ANATOMI FISIOLOGI
MANUSIA
Buku Ajar Profesi Kebidanan
TIM PENYUSUN
Alfi Syahar Yakub, S.Kp.,M.Kes
Zulaeha A. Amdadi,SST.,M.Kes
Agustina Ningsi, SST.,SKM., M.Kes
Fitriati Sabur, SST., M.Keb
ISBN:
Editor : Alfi Syahar Yakub, S.Kp., M.Kes; Fitriati Sabur, S.Si.T., M.Keb
Penyunting : Agustina Ningsi, S.ST., SKM., M.Kes
Desain Sampul dan Tata Letak : Zulaeha Amdadi, S.ST., M.Kes
Penerbit :
Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Makassar
Jl. Wijaya Kusuma Raya No 46
Makassar 90222
Telp (0411) 869826, Fax (0411) 869742
Email :info@poltekkes-mks.ac.id
Redaksi :
Jl. Wijaya Kusuma Raya No 46
Makassar 90222
Telp (0411) 869826, Fax (0411) 869742
Distributor Tunggal :
Unit Penelitian Poltekkes KemenkesMakassar
ii
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
NYA sehingga Bahan Ajar Anatomi Fisiologi dapat kami selesaikan dengan baik.
Penyusunan buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai petunjuk, acuan bagi pembaca serta
menambah pemahaman dan pengalaman pembaca tentang konsep Anatomi Fisiologi Semoga
bahan ajar Anatomi Fisiologi ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi media
dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai calon bidan yang dapat bekerja
secara professional dalam memberikan asuhan yang berkualitas pada klien sesuai dengan Visi
Misi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Makassar.
Penyusun menyadari bahwa proses penyusunan bahan ajar ini masih jauh darikesempurnaan
sehingga saran dan kritikan yang membangun dapat kami gunakan untuk kesempurnaan bahan
ajar yang akan kami susun di kemudian hari. Akhir kata, Penulis mengucapkan terima kasih
atas segala arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah berperan dalam penyusunan
bahan ajar ini
TIM Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………….. i
Identitas Buku…………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….. iv
Daftar Tabel………………………………………………………………………. v
Daftar Gambar……………………………………………………………………. vi
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 11.4 Uterus dan ovarium .......................................................................................... 179
Gambar 11.5 Testis…………………………………………………………………….. 180
Gambar 12.1 Komposisi darah .............................................................................................. 195
Gambar 12.2 Formed elements .............................................................................................. 196
Gambar 12.3 Suplai darah plasenta ....................................................................................... 197
Gambar 12.4 Differensiasi sel darah ...................................................................................... 197
Gambar 12.5 Struktur darah merah……………………………………………………. 198
Gambar 12.6 Organ limfoid dalam tubuh .............................................................................. 206
Gambar 12.7 Stadium respon imun……………………………………………………. 209
Gambar 12.8 Limfosit ............................................................................................................ 216
Gambar 12.9 Jenis granulosit………………………………………………………….. 222
Gambar 13.1 Metabolisme karbohidrat……………………………………………….. 228
Gambar 13.2 Komposisi kolesterol pada lipoprotein…………………………………. 230
Gambar 13.3 Proses pencernaan lipid…………………………………………………. 230
`Gambar 13.4 Proses glikolisis………………………………………………………… 231
Gambar 13.5 Metabolisme protein……………………………………………………. 233
Gambar 13.6 Keseimbangan panas……………………………………………………. 236
Gambar 14.1 Anatomi jantung manusia………………………………………………. 243
viii
BAB I
A. Pendahuluan
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit, kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi setiap organ dari susunan
tubuh manusia sehat dalam kehidupan sehari-hari. Anatomi dan fisiologi tubuh
manusia merupakan dasar yang penting dalam memahami perubahan yang
mengarah kepada kelainan tubuh manusia. Memahami anatomi, fisiologi,
patofisiologi, dan patologi penting untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh orang yang sakit secara logika dan rasional. Adapun lingkup
pembahasan pada sesi ini adalah: dasar – dasar anatomi, bidang struktural tubuh,
posisi anatomi tubuh dan homeostatis.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah mahasiswa mampu
mengidentifikasi dasar – dasar anatomi tubuh manusia, bidang struktur dan posisi
tubuh manusia serta mampu menguraikan tentang proses home ostatis tubuh
manusia.
B. Konsep Dasar Anatomi Tubuh Manusia dan Homeostatis
1. Dasar-Dasar Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas ana artinya
memisah-misahkan atau mengurai dan tomos artinya memotong-motong.
Anatomi adalah menguraikan dan memotong. Ilmu yang mempelajari bentuk
dan susunan tubuh dapat diperoleh dengan menguraikan tubuh melalui
potongan-potongan bagian tubuh dan bagaimana hubungan organ tubuh satu
dengan yang lain.
Tingkat Struktural Organisasi Tubuh
Organisasi struktural tubuh manusia berkembang dari tingkat terendah (atom dan
molekul) sampai tingkat lebih tinggi dan lebih kompleks untuk membentuk
keseluruhan tubuh.
5. Konsep Homeostasis
Konsep homeostasis (Keadaan Tetap) mengacu pada memperta hankan
kondisi fisik dan kimia yang relative konstan dalam lingkungan sel
organisme,menurut batas-batas fisiologis. Persyaratan kimia untuk
mempertahankan kondisi yang konstan meliputi,volume air yang
mencukupi,nutrisi,dan oksigen yang mancukupi; persyaratan fisik meliputi suhu
dan tekanan atmosfir.
Mekanisme homeostasis melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh
walaupun kondisi internal berubah secara konstan, tubuh melindungi terhadap
perubahan yang besar dengan mekanisme control pengaturan sendiri seperti sistem
umpan balik. Sistem ini mengacu pada pemberian informasi dari suatu
Homeostasis berasal dari kata homeo berarti “yang sama” dan stasis berarti
“berdiri atau diam”. Sherwood (2007) mendefinisikan homeostasis sebagai
pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil.
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan
internal tubuh. Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi.
Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan
dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme
(Resha,2009).
Makhluk hidup sejatinya senantiasa melakukan pertukaran dengan
lingkungan, mengambil bahan yang diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna dalam tubuh.
Contoh Amoeba misalnya. Amoeba mengambil oksigen dan nutrisi dari
lingkungannya serta melepaskan zat sisa metabolisme ke lingkungan.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia hampir sama meski tidak sama persis.
Manusia mengambil zat-zat yang dibutuhkan dari lingkungan, serta mengeluarkan
zat sisa (sampah) ke lingkungan. Tubuh manusia terdiri dari banyak sel tidak seperti
9..Homeostasis Fisiologis
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem
endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :
a. Self Regulation
Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya :
proses pengaturan fungsi organ tubuh
b. Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi
didalamnya. Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi
dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan
merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan
(misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh
tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat
terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk
mengontrol kenaikan suhu tubuh.
c. Umpan Balik Negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam
keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme
umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
C. Rangkuman
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas ana artinya memisah-
misahkan atau mengurai dan tomos artinya memotong-motong. Anatomi adalah
menguraikan dan memotong. Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
dapat diperoleh dengan menguraikan tubuh melalui potongan-potongan bagian
tubuh dan bagaimana hubungan organ tubuh satu dengan yang lain.
Tingkat structural tubuh manusia terdiri atas: zat kimia, sel, jaringan, organ.
Homeostatis terbagi atas 3 jenis yaitu homeostatis primer, homeostatis sekunder dan
homeostatis tersier.
D. Penutup
Latihan Soal
Umpan Balik
Tugas anda setelah menyelesaikan latihan di atas adalah melakukan refleksi materi
bersama bersama dengan teman – teman. Mahasiswa dinyatakan tuntas belajarnya
A. Pendahuluan
Pada sesi II ini, akan membahas tentang system musculoskeletal. Pokok bahasan ini
akan memudahkan mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan fisik dan pergerakan
tubuh manusia
Adapun lingkup pembahasan pada materi ini meliputi : sistem musculo dan sistem
skeletal dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah:
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian – bagian dari sistem
musculoskeletal
2. Mahasiswa mampu memahami dan menguraikan tentang konsep sistem
musculoskeletal
B. Konsep Dasar Sistem Musculoskeletal
1. Sistem Muscular
Muscular adalah alat gerak aktif karena dapat berkontraksi dan menggerakkan
tulang serta berperan dalam proses vital tubuh manusia seperti saat kita
bernapas, tersenyum, berlari dsb. Pergerakan tubuh manusia disebabkan oleh
adanya kontraksi otot sehingga pada saat otot yang melekat pada tulang tersebut
berkontraksi maka tulang pun bergerak. Muskulo adalah sekumpulan jaringan
yang membentuk suatu sistem yang disebut dengan sistem muscular. Ilmu
tentang sistem musculoskeletal disebut myologi
C. Rangkuman
Tubuh manusia dewasa tersusun atas 206 buah tulang yang akan membentuk
tubuh manusia, menopang berat badan, membentuk rongga untuk melindungi
organ yang berada di dalamnya seperti jantung, paru paru, otak dsb. Segala
ilmu yang mempelajari tentang otot disebut dengan myiologi dan segala ilmu
yang membahas tentang tulang / rangka disebut osteology. Keunikan otot
adalah memiliki myofibril yang dapat berkontraksi saat menerima impuls
syaraf dari lingkungannya
a. Artikulasi
b. Musclus
c. Skeleton
d. Spine
2. Irfan terjatuh dari motor dalam perjalanan pulang dari mengikuti kajian.
Kepala dan dadanya terbentur aspal jalan raya, namun Irfan tidak sampai
mengalami kerusakan pada otak dan jantungnya karena dilindungi oleh
tulang…
a. Vertebra dan tulang iga c. Tulang iga dan femur
b. Cranium dan rusuk d. Vertebra dan cranium
3. Salah satu gerakan olah raga adalah menoleh ke kanan dan ke kiri, gerakan
antara leher dan tulang tengkorak yang diperantarai oleh…
a. Sendi putar c. Sendi peluru
b. Sendi pelana d. Sendi engsel
4. Berikut ini merupakan contoh otot yang ditakdirkan Allah untuk dapat
bekerja secara sadar dan tidak sadar secara berurutan adalah…
a. Otot jantung dan otot dahi c. Otot bisep dan otot jantung
b. Otot jantung dan otot trisep d. Otot jantung dan otot lambung
Umpan balik
Tugas anda setelah mengerjakan soal latihan di atas adalah melakukan refleksi
materi bersama teman – teman secara berkelompok kecil. Mahasiswa
E. Daftar Pustaka
Setiawan, dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Transmedia, Jakarta
Tarwoto, dkk. 2018. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Trans
Info Media, Jakarta
Wahyuningsih, dkk. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Anatomi Fisiologi.
BPPSDMK, Jakarta
1) Katub Jantung
Jantung terdiri dari 4 buah katub yaitu 2 buah katub atriovetrikuler
(AV) dan 2 buah katub semilunaris. Disebut katub atrioventrikuler karena
terletak antara atrium dengan ventrikel. Katub yang menghubungkan bagian
atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katub mitral atau bikuspidalis karena
terdiri dari 2 buah daun katub. Katub atrioventrikuler kanan disebut katub
trikupidalis karena terdiri dari 3 buah daun katub Katub trikuspidalis.
