Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. Y USIA 24 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
Septiani Rida Wardani
P27224022334
Prodi Profesi Bidan Reguler Kelas C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. Y USIA 24 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun oleh :

Nama : Septiani Rida Wardani

NIM : P27224022334

Kelas : Program Studi Profesi Kebidanan Reguler Kelas C

Tanggal Pemberian Asuhan : 05 November 2022


Disetujui :

CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 12 Oktober 2022
Di : Puskesmas Wonogiri I
(Suwarti, S.Tr.Keb., Bdn)
NIP.19700505 199103 2 017

Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
(KH Endah Widhi Astuti, M.Mid)
NIP.19720406 199803 2 002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pengelolaan Kasus Kehamilan Trimester I. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas di stase kehamilan holistic fisiologis.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan terkait dengan kasus yang dibahas. Penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan
guna memperbaiki laporan yang akan penulis buat di masa mendatang. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Wonogiri , 06 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang
ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua (minggu ke-13
hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40). Dan bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem tubuh
yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses pertumbuhan
dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik
dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004). Perubahan fisik dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, sistem
metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem kardiovaskuler, sistem integumen, sistem
gastrointestinal, sistem urinaria, sistem endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan
ini akan menimbulkan berbagai keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah
nyeri panggul, mual & muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering
berkemih, dan sesak nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil
trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul
setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu
(Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak
dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan
karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
dalam serum (Wiknjosastro, 2009). Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi
terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta
faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal
tersebut dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik maka dapat menimbulkan
masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi
gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah emesis gravidarum.
Untuk mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau
faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang cukup
(Kusmiati dkk, 2009).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok yaitu
masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan
yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung
kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau
keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada abortus
dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi sebuah bangsa.
Pentingnya membangun kesehatan ibu dan anak karena akan menentukan generasi
muda yang akan terbentuk di masa yang akan datang (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Keberhasilan sebuah bangsa dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu salah
satunya ditentukan oleh angka kematian ibu. Menurut World Health
Organization (WHO), kematian yang terjadi pada saat kehamilan atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan disebut dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu
umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca kehamilan. Sekitar 75% dari total
kasus kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan dan
komplikasi persalinan (WHO, 2018). AKI di Indonesia pada tahun 2018 ini masih
tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup dan target AKI Indonesia pada tahun
2030 diharapkan akan menurun menjadi 131 per 100.000 kelahiran hidup
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
angka kelahiran hidup. Agka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016
yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan, 2018).
Sedangkan di Kabupaten Jombang Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102,91/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari tingkat provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah dengan
melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang merupakan mulai
dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang harus dilakuka. Maka
kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan tindakan bidan sesuai manajemen
asuhan kebidanan antenatal, khususnya dalam kasus ini adalah pada trimester 1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah bagaimanakah sikap
dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal pada trimester I di
Puskesmas Wonogiri I?

C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan asuhan kebidanan

D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan
setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu
hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat
sendiri untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang
pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari kunjungan ANC.

2. Bagi Ibu Hamil


Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan
ibu hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC, sehingga dapat
mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.
3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan
bacaan untuk mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan
kehamilan di Trimester I

4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa mengenai
pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan
merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).

0Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses
pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang disebut dengan antenatal.

B. Tanda Gejala
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :

1. Tanda pasti kehamilan


a. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi (USG). Terlihat tulang-tulang janin dalam foto
rontgen.
2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a. Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan tidak adasiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT+3).
b. Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness/emesis gravidarum.
1) Penyebab Emesis gravidarum
Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum dapat
diketahui, tetapi menurut Jimenez penyebab terjadinya mual di pagi hari
adalah emosi, perubahan hormon yang meningkatkan keasaman
lambung dan rendahnya gula. Mual disebabkan oleh impuls iritasi yang
datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah
yang berhubungan dengan morning sicknees atau impuls dan korteks
serebri untuk memulai muntah. Muntah sendiri disebabkan karena
rangsangan yang kuat sebagai akibat dari distensi yang berlebihan atau
iritasi doudenum. Menurut Farer (2001) penyebab pasti belum diketahui
tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan reaksi terhadap
peningkatan kadar hormon yang mendadak. Dugaan lain adalah
peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic
Gonadotroopin.
2) Patofisiologi mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh dua area di SSP yaitu
CTZ (chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio retikularis. CTZ
terletak bilateral dasar ventrikel keempat Medulla Oblongata yang
bertanggung jawab terhadap keberadaan substan emetogenic misalnya
toxin, ureum, hypoxia, keton bodies dan segala sesuatu yang di respon
sebagai benda asing yang masuk dalam sistem aliran darah
dan cerebrospinal fluid (CSF). Respon tubuh terhadap emetogenic
memberikan sinyal yang dikirim langsung melalui nervus vagus (N X)
kelambung sehingga timbul reaksi mual-muntah . Kasus lain yang dapat
merangsang CTZ misalnya iritasi dinding lambung karena bacteri atau
virus, menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia, distensi lambung
karena kekenyangan, hambatan passage isi usus, timbunan gas,
termasuk kondisi psikis ( Cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika psikis
akan dikirim ke formatio reticularis dan selanjutanya ke nervus Vagus.
CTZ dan formatio reticularis mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi melalui pintasan neural.
Berdasar teori diatas HCG merupakan emetogenic yang paling
memenuhi sebagai penyebab emesis gravidarum karena terjadinya pada
trimester I kehamilan. Dalam hal ini HCG akan direspon secara
individual sebagai self antigen yang memberi sinyal kimia pada CTZ
dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan masa plasentasi yaitu
selama + 90 hari, setelah masa ini chorion akan menjadi plasenta dan
kadar HCG menurun mual muntahpun mereda atau hilang. Mengenai
dinamika psikis, ini merupakan masalah yang sangat terbuka untuk
diteliti, karena respon spsikis individu terhadap setiap aspek perubahan
kehidupan sangat variatif.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada bulan-
bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
e. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan
timbul kembali.
f. Fatigue (pusing)
g. Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
montgomery terlihat membesar.
h. Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
i. Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di
muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut
(linea nigra=grisea).
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l. Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen bawah
rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
e. Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya
terletidak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang
asimetris.
f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Teraba ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.

C. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi
dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting yang
berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan
darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan sebagian di
atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi semua bagian
saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan
pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.

Yang termasuk organ sistem perkemihan adalah:

a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika Urinaria
d. Urethra
Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan
selama kehamilan.

a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.


Bentuk seperti kacang panjang,terletidak ada di belakang dari bagian
abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren kiri
terletidak ada setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri karena
di sebelah kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada glandula
supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior. Mempunyai 2 margo
lateral dan margo medial(ada hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya
vasa,saraf,limfe dan ureter.Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola
zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan
curah jantung juga produk metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang
mensekresi produk sisa dari janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami
peningkatan pada panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan
aliran darah ginjal dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan
semakin nyata pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih.Pada Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi
pada 80 -90% wanita.mungkin disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron
dan peningkatan

b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke vesika
Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau ganda yang
tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada Trimester I
Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya menekan ureter
pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan tonus intraureter
yang terletidak ada di atas pelvis.Hal ini yang menyebabkan produksi urin yang
meningkat.Juga meningkatkan diameter lumen ureter,dan hipertonisitas serta
hipomotilitas.Karena perubahan ini, pada Trimester II volume ureter mungkin
meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan
peningkatan 300 ml Urine.Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami
pembesaran karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter kanan lebih lebih
membesar karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter
kiri.Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau
karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester
III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk
kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi panggul.Hidroureter
lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat
Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.

c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi untuk
menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih menurun
sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.Kapasitas kandung kemih
meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering
kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II kehamilan,kandung
kemih terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini mengubah
letidak ada intravesikuler ureter,yang kemudian menyebabkan regurgitasi urin
ke Ureter pada saat berkemih.

Pada Trimester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan edema


sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan. Selanjutnya,jika
pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra.

d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih.Memiliki panjang 4 cm
pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan luar
dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka
kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra.Selama Kehamilan Trimester
I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II, Urethra akan lebih
memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan lebih memanjang karena
Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan dapat bertambah panjang
beberapa centimeter.

Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang


hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil.Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan(air dan natrium)selama siang hari dalam bentuk edema
dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah panggul dan vena kava
inferior.dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam hari melalui
kedua ginjal ketika wanita berbaring.
2. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan
nafsu makan,jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi,dan toleransinya
terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa perubahan mungkin dipengaruhi
oleh faktor sosial budaya,faktor anatomi dan pengaruh hormon pada saluran
pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa dijalankan oleh sistem
pencernaan. Diantaranya adalah:

a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan segera
setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh hormon
saliva,dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam selama
Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatidak adaan adanya peningkatan
produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya suatu
persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan menelan selama
periode mual muntah.Beberapa wanita tercatat mengalami ptialisme
(hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan berakhir pada saat persalinan.
Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi lebih berpembuluh,terjadi
hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan Permukaan epitel gusi
berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi penyakit gusi selama
kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok gigi atau
mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena radang
0gusi.

Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama


kehamilannya.Insidennya meningkat apabila sedang mengalami masalah
gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang dari
2%waanita hamil,hiperplasia gusi menyebabkan terbentuknya masa yang
rapuh,menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya sembuh secara
spontan setelah melahirkan,tetepi mungkin perlu diinsisi selama
kehamilan.berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan muncul
penyakit gusi dan gigi.

b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke esofagus.
Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi menimbulkan masalah
dengan mengubah secara akut sudut esofagus – gaster, sehingga makin
memperberat Refluks.

c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter pilorus,menyebabkan
refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung. Semakin kehamilan
berlanjut,tekanan pada lambung oleh uterus yang membesar dapat
menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa
tidak nyaman. Penurunan produksi asam dan pepsin juga mungkin
memperlambat pencernaan, walaupun efek kehamilan pada sekresi asam
lambung belum dipahami dengan baik.

d. Usus Besar dan Kecil


Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon peptida. Penurunan pada
tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit,yang akan makin lama
seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah menunjukkan
bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir kehamilan disebabkan
penghambatan kontraksi otot polos pada usus.Perpanjangan waktu transit
dan ditambah dengan adanya hipertrofi vili Duodenum, menyebabkan
peningkatan kapasitas absorpsi. Peningkatan sorpsizatbesi, kalsium, lisin,
valin, glisin, prolin, glukosa, natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron
pada enzim pentranspor mungkin menyebabkan penurunan absorpsi niasin,
riboflavin, dan vitamin B6.

Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon


menyebabkan peningkatan absorbsi air,yang kemudian meningkatkan resiko
terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga ditemukan.Seiring dengan
berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum terdorong ke atas dan
lateral.Perubahan anatomis ini penting untuk di ingat pada saat ibu
mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.

Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi


dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan
penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha
mengejan pada saat defekasi karena adanya konstipasi juga berperan
terhadap munculnya hemoroid.

3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.Sendi sakroilliaka,sakrokoksigis
dan pubis akan meningkat mobilitasnya,yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal yaitu pada peningkatan hormon estrogen,progesteron,dan elastin
dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan
ketidakseimbangan persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada Trimester III.

Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan :

a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:

a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan )


b) Otot - otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c) Otot dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil,bagian ini merupakan titik – titik kelemahan srtuktural dan
bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan
kehamilan.Oleh karena itu,masalah postur merupakan hal biasa dalam
kehamilan:

a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan mengubah


dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda (dan
memar biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.

4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.sistem
ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh.sistem ini meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip
piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum. Jantung
memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis
cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium
dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister.
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil,
auricula. Bagian atrium di anterior berdinding kasar atau trabekulasi oleh
karena tersusun atas berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang
berjalan melalui crista terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum
bermuara vena cava superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis
minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta darah
di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara progressive
memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke
seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang disuplay oleh
sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding kapiler
yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2 pada sebagian
besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler dan kemudian
masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang miskin oksigen.
Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena systemic yang lebih
besar dan pada akhirnya darah mengalir kembali ke atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri
membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan
tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola,
persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena adalah pembuluh yang
membawa darah kembali ke jantung; banyak diantaranya yang mempunyai
katup. Vena yang terkecil disebut venula, vena yang lebih besar atau
muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang
biasanya membentuk satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus
venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke
jantung tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh
yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan venula.

5. Sistem Integumen
Secara mikroskopis, struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Bagian-bagian kulit dan
penampang yang ada pada kulit dapat dilihat pada gambar penampang kulit
berikut.
System integument pada ibu hamil

Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu perubahan besar yang


mengalami selama kehamilan adalah cara itu harus meregangkan pada tingkat cepat
mustahil. Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan tidak mampu menahan
peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu menyebabkan terjadi pada kulit di
payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Ini terjadi ketika kolagen di kulit
memisahkan, Mungkin tidak sakit tetapi akan gatal, dan mungkin gelitik banyak.
Wanita berkulit terang akan memiliki garis-garis merah muda, sementara wanita
berkulit gelap akan membuat mereka lebih ringan daripada warna kulit mereka.
0Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama kehamilan,
antara lain:

1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh atau
disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengarungi oleh
keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu hamil, elastisitas kulit
dipaksa mengembang sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi
pertumbuhan janin, akibatnya timbul stretch mark.

Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang


muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti anak
sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat, seperti
pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau karena
pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan yang
terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan
kolagennya rusak.

Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas,


pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch
mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar,
kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau
kecoklatan. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua atau
usia kandungan sekitar empat bulan,

2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut linea
nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Garis
ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang setelah melahirkan.

3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletidak ada di
atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya peningkatan
kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis sehingga
menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk melindungi janin,

4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada bagian
perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa sebab, yakni
peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih kering, iritasi yang
muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di bawah payudara,
perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula muncul karena
perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga terjadi penumpukan
bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.

5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena adanya
faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga dapat
menimbulkan jerawat.

6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah dari
tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah sebaliknya,
lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas tubuh. Akibatnya,
darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh darah pada tubuh
bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok. Pada ibu hamil, varises bisa
dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan mengganjal dengan bantal
ketika beristirahat.

7) Areola mammae dan puting susu


Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebuh hitam, daerah sekitar yang
baisanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.

Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan


pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal kehamilan
keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola) tumbuh
lebih gelap.

8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecusli ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).

9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi
inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga topeng
kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri bagian
pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada juga yang
tidak terhindar dari hiperpigmentasi.

Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar. Tahi
lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan besar juga
akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada dasarnya
berkulit gelap.

Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang sebelumnya
menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga karena adanya
peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan kerentanan terhadap
stimulus hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), estrogen dan
progesteron.

10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:


a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kuit (pada primigravida). Striae
terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada pembesaran atau
peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler
halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh
dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis
yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami
peregangan.

b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha.
Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita.

D. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus

a. Trimester pertama (minggu 0 -12)


Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak
dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uerus (endometrium)
Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk
seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati
mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastostosit menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala
yang besar.
2. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ
penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan
aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua (minggu 12-240)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.
Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak
sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm40
c. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan
sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motoric yang terkoordinasi
seperti menendang atau menonjok, serta dia sudah
memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi
sempurna. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah
dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg
dengan panjang 50 cm. (Kamariyan dkk, 2014).

E. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan

adalah :

1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai
rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan pada
kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi dan
kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah
sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan seksual,
rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran
pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau
kondisi.7 Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang
normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat
masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan
kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung jawab
baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap
penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil
terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan
harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak adaut terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun
demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu
lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama
bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat
mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebutbersifat instrinsik
dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester
pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 10T yaitu :

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan berat
badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar
anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong
normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi
badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik
Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan


Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan
pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan
dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan


Pembentukan
TT1 -
kekebalan awal
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 >25 tahun

6. Tetapkan status gizi. Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak
dini, akan dilakukan pengukurab lingkar lengan atas (LILA) menggunakan
pita ukur dengan batas minimal 23,5 cm.
7. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan meliputi setidaknya pemeriksaan
golongan darah, rhesus, HIV, Sipilis, Protein urine, reduksi, dan
pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As.
Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jatung janin. Pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya dilaukan saat kehamilan memasuki usia 16 minggu.
9. Tatalaksana Kasus. Dilakukan apabila saat melaukan antenatal care
ditemukan indikasi resiko tinggi, maka ibu akan segera mendapatkan tata
laksana kasus.
10. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.

2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan,
persalinan).
Jadwal kunjungan

Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir)

Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan 2. 29-36 minggu setiap 2 minggu


sekali 3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali jika
ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.

Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan

Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.

a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
resiko komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:

a. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan


b. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya
faktor risiko kehamilan
e. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


A. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Management Kebidanan Varney


Manajemen kebidanan adalah aktifitas yang dilaksanakan bidan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam kesehatan ibu
dan anak.
2. Tujuan
Memberikan pemecahan masalah bagi pasien dengan menggunakan
metode yang terorganisasi dan sistematis.
3. Manfaat
Memberikan pengertian untuk menyatakan pengetahuan hasil temuan dan
penilaian yang terpisah menjadi suatu kesatuan yang berfokus dalam
melaksanakan manajemen pada klien.
4. Proses manajemen kebidanan
a. Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari sumber daya yang berkaitan dengan kondisi
klien, bila pasien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam manajemen kebidanan (Meilani dkk, 2008).
Pengkajian data dapat diperoleh dari 2 data :
1) Data Subyektif yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yang diakui (Varney,
2007). Adapun data subyektif terdiri atas :
a) Identitas ibu
(1) Nama Ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar tidak
terjadi kekeliruan dalam memberikan asuhan kebidanan.
(2) Umur Ibu : Dikaji untuk mengetahui apakah umur ibu
termasuk resiko tinggi atau tidak.
(3) Agama : Agama dinyatakan berhubungan dengan
perawatan klien misal ada yang dilarang oleh agama
klien.
(4) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu sebagai dasar dalam memberikan
konseling asuhan kebidanan.
(5) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui tingkat ekonomi
keluarga yang berhubungan dengan
kesejahteraan/nutrisi dan untuk mengetahui aktifitas
pekerjaan ibu.
(6) Alamat : Agar dapat mengenal klien dan tidak keliru
dengan klien lainnya.
b) Alasan datang
Dikaji untuk mengetahui tujuan utama pasien datang ke
tenaga kesehatan. Pada kasus ibu hamil fisiologis adalah
ingin memeriksakan kehamilan dan mengetahui keadaan
janin (Walsh, 2007).
(1) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
klien datang ke bidan.
c) Riwayat Menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan menarche, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya darah yang keluar, menstruasi
terakhir, adakah dismenorhoe, gangguan sewaktu
menstruasi, dan gejala premenstrual (Meilani dkk,
2008).
d) Riwayat hamil ini
(a) HPHT : Dikaji untuk mengetahui usia kehamilan.
(b) HPL : Dikaji untuk mengetahui hari perkiraan lahir,
apakah bayi lahir prematur atau postmatur.
e) Riwayat kesehatan sekarang
Dikaji tanda dan gejala yang ditemukan ibu hamil untuk
petunjuk dini adanya respon wanita tersebut terhadap
kehamilannya, mungkin diperlukan terapi untuk mengatasi
gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat gejala
abnormal.
f) Riwayat kesehatan yang lalu Ditanyakan untuk mengetahui
apakah ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi
oleh klien.
g) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu
menderita penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, dan epilepsi.
h) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang menderita penyakit menular dan penyakit
menurun seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.
i) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui apakah dalam
keluarga mempunyai keturunan kembar atau tidak (Marmi,
2011).
j) Riwayat operasi Untuk mengetahui apakah ibu pernah
melakukan operasi atau tidak yang berhubungan dengan
tindakan kebidanan.
k) Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui menikah berapa kali dan berapa
lama menikah karena status perkawinan ibu yang jelas atau
terjadi kehamilan diluar nikah akan mengganggu keadaan
psikologis ibu.
l) Riwayat KB
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan jenis
kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti (bila tidak 21
memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi
(Meilani dkk, 2008).
m) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
 Kehamilan : Adakah gangguan seperti mual muntah
berlebihan, hipertensi dan perdarahan (Varney, 2007).
 Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau
prematur, ada perdarahan waktu persalinan atau tidak,
ditolong oleh siapa dan dimana tempat melahirkan
(Varney, 2007).
 Nifas : Adakah terjadi perdarahan atau infeksi, dan
bagaimana laktasinya (Varney, 2007).
 Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan waktu
lahir, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada
(Varney, 2007).
n) Pola kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu apakah sudah memenuhi
standar makanan yang dibutuhkan seorang ibu hamil.
 Eliminasi
BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebelum
dan sesudah hamil sering kencing menyebabkan kandung
kemih terasa penuh.
 Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu berlebihan atau tidak dan
adakah trauma atau kecelakaan kerja.
 Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup yang
teratur khususnya seiring kemajuan kehamilan. Istirahat
yang cukup dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan janin (Marmi,
2011).
o) Personal Hygiene
Dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihan dirinya yaitu
kebiasaan mandi, gosok gigi bila kerusakan gigi tidak
diperhatikan mengakibatkan infeksi di rongga mulut dapat
menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana
(Prawirohardjo, 2008).
p) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui pola hubungan seksual (Marmi,
2011).
q) Kebiasaan psikologis, sosial, ekonomi
((1)) Psikologis perlu dikaji untuk mengetahui kehamilannya
diterima oleh dirinya, suami dan keluarga.
((2)) Penggunaan obat-obatan atau jamu dikaji untuk mengetahui
apakah ibu mengkonsumsi atau obat sehingga membahayakan
kehamilannya.

2) Data Obyektif
Data Obyektif didapatkan melalui :
a) Pemeriksaan fisik umum
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan pasien dan kesan
pertama pada klien. Pada kasus ini keadaan umum cukup.
(2) Kesadaran : Kesadaran sadar penuh akan mempermudah
anamnesa. Pada kasus ini kesadaran composmentis.
(3) Tekanan darah : Diukur untuk mengetahui kenormalan dan
sebagai dasar untuk memantau tekanan darah selama kehamilan.
Pada ini tekanan darahnya normal.
(4) Nadi : Nadi dikatakan normal 80-82x/menit. Pada kasus ini nadi
nomal.
(5) Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-37°C, jika keadaan
suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi. Pada kasus ini suhunya
normal.
(6) Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada janin
dan sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan.
(7) Berat badan : Kenaikan berat badan yang berlebihan kemungkinan
bayi besar sebab janin 25 besar dapat menyebabkan disproporsi,
meskipun ukuran panggul normal.
(8) Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit
bila tinggi badan kurang karena panggul sempit merupakan salah
satu etiologi dari presentasi bokong .
(9) LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, LILA normal pada
ibu hamil tidak kurang dari 23,5 cm.
b) Pemeriksaan Sistematis
Menurut Prawirohardjo (2005), pemeriksaan sistematis dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mengetahui keadaan
umum yang mempengaruhi kesehatan atau kehamilan dan persalinan
ibu meliputi :
(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit
kepala ada ketombe atau tidak.
(2) Muka : Apakah ada oedema atau tidak.
(3) Mata : Perlu dikaji apakah ibu mengalami anemia atau tidak
dengan melihat konjungtiva berwarna pucat atau tidak dan
bagaimana skleranya.
(4) Hidung : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran polip pada
hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
(5) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah terdapat
serumen atau tidak.
(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau tidak gigi
berlubang atau tidak.
(7) Dada : Observasi apakah simetris atau tidak.
(8) Perut : Mengetahui adakah luka bekas operasi ataukah nyeri
tekan yang sekiranya perlu pengawasaan khusus saat
persalinan. Pada presentasi bokong bentuk perut memanjang.
(9) Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda-tanda
penyakit kelamin yang perlu diwaspadai
(10) Anus : Adakah haemoroid atau tidak
c) Pemeriksaan khusus obtetri
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis,
observasi dilaksanakan dengan menggunakan indera
penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut, adanya linea
alba/nigra, adanya strie albican/livide kelainan dan
pergerakan anak (Nursalam, 2007).
(b) Palpasi
Adanya tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir. Menurut Jannah (2012), pemeriksaan
palpasi dengan cara leopold pada presentasi kepala
Leopold I : Ditemukan bahwa bokong janin yang lunak
berada pada fundus uteri.
Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi
dan bagian kecil pada sisi lain.
Leopold III : Ditemukan bahwa bagian terbawah janin adalah
kepala.
Leopold IV : Memperlihatkan posisi kepala berada diatas
simpisis.
(c) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Pada
presentasi janin DJJ paling jelas terdengar pada umbilicus
atau diatas umbilicus (Boyle, 2008).
(2) Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum normal 23-26 cm, distansia kristarum normal 26-
29 cm, conjugata eksterna normal 18-20 cm, dan lingkar panggul
normal 80 cm (Wiknjosastro, 2005).
(3) Anogenital
Adakah varices, luka, kemerahan, nyeri, adakah pembengkakan
kelenjar bartolini, atau kelainan yang lain (Nursalam, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan untuk menetukan faktor
resiko meliputi USG untuk memastikan perkiraan klinis presentasi
kepala dan untuk mengidentifikasi kelainan janin pada trimester III
bagian terendah janin mulai masuk PAP sehingga letak presentasi
janin tidak dapat berubah lagi (Prawirohardjo, 2005).

b. Langkah II : Interpretasi data dasar


Dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosa (Meilani dkk, 2008).
1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (Varney,
2007). Ny X G.. P.. A.. umur... tahun umur kehamilan ... minggu
janin tunggal/kembar, hidup/mati, intra/ekstrauterine, letak
memanjang punggung kanan/kiri.
Data Subyektif : a) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan,
kelahiran dan abortus. b) Pernyataan ibu tentang umur c) Pernyataan
ibu yang berkaitan dengan HPHT d) Keluhan ibu.
Data Obyektif : a) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, suhu, respirasi
dan nadi. b) Hasil palpasi Leopold I, Leopold II, Leopold III,
Leopold IV. c) Hasil pengukuran tinggi fundus untuk mengetahui
umur kehamilan dan tafsiran berat badan janin. d) DJJ melalui hasil
auskultasi yang terdengar jelas di bawah umbilikalis.
Data penunjang USG dengan hasil bahwa ditemukan kepala berada
pada fundus uteri.
2) Masalah
Hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian (Varney, 2007)
3) Kebutuhan
Hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa
masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney,
2007).

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan


mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnose potensial berdasarkan diagnose yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnose ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini
penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Contoh: seorang
wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan, bidan harus
mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang
berlebihan tersebut. Kemudian ia harus mengantisipasi, melakukan
perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap
kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan post partum yang
disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uterus yang berlebihan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnose potensial tidak terjadi.
Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat
antisipasi yang rasional atau logis. Kaji ulang apakah diagnose atau
masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk


melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Demikian juga
bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre eklampsia, kelainan panggul,
adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medic yang serius, bidan
perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lain seperti pekerja social, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis
BBL. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap
klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang
paling tepat dalam manajemen askeb.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau
kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan
yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnose atau masalah
potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan. Kaji ulang apakah
tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi-kultural atau
masalah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita
tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua
pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif
karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu,
pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh
ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien. Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua
aspek asuhan kesehatan terhadap wanita.
f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanannya, misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua
rencana asuhan telah dilaksanakan.

g. Langkah VII : Mengevaluasi


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektik dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak
efektif serta melakukan penyesuaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen
tersebut berlangsung didalam situasi klinik dan dua langkah terakhir
tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses
manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. Y USIA 24 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 10 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

PENGKAJIAN:
Tanggal : 05 November 2022 Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. Y 1. Nama :Tn. M
2. Umur : 24 th 2. Umur : 25 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Karyawan swasta
6. Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Bulusulur Alamat : Bulusulur

I. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. Keluhan Utama:
Ibu merasa mual, muntah
c. Riwayat Kesehatan:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak sedang
menderita penyakit apapun ( seperti Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal, Hbsag,
TB, Alergi ).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Keluarga
tidak sedang/memiliki riwayat penyakit apapun (seperti Hipertensi, DM,
Jantung, Ginjal, Hbsag, Alergi, TB dan lainnya).
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid:
Menarche : 11 tahun Nyeri Haid : sebelum haid
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah kehitaman Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih per 8 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G1P0A0
b) Usia kehamilan : 10 minggu
c) HPHT :27-08-2022
d) HPL : 03-06-2023
e) Keluhan : Mual, muntah
f) Riwayat terapi
Ibu tidak mengkonsumsi obat apapun selain yang diberikan bidan
maupun dokter seperti tablet penambah darah, asam folat maupun
vitamin.
g) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
i) Kekhawatiran khusus : ibu tidak memiliki kekhawatiran apapun
menyangkut kehamilan yang sekarang.
j) Imunisasi / TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi TT5
k) ANC : 1 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis & Jml)
Puskes
Asam Folat
22-10- mas Mual, Perbaikan nutrisi
1. 1x1
2022 Wonogi muntah Makan sedikit tapi sering
B6 2x1
ri I

3) Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Kehamilan Persalinan Nifas


Keada
Keluha Tmp
an
Frek n t JK/ Asi
Thn Jeni Penolon Penyul IM Penyul anak
AN / UK BB/P eksklus
s g it D it sekara
C Penyuli B if
ng
t
HAMIL INI
e. Riwayat Kb : -
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
1. Pola Nutrisi:
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedang, dengan
jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah. Tidak ada pantangan makanan. Ibu
minum 6-7 gelas/hari, jenisnya air putih, teh,susu, dll.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2x/hari dengan porsi sedikit, dengan
jenis makanan nasi, sayur, lauk. Tidak ada pantangan makanan. Ibu minum
2500 ml air putih.
2. Pola Eliminasi :
Sebelum hamil
BAB : 1-2x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 4-5x/hari, urine berwarna kuning jernih.
Selama hamil
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, feses berwarna kecoklatan.
BAK : 5-6x/hari, urine berwarna kuning jernih.
3. Pola Istirahat
Sebelum hamil : Ibu jarang tidur siang, ibu tidur malam ±5-6 jam.
Selama hamil : Ibu tidur siang 1 jam, dan tidur malam±8 jam.
4. Personal Hygiene
Ibu mandi 2x sehari, keramas 3x/minggu, gosok gigi 2x.hari, dan mengganti
pakaian dalam 2x sehari dan menggantinya jika terasa lembab dan tidak
nyaman.
5. Pola Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga.
Selama hamil : Ibu mengurangi aktivitas pekerjaan rumah tangga.
a. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Status perkawinan : Menikah, usia : 22 tahun
b. Pernikahan ini yang ke-1, lamanya 7 tahun
c. Hubungan dengan suami baik
d. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
II. DATA OBYEKTIF:
a. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : baik 5. LILA : 26,5 cm
2. Kesadaran : Compos mentis 6. Tensi : 110/70 mmHg
3. BB Dulu/ Sekarang: 68/ 72 kg 7. Nadi : 84 x/menit
4. TB : 158 cm 8. Suhu /T: 36.60C

b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema, terdapat cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, maupun limfa, tidak
ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada massa, ASI -/-
Abdomen : Terdapat striae gravidarum, linea alba, tidak ada luka bekas
operasi
Leopold I : Teraba tegang keras
Leopold II : Tidak dikaji
Leopold III : Tidak dikaji
Leopold IV : Tidak dikaji
Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma
akuminata, tidak terdapat pembesaran kelenjar Bartholin
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak varises
Anus : Tidak ada hemorrhoid

c. Pemeriksaan penunjang
PP Test +
USG tanggal (28/10/2022) : Gestasional sac +

III. Analisis
Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu dengan kehamilan fisiologis.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 05 November 2022 Jam 09.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana
agar ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri
dan keluarga.
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan

2. Memberitahu tanda bahaya TM I


Rasionalisasi : tanda bahaya TM I tentang perdarahan mengarah kepada
abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah yang mengarah kepada
hiperemesis gravidarum, yang mana apabila tidak mendapatkan penanganan
segera bisa mengakibatkan kematian, perdarahan pervaginam, sakit kepala
yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan, ketuban pecah sebelum
waktunya.
Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I

3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan adalah normal pada ibu
hamil trimester I
Rasionalisasi mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal
pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan
dikeluarkannya human chorionoc gonadothropine plasenta. Hormonhormon
inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.
Hasil ibu mengerti apa yang disampaikan

4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit dengan frekuensi sering


Rasionalisasi agar perut tidak langsung penuh sehingga akan memicu mual
atau kekeyangan dini.
Hasil ibu mengerti dan mau melakukan
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan inhalasi aromaterapi lemon
dilakukan sebelum tidur untuk mengurangi frekuensi mual muntah pada
ibu hamil trimester 1
Rasionalisasi : Saat aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari
minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap“ hidung di mana silia-silia
yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu
menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan
ditransmisikanmelalui saluran olfactory ke dalam systemlimbik. Hal ini akan
merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai
relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan
kebagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang diterima itu
kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa
neurokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, dan sedative
(Koensoemardiyah, 2009).
Hasil : Ibu bersedia melakukannya dirumah.

6. Memberikan program terapi


Asam Folat 1X1 (20)
Tablet Fe (10)
Rasionalisasi Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu
dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO merekomendasikan
agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6
bulan (Husin, 2014). Asam folat mempunyai peran yang sangat vital dalam
pencegahan cacat bawaan. Selain itu juga berperan dalam neuro kognitif
(Sulhub, et all, 2000). Asam folat sangat penting untuk mencegah terjadinya
cacat janin, menghindari anemia. dan memberikan efek yang sangat baik untuk
kecerdasan otak anak sehingga asam folat wajib dikonsumsi oleh ibu hami
pada trimester I, II, dan III
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.

7. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau sewaktu – waktu bila ada
keluhan
Rasionalisasi : trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya
untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, tanda-tanda
persalinan
Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0
A0 Usia Hamil 10 Minggu, penulis tertarik untuk membahas masalah mual dan
muntah yang dialami ibu hamil.
A. Mual pada ibu hamil
Berdasarkan hasil anamneses Ny. Y , ibu mengeluh kan bahwa setiap
pagi mengalami mual dan muntah sebanyak 2-3x/hari. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyaman pada ibu hamil.
Menurut Farer (2001) penyebab emesis gravidarum belum diketahui
secara pasti tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan reaksi
terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Dugaan lain adalah
peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic
Gonadotroopin ). Kadar hormon HCG mencapai puncaknya pada trimester
awal kehamilan. Sebenarnya hormon HCG tidak secara langsung terlibat
karena secara fisiologisnya HCG menstimulasi reseptor hormone TSH
(Thyroid Stimulating Hormone). Hal tersebut menyebabkan terjadinya
kondisi hipertiroidisme transien (gestational tratient thyrotoxicosis) pada
awal kehamilan yang mengakibatkan keadaan mual muntah.
Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70% perempuan
mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50% mengalami
muntah. Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan gejala-gejala lain menjadi berat (Saifuddin et al,
2010). Menurut Helper (2008) bahwa sebagian besar ibu hamil 70-80%
mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil
mengalami morning sickness yang ekstrim.
Penyebab terjadinya mual pada ibu hamil :

Hormon HCG Perut kontraksi


MUAL
Senyawa serotonin

Penanganan ibu emesis gravidarum antara lain:


a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang seperti
terlalu pedas atau terlalu asam
c. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan secara tiba-tiba
d. Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe karena zat kimia yang
terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi syaraf, lambung dan usus untuk
mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu memblok
serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga
menimbulkan mual.
Emesis pada ibu hamil bisa diatasi dengan inhalasi aroma terapi
lemon. Dalam jurnal The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on
Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,
Controlled Clinical Trial oleh Parisa Yavari kia, Farzaneh Safajou, Mahnaz
Shahnazi, Hossein Nazemiyeh.
Minyak atsiri lemon (Citrus lemon) adalah salah satu yang minyak
herbal yang banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat
yang aman untuk ibu hamil. Satu atau dua tetes minyak esensial lemon dalam
pembakar minyak atau diffuser di kamar tidur membantu untuk menenangkan
dan meredakan NVP (10). Menurut sebuah penelitian, 40% wanita telah
menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5%
dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol
gejala mual muntah pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, disarankan kepada ibu
hamil untuk melakukan inhalasi lemon sebagai penanganan pertama
yang relatif aman dibandingkan meminum obat tanpa resep dokter.
Dilihat bahwa dalam penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa
tidak ada efek samping yang signifikan. Efek samping inhalasi lemon
pada hasil kehamilan juga tidak terdeteksi. Namun demikian, ada
kemungkinan bahwa efek samping yang jarang namun tidak signifikan,
seperti anomali kongenital tertentu, dapat tidak terdeteksi karena
terbatasnya jumlah subjek yang dipelajari sejauh ini.
BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada Ny.
Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas Wonogiri I, penulis
dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan
Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester I dengan mual muntah khususnya di
Puskesmas Wonogiri I.

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester I dengan mual
muntah maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian
data pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin
terjadi pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan penanganan
dan kolaborasi pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu
di Puskesmas Wonogiri I.
5. Mahasiswa dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan kepada
Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan Asuhan
kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan antenatal
care selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan asuhan
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada
Ibu Hamil Trimester I dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu
hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Blanque Rodriguez,dkk.2017. The influence of physical activity in water on sleep


quality in pregnant women: A randomised trial.666
Boyle, 2008, Kedaruratan Dalam Persalinan, EGC, Jakarta
Dinc Ayten, dkk.2009. Effect of pelvic floor muscle exercises in the treatment of
urinary incontinence during pregnancy and the postpartum period.
E Mary Cogswell, dkk. 2003.Iron supplementation during pregnancy, anemia, and
birth weight:a randomized controlled trial.78
Jannah, Nurul.2012. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Ar’ruz Media
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, Dan Bayi
Baru Lahir Selama Social Distancing. Jakarta: Kemenkes RI
Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta:
Fitramaya
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Manuaba. 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC
Meilani, dkk (2008). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Sarwono P (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Pebianita Elanda G, dkk. Pemakaian jenis bh (breast holder) mempengaruhi nyeri
Punggung pada ibu hamil di poli BKIA Rumah sakit islam surabaya.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta :
EGC.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 2. Jakarta
: EGC.
Walsh, L.V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Hal. 94-101.
Wara Kushartanti,, dkk,2004. Senam Hamil. Penerbit:Lintang Pustaka,Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Yavari Kia P, dkk.(2014) . The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea
and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled
Clinical Trial.16(3).
______2001. Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized, Double-
Masked, Placebo-Controlled Trial.97(4)
CRITICAL APPRAISAL
HOLISTIC ASSESSMENT OF WOMEN WITH HYPEREMESIS
GRAVIDARUM : A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL
A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik
Kenapa saya mempelajari materi ini ?
Karena materi ini sangat penting, terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan kehamilan terhadap pasien dalam menerapkan terapi
komplementer
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini ?
Fisik, mental dan pengetahuan
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?
Saya dapat menerapkan langsung kepada pasien yang ada dilahan guna
mengurangi terapi obat-obatan farmakologi
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini? Bagaimana
perencanaannya?
Setiap asuhan yang akan diberikan di teliti sesuai dengan evidance based
practice dalam kehamilannya

B. Refleksi Kritis dari Materi yang di Pelajari


Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan :
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada ibu
hamil normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan terapi
komplementer
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran
tersebut adalah :
Cara memberikan asuhan kebidanan yang holistik sesuai dengan
ketidaknyaman yang dirasakan oleh pasien dan melakukan penatalaksanaan
sesuai keluhan pasien dengan menerapkan terapi komplementer
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran
ini adalah :
Jurnal-jurnal penelitian yang membuktikan evidance based dalam praktik
kehamilan dalam penerapan terapi komplementer
Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan
adalah :
Saya mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada ibu hamil
normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan terapikomplementer
disetiap asuhannya
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya dibidang ini melalui :
Praktik langsung di lapangan dengan pasien langsung
Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah :
Ketidakpercayaan diri
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada
topik ini adalah, dan saya berencana untuk membahasnya melalui :
Jurnal yang dijadikan acuan untuk evidance based tidak semua bisa di
gunakan, saya berencana untuk membahasnya melalui diskusi dengan teman

A. Apakah Hasil Penelitian Valid?


1. Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi?
Ya, penelitian tersebut bersifat random. Hal ini dijelaskan pada beberapa
bagian diantaranya :
Judul penelitian : Holistic Assessment Of Women With Hyperemesis
Gravidarum : A Randomised Controlled Trial
2. Abstrak ( halaman 1 baris ke-5 ) : Abstrak bagian metode penelitian :
Bagian metodhe dari abstrak - : his was a randomized clinical trial in
which 100 pregnant women with nausea and vomiting who had eligibility
criteria were randomly divided into intervention and control groups based
on four- and six-random block sampling method.
3. Apakah semua pasien yang masuk dalam kelompok control dan
eksperimen dicatat dengan benar dan dikaitkan dengan
kesimpulannya?
Ya, pasien dalam kelompok control maupun kelompok eksperimen dicatat
dengan benar dan dikaitkan dengan hasil baik yang primer maupun
sekunder. Hal ini dibuktikan pada data awal penelitian, dicatat secara
lengkap pada halaman 6 tabel 2 yang berisikan karakteristik subjek
penelitian mulai dari usia ibu, pendidikan , satatus pekerjaan, suami
perokok, pendapatan.
4. Apakah follow-up kepada pasien cukup panjang dan lengkap?
Ya, pasien di follow up dengan jela Penelitian ini adalah uji klinis acak
yang dilakukan pada 100 orang wanita hamil dengan NVP yang dirujuk ke
pusat kesehatan-medis kota Birjand, Iran. Ini hamil wanita mengalami
mual ringan hingga sedang, dengan atau tanpa muntah dan kehamilan enam
sampai 16 minggu, kehamilan tunggal, tanpa tanda-tanda aborsi yang
mengancam dan gangguan lainnya . Hal ini dijelaskan pada halaman 2
penelitian bagian design penelitian.
5. Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka
dirandomisasi?
Ya, pasien yang dianalisis disetiap kelompok baik control maupun
intervensi. Hal yang dianalisis meliputi berat badan ibu hamil dan BMI
nya serta kualitas tidur. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pada
halaman 4 bagian sampel.
The participants in both study groups must had the advantage of receiving
nutritional recommendations as well as recommendations relating to
lifestyle changes which were proven to control nausea and vomiting;
hence, recommendations were presented both in printed form and orally
to all participants. Two groups of participants were asked to follow the
nutritional recommendations and lifestyle changes, and when they felt
nauseated, they had to drop two drops (10) of the solution on the cotton,
and keep it in distance of 3cm of their nose, and then breathe three times
deeply through the nose (14). If necessary, they had to repeat it five
minutes later (15). It should be noted that the cottons given to the
participants were in the same size

6. Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi?


Ya, baik penelitiatau pun pasien sama sama pada awalnya tidak tahu
dimana akan diletakkan sebab metode yang digunakan adalah metode
probabilitas. Hal ini dijelaskan pada halaman 3.
For allocation concealment, dark and similar packaged containers
sequentially numbered from one to 100 were used. It was executed by a
person uninvolved in the study. The containers in the intervention group
contained 10 cc of lemon oil, produced in Tabriz Pharmaceutical
Nanotechnology Research Center. The essential oil was prepared form
the lemon peel and in solvent distillation method and almond oil was used
as a carrier oil. To make placebo, the colors of carrots (for being in the
same color with lemon oil) was used in combination with almond oil. The
researcher and participants were unaware of the content of the
containers.

7. Apakah grup pasien diperlakukan sama, selain dari terapi yang


diberikan?
Ya, setiap grup mendapat intervensi yang sama yakni ANC nrmal yang
diberikan oleh bidan maupun dokter obsgyn. Hal ini sesuai dengan
penjelasan pada halaman 3. Participants in the CG and in the IG had
regular meetings with health providers (midwives, obstetricians and
family physicians) during pregnancy.

8. Apakah karakteristik grup pasien sama pada awal penelitian?


Ya, karakteristik pasien sama. Sebab pada awal penelitian subjek
penelitian sudah dibatasi dengan jelas oleh adanya karakter inklusi agar
dapat menjadi subjek penelitian. Selain itu data juga dibuktikan pada awal
tabel 1 halaman 4 yang menunjukkan bahwa karakteristik pasien baik
dalam kelompok intervensi adalah sama.
B. Apa Hasil dari Penelitian Tersebut ?
1. Apakah hasil penelitian penting?
Seberapa penting hasil penelitian ini? Penting
Alasan :
Penelitian ini penting sebab dapat
menjadi referensi dalam memberi asuhan
pada ibu hamil

Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Tepat


Alasan :
 Dalam uji coba itu, terjadi
peningkatan mual
 Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa 40% wanita digunakan aroma
lemon untuk meringankan NVP, dan
26,5% dari mereka yang
memilikinya menggunakannya
disebutkan efektif

interventio Control
n
Received treatment 34 21
No treatment 16 29
50 50

CER 50/50+50 0,5


control event rate
c/c+d
EER 34/34+21 0,6
experiment event rate
a/a+b
RRR = CER-EER / 0.5-0,6/0,5 0,2 Kemungkinan subjek terapi
CER inhalasi lemon mengurangi
relative risk mual muntah lebih efektif 20
% kali dibanding dengan
subjek kontrol.
RRI = ( EER – CER 1) (0.6-0.5)/ 0.2 Bila melakukan terapi inhalasi
/ CER 0.5 lemon dapat menurun hingga
relative risk increase 20% dibandingkan dengan
insidensi pada kelompok
kontrol (RR tidak> 50 %
sehingga tidak menunjukkan
perubahan signifikan secara
klinis.
ARI = CER – EER 0.5-0.6 -0.1 Apabila terapi inhalasi lemon
absolute risk increase digunakan akan menurunkan
mual muntah sebanyak 10%
NNT = 1 / ARI 1 1/-0.1 10 Kita memerlukan 10 pasien
number need to treat yang melakukan inhalasi lemon
untuk mengurangi rasa mual
muntah
95% CI +/- 1,96 0.39 Rentang kepercayaan (CI) tidak
√[CER x melampaui angka 1, ini berarti
(1-CER)/ nilai NTT pada penelitian ini
#pasien bermakna.
kontrol +
EER x (1-
EER)/ #
pasien
eksperimen
]
C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Apakah karakteristik pasien kita sangat Tidak
berbeda dibandingkan pasien pada Alasan :
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada
diterapkan? pasien kita dengan mempertimbangkan
beberapa hal diantaranya kemampuan ibu
dalam melakukan terapi.

Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Ya


tempat kerja kita? Alasan :
Hasil penelitian cocok jika dilakukan di
lingkungan praktek lahan. Khususnya
pada pasien yang kami angkat. Sebab
dilingkungan ibu tinggal mudah di
dapatkan buah lemon dan caranya sangat
mudah dilakukan dan baiayanya tidak
terlalu mahal.

Apa kemungkinan benefit dan harm dari Benefit :


terapi tersebut? Dilihat dari jurnal, inhalasi lemon
memiliki manfaat atau keuntungan yang
sangat banyak untuk tubuh. Selain
menurangi efek mual pada ibu hamil,
lemon juga dapat mengobati pada kasus
batuk ringan pada ibu hamil

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif


terhadap pasien pada penelitian.

Diekspresikan dalam bentuk desimal:


10,0

NNT/f = 10/1 = 10

Makna :
Kita membutuhkan 10 pasien yang
diobati untuk menghindari seorang dari
pasien emesis gravidarum .
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut

1/ (PEERxRRR) = 1/(0.6x0,2)= 8

Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari emesis
gravidarum

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?


Apakah kita dan pasien kita mempunyai Dengan telaah jurnal penelitian ini
penilaian yang jelas dan tepat akan value tentunya kita (bidan) akan mempunyai
dan preferensi pasien kita? penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita karena inhalasi
lemon telah terbukti memiliki persentase
yang lebih besar untuk mengurangi emesi
pada ibu hamil. Tetapi untuk penilaian
pasien terhadap value dan preferensinya
itu tergantung pada pilihan dari pasien itu
sendiri, apakah pasien suka dengan
aroma lemon ataukah pasien memilih
menggunakan option lain yang mungkin
juga dapat membantu mengurangi
emesis.
Apakah value dan preferensi pasien kita Seperti yang telah dijelaskan di atas
dipenuhi dengan terapi yang akan kita bahwa value dan preferensi pasien
berikan? terhadap penggunaan lemon itu
tergantung pada pilihan dari pasien itu
sendiri.

Keterangan :
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya
risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien
kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya
2 kali lebih kecil dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah
0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran
Topik : Kehamilan Fisiologis Tanggal : 18 Febuari 2019
Jenis Pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
Pemeriksaan Kehamilan dan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis
Informasi/keterampilan yang baru bagi saya :
Inhalasi lemon dapat bermanfaat untuk menurunkan mual muntah
Bagaimana hal ini bisa berguna :
Inhalasi lemon mudah didapat, ekonomis dan tejangkau
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang :
Penerapan inhalasi lemon untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :
Memberikan pengetahuan pada ibu bahwa aroma lemon dapat mengurangi mual
muntah pada ibu hamil
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi :
Berapa kali dalam sehari untuk menghirup aroma lemon
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah :
Menerapkan aroma lemon dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai