Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MASBAGIK
Jln. Raya Masbagik Kec. Masbagik-Lotim Kode Pos 83661

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN DISTRIBUSI OBAT CACING

A. PENDAHULUAN
Salah satu cirri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan berkualitas (Depkes RI, 2004).Infeksi
karena parasit pada intestinal adalah salah satu infeksi yang palinglazim di dunia,
terutama di negara-negara berkembang. , infeksi tersebut disebabkan oleh situasi
ekonomi dan sosial, lingkungan suatubangsa,serta perilaku yang menjadi kebiasaan
individu.
Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,
salahsatunya ialah penyakit kecacingan. Jenis cacing yang banyak menyerang adalah
cacing gelang (AscarisLumbricoides), cacing cambuk (TrichurisTrichuria), dan cacing
tambang (ancylostoma Duodenale dan necatorAmericanus). Penyakit kecacingan ini
dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidratdan protein serta kehilangan darah, sehingga
menurunkan kualitas sumberdaya manusia (Depkes RI, 2004).
Anak adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saatini. Olehkarena
kesehatan adalah hakasasi, menjadi kewajiban semua pihak untuk menjamin kesehatan
masyarakat, khususnyaanak-anak Indonesia (Depkes RI,2004).
Prevalensi kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi antara 60-80% dan
terutam amenyerang pada anak-anak sekolah dasar. Meski penyakit ini tidak
menyebabkan kematian secara langsung, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan
kesehatan sehingga mengganggu kemampuan belajar. Margono (2003) melakukan
penelitian di dua sekolah di Mataram, Lombok menemukan prevalensi tinggi Ascaris
78,5% and 72,6% dan infeksi Trichuris 63,95% dan 60,0%. Di Lombok Timur juga
ditemukan dua sekolah dasar dengan prevalensi tinggi yaitu 73,45% dan 96,57% untuk
Ascaris, dan 69,03% dan 79,43% untuk infeksi Trichuris.
Berkaca dari kondisi diatas maka pemerintah melalui Puskesmas telah
menurunkan program pemberian obat cacing kepada murid SD/MI dan murid TK/
RA/PAUD dengan harapan agar penyakit cacing pada anak dapat ditekan dan diberantas,
dengan demikian dapat meningkatkan status kesehatan anak yang pada akhirnya anak
akan memperoleh kesempatan belajar yang maksimal.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah, dikenal juga dengan istilah
cacing perut, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di daerah
beriklim tropis, dengan sanitasi yang tidak adekuat dan kondisi yang tidak higienis. Tiga
jenis cacing yang sering menginfeksi anak dan menyebabkan efek yang tidak baik untuk
anak usia anak sekolah pra-sekolah adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing
tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk
(Trichuris trichiura).
lnfeksi kecacingan menyebabkan morbiditas dan kadang dapat menyebabkan
kematian sebagai akibat dari status gizi yang buruk, merusak kemampuan kognitif, dan
menimbulkan sindrom klinis yang terkait dengan migrasi cacing, obstruksi usus, radang
usus besar, dan dubur. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang paling utama
adalah pengaruh terhadap status gizi, tumbuh kembang, dan kemampuan kognitif. Efek
samping dari infeksi cacing usus diharapkan dapat dibatasi pada proporsi populasi yang
lebih kecil yang memiliki densitas cacing yang tinggi, sehingga segmen populasi harus
dijangkau melalui pengobatan.
Manfaat kesehatan yang diperoleh melalui upaya pengendalian kecacingan adalah
penurunan jumlah anak dengan stunting atau perbaikan pertumbuhan, meningkatnya
cadangan zat besi, dan mengurangi terjadinya anemia. Dampak merugikan dari infeksi
kecacingan pada pertumbuhan pada anak usia pra-sekolah dan sekolah telah dipelajari
secara ekstensif dan dibuktikan secara ilmiah, juga dampak positif terhadap pertumbuhan
melalui upaya pengendalian kecacingan dengan pengobatan berkala menggunakan obat
antihelmintiasis.
Di wilayah endemis filariasis, anak usia sekolah dan prasekolah mendapatkan
manfaat obat cacing dari kegiatan Pengendalian dan pengobatan Filariasis. Tetapi ada 5
provinsi yaitu di Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sulawesi Utara yang bukan
wilayah endemis filariasis..
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi program pemberian obat
cacing dengan distribusi vitamin A memberikan dampak peningkatan status kesehatan
anak usia presekolah karena anak yang bebas cacing akan meningkatkan status
penyerapan vitamin A dan zat besi, serta meningkatkan cakupan kegiatan kampanye
kedua program, Untuk sasaran anak usia sekolah, integrasi pemberian obat cacing dengan
program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS ) diharapkan akan menjamin semua anak didik
mendapatkan manfaat dari program pengendalian kecacingan seperti meningkatnya
perbaikan status gizi anak, perbaikan perkembangan, kemampuan kognitif, perbaikan
prestasi sekolah dan tingkat kehadiran disekolah.
C. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya distribusi obat cacing
1. Memudahkan siswa SD dan TK untuk memperoleh obat cacing
2. Untuk mengatasi kecacingan/penyakit cacing pada siswa SD dan TK
3. Menghindari terjadinya anemia dan gizi buruk pada siswa SD dan TK
4. Meningkatkan prestasi belajar siswa SD dan TK

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Persiapan
a. Identifikasi jumlah siswa SD dan TK yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Masbagik
b. Siapkan obat cacing, dosis : albendazole 400 mg / iswa

2. Pelaksanaan

a. Obat diberikan oleh petugas puskesmas atau guru yg telah mendapat petunjuk

b.Petugas Puskesmas atau Guru menginformasikan kepada murid bahwa ia harus


makan pagi sebelum minum obat cacing
c. Diberikan di masing-masing kelas dgn pengawasan guru/petugas Puskesmas
d. Obat diminum bersama-sama di depan guru / petugas puskesmas
e. Peserta didik yang tidak hadir diberikan pada hari berikutnya (paling lambat 7
hari)
f. Pemberian ditunda apabila demam atau sakit atau sudah minum obat cacing
kurang dari 6 bulan terakhir.
g. Sasaran yang ditunda pemberian obat harus dicatat dan dilaporkan
h. Perlu dikonsultasikan lebih lanjut pada kondisi Penderita epilepsi dalam
serangan,gizi buruk disertai gejala klinis .gangguann fungsi hati dan ginjal .

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara melaksanakan kegiatan distribusi obat cacing ke murid SD/MI dan TK/RA/PAUD
adalah dengan turun langsung kesekolah-sekolah sasaran dan memberikan contoh langsung cara
minum obat cacing.

F. SASARAN
Sasaran kegiatan distribusi obat cacing adalah murid SD kelas 1 s/d kelas VI di 30
SD/MI dan murid TK/RA/PAUD di wilayah Puskesmas Masbagik

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal pemberian obat cacing ke murid SD/MI dan TK/RA/PAUD satu kali
dalam 1tahun yaitu pada bulan Desembertahun 2016
H. SUMBER DANA
Pelaksanaan distribusi obat cacing pembiayaannya dianggarkan melalui dana BOK
Puskesmas Masbagik tahun 2016

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI


Seluruh hasil kegiatan distribusi obat cacing terkait jumlah sekolah, jumlah siswa
dan jumlah obat yang terpakai dicatat untuk dilaporkan pada awal bulan berikutnya ke:
1. Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Penanggungjawab UKM Pengembangan
3. Arsip.
Evaluasi dilakukan untuk memantau apakah siswa yang tidak masuk pada hari
pemberian obat cacing, sudah minum obat cacingnya atau belum, sedangkan evaluasi
program memantau apakah prosedur pendistribusian obat cacing dan pemberian minum
sudah dilaksanakan dengan benar atau tidak

Masbagik, . . . . . . . . . . . . . . . 2017
Penanggung Jawab UKM Pengembangan Pelaksana Program

Drg. Sri Marhaini Hj. Sri Hatun, S.Kep


NIP. 19770331201001 2 006 NIP. 19651231198603 2 187
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Masbagik

dr. H. TRI ARIF SUDAKSO


NIP.19690221 200012 1 002

Anda mungkin juga menyukai