Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI

Minggu ke-17

SIKAP RAJIN

“Tidaklah sama antara orang yang


duduk tidak berjihad di jalan Allah
dengan yang berjihad”
(Surat An-Nisa : 95)
Pemberitahuan Penting Untuk
Para Abi

(Perilaku apa saja yang harus kita hasilkan untuk para santri?)

Para Santri :

 Harus mengetahui bahwa sikap rajin adalah salah satu syiar dari umat muslim,
dan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
di sekitarnya.
 Menyadari bahwa meningkatnya kualitas lahir dan batin berasal dari sikap rajin,
dan berusaha sekuat tenaga menjalakan kewajiban dan tugas yang diberikan
kepadanya.
 Menyusun disiplin kerja dalam rangka meraih target-target yang dia tentukan
dalam setiap kehidupannya seperti program pondok, kewajiban batiniyah
(shalat, rabitah, hatim ..), pelaran sekolah.

(Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para Abi ketika mendidik kepribadian ini)

 Para abi harus menjalankan tugasnya baik yang lahir maupun batin dengan
penuh semangat dan sukarela, serta tidak menampakkan sikap mengeluh, (kita
menyadari bahwa hal-hal seperti ini tidak terlepas dari perhatian para santri.)
 Seluruh program yang telah direncanakan harus dilaksanakan tanpa mengulur-
ulur waktu.
 Dalam rangka membiasakan sikap rajin dan semangat berkhidmah, tidak
melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan persaingan, perkelompokan,
keegoisan dan kecemburuan yang berlebihan di antara murid dan ikhwan
sehingga menyebabkan mereka memberikan pernyataan yang tidak benar.
 Berusaha untuk memperoleh kesatuan sebagai grup bukan sebagai individu
untuk menjadi sukses sebagaimana yang terjadi di asrama tekamul, saling
mendukung satu sama lain baik lahir maupun batin, serta memilih cara
memberikan motivasi dari pada memberikan imbalan dan hukuman yang
berlebihan.
 Bersamaan dengan kesuksesan seorang murid pada ujian sekolah maupun
pelajaran di asrama, perlu diperhatikan pula kualitas dari murid itu sendiri
dalam hal keinginannya untuk berkhidmah, memiliki cita-cita belajar di Tekamul
dan memperhatikan ibadah-ibadah nafilah dan sebagainya.
 Walaupun dalam berbagai khidmah belum dikatakan berhasil, namun tetap perlu
memberikan ucapan selamat kepada santri dan ikhwan atas upaya yang mereka
telah lakukan.
 Apakah para santri dapat mengambil contoh dan panutan dari diri saya dalam
sifat rajin?
 Apakah saya dapat menciptakan keinginan dan semangat pada diri murid dan
ikhwan agar mereka dapat mencapai target-target yang telah ditentukan baik
lahir maupun batin?
 Apakah saya dapat merasakan dalam diri saya suatu tanggung jawab yang
besar, apabila ada orang yang tidak mendapatkan hidayah dikarekan
ketidakseriusan kerja keras saya?

 Memberikan tugas kepada kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari


santri-santri yang berkaitan dengan tokoh-tokoh Islam yang memiliki
semangat besar dalam berkhidmah di jalan Allah SWT, lalu pintalah untuk
menerangkannya.
 Dapat meminta bantuan dari alumni-alumni pondok yang telah sukses atau
yang aktif membantu asrama, atau orang yang berkhidmah di asrama, untuk
berbicara dan memberikan motivasi berkaitan dengan kerja keras dan
keberhasilan.
 Mengajak murid beserta dengan ikhwan dan abi dalam menjalankan program
teberru yang telah ditentukan dengan sukarela.
İMBAUAN: IMBAUAN: Para Abi yang dimuliakan! Sebelum memulai pembahasan ini
! disarankan dengan sangat untuk membaca dan mempelajari bagian “pertanyaan introspeksi
diri dengan catatan-catatan penting untuk para Abi” yang terdapat di halaman pertama.

