Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH COSH BEHAVIOR ANALYSIS

Mata Kuliah Akuntansi Biaya


Dosen : Dra. RATIH RAKHMAWATI, M.P

Oleh:
1. Hoerul Umam (21030387)
2. Hesti Famayanti (21030304)
3. Anggia Davanya Febianti (21030430)
4. Muhammad Bahrul Ulum (21030054)
5. Achmat Sofyan Hamzah (21030049)

STIE MANDALA JEMBER


Kampus ITS Mandala Jl. Sumatera 118-120 Jember 68121
Tlp. 0331-321304, WA 0821-4002-3127, Email: stie-mj@stie-mandala.ac.id
Instagram: @pmb.itsmandala / itsmandala.official
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “COSH BEHAVIOR
ANALYSIS” ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. RATIH RAKHMAWATI, M.P
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan tugas ini.

Jember, 21 maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
1 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prilaku Biaya
2.1.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
a) Comitted Fixed Cost
b) Discretionary Fixed Costs
.1.2 Perilaku Biaya Variabel (Variable Costing)
a) Engineered Cost Variable
b) Discretionary Variable Cost
2.1.3 Biaya Semi Variabel
a) Metode Titik Tertinggi dan Terendah
b)Metode Titik Tertinggi dan Terendah
c)Metode Kuadrat Terkecil
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cost behavior atau perilaku biaya adalah istilah untuk menjelaskan perubahan
biaya seiring dengan perubahan output. Cost behavior merupakan suatu pola yang
menggambarkan bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.
Cost behavior adalah bagaimana biaya secara total berubah saat cost drivers berubah
sesuai dengan perubahan volume aktivitas. Namun penelitian Anderson et al. (2003)
menunjukkan bahwa biaya bergerak secara tidak proporsional terhadap volume
aktivitas. Penelitian serupa telah diterapkan di beberapa negara seperti Brazil (de
Medeiros & Costa, 2011), Iran (Farzaneh, 2013), Amerika Utara (Ali & Zhang,
2015), dan Indonesia (Eltivia et al., 2017). Perubahan biaya tidak proporsional karena
peningkatan biaya akibat kenaikan volume aktivitas lebih besar dibandingkan
penurunan biaya ketika volume aktivitas menurun. Peristiwa ini disebut dengan
istilah cost stickiness (Anderson et al., 2003) atau kelengketan biaya Xue & Hong
(2016) menyatakan bahwa terdapat dua pandangan yang digunakan untuk melihat
keberadaan kelengketan biaya, yaitu rational decision making dan motivational.
Rational decision making menganggap kelengketan biaya sebagai hasil dari
keputusan manajer setelah mempertimbangkan biaya dan manfaat setiap alternatif
pilihan. Anderson et al. (2003) menyatakan bahwa ketika manajer menghadapi
ketidakpastian tingkat penjualan di masa depan dan perusahaan harus menanggung
biaya penyesuaian atas penyesuaian sumber daya maka manajer akan menunda untuk
mengurangi sumber daya sampai mereka meyakini sifat dari penurunan penjualan
adalah permanen. Hal ini dilakukan karena setiap penyesuaian, baik menambah atau
mengurangi sumber daya akan menimbulkan adanya biaya penyesuaian yang
jumlahnya lebih mahal ketika terjadi penurunan permintaan. Pada sudut pandang
motivational decision making, kelengketan biaya dianggap sebagai hasil dari
intervensi manajer yang memiliki insentif manajerial tertentu dalam mengelola
operasional perusahaan. Chen et al. (2008) dalam Xue & Hong (2016) menyatakan
apabila perilaku manajer tidak dapat diawasi dengan baik, maka manajer akan
mempertahankan sumber daya menganggur ketika penjualan menurun untuk
meningkatkan utilitas pribadi melalui status, kekuasaan, kompensasi dan prestise.
Menurut Chen et al. (2008) dalam Xue & Hong (2016) manajer akan memiliki
prestise yang semakin tinggi apabila sumber daya yang berada di bawah
pengawasannya meningkat. Perusahaan yang memiliki tingkat kelengketan biaya
yang tinggi menunjukkan penurunan laba yang semakin besar ketika penjualan
menurun (Kama & Weiss, 2013). Hal ini terjadi karena kecilnya penyesuaian biaya
yang dapat dilakukan perusahaan ketika penjualan menurun, sehingga menurunkan
jumlah laba yang dihasilkan perusahaan. Selain itu Kama & Weiss (2013)
menyatakan bahwa kelengketan biaya menurunkan tingkat akurasi peramalan laba
perusahaan. Padahal, peramalan laba merupakan dasar bagi manajemen dan investor
untuk mengambil keputusan-keputusan ekonomi

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :

1. Apa Perilaku Biaya?

2. Apa Biaya Tetap (Fixed Cost)?

3. Apa Perilaku Biaya Variabel (Variable Costing)?

4. Apa Biaya Semi Variabel?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Perilaku Biaya

2. Untuk mengetahui Biaya Tetap (Fixed Cost)

3. Untuk mengetahui Biaya Variabel (Variable Costing)

4. Untuk mengetahui Biaya Semi Variabel


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Biaya

Perilaku Biaya adalah hal penting dalam pengambilan keputusan, estimasi biaya di
masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan di masa lalu.

 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Tetap adalah suatu biaya yang mempunyai jumlah total secara tetap meskipun
terdapat perubahan volume dari suatu kegiatan terrtentu. Dan juga mempunyai jumlah total
secara tetap meskipun terdapat perubahan volume dari suatu kegiatan tertentu. Tapi, pada
biaya tetap per satuan akan berubah karena terdapat perubahan dari sisi volume aktivitas.
Besaran biaya tetap ini akan dipengaruhi oleh tujuan perilaku biaya yang nantinya akan
memengaruhi perusahaan dalam kurun waktu yang lama, teknologi perusahaan, serta strategi
manajemen dan metode di dalamnya.

a) Comitted Fixed Cost

sebagian besar biaya tetap yang terjadi dari kepemilikan perusahaan,


organisasi pokok, dan juga peralatan di dalamnya. Contohnya adalah biaya
depresiasi, pajak bumi bangunan atau PBB, sewa, gaji, serta asuransi.

b) Discretionary Fixed Costs

biaya yang terjadi dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala atau
biasanya dilakukan secara tahunan. Contohnya adalah biaya pengembangan dan
riset, biaya iklan, biaya pelatihan karyawan, biaya konsultan, dan biaya promosi
penjualan.

 Perilaku Biaya Variabel (Variable Costing)

Variabel costing atau biaya variabel adalah suatu biaya yang seluruh total nilainya bisa
berubah, tapi sebanding dengan adanya perubahan volume kegiatan perusahaan

a) Engineered Cost Variable

adalah suatu biaya yang berkaitan dengan adanya hubungan fisik tertentu atas
suatu penilaian kegiatan. Contohnya pemakaian bahan baku.
b) Discretionary Variable Cost

ini tergantung dari keputusan pihak manajemen perusahaan, sehingga


kebijakan antara pemasukan dan pengeluarannya mempunyai hubungan yang sangat
erat. Contoh sederhananya adalah biaya iklan.

 Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel merupakan suatu biaya yang memiliki unsur tetap dan juga
variabel, yang mana dalam biaya semi variabel ini terdapat biaya tetap yang tergolong
sebagai jumlah biaya minimal untuk penyediaan jasa. Selain itu, biaya variabel juga
akan memengaruhi perubahan volume kegiatan

a) Metode Titik Tertinggi dan Terendah

Untuk bisa memperkirakan fungsi biaya, maka analisa biaya di dalamnya


harus bisa dilakukan dengan cara tingkat kegiatan yang paling tinggi nilainya, yang
mana cara tersebut akan membandingkan tingkat kegiatan terendah di masa lalu.
Oleh karena itu, selisih yang ada pada biaya ini akan termasuk ke dalam suatu biaya
variabel.

b) Metode Titik Tertinggi dan Terendah

Untuk bisa memperkirakan fungsi biaya, maka analisa biaya di dalamnya


harus bisa dilakukan dengan cara tingkat kegiatan yang paling tinggi nilainya, yang
mana cara tersebut akan membandingkan tingkat kegiatan terendah di masa lalu.
Oleh karena itu, selisih yang ada pada biaya ini akan termasuk ke dalam suatu biaya
variabel.

