Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

PUSKESMAS PAL LIMA

DI SUSUN OLEH :

ADELIA SASTIKA (201051001)

M. FARIDUDDIN SYUBANI (201051041)

USNUL NOVIANINGSIH (201051086)

REIGIENA ARISKA (201051060)

SITTI ROFIKA NURHASANI (201051071)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PRODI DIPLOMA III

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

D. Manfaat...........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

A. Sistem Informasi Kesehatan............................................................................................6

B. Rekam Medis................................................................................................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................11

A. KESIMPULAN.............................................................................................................11

B. SARAN.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Kesehatan


a) Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi adalah kumpulan komponen yang
bekerja sama untuk memperoleh fakta atau data. Jadi, sistem informasi kesehatan
adalah sekumpulan komponen informasi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
yaitu meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan (Putri, 2018).
SIK juga didefinisikan sebagai suatu sistem terintegrasi yang mampu
mengelola data dan informasi publik (pemerintah, masyarakat, dan swasta) di seluruh
tingkat pemerintahan secara sistematis untuk mendukung pembangunan kesehatan
(Kemenkes RI, 2015). Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun
2014, SIK didefinisikan sebagai seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan
yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan (Pemerintah RI, 2014)
b) Komponen Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan didukung oleh 5 komponen utama dan 5
komponen yang merupakan aktifitas sistem informasi. Lima komponen utama
tersebut di atas adalah people resources, hardware resources, software resources,
data resource, dan network resources (Nugroho et al., 2019).
1) People resources
People resources terdiri atas: 1) end user, yaitu orang yang menggunakan
sistem informasi atau informasi dari sistem, dan 2) IS specialist, yaitu
orang yang mengembangkan atau mengoperasikan sistem.
2) Hardware resources
Semua peralatan fisik yang digunakan pemrosesan informasi, antara lain
mesin, media penyimpanan data, dan perangkat lainnya.
3) Software resources
Software resources mencakup semua perintah pemrosesan informasi,
termasuk program dan prosedur, antara lain: system software, application
software, dan prosedur.
4) Data resource
Mencakup fakta-fakta mengenai transaksi, informasi yang terproses dan
terorganisir, serta database atau data yang telah terorganisir.
5) Network resources
Network resources terdiri atas media komunikasi dan infrastruktur jaringan
(gabungan hardware dan software).

Sedangkan 5 komponen yang merupakan aktifitas sistem informasi terdiri


atas: 1) input of data resources, 2) processing of data into information, 3) output of
information products, 4) storage of data resources, dan 5) control of system
performance. Selanjutnya, masing-masing dari kelima komponen tersebut dijelaskan
sebagai berikut:

1) Input of data resources


) Input of data resources
Komponen ini mencakup: 1) aktifitas pengisian data, dan 2) pengambilan
dan perakitan elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses.
2) Processing of data into information
Pada komponen ini terdapat proses transformasi yaitu mengubah input
menjadi output (menghitung, membandingkan, mengurutkan,
menggolongkan, menjumlahkan, dan sebagainya).
3) Output of information products
Ada 2 aktifitas dalam komponen ini yaitu memindahkan elemen-elemen
yang dihasilkan oleh proses transformasi menuju tujuan akhir, antara lain
berupa pesan, laporan, form, serta gambar grafis.
4) Storage of data resources
Mencakup penyimpanan elemen-elemen data dan database.
5) Control of system performance
Aktifitas pada komponen ini adalah memonitor dan mengevaluasi
feedback.

Menurut WHO (2008), sistem informasi kesehatan terdiri atas 6 komponen


yang selanjutnya bisa masuk dalam kelompok masukan proses, dan keluaran. Dengan
rincian sebagai berikut :

