91-Article Text-306-1-10-20200229
91-Article Text-306-1-10-20200229
Abstrak
Penemuan jenis antibiotik baru diimbangi dengan penemuan resistensi dari bakteri tersebut terhadap beberapa obat.
Secara garis besar, antibiotik dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan cara kerja, spektrum, dan efek bakterisidal.
Terapi antibiotik terhadap pasien kritis merupakan hal yang menjadi perhatian di dunia akibat tingginya mortalitas
dan morbiditas. Aspek efektifitas terapi terus menjadi perhatian akibat peningkatan kebutuhan ruang Intensive Care
Unit. Kontrol infeksi dan pemilihan antibiotik yang sesuai merupakan intervensi utama dan harus menjadi prioritas
dalam manajemen pasien kritis. Pengetahuan mengenai farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik merupakan
faktor yang esensial karena penentuan dosis antibiotik berkaitan dengan keluaran pasien kritis. Perubahan pada
volume of distribution dan clearance antibiotik pada pasien kritis mungkin berefek pada target konsentrasi obat
dalam serum. Hal ini menjadi bukti bahwa parameter pharmacokinetics (PK)/pharmacodynamics (PD) berperan
terhadap efek obat yang terkait dengan keluaran pasien dan resistensi.
Kata kunci : Antibiotik, farmako dinamik, farmako kinetik, ICU, Pasien kritis
Abstract
The discovery of new types of antibiotic resistance offset by the discovery of bacteria to multiple drugs. In general,
antibiotics are divided into three groups based on the spectrum shape, and the bactericidal effect. Antibiotic
therapy for critically ill patients is a concern in the world due to the high mortality and morbidity. Aspects of the
effectiveness of therapy remains a concern due to the increasing needs of the ICU. Pemilihian infection control
and appropriate antibiotic is a major intervention and should be a priority in the management of patients in critical
condition. Knowledge of the pharmacokinetics (PK) and pharmacodynamics (PD) of antibiotics is essential to
determine the doses of antibiotics related to production factor of critically ill patients. Changes in the volume
of distribution and clearance of antibiotics in critically ill patients may have an effect on a target serum drug
concentrations. This is proof that the PK/PD parameter contribute to the effects associated with the drug and the
output resistance of the patient.
50
51
keluaran terapi. Dosis obat yang tidak mencapai untuk penisilin dan cephalosporin. Nilai ini
MIC berpotensi sebagai penyebab resitensi menyebabkan efek bakteriostatik. T>MIC lebih
antibiotik. 11 dari 70% dinilai ideal sebagai bakterisidal dan
Klasifikasikan antibiotik berdasarkan pola T>MIC 100% dinilai mencegah resistensi.
aktivitas bakterisidal adalah sebagai berikut: Antibiotik golongan ini memiliki T1/2 yang
pendek sehingga harus diberikan setiap 4–6 jam
Concentration-dependent Antibiotiks atau drip kontinyu melalui infus.12
Concentration-dependent antibiotiks merupakan
golongan pertama. Pola kerja antibiotik golongan Mekanisme Terjadinya Resistensi terhadap
ini adalah apabila konsentrasi semakin tinggi, Antibiotik
maka efek bakterisidal dan spektrumnya Dewasa ini, hampir semua golongan utama
semakin meningkat. Pola ini terjadi pada dari antibiotik mengalami masalah resistensi
golongan aminoglikosida dan flouroquinolon. terhadap mikroorganisme tertentu. Dua faktor
Indeks farmakologi yang merepresentasikan utama yang berhubungan dengan kejadian
golongan ini adalah rasio Cmax/MIC dan AUC/ resistensi antibiotik adalah evolusi dan keadaan
MIC. Pemberian dosis tunggal memiliki efek lingkungan. Mikroorganisme terkait melakukan
bakterisidal lebih tinggi dibandingkan pemberian proses adaptasi terhadap stress yang diberikan
terbagi beberapa dosis. Concentration-dependent saat pemberian obat. Dalam perkembangannya
antibiotiks memiliki efek posantibiotik yang terdapat beberapa proses yang menyebabkan
lama dan mampu menghambat sintesis protein resistensi antibiotik. Mekanisme tersebut
dan asam nukleat 12. diantaranya.3
Indeks farmakologi untuk aminoglikosida
Cmax/MIC ≥10. Oleh karena itu pemberian dosis Reduced entry of antibiotik into pathogen
tunggal aminoglikosida perhari memiliki efek Protein membran sel bakteri gram negatif
lebih tinggi dengan akumulasi minimal obat terdapat membran permeabel yang menjadi
dalam tubuh dan toksisitas minimal pada tubuh 12. tempat masuknya molekul yang masuk kedalam
sel. Molekul kecil seperti antibiotik memasuki
Time-dependent Antibiotiks sel melalui channel protein yang disebut porins.