Katub AV mengalirkan darah dari atrium ke ventrikel selama
pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel),
tetapi mencengah aliran balik darah dari ventrikel ke atrium ketika
pengosongan ventrikel (pada saat tekanan ventrikel jauh melebihi tekanan
atrium). katub jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah.
Katub-katub terletak sedemikian rupa sehingga dapat membuka dan
b. Otot Jantung
Tidak ada sel otot jantung baru yang dibuat setelah lahir, setiap
pembesaran jantung yang terjadi disebabkan oleh hipertrofi jantung.
Hipertrofi terjadi sebagai respon terhadap peningkatan kerja yang
dibebankan kepada jantung. Misalnya pada peningkatan resistensi (katub
jantung menyempit, pembuluh darah kaku, atau kerja jantung yang
meningkat misalnya olahraga teratur). Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu:
Lapisan luar disebut lapisan perikardium, terdiri dari lapisan perikardium
perietal yang terdapat pada bagian luar yang membatasi jantung dengan
organ sekitarnya, lapisan fibrosa ini sangat kuat yang memisahkan paru
dengan jantung perlekatan ini membuat jantung tetap pada posisi daerah
dada. Lapisan bagian dalam disebut lapisan perikardium viseral yang
melapisi organ jantung. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh cairan yang
berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan pada gerakan
kontraksi (memompa) jantung.
Apabila terjadi pendarahan masuk ke kantung perikardium karena
luka yang menembus jantung atau robekan dinding jantung, karena
membran yang kuat tidak dapat mengembang untuk menyesuiakan diri
terhadap tambahan volume cairan bahkan kantung membesar ke dalam dan
menekan jantung serta membatasi pengisian jantung. Efek dari jantung ini
yaitu kekurangan ruang untuk mengembang sehingga jumlah darah yang
masuk melalu vena terbatas karena darah yang kembali ke jantung untuk
b. Traktus Internodus
Arteriol, adalah cabang terujung dari system arteri dan berfungsi sebagai
katup pengontrol untuk mengatur pengaliran ke kapiler. Arteriol merupakan
tempat utama resistensi aliran darah dan perubahan kecil pada diameternya
menyebabkan perubahan yang besar pada resistensi perifer.
Venula, Dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada kapiler. Berfungsi
menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena
yang lebih besar.
Sistem sirkulasi janin berbeda dengan sirkulasi post natal karena paru-
paru, ginjal dan gastrointestinal dari janin belum berfungsi. Untuk memenuhi
kebutuhan pertukaran gas, nutrisi dan ekskresi janin sangat tergantung pada ibu
yang difasilitasi melalui plasenta. Placenta berhubungan dengan ibu melalui
1. Sirkulasi pada janin terjadi akibat adanya pirau atau shunt baik intra cardiac
(foramen ovale) ataupun ekstra cardiac (duktus arteriosus dan venosus).
2. Darah yang mengandung O2 relatif cukup (PO2 30 mmhg) mengalir dari
plasenta melalui hati, sedangkan sisanya tanpa melalui hati akan melewati
ductus venosus ke vena cava inferior yang sekaligus juga menerima darah
dari hati melalui vena hepatica serta darah dari tubuh bagian bawah.
3. Sepertiga darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan kemudian
melalui foramen ovale masuk ke atrium kiri, dan menuju ke ventrikel kiri
ke aorta dan sirkulasi koroner. Sementara dua pertiga darah dari vena cava
inferior masuk ke atrium kanan dan ventrikel kanan melalui tricuspid.
Darah dari ekstremitas atas akan masuk ke atrium kanan melalui vena cava
superior dan bergabung dengan darah dari sinus coronariusmenuju
ventrikel kanan dan masuk ke arteri pulmonalis.
4. Darah dari ventrikel kanan sebagian besar tidak menuju ke paru-paru tetapi
tetap menuju ke aorta desendenmelalui duktus arteriosus. Hanya sebagian
kecil saja darah menuju ke paru-paru karena belum berkembang dan pada
saat ini tahanan vascular paru masih tinggi.
5. Darah dari aorta akan mengalir ke organ-organ tubuh sesuai dengan
tahanan vascular masing-masing. Kemudian darah kembali ke plasenta
melalui arteriumbilical yang keluar dari arteri iliaka interna. Pada janin
normal ventrikel kanan akan memompakan 60 % seluruh curah jantung dan
sisanya akan dipompakan oleh ventrikel kiri.
Perbedaan mendasar antara sirkulasi janin dengan bayi terletak pada fungsinya
seperti berikut:
1. Pada janin terdapat pirau intra cardiac (foramen ovale) dan pirau ekstra
cardiac (ductus arteriosus batalli, ductus venosus aranti) yang efektif. Arah
pirau terletak dari kanan ke sebelah kiri yaitu dari atrium kanan ke kiri
melalui foramen ovale dan dari arteri pulmonalis menuju kearah aorta
melalui duktus arteriosus. Pada sirkulasi pasca lahir tersebut pirau intra
maupun ekstra cardiac tidak ada.
2. Pada janin ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak sedangkan padapasca
lahir ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.
3. Pada janin ventrikel kanan memompa darah ke tempat tujuan dengan
tahanan yang lebih tinggi pada bagian sistemiksementara ventrikel kiri
melawan tahanan yang rendah dari placenta. Pada keadaan pasca lahir
ventrikel kanan akan melawan tahanan paru yang lebih rendah daripada
tahanan sistemik yang dilawan oleh ventrikel kiri.
4. Darah yang dipompa pada janin oleh ventrikel kanan sebagian besar akan
menuju aorta melalui ductus arteriosus dan hanya sebagian kecil saja yang
menuju ke paru. Sebaliknya dalam keadaan pasca lahir darah dari ventrikel
akan sepenuhnya menuju ke paru-paru.
5. Pada janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang berasal dari plasenta,
sementara pasca lahir, paru berfungsi memberikan oksigen pada darah.
6. Plasenta merupakan tempat utama terjadinya pertukaran gas, makanandan
ekskresi pada fase janin. Sebaliknya pada fase pasca lahir fungsi-fungsi
tersebut diambil alih oleh organ masing-masing.
7. Pada janin terjamin akan berjalannya sirkuit bertahanan rendaholehkarena
karena terdapat plasenta dan akan hilang setelah keadaan pasca lahir.
Setelah bayi lahir akan terjadi perubahan penting pada system sirkulasi akibat
putusnya hubungan antara plasenta dengan sirkulasi sistemik dimana paru-paru
mulai berkembang. Pada fase ini akan terjadi perubahan seperti:
Pada keadaan hipoksemia seperti bayi baru lahir pada daerah dataran
tinggi maka penurunan tekanan arteri pulmonalis terjadi lebih lambat.
Tekanan darah sistemik tidak segera meningkat dengan terjadinya
pernafasan pertama. Hal ini biasanya akan terjadi secara perlahan, bahkan
adkalanya tekanan darah akan turun lebih dahulu dalam 24 jam pertama.
Pengaruh hipoksia fisiologis yang terjadi dalam menit-menit pertama
pasca lahir terhadap tekanan darah sistemik agaknya tidak bermakna,
namun apabila terjadi asfiksia berat yang berlangsung lama akan dapat
menimbulkan perubahan tekanan sistemik termasuk rejatan kardigenik
yang akan sulit diatasi. Karena itu pada bayi asfiksia harus segera
Curah jantung . . .
(L/menit) 3- .
2-
1- . . . . . .
. 0 30 60 90 120 150 180
Volume Sekuncup
Kontrol ekstrinsik
Aktivitas simpatis Volume akhir diastolic
(Epinefrin)
Kontrol instriksik
+ Kontrol ekstrinsik + +
Kontrol
intrinsik
kontrol intrinsic
aliran balik vena
+
Kedua, jika curah jantung menurun maka konpensasi ginjal untuk memulihkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menahan lebih banyak Na dan H2O untuk
meningkatkan volume darah sehingga meningkatkan volume diastolic akhir.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan peregangan serat-serat otot jantung
sehingga memungkinkan jantung memompa volume sekuncup yang normal.
Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa
ventrikel setiap menit, rata-rata berjumlah 4-5 liter/menit. Kecepatan denyut
jantung rata-rata adalah 70 kali permenit yang ditentukan oleh irama nodus SA,
sedangkan volume sekuncup rata-rata 70 ml perdenyut sehingga curah jantung
rata-rata adalah 4.900 ml/menit atau 5 liter/menit. Elektrokardiogram adalah
rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik jantung yang terdiri dari 12
lead yaitu 6 lead anggota badan ( lead I, II, III, aVR, aVL, aVF). dan 6 lead dada
(V1, V2, V3, V4, V5, V6). Sistem sirkulasi dalam tubuh manusia yaitu: jantung,
pembuluh darah dan darah. Gagal jantung adalah ketidakmampuan curah
jantung mengimbangi penyediaan darah dengan kebutuhan jaringan. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh dua penyebab yang tersering yaitu (1) kerusakan otot
jantung akibat serangan atau sirkulasi ke otot jantung dan (2) pemompaan terus
menerus melawan peningkatan afterload (stenosis katub semilunaris, atau
peningkatan tekanan darah berkepanjangan)
D. Penutup
Latihan Soal
b. Uraikan secara singkat dan jelas sistem sirkulasi dalam tubuh manusia!
c. Uraikan secara singkat dan jelas sistem konduksi dan aktivitas listrik
jantung pada tubuh manusia!
E. Daftar Pustaka
Pada bab IV ini kita akan membahas tentang system pernapasan. Pemahaman
mahasiswa terhadap pokok bahasan ini akan memudahkan mahasiswa dalam
melakukan pengkajian kepada klien khususnya terkait system pernapasan dan
kenutuhan oksigenasi manusia. Adapun lingkup pembahasannya meliputi: proses
pernafasan, komponen sistem pernafasan, mekanisme pernafasan, volume
pernafasan, transport gas, pengaturan pernafasan, spirometry. Adapun tujuan
pembelajaran yang akan dicapai adalah mahasiswa mampu memahami dan
menguraikan tentang sistem pernapasan.
Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara
serta mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke dalam tubuh melalui
saluran pernapasan Saat manusia bernapas akan terjadi proses memasukkan
oksigen (O2) dari lingkungan ke dalam tubuh, kemudian proses mengeluarkan
karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh ke lingkungan. Komponen sistem
pernapasan terdiri atas : hidung, faring, laring, tenggorokan, bronchus, alveolus
dan paru – paru.
E..Daftar Pustaka
Setiawan, dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Transmedia, Jakarta
Tarwoto, dkk. 2018. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Trans Info
Media, Jakarta
Wahyuningsih, dkk. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Anatomi Fisiologi. BPPSDMK,
Jakarta
A. Pendahuluan
Tubuh manusia tersusun dalam beberapa sistem salah satunya adalah system
persyarafan yang juga berpengaruh terhadap sistem tubuh lainnya seperti sistem
musculoskeletal, sistem reproduksi, sistem urinaria dan sebagainya. Adapun pokok
bahasan terbagi atas susunan sistem syaraf pusat, perifer dan otonom, proses
terjadinya refleks, penilaian fungsi syaraf kranial dan penilaian fungsi refleks.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menguraikan tentang sistem persyarafan
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian – bagian dan fungsi sistem
persyarafan sehingga memudahkan mahasiswa melaksanakan tugasnya sebagai
bidan pelaksana asuhan kebidanan kepada klien
B. Konsep Dasar Sistem Persyarafan
Bagaimanakah mekanisme
terjadinya percepatan denyut
jantung & refleks pada manusia ?
Sistem syaraf manusia tersusun secara kompleks dan setiap sel syaraf dapat
berkoordinasi satu dengan yang lainnya. Karena adanya hubungan antara satu
dengan yang lainnya maka jika ada salah satu fungsi syaraf yang terganggu
maka akan mempengaruhi fungsi organ yang lainnya. Oleh karena itu sistem
syaraf adalah salah satu sistem koordinasi yang bertugas untuk menyampaikan
setiap rangsangan yang diterima oleh reseptor sehingga dapat direspon oleh
tubuh. Sistem syaraf ini terdiri dari jutaan sel syaraf (Neuron) yang bersatu
membentuk satu jaringan dalam mengantarkan impuls ke sel syaraf lainnya. Sel
syaraf terdiri atas : dendrit, badan sel, selubung myelin, nodus ranvier, sel
schwan dan akson.
Kegiatan 5-1
Menelusuri jalannya lengkung refleks pada lutut
Cobalah simak kembali terjadinya gerak refleks, telusurilah & urutkan
jalannya refleks tersebut mulai tendon lutut diketuk hingga terjadi refleks
lutut.
Kesimpulan: Pengalaman apakah yang anda peroleh pada kegiatan tersebut?
C. Rangkuman
sistem syaraf adalah pusat koordinasi bagi sistem yang lain dalam tubuh
manusia. Sel syaraf terdiri atas: dendrit, badan sel, selubung myelin, sel
schwan, nodus ranvier, dan akson. Sistem syaraf pada tubuh manusia terbagi
D. Penutup
Latihan soal
Jawablah soal multiple choice berikut ini :
1. Syaraf yang berfungsi untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar
pupil, memperlambat kerja system pencernaan adalah…
a. Syaraf simpatis c. Susunan syaraf pusat
b. Syaraf parasimpatis d. Susunan syaraf tepi
2. Sel syaraf yang berperan menggerakkan lidah saat kita berbicara dan
mengatur artikulasi suara dan menelan adalah…
a. Syaraf Hipoglosus c. Syaraf Okulomotor
b. Syaraf Abdusens d. Syaraf Vagus
3. Syaraf yang berperan untuk menggerakkan bola mata dari atas dan bawah,
mata melotot dan kembali ke ukuran semula adalah…
a. Nervus IV c. Nervus X
b. Nervus XII d. Nervus II
A. Pendahuluan
Pada bab ini, kita akan membahas tentang system integument. Dimana pokok
bahasan ini akan membantu mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan fisik selain
itu selain mengenal anatomi system integument dan fungsinya akan membantu
dalam upaya deteksi dini ketidaknormalan pada system integument manusia. Sistem
integumen terdiri atas : struktur kulit, fungsi sistem integument, peran kulit dalam
termoregulasi. Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan menguraikan tentang sistem integumen
1. Struktur kulit
Sistem integumen (kulit) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai
penghalang antara lingkungan luar dan bagian dalam tubuh. Terdiri dari
kulit, kuku, rambut, kelenjar dan kelenjar susu dengan memperbaiki dirinya
sendiri dan memiliki mekanisme pada pertahanan pada tubuh.
Kulit tersusun atas beberapa jaringan yaitu: kulit, kuku, rambut, kelenjar
dan kelenjar susu dengan memperbaiki dirinya sendiri dan memiliki
mekanisme pada pertahanan pada tubuh. Kulit sebagai penutup tubuh yang
merupakan bagian pertama yang melindungi tubuh kita dari bakteri dan
ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh.
A. Pendahuluan
Pada pembelajaran sesi ke 7 ini, akan membahas tentang anatomi fisiolofi saluran
pencernaan manuasia. Pokok bahasan ini akan mendukung pengetahuan mahasiswa
sekalian dalam melakukan pengkajian kebutuhan dasar manusia khususnya pada
pemenuhan nutrisi dan cairan. Selain itu, mengenal anatomi saluran pencernaan dan
fungsinya akan membantu dalam upaya deteksi ketidaknormalan pada sistem
pencernaan manusia. Adapun lingkup pembahasan meliputi : mulut, lidah, gigi,
faring, esofagus, lambung, pankreas, hati, kandung empedu, usus halus, usus besar,
serta proses pencernaan manusia.
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan organ-organ saluran pencernaan dan
bagian-bagiannya dengan benar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan manusia dengan benar.
B. Konsep Saluran pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia adalah organ bagian dalam yang berperan dalam
menerima makanan, mencerna, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah dan
mengeluarkan sisa – sisa proses tersebut keluar dari tubuh. Organ pencernaan adalah
sebuah rangkaian yang dimulai dari mulut sampai ke anus. Organ- organ pencernaan
secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu saluran pencernaan
(Gastrointestital Tractus) dan Organ-organ aksesoris pencernaan.
1. Saluran Gastrointestinal
Saluran gastrointestinal adalah tabung panjang dibagian ventral tubuh yang
berawal dari mulut (oral/cavum bukal) dan berakhir pada anus, dengan
ukuran panjang sekitar 9 meter. Susunan organ yang membentuk saluran
1. Papilae filiformis
Mempunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat
banyak,dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya
tidak mengandung puting kecap (reseptor).
2. Papilae fungiformis
Menyerupai bentuk jamur karena mempunyai tangkai
sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini
mengandung puting pengecap yang tersebar pada
3. Papilae foliatae
Papilae folitae tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang
sangat padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah.
Papilae ini mengandung banyak puting kecap.
4. Papilae circumvallatae
Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar
yang permukaannya pipih meluas di atas papilae lain.
Papilae circumvallatae tersebar pada daerah “V” pada
bagian posterior lidah.(Anderson 1999- Syaifuddin 2012 –
Pearce 2009)
b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dan
kerongkongan (esofagus). Didalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi. Pada bagian ini terletak persimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, di depan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan
tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.
Bagian -bagian dari faring adalah :
1) Bagian superior
Bagian ini disebut dengan nasofaring, bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
2) Bagian media
Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian
media disebut dengan orofaring.Bagian ini berbatas ke depan sampai
diakar lidah.
d. Lambung
e. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir yang melumasi usus dan air yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna.
Usus halus adalah bagian utama dari proses digesti dan absorpsi. Ukuran
panjang usus halus sekitar 6,35 meter. Terdiri atas tiga bagian yaitu
duodenum (usus 12 jari) sekitar 0,25 meter, usus kosong (jejenum) sekitar
2,5 meter, dan usus penyerapan (ileum) sekitar 3,6 meter.
Gerakan usus halus yang berperan dalam pencernaan mekanik adalah :
1) Gerakan Segmentasi
Gerakan utama dari usus halus, yaitu kontraksi lokal pada bagian yang
terisi makanan. Gerakan ini mencampur kimus dengan getah
pencernaan dan membawa partikel-partikel hasil pencernaan ke mukosa
usus untuk di absorpsi (diserap).
2) Gerakan Peristalsis.
Gerakan yang mendorong kimus disepanjang saluran pencernaan.
Gerakan peristalsis usus halus dalam kondisi tubuh normal jauh lebih
lemah dibandingkan peristalsis lambung dan esofagus. Kimus bergerak
melalui usus halus dengan kecepatan 1 cm per menit. Maka kimus akan
berada di sepanjang usus halus selama 3 – 5 jam.
f. Usus Besar
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan
usus yang berupa umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian
yaitu:
Kimus dari ileum masuk ke caecum diatur oleh sfingter ileosekal yang
berkontraksi ringan sehingga proses masuknya lambat. Di usus besar
terdapat pula gerakan peristalsis namun lebih lemah. Gerakan pada usus
besar disebut peristaltis massa, yaitu gelombang peristalsis kuat yang
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007;
Sherwood, 2001).
1. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
2. Hati
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Hati
terletak di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus
kanan dan lobus kiri. Dihubungkan oleh rangkaian duktus, mulai dari duktus
hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus hepatikus
utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan duktus kistikus dari
kandung empedu akan membentuk duktus empedu. Duktus empedu menuju
duodenum dan bermuara di ampula hepatopankreatikus bersama dengan
duktus pankreatikus.
3. Kandung Empedu
Kandung empedu (gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan.Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm
dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki
2 fungsi penting yaitumembantu pencernaan dan penyerapan lemak, serta
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol. (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007;
Sherwood, 2001).
2. Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang
bawah, di atas otot disgatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan
mukous dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil
daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh
kelenjar ini.
5. Kelenjar Lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim
renin dan asam klorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang
diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung
dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung,
serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding
lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada
dinding lambung.
C. Rangkuman
Struktur aksesori pencernaan, bagian ini meliputi gigi, lidah, kelenjar saliva,
hati, kandung empedu, dan pancreas. Gigi membantu memecah makanan.
Kelenjar aksesori lainnya, kecuali lidah, berada di luar saluran pencernaan,
berfungsi menghasilkan dan menyimpan sekresi yang membantu proses
pencernaan. Sekresi dipancarkan melalui duktus menuju saluran pencernaan.
Sistem digesti menyiapkan makanan agar dapat dikonsumsi oleh sel. Adalima
aktifitas dasar dalam pencernaan yaitu: ingesti atau makan adalah memasukkan
makanan ke dalam tubuh, peristalsis adalah perpindahan makanan di sepanjang
D. Penutup
Latihan Soal
E. Daftar Pustaka
Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heni PW, dkk. 2017. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. PPSDMK Kemenkes RI.
Jakarta
Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
A..Pendahuluan
Pada bagian ini kita akan bahas tentang anatomi dan fisiologi sistem
perkemihan. Adapun manfaat mempelajari sistem perkemihan adalah
membantu mahasiswa untuk pengkajian serta penatalaksanaan seputar
eliminasi urine yang menjadi bagian penting dalam homeostatis. Pengkajian
pada ibu hamil, perlu mengkaji perubahan pola perkemihan seperti sering
kencing atau poliuri. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan,
terdapat perubahan pola perkemihan, ibu hamil trimester III cenderung
mengeluh sering kencing, mahasiswa perlu mengidentifikasi upaya
penatalaksanaan keluhan sistem sering kencing tersebut dengan perubahan
anatomi fisiologi sistem perkemihan pada ibu hamil. Sistem perkemihan
mempunyai kaitan erat dengan kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara
normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit
lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung
pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolisme toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi kelangsungan
hidupnya. Traktus urinarius merupakan sistem yang terdiri dari organ-organ
yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh.
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah sistem yang bekerja sebagai
proses penyaringan darah/filtrasi sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh (ekskresi) dan menyerap zat- zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh (reabsorbsi). Zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urine (air kemih).
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan home
ostasis cairan tubuh secara fisiologi. Berbagai fungsi ginjal untuk
mempertahankan homeostasis dengan mengatur volume cairan,
keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa metabolisme, sistem
pengaturan hormonal dan metabolisme (Syaifuddin, 2011).
a. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh
akandieksresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine
yang dieksresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
b. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseim
bangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila
terjadi pemasukan atau pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat
pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit perdarahan (diare,
muntah) ginjal akan meningkatkan eksresi ion-ion yang
2. Ureter
Ureter adalah saluran muskuler berbentuk silinder yang
mengantarkan urine dari ginjal menuju kandung kemih (buli-
buli/vesica urinaria). Dalam tubuh manusia terdapat dua ureter.
