Anda di halaman 1dari 70

UJI KADAR KEASAMAN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN

SIRUP CLUSH DRINK SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN


FUNGSIONAL KESEHATAN DENGAN METODE FIC

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Menyelasaikan Pendidikan Diploma III Farmasi

Diajukan oleh:

MELATI USMAN
NIM. 754840120050

Kepada

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022

i
BIODATA

1. Data Umum :
a. Nama Lengkap : Melati Usman
b. Tempat/Tanggal Lahir : Gorontalo, 28 Juli 2002
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Belum Kawin
f. Alamat Lengkap : Jl. Terminal Graha 42 Blok C No.6, Kec. Sipatana, Kel.
Tapa
g. Nomor Telepon Rumah/Hp : 085394909926
h. Alamato e-mail : melatiusman28@gmail.com
2. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN 86 Kota Tengah
b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 6 Kota Gorontalo
c. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 3 Kota Gorontalo

Gorontalo, Juli 2023


Penyusun

Melati Usman

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan tertentu
di suatu Perguruan Tinggi dan sepengatahuan penyusun tidak terdapat karya atau
pendapat orang lain, baik yang dipublikasikan maupun tidak, kecuali yang secara
tertulis dikutip dalam Karya Tulis Ilmiah dan disebutkan dengan jelas dalam
daftar pustaka. Bila mana dikemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Gorontalo,
Juli 2023 Penyusun Melati Usman.

Gorontalo, Juli 2023


Penyusun

Melati Usman

iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…..
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “UJI KADAR KEASAMAN DAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN SIRUP CLUSH DRINK
SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN FUNGSIONAL KESEHATAN
DENGAN METODE FIC” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (Amd.Farm.) dari Program Studi Diploma
III Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. Penyusun menyadari
bahwa penyusunan Karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Mohamad Anas Anasiru, S.K.M., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Gorontalo.
2. Ibu Zulfiayu, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, arahan, bantuan serta motivasi
kepada penyusun selama menempuh pendidikan di Poltekkes Kemenkes
Gorontalo.
3. Ibu Hartati., S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, arahan, bantuan serta motivasi kepada
penyusun.
4. Bapak Fadli Husain, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan
ilmu pengetahuan, bimbingan, arahan, bantuan, masukan dan saran serta motivasi
kepada penyusun selama menempuh pendidikan di Poltekkes Kemenkes Gorontalo.
5. Terimakasih kepada Ibu Vyani Kamba, S.Si., MPH., Apt., selaku penguji 1
yang senantiasa selalu memberikan masukan dan saran kepada penyusun
selama melakukan peyusunan KTI ini.
6. Terimakasih kepada Ibu Prisca S. Wicita, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku
penguji 2 yang senantiasa selalu memberikan masukan dan saran kepada

iv
penyusun selama melakukan peyusunan KTI ini.
7. Terimakasih kepada kedua orang tua saya yang paling berjasa dalam hidup saya, ayah
Asdinto Usman dan Ibu Ifonela Krisna Samir, SKM serta ibu (tante) Lisdiyanti
Usman, S.St., M.Kes. Terima kasih atas segala dukungan, materi, tenaga, cinta, doa,
dan nasihat yang selalu diberikan kepada saya.
8. Bripda Rafi Prasetya Momongan terimakasih karena tak henti-hentinya memberikan
semangat dan dukungan serta bantuan kepada penyusun untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah.
9. Sahabatku terkhusus Siti Nurain Mobi dan Anisa A. Suleman, serta teman-temanku
Nurmega F. Galib, Sri Andriyani A. Nusi, Muh. Ikhsan Umar yang senantiasa selalu
ada pada saat penelitian berlangsung dan selalu memberikan semangat serta dukungan.
Penyusun menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, hal ini
tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh
sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini lebih baik lagi. Besar harapan penyusun, semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfat bagi para pembaca.
Gorontalo, Juli 2023
Penyusun

Melati Usman

v
DAFTAR ISI
A.PENDAHULUAN.................................................................................................... 10
1.Latar Belakang ........................................................................................................ 10
2.Rumusan Masalah ................................................................................................... 12
3.Tujuan Penelitian..................................................................................................... 12
4.Manfaat Penelitian ................................................................................................... 12
5.Keaslian Penelitian .................................................................................................. 13
B. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 19
1.Tinjauan Umum Tanaman Mentimun ....................................................................... 19
2.Tinjauan Umum Lemon Cui ................................................................................... 21
3.Tinjauan Umum Minuman Fungsional Kesehatan .................................................... 23
4.Tinjauan Umum Sirup.............................................................................................. 24
5.Tinjauan Umum Antioksidan ................................................................................... 24
6.Tinjauan Umum Spektrofotometri ............................................................................ 26
7.Tinjauan Umum Kadar Keasaman................................................................................27
8.Kerangka Konsep .................................................................................................... 28
9.Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 29
C. METODE PENELITIAN....................................................................................... 30
1. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 30
2.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 30
3.Variabel Penelitian........................................................................................................23
4.Instrumen Penelitian.....................................................................................................24
5.Definisi Operasional.....................................................................................................24
6.Teknik Pengumpulan data............................................................................................25
7.Pengolahan dan Analisis Data......................................................................................25
8.Etika Penelitian.............................................................................................................25
9.Jalannya Penelitian.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................29

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian penelitian
Tabel 2. Penggolongan aktivitas antioksidan
Tabel 3. Padatan terlarut
Tabel 4. Formula sirup Clush Drink
Tabel 5. Persen Inhibisi dan Nilai IC50
Tabel 6. Pembakuan Larutan Baku Primer NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat
Tabel 7. PenetapanKadar Keasamaan dengan Larutan Baku NaOH 0,1 N

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Mentimun
Gambar 2. Tanaman Lemon Cuina
Gambar 3. Kerangka Konsep

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Izin Penelitian Universitas Samratulangi
Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Lampiran 3. CoA bahan yang digunakan
Lampiran 4. Perhitungan dan Dokumentasi
Lampiran 5. Hasil Data SPSS
Lampiran 6. Hasil Penelitian Samratulangi
Lampiran 7. Surat Komisi Etik

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak
berpasangan pada orbit terluarnya, dan memiliki sifat yang sangat labil dan
reaktif. Radikal bebas memiliki peran penting dalam kerusakan jaringan dan
proses patologi dalam organisme hidup. Hal ini disebabkan karena oksidan yang
masuk kedalam tubuh tidak mampu diimbangi oleh antioksidan dalam tubuh
(Busman,dkk. 2020). Menurut Busman,dkk (2020), reaksi yang terus menurus
berlangsung di dalam tubuh ini jika tidak dihentikan dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif
lainnya. Dari masalah tersebut, tubuh memerlukan substansi penting yang disebut
antioksidan yang berperan dalam penangkapan radikal bebas yang ada didalam
tubuh, sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit.

Antioksidan merupakan suatu zat yang menghambat proses oksidasi


sehingga dapat melindungi sel dari bahaya radikal bebas yang dihasilkan dari
metabolisme tubuh ataupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas bisa berasal
dari asap rokok, sinar ultraviolet, generator radikal dalam makanan, dan polutan
lainnya yang dapat menimbulkan penyakit seperti serangan jantung, kanker,
katarak, dan fungsi ginjal yang buruk. Antioksidan dapat diperoleh dari tubuh
tetapi juga dapat diperoleh dari bahan alam (Arini Aprilliani, Jaka Supriyanta,
2022; Maesaroh et al., 2018).
Bahan alam yang digunakan untuk menjadi sumber antioksidan yaitu
mentimun (Cucumis sativus L.) dan lemon cui (Citrus microcarpa). Mentimun
termasuk sayuran buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam
bentuk segar. Berdasarkan penelitian (Arini Aprilliani, Jaka Supriyanta, 2022)
mentimun mengandung senyawa yang dapat berkhasiat antioksidan yaitu vitamin
C, rendah kalori, natrium, dan rendah lemak. Menurut Wulandari (2013), lemon
cui (Citrus microcarpa) merupakan tanaman hias dan dapat juga dimanfaatkan
sebagai obat yang sangat mudah ditemukan dan memiliki nilai ekonomis yang

10
tinggi karena bergizi tinggi terutama kandungan antioksidan dari vitamin C pada
satu buah lemon cuina memiliki kandungan (asam askorbat) sebesar 0,1% dan
mineralnya sehingga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan minuman. Sirup
lemon cui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena memiliki nilai
IC50 < 50 ppm yaitu sebesar 3.99856 ppm pada konsentrasi sari lemon cui
sebanyak 50 mL. Aktivitas antioksidan tanaman dapat ditentukan dengan
menggunakan beberapa metode salah satunya yaitu metode FIC (Akase, 2021).