Time-dependent antibiotiks merupakan antibiotik Berkurangnya jumlah atau mutasi dari porin
golongan kedua dengan efek bakterisidal dan menyebabkan berkurangnya jumlah obat yang
spektrum yang sama setelah mencapai ambang memasuki sel bakteri. Kurangnya obat yang
konsentrasi. Antibiotik golongan memiliki masuk mengurangi efektivitas obat tersebut.
potensi bakterisidal apabila konsentrasinya lebih
tinggi dari MIC tetapi saat konsentrasi mencapai Enhanced export of antibiotik by efflux pumps
empat kali MIC efek bakterisidal tambahan Pompa efluks merupakan mekanisme penting
sangat kecil. Spectrum bakterisidal tergantung dalam terjadinya resistensi bagi parasite,
dari waktu paparan karena antibiotik golongan ini bakteri dan fungi dimana mikroorganisme bisa
memiliki waktu kerja singkat dan tidak memiliki mengespressi efflux pumps secara berlebihan
efek posantibiotik terutama untuk gram negatif. yang berefek pada tidak berfungsinya antibiotik
Oleh karena itu dosis antibiotik. pada golongan pada bakteri target antibiotik tersebut. Saat ini
ini sebisa mungkin berada di atas MIC selama diketahui lima system utama pada pompa efluks
interval dosis 12 yang berhubungan dengan antibiotik.
Indeks farmakologi untuk antibiotik golongan the multidrug and toxic compound extruder
ini adalah T>MIC. Antibiotik yang termasuk (MATE)
golongan ini adalah beta laktam, clindamisin, the major facilitator superfamily (MFS)
linezolid, dan vancomisin. Hingga saat ini tidak transporters
ada persetujuan nilai optimal T>MIC. Studi the small multidrug resistance (SMR) system
observasional menyebutkan bahwa 40%–50% the resistance nodulation division (RND)
durasi T>MIC adalah target dosis minimal exporters
ATP binding cassette (ABC) transporters Jenis-Jenis Antibiotik, Indikasi, Dosis, Cara
Contoh obat dengan resistensi ini adalah obat Pemberian, Efek Samping Obat
antimalarial seperti chloroquine, quinine,
mefloquine, halofantrine, lumefantrine, and the Sepalosporin
artemether-lumefantrine yang telah resisten Mekanisme Kerja
melawan plasmodium palcifarum. Mekanisme Mekanisme kerja dari obat golongan sepalosporin
resistensi diatas dimediasi oleh ABC transporter adalah adalah inhibit dinding sel bakteri. Secara
yang dikode oleh Plasmodium falciparum 1 umum mekanisme kerja obat ini mirip dengan
(Pfmdr1). obat antibiotik golongan beta-lactam. 3
Indikasi
Release of microbial enzymes that destroy the Sepalosporin generasi pertama sangat baik
antibiotik untuk mengobati penyakit kulit atau jaringan
Inaktivitas dari obat merupakan mekanisme ikat oleh karena infeksi S. pyogen dan S. aureus.
paling sering dari resistensi obat tersebut. Untuk generasi kedua dapat digunakan untuk
Beberapa bakteri menghasilkan enzim tertentu mengobati penyakit infeksi saluran nafas, serta
untuk menghancurkan bentuk aktif dari obat beberapa infeksi oleh karena bakteri anaerob
tersebut. Sebagai contoh bakteri yang resisten fakultatif seperti infeksi intra abdomen dan pelvic
terhadap aminoglikosida memproduksi enzim inflammatory desease 3.
aminoglicosidase dan bakteri yang resisten Sepalosporin generasi ke tiga merupakan
terhdap golongan beta lactam menghasilkan generasi yang sering dipakai, generasi ini
enzim beta laksamase. menyempurnakan obat generasi ke dua sehingga
penyakit yang dapat diobati oleh obat generasi.
Alteration of microbial proteins that transform Cephalosporin generasi ini juga dapat digunakan
pro-drugs to the effective moieties and target untuk penyakit infeksi serius seperti infeksi
protein Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Providencia,
Kejadian paling sering saat terjadinya mutasi Serratia, dan Haemophilus sp. Ceftriaxone
adalah perubahan komposisi asam amino merupakan salah satu obat sepalosporin golongan
dan protein yang diekspressikannya. Hal ini tiga merupakan drug of choice dari berbagai jenis
menyebabkan berkurangnya afinitas obat gonorae 3.
terhadap target atau afinitas kerja enzim yang
mengkonversi pro-drug menjadi obat yang Dosis dan Cara Pemberian
aktif. Mekanisme ini tesjadi karena beberapa Obat golongan sepalosporin dibagi kembali
hal diantaranya mutasi alami dari target bakteri sesuai dengan generasi obat tersebut. Hingga saat
(resistensi terhadap flouroquinolon), modifikasi ini diketahui terdapat hingga 4 generasi.
target bakteri (terbentuknya mekanisme proteksi Sefalosporin Generasi 1 adalah Cefazolin
ribosom pada resistensi macrolide dan tetrasiklin) (500mg, 1g, 2g, 10g, 20g, 100g, 300g serbuk IV),
atau proses adaptasi dari bakteri itu sendiri seperti Cefaclor (Kapsul 250 mg, 500 mg, Tablet 500
rendahnya afinitas penicilin – binding protein mg), Cefadoxril (Kapsul 500mg; suspense oral
sehingga menyebabkan resistensi Staphilloccocus 250mg/5mL, 500mg/5mL, tablet 1g).
aureus. Sefalosporin Generasi 2 adalah Cefoxitin
(Serbuk injeksi 1g, 2g, dan 10 gram), Cefuroxime
Incorporation of drug (Suspense oral 125 mg/ mL, 250mg/mL, Serbuk
Suatu kondisi yang sangat jarang dimana suatu injeksi 750mg, 1,5 g, 7,5g, 75 g, dan 225g, Tablet
organisme bukan hanya menjadi resisten terhadap 250 mg, 500 mg)
namun bahkan menjadi subsatnsi yang dibutuhkan Sefalosporin Generasi 3 adalah Cefotaxim (Injeksi
mikroorganisme tersebut untuk tumbuh. Contoh 20mg/mL, 40 mg/mL, Serbuk injeksi 500mg, 1g,
resistensi obat dengan mekanisme ini adalah 2g, dan 10g), Ceftazidime (Injeksi 20mg/mL, 40
resistensi terhadap vancomicyn. mg/mL, Serbuk injeksi 500mg. 1g, 2g, dan 6g),
Ceftizoxim (Serbuk injeksi 500mg, 1g, 2g, dan
750 mg), Norfloxacin (Tablet 400mg), Ofloxacin dengan ribosom dari bakteri target. Tetrasiklin
(Tablet 200mg, 300mg, 400mg). merupakan golongan obat bakteriostatik 14.
Indikasi
Efek Samping Obat Tetrasiklin cukup baik terhadap segala jenis
Efek samping obat golongan ini biasanya bakteri baik gram negatif maupun gram positif.
merupakan gangguan gastrointestinal seperti Obat golongan ini masih menjadi lini pertama
nausea, vomiting, atau tidak nyaman sekitar infeksi Clamida sp., Mycoplasma sp., Rickettsia
abdomen 14. sp., Vibrio cholera¸ dan Borreliae sp. 14.
Dosis dan Cara Pemberian
Beta-lactam Tetrasiklin (Kapsul tablet 250mg, 500mg, sirup
Mekanisme Kerja 125mg/mL), Dosisiklin (Kapsul tablet 50mg,
Mekanisme kerja dari obat golongan ini adalah 75mg, 100mg, 150mg , serbuk injeksi 100mg),
inhibisi dinding sel bakteri, dimana obat tersebut Minosiklin (Tablet 50mg, 75 mg, 100 mg, kapsul
akan berikatan dengan penisilin binding protein. 50mg, 100 mg Injeksi 100 mg/vial)
Kondisi tersebut akan berujung pada kematian sel
sehingga obat golongan ini bersifat bakterisida. 3 Efek Samping Obat
Efek samping utama yang paling sering adalah
Indikasi gastrointestinal seperti heartburn, nausea,
Indikasi penggunakan obat golongan muntah, iritasi gaster. Selain itu juga ada efek
ini adalah pada penyakit yang disebabkan samping lainnya seperti gangguan perkembangan
infeksi Pneumokokus sp., Streptococcus gigi dan tulang pada fetus, hiperurisemia, dan
sp., Staphillococus sp., Meningococcus sp., kerusakan hati dan pancreas 3.