Untuk menarik perhatian murid-murid, perlu dibacakan keberhasilan-keberhasilan yang


telah dilcapai oleh tokoh-tokoh mulia di bawah ini.

Saudara-saudaraku yang berharga,

Fatih Sultan Mehmet RH : Pada umur 19 tahun beliau telah menguasai 6 bahasa, pada
umur 21 tahun berhasil menaklukan Istanbul yang mana tidak ada orang yang berhasil
menaklukkannya.
İmam Ahmad bin Hanbal RH : Beliau telah berhasil menghafal 700.000 hadis.
İmam Gazali RH : Beliau menulis sekitar 500 kitab termasuk risalah-risalah.
Mimar Sinan : Telah mambangun 92 masjid, 52 mushala, 55 madrasah, 20 kervansaray
(tempat beristirahat untuk para musafir), 7 darul-kurra, 20 Makam dan masih banyak
lagi peninggalan beliau.

“Saudara-saudaraku yang dimuliakan, benar adanya bahwa mereka semua adalah


para tokoh yang cerdas. “Akan tetapi, apakah hanya kecerdasan mereka saja yang
menjadi wasilah yang membuat mereka berhasil dan bisa melakukan pekerjaan-
pekerjaan besar tersebut?” Pertanyaan ini ditanyakan kepada para santri dan setelah
mendapatkan jawabannya dijelaskan penjelasan dibawah ini. Semua peninggalan-
peninggalan leluhur kita bukan hanya dihasilkan oleh kecerdasan mereka saja,
akan tetapi juga merupakan hasil dari kerja keras dan ketekunan mereka.

a. Menjelaskan Definisi:

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, “Menurut kalian, apakah yang dimaksud


dengan sikap rajin?” Pertanyaan ini ditanyakan. Setelah diambil jawaban mereka, maka
dibacakan definisi yang ada di bawah.
Rajin: Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target yang diinginkan, dan
mencari solusi yang diperlukan demi keberhasilan di dalam suatu pekerjaan.
Tekun: Bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan dengan senang hati
hingga mencapai keberhasilan.
Santri yang rajin;
 Harus mengetahui bahwa sikap rajin adalah salah satu syiar dari umat muslim,
dan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
di sekitarnya.
 Menyadari bahwa meningkatnya kualitas lahir dan batin berasal dari sikap rajin,
dan berusaha sekuat tenaga menjalakan kewajiban dan tugas yang diberikan
kepadanya.
 Menyusun disiplin kerja dalam rangka meraih target-target yang dia tentukan
dalam setiap kehidupannya seperti program pondok, kewajiban batiniyah
(shalat, rabitah, hatim ..), pelaran sekolah.
b. Penjelasan topik secara detail dengan ayat Al-Qur’an dan Hadist:

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, para nabi dan rasul, para sahabat dan semua
orang-orang yang mengikuti jalan mereka telah berusaha dengan sungguh-sungguh baik
dari zhahiriyah maupun batiniyah untuk dapat merasakan kebaikan dan ihsan serta
pertolongan dan inayah Allah SWT. Allah SWT juga memberikan keberhasilan dan
balasan yang besar dari segi manawi atas usaha yang mereka lakukan.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan! Salah satu faktor yang paling penting untuk
mencapai keberhasilan dalam segala hal adalah bersikap rajin. Walaupun kita memiliki
seluruh faktor-faktor lain (kecerdasan, waktu, rencana, dll) akan tetapi jika kita tidak
berusaha, maka kita tidak akan mungkin mendapatkan keberhasilan dalam bidang
apapun.