1) Masukan
Masukan terdiri atas komponen pertama yaitu sumberdaya sistem
informasi kesehatan, yang mencakup sumberdaya manusia, keuangan,
dukungan logistik, serta teknologi informasi dan komunikasi. Sumber daya
di atas berguna untuk menjamin agar sistem informasi kesehatan dapat
berfungsi sepenuhnya.
2) Proses
Proses terdiri atas komponen kedua yaitu indikator, komponen ketiga yaitu
sumber data, dan komponen keempat yaitu manajemen data. Komponen
kedua (indikator) merupakan dasar bagi perencanaan dan strategi sistem
informasi kesehatan. Indikator dibutuhkan untuk menjaring determinan-
determinan kesehatan; masukan, keluaran, dan hasil dari sistem kesehatan,
serta status kesehatan. Komponen (sumber data) terdiri atas dua kategori
utama yaitu: 1) data berbasis populasi (sensus, registrasi kependudukan,
dan survei populasi), dan 2) data berbasis institusi (catatan individual,
pelayanan, dan sumberdaya).
3) Keluaran
Keluaran Keluaran terdiri atas komponen kelima yaitu produk informasi
dan komponen keenam yaitu diseminasi dan penggunaan.
4) Manajemen data
Mencakup semua aspek pengelolaan data mulai dari pengumpulan,
penyimpanan, jaminan kualitas dan aliran data, menuju pemrosesan,
kompilasi, dan analisis.
5) Produk informasi
Merupakan hasil transformasi dari data. Setelah data ditransformasikan
menjadi informasi, selanjutnya akan menjadi dasar bagi bukti dan
pengetahuan untuk membangun tindakan kesehatan.
6) Diseminasi dan penggunaan
Merupakan keadaan ketika nilai dari informasi kesehatan dapat
ditingkatkan dengan membuat informasi menjadi siap diakses oleh para
pengambil keputusan serta memberikan insentif bagi penggunaan
informasi.
c) Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke
arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya
guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk
yang sesuai dengan kebutuhan untuk :
1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri.
4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kesehatan.
d) Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan
keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi
dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan.
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti
(evidence-based decision).
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal.
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi.
7. Membantu penilaian transparansi.
e) Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Kesehatan
1. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari
sektor kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi
kesehatan.
3. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan.
4. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan
datamelalui cara-cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non
rutin (yaitu survei dan lain-lain).
6. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan
yang berlaku dibidang kesehatan dan kedokteran.
B. Rekam Medis
a) Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi identitas, anamnesa, penentuan fisik,
laboratorium, diagnosa dan tindakan medis terhadap seorang pasien yang dicatat baik
secara tertulis maupun elektronik. Bilamana penyimpanannya secara elektronik akan
membutuhkan komputer dengan memanfaatkan manajemen basis data. Pengertian
rekam medis bukan hanya sekedar kegiatan pencatatan, tetapi harus dipandang
sebagai suatu sistem penyelenggaraan mulai dari pencatatan, pelayanan dan tindakan
medis apa saja yang diterima pasien, selanjutnya penyimpanan berkas sampai dengan
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan manakala diperlukan untuk
kepentingannya sendiri maupun untuk keperluan lainnya.
Menurut UU Praktik Kedokteran dalam penjelasan pasal 46 ayat (1) yang dimaksud
dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Pengertian rekam medis diperkuat melalui Peraturan Mentri Kesehatan
(Permenkes) No. 269/2008, bahwa jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik
yang terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi
digital), suara (misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti
rekaman EKG. Berbicara tentang rekam medis mau tidak mau kita akan melihat 2
(dua) bagian
penting yang perlu diperhatikan yaitu: Patient Record dan Manajemen. Patient record
adalah suatu informasi yang terekam baik dalam bentuk tulisan maupun elektronik
tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Patient record
umumnya bersifat individu, tidak pernah ada catatan kesehatan dari beberapa orang
secara kolektifdidalam sebuah rekam medis. Bagian kedua adalah berkaitan dengan
Manajemen. Manajemen adalah suatu proses pengolahan atau kompilasi kondisi
kesehatan dan penyakit pasien agar dapat menjadi suatu informasi yang bermanfaat
untuk melakukan pertanggungjawaban baik dari segi manajemen, keuangan maupun
kondisi perkembangan kesehatan pasien. Sebagai bahan untuk kompilasi fakta tentang
kondisi kesehatan dan penyakit, maka rekam medis seorang pasien akan berisi 2 hal
penting yaitu:
1)Dokumentasi data pasien tentang keadaan penyakit sekarang maupun waktu yang
lampau.
2)Dokumentasi tertulis tentang tindakan pengobatan yang sudah, sedang dan akan
dilakukan oleh dokter sebagai tenaga kesehatan profesional.
Berdasarkan kedua kondisi penting diatas, maka secara umum informasi yang
tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus mengandung 3 unsur, masing-
masing adalah:
a. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang merawat/memberikan tindakan
medis.
b. Apa (What) keluhan pasien, Kapan (When) itu mulai dirasakan, Kenapa (Why)
atau sebab terjadinya dan Bagaimana (How) tindakan medis yang diterima pasien.
c. Hasil atau dampak (Outcome) dari tindakan medis dan pengobatan yang sudah
diterima pasien.
Data yang mengandung ketiga unsur diatas harus tidak boleh salah, akurat dan tidak
boleh tertinggal, karena data tersebut berdampak fatal bagi keselamatan jiwa pasien
jika terjadi kesalahan

b) Aspek Rekam Medis


Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh
institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan tidak memiliki hukum atau
peraturan pemerintah pusat. Institusi pelayanan kesehatan harus menyimpan
catatan mengenai kesehatan karena hukum atau peraturan tersebut penting sebagai
kepedulian pasien dan dokumen yang syah.
Status hukum minimum berisi tentang alamat pasien. Selain itu juga harus
berisi tentang identitas data, ramalan penyakit, sejarah keluarga, tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan, laporan konsultasi, laporan laboratorium,
prosedur operasi, laporan khusus, waktu tindakan, catatan perkembangan pasien,
laporan asuhan perawatan, terapi, ringkasan pasien masuk, catatan untuk
menentukan diagnosis akhir, komplikasi, pemeriksaan prosedur, dan tanda tangan
kehadiran dokter.
Sebagai tambahan terhadap peraturan status, terdapat peraturan dan hukum
pemerintah pusat dalam keadaan tertentu. Institusi kesehatan yang menggunakan
peraturan atau hukum untuk masalah pembayaran harus melalui peraturan
pemerintah pusat untuk memelihara catatan kesehatan tersebut. Hukum
pemerintah pusat juga ada untuk fasilitas kesehatan dengan menggunakan alkohol
atau obat keras untuk program perawatan.
Aspek hukum:
1. Mempunyai nilai hukum
2. Isinya menyangkut mesalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan
Rekam medis yang bermutu adalah:
1. Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur
secara benar
2. Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan sistem yang
dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran
3. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan
4. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir
yang diukur
5. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi
6. Dapat digunakan untuk kajian, analis, dan pengambilan keputusan
7. Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan
konsisten penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi
8. Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan
9. Terjamin kerahasiaannya
10. Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang.
Beberapa kewajiban pokok yang menyangkut isi rekam medis berkaitan
dengan aspek hukum adalah:
1. Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat
dan langsung
2. Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, secara yuridis dianggap
tidak dilakukan
3. Rekam medis harus berisikan fakta dan penilaian klinis

4. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dicatat dan dibubuhi
paraf
5. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca (juga oleh orang lain)
a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah
baca dapat berakibat fatal.
b. Tulisan yang tidak bisa dibaca, dapat menjadi bumerang bagi si
penulis, apabila rekam medis ini sampai ke pangadilan.
6. Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman
sejawat atau tenaga kesehatan yang lainnya.
7. Jika salah menulis, coretlah dengan satu garis dan diparaf, sehingga yang
dicoret masih bisa dibaca.
8. Jangan melakukan penghapusan, menutup dengan tip-ex atau mencoratcoret
sehingga tidak bisa dibaca ulang.
9. Bila melakukan koreksi di komputer, diberi space untuk perbaikan tanpa
menghapus isi yang salah.
10. Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apapun karena bisa
dikenai pasal penipuan.
c) Manfaat Rekam Medis
Penggunaan rekam medis elektronik berpotensi memberikan manfaat besar bagi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas pelayanan dasar maupun rujukan (rumah sakit).
Salah satu manfaat yang dirasakan setalah penggunaan rekam medis elektronik adalah
meningkatkan ketersediaan catatan elektronik pasien di rumah sakit. Hal ini juga
bermanfaat bagi pasien karena meningkatkan efisiensi dalam proses pelayanan
kesehatan.Selain itu bagi tenaga administratif, penggunaan rekam medis elektronik
dapat mempermudah retrieval informasi pasien.Sehingga petugas kesehatan mudah
dalam mengakses informasi pasien. Dokter dan petugas kesehatan juga diuntungkan
dalam melakukan pelayanan kesehatan atas kemudahannya dalam mengakses
informasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan klinis
seperti penegakan diagnosa, pemberian terapi, menghindari terjadinya reaksi alergi
dan duplikasi obat. Dari aspek efisiensi, penggunaan rekam medis elektronik
memberikan
dampak penurunan biaya operasional dan peningkatan pendapatan di fasilitas
pelayanan kesehatan terutama bagi rumah sakit. Mewujudkan penerapan rekam medis
elektronik, sebelumnya diperlukan proses migrasi rekam medis kertas ke rekam medis
elektronik yaitu dengan serangkaian proses yang dimulai dengan pengenalan rekam
medis elektronik berikut manfaatnya, pelatihan penggunaan rekam medis elektronik
pada users (pengguna) sehingga mereka mampu menggunakan saat memberikan
pelayanan kepada pasien. Motivasi kepada users sangat diperlukan agar mereka
memahami pentingnya menggunakan sistem dan senantiasa menggunakan sistem
dalam aktivitas pelayanan kepada pasien, motivasi berupa penjelasan tentang manfaat
sistem, akibat jika tidak menerapkan sistem sehingga users menganggap sistem adalah
suatu kebutuhan. Dukungan manajemen mutlak diperlukan dalam hal pemenuhan
kebutuhan penerapan rekam medis elektronik serta dapat merumuskan kebijakan
terkait dengan penerapan rekam medis elektronik.Penelitian ini bertujuan untuk
menilai manfaat penggunaan sistem berbasis elektronik dari aspek waktu dan
kelengkapan catatan medis pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Aspek
sosio-teknik dalam penerapan pencatatan medis berbasis elektronik juga dinilai untuk
melihat penerimaan pengguna terhadap cara baru dokumentasi medis pasien dan
menelaah aspek sosio-teknis yang mendukung penerapan rekam medis elektronik.

d) Sistem Indeks Penyakit dan Operasi


e) Sistem Informasi Rekam Medis
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, P., & Nursikuwagus, A. (2017). Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis
Webdi Puskesmas. Senaski, 2017, 978–602.

Nugroho, H. S. W., Suparji, & Sunarto. (2019). Quadrant of Difficulty - Usefulness (QoDU):
Metode Baru Untuk Menyusun Prioritas Perbaikan Elemen Sistem Informasi
Kesehatan.

Putri, S. I. (2018). Konsep Dasar Sistem Informasi. Konsep Dasar Sistem Informasi.

Anda mungkin juga menyukai