Hamil TM 1 (5) Mual Lemon
Hamil TM 1 (5) Mual Lemon
Disusun oleh :
Septiani Rida Wardani
P27224022334
Prodi Profesi Bidan Reguler Kelas C
Disusun oleh :
NIM : P27224022334
CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 12 Oktober 2022
Di : Puskesmas Wonogiri I
(Suwarti, S.Tr.Keb., Bdn)
NIP.19700505 199103 2 017
Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
(KH Endah Widhi Astuti, M.Mid)
NIP.19720406 199803 2 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pengelolaan Kasus Kehamilan Trimester I. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas di stase kehamilan holistic fisiologis.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan terkait dengan kasus yang dibahas. Penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan
guna memperbaiki laporan yang akan penulis buat di masa mendatang. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang
ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua (minggu ke-13
hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40). Dan bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem tubuh
yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses pertumbuhan
dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik
dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004). Perubahan fisik dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, sistem
metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem kardiovaskuler, sistem integumen, sistem
gastrointestinal, sistem urinaria, sistem endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan
ini akan menimbulkan berbagai keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah
nyeri panggul, mual & muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering
berkemih, dan sesak nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil
trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul
setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu
(Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak
dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan
karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
dalam serum (Wiknjosastro, 2009). Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi
terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta
faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal
tersebut dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik maka dapat menimbulkan
masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi
gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah emesis gravidarum.
Untuk mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau
faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang cukup
(Kusmiati dkk, 2009).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok yaitu
masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan
yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung
kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau
keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada abortus
dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi sebuah bangsa.
Pentingnya membangun kesehatan ibu dan anak karena akan menentukan generasi
muda yang akan terbentuk di masa yang akan datang (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Keberhasilan sebuah bangsa dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu salah
satunya ditentukan oleh angka kematian ibu. Menurut World Health
Organization (WHO), kematian yang terjadi pada saat kehamilan atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan disebut dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu
umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca kehamilan. Sekitar 75% dari total
kasus kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan dan
komplikasi persalinan (WHO, 2018). AKI di Indonesia pada tahun 2018 ini masih
tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup dan target AKI Indonesia pada tahun
2030 diharapkan akan menurun menjadi 131 per 100.000 kelahiran hidup
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
angka kelahiran hidup. Agka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016
yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan, 2018).
Sedangkan di Kabupaten Jombang Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102,91/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari tingkat provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah dengan
melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang merupakan mulai
dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang harus dilakuka. Maka
kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan tindakan bidan sesuai manajemen
asuhan kebidanan antenatal, khususnya dalam kasus ini adalah pada trimester 1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah bagaimanakah sikap
dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal pada trimester I di
Puskesmas Wonogiri I?
C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan asuhan kebidanan
D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan
setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu
hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat
sendiri untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang
pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari kunjungan ANC.
4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa mengenai
pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan
merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
0Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses
pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang disebut dengan antenatal.
B. Tanda Gejala
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
C. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi
dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting yang
berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan
darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan sebagian di
atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi semua bagian
saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan
pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika Urinaria
d. Urethra
Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan
selama kehamilan.
b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke vesika
Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau ganda yang
tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada Trimester I
Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya menekan ureter
pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan tonus intraureter
yang terletidak ada di atas pelvis.Hal ini yang menyebabkan produksi urin yang
meningkat.Juga meningkatkan diameter lumen ureter,dan hipertonisitas serta
hipomotilitas.Karena perubahan ini, pada Trimester II volume ureter mungkin
meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan
peningkatan 300 ml Urine.Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami
pembesaran karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter kanan lebih lebih
membesar karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter
kiri.Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau
karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester
III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk
kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi panggul.Hidroureter
lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat
Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi untuk
menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih menurun
sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.Kapasitas kandung kemih
meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering
kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II kehamilan,kandung
kemih terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini mengubah
letidak ada intravesikuler ureter,yang kemudian menyebabkan regurgitasi urin
ke Ureter pada saat berkemih.
d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih.Memiliki panjang 4 cm
pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan luar
dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka
kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra.Selama Kehamilan Trimester
I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II, Urethra akan lebih
memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan lebih memanjang karena
Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan dapat bertambah panjang
beberapa centimeter.
a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan segera
setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh hormon
saliva,dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam selama
Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatidak adaan adanya peningkatan
produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya suatu
persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan menelan selama
periode mual muntah.Beberapa wanita tercatat mengalami ptialisme
(hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan berakhir pada saat persalinan.
Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi lebih berpembuluh,terjadi
hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan Permukaan epitel gusi
berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi penyakit gusi selama
kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok gigi atau
mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena radang
0gusi.
b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke esofagus.
Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi menimbulkan masalah
dengan mengubah secara akut sudut esofagus – gaster, sehingga makin
memperberat Refluks.
c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter pilorus,menyebabkan
refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung. Semakin kehamilan
berlanjut,tekanan pada lambung oleh uterus yang membesar dapat
menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa
tidak nyaman. Penurunan produksi asam dan pepsin juga mungkin
memperlambat pencernaan, walaupun efek kehamilan pada sekresi asam
lambung belum dipahami dengan baik.
3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.Sendi sakroilliaka,sakrokoksigis
dan pubis akan meningkat mobilitasnya,yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal yaitu pada peningkatan hormon estrogen,progesteron,dan elastin
dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan
ketidakseimbangan persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada Trimester III.
a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.sistem
ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh.sistem ini meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip
piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum. Jantung
memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis
cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium
dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister.
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil,
auricula. Bagian atrium di anterior berdinding kasar atau trabekulasi oleh
karena tersusun atas berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang
berjalan melalui crista terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum
bermuara vena cava superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis
minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta darah
di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara progressive
memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke
seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang disuplay oleh
sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding kapiler
yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2 pada sebagian
besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler dan kemudian
masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang miskin oksigen.
Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena systemic yang lebih
besar dan pada akhirnya darah mengalir kembali ke atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri
membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan
tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola,
persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena adalah pembuluh yang
membawa darah kembali ke jantung; banyak diantaranya yang mempunyai
katup. Vena yang terkecil disebut venula, vena yang lebih besar atau
muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang
biasanya membentuk satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus
venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke
jantung tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh
yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan venula.
5. Sistem Integumen
Secara mikroskopis, struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Bagian-bagian kulit dan
penampang yang ada pada kulit dapat dilihat pada gambar penampang kulit
berikut.
System integument pada ibu hamil
1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh atau
disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengarungi oleh
keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu hamil, elastisitas kulit
dipaksa mengembang sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi
pertumbuhan janin, akibatnya timbul stretch mark.
2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut linea
nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Garis
ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang setelah melahirkan.
3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletidak ada di
atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya peningkatan
kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis sehingga
menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk melindungi janin,
4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada bagian
perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa sebab, yakni
peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih kering, iritasi yang
muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di bawah payudara,
perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula muncul karena
perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga terjadi penumpukan
bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.
5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena adanya
faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga dapat
menimbulkan jerawat.
6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah dari
tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah sebaliknya,
lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas tubuh. Akibatnya,
darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh darah pada tubuh
bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok. Pada ibu hamil, varises bisa
dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan mengganjal dengan bantal
ketika beristirahat.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecusli ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi
inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga topeng
kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri bagian
pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada juga yang
tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar. Tahi
lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan besar juga
akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada dasarnya
berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang sebelumnya
menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga karena adanya
peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan kerentanan terhadap
stimulus hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), estrogen dan
progesteron.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha.
Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita.
E. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai
rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan pada
kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi dan
kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah
sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan seksual,
rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran
pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau
kondisi.7 Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang
normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat
masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan
kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung jawab
baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap
penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil
terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan
harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak adaut terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun
demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu
lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama
bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat
mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebutbersifat instrinsik
dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester
pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 10T yaitu :
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan berat
badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar
anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong
normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi
badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik
Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
6. Tetapkan status gizi. Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak
dini, akan dilakukan pengukurab lingkar lengan atas (LILA) menggunakan
pita ukur dengan batas minimal 23,5 cm.
7. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan meliputi setidaknya pemeriksaan
golongan darah, rhesus, HIV, Sipilis, Protein urine, reduksi, dan
pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As.
Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jatung janin. Pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya dilaukan saat kehamilan memasuki usia 16 minggu.
9. Tatalaksana Kasus. Dilakukan apabila saat melaukan antenatal care
ditemukan indikasi resiko tinggi, maka ibu akan segera mendapatkan tata
laksana kasus.
10. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan,
persalinan).
Jadwal kunjungan
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
resiko komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
2) Data Obyektif
Data Obyektif didapatkan melalui :
a) Pemeriksaan fisik umum
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan pasien dan kesan
pertama pada klien. Pada kasus ini keadaan umum cukup.
(2) Kesadaran : Kesadaran sadar penuh akan mempermudah
anamnesa. Pada kasus ini kesadaran composmentis.
