Problem Solving Umrah Pma 18 2018
Problem Solving Umrah Pma 18 2018
Assalamu’alaikum
Wr Wb
Alhamdulillah, puji
syukur kita
panjatkan kepada
Allah SWT karena atas karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama RI dapat
menerbitkan buku Problem Solving
Umrah. Salawat dan salam senantiasa
kita haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat, tabiin dan
kita semua pengikutnya dari awal
sampai akhir zaman. Aamiin Ya
Rabbal’alamin.
Pasca terbitnya Peraturan
Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama, dibentuk
Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus.
Salah satu fungsinya adalah
melaksanakan identifikasi dan
penanganan masalah ibadah umrah.
Penerbitan buku Problem Solving
Umrah yang didasarkan pada PMA 8
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Perjalanan Ibadah Umrah dibutuhkan
oleh para stakeholder di berbagai
tingkatan sebagai pedoman dan
panduan dalam penanganan masalah
umrah. Selain itu buku ini juga
dilengkapi dengan regulasi yang terkait
dengan permasalahan umrah.
Di samping sebagai panduan
dalam penanganan masalah umrah,
buku ini juga diharapkan mampu
menambah khazanah pengetahuan dan
referensi bagi dunia akademis.
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah sudah barang tentu
akan menerbitkan buku sejenis apa bila
terdapat pembaharuan regulasi yang
menyangkut penyelenggaraan ibadah
umrah.
Semoga bermanfaat dan selamat
membaca.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, Mei 2021
DAFTAR ISI VI
BAB PIDANA PENYELENGGARAAN IBADAH
UMRAH......................................................... 63
B. Pelayanan Transportasi
1. Bagaimana ketentuan pelayanan trans
portasi jemaah umrah?
Jawaban
Pelayanan transportasi Jemaah di
lakukan oleh PPIU meliputi pelayanan
pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi
dan selama di Arab Saudi.
PPIU wajib menyediakan sarana trans
portasi bagi Jemaah yang aman, layak,
dan nyaman sesuai dengan perjanjian
yang disepakati.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA
TENTANG PENYELENGGARAAN
PERJALANAN IBADAH UMRAH.
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 8
BAB III
BIAYA PERJALANAN IBADAH UMRAH
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
BAB V
PELAYANAN
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Kedua
Transportasi Jemaah
Pasal 15
Bagian Ketiga
Akomodasi dan Konsumsi
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 22
Bagian Keenam
Administrasi dan Dokumentasi Umrah
Pasal 23
Pasal 24
100 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
(2) PPIU wajib memastikan masa tinggal
Jemaah di Arab Saudi sesuai dengan
masa berlaku visa.
Pasal 25
Pasal 26
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 101
pelaporan elektronik.
(3) Laporan rencana perjalanan umrah
sebagai
mana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali
dua puluh empat) jam sebelum Jemaah
berangkat dari tanah air.
(4) Laporan pemberangkatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat)
jam setelah Jemaah berangkat dari
bandara pemberangkatan International.
(5) Laporan kepulangan sebagaimana di
maksud pada ayat (1) dilakukan paling
lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat)
jam setelah jemaah tiba di tanah air.
102 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
BAB VI
PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH
UMRAH SEBAGAI PROVIDER VISA
Pasal 27
104 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
ah hanya kepada PPIU;
d. memastikan pengurusan Jemaah
yang meninggal dan/atau meng
alami sakit dan dirawat di Arab
Saudi dan/atau di negara transit,
dan sampai kembali ke tanah air;
e. memastikan tiket Jemaah ke dan
dari Arab Saudi; dan
f. memastikan asuransi perjalanan
Jemaah; dan
g. melaporkan pengurusan visa kepada
Direktur Jenderal paling lama 10
(sepuluh) hari sejak visa diterbitkan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bank
garansi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Ke
putusan Direktur Jenderal.
Pasal 28
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 105
Pasal 27 ayat (3) huruf e yang berakibat
Jemaah terlantar, provider visa wajib me
nanggung seluruh biaya yang timbul sebagai
akibat keterlantaran Jemaah.
BAB VII
PENANGANAN PENGADUAN JEMAAH
Pasal 29
Pasal 30
106 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
b. memiliki mekanisme penanganan peng
aduan Jemaah; dan
c. membuat berita acara penanganan peng
aduan Jemaah.
Pasal 31
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 32
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 107
Kantor Wilayah, kepala kantor ke
menterian agama kabupaten/kota, dan
staf teknis haji pada Konsulat Jenderal
Republik Indonesia di Jeddah.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi pengawasan ter
hadap:
a.pendaftaran;
b.pengelolaan keuangan;
c.rencana perjalanan;
d.kegiatan operasional pelayanan
Jemaah;
e. pengurusan dan penggunaan visa;
f. indikasi penyimpangan dan/atau
kasus tertentu; dan
g. ketaatan terhadap ketentuan per
aturan perundang- undangan.
(4) Dalam hal Kepala Kantor Wila yah, ke
pala kantor kementerian agama kabupa
ten/kota, dan staf teknis haji pada Kon
sulat Jenderal Republik Indonesia di
Jeddah melakukan pengawasan sendiri,
108 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
hasil pengawasan dilaporkan kepada Di
rektur Jenderal.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dapat bekerja sama dengan
instansi pemerintah/lembaga terkait.
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 36
BAB X
AKREDITASI
Pasal 37
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 111
ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal.
(3) Akreditasi PPIU dilakukan setiap 3 (tiga)
tahun.
Pasal 38
Pasal 39
112 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mendapatkan peringkat D (Kurang), izin
operasional PPIU dicabut.
Pasal 40
BAB XI
TATA CARA PENGENAAN SANKSI
ADMINISTRATIF
Pasal 41
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 113
ayat (3), ayat (5) dan ayat (6), Pasal 15,
Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 20,
Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal
26 dikenakan sanksi peringatan tertulis.
(2) PPIU yang melakukan pengulangan pe
langgaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenakan sanksi pembekuan
izin penyelenggaraan paling lama 2 (dua)
tahun.
(3) PPIU yang melanggar ketentuan sebagai
mana dimaksud dalam Pasal 24 dan
Pasal 25 dikenakan sanksi pencabutan
izin penyelenggaraan.
(4) Dalam hal PPIU meminjamkan legalitas
perizinan umrah kepada pihak lain
untuk menyelenggarakan perjalanan
ibadah umrah, dikenakan sanksi pen
cabutan izin penyelenggaraan.
(5) Provider visa yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (3) dikenakan sanksi, tidak dapat
114 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
diberikan pengesahan kontrak sebagai
syarat menjadi provider visa untuk
paling lama 2 (dua) kali musim umrah.
(6) Apabila izin operasional sebagai biro
perjalanan wisata dicabut oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan di bi
dang pariwisata, Gubernur, Bupati/
Wali Kota, izin penyelenggaraan umrah
dicabut.
(7) Dalam hal dikenakan sanksi pembekuan
atau pencabutan, PPIU wajib mengem
balikan BPIU kepada Jemaah.
Pasal 42
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 115
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disampaikan secara ter
tulis dengan melampirkan identitas diri
pelapor dan bukti pelanggaran.
Pasal 43
116 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
administratif terhadap pelanggaran yang
telah dilakukan oleh PPIU.
Pasal 44
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 117
Pasal 45
Pasal 46
118 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
Pasal 47
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 119
c. dalam hal PPIU telah memiliki per
syaratan minimal hasil akreditasi C,
diterbitkan Keputusan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri ini.
(2) Dalam hal Direktur Jenderal belum
menunjuk lembaga akreditasi PPIU,
akreditasi dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal.
(3) Paling lama 2 (dua) tahun sejak
diundangkannya Peraturan Menteri ini,
Direktur Jenderal menunjuk lembaga
akreditasi PPIU.
(4) Paling lama 1 (satu) tahun sejak di
undangkannya Peraturan Menteri ini,
PPIU wajib memiliki sertifikat usaha
jasa perjalanan wisata dengan kategori
biro perjalanan wisata.
(5) Dalam hal PPIU tidak memenuhi ke
tentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), izin operasional sebagai PPIU,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
120 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Pasal 50
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 121
Agar setiap orang mengetahuinya, me
merintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Maret 2018
ttd
122 PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Maret 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
PMA No. 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah 123
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 719 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PERJALANAN IBADAH UMRAH PADA MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DESEASE 2019
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 125
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
Menimbang: a. bahwa Pemerintah Keraja-an
Arab Saudi telah membuka
kesempatan umat Islam untuk
menyelenggarakan perjalanan
ibadah umrah secara ber-ta
hap sesuai dengan mak-lumat
yang di keluarkan oleh Deputi
Kementerian Bidang Urusan
Umrah Ke-menterian Haji dan
Umrah Kerajaan Arab Saudi;
b. Bahwa Pemerintah Indo-ne
sia belum mencabut status
pandemi Corona Virus De
sease 2019 se-hingga perjala
nan warga negara Indonesia
ke dan dari luar negeri perlu
dilakukan secara hati hati,
selektif, dan sesuai dengan
protokol kesehatan;
c. bahwa Pemerintah Republik
Indonesia wajib memberikan
126 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
perlindungan kepada war
ga negara yang akan melak
sanakan menyelenggarakan
per-jalanan ibadah umrah se
hingga perlu di tetapkan pe
doman;
d. bahwa berdasarkan per-tim
bangan sebagaimana dimak
sud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c, perlu menetap
kan Keputusan Menteri Aga
ma tentang Pedoman Penye
lenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah pada Masa Pandemi
Coro-na Virus Desease 2019;
Mengingat:1. Undang-Undang Nomor 4 Ta
hun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tam
bahan Lembaran Negara
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 127
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
Republik Indonesia Nomor
3237);
2. Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kese
hatan (Lembaran Negara Re
publik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lem
baran Negara Republik Indo
nesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 6 Ta
hun 2018 tentang Kekaran
tinaan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Nega
ra Republik Indonesia Nomor
6236);
4. Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2019 Tentang Penye
lenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah (Lembaran Negara
128 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6338);
5. Peraturan Pemerintah Nomor
40 Tahun 1991 tentang Pen
anggulangan Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3447);
6. Peraturan Pemerintah No
mor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala
Besar dalam Rangka Perce
patan Penanganan Corona Vi
rus Disease 2019 (COVID19)
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor
91, Tambahan Lembaran Ne
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 129
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
gara Republik Indonesia No
mor 6487);
7. Peraturan Presiden Nomor 83
Tahun 2015 tentang Kemen
terian Agama (Lembaran Ne
gara Republik Indonesia Ta
hun 2015 Nomor 168);
8. Keputusan Presiden Nomor
11 Tahun 2020 tentang Pene
tapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Dis-
ease 2019 (COVID-19);
9. Keputusan Presiden Nomor
12 Tahun 2020 tentang Pen
etapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) se
bagai Bencana Nasional;
10. Peraturan Menteri Kese hat
an Nomor 1501/Menkes/
Per/X/2010, tentang Jenis
130 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
Penyakit Menular Tertentu
yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggu
langan (Berita Negara Repub
lik Indonesia Tahun 2010 No
mor 503);
11. Peraturan Menteri Agama No
mor 42 Tahun 2016 tentang
Or
ganisasi dan Tata Kerja
Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik In
donesia Tahun 2016 Nomor
1495);
12. Peraturan Menteri Agama No
mor 8 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Um
rah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor
366);
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 131
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
MEMUTUSKAN
132 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
lenggarakan Ibadah Umrah
pada Masa Pandemi Corona
Virus Disease 2019.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Oktober 2020
MENTERI AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 133
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 719 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PER
JALANAN IBADAH UMRAH PADA MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DESEASE
2019
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PERJALANAN IBADAH UMRAH PADA
MASA PANDEMI COVID-19
BAB I
KETENTUAN UMUM
136 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
10. Menteri adalah menteri yang menye-leng
garakan urusan pemerintahan di bidang
agama
BAB II
KETENTUAN PENYELENGGARA
PERJALANAN JEMAAH
PADA MASA COVID-19
A. PERSYARATAN JEMAAH
1. Jemaah dapat diberangkatkan pada
masa pandemi Covid-19 setelah
memenuhi persyaratan :
a. Usia sesuai ketentuan Peme
rintah Arab Saudi;
b. Tidak memiliki penyakit penyerta
(komorbid);
c. Menandatangani surat per nya
taan tidak akan menuntut pihak
lain atas risiko yang timbul
akibat Covid-19 (format surat
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 137
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
pernyataan pada Contoh 1); dan
d. Bukti bebas Covid-19.
2. Persyaratan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 huruf b wajib memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh men
teri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kesehatan;
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 huruf d dibuktikan
dengan asli hasil PCR/SWAB test
yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit
atau laboratorium yang sudah ter
verifikasi oleh Menteri yang menye
lenggarakan urusan pemerintah
di bidang kesehatan yang berlaku
72 jam sejak pengambilan sampel
hingga waktu ke berangkatan atau
sesuai ketentuan Pe me rintah Arab
Saudi.
4. Dalam hal Jemaah tidak dapat
memenuhi persyaratan sebagaimana
138 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
dimaksud pada angka 1 huruf d,
keberangkatannya di tunda sampai
dengan Jemaah dapat me menuhi
syarat dimaksud.
5. PPIU bertanggung jawab atas validitas
persyaratan dan data Jemaah.
B. PROTOKOL KESEHATAN
1. Seluruh Layanan kepada Jemaah
wajib mengikuti protokol kesehatan.
2. Pelayanan kepada Jemaah selama di
dalam negeri mengikuti ketentuan
protokol kesehatan yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang ke
sehatan.
3. Pelayanan kepada Jemaah selama
di Arab Saudi mengikuti ketentuan
protokol kesehatan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kerajaan Arab
Saudi.
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 139
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
4. Protokol kesehatan selama di dalam
pesawat terbang mengikuti ketentuan
protokol kesehatan penerbangan
yang berlaku.
5. PPIU bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan protokol kesehatan
Jemaah selama di tanah air, selama
dalam perjalanan, dan selama di Arab
Saudi demi perlindungan Jemaah.
C. KARANTINA
1. PPIU bertanggung jawab melakukan
karantina terhadap Jemaah yang
akan berangkat ke Arab Saudi dan
setelah tiba dari Arab Saudi.
2. PPIU bertanggung jawab melakukan
karantina terhadap Jemaah setelah
tiba di Arab Saudi sesuai dengan
ketentuan Pemerintah Arab Saudi.
3. Karantina sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dilaksanakan dalam
140 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
rangka proses pemeriksaan sampai
dengan keluarnya hasil tes PCR/
SWAB.
4. Dalam hal Pemerintah Arab Saudi
mewajibkan Jemaah dilakukan PCR/
SWAB test sebelum kepulangan ke
tanah air, PPIU bertanggung jawab
memastikan Jemaah telah dilakukan
PCR/SWAB test sebelum kepulangan
ke tanah air.
5. Selama Jemaah berada dan me
ninggalkan tempat karantina meng
ikuti protokol kesehatan.
6. Jemaah wajib mengikuti protokol
kesehatan yang diperuntukkan bagi
pelaku perjalanan dari luar negeri.
7. Pelaksanaan karantina dapat meng
gunakan asrama haji atau hotel yang
ditunjuk oleh Satgas Covid-19 Pusat
dan Daerah.
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 141
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
D. TRANSPORTASI
1. PPIU bertanggung jawab menye
diakan sarana transportasi sejak lo
kasi karantina, bandara keberang
katan, pesawat terbang pergi pulang,
dan transportasi di Arab Saudi.
2. Transportasi udara dari Indonesia
ke Arab Saudi dan dari Arab Saudi
ke Indonesia dilaksanakan dengan
penerbangan langsung.
3. Dalam hal Jemaah telah mendaftar
dan tertunda keberangkatannya
yang telah memiliki tiket transit di
kecualikan dari ketentuan sebagai
mana dimaksud pada angka 2.
4. PPIU bertanggung jawab terhadap
kesehatan, keamanan dan kese
lamatan jemaah di negara transit.
5. Transportasi dari Indonesia ke Arab
Saudi, selama di Arab Saudi, dan
dari Arab Saudi ke Indonesia se
142 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
bagaimana dimaksud pada angka
1 wajib dilakukan dengan mem per
hatikan protokol kesehatan Covid-19.
6. Pemberangkatan dan pemulangan
Jemaah hanya dilakukan melalui
bandara internasional yang telah di
tetapkan oleh menteri yang menye
lenggarakan urusan pemerintah
di bidang Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
7. Dalam rangka menjamin kepastian
dalam pengendalian dan pengawa
san pemberangkatan dan pemulang
an Jemaah pada masa pandemi Cov
id-19, bandara internasional un
tuk
pemberangkatan dan pemulangan
Jemaah ditetapkan sebagai berikut:
a. Soekarno-Hatta, Banten;
b. Juanda, Jawa Timur;
c. Sultan Hasanuddin, Sulawesi
Selatan; dan
d. Kualanamu, Sumatera Utara.
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 143
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
E. AKOMODASI DAN KONSUMSI
1. PPIU bertanggung jawab menyediak
an sarana akomodasi Jemaah, baik
di dalam negeri dan di Arab Saudi.
2. PPIU bertanggung jawab menye
diakan konsumsi Jemaah baik di
dalam negeri maupun di Arab Saudi.
3. Pelayanan akomodasi dan konsumsi
Jemaah dilakukan sesuai dengan
ketentuan Pemerintah Arab Saudi.
F. KUOTA PEMBERANGKATAN
1. Pemberangkatan Jemaah selama
masa pandemi COVID-19 diprioritas
kan bagi Jemaah yang tertunda ke
berangkatan tahun 1441 H dan me
menuhi persyaratan yang ditetapkan
Pemerintah Arab Saudi.
2. Penentuan jumlah Jemaah yang akan di
berangkatkan mengacu pada kuota yang
diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi.
144 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
G. BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH
UMRAH
1. Biaya penyelenggaraan ibadah um
rah mengikuti biaya referensi yang
telah ditetapkan oleh Menteri.
2. Biaya sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dapat ditambah dengan biaya
lainnya berupa pemeriksaan kesehatan
sesuai dengan protokol Covid-19, biaya
karantina, pelayanan lainnya akibat
terjadinya pandemi Covid-19.
BAB III
PENGAWASAN DAN EVALUASI
146 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 147
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
dengan bukti pembayaran yang sah.
5. PPIU wajib mengembalikan biaya paket
layanan kepada Jemaah setelah penyedia
layanan mengembalikan biaya layanan
yang telah dibayarkan kepada PPIU.
MENTERI AGAMA
REPUBLIK INDONESIA,
148 KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019
Contoh 1
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………...
Tempat, Tanggal, Lahir : ……………………………...
Alamat : ……………………………...
Nomor Induk
Kependudukan : ……………………………...
Nomor HP/Telp : ……………………………...
Nama PPIU : ……………………………...
Dengan ini menyatakan bahwa, Saya tidak akan
menuntut pihak lain atas segala risiko yang timbul
apabila saya terpapar Covid-19 dalam melaksanakan
perjalanan ibadah umrah selama di tanah air, dalam
perjalanan, selama di Arab Saudi, hingga kembali di
tanah air.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi persyaratan keberang
katan ibadah umrah.
……......, ................, 2020
Meterai yang
berlaku
…….........................
Calon Jemaah
KMA Nomor 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan 149
Ibadah Umrah Pada Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019