PENDAHULUAN
dalam masyarakat (Faqih, 2008)1. Perbedaan jenis kelamin atau gender baik
diciptakan oleh masyarakat melalui proses sosial dan budaya yang panjang
dasarnya adalah kodrat yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
perempuan atau laki-laki menjadi korban dari pada sistem dan struktur
bentuk nilai dan norma. Seorang laki-laki dikontruksi harus memiliki sikap
1 Faqih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar. hal. 34
2 Arief Budiman. 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual. Gramedia: Jakarta. hal. 167
1
dan sifat “maskulin” dan perempuan dikontruksikan memiliki sikap dan
karakter rendah hati, lemah lembut, anggun, keibuan, lemah, dan suka
2006)3.
Ketidakadilan gender juga disebabkan oleh adanya sikap bias gender yang
pada kelas kedua, ruang publik lebih didominasikan oleh kaum laki-laki,
3
Heniy Astianto. 2006. Filsafat Jawa: Menggali Butir-Butir Kearifan Lokal. Yogyakarta: Warta Pustaka
Yogyakarta. hal. 310
4 Ibid, h.. 12
2
dan ruang domestik lebih diperuntukan oleh kaum perempuan. Hal ini
yang terbentuk dari tatanan nilai sosial, budaya, agama dan norma-norma
pembagian peran yang ideal bagi masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan
3
meningkatnya integritas perempuan di bidang pendidikan. Begitu juga
anak, serta berbelanja, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selama ada
Isu atau fenomena yang menarik bagi peneliti untuk melakukan riset
5
Eka Widi Astuti. Relasi Gender dalam Sistem Birokrasi: Studi Kasus Terhadap Realitas Kesetaraan Gender
dalam Sistem Birokrasi di Kecamatan Gedebage Tahun 2012, (Bandung: Skripsi pada Jurusan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2013), h. 19
4
budaya masyarakat diindikasikan untuk selalu melayani kaum laki-laki, dan
diri dan mandiri tanpa terkekang oleh adanya kontruksi adat dan mitos di
publik melalui media sosial yang ada. Perempuan merasa diperbaiki citra-
nya oleh adanya teknologi, dengan teknologi dan media massa perempuan
komunikasi saat ini media sosial digunakan kaum milenial untuk mampu
Dalam media sosial di era digital saat ini memicu adanya konsep
5
keterbukaan diri tanpa memandang peran dan posisi gender, sehingga dapat
Salah satu media sosial yang menjadi ajang eksistensi diri dan memiliki
jumlah peminat yang banyak ada pada media sosial TikTok. Pada aplikasi
yang unik dan menarik serta didukung dengan musik yang dikombinasikan
dengan performa dalam bentuk tarian atau sekedar sindiran, kritik terhadap
effect dan juga music background dari berbagai artis terkenal dengan
berbagai kategori dan juga special effect lainnya. Sehingga melalui aplikasi
pengungkapan jati diri (self dicslosure) di dalam media sosial. Hal ini
hiburan serta sebagai media aktualisasi diri pada masyarakat milenial, hal
ini nampak pada database “TikTok For Business Pitch Document Published
6
Devri Aprilian. 2019 “Hubungan Antara Pengguna Aplikasi TikTok dengan Perilaku Narsisme Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 8 Bengkulu”. Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Vol. II, No. 3.
6
presentase pengguna aplikasi TikTok sebanyak 121 Juta yang aktif di
pengguna TikTok berada pada rentan usia 13-17 tahun, 42% pengguna
TikTok berasal dari kalangan muda (generasi “Z”) dengan rentan usia
berasal dari usia 25-34 tahun, 8% pengguna TikTok pada kalangan usia 35-
keatas. Jika melihat secara tingkat penggunaan aplikasi TikTok dalam basis
observasi awal melalui aplikasi media sosial TikTok dengan nama akun
isu atau fenomena di era digital khususnya pada media sosial sebagai media
inklusivitas peran perempuan di dalam ruang publik, hal ini berangkat dari
7
dan era teknologi membawa perubahan bagi kaum perempuan untuk
TikTok.
perempuan dalam media sosial sudah ada yang dilakukan oleh penelitian
Perempuan dalam Media Sosial (Murtopo, 2018); Media Sosial dan Gaya
yang lebih spesifik yaitu dengan mendalami latar belakang subyek dalam
8
pembahasan pengarusutamaan gender dalam media sosial. Kekhasan dalam
penelitian ini karena melihat peran dan posisi pereampuan yang seringkali
untuk membuktikan bahwa mereka memiliki potensi yang disatu sisi tidak
dimiliki oleh kaum laki-laki dan disisi lain perempuan perlu mendapatkan
tempat dan peran yang setara dengan kaum laki-laki dalam berbagai aspek,
sehingga melalui pembentukan identitas diri yang solid pada media sosial
ekpresi diri dalam bersuara ataupun kebebasan dalam hidup melalui media
sosial.
bukan merupakan suatu fenomena yang muncul secara tiba-tiba, akan tetapi
9
mereka, yaitu usaha untuk mengakui identitas dirinya secara mendalam.
Hal ini yang menjadi indikasi bahwa perlu pendalaman konsep akutualisasi
basis penggunaan media sosial TikTok di Kota Malang. Hal ini penting
gender yang mulai luntur akibat adanya era digitalisasi serta munculnya
diri pada ranah publik, yang mana hal ini berfungsi untuk mengangkat
10
potensi dan aktualisasi kelompok perempuan di dalam ranah publik,
pertanyaan yang menjadi salah satu kunci pokok dalam penelitian ini, yaitu:
11
2. Untuk Mengetahui dan menggambarkan pola aktualisasi diri (relasi
Malang.
12
meminimalisir adanya ketimpangan sosial yang berujung pada
sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyarakat
13
dalam menanggulangi permasalahan masyarakat terkait
14
perempuan (feminis) di Kota Malang melalui pendekatan personal
lebih lanjut terkait dengan inklusivitas peran perempuan dalam media sosial
ekspresi diri pada individu atau kelompok perempuan di dalam media sosial
a) Self Disclosure
15
seseorang dalam menyampaikan informasi tentang dirinya yang
b) Remaja Perempuan
memiliki pengertian yang secara luas baik dari segi fisik, psikologi,
dan sosial. Secara psikologis remaja adalah masa atau usia seseorang
berada pada kisaran 12-23 tahun (rentan usia remaja dini), dengan
kedewasaan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini juga sama dari
remaja tidak merasa dirinya tidak seperti anak-anak lagi dan mulai
7
Karina S.M. & Suryanto. 2012. Pengaruh Keterbukaan Diri Terhadap Penerimaan Sosial pada Anggota
Komunitas Backpaker Indonesia Regional Surabaya dengan Kepercayaan Terhadap Dunia Maya Sebagai
Intervening Variabel. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga. Vol.1(02). hal. 2
8
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
Jakarta: Erlangga, hal. 24
16
berfantasi, subyektifitas yang besar, memiliki intuisi yang tajam dan
c) Aktualisasi Diri
sifat dan potensi psikologis dan sosiologis yang unik. Aktualisasi diri
d) Gender
jenis kelamin ke dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan, yang
mana pada tiap jenis kelamin tersebut memiliki suatu kekhasan dan
ciri-ciri fisik yang melekat pada setiap individu yang hal ini
digantikan satu sama yang lain (Faqih, 2008)12. Pada umumnya jenis
17
relasi-relasi tersebut bukanlah suatu hubungan korelasi yang bersifat
absolut, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh (Nurhaeni, 2009)
e) Media Sosial
secara virtual mode dan keterbukaan identitas diri dalam sistem yang
orang lain dengan suatu bentuk sistem (Henderi, 2007). Media sosial
menciptakan isi yang meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan
13Nurhaeni, Ismi Dwi Astuti. 2009. Kebijakan Publik Pro Gender. UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS
Press): Surakarta. Hal. 7
18
waktu, sehingga interaksi sosial yang biasa dilakukan secara tatap
muka dan memerluka waktu dan tempat yang nyata, hal ini dapat
(Lesmana, 2017)14.
f) Aplikasi TikTok
media sosial terbaru (platform new media) atau jejaring sosial yang
kepada user lain atau pengguna lain, selain itu juga sebagai media
ekspresi diri sebagai salah satu media hiburan dan aplikasi ini juga
14
Gusti Ngurah Aditya Lesmana. 2017. Thesis. Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan
Brand Attachment (Studi: PT. XL AXIATA), Progam Magister Managemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, hl. 10-11
15
Rahmawati, Siska. 2018. Institutional Repositories & Scientific Journals. Fenomena Penggunaan Aplikasi
TikTok di Kalangan Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung.
19
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
2001)16.
16
Hanurawan Fattah (ed). “Kontroversi Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian
Psikologi”. Penerbit Universitas Negeri Malang : Malang, 2001), hl.11
20
2. Studi dalam situasi alamiah (Naturalistic Inquity)
3. Analisis Induktif
sedang berlangsung.
4. Perspektif Holistic
21
karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam
pasti.
9. Sirkuler
22
dengan analisa dan interpretasi hasil penelitian
(Poerwandi, 2005)17.
memperhatikan konteksnya.
17
Poerwandani, Kristi. “Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia”. Jakarta: (Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), 2005), hl 34-48
23
Sehingga dengan penggunaan pendekatan penelitian secara
adalah berupa kata dan kalimat serta gambar pendukung. Hal ini
24
menggunakan unit analisis secara analisa mikro, yaitu berdasarkan
yang tidak dapat diukur atau dihitung dari perilaku atau suatu
25
natural yang diharapkan data yang dihasilkan bersifat
murni.
(TikTok) tersebut sebagai tujuan dari penelitian ini. Jika hal ini
masyarakat. Oleh karena itu, hal ini menjadi menarik karena dengan
26
strata, random (acak), atau daerah, akan tetapi didasarkan pada
akun tetap.
bulan.
27
6) Aktif di dalam menggunakan media sosial TikTok dengan
data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
28
melalui wawancara dan pengamatan merupakan hasil usaha
berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan
majalah ilmiah.
sekunder:
29
1.7.7 Metode Pengumpulan Data
18
Moeloeng, Lexy, J. “Metode Penelitian Kualitatif”. (Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002), 161
19 Ibid, h. 126-127
30
penelitian sebagai sumber data, bahwa dia
aktivitas peneliti.
akan diamati.
terbuka.
20 Ibid, h. 135
31
wawancara yang dibagi metodenya menurut (Moleong,
2010), yaitu :
sebelumnya.
yang diteliti.
32
terarah serta terkesan lebih fleksibel. Dengan demikian
responden penelitian.
3. Dokumentasi
penelitian sosial.
33
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah
hasil wawancara.
sepanjang waktu.
34
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
pemerintahan.
baik surat kabar, berita radio, media massa ataupun media sosial.
21
Ibid, h. 178
22
Bungin, Burhan. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 155-156
23
Frankel, J.P. & Wallen N. E. 2008. How To Design and Evaluated Research in Education. New York:
McGraw-Hill Companies, Inc, h. 472
35
sinyal komunikasinya, baik berupa pernyataan verbal maupun non-
24
Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, hal. 87
25
Berelson. B. 1952. Content Analysis In Communication Research. New York: Free Press, h. 22
26
Ibid, h. 89
27 Klaus Krispendoff. 1993. Analisis Isi Pengantar dan Teori Metodologi. Jakarta: Rajawali Press, hal. 15 dalam
Imam Subrayogo. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 71.
36
atau kumpulan kata yang dituliskan pengarang atau penulis
audience.
bentuk tulisan.
37
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang mana dengan adanya
method.
komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, film, media sosial dan
38
oleh media massa atau media sosial yang bersumber secara obyektif,
aplikasi TikTok.
28
Sujono dan H. Abdurrahman. 2005. Metode Penelitian (Suatu Pemikiran dan Penerapan). Jakarta: PT. Rineka
Cipta, hal. 16
29 Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal.
177
39
diwujudkan dalam bentuk laporan, menurut Moeloeng, terdapat
40
pikiran serta membandingkan suatu kejadian yang dialami
kondisi tertentu.
30
Ibid, h. 127-133
41
42