Dalam hal ini Allah SWT. berfirman:

"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya).” (Surat Najm ayat 39-40))

Saudara-saudaraku yang berharga, maksud dari ayat karimah ini;


Keberhasilan-keberhasilan yang akan kita peroleh di dunia dan di akhirat merupakan
hasil dari usaha yang kita lakukan. Selama kita berusaha dengan ikhlas, Allah SWT akan
memberikan balasan baik di dunia maupun di akhirat. Ini merupakan janji Allah SWT.
Agar kita bisa mendapatkan apa saja yang telah Allah SWT janjikan, kita harus berusaha
dengan sungguh-sungguh. Lihatlah, saudara-saudaraku, bagaimana Allah SWT
memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang berusaha untuk mendapatkan
ridha-Nya;

َ ‫َسبُلَنَا‬ ِ ِ ََ ‫َوالَّ ِذ‬


ُ ‫َّه ْم‬
ُ ‫اه ُدواَفينَاَلَنَ ْهديَن‬
َ ‫ين َج‬
Allah SWT berfirman “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
Benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Al-Ankabut : 69)
Wahai saudara-saudaraku, kita harus mengetahui bahwa apabila kita selalu berusaha
memenuhi segala kewajiban yang diberikan kepada kita, maka Allah SWT akan
menunjukkan jalan untuk keberhasilan dan jalan yang menuju kepada-Nya dengan
memberkahi usaha dan kerja keras kita. Bagi orang-orang yang berusaha di jalan Allah
SWT, penolong yang paling besar adalah Allah SWT sendiri.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan


kemarin) sama maka ia telah merugi.” (HR Dailami) Wahai saudara-saudaraku, agar
kita tidak merugi dunia dan akhirat serta hari berikutnya lebih baik dari pada hari
sebelumnya sudah seharusnya kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Selain itu, kita
juga harus berusaha untuk meningkatkan pengembangan zhahir dan batin bagi diri
sendiri maupun untuk orang-orang yang berada di sekitar kita.

Wahai saudara-saudaraku, sebagaimana yang dipahami dari penjelasan di atas, kunci


untuk meraih kesuksesan adalah berusaha dan tekun di jalan Allah SWT.
Hz. Üstazımız’dan (KS), Abilerimizden ve diğer Büyüklerimizden söz veya
hatıralar

Hazreti Üstazımız berkata, “Asas dalam agama adalah berusaha terlebih dahulu
kemudian memanjatkan doa, dan hanya doa orang-orang yang berusahalah yang
bisa dikabulkan.” Beliau menjelaskan bahwa syarat terkabulnya doa dan keberhasilan
kita adalah usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam sebuah wasiatnya
Beliau pernah berkata, “Wahai anak-anakku kami telah berusaha, dan kami pun berhasil.
Maka berusahalah kalian, niscaya kalian akan berhasil. Tidak ada sesuatu pun yang tidak
bisa kita raih jika kita berusaha.” Dengan perkataan ini beliau memberikan kabar
gembira bahwa apabila kita berusaha dalam suatu pekerjaan, maka hasilnya akan kita
dapatkan.

Wahai saudara-saudaraku, tidak diragukan lagi bahwa contoh yang terbaik dalam
berjuang dan berusaha pada zaman ini adalah Hazreti Üstazımız (Suleyman Hilmi
Tunahan K.S ). Dalam hal ini beliau mengatakan, “Wahai anak-anakku, beban yang
aku tanggung sangatlah berat. Dari pagi sampai malam aku selalu bersama kalian.
Setiap malam aku tidur tidak lebih dari dua jam. Ketahuilah kalian bagaimana
dakwah ini berjalan, oleh karena itu berusahalah kalian. Dalam doaku, selalu
kupanjatkan kepada Allah SWT untuk kalian, “Wahai Rabbku, merekalah yang
akan meneruskan perjuangan dan menghidupkan agama ini.” Jangan membuatku
kecewa. (Z.Sunguroğlu notları, hlm 149) .

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, lihatlah bagaimana Hazreti Üstazımız menjelaskan


tentang hal-hal yang diwajibkan seorang muslim bersungguh-sungguh. “Orang-orang
muslim berjuang untuk dunia dan akhirat, sedangkan orang-orang kafir berjuang
hanya untuk dunia saja.” (Z. Sunguroğlu Notları, Hlm 103)

Berkaitan dengan hal ini Muhterem Büyüğümüz berkata,

Lihatlah, di antara saudara-saudara kita ada yang mempersiapkan diri untuk


masuk universitas. Untuk bisa masuk ke universitas bertahun-tahun kalian
berusaha. Sebuah sistem pun didirikan. Ada sekolah, guru, dan asrama. Bahkan
kalian mengikuti bimbel untuk masuk ke universitas. Hanya untuk pekerjaan
dunia saja ada yang meghabiskan 15-17 tahun. Kalian berusaha dan bersungguh-
sungguh. Akan tetapi bagaimana dengan urusan akhirat? Apa yang harus
dilakukan untuk mendapatkannya?
Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan Muhterem Büğüyümüz? Pertama-tama
kita meminta jawaban dari beberapa santri, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan di
bawah ini).

Hazreti Üstazımız selalu memberikan nasihat kepada murid-muridnya agar berjuang


dan berusaha sungguh-sungguh di jalan Allah SWT dan disertai dengan kesabaran.
Beliau menyampaikan bahwa segala usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia dan
sungguh Allah SWT akan memberikan balasannya.

“Wahai anak-anaku, ketahuilah kesulitan yang menimpa dan kemiskinan yang


dialami ketika mempelelajari ilmu-ilmu ini adalah berhubungan dengan derajat
kebaikan dan ihsan yang akan diberikan di masa yang akan datang. Sekarang
kalian semua menjalankan kehidupan yang penuh dengan penderitaan
dibandingkan dengan kehidupan kalian yang akan datang. Setiap kesulitan pasti
ada nikmatnya. Orang-orang yang berkhidmah di zaman yang agama ini terpuruk,
tidak akan meninggal sebelum menikmati kekayaannya. Anak-anakku tidak akan
merasakan kemiskinan di dunia ini. Wahai anak-anakku, saya memberi kabar
gembira kepada kalian bahwa agama ini akan dihidupkan kembali.” (Z. Sunguroğlu
Notları, Hlm 103)

Dalam hal ini, Muhterem Büyüğümüz berkata mengenai bagaimana kita harus bercita-
cita dan berusaha, “Bagaimana kita bisa menjadi lebih dekat dengan Hazreti Ustazımız?
Syarat pertama agar bisa menjadi dekat dengan beliau adalah menjadi seorang santri. Para
abi pun dulunya juga santri. Kemudian kalian bersemangat dalam pelajaran, niat dan cita-
cita kalian adalah belajar di Tekamul. Tempat tawajjuh Hazreti Ustazımız berada di
tempat-tempat ini. Lalu apakah sudah selesai? Tidak, setelah belajar di Tekamul dan
setelah mengambil kunci ilmu tersebut, kalian akan berusaha agar manusia yang lain bisa
mengambil manfaat dari kebaikan ini. Kalau sudah begitu, maka kalian akan menjadi lebih
dekat dengan Hazreti Ustazımız. Niat kalian semua seperti ini. Maka itu kalian harus
berusaha lebih banyak lagi.”
PELAJARAN YANG DIDAPATKAN DARI BATU
Ibnu Hajar RH masuk ke salah satu madrasah guna menimba ilmu. Akan tetapi
pelajaran-pelajaran yang dipelajari amat sulit untuk masuk ke kepalanya. Teman-teman
sekelasnya selalu mendahuluinya dalam materi pelajaran. Walaupun telah bertahun-
tahun belajar ia merasa belum bisa mempelajari apa-apa.

Kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan pelajarannya dan pulang ke kampung


halaman. Semua nasihat-nasihat yang diberikan ustadznya pun tidak dapat
memengaruhi keputusannya. İa pun berangkat. Di tengah perjalanan, beliau masuk ke
sebuah gua untuk beristirahat sejenak. Ketika sedang merehatkan tubuhnya di dalam
gua, matanya terpaku pada tetesan air yang menetes dari atas gua. Dan ternyata tetesan-
tetesan air tersebut membuat lubang yang cukup besar pada sebuah batu.

Kemudian Ibnu Hajar RH berpikir, “Bagaimana bisa air yang merupakan benda cair
yang lembut melubangi sebuah batu yang begitu keras? Apakah kepalaku lebih
keras dari batu ini? Dengan izin Allah SWT, seiring berjalannya waktu ilmu-ilmu
ini yang merupakah cahaya Allah SWT juga akan masuk ke dalam kepalaku.”
Setelah mengatakan hal demikian, beliau langsung pergi menuju madrasah kembali.
Dalam waktu yang singkat, dia bisa mendahului teman-temannya. Oleh karena itu, dia
dikenal dengan nama Ibnu Hajar (Anak Batu).

Pelajaran apa yang bisa didapatkan dari hikayah ini? Bagaimana kita bisa
mempraktekkan pelajaran yang didapatkan dari hikayah ini?
Salah satu dari santri kita menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak
bermanfaat dan tidak memberikan kesungguhan dalam pelajarannya, maka dalam
keadaan ini murid tersebut akan menghadapi kesulitan dalam pelajarannya dan akan
mencegahnya untuk mendapatkan keberhasilan pada setiap ujian.

Murid ini memutuskan untuk bermusyawarah dengan temannya, Hasan. Hasan sama
sekali tidak pernah menunda pekerjaannya, baik itu merupakan tugas yang diberikan
pada tempat-tempat pembersihan maupun piket dapur, pelajaran di asrama maupun
pelajaran di sekolah dan semua tugas-tugas yang diberikan padanya dilakukan dengan
semangat.

Hasan mendengarkan temannya dengan baik dan dia memberikan beberapa nasihat
untuk keberhasilan temannya.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, bagaimana kalian memberikan solusi dan


dukungan kepada santri-santri yang memiliki masalah seperti di atas?

Menurut kalian dalam sebuah asrama yang sama dan tinggal di tempat yang sama
apakah yang menyebabkan satu orang murid sangat serius, disiplin dan sangat
bersemangat akan tetapi satu murid yang lain malas, tidak peduli dan tidak
serius?
(Menghubungkan penerapan topik yang dibahas selama masa belajar dengan
kehidupan berkhidmat nanti)

Saudara-saudaraku yang dimuliakan! Sikap rajin adalah usaha yang dilakukan


untuk mendapatkan hasil dari suatu pekerjaan. Akan tetapi, sikap rajin ini akan
menjadi sangat bernilai jika bertujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Saya berharap kalian bertafakkur sesuai dengan pernyataan ini mengenai
pertanyaan-pertanyaan di bawah yang akan saya tanyakan kepada kalian.

Kenapa kita harus lebih banyak belajar ilmu agama?


Contoh jawaban: Imam Rabbani KS di dalam sebuah maktubnya berkata, “Belajar
untuk mencari, menuntut, dan mendapatkan ilmu adalah sebuah jihad.” Ilmu-ilmu
agama yang kita pelajari adalah sebuah wasilah bagi kita untuk menjalani hidup sebagai
seorang muslim yang kaffah dan untuk mengajarkannya kepada orang lain.

Kenapa kita diharuskan belajar pelajaran umum?


Contoh jawaban : Sebagaimana Hazreti Üstazımız menjadi juara satu dalam jurusan
Tafsir dan Hadis di madrasah Sulaimaniyah dan menjadi dersiam, beliau juga belajar di
madrasah Kuzat selama 4 tahun, kemudian lulus dari Fakultas Hukum dan
mendapatkan gelar sebagai qadi. Dengan demikian, beliau mendapatkan prestasi yang
paling tinggi di kala itu baik dalam ilmu agama maupun ilmu umum. Kita sebagai murid-
murid Hazreti Üstazımız juga sebagaimana pelajaran dalam ilmu agama, dalam ilmu
umum pun kita juga harus belajar dengan baik dan memperoleh keberhasilan dengan
gemilang. Kita juga harus menjadikan keberhasilan kita ini sebagai wasilah untuk
berkhidmah pada agama Islam.

Dalam khidmah irsyadi (seperti mengajar TPA, sosialisasi untuk santri, dan
khidmah takwim) kenapa kita diharuskan untuk selalu semangat?
Contoh jawaban : Karena dengan wasilah khidmah ini, orang-orang mendapatkan ilmu
dan hidayah dari sumber yang benar sesuai dengan akidah ahlu sunnah wal jamaah.

Kenapa kita harus sangat memperhatikan tugas-tugas yang dilakukan di asrama


seperti pembersihan, piket dapur, petugas teh, dsb?
Contoh Jawaban: Karena berkhidmah kepada santri-santri Al-quran sangatlah mulia di
sisi Allah SWT. Santri-santri kita sangat layak berada di tempat yang paling bersih dan
paling rapi. Kita harus melakukan dengan sepenuh hati serta mengharapkan ridha Allah
SWT tanpa harus membutuhkan pengawasan dari abi-abi.
Kenapa kita harus berusaha keras dalam khidmah-khidmah seperti khidmah di
bulan ramadhan, kurban, bazar amal?
Contoh Jawaban: Karena khidmah-khidmah ini sangat penting untuk menjalankan
kewajiban umat muslim sesuai dengan syariat islam dan sunnah Rasulullah SAW.

Mengapa kita harus berusaha dengan semangat dalam mengikuti program-


program asrama, khususnya kewajiban shalat, sohbet, dll ?

Contoh Jawaban: Karena melakukan kewajiban-kewajiban manawi kita dengan penuh


semangat dan tanggung jawab, merupakan jalan agar kita bisa menjadi hamba yang
diridhai Allah SWT. Bukan dikarenakan ini semua adalah program asrama, namun kita
harus melakukannya dengan sepenuh hati tanpa memerlukan pengawasan dari abi-abi
dan menganggap sebagai kebutuhan ruhaniyah supaya kita dapat meningkatkan
kualitas manawiyat kita.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, Sama halnya semangat kita ketika masih


menjadi murid, pada kehidupan khidmah yang akan datang juga, kita harus
menjadi contoh bagi murid, ikhwan, dan orang-orang di sekitar kita dalam hal
bersikap rajin.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan, di masa yang akan datang ketika kalian menjadi
abi, kalian akan diberikan tanggung jawab terhadap grup pelajaran agama, pelajaran
sekolah, dan para ikhwan. Agar kalian berhasil dalam menyempurnakan kualitas
manawiyah grup-grup yang telah diamanahkan, maka seperti usaha keras yang kalian
lakukan, kalian juga harus berdoa sambil meneteskan air mata pada waktu sahar (waktu
sebelum fajar sidiq). di masa yang akan datang ketika kalian menjadi abi, kalian harus
mengetahui bahwa kekurangan manawiyah yang ada pada santri dan ikhwan yang telah
diamanahkan itu berasal dari diri kalian sendiri. Lihatlah, Hazreti Üstazımız
menjelaskan hal ini dengan perkataan yang begitu indah, “Jika kita baik, maka segala
sesuatu akan baik pula.”

Janganlah kalian mempersiapkan kelompok yang diamanahkan baik kelompok


pelajaran agama maupun sekolah, yang hanya bertujuan agar mereka mendapatkan
peringkat atau nilai yang tinggi dalam ujian. Akan tetapi kalian juga harus menganggap
mereka sebagai rekan kerja Muhterem Büyüğümüz dengan menyadari bahwa mereka
akan menjadi para dai pada masa yang akan datang.

Pada masa yang akan datang, kalian harus berusaha dengan semaksimal mungkin
seperti pada saat bertabarru, berceramah, melakukan sosialisasi santri, menjawab
pertanyaan-pertanyaan ikhwan dan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu agama, dan
dalam menguatkan hubungan diri kita sendiri, para ikhwan, dan murid-murid kepada
pesantren Sulaimaniyah pusat, dan juga dalam hal meningkatkan ketaatan dan
maknawiyat.
Walaupun bukan sebagai abi yang bertugas di pesantren, apa pun kesibukan kalian di
luar sana, kita harus selalu mendahulukan hal yang berkaitan dengan khidmah di jalan
Allah SWT dari pada hal-hal yang berkaitan dengan urusan pribadi.
Catatan: Tidak wajib menerapkan kegiatan yang ada di bawah nanti, tapi bisa
diterapkan setelah pembelajaran pendidikan kepribadian pada waktu yang
memungkinkan.
NAMA KEGIATAN : EVALUASILAH TINGKAT SIKAP RAJINMU DENGAN 6
PERTANYAAN INI.

Di bawah ini terdapat beberapa soal yang dapat menguji seberapa besar tingkat
sikap rajin yang Anda miliki. Evalauasilah diri Anda dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jujur dan ambillah langkah-langkah
yang diperlukan.

1. Bagaimana Anda memaknai kata “sikap rajin” ?


a. Berhasil pada pelajaran sekolah ( umum ).
b. Berhasil pada pelajaran agama di asrama.
c. Berusaha dengan menggunakan semua bakat yang diberikan Allah SWT
kepada saya, baik pada pelajaran-pelajaran, maupun pada setiap khidmah
yang diridhai oleh Allah SWT.

2. Bagaimana Anda membersihkan tempat pembersihan yang menjadi tanggung


jawab Anda setiap hari?
a. Saya sering mencari berbagai macam alasan agar saya tidak mendatangi
tempat pembersihan saya.
b. Saya hanya merapikan tempat pembersihan saya tanpa membersihkannya,
bila ada yang mengingatkan.
c. Dengan rasa tanggung jawab, saya menyapu lalu mengelap pada tempat
pembersihan saya. Kemudian melapor kepada abi penanggung jawab tersebut
agar mendapatkan doanya.

3. Bagaimana Anda membaca juz yang diberikan agar target khataman bisa selesai
besok hari?
a. Membaca sebagian juz yang diberikan sekarang dan sebagiannya lagi besok,
atau membacanya pada waktu-waktu terakhir.
b. Menghubungi kerabat dekat saya dan memintanya untuk membaca juz saya.
c. Apa pun yang terjadi, pada hari itu juga saya akan membaca juz yang
diberikan. Dan saya menganggapnya sebagai kewajiban saya.

4. Barangkali Anda seorang pengantuk berat. Bagaimana Anda bisa bangun untuk
shalat subuh ?
a. Saya tidak bisa bangun untuk shalat subuh, lalu mengqadha shalat saat
bangun pagi.
b. Walaupun tidak berjamaah, saya mengerjakannya sebelum waktunya habis
walau itu pun setelah saya dibangunkan berkali-kali karena rasa kantuk saya
tidak bisa hilang.
c. Saya mengatur jam alarm, bangun ketika alarm berbunyi dan secepatnya
bersiap-siap untuk shalat berjamaah di mushalla. Saya menganggap shalat
bukan hanya sebuah program, tapi sebuah kewajiban maknawi.

5. Kapan Anda memulai mengerjakan PR yang akan diperiksa minggu depan ?


a) Kalau saya ingat, saya akan berusaha menyelesaikan di malam terakhir, kalau
tidak, maka sebelum pelajaran, saya menyontek dari teman yang telah
mengerjakannya, atau bila tidak, saya tidak akan mengerjakan sama sekali.
b) Saya mengerjakannya akhir pekan.
c) Saya akan memulai mengerjakan pada kesempatan pertama, lalu saya
memerikasanya kembali sampai waktu pelajaran dimulai.

6. Kapan Anda akan memulai belajar untuk ujian?


a) Saya akan belajar pada malam terakhir sebelum ujian.
b) Saya akan belajar satu minggu sebelum ujian.
c) Saya belajar setiap hari.

Evaluasi : Kalau Anda memilih point A dan B, berarti Anda ada masalah
berkaitan dengan sifat rajin Anda, dan hal itu berarti menghalangi
keberhasilan anda. Segera konsultasikan dengan abi pembimbing Anda dan
ambillah langkah-langkah yang diperlukan.
1. Tafsir Ruhul Bayan: Surat An-Najm: 39-40.
2. Sirah Nabawiyah (Fazilet Neşriyat): Halaman: 42,111 dan 157.
3. Mektublar Risalesi: Halaman:27, 71, 72,73,77 dan 78.
4. Mektubat-ı Şerif: Jilid 1, Halaman 101, Mektub 96/ Jilid 1, Halaman 126, Maktub
133-134/ Jilid 1, Halaman 154, Maktub 176.
5. İhya Ulumuddin: Jilid 4, 12. Penjelasan Mengenai Hakikat, Arti, dan Tingkat Derajat
Siddiq, Halaman 694.
6. Hatıratım : Halaman; 18,68, dan 90.
7. Kitab Talim Terbiye Rehberi: Penjelasan Mengenai Hazreti Üstazımız Yang Tidak
Pernah Sama Sekali Terlambat Masuk Pelajaran dan Selalu Datang Lebih Awal Sebelum
Murid-Muridnya. Dan di kitab yang sama halaman 36 pendapat Davutoğlu Mengenai
Semangat Hazreti Üstazımız.
8. Osmanlı Tarihi (Çamlıca): Jilid 1, Halaman:278, 473, 511 dan 515 Jilid 2.
9. Sultan Abdülhamid Han Hakkında Meşhurların İtirafları (Çamlıca): Halaman:
15
10. Gençlerle Başbaşa: Halaman: 61
Kepada Wali murid yang terhormat,

Minggu ini di pondok kita telah dijelaskan pembahasan yang berkaitan degan
pengembangan individu dengan pokok bahasan Sikap Rajin. Dengan menceritakan
kepada murid-murid kisah dibawah ini, kami telah berusaha menjelaskan kepada
mereka bahwa meskipun tidak pintar, akan tetapi dengan kemauan dan sikap rajin yang
kuat mereka akan berhasil. Bahkan orang yang pintar pun jika tidak meningkatkan
tingkat kedisiplinannya, mereka juga akan jatuh ke dalam kegagalan.

PELAJARAN YANG DIDAPATKAN DARI BATU


Ibnu Hajar RH masuk ke salah satu madrasah guna menimba ilmu. Akan tetapi
pelajaran-pelajaran yang dipelajari amat sulit untuk masuk ke kepalanya. Teman-teman
sekelasnya selalu mendahuluinya dalam materi pelajaran. Walaupun telah bertahun-
tahun belajar ia merasa belum bisa mempelajari apa-apa.

Kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan pelajarannya dan pulang ke kampung


halaman. Semua nasihat-nasihat yang diberikan ustadznya pun tidak dapat
memengaruhi keputusannya. İa pun berangkat. Di tengah perjalanan, beliau masuk ke
sebuah gua untuk beristirahat sejenak. Ketika sedang merehatkan tubuhnya di dalam
gua, matanya terpaku pada tetesan air yang menetes dari atas gua. Dan ternyata tetesan-
tetesan air tersebut membuat lubang yang cukup besar pada sebuah batu.

Kemudian Ibnu Hajar RH berpikir, “Bagaimana bisa air yang merupakan benda cair
yang lembut melubangi sebuah batu yang begitu keras? Apakah kepalaku lebih
keras dari batu ini? Dengan izin Allah SWT, seiring berjalannya waktu ilmu-ilmu
ini yang merupakah cahaya Allah SWT juga akan masuk ke dalam kepalaku.”
Setelah mengatakan hal demikian, beliau langsung pergi menuju madrasah kembali.
Dalam waktu yang singkat, dia bisa mendahului teman-temannya. Oleh karena itu, dia
dikenal dengan nama Ibnu Hajar (Anak Batu).

Anda mungkin juga menyukai