(3) Tekanan darah : Diukur untuk mengetahui kenormalan dan
sebagai dasar untuk memantau tekanan darah selama kehamilan.
Pada ini tekanan darahnya normal.
(4) Nadi : Nadi dikatakan normal 80-82x/menit. Pada kasus ini nadi
nomal.
(5) Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-37°C, jika keadaan
suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi. Pada kasus ini suhunya
normal.
(6) Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada janin
dan sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan.
(7) Berat badan : Kenaikan berat badan yang berlebihan kemungkinan
bayi besar sebab janin 25 besar dapat menyebabkan disproporsi,
meskipun ukuran panggul normal.
(8) Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit
bila tinggi badan kurang karena panggul sempit merupakan salah
satu etiologi dari presentasi bokong .
(9) LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, LILA normal pada
ibu hamil tidak kurang dari 23,5 cm.
b) Pemeriksaan Sistematis
Menurut Prawirohardjo (2005), pemeriksaan sistematis dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mengetahui keadaan
umum yang mempengaruhi kesehatan atau kehamilan dan persalinan
ibu meliputi :
(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit
kepala ada ketombe atau tidak.
(2) Muka : Apakah ada oedema atau tidak.
(3) Mata : Perlu dikaji apakah ibu mengalami anemia atau tidak
dengan melihat konjungtiva berwarna pucat atau tidak dan
bagaimana skleranya.
(4) Hidung : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran polip pada
hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
(5) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah terdapat
serumen atau tidak.
(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau tidak gigi
berlubang atau tidak.
(7) Dada : Observasi apakah simetris atau tidak.
(8) Perut : Mengetahui adakah luka bekas operasi ataukah nyeri
tekan yang sekiranya perlu pengawasaan khusus saat
persalinan. Pada presentasi bokong bentuk perut memanjang.
(9) Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda-tanda
penyakit kelamin yang perlu diwaspadai
(10) Anus : Adakah haemoroid atau tidak
c) Pemeriksaan khusus obtetri
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis,
observasi dilaksanakan dengan menggunakan indera
penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut, adanya linea
alba/nigra, adanya strie albican/livide kelainan dan
pergerakan anak (Nursalam, 2007).
(b) Palpasi
Adanya tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir. Menurut Jannah (2012), pemeriksaan
palpasi dengan cara leopold pada presentasi kepala
Leopold I : Ditemukan bahwa bokong janin yang lunak
berada pada fundus uteri.
Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi
dan bagian kecil pada sisi lain.
Leopold III : Ditemukan bahwa bagian terbawah janin adalah
kepala.
Leopold IV : Memperlihatkan posisi kepala berada diatas
simpisis.
(c) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Pada
presentasi janin DJJ paling jelas terdengar pada umbilicus
atau diatas umbilicus (Boyle, 2008).
(2) Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum normal 23-26 cm, distansia kristarum normal 26-
29 cm, conjugata eksterna normal 18-20 cm, dan lingkar panggul
normal 80 cm (Wiknjosastro, 2005).
(3) Anogenital
Adakah varices, luka, kemerahan, nyeri, adakah pembengkakan
kelenjar bartolini, atau kelainan yang lain (Nursalam, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan untuk menetukan faktor
resiko meliputi USG untuk memastikan perkiraan klinis presentasi
kepala dan untuk mengidentifikasi kelainan janin pada trimester III
bagian terendah janin mulai masuk PAP sehingga letak presentasi
janin tidak dapat berubah lagi (Prawirohardjo, 2005).
PENGKAJIAN:
Tanggal : 05 November 2022 Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. Y 1. Nama :Tn. M
2. Umur : 24 th 2. Umur : 25 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Karyawan swasta
6. Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Bulusulur Alamat : Bulusulur
I. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. Keluhan Utama:
Ibu merasa mual, muntah
c. Riwayat Kesehatan:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak sedang
menderita penyakit apapun ( seperti Hipertensi, DM, Jantung, Ginjal, Hbsag,
TB, Alergi ).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Keluarga
tidak sedang/memiliki riwayat penyakit apapun (seperti Hipertensi, DM,
Jantung, Ginjal, Hbsag, Alergi, TB dan lainnya).
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid:
Menarche : 11 tahun Nyeri Haid : sebelum haid
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah kehitaman Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih per 8 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G1P0A0
b) Usia kehamilan : 10 minggu
c) HPHT :27-08-2022
d) HPL : 03-06-2023
e) Keluhan : Mual, muntah
f) Riwayat terapi
Ibu tidak mengkonsumsi obat apapun selain yang diberikan bidan
maupun dokter seperti tablet penambah darah, asam folat maupun
vitamin.
g) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
i) Kekhawatiran khusus : ibu tidak memiliki kekhawatiran apapun
menyangkut kehamilan yang sekarang.
j) Imunisasi / TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi TT5
k) ANC : 1 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis & Jml)
Puskes
Asam Folat
22-10- mas Mual, Perbaikan nutrisi
1. 1x1
2022 Wonogi muntah Makan sedikit tapi sering
B6 2x1
ri I
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema, terdapat cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, maupun limfa, tidak
ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada massa, ASI -/-
Abdomen : Terdapat striae gravidarum, linea alba, tidak ada luka bekas
operasi
Leopold I : Teraba tegang keras
Leopold II : Tidak dikaji
Leopold III : Tidak dikaji
Leopold IV : Tidak dikaji
Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma
akuminata, tidak terdapat pembesaran kelenjar Bartholin
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak varises
Anus : Tidak ada hemorrhoid
c. Pemeriksaan penunjang
PP Test +
USG tanggal (28/10/2022) : Gestasional sac +
III. Analisis
Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu dengan kehamilan fisiologis.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 05 November 2022 Jam 09.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana
agar ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri
dan keluarga.
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan adalah normal pada ibu
hamil trimester I
Rasionalisasi mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal
pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan
dikeluarkannya human chorionoc gonadothropine plasenta. Hormonhormon
inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.
Hasil ibu mengerti apa yang disampaikan
7. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau sewaktu – waktu bila ada
keluhan
Rasionalisasi : trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya
untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, tanda-tanda
persalinan
Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0
A0 Usia Hamil 10 Minggu, penulis tertarik untuk membahas masalah mual dan
muntah yang dialami ibu hamil.
A. Mual pada ibu hamil
Berdasarkan hasil anamneses Ny. Y , ibu mengeluh kan bahwa setiap
pagi mengalami mual dan muntah sebanyak 2-3x/hari. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyaman pada ibu hamil.
Menurut Farer (2001) penyebab emesis gravidarum belum diketahui
secara pasti tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan reaksi
terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Dugaan lain adalah
peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic
Gonadotroopin ). Kadar hormon HCG mencapai puncaknya pada trimester
awal kehamilan. Sebenarnya hormon HCG tidak secara langsung terlibat
karena secara fisiologisnya HCG menstimulasi reseptor hormone TSH
(Thyroid Stimulating Hormone). Hal tersebut menyebabkan terjadinya
kondisi hipertiroidisme transien (gestational tratient thyrotoxicosis) pada
awal kehamilan yang mengakibatkan keadaan mual muntah.
Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70% perempuan
mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50% mengalami
muntah. Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan gejala-gejala lain menjadi berat (Saifuddin et al,
2010). Menurut Helper (2008) bahwa sebagian besar ibu hamil 70-80%
mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil
mengalami morning sickness yang ekstrim.
Penyebab terjadinya mual pada ibu hamil :
Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada Ny.
Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas Wonogiri I, penulis
dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan
Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester I dengan mual muntah khususnya di
Puskesmas Wonogiri I.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester I dengan mual
muntah maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian
data pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin
terjadi pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan penanganan
dan kolaborasi pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu
di Puskesmas Wonogiri I.
5. Mahasiswa dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan kepada
Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
pada Ny. Y Usia 24 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 10 Minggu di Puskesmas
Wonogiri I.
B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan Asuhan
kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan antenatal
care selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan asuhan
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada
Ibu Hamil Trimester I dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu
hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
interventio Control
n
Received treatment 34 21
No treatment 16 29
50 50
NNT/f = 10/1 = 10
Makna :
Kita membutuhkan 10 pasien yang
diobati untuk menghindari seorang dari
pasien emesis gravidarum .
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut
1/ (PEERxRRR) = 1/(0.6x0,2)= 8
Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari emesis
gravidarum
Keterangan :
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya
risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien
kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya
2 kali lebih kecil dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah
0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran
Topik : Kehamilan Fisiologis Tanggal : 18 Febuari 2019
Jenis Pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
Pemeriksaan Kehamilan dan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis
Informasi/keterampilan yang baru bagi saya :
Inhalasi lemon dapat bermanfaat untuk menurunkan mual muntah
Bagaimana hal ini bisa berguna :
Inhalasi lemon mudah didapat, ekonomis dan tejangkau
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang :
Penerapan inhalasi lemon untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :
Memberikan pengetahuan pada ibu bahwa aroma lemon dapat mengurangi mual
muntah pada ibu hamil
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi :
Berapa kali dalam sehari untuk menghirup aroma lemon
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah :
Menerapkan aroma lemon dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil