Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Dengan meenyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tentang perkembangan musik barat

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuaatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca

Ambon, 12 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1. Bagaimana perkembangan musik barat?......................................................................................4
2. Ada zaman apa saja yang dalam perkembangan music barat?.....................................................4
3. Bagaimana ciri setiap zaman dalam perkembangan music barat..................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
D. Manfaat..........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
A. Sejarah Perkembangan Musik Barat...........................................................................................5
1. Musik Zaman Yunani Kuno (mulai tahun 1100 SM)..............................................................5
2. Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM)........................................................................8
3. Musik Abad Pertengahan (500-1350 M)..................................................................................9
4. Musik Zaman Renaisans (1350-1600)....................................................................................10
5. Musik Zaman Barok (1600-1750)...........................................................................................11
6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)...........................................................................................18
7. Musik Zaman Romantik (1800-1890).....................................................................................25
8. Musik Zaman Peralihan (1890-awal abad XX).....................................................................27
9. Music Zaman Modern.............................................................................................................27
BAB III.....................................................................................................................................................30
A. KESIMPULAN............................................................................................................................30
B. SARAN.........................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu,
dan keharmonisan. Musik juga merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi
sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya yang menghasilkan karya seni bunyi.
Banyak jenis musik yang masuk di Indonesia. Musik Barat adalah salah satunya yang
dapat diterima baik dan berkembang.
Musik barat dibagi menjadi menjadi beberapa zaman, dimulai dari Musik Abad
Pertengahan, Renaissance, Barok, Klasik, Romantik, dan Modern. Nama Abad
Pertengahan pertamakali dipakai oleh beberapa ahli bahasa latin baru pada abad ke 15
yaitu pada zaman Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali dalam bahasa
Perancis.1 Masa Renaissance dimulai tahun 1350 dengan Ars Nova/kesenian baru yang
dimulai di Italia. Meskipun istilah Renaissance waktu itu belum dipakai, namun dirasa
tepatlah untuk situasi di Italia pada abad 14. Karena manusia „dilahirkan kembali‟ dari
kesenian antik purbakala.2 Zaman Barok dimulai sekitar tahun 1600 - 17503. Pada zaman
Barok musik instrumental berkembang sejajar dengan musik vokal. Musik instrumental
menjadi tantangan untuk menciptakan bentuk-bentuk musik baru khusus untuk musik
instrumental.4 Zaman Barok merupakan masa perkembangan alat musik. Untuk
meningkatkan ungkapan perasaan, maka diperbaiki dinamika. Alat gesek menjadi
instrumen utama, berkembang pula musik kamar dengan berbagai formasi. Musik untuk
satu pemain (solo) atau untuk ansambel dimana tiap part dimainkan oleh hanya satu
orang (solists) seperti duo, trio, kwartet, kwintet, sekstet, septet, oktet disebut musik
kamar. Musik kamar yang dipentaskan pada zaman klasik juga bervariasi dalam berbagai
formasi. Karena jumlah penonton musik kamar terbatas pada pecinta dan ahli musik,
maka musik kamar umumnya diolah lebih teliti daripada musik orkes dengan formasi
seperti biola dan piano, trio piano, dan kuartet gesek.5 Beralih ke zaman romantik
dimulai tahun 1800 - 1900, di mana musik zaman klasik dinilai kuno, ketinggalan zaman
tanpa perasaan, rasional. Sedangkan musik „romantik‟ diharap dapat mengungkapkan
sikap batin/perasaan/jiwa manusia.6 Begitu varaitfnya formasi musik dan komposisi yang
terus berkembang serta instrumen musik yang sering digunakan antara lain, seksi gesek,
seksi tiup kayu, seksi tiup logam, dan seksi perkusi. Sekian banyaknya instrumen
tersebut, biola menjadi instrumen yang sangat penting karena menjadi tulang punggung
dalam sebuah format kelompok musik besar seperti orkestra, dimana kelompok orkestra
masih bertahan sampai saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan musik barat?
2. Ada zaman apa saja yang dalam perkembangan music barat?
3. Bagaimana ciri setiap zaman dalam perkembangan music barat
C. Tujuan
Mengetahui bagaimana perkembangan music barat serta yang menyusunnya
D. Manfaat
Membantu pembaca mengetahui bagaimana perkembangan music barat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Musik Barat


Dapat dikatakan bahwa usia musik hampir sama dengan usia keberadaan manusia.
Namun tentunya musik pada awal keberadaan manusia, jauh berbeda tingkat
kemutakhirannya dengan musik masa kini. Meskipun begitu, sesederhana apa pun juga,
pada prinsipnya musik itu sama, yakni hal-hal yang berhubungan dengan melodi, ritme,
dan harmoni. Namun demikian, keberadaan musik purba yang tidak dapat dilacak
bekasnya juga tidak gampang dijadikan sebagai bahan penulisan sejarah. Hal itu karena
penulisan sejarah memerlukan bukti-bukti historis yang meyakinkan secara ilmiah.
Begitu pula dengan sejarah musik barat.
Oleh karena itu, para sejarawan seni musik cenderung memulai karyanya dengan
menyajikan fakta-fakta sejarah yang memiliki data-data yang cukup. Dalam hal ini,
menurut Dieter Mack dan Roderick J Mc Neil (2002 dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm.
83) sejarah musik barat dapat disajikan dengan periodisasi sebagai berikut.

 Musik Zaman Yunani Kuno (mulai tahun 1100 SM)


 Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM)
 Musik Abad Pertengahan (500-1350 M)
 Musik Zaman Renaisans (1350-1600)
 Musik Zaman Barok (1600-1750)
 Zaman Musik Klasik (1750-1800)
 Musik Zaman Romantik (1800-1890)
 Musik Zaman Peralihan (1890-awal abad XX)
 Musik Abad Modern (1900-sekarang)
Berikut adalah pemaparan dari masing-masing periode sejarah musik barat.
1. Musik Zaman Yunani Kuno (mulai tahun 1100 SM)
1.1 Pengertian
Meskipun dalam sejarah Yunani ditaklukkan oleh Kekaisaran Roma, kekuatan
kebudayaannya masih tetap eksis. Hal itu terbukti dari tetap digunakannya Bahasa
Yunani sebagai bahasa pengantar di wilayah Laut Tengah sampai abad ke-2. Para
filosof, teolog, sastrawan, arsitek, dan pemusik sering menoleh ke masa Yunani
kuno untuk mencari inspirasi bagi karya-karyanya.
Masa keemasan kebudayaan Yunani Kuno terjadi pada tahun 546 – 323 SM. Pada
waktu itu filsafat, kesusastraan, seni patung, arsitektur, drama, sains, dan musik
berkembang sangat pesat. Menurut mitos Yunani Kuno, musik dianggap sebagai
ciptaan dewa-dewi atau setengah dewa, seperti Appolo, Amphion, dan Orpheus.
Bangsa Yunani Kuno menganggap bahwa musik memiliki kekuasaan ajaib yang
dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa manusia serta membut mukjizat dalam
dunia alamiah. Oleh karena itu, musik tidak dapat dipisahkan dari upacara-
upacara keagamaan. Pada zaman Yunani Kuno, dikenal 9 Dewi Musik yang akan
dipaparkan pada tabel di bawah ini.

