Anda di halaman 1dari 3

1.

Sumber informasi yang dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam menentukan
kriteria audit lingkungan
Dalam audit lingkungan, kriteria audit yang digunakan dapat mencakup hal berikut; 1)

1) Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup


Mencakup baku mutu kualitas lingkungan, baku kerusakan lingkungan, baku gangguan,
ketetntuan dan persyaratan pengelolaan lingkungan hidup, dan perijinan lingkungan.
Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup ini mecakup yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat maupun daerah, dan bila relevan dapat pula mencakup perjanjian
perjanjian atau konvensi Internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia.
Hendaknya dipastikan bahwa peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang
digunakan sebagai kriteria audit adlah yang terkini dan masih berlaku, serta tidak hanya
diterbitkan oleh KLH namun juga oleh instansi teknis sectoral lainnya
2) Dokumen lingkungan, yang telah disetujui/disahkan, masih berlaku, dan digunakan
Auditi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup, seperti dokumen RKL/RPL atau UKL/ UPL, dokumen analisa resiko
lingkungan, dan dokumen sejenis lainnya.
3) Persyaratan dan ketentuan lain yang sesuai dan relevan dengan tujuan dan lingkup audit
yang ditetapkan. Misalnya praktik pengelolaan yang baik (best environmental management
practices), kebijakan dan prosedur operaasi internal (SOP) Audit dan lainnya
Undang-undang dan Peraturan yang ada di Indonesia serta persyaratan dan ketentuan yang
relevan dengan tujuan audit lingkungan hidup antara lain
 UU No. 23 th 1997; Pengelolaan lingkungan
 UU No. 32 th 2009 ; Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 KepMen LH No. 42 th 1994; Pedoman Audit Lingkungan
 KepMen LH No. 30 th 2001; Audit Lingkungan Wajib
 KepMen LH No. 17 th 2010; Tata cara pelaksanaan Audit LIngkungan
 KepnMen LH No. 03 th 2013; Audit lingkungan sukarela
 ISO 14001 yang diadopsi menjadi SNI 19-14001-2005; Sistem manajemen lingkungan –
Persyaratan dan panduan penggunaan

_________________________________________________________________
1) Drs Agus Susanto, MSI dan Ir. Dadang Purnama, MES,PhD, Audit Lingkungan (Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka 2007 halaman 5.11)
2. Metode yang dapat digunakan untuk menghindari unsur ketidakpastian dari data atau sampel yang
telah dikumpulkan sebelum dibuat kesimpulan audit lingkungan
Dalam setiap kegiatan Audit lingkungan, data atau sampel yang telah dikumpulkan perlu
diverifikasi terlebih dahulu sebelum dibuatkan kesimpulan dari kegiatan audit lingkungan
tersebut. Adapun metode dalam pengumpulan dan verifikasi data saat Audit lingkungan dapat
dilakukan dengan;
 Pengkajian/ evaluasi dokumen dan/ atau rekaman
Makin banyak dan makin lengkap data yang disajikan maka yang team audit makin
mudah untuk mendapatkan hasil audit yang lebih optimal. Disinilah kejujuran Auiditi
untuk tidak menyembunyikan/ menutupi data yang diperlukan oleh team Audit. Apabila
selama kegiatan audit tersebut team audit menemukan hambatan dari auditi maka team
audit dapat melaporkan kasus tersebut ke Klien agar bisa ditindaklanjuti.
 Observasi/pengamatan
Observasi/ pengamatan langsung di lapangan merupakan salah satu metode untuk
mendapatkan temuan audit. Dalam pelaksanaan observasi tersebut, team audit harus
selalu didampingin oleh Auditi sehingga apabila menemukan ketidaksesuaian yang ada
di lapangan maka team audit bisa langsung memverifikasi hal tersebut
 Wawancara
Proses team audit bertanya langsung ke auditi ini juga perlu kejujuran dari Auditi.
Wawancara bisa dilakukan secara tertutup berupa kuesioner mapun secara terbuka
dengan bertanya langsung ke Auditi.

3. Muatan temuan audit lingkungan untuk menghindari faktor subyektivitas atau opini pribadi
terhadap temuan audit lingkungan.
Temuan auadit harus akurat dan objektif, tidak subjektf atau menggunakan opini pribadi,jelas
dan didukung oleh bukti audit yang terverifikasi, serta mudah dipahami oleh Auditi. Oleh
karenanya, pernyataan temuan audit hendaknya memuat: 2)
 Apa bukti yang diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya
 Dimana dan kapan bukti diperoleh
 Proses/ fungsi/ area Kerja yang diaudit
 Persyaratan atau kriteria audit yang harus dipenuhi

_________________________________________________________________
2) Drs Agus Susanto, MSI dan Ir. Dadang Purnama, MES,PhD, Audit Lingkungan (Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka 2007 halaman 5.29)
4. Aspek yang dievaluasi dalam pelaksanaan Audit Lingkungan
 Keluasan dari ketaatan atau ketidaktaatan Auditi terhadap kriteria audit
 Efektifitas penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan/ penyempurnaan kinerja pengelolaan
lingkungan hidup
 Kemampuan proses evaluasi dari manajemen Auditi dalam memastikan keberlanjutan
(sustainability) penataan, kecukupan, efektifitas, dan peningkatan/ penyempurnaan kinerja
pengelolaan lingkungan hidup
 Kesimpulan audit tidak perlu mengulang kembali hasil-hasil temuan audit, namun bila
diperlukan temuan audit dapat dikelompokan berdasarkan kategori sesuai dengan
permintaan/ kepentingan klien, seperti jumlah temuan audit berdasarkan area/fungsi Kerja,
atau komponen/media lingkungan atau tingkat kepentingan dampak bahaya yang
ditimbulkan

5. Rekomendasi audit dapat berupa arahan untuk : 3)

1) Perbaikan dan/ atau pencegahan dari suatu ketidaktaatan atau penyimpangan terhadap
peraturan perundang-undangan lingkungan hidup
2) Meningkatkan efektifitas pengelolaan lingkungan hidup agar kinerja pengelolaan
lingkungan meningkat
3) Menghindari terjadinya suatu resiko/ bahaya lingkungan yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan manusia serta lingkungan hidup

-
_________________________________________________________________
3) Drs Agus Susanto, MSI dan Ir. Dadang Purnama, MES,PhD, Audit Lingkungan (Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka 2007 halaman 5.37)

Anda mungkin juga menyukai