T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan perawat dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan kepada pasien secara berkesinambungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan determinan stres kerja dengan kinerja perawat di masa pandemi Covid-19. Jumlah
responden sebanyak 59 orang. Kegiatan dimulai dengan menandatangani persetujuan, wawancara,
mengisi kuesioner. Metode penelitian menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan menggunakan Chi-square
dan Uji analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang signifikan dengan p < 0,05,
yaitu : Jam kerja (0,020), beban kerja (0,019), lingkungan kerja (0,005), konflik peran (0,031), dan
pengembangan karir (0,030); sedangkan nilai yang tidak signifikan ditunjukkan dengan p > 0,05,
rutinitas (0,528), peran individu (0,251), hubungan dalam pekerjaan (0,213), pola ketenagaan (0,177),
kemudian yang memiliki hubungan yang paling besar yaitu beban kerja yang ditunjukkan dengan nilai
Exp (β) = 13,380. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada lima determinan stres kerja memiliki
hubungan dengan kinerja perawat dan empat determinan yang tidak memiliki hubungan dengan
kinerja perawat. Diharapkan dapat melakukan rekrutmen dan seleksi khususnya untuk tenaga
keperawatan, menyediakan alat pelindung diri yang sesuai standar disetiap shift kerja, membuat
ruangan dan waktu khusus sebagai fasilitas untuk ruang penyuluhan.
Kata Kunci: Kinerja; pandemi covid-19; perawat; stres kerja
ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has a major influence on the lives of nurses in carrying out nursing care
actions for patients on an ongoing basis. The purpose of this study was to determine the relationship
between the determinants of work stress and the performance of nurses during the Covid-19
pandemic. The number of respondents was 59 people. The activity starts with signing the agreement,
interviewing, filling out a questionnaire. The research method used quantitative data with a cross
sectional approach. Data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate using Chi-square
and logistic regression analysis test. The results showed significant values with p <0.05, namely:
working hours (0.020), workload (0.019), work environment (0.005), role conflict (0.031), and career
development (0.030); while the insignificant value is indicated by p> 0.05, routine (0.528), individual
roles (0.251), work relations (0.213), employment patterns (0.177), then the one with the greatest
relationship is workload as indicated by the value of Exp (β) = 13,380. The conclusion of this study is
that there are five determinants of job stress that have a relationship with nurse performance and four
determinants that have no relationship with nurse performance. It is expected to be able to do
recruitment and selection, especially for nursing staff, provide personal protective equipment
according to standards in each work shift, make special rooms and times as facilities for extension
rooms.
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
Deskripsi jam kerja yang terdapat pada sebanyak 39 orang (66,1%) memiliki konflik
tabel 2 menunjukkan bahwa dari total 59 peran yang rendah, mayoritas perawat
perawat, mayoritas perawat yaitu sebanyak 34 sebanyak 31 orang (52,5%) memiliki
orang (57,6%) memiliki jam kerja yang tinggi, pengembangan karir yang baik, mayoritas
mayoritas perawat sebanyak 33 orang (55,9%) perawat sebanyak 50 orang (84,7%) memiliki
memiliki beban kerja yang tinggi, mayoritas hubungan dalam pekerjaan yang baik,
perawat sebanyak 40 orang (67,8%) memiliki mayoritas perawat sebanyak 38 orang (64,4 %)
rutinitas yang tidak monoton, mayoritas memiliki pola ketenagaan yang baik, dan
perawat sebanyak 35 orang (59,3%) memiliki mayoritas perawat sebanyak 44 orang (74,6 %)
lingkungan kerja yang baik, mayoritas perawat memiliki kinerja perawat yang baik.
sebanyak 38 orang (64,4%) memiliki peran
individu yang sesuai, mayoritas perawat
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hubungan Masing-masing Variabel Antara Jam Kerja, Beban Kerja, Rutinitas,
Lingkungan Kerja, Peran Individu, Konflik Peran, Pengembangan Karir, Hubungan Dalam
Pekerjaan, Pola Ketenagaan Dengan Kinerja Perawat
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
Hasil tabulasi silang yang dilakukan (signifikan) antara peran individu dengan
antara jam kerja dengan kinerja diperoleh hasil kinerja perawat. Hasil tabulasi silang yang
analisis Chi-Square dengan nilai ρ = 0,020 < dilakukan antara konflik peran dengan kinerja
0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 perawat, diperoleh hasil analisis Chi-Square
diterima, berarti terdapat hubungan yang dengan nilai ρ = 0,031 < 0,05 dengan demikian
bermakna (signifikan) antara jam kerja dengan H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat
kinerja perawat. Hasil tabulasi silang yang hubungan yang bermakna (signifikan) antara
dilakukan antara beban kerja dengan kinerja konflik peran dengan kinerja perawat. Hasil
perawat, diperoleh hasil analisis Chi-Square tabulasi silang yang dilakukan antara
dengan nilai ρ = 0,019 < 0,05 dengan demikian pengembangan karir dengan kinerja perawat,
H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat diperoleh hasil analisis Chi-Square dengan
hubungan yang bermakna (signifikan) antara nilai ρ = 0,030 < 0,05 dengan demikian H 0
beban kerja dengan kinerja perawat. Hasil ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat
tabulasi silang yang dilakukan antara rutinitas hubungan yang bermakna (signifikan) antara
dengan kinerja perawat, diperoleh hasil dengan pengembangan karir dengan kinerja perawat.
nilai ρ = 0,528 > 0,05 dengan demikian H0 Hasil tabulasi silang yang dilakukan antara
diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat hubungan dalam pekerjaan dengan kinerja
hubungan yang bermakna (signifikan) antara perawat, diperoleh hasil analisis Chi-Square
rutinitas dengan kinerja perawat. Hasil tabulasi dengan nilai ρ = 0,213 > 0,05 dengan demikian
silang yang dilakukan antara lingkungan kerja H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak
dengan kinerja perawat, diperoleh hasil terdapat hubungan yang bermakna (signifikan)
analisis Chi-Square dengan nilai ρ = 0,005 < antara hubungan dalam pekerjaan dengan
0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 kinerja perawat. Hasil tabulasi silang yang
diterima, berarti terdapat hubungan yang dilakukan antara pola ketenagaan dengan
bermakna (signifikan) antara lingkungan kerja kinerja perawat, diperoleh hasil analisis Chi-
dengan kinerja perawat. Hasil tabulasi silang Square dengan nilai ρ = 0,177 > 0,05 dengan
yang dilakukan antara peran individu dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, berarti
kinerja perawat, diperoleh hasil analisis Chi- tidak terdapat hubungan yang bermakna
Square dengan nilai ρ = 0,251 > 0,05 dengan (signifikan) antara pola ketenagaan dengan
demikian H0 diterima dan H1 ditolak, berarti kinerja perawat.
tidak terdapat hubungan yang bermakna
Analisis Multivariat
Tabel 4. Hubungan Paling Besar Antara Jam Kerja, Beban Kerja, Lingkungan Kerja, Konflik
Peran, Pengembangan Karir Dengan Kinerja Perawat
B S.E Wald Df Sig. Exp. (β) 95% C.I for Exp (β)
Lower Upper
Step Jam Kerja -3,592 1,190 9,116 1 0,003 0,028 0,003 0,284
1a Beban Kerja 2,594 1,054 6,061 1 0,014 13,380 1,697 105,496
Lingkungan Kerja -3,090 1,466 4,439 1 0,035 0,046 0,003 0,806
Konflik Peran 0,892 1,036 0,740 1 0,390 2,439 0,320 18,593
Pengembangan -1,962 1,078 3,310 1 0,069 0,141 0,17 1,164
Karir
Constant 10,704 3,739 8,196 1 0,004 44523,473
Hasil regresi logistik seperti tampak oleh nilai ρ = 0,003 < 0,05, beban kerja
pada tabel 4 , jam kerja berpengaruh signifikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
terhadap kinerja perawat yang ditunjukkan perawat yang ditunjukkan oleh nilai ρ = 0,014
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
< 0,05, dan lingkungan kerja berpengaruh dari yang seharusnya telah ditetapkan.
signifikan terhadap kinerja perawat yang Sehingga dapat mempengaruhi akan kesehatan
ditunjukkan oleh nilai ρ = 0,035 < 0,05; jasmani dari seorang perawat. Selanjutnya
sedangkan konflik peran tidak berpengaruh berdasarkan hasil penelitian beban kerja
signifikan terhadap kinerja perawat yang selama masa pandemi Covid-19 memiliki
ditunjukkan oleh nilai ρ = 0,390 > 0,05, beban kerja yang tinggi. Hasil survey yang
pengembangan karir tidak berpengaruh dilakukan pada tahun 2017, didapati sekitar
signifikan terhadap kinerja perawat yang 60% pekerja mengatakan beban kerja yang
ditunjukkan oleh nilai ρ = 0,069 > 0,05. berhubungan dengan pekerjaan telah
Kemudian hasil regresi logistik variabel bebas meningkat selama 5 tahun terakhir. Beban
yang memiliki hubungan paling besar dengan kerja yang berlebihan dan dibatasi waktu
kinerja perawat yaitu beban kerja, ditunjukkan menjadi sumber masalah terbesar. Beban kerja
oleh nilai Exp. (β)= 13,380. perawat yang tinggi berhubungan dengan
kurang optimalnya pelayanan kepada pasien,
PEMBAHASAN sehingga dapat menurunkan kepuasan pasien
Distribusi Responden Menurut (Vanchapo 2020).
Karakteristik Berdasarkan hasil penelitian rutinitas
selama masa pandemi Covid-19 memiliki
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas rutinitas yang tidak mononton. Perasaan jenuh
perawat yaitu berjenis kelamin perempuan dan yang timbul pada diri seseorang yang
mayoritas perawat yang bekerja dengan lama disebabkan karena harus melakukan pekerjaan
kerja > 4 bulan. Lama kerja yang ditentukan secara berulang-ulang setiap hari, pada
dalam penelitian di Ruang Rawat Inap Rumah akhirnya dapat menimbulkan perasaan kurang
Sakit Advent Manado mengikuti penentuan gembira, tidak bersemangat dan kelelahan.
lama kerja perawat sesuai masa percobaan 3 Kemudian mengenai lingkungan kerja
bulan. Jika perawat yang bekerja selama masa berdasarkan hasil penelitian lingkungan selama
percobaan dinyatakan lulus, maka dapat masa pandemi Covid-19 memiliki lingkungan
diputuskan sebagai perawat tetap di ruangan. kerja yang baik. Lingkungan kerja dibagi
Menurut hasil penelitian (Soeprodjo, R.R.K., menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik dan
C.K.Mandagi. 2017) menyimpulakan bahwa lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja
kinerja seseorang tidak ditentukan oleh jenis fisik adalah semua bentuk fisik yang dialami
kelamin namun bagaimana perwujudan dari oleh karyawan baik secara langsung maupun
kemampuan dalam memberikan asuhan tidak langsung sedangkan lingkungan kerja
keperawatan kepada pasien. Selanjutnya non fisik adalah semua kegiatan yang terjadi
penelitian (Astriana.,N.Bahry. 2014), semakin yang berhubungan dengan kerja yang
lama masa kerja, maka banyak pengalaman dilakukan, baik hubungan dengan pimpinan,
kerja yang didapat. Sehingga kecakapan dalam rekan kerja, maupun dengan bawahan
pekerjaan akan semakin baik, dengan demikian (Rumoning 2018).
dapat meningkatkan hasil kerja. Berdasarkan hasil penelitian peran
individu selama masa pandemi Covid-19
Deskripsi Determinan Stres Kerja Dan memiliki peran individu yang sesuai. Peran
Kinerja Perawat individu perawat di Ruang Rawat Inap Medis
Berdasarkan hasil penelitian jam kerja Rumah Sakit Advent Manado telah berjalan
selama masa pandemi Covid-19 memiliki jam dengan baik sesuai dengan tanggung jawab
kerja yang tinggi. Seorang perawat tentunya yang diberikan oleh atasan. Peran yang
tidak lepas dari adanya sistem shift kerja yang dimiliki oleh perawat diberikan sesuai dengan
telah ditentukan oleh rumah sakit. Hal ini kemampuan, berdasarkan lama kerja, dan
tentunya dapat memberikan konsekuensi pengalaman kerja. Selanjutnya berdasarkan
adanya perpanjangan jam kerja pada perawat, hasil penelitian konflik peran selama masa
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
bermakna (signifikan) antara beban kerja pada akhirnya dapat menimbulkan perasaan
dengan kinerja perawat. Beban kerja yang kurang gembira, tidak bersemangat dan
berlebihan tentunya dapat mempengaruhi akan kelelahan. Banyak perawat yang beranggapan
prodiktifitas. Secara teoritis, stres kerja bahwa dokumentasi asuhan keperawatan
perawat dapat terjadi apabila dalam bekerja menghalangi atau mengurangi waktu mereka
perawat mendapat beban kerja yang tinggi dalam memberikan perawatan kepada pasien.
melebihi kemampuannya dan perawat tersebut Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tidak mampu untuk menyelesaikan hasil dengan nilai ρ = 0,005 < 0,05 yang
pekerjaannya (Maharani 2019). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang
tentang hubungan beban kerja dengan kinerja bermakna (signifikan) antara lingkungan kerja
perawat dalam pemberian asuhan keprawatan dengan kinerja perawat. Sejalan dengan
di instalasi inap dan hasilnya terdapat penelitian diatas, hasil penelitian tentang
hubungan antara beban kerja dengan kinerja pengaruh sistem remunerasi dan lingkungan
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya
yang ditunjukkan dengan nilai ρ = 0,035 terhadap kinerja perawat di RS Paru Dr. H.A
(Manuho, E., H. Warouw. 2015). Beban kerja Rotinsulu Bandung, menyimpulkan bahwa
perawat dapat maenjadi masalah disebabkan terdapat pengaruh yang signifikan antara
biasanya terjadi ketidakseimbangan beban lingkungan kerja terhadap motivasi kerja.
kerja. Pasien yang ditangani oleh seorang Semakin baik lingkungan kerja maka motivasi
perawat tidak seimbang dengan jumlah pasien kerja akan semakin tinggi, sebaliknya jika
(Aprillia 2017). Apabila tuntutan pekerjaan lingkungan kerja buruk maka motivasi kerja
dan jumlah perawat tidak berbanding rendah dengan menunjukkan hasil signifikan
seimbang, maka dapat menimbulkan beblian 17,5 % (Hidayat 2016). Lingkungan kerja yang
kerja yang dapat mengakibatkan stres pada kondusif dapat memberikan rasa aman dan
kerja (Maharani 2019). nyaman kepada pengerja, sehingga dapat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan meningkatkan pekerjaan. Selain itu lingkungan
hasil dengan nilai ρ = 0,528 > 0,05 yang kerja dapat mempengaruhi akan emosi saat
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bekerja, apabila pengerja menyenangi akan
bermakna (signifikan) antara rutinitas dengan pekerjaannya maka akan nyaman ditempat
kinerja perawat. Rutinitas adalah prosedur pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus akan lingkungan kerja yaitu penerangan
dalam kelas yang mengacu pada kegiatan cahaya, suhu udara, suara bising, keamanan
khusus yang dikerjakan dengan tujuan kerja, dan hubungan dengan karyawan
penyelesaian tugas (Wijayanto 2020). (Muzammil, A., S. Hendriani. 2014).
Rutinitas perawat dalam pelayanan di rumah Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
sakit tidak lepas dari dokumentasi asuhan hasil dengan nilai ρ = 0,251 > 0,05 yang
keperawatan. Dokumunetasi asuhan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
keperawatan merupakan hal yang penting bermakna (signifikan) antara peran individu
untuk menyimpan informasi data yang akurat dengan kinerja perawat Peran individu
tentang pasien dan selain itu dilakukan untuk merupakan salah satu stres kerja yang timbul
penilaian akan kinerja perawat, maka sangat karena individu mengalami ketidakjelasan
dibutuhkan akan kemampuan intelektual dan peran dan sasaran kerja yang pada akhirnya
moral, agar dapat mengisi dokumentasi asuhan akan merasa tidak puas dengan hasilnya.
keperawatan secara tepat dan benar. Suatu Selain itu dapat terjadi juga konflik peran pada
pekerjaan yang dilakukan secara berulang- individu jika tuntutan kerja atau keharusan
ualng setiap shift kerja dan selama 24 jam untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau
membuat pengkajian, diagnosa, perencanaan, tidak sesuai dengan kemampuan individu (Fitri
implementasi dan evaluasi tentunya menjadi 2013).
sebuah rutinitas yang membosankan, yang
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
bermakna (signifikan) antara pola ketenagaan artinya bahwa beban kerja memiliki
dengan kinerja perawat. Sejalan dengan kemungkinan 13 kali lebih besar hubungannya
penelitian tentang faktor yang mempengaruhi dengan kinerja perawat selama masa pandemi
stres kerja perawat puskesmas di Wilayah Covid-19. Hasil penelitian diatas sejalan
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, dengan penelitian yang dilakukan oleh (Eliazar
menujukan data antara pola ketenagaan dan 2019) tentang pengaruh stres kerja, beban
stres kerja perawat, diketahui sebanyak 27 kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja
perawat (100%) dalam kondisi tidak baik, perawat di ruang rawat inap RSUD Datu Beru
ditandai dengan sebanyak 19 responden Takengon, dari tiga variabel yaitu stres kerja,
mengalami stres kerja dan 8 responden tidak beban kerja, dan kepuasan kerja, beban kerja,
mengalami stres kerja. Selanjutnya dari 29 variabel beban kerja memiliki hubungan paling
(100 %) responden menyatakan pola besar dengan kinerja perawat ditunjukan
ketenagaan dalam kondisi baik, ditandai dengan nilai Exp.(β) = 22,121, yang artinya
dengan sebanyak 16 responden mengalami bahwa beban kerja memiliki kemungkinan 22
stres kerja dan 13 responden tidak mengalami kali lebih besar hubungannya dengan kinerja
stres kerja dengan nilai signifikan 0,279. Maka perawat dibandingkan variabel yang lain.
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Menurut UU Kesehatan No.36 Tahun 2009
antara pola ketenagaan dengan stres kerja pada beban kerja adalah besaran pekerjaan yang
perawat (Manaf 2018). Penyusunan pola harus dipikul oleh suatu jabatan dan
ketenagaan merupakan hal yang penting dalam merupakkan hasil kali antara jumlah pekerjaan
perencanaan sumber daya manusia. Keluhan dengan waktu. Sedangkan beban kerja
yang terjadi karena kurang tenaga sering perawat adalah volume kerja (waktu yang
terjadi di rumah sakit-rumah sakit yang diperlukan untuk menangani pasien setiap hari)
menyebabkan pelayanan kepada pasien perawat di sebuah unit rumah sakit (Vanchapo
menjadi tidak optimal. Untuk itu perlu 2020). Beban kerja yang dikerjakan secara
dilakukan perhitungan pola ketenagaan yang berlebihan tentunya akan menyebabkan stres
baik sehingga dapat mencegah terjadinya kerja baik secara fisik maupun mental. Apabila
beban kerja yang berlebihan dan dapat seorang perawat sudah mengalami stres kerja
meningkatkan kualitas pelayanan di rumah maka tentunya akan sangat berpengaruh pada
sakit (Rosa 2016). hasil dari kinerja.
Adapun hambatan pada penelitian ini
Hubungan Paling Besar Antara Jam Kerja, terletak pada ruang lingkup penelitian yang
Beban Kerja, Lingkungan Kerja, Konflik dibatasi karena adanya pandemi Covid-19 dan
Peran, Pengembangan Karir Dengan beberapa subjek penelitian yang dikarantina.
Kinerja Perawat Untuk mengatasi hambatan ini, penulis
menyiapkan alat pelindung diri yang sesuai
Berdasarkan hasil analisis bivariat standar sesuai aturan dari rumah sakit tujuan.
sebelumnya maka variabel yang memiliki nilai Sehingga tidak menghalangi untuk melakukan
signifikan yaitu jam kerja, beban kerja, kontak dengan perawat yang berada diruangan.
lingkungan kerja, konflik peran, dan Selain itu untuk melakukan penelitian pada
perkembangan karir dilanjutkan dengan perawat yang berada diruangan karantina,
analisis mutivariat yang menggunakan uji maka peneliti mengunakan metode online
regresi logistik. Untuk dicari secara dengan mengirimkan kuesioner dalam bentuk
bersaamaan hubungan antara variabel bebas google form di media Whatshapp (WA)
dan terikat. Selanjutnya dari hasil yang didapat sehingga tetap dapat berpartisipasi.
dari uji regresi logistik, variabel bebas yang
nilainya paling besar hubungannya dengan KESIMPULAN DAN SARAN
variabel terikat yaitu variabel beban kerja yang Penelitian mengenai determinan stres
ditunjukan dengan nilai Exp. (β)= 13,380, kerja yang ditinjau apakah memiliki
Jurnal Kesehatan Medika Saintika 77
Desember 2021 |Vol 12 Nomor 2
e-ISSN : 2540-9611
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Volume 12 nomor 2 (Desember 2021) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v12i2.983
hp/majority/article/view/1408/1252.
Vanchapo, A. R. 2020. Beban Kerja Dan Stres
Kerja. Pasuruan: Qiara Media.
WHO. 2020. “Coronavirus Disease (Covid-19)
Outbreak: Rights, Roles and
Responsibilities of Health Workers,
Including Key Considerations for
Occupational Safety and Health.”
https://apps.who.int/iris/handle/10665/33
1510.
Wijayanto, N. 2020. “Identifikasi Penerapan
Peraturan (Rules) Dan Rutinitas
(Routines) Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sd
Se-Kabupaten Sleman.”
https://eprints.uny.ac.id/67880/.
Wulandari, D dan R. Dwiyanti. 2014.
“Hubungan Antara Konflik Peran Ganda
Dengan Stres Kerja Pada Perawat Wanita
Yang Sudah Menikah.” Jurnal Nasional
12(2): 1693–1076.
Zahara, Y., R. Sitorus., L. Sabri. 2011.
“Faktor-Faktor Motivasi Kerja:
Supervisi, Penghasilan, Dan Hubungan
Interpersonal Mempengaruhi Kinerja
Perawat Pelaksana.” Jurnal Keperawatan
Indonesia 14(2): 72–83.