Panjang ureter pada orang dewasa ± 25-30 cm dengan luas penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian
terletak pada rongga pelvis.
a. Tunika mukosa
Adalah lapisan dari dalam keluar yang tersusun dari sel ephitelium
b. Tunika muskularis
Merupakan otot polos longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan
ikat dan anyaman serabut elastis. Otot ini membentuk tiga
3. Kandung kemih
Kandung kemih adalah organ yang mengumpulkan urine yang
diekskresikan organ ginjal melalui ureter sebelum dibuang ke luar
tubuh melalui uretra. Kandung kemih merupakan kantong berongga
yang terpenuhi otot-otot dan dapat digelembungkan (elastis). Kandung
kemih ini secara anatomi berada di belakang simfisis pubis.
Dipersilahkan saudara melihat gambar sistem urinaria di atas. Bagian
kandung kemih terdiri dari 3 bagian yaitu :
4. Uretra
Uretra adalah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang
luar, dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan membran
yang melapisi kandung kemih. Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-
kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan
fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis yang panjangnya
sekitar 20 cm. Uretra laki-laki terdiri dari :
1) uretra prosaria,
2) uretra membranosa
1. Proses filtrasi
Tahapan ini ada di glomerulus (bagian nefron) lihat gambar nefron di
atas. Proses filtrasi glomerulus disebut dengan laju filtrasi karena dapat
dihitung per menitnya. Prosesnya dimulai dari masuknya plasma darah
di arteri afferent. Hampir semua cairan plasma disaring kecuali protein.
Hasil penyaringan akan diteruskan ke kapsula Bowman’s berupa air,
natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan mineral lainnya. Kemudian
diteruskan ke tubulus distal, lengkung henle, tubulus proksimal dan
dikumpulkan di duktus kolegentus
2. Proses reabsorbsi
Hasil dari proses filtrasi dinamakan filtrat. Ada beberapa filtrat penting
seperti; glukosa, natrium, klorida, fosfat dan bikarbonat di serap
kembali ke dalam tubuh. Proses penyerapan terjadi secara pasif akibat
proses difusi.
C. Rangkuman
D. Penutup
Latihan Soal
E. Daftar Pustaka
Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heni PW, dkk. 2017. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. PPSDMK Kemenkes RI.
Jakarta
Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
A. Pendahuluan
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada penjelasan tentang anatomi fisiologi
sistem reproduksi yang terdiri dari; anatomi organ seks pria, karakteristik seks
sekunder pria, proses seksual pada pria, anatomi organ seks wanita, anatomi
panggul, karakteristik seks sekunder wanita, proses seksual pada wanita, siklus
haid, fisiologis pubertas dan menopause.
Genetalia eksterna terdiri dari; mons pubis, labia mayora dan minora.
Lubang uretra terletak antara vagina dan klitoris.
a) Mons Veneris
Mons pubis atau mons veneris adalah bagian ini menonjol
yang meliputi bagian depan tulang kemaluan (simfisis pubis)
dan terdiri jaringan lemak. Adanya bantalan lemak sangat
berperan dalam hubungan seksual melindungi simfisis pubis
dari trauma. Dengan meningkatnya usia, lemak bawah kulit
akan berkurang termasuk dibagian mons pubis, selain itu
rambut pubispun akan tipis. Pada orang dewasa biasanya
ditutupi rambut, dan pada laki-laki rambut pubis sering meluas
keatas sampai umbilikus. Mons pubis banyak mengandung
kelenjar sebasea. (Kusmiyati et al.2012;Siswosudarmo,1990).
b) Labia mayora
Labia mayora disebut juga bibir besar, terdiri atas dua bagian
yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian ini merupakan lipatan kulit
yang tebal karena jaringan subkutannya banyak mengandung
lemak. Labia mayora kanan dan kiri bersatu di sebelah
belakang yang disebut komisura posterior dan merupakan
batas depan perineum. Permukaan luarnya ditumbuhi rambut
dan banyak mengandung kelenjar minyak. Didalamnya
terdapat pula banyak pleksus- pleksus vena yang dapat
mengalami hematoma bila terkena trauma. Jaringan syaraf
yang menyebar luas menyebabkan labia mayora sensitif
terhadap nyeri, suhu tinggi, sentuhan yang juga berfungsi
c) Labia minora
Labia minora adalah bibir kecil yang merupakan lipatan kulit
di sebelah tengah labia mayora, dan selalu basah karena
dilumasi oleh kelenjar-kelenjar dilabia minora. Pembuluh
darah yang sangat banyak membuat labia berwarna kemerahan
dan memungkinkan labia minora mengembang bila ada
stimulus emosional atau stimulus fisik. Labia minora tidak
ditumbuhi rambut karena tidak mengandung folikel rambut
tetapi banyak mengandung kelenjar minyak dan beberapa
kelenjar keringat. Akhiran syaraf-syaraf yang sensitif banyak
sekali terdapat pada labia minora dan ini penting dalam
rangsangan seksual, sehingga dapat sensasi erektil. Bagian
depan labia minora membentuk frenulum klitoris dan di bagian
belakang bertemu dalam suatu peninggian yang disebut
fourchette. Ruangan diantara kedua labia minora disebut
vestibulum (Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
d) Klitoris
Klitoris merupakan suatu tunggul atau organ yang sedikit
menonjol dan identik dengan penis laki-laki. Organ ini
mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan erektil.
Dengan banyaknya urat syaraf dan pembuluh darah, gland
klitoridis amat sensitif sehingga dapat mengembang bila ada
rangsangan seksual. Besarnya klitoris bervariasi antar setiap
wanita, tetapi kira-kira sebesar kacang hijau. Klitoris tertutup
oleh preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis,
korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris
ke os pubis. Perlu dicermati, kadang–kadang klitoris disangka
sebagai lubang uretra, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
f) Himen
Himen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian
besar introitus vagina, bersifat elastis tetapi kuat karena terdiri
atas jaringan ikat elastis dan kolagen. Permukaannya ditutupi
epitelium skuamosum kompleks. Himen mempunyai bentuk
yang berbeda-beda, dari yang berbentuk semilunar (bulan
sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang ada
pemisahnya (septum). Ada bentuk himen yang tidak berlobang
atau tertutup sama sekali. Himen bentuk ini disebut himen
imperforata atau himen occlusivum.Hiatus himenalis (lubang
selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang
mudah dilalui oleh dua jari. Konsistensi himen berbeda-beda
dari yang kaku sampai yang lunak sekali.
2) Perineum
Perineum merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit, yang
membentang antara komisura posterior dan anus. Panjangnya rata-
rata 4 cm. Pada persalinan, korpus perinei ini mudah robek,
sehingga episiotomi dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan
cepat guna mencegah ruptur yang spontan.Perineum ini dibentuk
oleh diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis
terdiri atas muskulus levator ani, muskulus koksigeus dan fasia
yang menutupinya. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar
diafragma pelvis, antara tuberkulum iskhiadikum dan simfisis
pubis (Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo, 1990).
b. Organ genitalia interna wanita
Organ genetalia interna pada wanita terdiri atas vagina/liang sanggama,
uterus, tuba uterina dan ovarium. Selanjutnya marilah kita pelajari satu
persatu organ genetalia dalam ini dengan seksama.
2) Uterus
Uterus adalah suatu organ berongga yang terdiri dari atas tiga
lapisan; yaitu endometrium di bagian dalam, sebuah lapisan otot
polos (miometrium) dibagian tengah dan perimetrium di bagian
luar.
3) Tuba
Tuba fallopi juga disebut tuga uterina atau oviduct, adalah jalur
yang dibentuk oleh otot-otot polos yang terbuka di salah satu sisi
ke korpus uterus dan di sisi lain ke rongga peritonium. Lubang yang
mengarah ke rongga peritonium memiliki tonjolan yang disebut
fimbrie yang mengelilingi ovarium. Fimbrie ini diseliputi oleh silia.
Kegunaan silia adalah menarik ovum ke arah tuba fallopi. Setelah
di tuba fallopi, ovum berjalan singkat untuk masuk ke ampula.
Proses pembuhan biasanya terjadi di ampula tuba fallopi.
Selanjutnya dari ampula ovum menuju uterus dalamwaktu 3-4 hari.
Apabila ada proses pembuahan oleh sperma, maka sel telur yang
dibuahi dinamakan zigot.
4) Ovarium
Ovarium adalah gonad bagi wanita dan mengandung sel-sel seks
wanita yaitu ovum. Pada saat lahir, bayi wanita memiliki sekitar 2
juta ovum, turun dari jumlah maksimum sekitar 7 juta yang ada
pada usia kehamilan 7 minggu. Ovum mengalami serangkaian
pembelahan mitosis. Pada saat wanita berusia 11-16 tahun jumlah
ovum tinggal 300.000.
Ovarium ada dua dikiri dan kanan uterus. Ovarium terletak di fosa
ovarika yang merupakan suatu cekungan pada percabangan arteri
iliaka eksterna dan arteri hipogastrika. Besar ovarium kuranglebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran kira-kira 4 cm, lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm. Ada dua ligamentum yang menggantung
a) Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter kira-kira 0,1 mm,
yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang
jelas sekali dan satu nukleus pula;
b) Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosum, yakni
sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan
mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih lanjut terdapat
ditengahnya suatu rongga terisi cairan atau likuor follikuli;
c) Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum
granulosum dengan sel-sel lebih kecil daripada sel granulosa;
Payudara Wanita
Payudara adalah kelenjar mamalia. Di bawah pengaruh hormon yang
sesuai, payudara mampu mengeluarkan susu setelah kelahiran bayi. Ada
dua hormon yang berpengaruh terhadap kelenjar payudara saat hamil yaitu,
hormon oksitosin untuk ejeksi air susu, dan hormon prolaktin untuk
memproduksi air susu. Kedua hormon ini sekresinya sangat tergantung
emosional ibu. Payudara terletak di bagian anterior atas dada dan terdiri
atas 15 sampai 30 lobus jaringan kelenjar. Setiap lobus mengalirkanisinya
ke duktus laktiferus (susu) yang bermuara ke ujung puting.
Sebagai titik acuan, hari pertama daur haid adalah hari pertama haid
(perdarahan). Lama setiap siklus haid adalah sekitar 28 hari. Terdapat dua
fase berbeda pada daur haid; fase folikuler dan fase luteal. Kedua fase
dipisahkan oleh ovulasi.
1. Fase Folikuler
Pembentukan folikel sangat tergantung pada keberadaan hormon FSH
dan LH dari hipofisis anterior. FSH mulai meningkat pada hari pertama
setelah haid dimulai. Kadar LH memperlihatkan peningkatan yang
sedang. Di bawah pengaruh FSH, dan sedikit LH, 6-12 folikel primer
mulai berkembang selama minggu pertama siklus haid.
2. Ovulasi
Pada sekitar hari ke-12 siklus haid, terjadi peningkatan drastis
pelepasan hormon LH oleh hipofisis anterior sekitar 10 x lipat.
Demikian juga hormon FSH juga meningkat. Peningkatan hormon
LH mencetuskan pertumbuhan akhir yang mencolok dari folikel,
3. Stadium Luteal
Setelah ovulasi, sisa sel granulosa dan sel teka membesar dan
mengalami proses luteinisasi, berubah menjadi sel-sel kekuningan yang
mengandung lemak. Sel yang tertinggal ini disebut korpus luteum.
Selanjutnya korpus luteum mengeluarkan progesteron yang bekerja secara
Struktur organ seksual internal dan eksternal terdiri dari; testis, tubulus
yang membawa sperma keluar testis, bermacam-macam kelenjar dan
penis.
Seperti halnya organ genetalia wanita, organ reproduksi pria juga terdiri
atas organ genetalia dalam(interna) dan organ genetalia luar(eksterna).
Organ genetalia eksterna ini terdiri atas penis dan skrotum (kantung zakar).
a. Genitalia eksterna pria
1) Penis
Penis adalah alat kelamin luar yang berfungsi sebagai alat
persetubuhan atau alat senggama dan juga sebagai saluran untuk
pembuangan sperma dan air seni.Penis rata-rata berukuran sekitar
Pembuluh darah, saraf dan korda penunjang juga ikut turun dari
rongga abdomen secara bersamaan. Setelah turun rongga
menutup, dan skrotum terletak di sebelah dorsal penis. Karena
letaknya di luar maka suhu skrotum lebih rendah daripada suhu
tubuh, yang memungkinkan proses spermatogenesis lebih
optimum. Proses spermatogenesis adalah proses pembentukan
sperma.
2) Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas duktus epididimis,
duktus deferens (saluran sperma), vesikula seminalis(kantung
sperma), dan duktus ejakulatorius (saluran pemancaran).
Saluran-saluran tersebut saling berhubungan satu sama lain
membentuk satu kesatuan saluran reproduksi.
4. Pengaturan hormonal
Androgen utama yang diproduksi testis adalah testosteron. Testis
juga mensekresi sedikit androstenedion, yaitu prekursor untuk
estrogen pada laki – laki, dan dihidro- testosteron (DHT) yang
penting untuk pertumbuhan pranatal dan diferensiasi genitalia laki
– laki. Pada janin laki – laki, sekresi testosteron menyebabkan
terjadinya diferensiasi duktus internal dan genetalia eksternal, dan
menstimulasi penurunan testis ke dalam skrotumselama dua bulan
terakhir gestasi. Dari lahir sampai pubertas, hanya sedikit atau
bahkan tidak ada tertosteron yang diproduksi. Saat pubertas dan
setelahnya, testosteron bertanggung jawab atas perkembangan dan
pemeliharaan karakteristik seks sekunder laki – laki yaitu
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genetalia laki –
laki, bertanggung jawab atas pendistribusian rambut yang menjadi
ciri khas laki – laki, pembesaran laring dan perpanjangan serta
penebalan pita suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah,
meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta mengakibatkan
permukaan kulit menjadi gelap dan lebih kasar. Hormon ini juga
meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta
terlibat dalam pembentukan jerawat (pada laki – laki dan
perempuan). Testosteron meningkatkan massa otot dan tulang,
meningkatkan laju metabolik dasar, meningkatkan jumlah sel darah
merah, dan meningkatkan kapasitas peningkatan oksigen pada laki
– laki (Anderson, 1999; Pearce, 2016; Syaifuddin, 2011).
Organ sistem reproduksi terdiri dari organ seks pria dan organ seks wanita.
Organ seks pria dan wanita dibagi dua yaitu bagian dalam dan bagian luar.
Organ seks pria bagian luar dinamakan penis dan skrotum, sedangkan bagian
dalam terdiri dari testis, tubulus seminiferus, epidedermis, vas deferens, vesika
seminalis, ampula, uretra dan prostat. Organ seks wanita bagian luar (genetalia
eksterna) terdiri dari; mons pubis, labia mayora dan minora. Organ seks wanita
bagian dalam (genetalia interna) terdiri dari; ovarium, tuba fallopi, uterus dan
vagina. Sedangkan payudara disebut organ reproduksi aksesori, dan klitoris
disebut organ erektil. Fungsi organ seks pria adalah mengeluarkan sperma
untuk proses pembuahan sedangkan fungsi organ seks wanita adalah untuk
mengeluarkan sel telur (ovum).
Fungsi dari organ sistem reproduksi pria diatur oleh hormon LH dan
testosteron, sedangkan sistem reproduksi wanita diatur oleh hormon FSH, LH,
estrogen dan progresteron. Fungsi hormon LH pada pria untuk proses
spermatogenesis, sedangkan fungsi hormon FSH dan LH pada wanita untuk
proses pematangan sel telur. Fungsi hormon estrogen berfungsi untuk
mempersiapkan dinding unterus untuk ditempati hasil pembuahan. Fungsi
progesteron yang dhasilkan oleh korpus luteum adalah menipiskan dinding
endometrium saat tidak terjadi pembuahan, proses ini dikenal dengan istilah
menstruasi (haid). Terdapat empat tahap proses seksual pada pria yaitu; rangsa
ngan, ereksi, emisi, ejakulasi dan resolusi. Perpaduan antara tahap emisi dan
ejakulasi dinamakan orgasme pada pria. Sedangkan proses seksual pada wanita
terdiri dari tahap; rangsangan, orgasme dan resolusi Karakteristik seks
sekunder pada pria karena pengaruh hormon androgen terutama testosteron
antara lain; peningkatan massa otot, pertumbuhan tulang, pertumbuhan rambut,
peningkatan laju metabolisme, pengaktifan kelenjar keringat, perubahan suara
dan kebotakan. Sedangkan karakteristik seks sekunder pada wanita antara lain;
pertumbuhan payudara, keluarnya rambut kemaluan, pertumbuhan tulang.
Latihan Soal
E. Daftar Pustaka
Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heni PW, dkk. 2017. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. PPSDMK Kemenkes RI.
Jakarta
Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisibahasaIndonesia,PalupiWidyastuti. Jakarta: Penerbit
Buku KedokteranEGC.
A. Pendahuluan
2) Jaringan uvea
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada
iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi
oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi
oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
3) Retina
Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan
transparan lapisan ini terdiri dari:
a) Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan
koroid. Lapisan ini berfungsi untuk menyerap cahaya
berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang
melalui bola mata.
b) Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), terletak bersebelahan
dengan lapisan terpigmentasi adalah struktur kompleks yang
teridi dari berbagai jenis neuron yang tersusun sedikitnya
sepuluh lapisan terpisah.
c) Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik.
Karena tidak ada foto reseptor pada area ini, maka tidak ada
sensai penglihatan yang terjadi saat cahaya masuk ke area ini.
d) Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak sedikit
lateral terhadap pusat.
e) Fovea adalah pelekukan sentral makula lukea yang tidak
memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut.
Bagian ini adalah pusat visual mata, bayangan yang terfokus
5) Humor aquaeus
6) Vitreus
a) Os frontalis
b) Os zigomatikus
c) Os slenoidal
d) Os etmoidalis
e) Os palatum
f) Os lakrimalis
2) Alis
3) Palpebra
5) Konjungtiva
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari atas aurikula (tulang rawan bagian luar) dan
saluran telinga luar. Aurikula mengumpulkan gelombang suara dan
memproyeksikannya ke dalam saluran luar. Saluran telinga luar
adalah liang tempat lewatnya gelombang suara ke telinga tengah.
Organ yang memisahkan antara telingan luar dan telingan tengah
adalah membrana timpani (gendang telinga).
b. Telinga tengah
Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus
tulang temporal. Pada bagian ini terdapat saluran yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring yaitu tuba eustachius
(saluran eustachius). Saluran yang biasanya tertutup dapat terbuka saat
menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.
Pada telinga bagian tengah ini terdapat tulang-tulang pendengaran
(osikel auditori) yang dinamai sesuai bentuknya, terdiri dari:
c. Telinga dalam
Telinga dalam adalah organ yang komplek terdiri dari ; labirin tulang
dan labirin membranosa, antara labirin tersebut dipisahkan oleh cairan
perilimfe, sedangkan pada labirin membranosa di sisi oleh cairan
kental dinamakan endolimfe. Di dalam labirin terdapat organ; koklea,
vestibulum dan saluran semisirkular. Koklea mengubah getaran dalam
bentuk gelombang menjadi potensial aksi. Vestibulum dan saluran
semisirkualr menjaga keseimbangan.
Indra penciuman dihasilkan oleh sel reseptor yang disebut sel olfaktorius,
yang melapisi membran mukosa hidung. Sel olfaktorius mengandung silia
yang mengalami depolarisasi apabila diikat oleh zat kimia tertentu yang
sesuai dengan bau spesifik di udara. Depolarisasi ini menyebabkan
potensial aksi di neuron saraf olfaktorius (saraf kranial I) yang berakhir di
bulbulus olfaktorius lobus frontalis, selanjutnya potensial aksi diteruskan
ke reseptor penciuman di sistem limbik otak baru di lakukan interpretasi.
Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus
olfaktorius) dari bulbus olfaktorius. Bau berupa gas atau zat yang menguap
mencapai kavum nasal mellaui nostril, menghidu meningkatkan masukan
gas ke dalam rongga hidung lalu ke sinus superior. Gas akan larut dalam
cairan mukus sebelum dapat mengaktifkan sel reseptor. Indra bau bergerak
melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung pusat
olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu
ditafsirkan. Serabut- serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas
selaput lendir hidung. Serabut- serabut olfaktori berfungsi mendeteksi
rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor). Mekanisme
kerja indra penciuman sebagai berikut. Adanya rangsang (bau) masuk ke
lubang hidung, dilanjutkan ke epitelium olfaktori, kemudian ke mukosa
olfaktori, ke saraf olfaktori, ke talamus, ke hipotalamus, dan ke otak.
Reseptor untuk pengecapan disebut papil pengecap (taste buds). Letak dari
papil pengecap ini ada di lidah. Depolarisasi papil pengecap menyebabkan
rangsnagan pada saraf kranial ke V, VII, IX dan X. Saraf ini mengirim
stimulus ke korteks pengecapan di lobus parietalis. Reseptor pengecapan
akan berespon terhadap rasa manis, pahit, asam dan asin.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Melalui penggunaan lidah, kita dapat membedakan bermacam-
macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri
dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi
sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Bagian-bagian lidah terdiri dari bagian depan, pinggir, dan belakang.
Stimulus (rangsangan)
Stimulus dapat berupa berbagai macam energi antara lain: panas, cahaya,
mekanik, kimiawi dan sebagainya.
Reseptor
Berdasarkan lokasinya terdapat beberapa macam reseptor antara lain :
Umpan Balik
Mahasiswa sekalian, Tugas anda setelah mengerjakan latihan di atas adalah
melakukan refleksi materi bersama dengan teman-teman. Mahasiswa
dinyatakan tuntas belajar apabila dapat menjelaskan minimal 4 komponen
jawaban dengan benar.
E. Daftar Pustaka
Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heni PW, dkk. 2017. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. PPSDMK Kemenkes RI.
Jakarta
SISTEM ENDOKRIN
Anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam
memahami perubahan yang mengarah kepada kelainan tubuh manusia. Memahami
anatomi, fisiologi, patofisiologi, dan patologi penting untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh orang yang sakit secara logika dan rasional.
Adapun lingkup pembahasan pada sesi ini adalah: konsep system endokrin.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis kelenjar endokrin dan fungsinya
2. Mahasiswa mampu menguraikan mekanisme kerja hormone dan enzim
Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin adalah organ yang membuat, menyimpan, dan mengeluarkan
hormon ke dalam aliran darah. Terdapat banyak kelenjar endokrin di dalam tubuh
kita, termasuk pankreas, tiroid, paratiroid, dan sebagian sel dari saluran pencernaan
dan ginjal.
