Anda di halaman 1dari 7

Tugas Portofolio Bahasa Indonesia

KD. 4.6 Menganalisa Teks Anekdot

Oleh:
Alya Nurfathia R
Avi Firyal Q
Devina Julaikha R
Rifdah Alifah
Syifa Nur A

Al-Zaytun,
Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian, Menuju Masyarakat
Sehat, Cerdas dan Manusiawi
2022
1. Baju Termahal
Suatu sore di Rumah Tomi, Dian tiba-tiba bertanya.
Dian : “Tom, kamu tahu di negara kita sudah terdapat banyak politisi-politisi yang
kaya raya?”
Tomi : “Kalau itu aku juga sudah tahu!”
Dian : “Dengan kekayaan yang dimilikinya, mereka semua sanggup untuk membeli
baju termahal di Indonesia, lho.”
Tomi : “Lho, maksud kamu apa ya?”
Dian : “Ya, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Tomi : “Kok malah kaos tahanan KPK sih? Aku nggak paham”.
Dian : "Coba aja deh kamu pikir Tom, seorang politisi terlebih dahulu harus
mengambil uang negara minimal Rp1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan
kaos tersebut.”
Tomi : “ Ohh, aku baru paham kalau maksudmu seperti itu.”

2. Gara-gara Takut Istri


Pada suatu hari yang lumayan mendung, datanglah seorang pria bertubuh
kekar ke sebuah rumah sakit. Namun terlihat ada yang aneh, kedua telinga pria itu
melepuh dan terlihat seperti ada bekas terbakar.
Kemudian pria bertubuh kekar tersebut masuk ke ruangan dokter.
Dokter: “ Silahkan, ada yang bisa saya bantu, mas? ”
Pria kekar: “ Ini telinga saya, Dok, tolong.”
Dokter: “ Telinganya kenapa mas? Coba ceritakan pada saya. ”
Pria kekar: “ Gini Dok, meskipun badan saya kekar, tapi aslinya saya ini takut sama
istri. Jadi, waktu kemarin istri saya lagi ke luar rumah dan menyuruh saya untuk
nyetrika baju. Pada saat saya lagi nyetrika, tiba-tiba ada telpon masuk. Karena saya
kira telepon itu dari istri saya, maka saya refleks mengambil telepon dan
mengangkatnya, tapi sialnya adalah yang saya angkat itu bukan telepon, tapi setrika.
Saya menempelkan setrika panas ke telinga kanan saya, Dok.”
Dokter: “Hmm, saya paham sih bagaimana rasanya takut sama istri. Terus telinga
yang bagian kiri kenapa mas.”
Kekar: “Nah itu dia Dok. Ternyata telepon yang pertama itu gak jadi saya angkat
karena saya kesakitan. Nah malah tiba-tiba ada yang nelepon lagi, yaudah saya angkat
lagi pakai telinga kiri.”
Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan
menempelkannya ke muka pria kekar tersebut.
3. Muslim Yang Gemar Berjudi
Pada suatu hari, Alan dan Sandi yang berstatus sebagai dua orang penjudi
sedang duduk-duduk berbincang. Mereka sedang bermain ketika tiba-tiba terdengar
suara adzan.
Alan : “San, kamu apa nggak kepikiran sama agama kita?”
Sandi : “Maksudnya gimana Lan?”
Alan : “Agama kita ini kok ibadahnya kebanyakan ya? Sehari sholatnya sampai 5 kali.
Kenapa nggak kaya agama sebelah, ibadahnya cuma seminggu sekali.”
Sandi : “Halah kamu ini Lan. Ibadah 5 kali sehari saja kamu masih tetap main judi.
Gimana kalau cuma seminggu sekali. Udah lah, nggak usah sok ngomongin agama
kalau ngajimu saja nggak tamat iqro jilid 1.

4. Penjual Roti
Penjual roti sedang menjajakan dagangannya saat pagi hari.
“Pak, mau beli rotinya!,” teriak anak TK lengkap dengan seragamnya. “Mau yang
mana, coklat atau keju?,” tanya si penjual.
Anak kecil itu berdiri termenung cukup lama.
“Nggak jadi, deh. Tadi katanya jual roti, kenapa jadi coklat sama keju.

5. Guru Sejarah
Pada saat jam pelajaran sejarah, Pak sardi sedang mengadakan tanya jawab dengan
murid-muridnya.
Pak Sardi : “Reni, tanggal berapa teks proklamasi dibacakan?”
Reni : “17 Agustus 1945 Pak”
Pak Sardi : “Pandai kamu. Safi, siapa yang mengetikkan teks proklamasi?”
Safi : “Sayuti Melik Pak”
Pak Sardi : “Pintar semua kalian. Nah, Lafi, di mana teks proklamasi ditandatangani?”
Safi : “Emmm…nganu Pak. (masih belum cukup sadar). Di sebelah bawah agak ke
kanan dikit sepertinya Pak”
Pak Sardi : “Halah kamu ini. Kamu tidur terus dari tahun 45 ya?”
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
No. Judul Teks Struktur Teks Kaidah Kebahasaan

 Abstraksi :  Konjungsi temporal:


Suatu sore di Rumah Tomi. Suatu, kemudian.
 Orientasi :  Kata kerja aksi yang
Tomi dan Dian yang sedang menunjukkan penjelasan:
mengobrol membahas tentang Membahas, bertanya,
politisi-politisi Indonesia yang membeli, mengambil, dan
kaya raya. menggunakan.
 Krisis :  Konjungsi perbandingan
Politisi yang dapat membeli dan pertentangan: Sedang
baju termahal di Indonesia, yaitu mengobrol membahas
1.
Baju termahal baju KPK. tentang politisi-politisi
 Reaksi : Indonesia yang kaya raya.
Tomi berkata, “Kok malah kaos  Konjungsi urutan
tahanan KPK sih? Aku gak peristiwa:
paham.” Terlebih dahulu.
 Koda :  Kata kerja mental :
Tomi berkata, “Ooh, aku baru “Lho, maksud kamu apa
paham kalau maksudmu seperti ya?”
itu.”  Kata kerja yang
menujukan pengertian:
“Ooh, aku baru paham…”

 Abstraksi :  Konjungsi temporal:


Pada suatu hari yang mendung. Suatu, kemudian.
 Orientasi :  Kata kerja aksi yang
Istri si pria kekar yang pergi menunjukkan penjelasan:
keluar rumah dan menyuruh si Membahas, bertanya,
pria kekar untuk menyetrika membeli, mengambil, dan
baju. menggunakan.
 Krisis :  Konjungsi perbandingan
Si pria kekar pergi berobat ke dan pertentangan:
2. dokter, karena telinganya yang “Gini dok,…”
Gara-gara Takut istri
melepuh dan ada bekas terbakar.  Konjungsi urutan
 Reaksi : peristiwa:
Dokter yang bertanya Terlebih dahulu.
“Telinganya kenapa mas?”  Kata kerja mental :
 Koda : Telinganya kenapa mas?
Mendengar cerita tersebut,  Kata kerja yang
seketika si dokter langsung menujukan pengertian:
mengambil setrika dan “Hmm, saya paham sih…”
menempelkankan setrika
tersebut ke muka si pria kekar.

3. Muslim Yang Gemar


 Abstraksi :  Konjungsi temporal:
Pada suatu hari Alan dan Sandi Suatu, kemudian.
sedang duduk-duduk  Kata kerja aksi yang
berbincang. menunjukkan penjelasan:
Membahas, bertanya,
 Orientasi : membeli, mengambil, dan
Mereka sedang bermain ketika menggunakan.
tiba-tiba mendengar suara  Konjungsi perbandingan
adzan. dan pertentangan:
 Krisis : Sedang bermain judi ketika
Alan berkata, “Kamu gak tiba-tiba mendengar suara
Berjudi
kepikiran sama agama kita?” adzan.
 Reaksi :  Konjungsi urutan
Alan mengeluh, “Mengapa peristiwa:
agama kita ibadahnya banyak Terlebih dahulu.
sekali?”  Kata kerja mental :
 Koda : Maksudnya gimana lan ?
“Halah kamu ini Lan. Ibadah 5  Kata kerja yang
kali sehari saja masih sering menujukan pengertian:
main judi. Gimana Kalau “Halah kamu ini Lan…”
semingggu sekali.”

 Abstraksi :  Konjungsi temporal:


Penjual roti sedang menjajakan Saat pagi hari.
dagangannya saat pagi hari.  Kata kerja aksi yang
 Orientasi : menunjukkan
Ada seorang anak TK datang penjelasan :
ingin membeli roti. Penjual roti sedang
 Krisis : menjajakan dagangannya.
Penjual roti pun bertanya, “Mau  Konjungsi perbandingan
yang mana, coklat atau keju?” dan pertentangan :
4. Penjual Roti
 Reaksi : Kenapa jadi.
Anak kecil itu berdiri termenung  Kata kerja mental :
cukup lama. Mau yang mana, coklat atau
 Koda : keju?
Anak kecil itu berkata “Nggak  Kata kerja yang
jadi deh. Tadi katanya jualan menunjukkan
roti, kenapa jadi coklat atau pengertian :
keju?” Berdiri termenung.
 Abstraksi :  Konjungsi Temporal :
Pada saat jam pelajaran sejarah. Saat jam pelajaran.
 Orientasi :  Kata kerja aksi yang
Pak Sardi sedang mengadakan menunjukan penjelasan:
tanya jawab dengan murid- Mengadakan, mengetikan,
muridnya. menjawab,bertanya,
 Krisis : ditandatangani.
Pak Sardi yang bertanya kepada  Konjungsi perbandingan
Lafi, dimana teks proklamasi dan pertentangan :
ditanda tangani. “Pintar semua kalian.
5.
Guru Sejarah  Reaksi : Nah…”
Lafi menjawab pertanyaan Pak  Konjungsi urutan
Sardi dengan setengah sadar, peristiwa :
"Di sebelah bawah agak ke “…Nah, Lafi, dimana…”
kanan dikit sepertinya, Pak. "  Kata kerja mental :
 Koda : Tidur,mengetik.
Pak Sardi menjawab, “Halah  Kata kerja yang
kamu ini. Tidur terus dari tahun menunjukan pengertian:
45, ya.” “Emmm…nganu Pak
(masih belum cukup sadar)
…”
Daftar Pustaka
• https://hot.liputan6.com/read/4934911/16-contoh-teks-anekdot-singkat-beserta-
strukturnya-pahami-cirinya
• https://www.inews.id/news/nasional/contoh-teks-anekdot-singkat-dan-lucu-lengkap-
dengan-strukturnya

Anda mungkin juga menyukai