Konsul Pembahasan - 130 Garry - Mekflud A.2 Fixx
Konsul Pembahasan - 130 Garry - Mekflud A.2 Fixx
MEKANIKA FLUIDA
ACARA II
TEGANGAN MUKA PIPA KAPILER
Disusun Oleh:
Nama : Garry Fangaro Zebua
NIM : 114220130
Plug :H
Hari/Jam : Kamis/07.00-09.00 WIB
Asisten : 1. Najian Yonanda Putri
2. Widia Damayanti
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA
ACARA II
TEGANGAN MUKA PIPA KAPILER
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Asisten I Asisten II
ACARA II
TEGANGAN MUKA PIPA KAPILER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Menentukan tegangan muka cairan dengan mengukur kenaikan atau
penurunan kapiler pipa kapiler.
1.2 Dasar Teori
Tegangan permukaan merupakan gaya persatuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. gaya tegangan
permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalm satuan cgs. Hal ini analog dengan
keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada
seutas tali di tarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan
menjauhi seutas tali. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan
permukaan zat cair untuk memegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastik. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
singkatnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru
(Juliyanto, 2016).
Kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam
suatu pipa kapiler (pipa yang memiliki luas penampang yang sangat sempit).
Peristiwa kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi dan gaya kohesi yang
menentukan tegangan permukaan zat cair. Tegangan permukaan akan
mempengaruhi besar kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler.
Tegangan permukaan bekerja sepanjang keliling pipa kapiler yang menarik zat cair
dengan gaya (F). Dinding mengadakan reaksi dan menarik air ke atas dengan gaya
yang sama besar. Pada keadaan setimbang, komponen vertikal gaya tarik dinding
sebanding dengan berat yang naik (Pauliza, 2008). Dalam pipa kapiler gaya adhesi
antara partikel air dan kacalebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel
air, maka air akan naik dalam pipa kapiler sehingga membentuk meniscus cekung.
Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih
peristiwa, maka sejumlah cara untuk mengukur atau menaksir tegangan mukapun
sangat banyak. Kenyataan ini menunjukkan betapa pentingnya tegangan muka
dalam alam. Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan cara mengukur
kenaikan atau penurunan kapiler dalam pipa, antara lempeng sejajar dan antara
lempeng tidak sejajar (Irawan, 2023).
Menurut Marzuki (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan
permukaan sebagai berikut :
a) Temperatur, karena tegangan permukaan disebabkan gaya tarik menarik antar
molekul maka apabila temperatur naik maka energi kinetik meningkat dan
jarak antar molekul berjauhan. Akibatnya gaya tarik menarik berkurang
sehingga tegangan permukaan juga akan turun.
b) Zat-zat anorganik, hanya berpengaruh sedikit terhadap tegangan permukaan
air, kadang-kadang akan mempertinggi sedikit zat-zat organic, seperti sabun,
alkohol, dan garam empedu akan merendahkan tegangan permukaan air.
Sedangkan menurut Juliyanto (2016), faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan sebagai berikut :
a) Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energi kinetik molekul. Pada umumnya nilai tegangan
permukaan zat cair akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu.
b) Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat
yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular,
maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut
dengan surfaktan.
c) Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktidkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau
antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
d) Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar,
seperti air, maka tegangan permukaannya juag besar. Sebaliknya pada
cairan seperti bensin karena gaya tarik molekulnya kecil, maka tegangan
permukaanya juga kecil.
e) Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solute) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Solute yang ditambahkan kedalam larutan akan
menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan
yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
BAB II
METODOLOGI
Gambar 2.19
Memperpanjang Besar Sudut
(Koleksi Pribadi)
BAB III
ISI
3.1 Perhitungan
3.1.1 Air
➢ Diketahui:
Diameter pipa kapiler kecil (d) = 0,31 cm
Jari-jari pipa kapiler kecil (r) = 0,155 cm
Diameter pipa kapiler besar (d) = 0,94 cm
Jari-jari pipa kapiler besar (r) = 0,47 cm
Tinggi pipa kapiler kecil (h) = 0,3 cm
Tinggi pipa kapiler besar (h) = 0,2 cm
Massa Piknometer kosong = 18 gram
mpiknometer + mair = 42 gram
Densitas air (ρ) = 0,96 g/mL
Gravitasi (g) = 980 cm/s2
Sudut tegangan permukaan pipa kapiler kecil (α) = 23 ̊
Sudut tegangan permukaan pipa kapiler besar (α) = 30 ̊
➢ Ditanya:
Tegangan permukaan (γ)
➢ Jawab:
Densitas Fluida (ρfluida)
(mPiknometer + mair ) - mPiknometer
ρfluida =
volume piknometer
42 gr - 18 gr
ρair =
25 mL
= 0,96 gr/mL
ρgrh
γ =
2 cos α
35,1 gr - 14 gr
ρair =
25 mL
= 0,844 gr/mL
ρgrh
γ =
2 cos α
➢ Jawab :
Densitas Fluida (ρfluida)
(mPiknometer + moli baru ) - mPiknometer
ρfluida =
volume piknometer
40,8 gr - 20,3 gr
ρair =
25 mL
= 0,820 gr/mL
Tegangan permukaan (γ)
ρgrh
γ =
2 cos α
3.2 Pembahasan
Pada acara dua praktikum mekanika fluida kali ini membahas mengenai
tegangan muka pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan. Prinsip dari metode ini adalah bila suatu tabung
kapiler dimasukkan dalam labu berisi zat cair maka pada umumnya zat cair akan
naik di dalam tabung kapiler sampai jarak tertentu. Praktikum acara kali ini
menggunakan tiga jenis fluida. Fluida yang digunakan yaitu air, minyak dan oli
bersih. Massa jenis (densitas) setiap fluida berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka adalah suhu, konsentrasi zat
terlarut (solute), surfaktan, dan jenis cairan (densitas). Suhu menyebabkan
tegangan permukaan menurun jika suhunya tinggi karena meningkatnya energi
kinetik. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan permukaan berbanding terbalik
dengan suhu. Pada konsentrasi zat terlarut jika zat terlarut ditambahkan ke dalam
larutan menyebabkan tegangan muka menurun karena konsentrasi di permukaan
lebih kecil. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah
surfaktan, zat yang dapat mengaktifkan permukaan, sehingga dalam hal ini
menurunkan tegangan permukaan. Faktor terakhir adalah jenis cairan (densitas)
yang umumnya cairan yang memiliki densitas besar akan menyebabkan tegangan
muka besar pula karena muatan-muatan atau partikel-partikel cairan tersebut
rapat, sehingga gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan semakin
besar.
Percobaan yang dilakukan pada acara 2 kali ini menggunakan 3 jenis fluida
yaitu air, minyak dan oli. Ketiga jenis fluida tersebut di uji menggunakan pipa
kapiler kecil dan pipa kapiler besar yang memiliki diameter masing-masing 0,31
cm dan 0,94 cm. Percobaan ini dilakukan dengan menuangkan fluida yang akan
di uji ke beaker glass dan memasukan pipa kapiler kecil dan besar. Percobaan
pertama adalah air yang memiliki densitas 0,96 g/mL. Setelah dilakukan
percobaan, dapat dilihat bahwa tinggi air pada pipa kapiler kecil dan besar adalah
0,3 cm dan 0,2 cm dan membentuk sudut 23˚ pada pipa kapiler kecil dan 30˚ pada
pipa kapiler besar. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan tegangan permukaan
23,763 dyne/cm pada pipa kapiler kecil dan 51,068 dyne/cm pada pipa kapiler
besar. Percobaan selanjutnya adalah minyak yang memiliki densitas 0,844 g/mL.
Setelah dilakukan percobaan, dapat dilihat bahwa tinggi air pada pipa kapiler kecil
dan besar adalah 0,5 cm dan 0,2 cm dan membentuk sudut 26˚ pada pipa kapiler
kecil dan 30˚ pada pipa kapiler besar. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan
tegangan permukaan 35,660 dyne/cm pada pipa kapiler kecil dan 44,889 dyne/cm
pada pipa kapiler besar. Percobaan terakhir adalah oli yang memiliki densitas
0,820 g/mL. Setelah dilakukan percobaan, dapat dilihat bahwa tinggi air pada pipa
kapiler kecil dan besar adalah 0,5 cm dan 0,3 cm dan membentuk sudut 39˚ pada
pipa kapiler kecil dan 44˚ pada pipa kapiler besar. Setelah dilakukan perhitungan
didapatkan tegangan permukaan 40,069 dyne/cm pada pipa kapiler kecil dan
78,758 dyne/cm pada pipa kapiler besar. Berdasarkan dari hasil perhitungan dari
ketiga perhitungan tersebut, urutan nilai tegangan permukaan dari yang tertinggi
hingga yang terendah adalah Oli, Air, dan Minyak. Secara umum urutan yang
sebenarnya dari tegangan permukaan yang tinggi adalah dimulai dari air, minyak
dan yang terakhir adalah ali, namun karna adanya kesalahan saat melakukan
pengujian di laboratorium maka data yang dilakukan tidak sesuai dengan urutan
yang sebenarnya (pengujian yang dilakukan gagal).
Tegangan permukaan dari suatu fluida dapat terjadi karena perbedaan resultan
dari gaya tarik molekul yang ada di permukaan suatu zat cair yang disebabkan
oleh adanya gaya kohesi dan adhesi. Dalam hal ini gaya adhesi antara partikel air
dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air
akan naik dalam pipa kapiler. Kohesi dan adhesi berpengaruh pada kemeniskusan
zat cair. Meniskus adalah gejala melengkungnya permukaan zat cair dalam suatu
bejana. Pada meniskus cembung, kohesi antar partikel air lebih besar daripada
gaya adhesi antara partikel air dan tabung. Sedangkan pada meniskus cekung,
gaya adhesi antara partikel air dan tabung lebih besar daripada gaya kohesi antar
partikel air. Kemudian pada meniskus cembung, zat cair tidak membasahi dinding
dan permukaan zat cair dan turunya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Sedangkan pada meniskus cekung, zat cair membasahi dinding kaca dan naiknya
permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Aplikasi dalam bidang teknik lingkungan yaitu untuk sebagai alat ukur
tegangan permukaan untuk membedakan air tercemar limbah pabrik gula dan air
yang bersih dari limbah pabrik gula. Berdasarkan pengujian Leksono (2019)
dalam jurnal yang berjudul "Aplikasi Alat Ukur Tegangan Permukaan Untuk
Membedakan Air Tercemar Limbah Pabrik Gula dan Air Yang Bersih Dari
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada acara 2 mengenai
tegangan muka pipa kapiler, dapat disimpulkan bahwa:
1. Percobaan dilakukan dengan cara mengukur kenaikan atau penurunan
kapiler cairan dalam pipa untuk ketiga jenis fluida meliputi air, minyak oli
memberikan hasil tegangan permukaan tertinggi yakni air, kedua minyak,
dan terakhir oli. Kenaikan dan penurunan kapiler berhubungan dengan
tegangan permukaan. Kenaikan dan penurunan ini diakibatkan karena
adanya gaya kohesi dan gaya adhesi.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahan atau
ketidakakuratan pengambilan data pada praktikum acara 1 kali ini adalah :
1. Sebaiknya pengambilan data dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati
supaya hasil perhitungannya memiliki akurasi yang tinggi.
2. Sebaiknya disediakan alat untuk menggunakan metode lain agar terdapat
perbandingan sehingga lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Wahyu. 2019. Tingkat Daya Kapilratias Jenis Sumbu Pada Hidroponik Sistem
Wick Terhadap Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.). Lubuklinggau:
Jurnal Perspektif Pendidikan, 13(1), 23-24\
Irawan, Agus Bambang. 2023. Buku Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta: Program Studi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.
Juliyanto, Eko, et al. 2016. Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Wonosobo:
Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2), 176-186
Marzuki, Ismal, dkk. 2010. Kimia Dalam Keperawatan. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam
Pauliza, Osa. 2008. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
LAMPIRAN