ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, lingkungan kerja, dan
dukungan sosial terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten
Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten
Bantul yang berjumlah 54 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 orang
berdasarkan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5%. Instrumen penelitian ini berupa
kuesioner dengan uji validitas menggunakan rumus Product Moment dan uji reliabilitas
menggunakan Alpha Cronbanch. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi
berganda dengan menggunakan program olah data SPSS 23 for windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif beban kerja terhadap stres kerja
pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul, yaitu nilai t hitung (4,215) > t tabel
(2,014) dan nilai sig (0,000) < 0,05. (2) ada pengaruh negatif lingkungan kerja terhadap
stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul, yaitu nilai t hitung (-
2,861) > t tabel (2,014) dan nilai sig (0,006) < 0,05. (3) ada pengaruh negatif dukungan
sosial terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul,
yaitu nilai t hitung (-2,207) > t tabel (2,014) dan nilai sig (0,033) < 0,05.
Kata Kunci : Beban Kerja, Lingkungan Kerja, Dukungan Sosial, Stres Kerja.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang dapat berpengaruh dalam
suatu perusahaan. Meskipun perusahaan sudah memiliki modal, bahan baku yang
berlimpah, atau mesin yang canggih, namun seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang
berkualitas. Perusahaan perlu memperhatikan sumber daya manusia secara tepat agar
dapat menjalankan segala aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini adalah karyawan yang berperan
sebagai motor penggerak dalam perusahaan (Abdullah, 2017).
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan sebagian
masyarakat Indonesia. Perawat Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di
Rumah Sakit. Perawat merupakan salah satu profesi yang memiliki andil besar dalam
menentukan keberhasilan rumah sakit atau puskesmas dalam memberikan pelayanan
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 270
Rika Setiani
Dwi Novitasari
kesehatan kepada masyarakat, hal ini disebabkan selama 24 jam perawat berperan
menghadapi masalah kesehatan pasien secara terus menerus (Paju & Dwiantoro, 2015).
Seorang perawat dituntut untuk selalu professional dan berkualitas dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Semakin meningkatnya tuntutan tugas yang
dihadapi perawat, maka dapat meningkatkan stres. Perawat dihadapkan dengan
berbagai masalah yang dikeluhkan pasien yang bermacam-macam, hubungan dengan
rekan kerja dan atasan yang tidak terjalin dengan baik, beban kerja yang berat, di ruang
rawat inap yang pekerjaannya kompleks dan monoton, dan ditambah dengan tuntutan
tugas yang harus dicapai (Siswadi, dkk, 2021). Situasi dan tuntutan kerja perawat bisa
membuat perawat stres dan mengganggu pekerjaannya serta dapat menurunkan kinerja
perawat.
Fenomena stres kerja akibat pandemi Covid-19 terjadi pada karyawan di
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul. Menghadapi berbagai karakteristik pasien,
tenaga kesehatan lainnya, dan situasi kerja, ditambah dengan keadaan pandemi Covid-
19 yang terjadi, membuat karyawan lebih berat dan dapat mengakibatkan stress kerja
yang tinggi. Masalah lain yang ditemukan di Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul
yaitu karyawan harus lembur dan bekerja lebih dari jam kerja mereka yang seharusnya.
Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah pengunjung yang melebihi waktu kerja yang
biasanya (Observasi di Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul tanggal 11 Maret 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 karyawan Puskesmas Kasihan 1
Kabupaten Bantul diperoleh hasil pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Wawancara
Variabel Kategori Persentase
Beban Kerja Tinggi 10 orang (50,00%)
Sedang 8 orang (40,00%)
Rendah 2 orang (10,00%)
Stres Kerja Tinggi 12 orang (60,00%)
Sedang 7 orang (35,00%)
Rendah 1 orang (5,00%)
Lingkungan Kerja Baik 9 orang (45,00%)
Sedang 8 orang (40,00%)
Kurang Baik 3 orang (15,00%)
(Sumber: Hasil Wawancara tanggal 11 Maret 2021)
Beban pekerjaan yang begitu banyak, pemenuhan kebutuhan, penanganan
masalah, dan pada akhirnya sangat menguras energi baik fisik ataupun kemampuan
kognitif. Kondisi karyawan yang stres dengan adanya beban pekerjaan yang sudah berat
hendaknya tidak ditambah lagi dengan beban-beban lain di luar tugas sebagai karyawan
di Puskesmas. Hasil penelitian Maharani & Budianto (2019); Zulmaidarleni et al., (2020);
Wardani (2020) menunjukkan bahwa beban kerja pertama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap stres kerja.
Salah satu penyebab munculnya stres kerja adalah lingkungan kerja. Lingkungan
kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya (Sunyoto, 2012).
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 271
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Dukungan sosial yang rendah akan mempengaruhi tingkat stres kerja seseorang.
Menurut Taylor (dalam Putra & Susilawati, 2018), seseorang yang memiliki dukungan
sosial akan lebih memungkinkan untuk mengalami lebih sedikit stres saat seseorang
tersebut mengalami stres dan juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
berhasil dalam menghadapi stres. Dukungan sosial yang dimaksud disini adalah
dukungan sosial yang didapat dari lingkungan pekerjaan yaitu seperti rekan kerja dan
keluarga maupun teman di luar lingkungan kerja. Banyak kasus yang menunjukkan
bahwa, para karyawan yang mengalami stress kerja adalah mereka yang tidak
mendapatkan dukungan dari rekan sekerjanya.
Stres kerja yang dialami oleh karyawan akan memberikan dampak tidak hanya
bagi karyawan itu sendiri, tetapi juga akan berdampak bagi pihak Puskesmas Kasihan 1
Kabupaten Bantul. Dampak bagi karyawan seperti lesu kerja, semangat yang menurun,
dan kepuasan kerja yang menurun. Bagi pihak Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul
akan berdampak pada tingginya angka tidak masuk kerja, keterlambatan hadir, turnover,
hubungan kerja menjadi tegang dan rendahnya kualitas pekerjaan serta kecenderungan
mengalami kecelakaan kerja. Stres kerja tidak hanya membawa dampak negatif pada
karyawan namun juga pada perusahaan (Marchelia, 2014). Hal tersebut dikarenakan
ketidakseimbangan antara produktivitas karyawan dengan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk membayar gaji, tunjangan, maupun fasilitas (Haqqoh, 2016).
Penelitian sebelumnya oleh Tjahjoanggoro (2019) menunjukkan hubungan negatif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja, semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin rendah stres kerja pada karyawan Solopos dan
sebaliknya. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rahmadia, dkk, (2019)
menunjukkan pengaruh negatif antara dukungan sosial terhadap stres kerja pada
perawat RSI Ibnu Sina. Ulfa (2021) membuktikan bahwa adanya korelasi antara
dukungan sosial terhadap adaptasi stress istri TNI-AD yaitu memiliki hubungan yang
bermakna karena p<0,05. Hal yang sama dibuktikan oleh Santoso & Setiawan (2018)
dukungan sosial dari keluarga, atasan, dan rekan kerja berperan signifikan terhadap
resilient self-efficacy guru SLB, baik ketika diberikan secara simultan maupun terpisah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya membuat
penelitian ini perlu untuk mengungkap keterkaitan antara beban kerja, dukungan sosial
terhadap stres kerja pada karyawan, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi atau
meminimalisir adanya stres kerja pada karyawan. Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh positif beban kerja terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul?
2. Apakah ada pengaruh positif lingkungan kerja terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul?
3. Apakah ada pengaruh positif dukungan sosial terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disusun tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh beban kerja terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas
Kasihan 1 Kabupaten Bantul.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 272
Rika Setiani
Dwi Novitasari
2. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja kerja terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul.
3. Menganalisis pengaruh dukungan sosial terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan Rahmawati dan Irwana (2020) berjudul “Pengaruh Stres
Kerja, Kepuasan Kerja dan Dukungan Sosial terhadap Kinerja Perawat di
Puskesmas Sebatik”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa stres kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perawat dengan nilai t-hitung
sebesar 2,991, t-tabel sebesar 1,69389 dan nilai signifikan sebesar 0,005, maka
dapat disimpulkan bahwa t-hitung > t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
Kepuasan kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja perawat,
dengan nilai t-hitung sebesar 1,390, t-tabel sebesar 1,69389 dan nilai signifikan
sebesar 0,174, maka dapat di simpulkan bahwa t-hitung < t-tabel dan nilai signifikan
lebih besar dari 0,05. Dukungan sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Kinerja perawat, dengan nilai t-hitung sebesar 1,992, t-tabel sebesar
1,69389 dan nilai signifikan sebesar 0,055, maka dapat di simpulkan bahwa t-hitung
> t-tabel dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05.
2. Penelitian yang dilakukan Musyaddat dkk, (2017) berjudul “Pengaruh Dukungan
Sosial, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Stres Kerja Perawat Rumah
Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan sosial, tuntutan kerja dan lingkungan kerja
berpengaruh terhadap stres kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Nusa
Tenggara Barat. Tuntutan kerja paling berpengaruh terhadap stres kerja Perawat di
Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian tersebut
direkomendasikan kepada pihak manajemen RS Jiwa Mutiara Sukma Nusa
Tenggara Barat untuk memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan seluruh perawat di
RS Jiwa Mutiara Sukma Nusa Tenggara Barat.
3. Penelitian yang dilakukan Weken dkk, (2020) berjudul “Hubungan antara Beban
Kerja, Konflik Peran, dan Dukungan Sosial dengan Stres Kerja Pada Guru di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Manado Pada Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan stres kerja (p = 0,000), ada
hubungan konflik peran dengan dukungan sosial (p = 0,000), ada hubungan
dukungan sosial dengan beban kerja (p = 0,002). Hasil uji multivariat menunjukkan
bahwa dukungan sosial (p = 0,007; OR = 25,402) merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap stres kerja pada guru di SMA N 1 Manado. Kesimpulannya
bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja, konflik peran, dan
dukungan sosial dengan stres kerja pada guru di SMA N 1 Manado. Variabel yang
paling mempengaruhi stres kerja adalah dukungan sosial.
4. Penelitian yang dilakukan Rahmadia dkk, (2019) berjudul “Pengaruh Lingkungan
Kerja Fisik dan Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja pada Perawat Rumah Sakit
Islam (RSI) Ibnu Sina Payakumbuh”. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 273
Rika Setiani
Dwi Novitasari
ditemukan bahwa beban kerja pertama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
stres kerja pada perawat RS Islam Ibnu Sina Payakumbuh. Hipotesis kedua berhasil
dibuktikan dukungan sosial berpengaruh negatif dan signifikan, berpengaruh
terhadap stres kerja Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh.
5. Penelitian yang dilakukan Pucangan dan Indrawati (2019) berjudul “Peran work-life
balance dan dukungan sosial terhadap stres kerja pada perempuan Bali yang
bekerja di hotel bintang 4 di Kabupaten Badung”. Hasil uji regresi berganda
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,745, nilai koefisien determinasi
sebesar 0,554 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dengan koefisien beta
terstandarisasi pada variabel work-life balance sebesar -0,335 dan variabel
dukungan sosial sebesar -0,423. Hasil tersebut menunjukkan bahwa work-life
balance dan dukungan sosial secara bersama-sama berperan menurunkan tingkat
stres kerja perempuan Bali yang bekerja di hotel bintang 4 di Kabupaten Badung.
Landasan Teori
Beban Kerja
Beban kerja merupakan konsekuensi dari kegiatan yang diberikan kepada pekerja
yang dalam beberapa dekade terakhir semakin meningkat. Beban kerja merupakan
segala sesuatu yang mencakup berbagai variabel yang mencerminkan jumlah atau
kesulitan suatu pekerjaan seseorang (Bowling & Kirkendall, 2012). Beban kerja juga
dapat diartikan sebagai keseluruhan susunan pekerjaan yang dialami seseorang dari
pekerjaan di hari itu termasuk organisasi, lingkungan, pribadi (fisik, psisiologis, dan
psikologi), dan faktor situasional (Umansky & Rantanen, 2016).
O'Brien-Pallas et al., (2016) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan beban
kerja perawat adalah keseluruhan jumlah dan tipe (baik langsung maupun tidak
langsung) dari tindakan perawat dalam merawat pasien dalam waktu satu hari. Profesi
keperawatan sendiri beban kerja yang tidak sesuai dengan standar akan menimbulkan
dampak seperti munculnya kesalahan pada pelaporan status pasien, kelelahan kerja,
meninggalkan pekerjaan yang tidak selesai selama shift kerja, terganggunya alur kerja,
hingga kesalahan pemberian medikasi pada pasien (McPhee et al., 2017). Nazila &
Yuliana (2019) menyatakan beban kerja/work load adalah sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan secara sistematis
dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja, atau teknik
manajemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan informasi tentang
efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan sebagian dari komponen yang sangat penting ketika
karyawan melakukan aktivitas bekerja. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 274
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Lingkungan kerja adalah suasana dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya
(Sutrisno, 2015).
Samsudin (2012) menjelaskan lingkungan kerja yang baik adalah yang aman,
bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman dan gangguan yang
dapat menghambat karyawan untuk bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang
kondusif akan membawa dampak baik bagi kelangsungan karyawan bekerja,
sebaliknya, lingkungan kerja yang kurang kondusif akan membawa dampak negatif bagi
kelangsungan karyawan bekerja.
Dukungan Sosial
Kehidupan, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan keberadaan orang lain
untuk saling memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerjasama dalam
menghadapi tantangan, baik dari kelompok terhadap seseorang maupun antar
seseorang yang disebut dengan dukungan sosial (Widiyanto & Kurniawan, 2018).
Dukungan sosial dapat berupa pemberian infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun
materi yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat seseorang merasa
diperhatikan, bernilai, dan dicintai. Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh seseorang,
dengan adanya dukungan sosial yang diberikan, maka seseorang merasa bersemangat
dan merasa dihargai (Mufidah, 2017).
Cohen dan Syme (Dianto, dkk, 2020) menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah
hubungan antar individu yang didalamnya terdapat saling memberi bantuan,
kepercayaan, dan saling menghargai. Dukungan sosial akan membuat individu dapat
memahami dirinya dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi karena bantuan
atau keberadaan individu lain.
Stres Kerja
Istilah "stres" berasal dari kata "estrica" dalam bahasa Latin, atau "estrece" dalam
bahasa Perancis yang pada abad ke-17 digunakan dalam artian malapetaka, masalah,
bencana, dukacita, kesedihan (Korkmaz & Köseoğlu, 2018). Stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang menciptakan adanya keseimbangan fisik, yang mempengaruhi emosi,
proses berfikir dan kondisi seseorag karyawan (Hidayat, 2016). Stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam lingkungan atau
suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan atau gangguan tidak menyenangkan yang berasal dari luar
seseorang.
Fahmi (2016) menyatakan “stres adalah suatu keadaan yang menekan diri dan
jiwa seseorang di luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada
solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya”.
Penyebab stres kerja, antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu
kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak
sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab,
konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan yang frustasi dalam bekerja
(Mangkunegara, 2016).
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 275
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:
1. Beban Kerja
Beban kerja adalah keadaan di mana perawat dihadapkan pada tugas yang harus
diselesaikan pada waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
Indikator yang digunakan adalah target yang harus dicapai, Kondisi Pekerjaan,
Penggunaan Waktu Kerja, Standar Pekerjaan.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para perawat dan
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
oleh pimpinan. Adapun indikator dari lingkungan kerja adalah penerangan, suhu
udara, suara bising, warna, ruang gerak, keamanan, hubungan antar karyawan.
3. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah bantuan yang diperoleh individu (perawat) melalui
hubungan interpersonal dengan orang-orang di sekitar individu yang memiliki arti
bagi individu tersebut dalam menghadapi masalahnya, diantaranya melalui bantuan
emosional, bantuan penghargaan, bantuan instrumental dan bantuan informasi.
Indikatornya yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial.
4. Stres Kerja
Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan perawat, baik fisik maupun mental
terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja perawat di Rumah Sakit yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Adapun indikator
stres kerja adalah job content (uraian pekerjaan), working conditions (kondisi kerja),
employment conditions (kondisi karyawan), social relations at work (hubungan sosial
ditempat kerja).
Model Penelitian
Kerangka pemikirian bertujuan untuk mengetahui masalah yang akan dibahas,
dan untuk menunjukan arah penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Kerangka
pemikiran teoritis digambarkan sebagai berikut:
Beban Kerja
(X1)
Lingkungan Kerja Stres Kerja
(X2) (Y)
Dukungan Sosial
(X3)
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 276
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Hipotesis
1) Pengaruh beban kerja terhadap stres kerja
Salah satu faktor penyebab timbulnya stres kerja adalah tuntutan tugas pekerjaan
yang berlebihan. Tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi oleh karyawan dapat
menimbulkan rasa tertekan pada karyawan. Ketidakmampuan karyawan dalam
menjawab tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh perusahaan dapat menjadi pemicu
timbulnya stres. Tuntutan tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan
dari resiko dan bahaya.
Madadzadeh et al., (2018) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa beban
kerja dan stres kerja memiliki hubungan positif dan signifikan. Shabbir & Naqvi (2017)
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja.
Penelitian oleh Rizky & Afrianty (2018) pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
menyatakan bahwa beban kerja mempengaruhi stres kerja secara positif signifikan.
Wijaya (2018); Weken dkk, (2020) Kokoroko dan Sanda 2019); Arab et al., (2015)
menyatakan beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja.
Berdasarkan penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa beban kerja kerja
mempengaruhi stres kerja, sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H1: ada pengaruh positif beban kerja terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul
2) Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja
Salah satu penyebab munculnya stres kerja adalah lingkungan kerja. Lingkungan
kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya (Sunyoto, 2012). Hasil penelitian Musyaddat dkk,
(2017) menunjukan bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap stres kerja perawat Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB.
Berdasarkan penelitian terdahulu dikatakan bahwa lingkungan kerja
mempengaruhi stres kerja, sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H2: ada pengaruh negatif lingkungan kerja terhadap stres kerja pada
karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul
3) Pengaruh dukungan sosial terhadap stres kerja
Dukungan sosial dapat mereduksi tingkat stress kerja. Kuantitas dan kualitas
hubungan sosial individu dengan pasangan hidup, rekan kerja, atasan berpengaruh
pada kemampuan individu dalam menanggulangi stress yang dihadapinya (Wulandari,
2018). Penelitian Weken dkk, (2020) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
dukungan sosial terhadap stres kerja.
Penelitian yang dilakukan di Norwegia juga menunjukkan bahwa dukungan sosial
dapat membantu mengurangi stres, depresi, kegelisahan, serta meningkatkan harga diri,
kehidupan normal, kesejahteraan dan kualitas hidup, sedangkan kurangnya dukungan
sosial memiliki efek sebaliknya. Efek positif dari dukungan sosial yang baik dapat
dijelaskan bahwa dukungan tersebut memiliki dampak langsung pada kesehatan dan
kesejahteraan karena memberikan kenyamanan, merasa memiliki tujuan hidup dan
keamanan (Hauken, 2020).
Berdasarkan penelitian terdahulu dikatakan bahwa dukungan sosial kerja
mempengaruhi stres kerja, sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 277
Rika Setiani
Dwi Novitasari
METODE PENELITIAN
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 278
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Karakteristik Responden
Karakteristik karyawan di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul berdasarkan
jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan pendidikan terakhir. disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1
Data Karakteristik Responden di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
1 Laki-Laki 14 29,2
2 Perempuan 34 70,8
Usia
1 ≤ 20 Tahun 0 0,0
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 279
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 280
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 281
Rika Setiani
Dwi Novitasari
a) Variabel beban kerja didapatkan nilai t hitung 4,215 dan nilai signifikansi (sig) 0,000.
Hasil nilai t hitung 4,215 > t tabel 2,014 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak,
artinya H1 yang berbunyi “ada pengaruh positif beban kerja terhadap stres kerja pada
karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul” diterima. Bernilai positif, artinya
jika beban kerja yang dirasakan semakin tinggi, maka stres kerja juga akan semakin
tinggi.
b) Variabel lingkungan kerja didapatkan nilai t hitung -2,861 dan nilai signifikansi (sig)
0,006. Hasil nilai t hitung -2,861 > t tabel 2,014 dan nilai signifikansi 0,006 < 0,05, maka
H0 ditolak, artinya H2 yang berbunyi “ada pengaruh negatif lingkungan kerja terhadap
stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul” diterima.
Bernilai negatif, artinya jika lingkungan kerja yang dirasakan semakin tinggi/baik,
maka stres kerja akan semakin menurun.
c) Variabel dukungan sosial didapatkan nilai t hitung -2,207 dan nilai signifikansi (sig)
0,013. Hasil nilai t hitung -2,207 > t tabel 2,014 dan nilai signifikansi 0,033 < 0,05, maka
H0 ditolak, artinya H3 yang berbunyi “ada pengaruh negatif dukungan sosial terhadap
stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul” diterima.
Bernilai negatif, artinya jika dukungan sosial yang dirasakan semakin tinggi/baik,
maka stres kerja akan semakin menurun.
2) Analisis Uji F (Simultan)
Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Uji F (Simultan)
Sum of Mean
Model df F Sig,
Squares Square
1 Regression 156,566 3 52,189 24,848 0,000a
Residual 92,413 44 2,100
Total 248,979 47
Sumber: data penelitian diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh koefisien F hitung 24,848 > F tabel 3;44, nilai sig.
0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa “ada pengaruh beban kerja, lingkungan kerja,
dan dukungan sosial secara simultan terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas
Kasihan 1 Kabupaten Bantul”, hipotesis diterima.
3) Koefisien Determinasi (R2)
Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Std, Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 0,793a 0,629 0,604 1,44924
Sumber: data penelitian diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui bahwa Adjusted R Square (R2) adalah sebesar
0,604 (0,604 x 100%= 60,4%). Hal tersebut berarti bahwa sebesar 60,4% dari variabel
beban kerja, lingkungan kerja, dan dukungan sosial mempengaruhi stres kerja
karyawan, sedangkan sisanya 39,6% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 282
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif beban kerja terhadap
stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul. Bernilai positif,
artinya jika beban kerja yang dirasakan semakin tinggi, maka stres kerja juga akan
semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Musyaddat (2017); Weken
dkk, (2020); Rizky & Afrianty (2018); Zulmaidarleni, dkk, (2019); Hermawati & Yosiana
(2021); Shabbir et al., (2017); Hannani (2016); Nafs (2020); dan Sarda, dkk, (2018)
menemukan bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja.
Temuan yang diperoleh mengisyaratkan beban kerja yang berat, yang terlihat dari
waktu penyelesaian yang cepat, risiko kerja yang tinggi hingga butuh waktu dan
ketelitian yang tinggi membuat karyawan harus melaksanakan pekerjaan dalam tempo
waktu yang panjang, sehingga mengurangi kegiatan untuk bersantai baik dengan teman
ataupun keluarga akibatnya tingkat stres kerja yang dirasakan karyawan akan
meningkat. Hasil penelitian yang diperoleh Nurcahyawati (2017) menemukan bahwa
beban kerja yang terlalu tinggi akan menciptakan tekanan psikologis dalam diri
karyawan, sehingga mendorong meningkatnya stres kerja yang dirasakan karyawan.
Beban kerja karyawan di Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul semakin tinggi
baik beban kerja fisik mapun beban kerja non fisik, dimana hal ini menjadi pemicu
meningkatnya stres kerja. Dalam menjalankan tugas utama setiap hari dengan beban
kerja yang tinggi akibat adanya pandemi Covid-19, karyawan merasakan sedikit adanya
gangguan beban psikologis, kesehatan mental dan kelelahan dalam bekerja (shift
malam).
2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Stres Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif lingkungan kerja
terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul. Bernilai
negatif, artinya jika lingkungan kerja yang dirasakan semakin tinggi/baik, maka stres
kerja akan semakin menurun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zulmaidarleni,
dkk, (2019); Musyaddat dkk, (2017); Amas & Jaka (2018); Triniwati, dkk, (2018); Syafitri,
dkk, (2019) membuktikkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap stres
kerja.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa lingkungan kerja di Puskesmas
Kasihan I Kabupaten Bantul dalam kategori rendah. Stress kerja yang dialami karyawan
di di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul salah satunya berasal dari lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, seperti: kebisingan, suhu yang
terlalu panas, kesesakan, dan angin badai. Stresor lingkungan mencakup stressor
secara makro, seperti migrasi, dan kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan
lalu lintas, bencana nuklir. Sementara pada masa pandemi Covid-19 lingkungan kerja
yang sepi karena semua diberlakukan WFH memberikan nuansa yang berbeda, bukan
tenang dengan kedamaian, akan tetapi sepi dengan kegelisahan (Muslim, 2020).
Pandemi Covid-19 mendorong adanya kebijakan baru pada lingkungan kerja non
fisik di Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul yakni hubungan rekan kerja lebih
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 283
Rika Setiani
Dwi Novitasari
dibatasi dengan keharusan jaga jarak, adanya standar dan prosedur kerja yang semakin
banyak terkait pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19.
3. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dukungan sosial
terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul. Bernilai
negatif, artinya jika dukungan sosial yang dirasakan semakin tinggi/baik, maka stres
kerja akan semakin menurun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Weken dkk,
(2020); Chen et al., (2020); Santoso (2021) menunjukkan bahwa dukungan sosial
berpengaruh negatif terhadap stres kerja. Dukungan merupakan salah satu strategi
terpenting yang terlibat untuk menanggulangi terjadinya stres.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dukungan sosial di Puskesmas
Kasihan I Kabupaten Bantul dalam kategori rendah. Saat ini dukungan sosial sangat
diperlukan kepada masyarakat umum, pasien serta tenaga medis dalam situasi pandemi
Covid-19. Dukungan sosial umumnya berupa gambaran mengenai peran atau pengaruh
yang ditimbulkan oleh orang lain yang berarti atau orang terdekat seperti keluarga,
teman, saudara dan rekan kerja. Dukungan sosial sangat diperlukan dari orang terdekat
seperti keluarga, teman, saudara dan rekan kerja untuk kesejahteraan mental
menghadapi pandemi Covid-19.
Dukungan sosial yang tidak ada dan tidak sesuai merupakan determinan utama
timbulnya suatu kecemasan, keseimbangan dalam pertukaran sosial dapat
menghasilkan hubungan interpersonal yang saling memuaskan pengalaman atau
pertukaran secara timbal balik akan membuat individu lebih percaya bahwa orang lain
menyediakan, memberikan bantuan. Adanya dukungan sosial maka seseorang akan
mempunyai rasa senang/bahagia, sehingga secara psikologi seseorang dapat berfikir
secara jernih dan dapat meminimalkan kecemasan (Santoso, 2021).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja pada karyawan Puskesmas
Kasihan 1 Kabupaten Bantul, dengan nilai t hitung 4,215 > t tabel 2,014 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05.
2. Lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul, dengan nilai t hitung -2,861 > t tabel 2,014 dan
nilai signifikansi 0,006 < 0,05.
3. Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap stres kerja pada karyawan
Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantu, dengan nilai t hitung -2,207 > t tabel 2,014 dan
nilai signifikansi 0,033 < 0,05.
Keterbatasan
Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan di sini antara lain:
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 284
Rika Setiani
Dwi Novitasari
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 285
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Arab, Z., Piri, L. N., Arsalani, T. G. F., & Biglarian, A. (2015). The Correlation of Workload
and Work Ability with Job Stress in Nursing Staff. Journal of Health Promotion
Management (Jhpm), 4(1), 54–65.
Arikunto, S. (2016). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Bina
Aksara.
Bowling, N. A., & Kirkendall, C. (2012). Workload: A Review Of Causes, Consequences,
And Potential Interventions. Contemporary Occupational Health Psychology: Global
Perspectives On Research And Practice, 2, 221-238.
Budiyanto, B., Rattu, A. J. M., & Umboh, J. M. L. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon. KESMAS, 8(3).
Chaerani, R. F., & Rahayu, A. (2019). Penerimaan Diri Dan Dukungan Sosial
Hubungannya Dengan Penyesuaian Diri Wanita Yang Menghadapi Masa
Menopause. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 3(2), 133-137.
Chen, J., Li, J., Cao, B., Wang, F., Luo, L., & Xu, J. (2020). Mediating Effects Of Self‐
Efficacy, Coping, Burnout, And Social Support Between Job Stress And Mental
Health Among Young Chinese Nurses. Journal of Advanced Nursing, 76(1), 163-
173.
Dianto, M., Syamer, P., & Putri, B. N. D. (2020). Pengaruh Dukungan Sosial Orangtua
Dan Guru Mata Pelajaran Terhadap Pelayanan Daring Di SMA. AL-IRSYAD, 10(2).
Fahmi, S. (2016). Pengaruh Stress Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Pada Pt. Omega Mas Pasuruan. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 12(3).
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25,
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hannani, A. (2016). Effect of Workload, Satisfaction And Facilities on The Perfomance
of Nurse In The Treatment of Floor II Mawar Tour Uit Hospital Makassar. Jurnal Mirai
Management, 1(2), 516-526.
Haqqoh, A. (2016). Stres Kerja Karyawan dan Kemampuan Berpikir Divergen. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan, 4(1), 16-30.
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiwaty, J., Utami, E. F., Sukmana,
D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode penelitian kualitatif & kuantitatif. Wonosari:
CV. Pustaka Ilmu.
Hauken, M. A. (2020). Social Support: importance Of Social Support During The
Coronavirus Outbreak. Article in Centre for Crisis Psychology, University of Bergen,
Norway (Online) https://www. uib. no/en/ccp/134845.
Health and Safety Executive. (2017). Work-related Musculoskeletal Disorder (WRMSDs)
Statistics, Great Britain 2015 [online]. London: Health and Safety Executive
Hermawati, A., & Yosiana, Y. (2021). Optimalisasi Kinerja Perawat Berbasis Beban Kerja
Dengan Intervining Stres Kerja Pada Perawat Di Puskesmas. Equilibrium: Jurnal
Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 10(1).
Koesomowidjojo, S. R., & Mar’ih, R. (2017). Panduan Praktis Menyusun Analisis Beban
Kerja. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Kokoroko, E., & Sanda, M. A. (2019). Effect of Workload on Job Stress of Ghanaian OPD
Nurses: The Role of Coworker Support. Safety and Health at Work, 10(3), 341–46.
Korkmaz, Ö. G. E. V., & Köseoğlu, G. (2018). Çalişanlarin Örgütsel Destek Ve Stres
Algilamalari Üzerine Bir Araştirma A Research On Organizational Support And Stress
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 286
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 287
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Rahmawati, M., & Irwana, I. (2020). Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja dan
Dukungan Sosial terhadap Kinerja Perawat Di Puskesmas Sebatik. Jurnal
Ekonomika, 11(2).
Riani, N. L. T., & Putra, M. S. (2017). Pengaruh stres kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja non fisik terhadap turnover intention karyawan. E-Jurnal Manajemen, 6(11),
5970-5998.
Rivai, V., & Sagala, E. J. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Ed. 3. Jakarta: PT Rajawali Press.
Rizky, D., & Afrianty, T. W. (2018). Pengaruh beban kerja terhadap stres kerja dengan
work life balance sebagai variabel intervening (Studi Pada Dinas Sosial Provinsi
Jawa Timur Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis, 61(4), 47-53.
Rolos, S., & Runawas. (2018). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado Kota. Jurnal Administrasi Bisnis, 06(04),
19–27.
Salilih, S. Z., & Abajobir, A. A. (2014). Work-Related Stress And Associated Factors
Among Nurses Working In Public Hospitals Of Addis Ababa, Ethiopia: A Cross-
Sectional Study. Workplace health & safety, 62(8), 326-332.
Samsuddin, S. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Pustaka
Setia. Bandung.
Santoso, E., & Setiawan, J. L. (2018). Peran Dukungan Sosial Keluarga, Atasan, Dan
Rekan Kerja Terhadap Resilient Self-Efficacy Guru Sekolah Luar Biasa. Jurnal
Psikologi, 45(1), 27-39.
Santoso, M. D. Y. (2021). Dukungan Sosial Dalam Situasi Pandemi Covid 19: Review
Article Dukungan Sosial Dalam Situasi Pandemi Covid 19. Jurnal Litbang Sukowati:
Media Penelitian dan Pengembangan, 5(1), 11-26.
Sarafino, E.P., Smith, T.W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions
Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons
Sarda, A., Ilyas, G. B., & Kadir, I. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Beban Kerja Dan
Kondisi Kerja Terhadap Stres Perawat Di Uptd Kesehatan Puskesmas Palanro
Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. YUME: Journal of Management, 1(3).
Sasongko, B., Mariyanti, S., & Safitri, S. (2020). Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Resiliensi Pada Perempuan Yang Mengalami Infertilitas. JCA of Psychology, 1(02).
Sedarmayanti. (2017). Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Penerbit Refika Aditama
Sekaran, U., dan Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Jakarta. Salemba Empat.
Shabbir, B., Naqvi, R., & Jinnah, M. A. (2017). Impact of Workload and Job Complexity
on Employee Job Performance With The Moderating Role of Social Support and
Mediating Role of Job Stress: A study of travel agencies in Rawalpindi, Islamabad
and AJK. Journal of Accounting & Marketing, 6(01), 1-7.
Siagian, S. P. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siswadi, Y., Radiman, R., Tupti, Z., & Jufrizen, J. (2021). Faktor Determinan Stress Kerja
dan Kinerja Perawat. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 22(1), 17-34.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 288
Rika Setiani
Dwi Novitasari
Sofiana, E., Wahyuarini, T., & Novieyana, S. (2020). Pengaruh Beban Kerja dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Staf Pengajar Politeknik Negeri Pontianak. Jurnal Inovasi
Bisnis, 08(01), 1–15.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, D. (2012). Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Caps.
Surya, A. D., & Guspa, A. (2021). Peran Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja pada
Pegawai Dinas Sosial Solok Selatan di Tengah Pandemi Covid-19. Socio
Humanus, 3(1), 53-65.
Sutrisno, Edy. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
media Group.
Syafitri, A., Periantalo, J., & Sari, R. E. (2019). Hubungan Persepsi Kondisi Lingkungan
Kerja dan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat: The Correlation Between
Perception of Work Environment, Workload, and Job Stress Of Nurses In Regional
Mental Hospital Of Jambi Province. Jurnal Psikologi Jambi, 4(2), 1-12.
Tjahjoanggoro, A. J. (2019). Hubungan Antara Beban Kerja dan Dukungan Sosial
dengan Stres Kerja Pada Wiraniaga. CALYPTRA, 7(2), 1846-1852.
Triniwati, K., Suarmanayasa, I. N., Heryanda, K. K., & SE, M. (2018). Pengaruh Beban
Kerja Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Stres Kerja Perawat Pada Ruang
Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Jurnal
Manajemen Indonesia, 8(2).
Ulfa, M. (2021). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Adaptasi Stress Istri TNI-AD Saat
Suaminya Bertugas Di Daerah Rawan Konflik. Media Husada Journal Of Nursing
Science, 2(2), 13-20.
Umansky, J., & Rantanen, E. (2016, September). Workload in nursing. In Proceedings
of the Human Factors and Ergonomics Society Annual Meeting (Vol. 60, No. 1, pp.
551-555). Sage CA: Los Angeles, CA: SAGE Publications.
Wardani, R. (2020). Pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap stres kerja
pada karyawan puskesmas Kediri Lombok Barat NTB. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Syariah-ALIANSI, 4(1), 90-105.
Weken, M. E., Mongan, A. E., & Kekenusa, J. S. (2020). Hubungan antara Beban Kerja,
Konflik Peran, dan Dukungan Sosial dengan Stres Kerja Pada Guru di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Manado Pada Masa Pandemi Covid-19. Indonesian
Journal of Public Health and Community Medicine, 1(4), 80-88.
Widiyanto, J., & Kurniawan, R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Pengambangan Amal Usaha Kesehatan Persyarikatan Muhammadiyah. Photon:
Jurnal Sain dan Kesehatan, 9(1), 183-188.
Wijaya, H., & Susanty, E. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Studi Kasus Dinas
Pertambangan Dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin). Jurnal Ecoment Global:
Kajian Bisnis dan Manajemen, 2(1), 40-50.
Wiyono, G. (2011). Merancang penelitian bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & Smart
PLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Zulmaidarleni, Z., Sarianti, R., & Fitria, Y. (2019). Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan
Kerja Fisik Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai Kantor Kecamatan Padang
Timur. Jurnal Ecogen, 2(1), 61-68.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha, Vol.3 No.1 (Maret 2023) 289