Kelenjar endokrin yang akan dibahas penulis adalah hipotalamus, kelenjar hipofisis
anterior dan posterior, dan organ-organ sasaran. dari berbagai hormon hipofisis
yang juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin.
Hipotalamus
Hipotalamus adalah sebuah organ neuroendokrin kecil yang terletak di bagian otak
depan yang disebut diensefalon. Hipotalamus adalah organ primer di tubuh yang
berkaitan dengan homeostasis yaitu mempertahankan lingkungan internal tubuh
tetap konstan. Selain itu, Hipotalamus juga penting untuk mengontrol perilaku dan
memungkinkan tubuh berespons secara sesuai terhadap bermacam-macarn
rangsangan yang datang. Kelenjar ini secara terus menerus menerima informasi dari
Hipofise Anterior
Hipofisis anterior, juga disebut adenohipofisis, terdiri dari jaringan non saraf.
Kelenjar ini secara anatomis terpisah dari hipotalamus, tetapi secara fungsional
berhubungan dengannya melalui suplai darahnya. Hipofisis anterior menerima.
darah melalui drainase vena dari hipotalamus. Sewaktu darah yang mengalir dalam
Hipofise Posterior
Hipofisis posterior, juga disebut neurohipofisis, adalah jaringan saraf sejati yang
secara embriologis berasal dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior terdapat tiga
bagian: eminensia mediana (kadang-kadang dianggap sebagai jaringan
hipotalamus) tempat hipotalamus mengeluarkan releasing hormones untuk hipofisis
anterior; akar infundibulus yang menghubungkan hipotalamus dengan
Ovarium
Hormon yang disekresikan adalah:
Testis
Testosteron : merangsang pertumbuhan organ kelamin pria ; juga meningkatkan
perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder pria.
Kelenjar Paratiroid
Parathormon : mengatur konsentrasi ion kalsium dalam darah cairan ekstrase luler
dengan cara mengatur :
Hormon
Hormon adalah suatu perantara kimiawi yang dilepaskan oleh suatu kelenjar
endokrin ke dalam sirkulasi. Setelah dilepaskan, hormon mengalir dalam darah dan
hanya mempengaruhi sel-sel tubuh yang memiliki reseptor (tempat pengikatan)
spesifik untuknya.
Sel-sel yang berespons terhadap hormon tertentu disebut sel sasaran untuk hormon
tersebut. Jumlah hormon dalam darah dapat ditingkatkan atau dikurangi
dibandingkan kadar dasar (baseline), sehingga efek hormon pada sel sasaran dapat
meningkat atau menurun. Terdapat tiga kategori umum hormon: protein, steroid,
dan asam amino.
Hormon Protein
Hormon protein adalah kompleks asam-asam amino besar yang menimbulkan efek
dengan mengikat reseptor spesifik di bagian luar membran sel sasaran. Dengan
mengikat reseptornya, suatu hormon protein mengubah permeabilitas sel terhadap
air, elektrolit, atau molekul organik misalnya glukosa, atau menyebabkan
pengaktifan perantaran-perantara intrasel, yang kemudian menyebabkan
pengaktivan enzim atau pembuatan protein. Contoh-contoh perantaran intrasel
adalah protein G, yang sering pertama kali diaktifkan oleh berbagai hormon setelah
Hormon Steroid
Hormon-hormon steroid adalah molekul berbasis kolesterol yang larut lemak dan
mampu menembus membran sel dan berikatan dengan reseptor atau pernbawa
(carier) di dalam sel. Setelah berada di dalam sel, hormon steroid berjalan ke inti
sel dan mempengaruhi sel dengan mempengaruhi replikasi DNA, transkripsi DNA
menjadi RNA, atau translasi RNA menjadi protein.
Hormon Amina
Hormon-hormon yang diklasifikasikan sebagai amina adalah asam-asam amino
sederhana yang mengalir dalam darah dan sebagian besar berikatan dengan protein
pembawa. Setelah mencapai sel-sel sasaran, hormon ini dilepaskan dari
pembawanya dan berikatan dengan reseptor di membran sel. Setelah berikatan,
sebagian besar homon amina mengaktifkan sistem perantara kedua, yang kemudian
mempengaruhi aktivitas enzim atau permeabilitas membran. Hormon tiroid bersifat
unik yaitu bahwa ia adalah hormon amino yang menembus membran sel dan
berikatan dengan DNA inti, secara langsung mempengaruhi transkripsi DNA.
Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar:
Fungsi Hormon
Secara garis besar hormon memiliki 4 fungsi:
1. Fungsi reproduksi
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gonad (androgen, estrogen, dan
progesteron) dan kelenjar pituitary anterior (LH, FSH, prolaktin) saling
berinteraksi mengatur pertumbuhan dan struktur organ sistem reproduksi,
produksi gamed, tingkah laku seksual, dan kelangsungan spesis melalui
pengaruhnya terhadap ovulasi, kehamilan dan aktasi.
2. Fungsi pertumbuhan dan perkembangan
Berbagai hormon yang terlibat dalam berbagai tahap proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh secara keseluruhan maupun jaringan tertentu.
Karakteristik Hormon
Hormon disekresi dalam salah satu dari 3 pola berikut:
1. Sekrsi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 224 jam. kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan
turun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik adalah naik dan turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah contoh silik dengan puncak dan
lembahnya menyenbabkan menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal adalah variabel dan tergantung pada kadar substrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespon terhadap kalsium serum.
Umpan Balik
Dalam sistem endokrin, umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan oleh
pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon
tersebut lebih lanjut.
Baik hormon hipofisis maupun respons selanjutnya oleh organ sasaran dapat
memberi umpan balik ke hipotalamus untuk menurunkan pelepasan lebih lanjut
hormon hipotalamus. Respons organ sasaran juga dapat menghambat pelepasan
lebih lanjut hormon hipofisis.
Efek gonadotropin
Pada wanita, sebagai respons terhadap FSH dan LH, ovariurn mengeluarkan
hormon steroid estrogen dan progesteron. Estrogen memberi umpan balik ke
hipotalamus dan hipofisis anterior dalam suatu cara yang rumit, dengan efek negatif
pada peningkatan pelepasan FSH dan efek positif pada pelepasan LH, yang
akhirnya menyebabkan ovulasi (ruptur) sebuah folikel ovariurn diiringi oleh
pelepasan sel telur, yang juga disebut ovum. Progesteron tampaknya memberi
umpan balik ke hipofisis anterior untuk membatasi sekresi FSH dan LH.
Pada pria, FSH merangsang sel-sel testis untuk mengawali dan mendukung
spermatogenesis (produksi sperma). Sel-sel testis yang paling banyak dipengaruhi
oleh FSH pada pria adalah sel Sertoli. Sel-sel ini membentuk lapisan dalam tubulus
seminiferosa, tempat terjadinya spermatogenesis, dan memberi makanan kepada
sperma yang sedang berkembang. Suatu hormon yang dihasilkan oleh sel Sertoli,
inhibin, juga mernpengaruhi produksi testosteron dengan bekerja secara langsung
pada kelenjar hipofisis untuk mengurangi pelepasan FSH.
Estrogen
Estrogen adalah hormon steroid yang mempengaruhi jaringan sasaran dengan
mengubah kecepatan replikasi DNA, transkripsi, atau translasiRNA. Walaupun
efek estrogen paling mencolok tampak pada wanita, pria juga mengfiasifkan dan
dipengaruhi oleh estrogen. Terdapat banyak jenis estrogen dalam tubuh manusia:
estron, estradiol, dan estriol.
Efek Estrogen
o Pembentukan organ seks internal dan eksternal wanita in utero
o Distribusi lemak tubuh wanita
o Pigmentasi puting susu
o Merangsang perkembangan payudara selama kehamilan
o Merangsang pertumbuhan lapisan endometriurn rahim setiap bulan
o untuk persiapan implantasi janin
o Pemeliharaan kehamilan
o Merangsang laktasi
o Merangsang pembentukan tulang seumur hidup pada pria dan wanita
o Membatasi penyerapan (penguraian) tulang, melalui efek langsung padatulang
atau dengan membatasi respons tulang terhadap hormon paratiroid pada pria
dan wanita
o Pada pria dan wanita mempengaruhi pembenftdm protein dari lipoprotein di hati
(merangsang HDL, menurunkan LDL), faktor pembekuan, dan molekul-
molekul pernbawa untuk horinon steroid dan tiroksin
Progesteron
Progesteron, seperti estrogen, adalah suatu hormon. steroid. Pada wanita,
progesteron disintesis oleh sel-sel tekal folikel yang sedang berkembang dan
kemudian korpus luteun, sebagai respons terhadap rangsangan oleh LH dan, dengan
tingkatm yang lebih rendah, FSH.
Efek Progesteron
o Progesteron dilepaskan dari sebuah folikel ovarium setelah folikel tersebut
ruptur sewaktu ovulasi. Hormon ini menyebabkan lapisan endometrium rahim
menjadi sekretorik sebagai antisipasi fertilisasi ovum dan penanaman embrio di
rahim. Folikel yang ruptur menjadi korpus luteum yang terus mengeluarkan
progesteron.
o Apabila ovum dibuahi dan mudigah tertanam di rahim, maka korpus luteum dan
kemudian plasenta mempertahankan kehamilan dengan mengeluarkan
progesteron. Apabila kadar progesteron turun, kehamilan berakhir. Apabila
tidak terjadi kehamilan, korpus luteum berdegenerasi dalam 14 hari berikutnya,
kadar progesteron berkurang, dan terjadi haid (lapisan uterus terlepas).
o Progesteron bekerja bersama estrogen dan prolaktin untuk merangsang
pembentukan payudara selama masa pubertas dan kehamilan. Progesteron
menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk uterus dan otot polos vaskular
arteriol
o Progesteron tampaknya bersifat protektif terhadap pembentukan kanker tertentu
Efek Testosteron
o Pembentukan in utero organ-organ seks internal dan eksternal pria
o Pemeliharaan produksi sperma seumur hidup pria
o Distribusi otot khas pria
o Merangsang pembentukan tulang selama hidup pada pria dan wanita
o Merangsang pembentukan sel darah merah pada pria dan wanita
o Merangsang anabolisme (pembentukan) protein pada pria dan wanita
o Mungkin mempengaruhi sinyal saraf otak, dan mempengaruhi perilaku dan
suasana hati, pada. pria dan wanita
o Kelebihan testosteron pada wanita dapat menyebabkan pembesaran klitoris,
pendalaman suara, dan pembentukan janggut
Prolaktin
Prolaktin adalah suatu hormon protein yang dilepaskan dari hipofisis anterior.
Efek Prolaktin
Sewaktu seorang anak perempuan mencapai pubertas, prolaktin bekerja bersama
estrogen, progesteron, dan GH untuk mendorong pembentukan jaringan payudara.
Semua hormon ini meningkat kadarnya secara drastis selama kehamilan, schingga
merangsang pembentukan payudara lebih lanjut. Setelah melahirkan, prolaktin
bekerja pada payudara untuk merangsang laktasi (pembentukan susu) dan
memungkinkan bayi untuk disusui.
Pada wanita yang tidak hamil, kadar prolaktin yang tinggi menghambat pelepasan
dua hormon hipofisis anterior lainnya: follicle-stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Karena FSH dan LH penting untuk ovulasi dan
kehamilan, maka kadar prolaktin yang tinggi pada wanita yang menyusui bayinya
secara penuh dapat memberi proteksi terhadap terjadinya kehamilan berikutnya.
Oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon protein yang dibentuk di nukleus paraventrikel
hipotalamus dan disimpan di dalam dan dilepaskan dari hipofisis posterior.
Efek Oksitosin
Oksitosin merangsang kontraksi otot polos yang melapisi duktus payudara sehingga
terjadi peningkatan tekanan intramamaria dan mengalirnya air susu ke puting
payudara.
C. Rangkuman
D. Penutup
Latihan Soal
Untuk mengetahui pemahaman adik – adik terkait penjelasan materi hari ini,
silahkan menjawab pertanyaan berikut secara singkat dan jelas.
a. Uraikan terminology dan fungsi dari kelenjar endokrin!
b. Sebutkan dan uraikan jenis – jenis kelenjar endokrin beserta fungsinya masing –
masing!
c. Sebutkan dan uraikan jenis – jenis hormon dan fungsinya masing – masing!
Petunjuk jawaban latihan
Untuk membantu anda dalam meyelesaikan soal latihan tersebut, silahkan pelajari
kembali materi tentang :
a. Konsep dasar kelenjar endokrin
b. Konsep dasar hormon
c. Keterkaitan kelenjar endokrin dan hormon dalam hidup manusia
Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heni PW, dkk. 2017. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. PPSDMK Kemenkes RI.
Jakarta
Sunarto & Ayesha. 2019. Modul Anatomi Fisiologi. Kebidanan Megetan Poltekkes
Surabaya.
Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James Veldman,
editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Verralls, Sylvia (1997). Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
A. Pendahuluan
Pada bab XII ini, kita akan membahas tentang fisiologi darah dan sistem imun.
Pemahaman tentang fisiologi darah dan imun ini akan membantu mahasiswa dalam
melakukan pengkajian dan identifikasi diagnose yang dialami klien terkait darah
dan imunitas. Adapun pokok bahasan pada materi ini yaitu: fungsi darah bagi tubuh,
konsep dasar imunitas dan fungsi imunitas bagi tubuh
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah:
1. Mahasiswa mampu menyebutkan komposisi darah dan fungsi darah bagi tubuh
manusia
2. Manusia mampu menguraikan terminology dan jenis – jenis imunitas dalam
tubuh manusia.
B. Konsep Dasar Fisiologi Darah dan Sistem Imun
1. Fisiologi dan Fungsi Darah
Fungsi darah sebagai berikut:
a. Sebagai alat transportasi gas, nutrisi, hormon, dan buangan.
b. Pengaturan PH dan komposisi ion pada cairan interstitial.
c. Membatasi kehilangan cairan pada area injury .
d. Mempertahankan dan melawan racun dan patogen-patogen.
e. pengaturan suhu tubuh.
Komposisi Darah
a. Plasma
b. Formed element
1) Sel Darah Merah (eritrosit)
2) Sel Darah Putih (leukosit)
3) Platelet
c..Plasma + Sel Darah : Whole Blood
Platelet
– Platelet disebut juga trombosit
– Berada dalam sirkulasi 9-12 hari
– N : 350.000/µl
– 1/3 berada di limpa
– Fungsi :
1. Transport zat-zat kimia penting dalam proses pembekuan darah.
2. Perlindungan sementara dari kebocoran pembuluh darah
3. Kontraksi aktif setelah terbentuknya bekuan darah.
2..SISTEM IMUNITAS
a. Konsep Dasar Imunitas
1) Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati, asal
hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, debu rumah, uap, asap, berbagai iritan
dalam polusi, ditemukan dalam lingkungan hidup dan kerja kita.
2) Bahan-bahan tersebut setiap saat dapat masuk ke dalam tubuh kita dan menimbulkan
berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan.
3) Selain itu, sel badan yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas,
merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan.
Dalam pandangan sekarang, respon imun diperlukan untuk tiga hal yaitu :
a. Pertahanan, ditujukan terhadap infeksi mikroorganisme
b. Homeostasis, ditujukan terhadap eliminasi komponen-komponen tubuh yang sudah tua
c. Pengawasan, dibutuhkan untuk menghancurkan sel-sel yang bermutasi terutama yang
menjadi ganas.
Respon imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan
keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam badan.
a. Sistem imun harus mampu melawan patogen intraseluler seperti virus, bebera pa bakteri,
dan protozoa serta patogen ekstraseluler seperti bak teri dan toksinnya, parasit dan virus
bebas.
b. Berbagai faktor humoral dan seluler berfungsi dalam pengenalan dan eliminasi antigen
baik intraseluler maupun ekstraseluler. Jadi fungsi imun bersifat protektif.
4) Namun bila hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak dapat disingkirkan oleh sistem imun,
maka sistem imun akan menunjukkan reaksi yang menetap dan kronis sehingga justru
menimbulkan penyakit inflamasi kronis seperti asma bronkhial, bronkhitis kronik,
fibrosis paru, aterosklerosis, sirosis hati, artritis reumatoid, glumeruloskelerosis dan
pankreatitis kronik.
Determinan
Berbagai faktor yang disebut determinan berpengaruh terhadap sistem imun non spesifik :
Pertahanan humoral
• Pertahanan humoral yang kadang-kadang dikatakan respon antibodi, mulai bekerja dengan
terbentuknya limfosit yang dapat mengubah dirinya menjadi sel-sel plasma yang
menghasilkan antibodi.
• Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan dalam pertahanan humoral.
• Bahan tersebut antara lain berupa antibodi, komplemen, interferon dan C-reactive protein
(CRP).
Pertahanan seluler
• Fagosit, makrofag, sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluler.
1. Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, tetapi sel utama yang
berperan dalam pertahanan non spesifik adalah :
a. sel mononuklier (monosit dan makrofag)
b. polimorfonuklier atau granulosit.
Kedua sel tersebut tergolong fagosit dan berasal dari sel asal hemopoietik
• Granulasit hidup pendek, mengandung granul yang berisikan enzim hidrolitik.
• Beberapa granul berisikan pula laktoferin yang bersifat bakterisidal.
• Fagositosis yang efektif pada invasi kuman dini akan dapat mencegah timbulnya infeksi.
• Dalam kerjanya, sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik.
• Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut : Kemotaksis,
menangkap, memakan, membunuh dan mencerna.
Sistem Limfoid
• Sel-sel sistem imun ditemukan dalam jaringan dan organ yang disebut limfoid.
• Sistem tersebut terdiri dari limfosit, sel epitel dan stroma yang tersusun dalam organ dengan
kapsul atau berupa kumpulan jaringan limfoid yang difus.
• Organ limfoid dapat dibagi dalam organ limfoid primer dan sekunder.
• Organ limfoid primer atau sentral diperlukan untuk pematangan sel T dan sel B, diferensiasi
dan proliferasi sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen. Karena itu organ
tersebut berisikan limfosit dalam berbagai fase diferensiasi.
• Ada dua organ limfoid primer utama yaitu kelenjar timus dan Bursa Fabricius atau yang
ekuivalen dengan sumsum tulang.
Limfosit bersirkulasi.
• Ada limfosit yang terdapat dalam nodus limfatikus sendiri dan adapula limfosit yang
beredar dalam darah.
• Jumlah total limfosit dalam tubuh menambah massa sel dengan jumlah yang mengesankan.
• Limfosit ini melakukan sirkulasi ulang dari darah ke nodus limfatikus dan dari nodus
limfatikus kembali ke darah dengan rangkaian patroli yang tidak pernah ada akhirnya.
• Sebagian limfosit yang beredar dapat bertahan hidup selama berpuluh tahun. Sebagian dari
sel yang berukuran kecil dan bersifat keras ini akan mempertahankan sirkuit soliternya
sepanjang hidup orang tersebut.
Stadium Proliferasi
• Limfosit yang beredar dan mengandung pesan antigenic akan kembali ke noduslimfatikus
terdekat.
Stadium Respons
• Dalam stadium respons, limfosit yang sudah berubah akan berfungsi dengan cara humoral
atau seluler.
• Respons humoral inisial.
Produksi antibody oleh limfosit B sebagai reaksi terhadap suatu antigen spesifik akan
memulai respons humoral. Humoral mengacu kepada kenyataan bahwa antibody dilepas
kedalam aliran darah dan dengan demikian akan berdiam di dalam plasma atau fraksi darah
yang berupa cairan.
• Respons seluler inisial.
Limfosit yang sudah disensitiasi dan kembali ke nodus limfatikus akan bermigrasi ke
daerah nodus limfatikus (yang bukan daerah yang mengandung limfosit yang sudah
diprogram untuk menjadi sel-sel plasma) tempat sel-sel tersebut menstimulasi limfosit yang
berada dalam nodus ini untuk menjadi sel-sel yang akan menyerang langsung mikroba dan
bukan menyerangnya lewat kerja antibody. Limfosit yang sudah ditransformasikan ini
dikenal sebagai sel-sel T sitotoksik.
Stadium Efektor
• Dalam stadium efektor, antibody dari respons humoral atau sel T sitotoksik dari respons
seluler akan menjangkau antigen dan terangkai dengan antigen tersebut pada permukaan
obyek yang asing.
• Perangkaian ini memulai suatu seri kejadian yang pada sebagian besar kasus akan
mengakibatkan penghancuran mikroba yang menginvasi tubuh atau netralisasi toksin
secara total.
• Kejadian tersebut meliputi interaksi antibody (imunitas humoral), komplemen dan kerja
sel-sel T sitotoksik (imunitas seluler)
2. Antibodi
Produksi
• Limfosit B, yang disimpan dalam nodus limfatikus, dibagi lagi dalam ribuan klon yang
masing-masing bersifat responsive, terhadap suatu kelompok tunggal antigen dengan
karakteristik yang hampir identik.
• Pesan antigenic yang dibawa kembali ke nodus limfatikus akan menstimulasi klon
spesifik limfosit B untuk membesar, membelah diri, memperbanyak diri (berproliferasi)
dan berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma yang dapat mem produksi antibody spesifik
terhadap antigen tersebut.
• Limfosit B lainnya akan berdiferensiasi menjadi klon limfosit B dengan memori untuk
antigen tersebut.
• Sel-sel memori ini akan bertanggungjawab atas respon imun yang lebih cepat dan
berlebihan pada orang yang berkali-kali terpajan oleh antigen yang sama
Struktur
• Antibodi merupakan protein besar yang dinamakan imunoglobulin karena ditemukan
dalam fraksi globulin, pada protein plasma. Setiap molekul antibody terdiri atas dua
subunit yang masing-masing mengandung rantai peptida ringan dan berat.
• Sub unit tersebut disatukan oleh suatu hubungan kimia yang tersusun dari ikatan
disulfida. Tempat ini yang dinamakan fragmen Fab merupakan bagian “ gembok (lock)
“ yang sangat spesifik untuk suatu antigen. Bagian tambahan yang dikenal dengan nama
fragmen Fc memungkinkan molekul antibody untuk mengambil bagian dalam system
komplemen.
• Tubuh dapat memproduksi lima tipe imunoglobulin yang berbeda. Imunoglobulin
secara umum diberi symbol Ig, dan masing-masing tipe atau kelas diidentifikasi oleh
huruf abjad yang spesifik (IgA, IgD, IgE, IgG dan IgM).
IgG
• Imunoglobulin Utama
• Lebih mudah ke ekstravaskuler
LIMFOSIT
Limfosit berasal dari sel dasar, yang tergantung dari tempat pematangannya menjadi limfosit
T (T-cells) atau limfosit B (B cells). Kemudian sel-sel ini melalui kelenjar limfa masuk kedalam
sirkulasi darah dan berbagai organ. Limfosit adalah sel-sel berinti, yang sedikit lebih besar
daripada eritrosit. T cells dan B cells merupakan hampir separuh dari semua leukosit yang
beredar dalam darah, dan berperan penting pada sistem imuntas, limfosit T pada imunitas seluler
dan limfosit B pada imunitas humoral.
Laktoferin
Laktoferin (dalam granula) yang dibentuk oleh neutrofil, adalah suatu glikoprotein yang
bekerja bakterisida dengan jalan mengikat besi yang diperlukan kuman untuk tumbuh.
Laktoferin terdapat dalam air mata, liur, lendir bronchi, air susu ibu dan empedu dengan
fungsi mencegah infeksi kuman.
2. Sel eosinofil
Adalah sedikit lebih besar daripada neutrofil dan mengandung butir-butir besar dengan
enzim-enzim dan asam amino arginin. Sel-sel ini berperan pada respon alergi atopis(reaksi
IgE dengan antigen) dan pada pemusnahan parasit (cacing, protozoa). Sel ini terutama
terdapat dijaringan yang berdekatan dengan proses peradangan dan hanya sedikit dalam
darah.
Eosinofilia
Dengan jumlah sel diatas 0,4 milyar/liter dapat disebabkan antara lain oleh infeksi cacing,
gangguan alergi (hay fever) dan kulit (eksema, urtikaria), juga penyakit paru-paru (asma,
COPD) serta kanker (leukemia, Hodgkin)
3. Sel basofil
Memiliki inti yang sama dengan eosinofil, tetapi granulanya berwarna hitam. Sel ini terdapat
dalam darah sebagai mastcells (mastocyt) di banyak jaringan. Butirnya berisi histamin,
serotonin, heparin dan enzim-enzim, yang dilepaskan bila IgE (reagin) bereaksi dengan
antigen khas.Sel basofil memegang peranan pada reaksi pera dangan.
SITOKIN
Sitokin adalah protein yang dibentuk oleh sel tubuh dengan fungsi utama berkomunikasi antara
berbagai bagian dari sistem imun.Terutama dibentuk oleh monocyt dan makrofag, tetapi juga
limfosit, granulosit, hepatosit, keratinosit, fibroblast, dan sel-sel epitel dapat mensintesanya.
Bila sitokin sudah mencapai sel tujuannya timbullah efek-efek biologis tertentu, seperti
aktivasi, pembiakan, atau pemindahan ke tempat lain dari tubuh. Contoh lainnya adalah
interferon dengan antivitas antiviral, anti tumor dan stimulasi sistem imun.
LIMFOKIN
Limfokin adalah polipeptida yang dibentuk oleh limfosit pada reaksi antara limfosit T
tersensitasi dengan antigen. Berfungsi sebagai mediator imunologi, yang antara lain
mendorong makrofag untuk memproduksi enzim-enzim hidrolitis dan unsur-unsur komplemen
yang ditujukan terhadap antigen. Semua limfokin bertanggung jawab bersamaan bagi efek dari
reaksi imun seluler (reaksi tipe IV). Limfokin yang terkenal adalah interferon, interleukin dan
MIF (Migration inhibiting factor=zat yang terbentuk oleh limfosit T dan menghambat migrasi
dari makrofag).
Fungsi darah berupa: transport gas, transport nutrisi, transport hormon, membatasi kehilangan
cairan, melawan racun dan pengaturan suhu tubuh . Sistem imun merupakan semua mekanisme
yang digunakan tubuh untuk mempertahankan kebutuhannya terhadap bahaya yang
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup terhadap pertahanan fisik, biokimia,
humoral dan seluler. Imun diperlukan oleh tubuh untuk pertahanan terhadap infeksi
mikroorganisme, homeostatis terhadap eliminasi komponen tubuh yang sudah tua dan fase
pengawasan untuk menghancurkan sel – sel yang bermutasi terutama yang menjadi ganas.
Imun terbagi atas : Ig A, Ig M, Ig D, Ig E
D.Penutup
Latihan Soal
Untuk mengetahui pemahaman anda tentang materi ini, silahkan menjawab soal di bawah ini
secara singkat dan jelas.
1. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis imun bagi tubuh manusia secara singkat dan jelas!
3. Uraikan secara singkat dan jelas tentang konsep sistem imun secara singkat dan jelas!
Untuk membantu anda mengerjakan soal latihan tersebut, silahkan pelajari kembali materi
tentang :
Umpan Balik
Tugas anda setelah mengerjakan latihan di atas adalah melakukan refleksi materi bersama
teman sekelasnya. Mahasiswa dinyatakan tuntas belajar jika dapat menjelaskan minimal 2
komponen jawaban dengan benar
E..Daftar Pustaka
Ethel Sloane. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
Faller, Adolf. (2004). The Human Body. New York : Thieme Stuttgart
Guyton., (2006), Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit, Alih bahasa : Petrus Andrianto,
Ed.3, Jakarta : EGC.
Huether & McCance., (2000), Understanding Pathofisiology, Second Edition, St. Louis :
Mosby Inc.
Marieb., (2001), Human Anatomy & Physiology, Fifth Edition, San Fransisco : Benjamin
Cummings.
Price, Sylvia Anderson. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta
: EGC
Pearce, Efelin C. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Smeltzer, Suzanne C. (2006). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing.
Philadelphia : Lippincott
Smeltzer, Suzanne C. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC
Silbernagl, Stefan. (2006). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. (alih bahasa : Setiawan, Iwan
& Iqbal Muchtar). Jakarta : EGC
Pada pelajaran sesi ini, kita akan membahas tentang metabolisme, proses pengaturan suhu
tubuh, cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia. Pokok bahasan ini menambah
pengetahuan mahasiswa dalam melakukan pengkajian kebutuhan dasar manusia
khususnya kebutuhan cairan dan elektrolit serta membantu mahasiswa dalam melakukan
pemeriksaan tanda – tanda vital.
Pada materi ini terdapat 2 pokok bahasan yaitu metabolisme dan pengaturan suhu tubuh
serta cairan dan elektrolit. Sub pokok bahasan metabolisme dan pengaturan suhu tubuh
yang terdiri atas : metabolisme karbohidrat, metabolisme lemak, metabolisme protein,
pengaturan hormonal dalam metabolisme, pengaturan suhu, penghitungan BMR dan
pengukuran suhu tubuh sedangkan sub pokok bahasan pada cairan dan elektrolit adalah:
distribusi air dalam tubuh, konsentrasi cairan, keseimbangan cairan dan elektrolit.
Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami dan menguraikan tentang konsep dasar metabolisme
2. Mampu menguraikan tentang konsep dasar pengaturan suhu tubuh manusia
3. Mampu menguraikan, mengidentifikasi kebutuhan cairan & elektrolit tubuh manusia
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk
hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi,
hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. Banyak
protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa. Macam protein fibrosa:
kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-
miosin. Macam protein yaitu :
a. Peptide: 2 – 10 asam amino
b. Polipeptide: 10 – 100 asam amino
c. Protein: > 100 asam amino
d. Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
e. Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
f. Lipoprotein: gabungan lipid dan protein.
Pengatur
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Antibodi Imun globulin
Perlindungan
Protein penggumpal Trombin, fibrinogen
Toksin bisa ular, toksin bakteri
Tanggap toksik Protein toksin
(bortulisme, difteri)
E. Rangkuman
Proses metabolisme dalam tubuh terbagi 2 yaitu: katabolisme dan anabolisme, Metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam beraktivitas sehari –
hari. Hormon yang berperan dalam proses pengaturan metabolisme dalam tubuh yaitu :
hormone kelenjar tiroid dan stimulasi sekresi hormon Kortisol oleh Adrenal Kortex.
Suhu tubuh adalah keadaan seimbang antara produksi panas tubuh dan kehilangan panas dari
tubuh. diukur dengan derajat. Proses kehilangan panas tubuh ada 4 yaitu: evaporasi, radiasi,
konduksi, konveksi. Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis termoreseptor, yaitu : di
kulit (peripheral thermoreceptors) dan hipotalamus, medula spinalis, dll (central thermos
receptors). Basal Metabolic Rate (BMR) atau Angka Metabolisme Basal (AMB) adalah
kebutuhan minimal energi untuk melakukan proses tubuh vital. Cara menghitung BMR
berdasarkan berat badan yaitu: untuk laki-laki adalah BMR laki-laki = BB kg x 1.0 kkal x
24 jam sedangkan untuk perempuan, BMR perempuan = BB kg x 0.9 kkal x 24 jam
sedangkan berdasarkan Harris-Benedict dengan revisi dari Roza dan Shizgal (1984) adalah
BMR laki-laki = 88.362 + (13.397 x BB kg) + (4.799 x TB cm) – (5.677 x umur thn) dan
wanita = 447.593 + (9.247 x BB kg) + (3.098 x TB cm) – (4.330 x umur thn)
F. Daftar Pustaka
Rahayu, dkk. 2016. Bahan Ajar Kebutuhan Dasar Manusia II.PPSDMK, Jakarta
Wahyuningsih, dkk. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Anatomi Fisiologi. BPPSDMK, Jakarta
Seorang tenaga kesehatan khususnya profesi bidan memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien mulai dari pengkajian data, pemeriksaan
terfokus dan penanganan sesuai kebutuhan klien. Pelaksanaan tugas tersebut sangat erat
kaitannya dengan pemahaman terkait anatomi fisiologi antar sistem tubuh manusia..
Adapun pokok bahasan pada materi ini adalah : anatomi fisiologi antar system tubuh
manusia, keterkaitan anatomi fisiologi dalam ruang lingkup kebidanan khususnya pada
proses kehamilan, persalinan dan pasca salin.
Tujuan pembelajaran pada sesi ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menyebutkan seluruh system yang berperan dalam tubuh manusia
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi keterkaitan perubahan struktur anatomi fisiologi
pada masa kehamilan, persalinan dan pasca salin.
D. Rangkuman
Proses kehamilan, persalinan dan nifas mempengaruhi struktur anatomi fisiologi beberapa
sistem dalam tubuh manusia seperti: sistem reproduksi, sistem perkemihan, sistem
endokrin, sistem integument, musculoskeletal, sistem persyarafan, sistem peredaran darah
dsb. Semua sistem yang terlibat dalam proses fungsi reproduksi wanita saling berkaitan
dan kerjasama dengan baik.
E. Penutup
Latihan Soal
Umpan Balik
Tugas anda setelah menyelesaikanlatihan di atas adalah melakukan refleksi materi bersama
dengan teman – teman. Mahasiswa dinyatakan tuntas belajar jika dapat menguraikan
minimal 2 komponen di atas.
F. Daftar Pustaka
Setiawan, dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Kebidanan. Transmedia,
Jakarta
Tarwoto, dkk. 2018. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Trans Info
Media, Jakarta
Sherwood, Lauralee. 2012.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. EGC. Jakarta
Wahyuningsih, dkk. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Anatomi Fisiologi. BPPSDMK, Jakarta