No. Nama Keterangan


1. Kalliope Dewi seni sastra syair
2. Klio Dewi Sejarah
3. Erato Dewi sastra erotis
4. Euterpe Dewi sastra liris
5. Thalia Dewi ria jenaka
6. Melpomene Dewi drama sedih
7. Terpsichore Dewi tari
8. Polyhymnia Dewi seni musik (olah nada)
9. Urania Dewi ilmu bintang
1.2 Alat Musik Yunani Kuno
Alat musik lyra (alat musik petik sejenis harpa kecil) dan kithara (alat musik petik
berdawai lima sampai tujuh) terkait erat dengan keberadaan aliran agama Apollo.
Sedangkan aulos (sejenis alat musik tiup terbuat dari kayu yang terdiri dari dua
batang yang memiliki lubang jari) berkaitan dengan aliran Dionysus.

Lyra dan kithara biasa digunakan untuk mengiringi puisi epik (sejenis Illiad,
ciptaan Homer dari abad ke-8 SM) dan juga sebagai alat musik solo. Aulos biasa
dipakai untuk mengiringi sajian dithyramb (suatau jenis puisi yang khusus
diperdengarkan dalam ibadah Dionysus). Aulos juga dipakai untuk mengiringi
sekelompok paduan suara dan musik bagian-bagian lain yang dibutuhkan dalam
drama-drama agung ciptaan Sophocles dan Euripides.
Bukti-bukti keberadaan alat musik lyra dan aulos dalam kebudayaan Yunani
Kuno dapat dilihat dari ditemukannya gambar-gambar alat musik itu dalam
periuk-periuk keramik kuno yang masih bertahan hingga masa kini.
Perlombaan permainan aulos dan kithara dalam pekan musik instrumental dan
vokal menjadi semakin populer setelah abad ke-5 SM. Hal ini menyebabkan
lahirnya virtuoso-virtuoso, yakni orang yang sangat mahir memainkan alat musik
dan membawakan lagu. Penggarapan musik dan lagu pun otomatis semakin
kompleks dan rumit. Dalam kaitannya dengan pendidikan musik, kompleksitas
dan kerumitan yang menjadi kecenderungan para virtuoso ini kemudian dikritik
oleh filosof kenamaan, yaitu Aristoles (sekitar abad ke-4 SM).
Setelah kejayaan masa Yunani Kuno, mulailah muncul reaksi terhadap
kompleksitas teknik dalam musik, baik secara teoretis maupun secara praktis.
Reaksi penyederhanaan atas kompleksitas musik Yunani Kuno dilakukan sejak
awal zaman Kristen.
1.3 Notasi Musik Zaman Yunani Kuno
Contoh-contoh notasi musik zaman Yunani Kuno memang tidak banyak. Namun
ada yang masih hingga masa kini, yaitu:

 dua lagu pujian kepada Apollo (sekitar tahun 150 SM),


 sebuah lagu untuk acara minum (sekitar tahun 150 SM), dan
 tiga lagu dari Mesomede, Kreta, (sekitar abad ke-2 M) (Tim Kemdikbud,
2018, hlm. 90)
1.4 Teori Musik Zaman Yunani Kuno
Dari lagu-lagu yang ditemukan pada zaman Yunani Kuno, dapat diketahui bahwa
musik Yunani Kuno umumnya memiliki sifat:
Monofonis (satu suara) dengan heterofoni pada waktu alat-alat musik mengikuti
suara.
Sudah dipraktikkannya improvisasi, namun diatur melalui konvensi-konvensi
bentuk dan gaya dengan pola melodi yang mendasar.
Musik dan teks berhubungan sangat erat serta melodi dan irama, teks dalam hal
ini puisi, sangat menentukan cara penyusunannya dalam musik.
Bangsa Yunani adalah bangsa pelopor ilmu pengetahuan di dunia. Oleh karena
itu, dalam hal teori musik, zaman Yunani Kuno menghasilkan karya-karya yang
cukup banyak dan monumental. Bahkan, teori musik yang lahir pada zaman itu
masih berpengaruh dan menjadi acuan hingga masa kini.

Ukuran interval-interval musik, termasuk pembagian oktaf ke dalam delapan nada


yang dibuat oleh Pythagoras pada abad ke-6 SM masih digunakan hingga kini.
Rumusan ide Harmoni dari Alam Semesta (Music of the Spheres)-nya juga
menjadi ide yang sangat populer di kalangan ahli teori musik dari Abad
Pertengahan.
1.5 Ide-ide teori musik Yunani Kuno yang lahir dari para filosof

 Harmonics (risalah teori musik tertua) yang menguraikan tetrakord


(kumpulan empat nada berjarak satu kuart) karya Aristoxemus (tahun 330
SM) teori ini kemudian disederhanakan oleh Ptolomeus, ahli atematika
abad ke-2 M.
 Ethos, teori tentang efek musik terhadap moral, karya Plato (tahun 427-
347 SM) dan Aristoteles (tahun 384-322 SM). Dalam teori ini mereka
menyatakan bahwa musik dapat berpengaruh terhadap emosi
pendengarnya. Musik yang baik akan berpengaruh baik terhadap moral
pendengarnya, musik yang buruk juga akan berpengaruh buruk kepada
pendengarnya.
 Tokoh-tokoh seni musik yang dikenal pada zaman Yunani Kuno adalah
Plato (427 – 247 SM), Aristoteles (384 – 322 SM), Aristexemos (350 –
300 SM).
2. Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM)
2.1 Pengertian
Kekuasan kekaisaran Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu
membantu perkembangan kesenian. Alat-alat musik yang diciptakan dan
dikembangkan oleh pemusik Roma pun semakin banyak dan bervariasi.
2.2 Alat-alat musik yang lahir pada masa Romawi

Beberapa jenis musik tiup dari logam seperti trompet dan horn.
Sejenis organ hidrolis dengan papan tuts yang memanfaatkan tekanan air sebagai
peniupnya.
Alat-alat musik ini dipakai dalam teater-teater terbuka untuk mengiringi
pertarungan para gladiator. Popularitas musik pada zaman Romawi Kuno ini
semakin meningkat karena Kaisar Nero pun dikenal sebagai pemusik andal.
3. Musik Abad Pertengahan (500-1350 M)
3.1 Pengertian
Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Pada awalnya
musik abad pertengahan masih bersifat monofonik. Monofonik berasal dari kata
Yunani monos, berarti tunggal, dan phooneoo berarti berbunyi. Monofonik berarti
jenis musik yang hanya terdiri dari satu suara saja tanpa iringan apa pun.

Seni musik abad pertengahan juga didominasi oleh musik gereja yang bersumber
pada seni musik Yahudi dalam hal ini adalah madah (nyanyian yang bersumber
dari ayat-ayat suci). Seni musik pada masa ini didominasi oleh musik gereja. Pada
masa ini seni musik monofonik mencapai puncak kesempurnaan artistik, terutama
pada masa Paus Gregorius Agung (540-604). Oleh sebab itu, musik pada Abad
Pertengahan juga disebut musik Gregorian.
Pada abad pertengahan, teori musik juga berkembang. Guido de Arezzo,
teoritikus musik asal Itali pada tahun 1050 menciptakan metode menghafal nada.
Ia berpangkal pada tangga nada hexachord, yaitu deretan 6 nada dengan interval
½ di tengah. Guido de Arezo memberi nama nada-nada yang sekarang dikenal
sebagai solmisasi berdasarkan Himne Yohanes. Ia mengambil suku awal lirik lagu
tersebut untuk memberi nama nada.

Pada abad pertengahan juga mulai dibedakan antara birama dan irama. Birama
adalah sistem tekanan yang tetap, sedangkan irama adalah sistem gerak melodis
yang penuh kehidupan, dinamika, dan variasi. Bentuk-bentuk nyanyian pada masa
ini, terutama nyanyian-nyanyian untuk gereja umumnya bersifat resitatif.
3.2 Jenis dan Bentuk Lagu
Jenis-jenis dan bentuk lagu pada masa abad pertengahan di antaranya adalah
sebagai berikut.

 Litani, Lagu cerita kepahlawanan dalam ayat-ayat irakir;


 Sekwensi;
 Kanzone, Himne tipe ab ab cd (ab pertanyaan, cd jawaban);
 Rondo, Nyanyian berbait dengan refren.
Diketahui ada 450 troubadour pada masa itu yang menghasilkan 2.500 syair dan
irakira 300 lagu.
4. Musik Zaman Renaisans (1350-1600)
4.1 Pengertian
Kata renaisans berasal dari Bahasa Prancis renaissance yang berarti “lahir baru”
menemukan kembali jati diri manusia (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 94). Artinya,
manusia dengan akal budi dan dan aspirasi, cipta, karya, karsanya berhak untuk
menentukan hal-hal yang berkaitan dengan individunya. Inilah awal aliran
humanisme.

Tahap awal perkembangan gerakan renaisans dalam kesenian dan kesusastraan


terasa di Italia, kemudian menyebar ke Eropa Utara. Di Italia muncul tokoh-tokoh
seni dan sastra, antara lain Botticelli, Leonardo da Vinci, Raphael, Michelangelo,
Cellini, Ariosto, dan Machiavelli.
4.2 Peristiwa-peristiwa bersejarah selama masa renaisans
 Penemuan percetakan sekitar tahun 1450 oleh Johann Gutenberg yang
mengakibatkan suatu revolusi dalam penyebaran informasi dan ide-ide di
seluruh Eropa.
 Runtuhnya kota Contantinople atau Buzantium karena serangan Turki
pada tahun 1453. Banyak sarjana yang melarikan diri ke Italia kemudian
mengembangkan bahasa Yunani Kuno, kesenian, dan filsafat Yunani
Kuno.
 Reformasi Protestan yang dipelopori Martin Luther King pada tahun 1517
yang mulai memasukkan musik polifonik untuk ibadah di gereja.
Musik banyak dikembangkan selama masa renaisans. Oleh karena itu, lebih
banyak musik diciptakan dan diperdengarkan daripada masa-masa sebelumnya.
Dua faktor terpenting dalam perkembangan ini adalah pencetakan musik polifonik
yang mulai ada pada tahun 1501 dan dukungan bangsawan yang berpendidikan
dan membutuhkan hiburan berkualitas tinggi.

Selain itu, risalah-risalah tentang bagaimana memainkan berbagai jenis alat musik
mulai diterbitkan sehingga jumlah pemusik amatir meningkat dengan pesat.
Sebagai buah perkembangan ini, instrumen musik yang dulunya hanya digunakan
sebagai pengiring lagu, mulai dibuat komposisinya.

4.3 variasi bentuk lagu-lagu instrumental pada masa renaisans

 Musik vokal yang dimainkan dengan alat musik.


 Ansambel berdasarkan melodi-melodi yang sudah ada.
 Bentuk variasi dengan penambahan nada-nada hias untuk mengiringi
tarian.
 Bentuk ricercar, fantasia, dan chanzona yaitu komposisi berdasarkan tema
dan variasi, bukan berdasarkan irama tarian. Ketiga bentuk ini biasanya
berupa ansambel.
 Toccata dan Prelude, karya bentuk bebas yang memakai banyak figurasi.
 Musik tarian, yaitu musik untuk iringan tari.
5. Musik Zaman Barok (1600-1750)
5.1 Pengertian
Dalam bukunya Kamien (1997:92) menjelaskan bahwa Periode Musik barok
berkembang pada Tahun 1600 hingga 1750.
Aliran Barok adalah aliran yang menggantikan aliran Renassaince. Tentang
permulaan dan akhir dari aliran barok, para ahli mempunyai pendapat yang sering
berbeda, tetapi pada umumnya aliran barok dimulai sekitar 1600 dan berakhir
sekitar 1750 (meninggalnya Bach). (Rianti, 1 juni 2008)
Istilah “Barok” (Baroque) sebenarnya digunakan untuk menunjukkan kritik pada
sesuatu yang sangat aneh, tidak bermoral, dan tidak normal. Akhirnya istilah
Baroque memperoleh anggapan sebagai konotasi positif untuk sesuatu yang
sangat impresif, dramatis, dan bersemangat dalam seni selama periode tahun 1600
sampai sekitar 1750. Semangat baru membutuhkan istilah musik yang
berkembang luas, dan perubahan ke teknik-teknik baru terjadi, terutama dalam
musik vokal. Dua perbedaan gaya dalam bermusik tercipta. Satu, prima prattica
(atau gaya antico), adalah gaya umum pada abad ke-16, titik puncak selama dua
abad peng-agung-an model Flemish. Yang kedua disebut seconda prattica, atau
stile moderno, diartikan sebagai gaya teatrikal baru buatan Italia.
Barok adalah sebuah istilah untuk menyebutkan gaya bangunan atau arsitektur
pada abad ke-17 hingga 18. Istilah Barok itu sendiri baru muncul pada abad ke-18
dalam sebuah buku karangan Denis Diderot yang berjudul Encyclopédie. Istilah
ini kemudian dipakai untuk menyebut periode kesenian Eropa abad ke-17 hingga
18, termasuk seni musiknya. Seni musik yang berkembang pada Jaman Barok
merupakan suatu reaksi atas musik polifon pada Jaman Renaisans dan musik
Barok sedikit banyak dikuasai dengan basso continuo. Musik Barok juga
memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda dengan jamanjaman yang lain.
Mulai dari cara bermain hingga bentuk dan akustik organologi dari instrumennya.
Perkembangan Musik di jaman Barok juga lebih pesat dari jaman-jaman sebelum
jaman tersebut, terbukti dengan lahirnya bentuk-bentuk musik baru seperti opera,
oratorio, kantata, konserto, dan suita. Tidak hanya itu, dalam Jaman Barok jua
semakin berkembang musik-musik vokal dan musik instrumental.
Pemahaman masyarakat terhadap musik Barok kebanyakan sangatlah kurang.
Masyarakat hanya menyebut musik barat dari abad ke-4 hingga ke-19 sebagai
musik Klasik. Padahal dalam musik barat dibagi menjadi beberapa jaman, mulai
dari musik Jaman Pertengahan (375-1400), musik Jaman Renaisans (1400-1600),
musik Jaman Barok (1600- 1750), musik Jaman Klasik (1750-1820), musik
Jaman Romantik (1800-1890), dan musik Jaman Modern (1900-sekarang).
Perkembangan setiap jaman juga membuat fungsi dari musik ikut berkembang
yang hanya sebatas musik gereja, bisa berkembang menjadi musik profan, dan
lain sebagainya. Fungsi musik sebagai sarana hiburan maupun pendidikan, tidak
terlepas dari peran seorang komposer maupun arranger dalam menyampaikan ide
musikalnya (Karyawanto, 2018: 9). Jadi, fungsi musik pada setiap jaman juga
dipengaruhi oleh komponis dan tujuan komponis dalam menciptakan karya
tersebut. Kurangnya pemahaman masyarakat akan perbedaan musik dari berbagai
jaman itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengenalkan interpretasi
musik dari sebuah jaman yaitu musik Jaman Barok.
Karya musik pada periode Barok ini telah benar-benar menjadi karya seni yang
bernilai. Periode ini menggambarkan suatu karya seni yang rumit, penuh detail,
dan merupakan ekspresi berbagai emosi, seperti kemarahan, gairah cinta,
ketakutan, kekecewaan, dan kebahagiaan. Sayangnya kreativitas para
komponisnya, seperti Claudio Monteverdi, Bach, dan Haendel, dibelenggu oleh
aturan gereja yang ketat.
Pada periode ini dikenal sistem patronisasi dimana kekuasaan tertinggi terletak di
tangan gereja. Setiap komponis besar pada saat itu memiliki tugas untuk
menciptakan karya-karya musik liturgi sekaligus pemain organ di gereja dan
aturan ini tidak boleh dilanggar.
Awal masa Barok di sekitar tahun 1600 cukup jelas sebagai awal gaya musik baru
dan orang pada waktu itu merasa bahwa mulailah masa baru, dengan perasaan dan
fikiran baru. Sebaliknya akhir masa Barok tidak begitujelas. Sekitar tahun
1750(akhir hidup J.S. Bach) terjadi suatu perubahan tidak hanya dalam musik
tetapi juga dalam arsitektur, senirupa, seni lukis, dan sastra. Disuatu pihak suatu
keinginan kearah lebih sederhana dan lebih wajar (aufklärung/ pecerahan) dan
dipihak lain keinginan kearah luwes (rokoko) . Secara lazim, dibedakan tiga tahap
dalam zaman Barok yakni:
· Barok awal :kira-kira 1580-1630
· Barok tengah:kira-kira 1630-1680
· Barok akhir :kira-kira 1680-1750
Musik Barok yang menekankan ornamentasi rumit pun sejalan dengan desain
interior dan arsitektur yang berorientasi pada detail dan ornamen di seluruh
elemen ruang dan bangunan termasuk penerapan lukisan pada plafon berbentuk
kubah. Arsitektur dan musik dikategorikan bersifat dramatik, ekspresif, dan
teatrikal
Periode akhir dari zaman Barok dikenal dengan periode Rokoko. Pada periode ini
musik menjadi komoditas yang dimanfaatkan untuk menaikkan gengsi kaum
bangsawan. Musik tidak lagi menjadi kebanggaan komponis, tetapi menjadi
barang pesanan kaum bangsawan dalam upaya peningkatan martabat keluarga.
Maka, tidak jarang keluarga-keluarga bangsawan mengundang komponis dan
kelompok musiknya untuk memainkan karya-karya yang mereka pesan pada
acara-acara tertentu. Kesuburan penciptaan musik memang meningkat. Akan
tetapi, terjadi penurunan kualitas penciptaan akibat pesanan-pesanan yang
berlangsung.
5.2 Komposer Pada Zaman Barok dan Rokoko
Aliran Barok dan Rokoko mempunyai sifat yang hampir sama, yaitu adanya
pemakaian ornamentik (hiasan musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok
memakai ornamentik yang diserahkan pada improvisasi spontanoleh pemain,
sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan ornamentik dicatat. Komponis-
komponis yang terkenal pada zaman Barok dan Rokoko, sebagai berikut.
A. Johan Sebastian Bach
Musik pada zaman Barok memiliki perkembangan yang luar biasa. Musisi pada
zaman itu memiliki cara berpikir yang inovatif, sehingga musik pada zaman itu
sangatlah inovatif. Walaupun musik pada zaman itu inovatif, tetapi musiknya sulit
untuk dimainkan. Bahkan karena kesulitannya, membuat musik pada zaman itu
tidak terlalu diapresiasi.
Kurang terkenalnya Bach sebagai komponis besar berhubungan juga dengan latar
belakang musik pada zaman Barok. Jika dilihat dalam bab II, penulis menuliskan
bahwa salah satu alasan Bach tidak terkenal pada zaman itu adalah karena
karyanya yang rumit. Tidak hanya itu, Bach juga tidak banyak menerbitkan
karyanya. Pada waktu peralihan zaman Barok ke zaman Klasik, gaya musik stile
galant-lah yang disenangi masyarakat, tetapi Bach tetap konsisten dengan musik
kontrapungnya sehingga musik Bach pada waktu itu dianggap kuno.
Justru Bach terkenal sebagai komponis besar setelah ia wafat. Bach mulai terkenal
semenjak karyanya ditampilkan kembali oleh Mendelssohn pada abad 19.
Walaupun karyakaryanya dianggap kuno, tetapi justru karya-karyanya sangat
kaya karena memiliki paduan 3 gaya nasional. Tidak hanya berkarya di bidang
musik sekular, tetapi juga musik sakral. Karyanya tidak sedikit, Bach
menciptakan lebih dari 800 karya musik di sepanjang hidupnya. Dari semua hal
tersebutlah Bach menjadi inspirasi bagi musisi zaman sekarang ini.
Di sepanjang sejarah kehidupannya, Bach adalah seorang yang idealis. Demi
perkembangan musik gereja, ia tak pernah berhenti membuat karya-karya musik
bagi gereja sekalipun ia tak dihargai pada masa hidupnya. Bach memiliki
komitmen dalam berkarya bagi musik gereja, apapun yang terjadi, pertengkaran,
orang tidak menghargainya, ia dianggap kuno, ia tetap teguh berkarya hingga
akhir hayatnya.
Hasil karyanya yang sangat indah dan terkenal, antara lain
a. St. Mathew Passion,
b. Misa dalam b minor,
c. 13 buah konser piano dengan orkes,
d. 6 buah Konserto Brandenburg.
Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan
musik Koral (musik untuk khotbah gereja) dan menciptakan lagu-lagu
instrumenal.
B. George Fredrick Haendel
Semasa kecilnya, dia sudah memperlihatkan bakat keahlian dalam bermain musik.
Pada tahun 1703, dia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggota orkes opera.
Tahun 1712, dia kembali mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal,
antara lain :
a. Messiah merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal,
b. Water Music (Musik Air),
c. Fire Work Music (Musik Petasan).
Water Music dan Fire Work Music merupakan orkestranya yang paling terkenal.
C. Komposer lainnya
- Arcangelo Corelli
- Antonio Vivaldi
- Henry Purcell

5.3 Ciri - Ciri Musik Zaman Barok :


1. Mengandung banyak bunyi atau polifoni
2. Manggunakan metode basso kontinuo
3. Ienteng madrigal dengan harpsichord dan pengembagan vokal solo
4. Lagu berbentuk strofik bagi tiap bait pada syair berlaku satu musik yang
sama.
5. Banyak memakai nada - nada hias atau ornamen serta Gaya lagu bersifat
monodi dan resitatif.
6. Menggunakan sistem tonal didasarkan pada tangga nada mayor dan minor,
pada tahun 1600 - 1650.
7. Belum memakai bulat kwint, lagu pendek, harmoni kromatik dan
berbentuk satu nada dasar.
8. "Tema dan Variasi" menjadi sangat terkenal atau bentuk yang tidak
memerlukan modulasi.
9. Pengembangan musik hingga dengan tingkat virtuoso.
10. Kontras dinamika yang masuk pada partitur lagu juga mengutamakan fitur
kontras atau orkestrasi.

5.4 Bentuk Musik Barok:


 Concerto Grosso
Sebuah Orkes Musik dalam Musik Barok biasa disebut dengan istilah Musik
Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi
dua bagian pemusik: group besar dan group kecil. Paduan musik semacam ini
biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah sebuah group
kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog musik dengan
group besar pemusik yang disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes
kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog antara dua melodi
tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak pemusik, tehnik
permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.
 Fuga
Fuga adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi
utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan
diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain
ini disebut dengan Suara (Voices).
 Opera
Walaupun dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya
pada zaman barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan
dengan iringan orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara
dramawan dan komponis, dramawan opera disebut dengan istilah Librettist.
Seorang Librettist akan membuat teks drama sesuai dengan musik yang digubah
oleh komponis.
 Trio Sonata
Sonata adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian,
masing masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu
sampai delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga
melodi: dua melodi tinggi (treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa
berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello
zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat
alat musik.
 Suita
Sebuah komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama
tertentu, lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal
dari negara-negara yang berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah
untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh
sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa):
- Overture (lagu pembukaan)
- Gavotte
- Minuet
- Bourree
- Gigue
 Cantata
Cantata merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal),
dan biasanya sebuah kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata
biasanya dinyanyikan dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata
dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-
himne jemaat. Sebuah cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis
vokal , organ pipa dan orkes kamar.