c) Metode Kuadrat Terkecil

Untuk menggunakan metode ini, diperlukan hubungan antara biaya dengan


volume aktivitas. Dalam hal ini juga akan terbentuk garis lurus dengan adanya
persamaan garis regresi y = a+bx. Sehingga, pada huruf ya akan diartikan sebagai
variabel tidak bebas yang perubahan di dalamnya akan ditentukan oleh perubahan
variabel x, yakni variabel bebas.
B. Pola Perilaku Biaya

Suatu gambaran aktivitas perusahaan, di mana aktivitas tersebut menunjukkan suatu


kegiatan naik-turunnya suatu operasional perusahaan. Sehingga Ketika biaya yang
dikeluarkan terlalu banyak daripada aktivitas tersebut, hal ini akan menjadi suatu kerugian
bagi perusahaan di masa mendatang.

 Biaya Variabel

Biaya yang secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau volume
produksi dalam rentang relevan tetapi perunit bersifat tetap. Bahan langsung dan
tenaga kerja langsung dapat digolongkan sebagai biaya variabel. Contoh lain dari
variabel adalah, komisi penjualan, biaya pengiriman barang, penjualan ulang, unit-
unit yang rusak, bahan baku tidak langsung, tenaga tidak langsung, jasa umum, waktu
pengadaan, alat-alat kecil, dan lain-lain sebagainya. Dalam perusahaan dagang, semua
biaya produksi dan beberapa biaya pemasaran dan administrasi merupakan biaya
variabel, tetapi pada perusahaan manufaktur tidak semua biaya produksi pabrikasi
adalah variabel, Sebagian dari biaya produksi adalah bersifat tetap. Sedangkan pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, biaya variabel adalah tenaga kerja,
bahkan digunakan untuk melaksanakan jasa dan beberapa bagian dari beberapa bagian
biaya overhead.

 Biaya Tetap

biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan (relevant range) tetapi
perunit berubah Dalain jangka panjang sebenarnya semua biaya bersifat variabel
meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap Jika diharapkan aktivitas
meningkat melebihi aktivitas sekarang maka biaya tetap harus dinaikkan untuk
menangani kenaikkan volume yang diinginkankan. Misalkan manajemen
merencanakan untuk menambah produksi melebihi aktivitas sekarang maka akibat
penambahan tersebut memerlukan tambahan terhadap biaya tetap seperti, tambahan
pabrik, peralatan, mesin, tenaga kerja tidak langsung dan mungkin saja terjadi
penambahan terhadap supervisi yang akan mengawasi jalannya proses pembuatan
produk tersebut. Hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian dari biaya akan bersifat
tetap dalam rentang waktu terbatas, sedangkan diluar rentang waktu terbatas biaya
tetap akan berubah. Contoh biaya tetap ini adalah, biaya gaji, biaya sewa, pajak bumi
dan bangunan, asuransi, dan lain-lain sebagainya.
Rentang relevan merupakan tingkat kegiatan di mana biaya tetap tertentu tidak akan
diubah meskipun volume berubah. Biaya tetap lebih mempunyai hubungan yang tepat denga
waktu daripada tingkat kegiatan atau volume, jika dibandingkan dengan biaya variabel yang
lebih berhubungan dengan tingkat kegiatan atau volume. Untuk tujuan perencanaan biaya
tetap dapat dipandang sebagai beban tetap deskresiones (discretionary fixed costs) dan biaya
tetap terikat (Commited fixed costs). Beban Tetap Deskresioner merupakan pengeluaran
biaya yang timbul karena kebijakkan manajemen. Contoh biaya tetap deskresioner adalah,
iklan, penelitian, program pengembangan manajernen, sumbangan sosial. Biaya Tetap
Terikat merupakan pengeluaran biaya yang membutuhkan suatu seri pembayaran dalam
jangka waktu yang panjang atau lama. Biaya ini biasanya berhubungan dengan investasi
dalam pabrik, equipment, dan struktur organisasi perusahaan. Contoh biaya tetap terikat
adalah penyusutan pabrik dan bangunan jika menggunakan metode garis lurus, pajak bumi
dan bangunan, asuransi, gaji manajemen dan karyawan, utang jangka panjang, beban bunga.

 Biaya Campuran (Mixed Costs)

biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya campuran disebut
juga dengan Biaya Semi variabel. Biaya Semi variabel adalah biaya yang pada aktivitas
tertentu memperlihatkan karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel. Sebagai contoh dari
biaya campuran ini adalah biaya listrik, telepon, air, gas, bensin, perlengkapan, beberapa
tenaga kerja tidak langsung, biaya pensiun, pajak penghasilan, asuransi jiwa kelompok
karyawan, biaya perjalanan dinas, biaya hiburan dan pemeliharaan. Biaya Bertahap disebut
juga dengan Biaya Semi tetap. Biaya Semi tetap adalah biaya yang berubah dengan volume
secara bertahap.

C. Pemisahan Biaya Tetap Dengan Biaya Variabel

Pemisahan biaya tetap dengan biaya variabel merupakan hal yang penting, terutama dalam
perencanaan, pengendalian biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda. Pemisahan biaya
variabel dan biaya tetap diperlukan untuk tujuan:

1. Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varians

2. Perhitungan biaya langsung dan analisis varians

3. Analisis titik impas dan analisis biaya volume dan laba

4. Analisis biaya differensial dan komparatif


5. Analisis maksimisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek

6. Analisis Anggaran Modal

7. Analisis profitabilitas pemasaran

Untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dapat digunakan tiga metode yaitu:

1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High Low Points Method)

2. Metode Titik Sebaran (Scattergraph Method)

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

D. Metode Pemisahan Biaya Semi Variabel

Suatu metode dalam menghitung biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan
dua titik yang berbeda yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Titik yang dipilih adalah titik
periode dan aktivitas tertinggi dan terendah. Periode yang dipilih tersebut tidak selalu
menunjukkan jumlah biaya yang tertinggi atau terendah. Apabila periode tertinggi dan
terendah biaya tidak sama dengan aktivitas maka titik yang dipilih adalah berdasarkan
aktivitas, karena aktivitas dipandang sebagai pemicu dari biaya. Kedua tingkat perbedaan
tersebut harus berada pada rentang yang relevan karena kita menentukan biaya tetap dan
variabel dalam hubungannya dengan periode waktu tertentu dan rentang volume atau
kegiatan yang telah ditentukan. Di samping itu, biaya-biaya yang dipilih harus mewakili
biaya normal yang dikeluarkan pada tingkat tersebut, sedangkan semua kelebihan biaya yang
dihasilkan akibat kondisi abnormal harus dikeluarkan. Nama lain dari metode ini adalah
metode dua titik (two point method).

 Metode Scattergraph

suatu plot dari biaya terhadap tingkatan kegiatan dimasa lalu. Metode scattergraph
juga menunjukkan setiap perubahan yang berarti dalam hubungan antara biaya dan
kegiatan pada tingkatan kegiatan yang berbeda. Metode scattergraph juga merupakan
suatu metode analisis sederhana yang menggunakan variabel. Biaya yang dianalis disebut
variabel dependen dan diplot digaris vertikal atau pada u y, sedangkan aktivitas terkait
disebut variabel independen yang diplot pada garis horizontal sumbu x. Variabel
dependen adalah biaya. Variabel independen seperti, biaya tenaga langsung, jam tenaga
kerja langsung, jam mesin, unit output, dan persentase kapasitas.
 Metode Analisis Regresi

Metode analisis regresi ini memisah biaya menjadi tetap dan variabel dengan
mengunakan persamaan secara matematis. Metode ini disebut juga dengan metode Least
Squares (kuadrat terkecil) atau analisis regresi sederhana. Metode ini merupakan
pendekatan yang efektif dan sederhana untuk mengukur rata-rata perubahan variabel
dependen yang berkaitan dengan kenaikkan unit dalam jumlah satu atau lebih variabel
independent. Kelebihan dari metode regresi sederhana dibandingkan dengan metode titik
tertinggi dan terendah adalah dimana pada metode titik tertinggi dan terendah dalam
menentukan hubungan hanya melihat dua titik yaitu titik tertinggi dan terendah saja,
sedangkan pada metode ini memasukkan semua titik data.

Metode Lesat Squares ini juga lebih banyak digunakan. Karena dianggap lebih akurat
dibandingkan dengan dua metode yang lain. Persamaan yang digunakan adalah
persamaan garis lurus yaitu:

Y = Biaya

A = Biaya Tetap

b = Biaya Variabel

X = Volume

Anda mungkin juga menyukai