Metode FIC (Ferrous Ion Chelating), merupakan metode yang digunakan


untuk menguji kemampuan antioksidan suatu senyawa dalam mengkelat logam
Fe. Mekanisme metode ini adalah mengukur kemampuan antioksidan suatu
senyawa untuk bersaing dengan ferrozine dalam mengkelat ion besi. Secara
kuantitatif, ferrozine memiliki kemampuan dalam mengkelatr Fe2+ sehingga
terbentuk senyawa kompleks. Keunggulan metode ini adalah prinsipnya yang
cukup sederhana (Coky,2014).
Pengoptimalan penggunaan mentimun (Cucumis sativus L.) dan lemon cui
(Citrus microcarpa) sebagai antioksidan agar mudah dikonsumsi oleh banyak
orang yaitu dengan memformulasikan suatu minuman sirup fungsional untuk
kesehatan. Selain itu, sediaan sirup banyak disukai dikalangan masyarakat karena
sirup mudah dalam penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis serta
memiliki warna yang menarik.
Minuman sirup “Clush Drink” merupakan salah satu produk sirup yang
dimiliki oleh Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Gorontalo yang telah
memiliki izin PIRT dengan nomor nomor P-IRT 2077571010042-27. Sirup “clush
Drink” yang dipasarkan memiliki perbandingan konsentrasi dengan presentase 16
: 24 : 60 antara sari mentimun dan sari lemon cui. Sirup “Clush Drink” merupakan
produk baru sehingga memerlukan pengujian agar dapat meningkatkan nilai jual
produk tersebut sebagai minuman sirup fungsional kesehatan.
Minuman sirup “Clush Drink” yang berbahan dasar Lemon Cui dan
mentimun ini dibuat merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam
kategori minuman sari buah yang mengacu pada SNI 3719 : 2014 (Badan
Standarisasi Nasional, 2014). parameternya yaitu kadar keasaman, dimana

11
persyaratannya yaitu minimal 0,35% (Badan Standarisasi Nasional, 2014). Kadar
keasaman yang tidak sesuai dengan syarat mutu standar SNI dapat mempengaruhi
kestabilan mutu produk pangan olahan dimana semakin tinggi nilai keasaman
maka akan menghambat bakteri yang berkembang di minuman tersebut (Sukandar
et al., 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Uji Kadar Keasaman Dan Aktivitas Antioksidan
Minuman Sirup “Clush Drink” Sebagai Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode FIC.
2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimana


aktivitas antioksidan dan berapa kadar keasaman dalam minuman sirup dengan
kombinasi lemon cui dan mentimun “Clush Drink”?

3. Tujuan Penelitian
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kadar keasaman dalam minuman
sirup dengan kombinasi lemon cui dan mentimun “Clush Drink” sebagai alternatif
minuman fungsional kesehatan.
2) Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi sari mentimun terhadap
aktivitas antioksidan nilai IC50
b) Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi formulasi terhadap kadar antioksidan
dan keasaman pada sirup “Clush Drink” sesuai Badan Standar Nasional
Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
a) Memberikan informasi dan pengetahuan tentang aktivitas antioksidan dan
keasaman dari minuman sirup “Clush Drink” sebagai alternatif minuman
fungsional kesehatan

b) Memberikan pembuktian ilmiah tentang aktivitas antioksidan dan keasaman

12
dari minuman sirup “Clush Drink” sebagai alternatif minuman fungsional
kesehatan.

2) Manfaat Praktis
a) Memberikan informasi pada masyarakat tentang aktivitas antioksidan dan
keasaman dari minuman sirup “Clush Drink” sebagai alternatif minuman
fungsional kesehatan.

b) Menghasilkan suatu minuman fungsional kesehatan yang memiliki aktivitas


antioksidan, kadar sukrosa dan keasaman yang telah diketahui dan memenuhi
Standar Nasional Indonesia.

c) Untuk menghasilkan produk sirup yang memiliki izin PIRT yang telah
dilakukn pengujian aktivitas antioksidan dan kadar keasaman.

5. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Perbedaan

Febrianti & Uji Aktivitas Pada Penelitian Febrianti (2016)


Wahyuningsih, Antioksidan i. Variabel : variabel yang digunakan
2016 Ekstrak Etanol adalah Pengujian Aktivitas
Berbagai Buah Antioksidan Ekstrak Etanol
Tropik Dengan Berbagai Buah Tropik Dengan
Metode Ferrous Metode Ferrous Ion Chelating
Ion Chelating ii. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji ion ferrous
iii. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan uji
Kolmogrov-Smirnov, uji Levine
homogenitas, dan uji anova.
Pada Penelitian Saya
a. Variabel : variabel yang

13
digunakan adalah Pengujian
Uji Kadar Keasaman (Ph) Dan
Aktivitas Antioksidan Minuman
Sirup Clush Drink Sebagai
Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode
FIC
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan uji
One way Annova
Wirasuta, Uji Aktivitas Pada Penelitian Febrianti (2016)
dkk. 2017 Antioksidan Ekstrak a. Variabel : variabel yangdigunakan
Etanol Kulit Ubi Jalar adalah Pengujian Aktivitas
Ungu (Ipomoea batatas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit
(L.) Lam) dengan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas
Metode Ferrous Ion (L.) Lam) dengan Metode Ferrous
Chelating (FIC) Ion Chelating (FIC)
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara deskriptif berdasarkan
Blois
Pada Penelitian Saya
a. Variabel : variabel yang
digunakan adalah Pengujian Uji

14
Kadar Keasaman (Ph) Dan
Aktivitas Antioksidan Minuman
Sirup Clush Drink Sebagai
Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode FIC
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan ujin
One way Annova

Coky dkk, Uji Aktivitas Mengkelat Pada Penelitian Febrianti (2016)


2018 Logam dari Ekstrak a. Variabel : variabel yang
Etanol Bekatul Beras digunakan adalah Pengujian
Hitam dengan Metode Aktivitas Mengkelat Logam dari
Ferrous Ion Chelating Ekstrak Etanol Bekatul Beras
(FIC) Hitam dengan Metode Ferrous Ion
Chelating (FIC)
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara deskriptif dengan uji
Kolmogrov-Smirnov
Pada Penelitian Saya
a. Variabel : variabel yang
digunakan adalah Pengujian Uji

15
Kadar Keasaman (Ph) Dan
Aktivitas Antioksidan Minuman
Sirup Clush Drink Sebagai
Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode FIC
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan ujin
One way Annova

(Al-Anshori, Perbandingan Metode Pada Penelitian Febrianti (2016)


dkk. 2018) Uji Aktivitas a. Variabel : variabel yang
Antioksidan DPPH, digunakan adalah Perbandingan
FRAP dan FIC Metode Uji Aktivitas Antioksidan
Terhadap Asam DPPH, FRAP dan FIC Terhadap
Askorbat, Asam Galat Asam Askorbat, Asam Galat dan
dan Kuersetin Kuersetin
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji ion
ferrous, DPPH dan FRAP.
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara deskriptif dengan uji
Kolmogrov-Smirnov dan uji
Levine homogenitas
Pada Penelitian Saya

16
a. Variabel : variabel yang
digunakan adalah Pengujian
Uji Kadar Keasaman (Ph) Dan
Aktivitas Antioksidan Minuman
Sirup Clush Drink Sebagai
Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode
FIC
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan uji
One way Annova
Vamelda Uji Fitokimia dan Pada Penelitian Febrianti (2016)
Agustin (2019) Aktivitas Antioksidan a. Variabel: variabel yang
Ekstrak Mentimun digunakan adalah Pengujian
(Cucumis sativus L.) Fitokimia dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Mentimun
(Cucumis sativus L.)
b. Metode : Metode uji fitokimia dan
aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH ekstrak mentimun
(Cucumis sativus L.)
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara deskriptif dengan uji
parametrik dan one way annova
Pada Penelitian Saya
a. Variabel : variabel yang

17
digunakan adalah Pengujian
Uji Kadar Keasaman (Ph) Dan
Aktivitas Antioksidan Minuman
Sirup Clush Drink Sebagai
Alternatif Minuman Fungsional
Kesehatan Dengan Metode
FIC
b. Metode : Metode uji aktivitas
antioksidan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
ion ferrous
c. Analisis Data : Data dianalisis
secara statistik yaitu dengan
ujin One way Annova

Penelitian sendiri mengambil judul Uji Kadar Keasaman dan Aktivitas


Antioksidan Minuman Sirup “Clush Drink” Sebagai Alternatif Minuman
Fungsional Kesehatan Dengan Metode FIC yang membedakan dengan penelitian
sebelumnya adalah terletak pada variable penelitan, dimana dalam penelitian ini
menggunakan variabel yaitu sari lemon cui dan sari mentimun.

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum Tanaman Mentimun

a) Deskripsi Tanaman

Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu


tumbuhan di Indonesia yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Mentimun
mengandung beberapa senyawa aktif yaitu steroid, terpenoid, alkaloid, fenolik,
flavonoid, dan saponin. Senyawa aktif yang mungkin berperan dalam aktivitas
antioksidan adalah flavonoid dan fenolik (Vamelda Agustin, 2019). Tanaman
mentimun yaitu termasuk dalam tanaman merambat dan salah satu jenis tana
man sayuran dari keluarga Cucurbitaceae (Hafiz Ramadhan et al., 2020).
Tanaman mentimun tumbuh secara alami di lereng utara India, Himalaya dan
kemudian berkembang di wilayah Mediterania. Di Asia, khususnya Indonesia
mentimun tidak dikenal sampai sekitar dua abad sebelum Masehi. Di Jawa dan
Sumatera, mentimun banyak dibudidayakan di dataran rendah (Rasyid et al.,
2020).

b) Klasifikasi Mentimun

Gambar 1: Tanaman Mentimun (Fukhsah, dkk. 2021).

19
Nama Indonesia : Mentimun
Nama Daerah : Katimun
Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

(Plantamor, 2022)

c) Morfologi Mentimun

Morfologi dari mentimun sendiri memiliki batang yang basah, berbulu serta
berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanamannya mencapai 50 – 250 cm dengan
sulur di sisi tangkai daun, daunnya berbentuk bulat lebar serta perakarannya
tunggang tetapi daya tembusnya relatif dangkal sekitar 30 – 60 cm (Fukhsah, dkk.
2021).

d) Kandungan Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan family dari Cucurbitaceae dan


dapat menjadi sumber antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C
dan flavonoid yang dapat memutus reaksi radikal bebas. Vamelda (2019), dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa mentimun memiliki daya antioksidan karena
kandungan terpenoid, alkaloid, fenolik, flavonoid yang tinggi. Menurut Vamelda
(2019), untuk ekstrak mentimun memliki nilai IC50 sebesar 189,261 (µg/ml).

20
Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianin, 0,01 mg riboflavor, 14 mg
asam, 0,3 mg vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, 0,02 mg vitamin B2 dan 8,0 mg
vitamin C. Kandungan kalori yang rendah pada mentimun serta air yang
melimpah pada buahnya menjadikan mentimun kaya sumber vitamin C dan
flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan (Fukhsah, dkk. 2021).

Antioksidan merupakan zat yang menghambat reaksi oksidasi radikal bebas


yang dapat merusak asam lemak tak jenuh, membran dinding sel, pembuluh
darah, basa DNA dan jaringan lipid serta menyebabkan penyakit. Antioksidan
dikaitkan dengan memerangi radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh untuk
memperlambat proses oksidasi (Apriliani, 2022; Hafiz Ramadhan et al., 2020).

e). Manfaat Mentimun

Mentimun sebagai antioksidan alami, mentimun juga dapat digunakan


dalam produk kecantikan karena adanya kandungan antioksidan yang berfungsi
melindungi kerusakan akibat radikal bebas (Apriliani, 2022). Menurut Gunawan
(2019), mentimun juga memliki manfaat dalam menurunkan tekanan darah,
membantu menyembuhkan penyakit kuning, membantu melancarkan buang air
kecil, menjaga Kesehatan tulang, anti kanker, menjaga dehidrasi dan dapat
menghancurkan batu ginjal.

2. Tinjauan Umum Lemon Cui


a) Deskripsi Tanaman Lemon Cui

Lemon Cui (Citrus microcarpa) merupakan tanaman yang halus, sedikit


berduri dengan tinggi pohon mencapai 3-5 m dan daunnya berbentuk jorong
sampai lonjong-elips. Buah dari Lemon Cui ini menguning saat matang berbentuk
hampir bulat dengan berdiameter 2 hingga 3,5 cm dan memiliki kulit yang tipis.
Kulitnya berwarna hijau saat mentah, kekuningan saat matang dan daging kulit
lemon memiliki biji (Hiola, 2021).

21
b) Klasifikasi Lemon Cui

Gambar 2. Lemon Cui (Citrus microcarpa)


(Slamet,N dan Zulfiayu, 2018)
Nama Indonesia : Lemon Cina
Nama Daerah : Lemon Cui
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Suku : Citreae
Genus : Citrus
Spesies : Citus microcarpa L.

c) Morfologi Tanaman Lemon Cui


Tanaman Lemon Cui merupakan pohon rendah (2-4 m), berdaun tunggal,
letaknya berpasangan dan bentuknya agak kecil dengan warna hijau tua,
berbunga menjemuk, terletak di ketiak daun atau ujung cabang, bunganya kecil,
harum dan berwarna putih. Bakal buah berbentuk bola, pangkal dan ujung buah
datar, berwarna hijau dan berwarna kuning saat matang, buah berbentuk kecil
bertangkai pendek, memiliki diameter 3-5 cm dengan kulit buah yang tipis, dan
dapat memproduksi buah per tahun antara 2000 - 2.150 buah (Sihotang, 2013).
d) Kandungan Lemon Cui
Lemon Cui (Citrus microcarpa) merupakan tanaman yang memiliki
manfaat sebagai antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C,
asam sitrat, minyak atsiri, bioflavonoid, polifenol, kumarin, dan flavonoid
(Salim,dkk. 2017). Vitamin C adalah zat pereduksi kuat yang bertindak
sebagai antioksidan dan efektif dalam menangkal radikal bebas yang dapat

22
merusak sel dan jaringan, seperti melindungi lensa dari kerusakan oksidatif
akibat radiasi (Edam et al., 2016). Lemon Cuina memliki nilai IC50 sebesar
1593,72 (µg/ml) (Yunita,dkk. 2021).
e) Manfaat Lemon Cui
Menurut Apri Jaya ( 2017), Lemon Cui merupakan salah satu buah yang
kaya vitamin C serta kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Lemon Cui juga tidak hanya dapat digunakan sebagai bumbu masak untuk
memberikan rasa asam tetapi seringkali digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sirup maupun minumanringan lainnya. Namun, rasa buahnya yang asam membuat
makanjeruk secara langsung tidak enak.

Lemon Cui dipercaya memliki manfaat Kesehatan yang lebih banyak


dibandingkan jeruk lainnya. Lemon Cui kaya akan vitamin C dan antioksidan
yang dapat mencegah penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan
dini. Kandungan vitamin C tersebut memiliki efek yang baik dalam menangkal
radikal bebas yang dapat merusak sel ataupun jaringan (Yunita et al., 2021).
3. Tinjauan Umum Minuman Fungsional Kesehatan
Minuman fungsional merupakan salah satu jenis pangan fungsional.
Sebagai pangan fungsional, harus memenuhi dua fungsi utama yaitu memberikan
asupan gizi serta kepuasan sensori seperti rasa yang enak dan memiliki tekstur
yang baik pula (Batubara & Pratiwi, 2018). Minuman fungsional dilengkapi
dengan fungsi tersier seperti probiotik, meningkatkan penyerapan vitamin dan
mineral tertentu, meningkatkan daya tahan tubuh serta mengurangi risiko
penyakit. Konsep pangan fungsional ada 3 yaitu, fungai primer meliputi aspek
nutrisional (gizi tinggi), fungsi sekunder memiliki sifar sensori (penampilan
menarik pada kesehatan tubuh) dan fungsi tersier pangan bersifat fisiologis
(memiliki efek positif pada kesehatan tubuh).
Menurut Sunia Widyantari (2020), fungsi fisiologis yang dimiliki oleh
minuman fungsional yaitu menjaga daya tahan tubuh, mempertahankan kondisi
fisik, mencegah proses penuaan dini serta mencegah penyakit yang berkaitan
dengan kesehatan.

23
4. Tinjauan Umum Sirup

Sirup merupakan jenis minuman berupa larutan kental dengan citarasa


yang beranekaragam. Sirup ini salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi
masyarakat sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam
air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan
pewangi dan zat aktif sebagai obat (Fitri et al.,2017). Menurut Aina et al.,
(2020), sirup memiliki kelebihan yaitu mudah dilarutkan dengan air, praktis dalam
penyajiannya dan memiliki daya simpan yang relatif lama, mempermudah dalam
mengkonsumsinya dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
menyajikannya.
Sirup dalam perdagangan dibuat dari bahan-bahan utama yaitu dengan
menggabungkan masing-masing komponen tunggal dari sirup seperti sukrosa, air
murni, bahan pemberi rasa, bahan pewarna, bahan terapeutik dan bahan-bahan
lain yang diperlukan dan diinginkan (Akase, 2021). Sirup adalah minuman yang
dibuat dari campuran air dan gula dengan kadar larutan gula minimal 65% dengan
atau tanpa bahan pangan lain dan atau tanpa bahan tambahan yang diizinkan
sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Tinjauan Umum Antioksidan

a) Pengertian Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau
jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi. Kemampuan antioksidan dalam menghambat reaksi oksidasi dengan
cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif banyak
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan (Hartati et al., 2020).

Antioksidan merupakan senyawa penting yang menjaga kesehatan tubuh


karena antioksidan ini berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang banyak
terbentuk dalam tubuh karena senyawa radikal bebas sangat reaktif, maka
terjadilah reaksi berantai pembentukan radikal bebas. Radikal bebas dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah kecil, tetapi produksi radikal bebas yang berlebihan
menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah suatu kondisi dimana jumlah

24
radikal bebas melebihi jumlah antioksidan dalam tubuh. Stres oksidatif
mempengaruhi berbagai penyakit, termasuk diabetes, penyakit Alzheimer,
penyakit neurodegeneratif, hipertensi, induksi karsinogenik, induksi jantung dan
stroke serta penyakit ginjal (Rawa, 2021; Redford Denny, Adithya Yudistira1,
2022).
b) Pengujian Antioksidan dengan Metode FIC

Ferrous Ion Chelating (FIC) merupakan metode yang digunakan untuk


menguji kemampuan suatu senyawa dalam mengkelat logam Fe. Metode ini
memiliki prinsip kerja yang sangat sederhana dengan mengukur kemampuan
antioksidan dan suatu senyawa untuk bersaing dengan ferrozine dalam mengkelat
ion besi. Secara kuantitatif ferrozine memiliki kemampuan dalam mengkelat
Fe2+ sehingga terbentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks tersebut akan
terganggu oleh adanya senyawa pengkelat logam lainnya. Persiapan sampel
dilakukan dengan mengikuti Tabel 4. Semua larutan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan dihomogenkan. Selanjutnya larutan diinkubasi pada suhu
kamar (25°C) selama 10 menit yang dihitung sejak dari penambahan larutan
ferozin pada sampel. Serapan sampel diukur pada panjang gelombang 515 nm.
c) % Inhibisi
% inhibisi digunakan untuk memperoleh nilai IC50 dengan menghitung
konsentrasi larutan uji yang bisa menghasilkan hambatan radikal bebas sebesar 50
berdasarkan perhitungan presentase inhibisi (Hasanah et al., 2017; Purwanto et al.,
2017).
d) Nilai IC50
Besarnya suatu aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC50 (Inhibition
Concentration 50) yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk
menghambat 50% radikal bebas. Jika nilai IC50 semakin kecil, maka kemampuan
antioksidan semakin tinggi (Purwanto et al., 2017). Penggolongan tingkat
aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel 2.

25
Tabel 2. Penggolongan Aktivitas Antioksidan
No Nilai IC50 Intensitas
1 <50 μg/Ml Sangat
Kuat
2 50-100 Kuat
μg/Ml
3 101-150 Sedang
μg/mL
4 >150 μg/mL Lemah

(Sumber: Purwanto, 2017)

e) Tinjauan Umum Spektrofotometri


Menurut Bashori (2016), spektrofotometri merupakan salah satu metode
kimia analitik untuk menentukan komposisi sampel secara kuantitatif dan
kualitatif berdasarkan interaksi materi dan cahaya. Alat yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer. Spektrofotometer UV- Vis adalah alat
yang digunakan untuk mengukur transmitansi sampel, reflektansi dan absorbansi
sebagai fungsi dari panjang gelombang. Oleh karena itu, spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi relatif cahaya saat ditransmisikan, dipantulkan
atau dipancarkan sebagai fungsi panjang gelombang. Komponen utama
spektrofotometer termasuk sumber radiasi stabil, sistem lensa, cermin, celah,
monokromator yang mengubah radiasi menjadi komponen panjang gelombang
tunggal, tempat sampel yang transparan dan detektor radiasi yang dihubungkan
dengan sistem pencatat. Spektrofotometer merupaka alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan spektrum sinar dan
panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat untuk mengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diserap (Hiola,2021).
Prinsip kerjanya didasarkan pada penyerapancahaya atau energi radiasi
oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan
pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif. Spektrum UV-
Vis berguna untuk pengukuran secarakuantitatif konsentrasi dari analit didalam

26
larutan bias ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan
bahwa jumlah radiasi cahaya tampak, ultraviolet dan cahaya-cahaya lain yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan (Rawa, 2021).
f) Tinjauan Umum Kadar Keasaman

Keasaman dapat dihitung sebagai g asam/100 mL produk menggunakan


faktor konversi sesuai jenis asam sebagai berikut: 0,067 untuk asam malat, 0,045
untuk asam oksalat, 0,070 untuk asam sitrat monohidrat, 0,075 untuk asam
tartarat, 0,049 untuk asam sulfurat, 0,060 untuk asam asetat, 0,090 untuk asam
laktat (Badan Standarisasi Nasional, 2014).
Uji keasaman pada sampel minuman sari buah dilakukan dengan cara
mengambil 10 ml minuman sari buah, kemudian ditrasi dengan 0,1 M NaOH,
menggunakan 0,3 mL phenolptalein untuk setiap 100 mL larutan yang akan
dititrasi sehingga terbentuk warna merah muda yang konstan hingga 30 detik
(Badan Standarisasi Nasional, 2014).

Tabel 3. Padatan terlarut (°Brix) dan Persen Keasaman untuk


Minuman Sari Buah
No Jenis Buah Padatan terlarut Keasaman*
(°Brix) (%)
1 Anggur (Vitis vinifera) Min. 12,0 Min. 0,25
2 Apel (Pyrus malus) Min.10,5 Min. 0,30**
3 Asam (Tamarindus indica) Min. 13,0 Min. 0,3
4 Delima (Punica granatum) Min. 12,0 Min. 0,24
5 Jambu Biji Merah (Psidium Min. 8,5 Min. 0,2
guajava var.Pink)
6 Jeruk (Citrus sinensis) Min. 11,2 Min. 0,35
7 Leci (Litchi chinensis) Min. 10,0 Min. 0,15
8 Mangga (Mangifera indica) Min.11,0 Min. 0,20
9 Markisa (Pasiflora edulis) Min. 11,0 Min. 0,19

27
10 Melon (Cucumis melo L.) Min. 12,0 Min. 0,15
11 Nanas (Ananas comosus) Min. 10,0 Min.0,6
12 Sirsak (Annona muricata L.) Min. 12,0 Min. 0,45
13 Strawberi (Fragaria x. Ananassa) Min. 7,5 Min. 0,2
14 (Morinda citrifolia) Min. 16,0 Mengkudu Min. 0,9
Catatan : *)nilai keasaman berasal dari sari buah dan dapat ditambahkan asidulan, **) sebagai
asam malat, ***) sebagai asam tartarat
(Badan Standar Nasional Indonesia. 2014)

g) Kerangka Konsep
Sari Buah Mentimun (curcumis
sativus) dan Sari Lemon Cui
(Citrus Microcarpa)

Sirup Clush Drink

F1 % (16) F2 % (20) F3 % (24)

Uji Aktivitas Uji Kadar Keasaman


Antioksidan dengan
Metode FIC

Nilai % inhibisi Alat Titrasi

Nilai IC50 Syarat Mutu Sirup


berdasarkan SNI
3719 : 2014

Gambar 3 : Kerangka Konsep

28
h) Hipotesis Penelitian
Ha1 : Terdapat pengaruh variasi konsentrasi sari mentimun terhadap aktivitas
antioksidan nilai IC50

Ha2 : Terdapat pengaruh variasi konsentrasi sari mentimun terhadap aktivitas


antioksidan nilai IC50

Ha3 : Minuman siap minum Lemon Cui “Cuina” memiliki aktivitas antioksidan
dan keasamaan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

29
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan quasi


eksperimen laboratorium dengan perbandingan sari mentimun dan sari lemon cui
dengan perbandingan F1(16:24), F2(20:20), dan F3 (24:16).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo dan Laboratorium Universitas Samratulangi. Penelitian akan
dilaksanakan selama ±5 bulan, mulai pada bulan Januari - Mei 2023.
3. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan konsentrasi


sirup kombinasi sari mentimun dan sari lemon cui dalam pembuatan sirup
“Clush Drink”.
b) Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas antioksidan dan kadar
keasaman dalam minuman sirup dengan kombinasi sari mentimun dan sari
lemon cui “Clush Drink”.
c) Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah proses pembuatan yang harus
tetap bersih, pencampuran yang harus homogen antara sari lemon cui, sari
mentimun dan sukrosa dengan perbandingan replikasi formula yang telah
dibuat dengan pemanasan pada suhu 70˚ C selama 30 menit, volume sirup
“Clush Drink” yang harus sama, uji antioksidan dengan menggunaan metode
FIC dengan larutan FIC, menggunakan alat Spektrofotmeter Uv-Vis dengan
tipe AMV11 dan pada uji kadar keasaman menggunakan alat refraktometer.

30
4. Instrumen Penelitian
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1) Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat pengaduk, alat
gelas (Pyrex® dan Iwaki®), kompor gas, sendok tanduk, timbangan, neraca
analitik (Sartorius®), panci, pisau, spektrofotometer UV-Vis (Spektrofotometer
UV-Vis AMV11®) dan Refaktometer.

2) Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : mentimun dan
lemon cui akan dibeli di Pasar Tradisional Sentral Kota Gorontalo, aquadest, FIC,
NaOH dan indikator Phenoptalein.
5. Definisi Operasional

a) Sirup Clush Drink yaitu sirup yang terbuat dari kombinasi sari mentimun dan sari
lemon cui yang dijadikan minuman fungsional yang dapat dikonsumsi selain
dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga, juga mempunyai efek yang
menguntungkan bagi kesehatan.
b) Uji aktivitas antioksidan merupakan analisis pengujian sirup “Clush Drink” yang
dinyatakan dengan nilai IC50 dengan menggunakan metode FIC. Ferrous Ion
Chelating (FIC) merupakan metode yang digunakan untuk menguji kemampuan
suatu senyawa dalam mengkelat logam Fe.
c) Uji kadar keasaman adalah salah satu uji yang dipersyaratkan dalam SNI untuk
minuman sari buah dengan menggunakan metode tritrasi.
d) Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya
menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara
tepat.
6. Teknik Pengumpulan data

Data uji dikumpulkan dengan menggunakan data hasil absorbansi dan


perhitungan persen inhibisi FIC untuk memperoleh persamaan untuk menentukan
nilai IC50 (aktivitas antioksidan) dan hasil pembacaan kadar keasaman dengan

31
metode titrasi dalam minuman sirup kombinasi sari mentimun dan sari lemon cui
“Clush Drink”.

7. Pengolahan dan Analisis Data

Data aktivitas antioksidan diolah kemudian dianalisis berdasarkan perhitungan


nilai IC50 pada sampel uji dengan menggunakan persamaan regresi linier
(y=bx+a) yang diperoleh dari regresi linier antara konsentrasi sampel (x) terhadap
persen inhibisi. “y” merupakan nilai perendaman 50% (% inhibisi). Nilai IC50
menunjukan nilai konsentrasi efektif yang dapat meredam 50% radikal bebas
(FIC). Data kadar keasaman dianalisis berdasarkan hasil dari proses titrasi.

Dalam penelitian ini analisis data statistik yang dilakukan menggunakan SPSS.
Data yang diperoleh dari hasil uji antioksidan metode FIC spektrofotometri
dianalisis menggunakan uji parametrik Oneway ANOVA.

8. Etika Penelitian

Analisis aktivitas antioksidan dan kadar keasaman dalam minuman sirup


kombinasi mentimun dan lemon cui “Clush Drink” ini tidak menggunakan subyek
penelitian baik hewan maupun manusia, dimana penelitian ini hanya mengacu
pada teori dasar teknik analisis aktivitas antioksidan dan kadar keasaman yang
menggunakan metode titrasi.
9. Jalannya Penelitian

a) Tahap Penelitian

1) Tahap persiapan

a) Menemukan masalah penelitian kemudian disusun dalamproposal

b) Mengumpulkan lemon cui dan mentimun dengan kualitas yang baik.

c) Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan selama


penelitian.
2) Tahap pelaksanaan

32
a) Melakukan pengurusan izin lokasi penelitian
b) Mengajukan Etik Penelitian
c) Melakukan preparasi sampel minuman sirup dengankombinasi mentimun
dan lemon cui
d) Melakukan uji aktivitas antioksidan minuman sirupdengan kombinasi
mentimun dan lemon cui “Clush Drink”
e) Melakukan analisis kadar keasaman minuman sirup dengankombinasi sari
mentimun dan sari lemon cui “Clush Drink”
3) Tahap akhir (penyusunan dan analisis data)
a) Pengumpulkan data hasil pengujian
b) Melakukan analisis data
c) Prosedur Kerja
4) Formulasi sirup Clush Drink

Tabel 4. Formula Sirup Clush Drink

No Bahan F1 F2 F3 Formula Acuan

1 Sari Mentimun (%) 16 20 24 Rauf, 2017

2 Sari Lemon Cui (%) 24 24 24 Akase, 2021

3 Sukrosa (%) 60 60 60 Yahya, 2021

Menurut Rauf (2017), dapat dilakukan optimalisasi formula yang di


modifikasi pada konsentrasi sari mentimun yang digunakan pada ponelitiannya
dan sari cuina yang digunakan pada penelitian Akase (2021) untuk
mengoptimalkan efek dari minuman sirup Clush Drink. Pada ketiga formulasi
dilakukan penimbangan dengan perbandingan sari mentimun, sari lemon cui dan
sukrosa. Langkah pertama yang dilakukan yaitu sari dari mentimun dan lemon cui
dimasukkan kedalam wajan dan dipanaskan dengan suhu 70 0C selama 30 menit
menggunakan api kecil kemudian ditambahkan gula diaduk hingga larut dan
diperoleh sirup “Clush Drink”.

33
5) Uji Aktivitas Antioksidan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 515 nm. Aktivitas antioksidan dari sediaan diukur
berdasarkan nilai IC50. Nilai IC50 merupakan konsentrasi efektif ekstrak yang
dibutuhkan untuk meredam 50% dari total FIC yang dihitung dengan
menggunakan persamaan kurva baku yang diplot antara konsentrasi dengan 25,
50, 75, 100 dan 125 ppm. Masing-masing larutan sampel diukur serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 515 nm
(Hartatiet al., 2020).

Persiapan sampel dilakukan dengan mengikuti Tabel 4. Semua larutan


dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dihomogenkan. Selanjutnya larutan
diinkubasi pada suhu kamar (25°C) selama 10 menit yang dihitung sejak dari
penambahan larutan ferozin pada sampel. Serapan sampel diukur pada panjang
gelombang 515 nm. Efek khelat ion Fe2+ dihitung dengan persamaan (2).

Efek Pengkhelat (%) = … (2) dengan : As = serapan sampel

Ak = serapan kontrol

Menurut Al-Anshori dkk (2018), semua percobaan sampel yang diulang


masing-masing sebanyak 3 kali dan diukur serapannya UV/tampaknya sebanyak 3
kali. Nilai aktivitas antioksidan masing-masing sampel dilaporkan dalam bentuk
nilai rata-rata (x) dari semua nilai hasil pengukuran dengan standar deviasinya
(sd) dan jumlah data populasi datanya (n) serta ditulis dalam format x ± sd (n).
Koefisien korelasi antara data yang dihasilkan oleh masing-masing metode
analisa dihitung dengan terhadap sampel, maka dilakukan perhitungan limit
deteksi Limit of Detection (LoD) dan Limit of Quantition limit kuantitasi (LoQ),
masing-masing dengan persamaan (3) dan (4).

LoD = 3,3σ/s … (3) LoQ = 10σ/s … (4) dengan :

σ = standar deviasi yang diperoleh dari standar deviasi/standar eror intesep kurva
baku

34
s = slope kurva baku
6) Analisis Kadar Keasaman
Uji keasaman pada minuman sirup ”Clush Drink” dilakukan dengan cara
mengambil 10 ml minuman sari buah, dilarutkan dengan air mendidih hingga 250
mL, kemudian ditrasi dengan 0,1 M NaOH, menggunakan 0,3 mL phenolptalein
untuk setiap 100 mL larutan yang akan dititrasi sehingga terbentuk warna merah
muda yang konstan hingga 30 detik (Badan Standarisasi Nasional, 2014).

35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan sampel minuman siap minum Clush
Drink yang dipreparasi dari campuran sari mentimun dan sari lemon cuina. Minuman
siap minum Clush Drink
A. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Minuman Siap Minum Clush Drink

Pengukuran aktivitas antioksidan minuman ini dilakukan dengan


menggunakan metode FIC (Ferrous Ion Chelating). Keunggulan metode ini
adalah prinsipnya yang cukup sederhana (Coky,2014). Metode ini memiliki
prinsip kerja yang sangat sederhana dengan mengukur kemampuan antioksidan
dan suatu senyawa untuk bersaing dengan ferrozine dalam mengkelat ion besi.
Secara kuantitatif ferrozine memiliki kemampuan dalam mengkelat Fe2+
sehingga terbentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks tersebut akan
terganggu oleh adanya senyawa pengkelat logam lainnya. Besarnya suatu aktivitas
antioksidan ditandai dengan nilai IC50 (Inhibition Concentration 50) yaitu
konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal
bebas. Jika nilai IC50 semakin kecil, maka kemampuan antioksidan semakin tinggi
(Purwanto et al., 2017).
Pengujian aktivitas antioksidan ini dilakukan dengan cara 1mL FeSO4 0,25 mg/mL
ditambahkan 2 mL sampel atau kontrol positif kemudian ditambahkan 3 mL
ferozzine 0,02 M dan diinkubasi selama 10 menit serta diukur absorbansinya pada
λ562 nm. Konsentrasi ekstrak dalam larutan uji FIC dibuat dalam rentang 50; 75;
100; 125; sampai dengan 150 ppm. Masing - masing seri konsentrasi dibuat
dengan tiga kali pengulangan. Kontrol positif yang digunakan adalah EDTA.
Sebagai larutan kontrol digunakan campuran FeSO4 dan ferrozine (tanpa
penambahan ekstrak). Sampel dikatakan memiliki potensi aktivitas antioksidan
yang sangat kuat apabila nilai IC50 lebih kecil dari 50 ppm, kuat apabila nilai IC50
antara 50-100 ppm, sedang apabila nilai IC50 antara 100- 150 ppm, dan dikatakan
berpotensi lemah sebagai antioksidan apabila nilai IC50 antara 151-200 ppm (Blois,
1958).
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan pada sampel sirup “Clush Drink” dan

36
kontrol positif yaitu EDTA sebagai pembanding, menggunakan reagen FeSO4 0,25
mg/mL dan 3 mL ferozzine 0,02 M yang kemudian diukur pada panjang gelombang λ562
nm dengan menggunakan alat Spektrofotometri UV-Vis tipe T60. Hasil Pengujian dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Persen Inhibisi dan Nilai IC50
Inhibisi pada setiap konsentrasi IC50
Formula Ulangan (μg/mL)
25 50 75 100 125
1 0.456 0.389 0.316 0.283 0.211
F1 2 0.489 0.392 0.337 0.266 0.209 91.36513
3 0.477 0.398 0.336 0.266 0.205
1 0.479 0.409 0.377 0.333 0.261
F2 2 0.499 0.402 0.379 0.336 0.269 105.55446
3 0.497 0.408 0.376 0.239 0.285
1 0.519 0.488 0.415 0.373 0.321
F3 2 0.515 0.489 0.417 0.375 0.329 134.03291
3 0.515 0.488 0.411 0.377 0.335
Ket : N = Range acuan Kategori (Badan Standar Nasional Indonesia, 2014)

Nilai Inhibition Concentration 50 (IC50) adalah konsentrasi dimana antioksidan


yang dapat memberikan persen penghambatan sebanyak 50%. Semakin kecil nila IC50
maka semakin besar aktivitas antioksidannya (Purwanto et al., 2017). Berdasarkan hasil
pengujian pada tabel.5 menunjukan nilai IC50 pada F1 sebesar 91.36 μg/mL dengan
kategori kuat karena termasuk dalam rentang antara 50-100 μg/mL, kemudian pada F2
nilai IC50 sebesar 105.55 dan F3 dengan nilai nilai IC50 sebesar 134.03 μg/mL keduanya
termasuk dalam kategori lemah dengan rentang nilai >150 μg/mL. Pada pengujian
antioksidan dapat dilihat bahwa nilai pada F1 memiliki nilai aktivitas antioksidan
dengan kategori kuat yang mampu menangkal radikal bebas sedangkan pada F2
dan F3 memiliki aktivitas antioksidan yang lemah. (warnasih et al., 2019).
Pada penelitian Husna (2017), mentimun memiliki kandungan senyawa
flavonoid, vitamin C dan alfakaroten maupun betakaroten yang mampu dan efektif
m,enanagkal radikal bebas. Sedangkan menurut Hiola (2021), menyatakan bahwa
semakin tinggi konsentrasi sari yang digunakan maka semakain besar hasil yang

37
didapatkan. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil yang didapatkan dimana F1
memliki nilai aktivitas antioksidan yang kuat dengan perbandingan konsentrasi
formulasi sari mentimun 16% kemudian, untuk F2 dan F3 memiliki nilai aktivitas
antioksidan kategori lemah dengan perbandingan konsentrasi formulasi sari
mentimun masing-masing F2 (20 %) dan F3 (24%).
Diduga, kandungan senyawa antioksidan yang terdapat dalam minuman siap
minum Clush Drink mengalami penurunan ketika diolah menjadi sirup. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa tahapan dalam proses pembuatan dan
pengolahan. Proses pencucian dan penyaringan berpotensi melarutkan senyawa
antioksidan yang bersifat larut air, seperti vitamin C, dan flavonoid termasuk
antosianin sehingga mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan (Reis et. al.,
2018). Selain itu, proses pemanasan selama pengolahan sirup juga dapat merusak
senyawa antioksidan yang sensitif panas sehingga dapat menurunkan aktivitas
antioksidan yang dihasilkan (slamet, et all., 2021).
Hilai IC50 yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data menggunakan SPSS
25.0 uji One-way Anova 95% F1 terdapat perbedaan yang signifikan dengan F2 dan F3,
F2 memliki perbedaan yang signifikan dengan F1 dan F3, sedangkan F3 memiliki
perbedaan yang signifikan dengan F1 dan F2.

B. Hasil Uji Kadar Keasamaan Minuman Siap Minum Clush Drink Metode
Titrasi

Pada pengujian kadar keasamaan dengan metode titrasi yaitu pembakuan


larutan baku NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,001 N. Data pembakuan
larutan baku primer NaOH sangat penting karena akan berpengaruh pada
penetapan kadar keasamaan sampel minuman siap minum Clush Drink,
dimana data ini akan menjamin ketepatan hasil penetapan kadar keasamaan
minuman siap minum Clush Drink. Adapun data hasil pembakuan NaOH 0,1
N dengan asam oksalat seperti ditunjukan pada Tabel 6.

38
Tabel 6. Pembakuan Larutan Baku Primer NaOH 0,1 N dengan Asam

Oksalat 0,001 N

Formulasi Konsentrasi Volume Konsentrasi Replikasi Konsentrasi Rata-


NaOH NaOH Asam NaOH Hasil rata
dibuat (N) (mL) Oksalat (N) Pembakuan (N)
(N)

1 0.144

F1 0,1 25 0,001 2 0.145 0,1

3 0.144

1 0.144

F2 0,1 25 0,001 2 0.145 0,1

3 0.144

1 0.144

F3 0,1 25 0,001 2 0.145 0,1

3 0.144

Minuman siap minum Clush Drink merupakan kombinasi dari sari mentimun
dan sari lemon cuina yang memiliki sifat asam. Pada penentuan kadar asam dalam
penelitian ini menggunakan metode titrasi. Metode titrasi merupakan salah satu
analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan.
Sebelum melakukan titrasi untuk menentukan kadar keasaman dari minuman siap
minum Clush Drink, larutan titran (larutan primer) harus dibakukan terlebih
dahulu, hal ini disebabkan konsentrasi titran (NaOH) harus diketahui karena
larutan ini dijadikan sebagai larutan standar (Sastrohamidjodjo and Hardjono,
2005). Pada pembakuan Larutan Baku primer NaOH 0,1 N dengan asam oksalat
dengan replikasi 3 kali yaitu terkonfirmasi dengan nilai rata-rata 0,1 N dan dapat
disimpulkan bahwa larutan NaOH yang akan digunakan sebagai titran sudah
dibakukan dan akan menghasilkan nilai yang akurat pada penetapan kadar
keasaman pada minuman siap minum Clush Drink.

39
Pada penetapan kadar keasaman minuman siap minum Cuina dilakukan titrasi
Asam-Basa berdasarkan reaksi netralisasi. Uji kadar keasaman yang dilakukan
berdasarkan pada SNI No. 3719 Tahun 2014 dengan cara mengambil 10 ml
minuman sari buah, dilarutkan dengan air mendidih hingga 250 mL, kemudian
ditrasi dengan 0,1 M NaOH, menggunakan 0,3 mL phenolptalein untuk setiap 100
mL larutan yang akan dititrasi sehingga terbentuk warna merah muda yang
konstan hingga 30 detik (Badan Standarisasi Nasional, 2014).

Tabel 7. Penetapan Kadar Keasamaan dengan Larutan Baku NaOH 0,1 N

Formula Volume Replikasi Volume Kadar Keasamaan Rata-rata (%)


Sampel NaOH Hasil Hitung (mg)
Minuman
(mL) Sitrat Sitrat Sitrat Sitrat
Monohdrat Monohdrat

1 14 0.0098 0.00896
0.00896
F1 10 2 14 0.0098 0.00896 0.0098

3 14 0.0098 0.00896

1 18 0.0126 0.01152
0.01152
F2 10 2 18 0.0126 0.01152 0.0126

3 18 0.0126 0.01152

1 22 0,0154 0.01408

F3 10 2 22 0,0154 0.01408 0.0154 0.01408

3 22 0,0154 0.01408

Ket :
*) Terhadap Asam Sitrat (P: 0,064) (Ikhsan, Rosalina and Susanti, 2019)
*) Terhadap Asam Sitrat Monohidrat (P: 0,070) (Badan Standarisasi Nasional, 2014)

40
Pada hasil kadar asam total asam tertitrasi merupakan jumlah total asam yang
dapat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Menurut Cheong (2012), menyatakan bahwa
seperti buah citrus lainnya, asam sitrat adalah asam organik dengan jumlah yang paling
banyak dibandingkan dengan asam organik dan asam sukanat yang jumlahnya lebih
sedikit. Susanti (2019) juga menyatakan bahwa, selain asam sitrat, adapun asam organik
lainnya yaitu asam tartat, asam askorbat, asam malat dan asam sukanat. SNI 3719:2014,
minuman sari buah disyaratkan mengandung persen keasaman minimal 0,35%. Hasil
yang didapatkan pada pengujian kadar keasamaan metode titrasi dengan menggunakan
faktor koreksi yang mengacu pada nilai asam sitrat monohidrat (0.070) adalah rata-rata F1
(0.0098), F2 (0.0126) dan F3 (0.0154). Kemudian, untuk faktor koreksi asam sitrat
(0.064) diperoleh hasil rata-rata dari ketiga formula tersebut dengan masing-masing F1
(0.00896), F2 (0.01152), dan F3 (0.01408). Hasil yang didapatkan dari ketiga
formula dengan perbandingan faktor koreksi terhadap asam sitrat monohidrat dan
sitrat tidak sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan oleh SNI (2014) untuk sari
buaah disyaratkan mengandung persen keasamaan minimal 0.35%.
Pengukuran total asam yang tertitrasi, komponen asam yang terdisosiasi ikut
terukur. Total asam tertitrasi (TAT) yaitu presentase asam dalam bahan yang ditentukan
secara titrasi dengan basa standar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kestabilan
mutu produk pangan adalah total asam. Keawetan bahan pangan untuk disimpan lebih
lama bergantung pada total asam yang ada dalam bahan pangan tersebut (Sukandar et al.,
2014). Selain dapat menjaga kestabilan dari minuman, keasaman dalam minuman siap
minum Cuina ini harus disesuaikan dengan kadar keasaman yang dapat diterima
khususnya disesuaikan dengan penerimaan oleh lambung dan kesukaan rasa (Widyantari,
2020).

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Minuman siap minum Clush Drink memiliki aktivitas antioksidan yang
kuat dengan nilai IC50 91.36513 µL/mL.
2. Terdapat perbedaan pengaruh konsentrasi formulasi terhadap kadar
antioksidan dan keasaman pada sirup “Clush Drink” sesuai Badan
Standar Nasional Indonesia.

B. SARAN

Perlu dilakukan pengujian lanjutan terkait daya simpan minuman


siap minuman “Clush Drink”.

42
DAFTAR PUSTAKA

Arini Aprilliani, Jaka Supriyanta, L. B. (2022). Formulasi Dan Uji Aktivitas


Antioksidan Hanbody Lotion Ekstrak Etanol 70% Buah Mentimun (Cucumis
sativus L.) Dengan Metode DPPH. IX(1), 20–28.

Busman,dkk. (2020). Potensi Antioksidan Kedelai (Glycine Max. L) Terhadap


Penangkapan Radikal Bebas. 11(1). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.

Febrianti, N., & Wahyuningsih, R. (2016). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Berbagai Buah Tropik Dengan Metode Ferrous Ion Chelating. Prosiding Symbion
(Symposium on Biology Education, 629–634.

Maesaroh, K., Kurnia, D., & Al Anshori, J. (2018). Perbandingan Metode Uji Aktivitas
Antioksidan DPPH, FRAP dan FIC Terhadap Asam Askorbat, Asam Galat dan
Kuersetin. Chimica et Natura Acta, 6(2), 93.
https://doi.org/10.24198/cna.v6.n2.19049

Aina, Q., Ferdiana, S., & Rahayu, F. (2020). Penggunaan daun steviasebagai pemanis
dalam pembuatan sirup empon-empon. Journal ofScientech Research and
Development, 2(1), 43–57.
https://idm.or.id/JSCR/index.php/JSCR/article/view/14

Akase, F. S. (2021). Uji aktivitas antioksidan dan daya simpan sirup lemon cui (Citrus
microcarpa L.) "CUINA" sebagai alternatif minuman fungsional kesehatan.

Apri Jaya, S. A. (2017). Pengaruh penambahan gelling agent dan sukrosa terhadap
mutu marmalade jeruk kalamansi. Program Studi Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian, 4(1), 724– 732.

Apriliani, A. (2022). Formulasi dan uji efektivitas antioksidan handBody lotion ekstrak
etanol 70% buah mentimun (Cucumis sativus L.) dengan metode DPPH. IX(1),
20-28.

43
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Minuman Sari Buah: Vol. SNI 3544:2. Bashori,
A., Nurhasanah, I., Fisika, D., Sains, F., & Diponegoro, U. (2016). Sensitivitas
larutan nanopartikel CeO2 terhadap radiasi sinar gamma teleterapi cobalt-60.
Youngster Physics Journal, 5(4), 141–148.

Batubara, S. C., & Pratiwi, N. A. (2018). Pengembangan minuman berbasis tehdan


rempah sebagai minuman fungsional. 1(2), 109–123.

Chadijah, S. (2011) Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: UIN Press.

Djapiala, F. Y., Montolalu, L. A., & Mentang, F. (2013). Kandungan total fenol dalam
rumput laut Caulerpa racemosa yang berpotensi sebagai antioksidan. Media
Teknologi Hasil Perikanan, 1(2). https://doi.org/10.35800/mthp.1.2.2013.1859

Edam, M., Suryanto, E., & Djarkasi, G. S. S. (2016). Formulasi minuman serbuk
berbasis lemon cui (Citrus microcarpa) dengan penambahan ekstrak cengkeh
(Eugenia carryophyllus) dan ekstrak pala (Myristica fragrans).
ChemistryProgress,9(2),50–54.

Febrianti, N., & Wahyuningsih, R. (2016). Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol
berbagai buah tropik dengan metode Ferrous Ion Chelating. Prosiding Symbion
(Symposium on Biology Education, 629–634.

Fitri, E., Harun, N., & Johan, V. S. (2017). Konsentrasi gula dan sari buah terhadap
kualitas sirup belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). JOM FapertaUR, 4(1), 1–
13.

Gunawan, V. A. S. (2019). Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak mentimun


(Cucumis sativus). Vol. 1, No.

Hafiz Ramadhan, Baidah, D., Lestari, N. P., & Yuliana, K. A. (2020). Aktivitas
antioksidan ekstrak etanol 96% daun, buah dan kulit terap (Artocarpus
odorratissimus) menggunakan metode Cuprac. Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kefarmasian, 7(1), 7–12. https://doi.org/10.22236/farmasains.v7i1.4331

44
Hartati, Husain, F., Slamet, N. S., Mohamad, F., & Sapiun, Z. (2020). Uji Aktivitas
antioksidan sediaan lip balm rambut jagung (Zea mays L.) dengan Metode DPPH
(1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 18(2), 220–
226.

Hiola, M. R. (2021). Uji aktivitas antioksidan, kadar Sukrosa dan keasaman minuman
siap minum lemon cui “CUINA” sebagai alternatif minuman fungsioanal
kesehatan.

Hoffman, B. L. et al. (2017). Eksplorasi potensi senyawa bioaktif makroalga laut


Sargassum sp asal pesisir Aceh Barat sebagai agen antioksidan. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951– 952., I, 5–24.

Krisyanella, dkk. (2022). Penetapan Kadar Vitamin C Sirup Kalamansi dengan


Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Pharmacopoeia, 1(1) , ISSN 2809-4573.

Maesaroh, K., Kurnia, D., & Al Anshori, J. (2018). Perbandingan metode uji aktivitas
antioksidan DPPH, FRAP dan FIC terhadap asam askorbat, asam galat dan
kuersetin. Chimica et Natura Acta, 6(2), 93.
https://doi.org/10.24198/cna.v6.n2.19049

Prayogi, D. (2016). Sifat organoleptik hard candy susu dengan jenis gula berbeda.
Jurnal Pariwisata Pesona, 1(2), 58–72.https://doi.o

Plantamor. (2022). Plantamor Situs Dunia Tumbuhan. Informasi Taksonomi


Mentimun. http://www.plantamor.com/indeks.php?plant=883. 28 Juli 2022

Rahma, T., Dan, N., & Hidayanto, E. (2015). Penentuan indeks bias dari konsentrasi
sukrosa (C12H22O11) pada beberapa sari buah menggunakan portable
brixmeter. Youngster Physics Journal, 4(2), 173–180.

Rasyid, E. A., Hendarto, K., Ginting, Y. C., & Edy, A. (2020). Pengaruh dosis pupuk
kandang ayam dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun
(Cucumis sativus L.) Jurnal Agrotek Tropika, 8(1), 87.
https://doi.org/10.23960/jat.v8i1.3687

45
Rawa, R. A. (2021). Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak daun, buah dan kulit
batang tumbuhan kersen (Muntingia calabura L.) dengan metode DPPH (1,1-
Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)

Redford Denny, Adithya Yudistira1, D. A. M. (2022). Uji aktivitas antioksidan ekstrak


etanol spons Stylissa carteri dari Pulau Mentehage Minahasa Utara 11, 1309–
1314.

Reis, L. C. R., Facco, E. M. P., Salvador, M., Flores, S. H., & Rios, A. O. (2018).
Antioxidant Potential and Physicochemical Characterization of Yellow, Purple
and Orange Passion Fruit. Journal of Food Science and Technology, 55(7), 2679-
2691.

Rohmah, J., Saidi, I. A., Saidi, I. A., Rini, C. S., Rini, C. S., Masyitha, D. A., &
Masyitha, D. A. (2020). Aktivitas antioksidan ekstrak etanol, etil asetat, dan n-
heksan batang turi putih (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) dengan metode DPPH
(1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl). Jurnal Kimia Riset, 5(1), 67.
https://doi.org/10.20473/jkr.v5i1.20900

Simanjuntak, R. (2018) ‘Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Sabun Mandi Cair
Merek “Lx” dengan Metode Titrasi Asidimetri’, Jurnal Ilmiah Kohesi, 2(4), pp.
59–70.

Sihotang, T. M. 2013. Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Buah Jeruk Kasturi (Citrus
microcarpa Bunge) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-
MS. Skripsi. Medan. Fakultas Farmasi.

Sukandar, D. et al. (2014) ‘Aktivitas Antioksidan dan Mutu Sensori Formulasi


Minuman Fungsional Sawo-Kayu Manis’, Jurnal Kimia Valensi, 4(2), pp. 80-89.

Wulansari, A. N. (2018). Alternatif cantigi ungu (Vaccinium varingiaefolium) sebagai


antioksidan alami : Review. Farmaka, 16(2), 419–429.

Wulandari, R.L., Windriyati, Y.N dan Budiarti, A. (2013). Aktivitas mukolitik fraksi
metanol dari ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocotum Ruiz and Pav.)

46
pada mukosa usus sapi dan kandungan kimianya. Jurnal Ilmu Farmasi &
Farmasi Klinik, 10(1), 36–44.
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Farmasi/article/view/8 72/984

Vamelda Agustin, S. G. (2019). Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak


mentimun (Cucumis sativus). Tarumanagara Medical Journal. Wulandari, R.L.,
Windriyati, Y.N dan Budiarti, A. (2013). Aktivitas Mukolitik Fraksi Metanol
Dari Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocotum Ruiz and Pav.)
Pada Mukosa Usus Sapi dan Kandungan Kimianya. Jurnal Ilmu Farmasi &
Farmasi Klinik, 10(1), 36–44.
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Farmasi/article/view/8 72/984

Yunita, E., Kurniati, T., Sipriyadi, Melati, P., & Lestari, N. (2021). Aktivitas
antioksidan ekstrak jeruk kalamansi (Citrus microcarpa), jeruk gerga
(Citrusretoculate) dan buah mangrove (Sonneratia alba) dari provinsi Bengkulu.
NATURALIS-Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan,
10(1), 253–261.

Yunita, dkk. (2021). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jeruk Kalamansi (Citrus


Microcarpa), Jeruk Gerga (Citrus Reticulate) dan Buah Mangrove (Sonneratia
Alba) dari Provinsi Bengkulu. 10(1). P-ISSN: 2302- 6715 E- ISSN: 2654-7732.
Jurnal Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Universitas Sumatera
Utara.

47
LAMPIRAN

48
Lampiran 1. Permohonan Izin Penelitian Universitas Samratulangi

49
Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian Poltekkes Kemenkes Gorontalo

50
51
Lampiran 3. CoA bahan yang digunakan

52
53
Lampiran 4. Perhitungan dan Dokumentasi

Perhitungan
1. Kadar keasamaan

Perhitungan Permbuatan Larutan NaOH 0,1 N Sebanyak 1000 mL


Diketahui :
Valensi NaOH =1
Mr NaOH = 40 g/mol
Konsentrasi Yang ingin dibuat = 0,1 N
Ditanya = Berat Yang ditimbang (gr)
Penyelesaian :
N = gr x valensi = 0,1 = gr x 1
Mr x Volume 40 x 1 (L)

gr = 40 x 0.1 = 4 gr NaOH
Ditimbang 4 gr NaOH dilarutkan dalam 250 mL aquadest selanjutnya dicukupkan
hingga 1000 mL dengan aquadest, sehingga terbentuk larutan NaOH 0,1 N
sebanyak 1 Liter.
Perhitungan Permbuatan Larutan Asam Oksalat 0,001 N Sebanyak 1000 mL
Diketahui :
Valensi C2H2O4.2 H2O =2
Mr C2H2O4. 2 H2O = 126 g/mol
Konsentrasi Yang ingin dibuat = 0,001 N
Ditanya = gr
Penyelesaian :
N= gr x valensi = 0,001 = gr x 2
Mr x Volume 126 x 1(L)
2 gr = 126 x 0.001 gr = 0,126 = 0,063 gr = 0,1
gr
2
Ditimbang 0,1 gr C2H2O4 dilarutkan dalam 250 mL aquadest selanjutnya

54
dicukupkan hingga 1000 mL.

Perhitungan Pembuatan Larutan Indikator Phenoftalein (PP) 1% 1% dalam


100 mL
PP = 1 = 1 gram
100
Ditimbang 1 gr indikator PP dilarutkan dengan 1:1 (Aquadest: etanol 95%)
selanjutnya dicukupkan dengan aquadest hingga 100 mL

Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,001 N


Diketahui :
Volume Titran (NaoH) = F1: 1 mL = 0.001 L
F2: 3 mL = 0.003 L
F3: 0.5 mL = 0.0005 L
Mr C2H2O4. 2 H2O = 126 g/mol
Valensi C2H2O4.2 H2O =2
Bobot C2H2O4. 2 H2O = 0,1 gr
Ditanya = N NaOH
N (F1) = gr x valensi =N = 0,1 x 2
Mr x Volume 126 x 0,001
= 0, 2
0,126
= 1,587
N (F2) = gr x valensi = 0,1 x 2
Mr x Volume 126 x 0,003
= 0,529
N (F3) = gr x valensi = 0,1 x 2
Mr x Volume 126 x 0,0005
= 0,2
0,063
= 3,174

55
Rata-rata = 1,587 + 0, 529 + 3,174 = 5,29
3 3
= 1,763
Perhitungan Kadar Keasaman Minuman Clush Drink
Diketahui :
Volume Titran (NaoH) = F1: 14 mL = 0.014 L
F2: 18 mL = 0.018 L
F3: 22 mL = 0.022 L
Mr C2H2O4.2 H2O = 126 g/mol
Valensi C2H2O4.2 H2O =2
Konsentrasi NaoH = 0,1 N
W Sampel = 10 gram
P Sitrat Monohidrat = 0,070
P Sitrat = 0,064
Ditanya = %Keasaman
Formula 1 (Asam Sitrat Monohidrat)
Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,0098
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,0098
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,0098
Rata-rata = 0.0098 + 0,0098 + 0.0098 = 0.0294
3 3
= 0.0098 %

56
Formula 2 (Asam Sitat Monohidrat)
Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.0126
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.0126
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.0126
Rata-rata = 0.0126 + 0.0126+ 0.0126 = 0.0378
3 3
= 0.0098 %

Formula 3 (Asam Sitat Monohidrat)


Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.00896
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.00896
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,070 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.00896

57
Rata-rata = 0.00896 + 0.00896+ 0.00896 = 0.02688
3 3
= 0.00896 %
Formula 1 (Sitrat)
Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,00896
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,00896
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 14 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0,00896
Rata-rata = 0.0098 + 0,0098 + 0.0098 = 0.2688
3 3
= 0.00896 %
Formula 2 (Sitat)
Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.01152
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.01152
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 18 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10

58
= 0.01152
Rata-rata = 0.0126 + 0.0126+ 0.0126 = 0.03456
3 3
= 0.0126 %

Formula 3 (Sitat)
Replikasi 1
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.01408
Replikasi 2
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.01408
Replikasi 3
% keasaman = V x P x N x 100% = 22 x 0,064 x 0,1 N x 100%
10 10
= 0.01408
Rata-rata = 0.01408+ 0.01408+ 0.01408 = 0.04224
3 3
= 0.01408 %
2. Aktivitas Antioksidan
Perhitungan Pembuatan Larutan Sampel uji Clush Drink
Tahap 1 : Pembuatan Larutan Induk Sampel 1000 PPM Dilarutkan 25 mL
Clush Drink F1,F2 dan F3 kedalam 25mL aquadest diperoleh
sampel uji dengan konsentrasi 1000 PPM.
Tahap 2 : Pengenceran Larutan Induk Sampel uji clush Drink sebanyak 10
mL.
25 PPM :
V1 (mL) x 1000 PPM = 10 mL x 25 PPM
V1 = 250 = 0,25 mL

59
1000
50 PPM :
V1 (mL) x 1000 PPM = 10 mL x 50 PPM
V1 = 500 = 0,5 mL
1000
75 PPM :
V1 (mL) x 1000 PPM = 10 mL x 75 PPM
V1 = 750 = 0,75 mL
1000

60
100 PPM :
V1 (mL) x 1000 PPM = 10 mL x 100 PPM
V1 = 1000 = 1 mL
1000
125 PPM :
V1 (mL) x 1000 PPM = 10 mL x 125 PPM
V1 = 1250 = 1,25 mL
1000
Diambil masing-masing sebanyak 0,25, 0,5, 0,75, 1 dan
1,25 mL minuman Clush Drink 1000 PPM dimasukkan kedalam
labu takar 10 mL dicukupkan dengan aquadest hingga tanda
batas, diperoleh larutan minuman siap munum cuina masing-
masing 25, 50, 75, 100 dan 125 PPM

61
Lampiran 5. Data SPSS

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Formula Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai_IC50 F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .385 3 . .750 3 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai_IC50 Based on Mean .000 2 6 1.000
Based on Median .000 2 6 1.000
Based on Median and with .000 2 6.000 1.000
adjusted df
Based on trimmed mean .000 2 6 1.000

ANOVA
Nilai_IC50
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2613.511 2 1306.756 3920267078.96 .000
3
Within Groups .000 6 .000
Total 2613.511 8

62
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nilai_IC50
Tamhane
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Formula (J) Formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
*
F1 F2 -12.189000 .000471 .000 -12.19086 -12.18714
F3 -40.668000* .000471 .000 -40.66986 -40.66614
F2 F1 12.189000* .000471 .000 12.18714 12.19086
*
F3 -28.479000 .000471 .000 -28.48086 -28.47714
*
F3 F1 40.668000 .000471 .000 40.66614 40.66986
F2 28.479000* .000471 .000 28.47714 28.48086
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

63
DOKUMENTASI
Penyiapan Sampel

Pengupasan Diblender/dihaalu Diukur mentimun


Mentimun skan mentimun yang telah
diblender

Diukur sari lemon Masukan sari Masukan sari


Cuina mentimun Cuina kedalam
kedalam air yang air yang telah
telah dididihkan dididihkan

Formula F1, F2, dan F3.

64
Lampiran 6. Hasil Penelitian Samratulangi

65
66
67
Lampiran 7. Surat Komisi Etik

i
2
3

Anda mungkin juga menyukai