Gonococcus, Clostridium sp., serta beberapa
penyakit seperti sifilis, aktinomikosis, difteri, dan Daftar Pustaka
antraks. 3
1. Davies, JD. Origins and Evolution of
Dosis dan Cara Pemberian Antibiotic Resistance. Microbiology and
Amoxicilin (Tablet 250 mg, 500mg, suspense Molecular Biology Reviews, 2010, 74(3):
oral 125mg/5mL, 200mg/5mL, 250mg/5mL), 417–33
Nafcilin (Injeksi 20mg/mL, 1g/100mL Serbuk 2. Waksman, SA. What is an Antibiotic or an
injeksi 1g,2g, 10g), Oxacillin (Serbuk injeksi 1g, Antibiotic Substance?. Mycoglia, 1947,
2g, 10g), Dicloxacillin (Kapsul 125mg, 250mg, 39(5): 565–9
500mg, suspense oral 62,5 mg/5mL), ampicillin 3. Bruton, LL., Chabner AB., & Knollmann CB.
(Kapsul 250 mg, 500mg, Goodman and Gilman’s The Pharmacological
suspense oral 125 mg/5mL, 250mg/5mL, serbuk Basis of Therapeutics, 12th ed. California:
injeksi 125mg, 250mg, 500mg, 1g, 2, 10g), McGraw-Hill Education, 2010
Ticarcilin (Serbuk Injeksi 3gr), Piperacillin 4. Aminov, RI. A Brief History of the Antibiotic
(Serbuk injeksi 2g, 3g, 4g, 40g) Era: Lessons Learned and Challenges for
the Future. Frontier in Microbiology, 2010,
Efek Samping Obat 1(134)
Efek samping paling sering dari beta lactam 5. Davies, J. & Davies D. Origins and Evolution
adalah reaksi alergi (anafilaksis, demam, rash, of Antibiotic Resistance. Microbiology and
nefritis intersisial), diare (pada amoxicillin), Molecular Biology Review, 2010, 74(3)
hipernatremia (ticarcilin) serta kejang dan gagal 6. Saga, T. & Yamaguchi, K. History of
ginjal (pada pemberian dosis tinggi) 14. Antimicrobial Agents and Resistant.
Tetrasiklin dan Tygeciclin Research and Reviews, 2009, 52(2)
Mekanisme Kerja 7. Kohanski, MA., Dwyer DJ., & Collins JJ.
Mekanisme kerja obat golongan ini adalah How Antibiotics Kill Bacteria: from Target to
menghambat sintesis protein dengan cara berikatan
Network. Microbiology, 2010, 8(1) 11. Finberg, RW. & Guharoy R. Clinical Use of
8. Mitchigan State University. Antimicrobial Anti-infective Agents: A Guide on How to
Resistence Learnig Site Pharmacology. Prescribe Drugs Used to Treat Infections.
2011, Diakses pada 28 Oktober 2015 dari: Springer Science & Business Media, LLC,
http://amrls.cvm.msu.edu 2012, p. 5–13
9. Roberts, JA. & Jeffrey L. Pharmacokinetic 12. Maramba-Lazarte, CC. Determining Correct
Issues for Antibiotics in the Critically Ill Dosing Regimens of Antibiotics Based on the
Patient. Continuing Medical Education Their Bacterial Activity. Pediatric Infectious
Article: Concise Definite Review, 2009, Disease Society of the Philippines Journal,
37(3): 540–51 2010, 11(2): 44–9
10. McKellar, QA., SF. Sanchez Bruni, & DG. 13. Levison, ME. & Levison JH. Pharmacokinetics
Jones. Pharmacokinetic/Pharmacodynamic and Pharmacodynamics of Antibacterial
Relationship of Antimicrobial Drugs Used in Agent. Infectious Desease Clinical North
Veterinary Medicine. Journal of Veterinary America, 2009, 24(3): 791–830
Pharmacology and Therapeutics, 2004, 27: 14. Bennet, PN. & Brown, MJ. Clinical
503–14 Phamacology, 9th ed. Spain: Elvisier, 2003