5.5 Alat Musik yang Digunakan Pada Zaman Barok


Dalam zaman Barok alat musik terus diperkembangkan. Sebenarnya proses ini
sudah dimulai pada jaman Renaissance. Alat musik yang dipakai pada jaman
barok :
a. Dalam musik istana dan gereja (musik seni) ; biola, biola alto, cello,
Flute, gitar, teorbe, harpa, cembalo/harpsichord, organ, flute, horn, terompet,
pauten.
b. Dalam musik rakyat : biola sederhana (oktavgeige), drehleier (alat gesek
dengan dawai bordun), gitar, hackbrett(dulcimer semacam sitar), maul
trommel(rinding), pikolo, rekorder(blockflöte), schalmei(semacam
klarinet),krummhorn(alat tiup kayu), genderang,kastagnet, xylophone, lonceng
kecil, dll.
6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)
6.1 Pengertian
Masa 1760-1820 ditandai dengan banyak perlstiwa poiltik yang merigubah Eropa
dan Benua Amerika. Di antaranya, permulaan Revolusi Prancis tanggal 14 Juli
1789 (1789-1794), sering kali dianggap sebagai permulaan sejarah dunia modern.
Melaluinya, kuasa feodal di Prancis met.jadi liancur dan ikatan-ikatan terakhir
dan nilai-nilai Abad Pertengahan terputus. Walaupun revolusi ini dimulai dengan
suatu idealisme dan optimisme yang dipengaruhi oleh ide-ide Pencerahan, tabun-
tabun selanjutnya tokoh-tokoh revo~ lusi seperti Danton dan Robespierre menjadi
terobsesidengan kekuasaan sehingga keadaan Prancis terarah pada totaliterisme.
Raja Lows XVI dan istrinya dihukum mati bersama ribuan orang. Akhimya,
ketegangan revolusi dipadamkan oleh seorang jenderal bemama Napoleon
Bonaparte yang menguasai pemerintahan di Prancis tabun 1795 .. Napoleon
kemudian menguasai sebagian besar Eropa Barat melalui kamp~ye miIiter yang
beriangsung sampai tabun 1815. Tahun 1804, ia menobatkan diri sebagai Kaisar
Prancis.
Seperti halnya pada awal jaman barok yg merupakan suatu reaksi terhadap jaman.
renaissance begitu pula dari barok ke klasik.hal ini nampak dalam timbulnya 2
gaya baru yaitu :
- Gaya Galan yang mulai di prancis sejak 1730 merupakan suatu teknik
komposisi yang sengaja ingin menjauhkan diri dari tehnik poliponi (bach, handle)
dan bersifat lebih bebas lebih mudah untuk dimengerti , bentuk yang jelas,
misalnya tari dengan melodi yang enak dengn ornamentik yang lebih halus,
dengan iringan tanpa keterikatan akan jumlah suara dan lain sebagainya musik ini
ditujukan terutama kepada pencinta musik ingin menghibur secara bermutu, buak.
bertujuan untuk menciptakan komposisi berat dengan mengikuti dengan
mengikuti aturan-aturan ilmu kontrapom ( polyphoni )
- Gaya Sensitif yang berasal dari inggris young,night, thoughts 1742 pada
dasaranya ingin menentang gaya barok yang terlalu patetis dan kaku terlalu
emosional maka keinginan utk mengungkapkan perasaan pribadi aecara kongkrit
diwujudkan dalam dinamikam (cres-decres) yang dikembangkan dalam sekolah
mannhein dengan stamits sebagai tokohnya. pula di paris dengan gossec,
schubert, beck, serta c.ph.e. bach sedangkan sekolah wina dengan tokohnya
monn, wehgenseil serta joseph hayden berhasil mengungkapkan rasa suka dan
duka dalam sebuah karya musik yang sama.
6.2 Komposer pada Zaman Klasik
Musik Klasik sangat identik terutama dengan musik instrumental. Maka
berkembanglah alat musik baru: terutama piano. Instrumen kini digandakan
menjadi kelompok viol satu, viol dua, alat tiup kayu, alat tiup logam dan
sebagainya. Dengan demikian orkes sinfoni mampu untuk mengungkapkan
perbedaan dalam warna bunyi yang bermacam-macam.
Hanya tiga komponis yang lazim disebut sebagai komponis klasik : Joseph Haydn
(1732-1809), Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791), Ludwig van Beethoven
(1770-1827). Ketiga-tiganya mengarang di Vienna. Karena banyak sekali
komposer yang berkarya di Vienna dan membentuk Viennese School, maka
musik Klasik sering disebut sebagai era musik klasik Viennese atau wiener
klassik dalam bahasa Jerman. Bahkan Hadyn dan juga Mozart (walau hanya
selama dua tahun ) mengarang cukup banyak misa. Tentu juga dalam gaya musik
sinfoni. Terpengaruh oleh “fajar budi”, maka tujuan ibadat tidak dilihat sebagai
“syukur kepada Allah yang transeden”, tetapi sebagai sarana untuk
membangkitkan rasa khidmat dan saleh dengan menunjuk jalan untuk hidup
sebagai manusia yang baik.
Hal ini mendapat dukungan oleh Paus Benediktus XIV dalam ensiklika “Annus
Qui” tahun 1749 dimana gaya teatral musik Barok ditentang di dalam gereja,
namun misa dengan orkes simfoni dibenarkan, asal tidak bertujuan untuk
menyenangkan telinga saja, tetapi untuk menciptakan sikap batin yang saleh.
Memang diharapkan suatu musik “gaya gerejani” sesuai dengan nilai ibadat di
hadapan Alah yang maha tinggi. Dan justru dengan musik klasik, Paus
Benediktus mengharapkan akan tercapai tujuan ini. Namun “fajar budi”
menghapus batas antara musik sakral dan profan dan musik gereja mengikuti
kecenderungan yang baru ini. Maka liturgi makin menjadi kesempatan untuk
dipentaskan musik yang bagus.
1) Frans Joseph Haydn (1732-1809)
Joseph Haydn sebenarnya menciptakan struktur formal klasik kuartet dan simfoni
string, yang kemudian dikembangkan oleh Wolfgang Amadeus Mozart dan
Ludwig van Beethoven. Dia berpartisipasi dalam pengembangan bentuk-bentuk
lain dari musik instrumental abad ke-18, selain menggubah secara produktif di
bidang musik suci, opera, dan lagu. Selama eksperimen seumur hidup ia
mengembangkan dalam kuartet dan simfoni sebuah ungkapan klasik tonal yang
sepenuhnya matang, dicirikan secara eksternal oleh struktur empat gerakan
(allegro, gerakan lambat, minuet dan trio, dan finale) dari sebagian besar karya-
karya ini dan secara internal dengan penekanan pada pengembangan tematik dan
motivic dalam kerangka kerja tonal yang seimbang. Haydn mengembangkan
bahasa nada yang menunjukkan pertumbuhan bertahap menuju kompleksitas
kontrapuntal dan ekspresi yang luas dibandingkan dengan kesederhanaan teknis
dan hal-hal sepele yang ekspresif dari musik instrumen gaya abad pertengahan ke-
18 yang gagah gaya.
Dalam sejarah musik, Joseph Haydn termashur sebagai "Bapak Simfony" yang
mewujudkan bentuk orkes dan kuartet seperti yang dikenal sekarang. Di Wina,
dia diakui sebagai komponis Austria yang handal.
Karya-karya ciptaannya, antara lain :
a) Sonata Piano.
b) 87 buah kuartet.
c) 24 buah opera.
d) 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The Surprisse Sympony.

2) Wolfgang Amandeus Mozart (1756-1791)


Hasil-hasil karyanya, antara lain :
a) Requiem Mars,
b) 40 buah Simfony,
c) Opera Don Geovani,
d) Kuintet Biola Alto,
e) Konserto Piano.
3) Ludwig von Beethoven (1770-1827)
Akhir periode klasik ditutup dengan karya-karya Ludwig von Beethoven yang
menulis 9 simfoni serta jumlah sonata dan opera yang memiliki nilai sangat
tinggi.
Pada usia 30 tahun, pendengarannya mulai berkurang dan usia 50 tahun
pendengarannya tuli sama sekali. Pada waktu ciptaannya Ninth Symphonies lahir,
dia tidak mampu lagi mendengarkan hasil karyanya itu. Hasil ciptaannya, antara
lain :
a) 5 buah sonata cello dan piano,
b) 9 buah symfoni,
c) 32 sonata piano.

Selain ketiga komposer di atas, sebenarnya banyak sekali komposer-komposer


terhebat yang pernah ada di dunia musik, hidup di era klasik. Selain yang sudah
disebutkan di atas, masih ada juga Luigi Boccherini, Muzio Clementi, Carl
Phillipp Emanuel Bach, Johann Ladislaus Dussek, dan Cristoph Willibald Gluck.
Pada masa transisi antara musik Klasik dan Romantik juga melahirkan banyak
sekali komposer kelas dunia. Nama-nama seperti Franz Schubert, Johann
Nepomuk Hummel, Carl Maria von Webber, dan Luigi Cherubini. Bahkan
Ludwig van Beethoven juga berkarir di era ini.

6.3 Ciri-ciri Musik Zaman Klasik


Ciri musik pada zaman klasik sebagai berikut.
1. Menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras atau
(cressendo) dan dari keras menjadi lembut (decressendo).
2. Perubahan-perubahan tempo dengan percepatan atau (accelerando) dan
perlambatan (ritardando).
3. iasan/ornamentik diperhemat pemakaiannya/pemakaian ornamentik
dibatasi.
4. Pemakaian akord tiga nada.
5. Memakai perunahan tempo yang diperlambat, dinamakan dengan
ritardado dan dipercepat yang dinamakan dengan accelerand.
Fungsi musik pada masa ini, selain sebagai hiburan juga berfungsi sebagai
pendidikan dan semakin berkembang.

6.4 Karakteristik Musik Klasik


Musik era klasik dimulai dari tahun 1750 hingga tahun 1820. Era musik klasik
terletak di antara era Barok (PRAISE 11) dan era Romantik (PRAISE 13). Barok
berhasil menggerakkan perasaan manusia. Dengan mengalami pesta yang mewah
di dalam dan luar gereja, manusia terpesona oleh kebesaran Tuhan. Secara tidak
langsung, keadaan tersebut justru membuka suatu jurang antara ibadat dan realita
hidup. Liturgi menjadi tontonan saja yang memang menyenangkan, namun juga
tidak membantu untuk mengatasi kesulitan hidup bersama. Inilah sebabnya pada
pertengahan abad ke-18 timbul gerakan “fajar budi” (Aufklarung) sebagai reaksi
terhadap Barok. Kini tekanan berat diletakkan pada “otak”. Maka Lessing (1778),
Winclelmann(1764), Kant (1781), Fichte Schelling, Hegel menuntut agar supaya
seni dan tradisi kembali kepada hakekatnya: Perwujudannya harus sederhana
namun berbobot, jelas dan sedemikian hingga masuk akal (logis). Maka kini
berkembanglah suatu musik yang kemudian disebut “klasik”, artinya dianggap
sebagai musik tertinggi dalam perkembangan musik Barat. Hal ini disebabkan,
karena musik ini mengungkapkan isinya secara indah namun wajar, seimbang,
tanpa kelebihan apapun. Rasa kaku dari musik Barok (dinamika, keras, tempo
yang tetap, satu tema untuk satu lagu) kini diatasi dengan dinamika dan tempo
yang fleksibel dengan dua tema yang kontras. Suara pokok yang terutama
memakai tangga nada Mayor (Minor dipandang sebagai mayor yang “menangis”)
kini diiringi secara seni dan hidup Akord-nya mudah dimengerti, namun
disamping akord selaras terdapat pula eksperimen dengan akor janggal.
Selain itu ciri khas musik klasik terletak dalam unsur “progresif” : Musiknya tidak
lagi bersifat “abadi” dengan mengulang-ngulang satu tema (seperti juga musik
gamelan !). Dalam musik Klasik satu motif (kelompok nada) diulang sambil
dirubah, diperkembangkan, dikontraskan dengan motif lain, hingga terjadilah
sesuatu dalam musik, ia merasa terlibat. Hidupnya diungkapkan dengan akor
disonan yang memancing akor konsonan, dalam pembawaan yang keras dan
lembut, dalam variasi bunyi yang bermacam-macam. Karakteristik musik dari era
klasik adalah homophonic yang melodinya di atas iringan akord. Musik di era ini
juga terkenal sangat indah dan elegan dengan ekspresi dan struktur musik yang
dikerjakan dengan sangat sempurna.
Bila dibandingkan dengan musik era Barok, musik era klasik lebih ringan,
lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunyai tekstur yang jauh lebih
jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasanya lebih pendek dari era Barok.
Ukuran dari orchestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Lalu instrument harpsichord yang sudah tidak digunakan lagi dan digantikan oleh
Piano. Pada era klasik ini, piano dimainkan dengan ditemani oleh Alberti bass dan
semakin kaya dengan suara dan semakin kuat. Bentuk sonata juga sangat
berkembang dan menjadi elemen utama dalam era musik klasik.

6.5 Jenis Musik Klasik


Musik klasik mempunyai beberapa jenis yang berbeda. Pembagian jenis musik
tersebut menurut periode jenis musik itu diluncurkan. Dibawah ini jenis musik
klasik menurut periode atau tahun musik itu dibuat.
 Notasi Greogorian (590 M)
Notasi Greogorian adalah cikal bakal terbentuknya musik klasik, jenis ini telah
ada dari tahun 590 Masehi. Notasi ini memiliki empat garis balok not dan tidak
ada irama yang menentu, membuatnya hanya mengandalkan perasaan dan
hitungan dari penyanyi.
 Organum (1150-1400M)
Musik organum adalah jenis musik klasik yang telah ada dari tahun 1400 masehi.
Pada zaman musik ini sangat banyak yang tidak bisa mempelajari suatu lagu yang
bernada tinggi dan rendah.
Untuk itu dilakukan modifikasi sehingga menjadi musik diafoni, musik diafoni
merupakan suatu suara yang kuat dan rendah mengikuti melodi.
 Basso Ostinato (1600M)
Musik klasik Basso Ostinato adalah jenis musik klasik yang sudah ada dari tahun
1600. Musik ini adalah suatu rangkain nada yang berjalan selangkah demi
selangkah mengarah ke bawah dan ke atas, lalu diulang dengan serangkaian nada
lain bersamaan.
 Polifoni era Barok (1600-1750)
Musik klasik Polifoni adalah jenis musik klasik yang telah ada dari zaman Barok.
Musik ini adalah jenis musik yang memakai teknik kontrapung. Karena hampir
seluruh seniman musik tahun tersebut memakai teknik kontrapung.
 Homofon (1750-1825)
Musik homofon yaitu jenis musik klasik yang telah ada sejak dari tahun 1750
sampai tahun 1825. Di eranya musik klasik ini ditemukan suatu susunan kunci
yang terdiri dari tiga suara, dan dieksplore menjadi empat atau lebih. Musik ini
biasa dinamakan juga sebagai musik harmoni.
7. Musik Zaman Romantik (1800-1890)
7.1 Pengertian
Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan
perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada zaman ini karya seni musik
dianggap lebih mengikuti gerak hati penciptanya. Oleh karena itu gaya musik
pada zaman ini begitu bebas dan tak terbatas.

Karya seni apa pun selalu terpengaruh oleh keadaan zamannya. Musik romantik
yang muncul pada abad ke-19 tentu juga terpengaruh oleh keadaan masyarakat
pada abad ke-19. Kita tahu pada awal abad tersebut kehidupan masyarakat
mengalami perubahan dalam kehidupan politik dari yang semula bersifat absolut,
dipimpin raja-raja atau kaisar-kaisar, menjadi demokratis, dengan pemimpin
dipilih rakyat.

7.2 Perkembangan musik Romantik

 Romantik Awal (1800-1830)


Pada era ini musik diwarnai dengan usaha manusia melarikan diri ke dunia
irasional. Komponis menimba bahan dari dunia dongeng yang ajaib dan misterius
tidak hanya untuk karya-karya operanya, tetapi juga untuk musik instrumentalia
(Beethoven) dan musik kamar (nyanyian Schubert).

 Romantik Tinggi (1830-1850)


Gaya romantik berkembang ke seluruh Eropa. Komponis-komponis menciptakan
karyakarya dengan semangat baru yang romantis. H. Berlioz (Prancis)
menciptakan Symphonie Fantastique. Chopin (Prancis) memikat para pencinta
musik piano. Paganini (Italia) menunjukkan kemahirannya dalam permainan
biola. Liszt (Jerman) menumpahkan emosinya dalam permainan piano
Mendelssohn (Jerman) menemukan kembali dan mementaskan musik Bach secara
romantis. Wagner (Jerman) dan Verdi (Italia) menciptakan opera gaya baru yang
mempesona.

 Romantik Akhir (1850-1890)


Pada masa ini muncul generasi baru, yaitu C. Franck, Bruckner, Brahms, dan lain-
lain dengan estetika dan bentuk baru yang bergaya naturalisme dan nasionalisme.

7.3. Ciri Musik Zaman Romantik


Ciri khas musik zaman romantik adalah sebagai berikut.

 Segi bentuk
Musik romantik masih mempertahankan bentuk musik klasik tetapi dengan
perluasan dan perubahan. Bentuk-bentuk baru yang populer adalah lagu piano
singkat, lagu sastra simfoni, drama musik.
 Segi harmoni
Musik romantik mengembangkan musik klasik dengan penambahan nada-nada
kromatis.
 Segi ritmik
Ritmik musik klasik dikembangkan. Unsur-unsur ritmik seperti tempo mendapat
perhatian secara cermat karena ritmik dianggap sebagai bagian dari ungkapan rasa
dalam musik. Partitur-partitur musik secara cermat diberi catatan-catatan yang
berkaitan dengan ritmik. Ada pemakaian tempo sampai mendetail seperti Andante
molto cantabile e non troppo mosso. Tempo-tempo ekstrim juga mulai
dipraktikkan, misalnya ekstrim cepat atau ekstrim lambat. Ikatan pada metronom
manzel (penanda tempo, lihat pelajaran kelas VII)
 Segi warna suara
Instrumen yang menghasilkan suara alamiah seperti flute (suling), klarinet, tuba,
dan trombon lebih diutamakan karena dapat menimbulkan suasana sakral dan
khidmat.
Tokoh-tokoh musik jenis nyanyian yang terkenal pada zaman romantik adalah
Franz Peter Schubert (1797-1828), Robert Schumann (1810-1856), Robert Franz
(1815-1892), Johannes Brahms (1833-1897), dan Wilhelm Richard Wagner
(1813-1883) yang juga mendapat sebutan sebagai Bapak Opera.
8. Musik Zaman Peralihan (1890-awal abad XX)
8.1 Pengertian
Sepeninggal Wagner, musik zaman romantik berakhir. Setelah itu musik memiliki
ciri yang lebih tegas warna nasionalnya karena pada saat itu mulai muncul
kesadaran nasionalisme. Komponis zaman peralihan di antaranya adalah Cesar
Auguste Franck (1822-1890), Gustav Mahler (1860-1911), Peter Ilych
Tschaikovsky (1840-1893), dan Sergei Rachmaninoff (1873-1943).
9. Music Zaman Modern
9.1 Pengertian
Seiring dengan munculnya kesadaraan kebangsaan dan pembebasan dari belenggu
kolonialisme di abad 20, seni musik juga mengalami revolusi bentuk dan gaya.
Ciri paling penting dalam gerakan musik modern adalah sikap emansipatif, yaitu
sikap yang ingin membebaskan diri dari segala belenggu aturan yang mengekang
kebebasan berekspresi. Maka, mulailah gejala munculnya aliran musik
impresionistis, ekspresionisme, dan eksperimental. Gaya ini berciri tidak teratur.
Bagi komponis masa modern, ketidakteraturan ini menimbulkan misteri dan
ketegangan yang tidak terduga.

Gaya impresionisme mulai merasuk ke dunia musik. Gaya musik ini menekankan
pada timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar. Claude Achille Debussy (1862-
1918) merupakan pelopor aliran musik impresionisme. Musik Debussy mulai
memasukkan sistem tonal yang tidak hanya dari nada-nada diatonis saja, tetapi
juga memasukkan nada-nada pentaonis. Salah satunya adalah nada pentatonis
gamelan Jawa.

Orkes-orkes mengalami perubahan ke arah ekonomis, yaitu dengan memilih


bentuk-bentuk ansambel kecil. Karena memasukkan nada-nada pentatonis yang
tidak lazim dalam eksperimen musiknya, musik zaman ini mulai memberikan
suasana yang tersendiri, menarik, eksotis, aneh, tetapi memaksa orang untuk
mendengarkan. Komponis masyhur di era modern di antaranya adalah Richard
Strauss (1864-1947), Arnold Schoenberg (1874-1951), Bela Bartok (1881-1945),
dan Igor Stravinsky (1882-1971).

Ciri lain dari zaman modern adalah industrialisasi dalam segala bidang. Musik
pun dipengaruhi industrialisasi ini. Bunyi-bunyian yang bersumber dari suara-
suara mesin industri dicoba digali untuk memberi sentuhan warna musik modern.
Teknologi audio visual yang berkembang pesat juga mendorong perkembangan
musik modern untuk selalu berdampingan dengan industrialisasi. Maka, babak
baru dunia musik lahir dengan ditandai mulainya musik elektronik. Di sini
peranan radio dan studio rekaman sangat penting.

9.2 Kebangkitan Musik Kontemporer


Ketika pertama kali Pierre Schaeffer, teknisi Radio-diffusion Television Francaise
(RTF) membuat rekaman dan menyiarkan musik elektronik (5 Oktober 1948)
dalam acara konser bunyi, sambutan luar biasa diberikan oleh masyarakat. Sejak
saat itu musik elektronik berkembang dengan sangat pesat. Setelah tahun 1960
teknologi menemukan alat rekam audio visual multijalur (multitrack), alat musik
synthesizer, multimedia elektronik, dan komputer, musik kontemporer semakin
menemukan bentuknya.

Musik kontemporer yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi audio


visual modern adalah musik jazz, musik rakyat, teater musik, musik film, rock,
blues, musik populer, musik hiburan, dan musik-musik lainnya.

Kini, musik berkembang lebih jauh. Dengan dukungan teknologi informasi yang
membuat antarnegara serasa tidak lagi berbatas, musik satu etnis dengan etnis
yang lain sudah saling memengaruhi. Perhatikan musik populer yang tidak lagi
mengenal batas negara. Dari Afrika sampai Amerika, dari Australia sampai
Canada warna musik berbaur begitu rupa.

Dengan musik kita dapat menyaksikan seorang anak muda Jepang menyanyikan
lagu bergaya jazz dari Amerika. Di lain pihak, anak muda Amerika memainkan
warna lokal Afrika dalam musiknya. Anak muda Afrika kita saksikan
menyanyikan lagu khas Hawai, sementara anak muda Cina menyanyikan lagu
Hindustan. Maka tak perlu risau jika gamelan Jawa, Sunda, dan Bali juga mulai
digemari anak-anak muda dari mancanegara. Juga penyanyi gendhing-gendhing
Jawa (sinden) ternyata berkulit putih. Sementara anak-anak muda kita tergila-gila
musik R&B. Itulah globalisasi di bidang musik.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap zaman perkembangan musik memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing masing.
Musik yang dianggap sebagai seni palimg abstrak justru paling mampu manyimbolkan
perasaan manusia. Karena itu, peradaban manusia selalu ingin mengembangakan musik
dengan inovasi sehingga terjadi pembaharuan musik.
B. SARAN
dengan adanya penulisan artikel ini diharapkan kaum milenial dapat mengetahui sejarah
perkembangan musik yang ada saat ini khususnya pada zaman barok dan zaman klasik.
DAFTAR PUSTAKA

Dr, R. J. (1998). SEJARAH MUSIK Musik 1760 Sampai Dengan Akhir Abad Ke-20 jilid 2.
Jakarta: eprints.usq.edu.au.

Christinus, K. (2017). Sekilas Sejarah Musik Barat. digilib.isi.ac.id, 26.

Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai