saat jam pelajaran sejarah, Pak sardi sedang mengadakan tanya jawab dengan
murid-muridnya.
Pak Sardi : “Reni, tanggal berapa teks proklamasi dibacakan?”
Reni : “17 Agustus 1945 Pak”
Pak Sardi : “Pandai kamu. Safi, siapa yang mengetikkan teks proklamasi?”
Safi : “Sayuti Melik Pak”
Pak Sardi : “Pintar semua kalian. Nah, Lafi, di mana teks proklamasi ditandatangani?”
Safi : “Emmm…nganu Pak. (masih belum cukup sadar). Di sebelah bawah agak ke
kanan dikit sepertinya Pak”
Pak Sardi : “Halah kamu ini. Kamu tidur terus dari tahun 45 ya?”
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
No. Judul Teks Struktur Teks Kaidah Kebahasaan