Anda di halaman 1dari 29

REVIEW DOKUMEN LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN

BERDASARKAN DOKUMEN ANDAL/RKL-RPL


PT. KUSUMA MULIA TEKSTIL
SURAKARTA

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK :
Hanna Ad’hani (M0818017)
Jody Febryan Bagaskara (M0818020)
Livia Laksita Rukmi (M0818024)
Ratna Maydhina (M0818034)
Rizki Ana Dewi (M0818035)
Sevianna Danah Zulfani (4512419012)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Audit merupakan proses pengumpulan data untuk dapat menghasilkan informasi yang
disampaikan melalui opini audit serta berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan atas
informasi dari audit tersebut, salah satu contohnya yaitu calon inverstor maupun masyarakat
luas yang ingin mengetahui mengenai perusahaan yang bersangkutan secara lebih luas
sehingga tercipta pandangan masyarakat atau pengguna akan perusahaan tersebut. Bahan
kajian dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Audit Lingkungan antara lain yaitu sistem manajemen
lingkungan, audit lingkungan, dan penyusunan dokumen manajemen lingkungan. Mata kuliah
Dasar-Dasar Audit Lingkungan ini menyajikan mengenai sistem manajemen lingkungan
berdasarkan Permen Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 3 Tahun 2013 dan ISO 14001
: 2015 dan pedoman dalam penyusunan dokumen sistem manajemen lingkungan. Dalam Mata
Kuliah Dasar-Dasar Audit Lingkungan ini juga terdapat Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
antara lain yaitu bekerja sama dan memiliki rasa kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan, dapat menunjukkan sikap bertanggungjawab aas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri, mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan
dapat menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang
sudah baku, lalu mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai
dengan bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan
bertanggungjawab atas hasilnya secea mandiri, dan terakhir yaitu mampu menyusun laporan
hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih serta mengomunikasikannya secara efektif
kepada pihak lain yang membutuhkan.
Audit lingkungan merupakan alat untuk dapat memverifikasi secara objektif sebagai
upaya dari manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan
untuk dapat meningkatkan kinerja lingkungan, yang berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Audit lingkungan juga upaya proaktif suatu perusahaan atau bahan usaha untuk
memberikan perlindungan lingkungan yang nantinya akan membantu dalam meningkatkan
kinerja operasional perusahaan untuk perlindungan lingkungan, lalu pad aakhirnya dapat
digunakan dalam meningkatkan citra positif suatu perusahaan atau bahan usaha. Hal-hal
tersebut yang menjadi alasan yang melatarbelakangi audit lingkungan sebagai dasar evaluasi.
Dengan adanya Mata Kuliah Dasar-Dasar Audit Lingkungan ini diharapkan nantinya
mahasiswa dapat menjelaskan Dasar-Dasar dan Prosedur Audit Lingkungan, mampu
menjelaskan Tata Laksana Audit Lingkungan, menjelaskan Persayaratan sistem manajemen
Audit Lingkungan, dan mampu mengkritisi kasus-kasus penerapan dokumen Audit
Lingkungan.
Audit lingkungan penting dilakukan oleh perusahaan yang melakukan operasi
perusahaan yang banyak berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Adanya audit lingkungan ini
diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi bagi suatu perusahaan atau bahan usaha
mengenai bagaiman sebaiknya perusahaan mengelola lingkungan skitarnya dengan berpedoan
kepada peraturan perudangan yang berlaku serta bagaiman sebaiknya suatu perusahaan atau
bahan usaha melaksanakan tanggungjawabnya terhadap lingkungan sekitarnya yang terkena
dampak dari proses operasi suatu perusahan atau bahan usaha baik dampak positif maupun
dampak negatif dari dampak yang ditimbulkan.
Tujuan kaji ulang suatu audit adalah untuk menentukan, sebagimana halnya dengan
mengidentifikasi, seluruh sumber-sumber, nyata dan potensial, yang menyebabkan atau bisa
menghasilkan masalah lingkungan. Audit lingkungan juga dapat dijadikan suatu cara untuk
mengevaluasi efektivitas program pengelolaan lingkungan yang sedang berjalan dan jika
diperlukan dapat disesuaikan untuk mencegah masalah-masalah di masa mendatang. Jika audit
lingkungan dilaksanakan sebagai bagian dari transaksi suatu kegiatan usaha, seperti properti,
maka audit dapat menjadi suatu cara untuk memperkirakan masalah-masalah yang mungkin
berhubungan dengan transaksi tersebut, dan karenanya dapat menentukan harga properti
dengan lebih tepat dan lengkap. Jadi audit lingkungan ini merupakan cerminan atau potret
tentang kinerja perusahaan atau organisasi terhadap lingkungan.
Sebagaimana perangkat pengelolaan lingkungan, seperti: AMDAL, UKL dan UPL,
maka Audit Lingkungan mempunyai sasaran, di antaranya adalah:
a) Pengembangan kebijakan lingkungan.
b) Audit lingkungan dapat menjadi dukungan dalam indentifikasi kebijakan lingkungan
suatu korporasi dan dapat memberikan arahan/kerangka pengembangan kebijakan
tersebut.
c) Pentaatan terhadap regulasi, lisensi dan standar.
d) Audit lingkungan dapat menjadi dasar untuk menentukan pentaatan dan antisipasi
perubahan terhadap kebijakan lingkungan internal, legislasi dan regulasi pemerintah,
lisensi dan perjanjian, prosedur operasi standar dan standar teknis.
e) Review tentang tindakan manajemen dan operasi.
f) Pada dasarnya hampir semua kegiatan/usaha mempunyai tindakan manajemen dan
operasi yang berwawasan lingkungan.
g) Minimalisasi resiko lingkungan.
h) Sasaran utama audit lingkungan adalah mengenali resiko lingkungan tahap dini.
i) Audit lingkungan dapat mebantu suatu kegiatan/usaha dalam menggunakan energy
dan sumberdaya alam yang efisien, dan menjamin bahwa bahan dasar yang dipakai
dan limbah yang dibuang selaras dengan “eco-effisiency”.
j) Perbaikan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja dengan mengidentifikasi cara
untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dan mencari cara untuk
memperbaiki kondisi kerja anggota
k) Sebagai aktivitas setelah AMDAL.
l) Audit lingkungan menjamin bahwa identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak
tersebut bisa dikaji setelah usaha tersebut berlangsung.
m) Penyedia informasi yang akurat untuk kegiatan dan praktik bisnis industri seperti
asuransi, akuisisi, merger dan disvesment.
n) Pengembang citra hijau dalam koorporasi. Dalam hal ini audit lingkungan
memberikan arahan pada suatu perubahan untuk mengembangkan track record
kepedulian lingkungan.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dikaji sebagai berikut:
a) Bagaimana analisis UKL-UPL dan Dokumen Laporan Audit Lingkungan PT Kusuma
Mulia Textile ?
b) Bagaimana kajian kesesuaian Dokumen Laporan Audit Lingkungan berdasarkan UKL-
UPL PT Kusuma Mulia Textile ?
c) Bagaimana rekomendasi terhadap kajian kesesuaian Dokumen Laporan Audit
Lingkungan pada PT Kusuma Mulia Textile ?
Tujuan Pengkajian
a) Menganalisis UKL-UPL dan Dokumen Laporan Audit Lingkungan PT Kusuma Mulia
Textile
b) Mengkaji kesesuaian Dokumen Laporan Audit Lingkungan berdasarkan UKL-UPL
PT Kusuma Mulia Textile
c) Menentukan rekomendasi terhadap kajian kesesuaian Dokumen Laporan Audit
Lingkungan pada PT Kusuma Mulia Textile
Sistematika penulisan dari tugas ini yaitu terdiri dari lima bab yaitu bab 1, bab 2, bab
3, bab 4, dan bab 5, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka. Pada setiap bab memuat
beberapa unsur seperti :
a. Bab I Pendahuluan
I.I Latar belakang MKP Dasar Audit Lingkungan
I.II Tujuan dan sasaran tugas
I.III Sistematika penulisan
b. Bab II Kajian Teori dan Kebijakan/Pedoman Terkait dengan Audit Lingkungan dan
UKL-UPL
I.I Latar belakang dilakukan Audit Lingkungan dan Proses Pelaksanaan Audit
Lingkungan
I.II Kriteria dan Komponen Penilaian Audit Lingkungan dan baku mutu lingkungan
yang terkait
c. Bab III Gambaran Usaha/Kegiatan yang Diaudit
I.I Deskripsi Usaha/Kegiatan
I.II Hasil dari Laporan Audit Lingkungan (mana yang dinilai baik dan mana yang
belum)
d. Bab IV Pembahasan
I.I Berisi mengenai pembahasan terhadap kesesuaian antara UKL-UPL dan
dokumen Audit Lingkungan
e. Bab V Kesimpulan dan Penutup
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN PEDOMAN TERKAIT DENGAN AUDIT
LINGKUNGAN DAN UKL-UPL

I.I Latar belakang dilakukan Audit Lingkungan dan Proses Pelaksanaan Audit
Lingkungan
Saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat perindustrian yang cukup tinggi.
Industri yang banyak dijumpai di Indonesia adalah jenis industri tekstil. Industri tekstil dan
produk tekstil merupakan industri yang menghasilkan serat benang, kain pakaian jadi rajutan,
pakaian jadi tekstil, barang jadi teksil dsb. Produk tekstil merupakan hasil pengolahan lanjutan
dari tekstil baik yang setengah jadi maupun yang telah jadi. Produk dari tekstil berupa pakaian
jadi/garment/clothing, kebutuhan industri serta rumah tangga. Industri tekstil merupakan suatu
industri yang mengolah serat, menjadi benang kemudian menjadi pakaian atau lainnya.
Surakarta merupakan wilayah yang banyak ditemui industri tekstil salah satunya yaitu
perusahaan Kusuma Mulia tekstil. Perusahaan Kusuma Mulia Tekstil merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pertekstilan yang berdiri sejak lama. Industri yang makin banyak dan
berkembang, menghasilkan berbagai dampak terhadap lingkungan dan makhluk hidup.
Dampak positif dari berkembangnya industri tekstil yaitu dapat menyerap 1,3 juta tenaga kerja
sehingga mampu memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar sehingga mengurangi pengangguran serta menompang ekonomi bangsa
(Fahmawati & Purnaweni, 2018). Dampak negatif dari berkembangnya suatu perusahaan
tekstil yaitu semakin banyak limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dari industri
tekstil berupa padat berasal dari pembuatan kain, benang, serat kain, dan sampah dari kegiatan
lain, limbah gas berupa pencemaran debu dari penggunaan mesin, dan limbah cair yang
dihasilkan dari proses pengkajian benang serta proses pencelupan. Proses pencelupan atau
pencucian tekstil menjadi salah satu industri yang banyak menghasilkan limbah cair (Said,
2002). Agar limbah tekstil tidak menimbulkan dampak buruk terhadap makhluk hidup dan
lingkungan, perlu adanya kegiatan pengelolaan, perlindungan, pengawasan dan evaluasi
lingkungan secara rutin. Kegiatan pengawasan merupakan upaya preventif untuk memaksakan
kepatuhan (Yakin, 2017). Evaluasi lingkungan dapat dilakukan melalui audit lingkungan.
Audit lingkungan adalah evaluasi untuk menilai ketaatan penanggung jawab suatu
usaha/kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Evaluasi kegiatan dapat dilakukan berupa pengelolaan lingkungan dari kegiatan
perusahaan seperti pembuangan limbah, pengelolaan limbah, emisi ke udara dan pengenalan
dalam pengelolaan lingkungan bagi karyawan (Handoko, 2017).
Audit lingkungan bertujuan untuk mengevaluasi operasi dan kinerja perusahaan yang
disesuaikan antara proses produksi dengan hukum dan peraturan serta mengidentifikasi resiko
yang ditimbulkan dari suatu kegiatan dan/atau usaha yang berkaitan dengan kelestarian
lingkungan (Manuhara P, 2016). Audit lingkungan hidup diwajibkan terhadap setiap usaha atau
kegiatan yang beresiko tinggi terhadap lingkungan serta suatu bentuk ketidaktaatan dari
penanggung jawab usaha/kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan secara berkala.
Audit lingkungan hidup dilakukan setelah usaha dan/atau kegiatan dilaksanakan atau sedang
berjalan. Pelaksanaan audit lingkungan harus fleksibel dalam ruang lingkup, jenis dan prosedur
yang harus disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, dengan
pelaksanaan audit lingkungan juga dapat memastikan bahwa keberadaan perusahaan dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah. Atas dasar pertimbangan beberapa hal
tersebut, maka perusahaan tekstil Kusuma Mulia melakukan audit lingkungan. Kegiatan audit
lingkungan perusahaan tekstil Kusuma Mulia dilakukan agar perusahaan dapat dipastikan
keberlanjutannya dengan melakukan tanggung jawab sosial.
Setiap usaha atau kegiatan wajib menjaga kelestarian lingkungannya. Untuk
menjamin kelestarian lingkungan secara terus menerus perlu dilaksanakan pemantauan
lingkungan sesuai dengan yang tertera dalam dokumen lingkungan baik AMDAL, UKL-UPL
maupun SPPL. UKL-UPL adalah rangkaian proses pengelolaan dan pemantauan Lingkungan
Hidup yang dituangkan dalam bentuk standar untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan
keputusan serta termuat dalam perizinan berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah. UKL-UPL merupakan salah satu dari upaya mitigasi sebagaimana
tercantum pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Disebutkan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL dan UPL. Dokumen UKL dan UPL disusun
berdasarkan Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Pada
waktu tertentu secara periodik atau pada saat ada problem atau ada keperluan khusus
diperlukan kajian lingkungan.
Kajian lingkungan yang dimaksudkan untuk mengetahui kinerja manajemen
pengelolaan lingkungan adalah (1) Audit Lingkungan, (2) Peringkat pengelolaan lingkungan.
Dokumen audit lingkungan yang telah diverifikasi memuat pengelolaan lingkungan yang telah
dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang sudah beroperasi berikut hasil pengelolaannya.
Untuk komponen lingkungan yang masih belum baik maka audit lingkungan merupakan
dokumen yang dapat dijadikan sebagai early warning system dalam pengelolaan lingkungan,
(3) Mencari cara penyelesaian masalah bagi beberapa komponen kegiatan pengelolaan yang
belum berhasil menanggulangi kerusakan lingkungan. Kegiatan dan/atau usaha harus berupaya
agar lingkungan dapat menjadi lebih baik. Di dalam audit lingkungan terdapat uraian tentang
mitigasi dampak yang terjadi yaitu berupa cara pencegahan dan penanggulangan dampak
lingkungan. Dalam perkembangannya, Indonesia telah mengadopsi perangkat audit lingkungan
secara sukarela pada tahun 1994 yang bersifat wajib (mandatory) pada tahun 2001 melalui
Keputusan Menteri LH No.30 tahun 2001 sebagai penjabaran dari Undang-Undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 tahun 1997. Namun akhirnya setelah keluar UU No.32
tahun 2009 tentang PPLH, kemudian dijabarkan menjadi Kepmen LH No.17 tahun 2010, dan
selanjutnya direvisi lagi menjadi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.03 tahun 2013,
maka audit lingkungan menjadi bersifat sukarela (voluntary) dan wajib dengan persyaratan
tertentu.
I.II Kriteria dan Komponen Penilaian Audit Lingkungan dan Baku Mutu Lingkungan
Jenis Komponen Parameter Tolak Ukur
A. Komponen
Abiotik
1. Kualitas Udara • Untuk kualitas udara ruangan • KepMen Tenaga Kerja No.
dan Kebisingan proses produksi : partikel debu 51/men/1999 tentang Baku
dan kelembapan udara, Mutu Tingkat Kebisingan
kebisingan Ruangan Kerja
• Untuk kualitas udara emisi : • SE Menteri Tenaga Kerja
SO2, NO2, CO, H2S, NH3, No. SE.01/Mann/1997
Partikel debu, suhu cerobong tentang Nilai Ambang Batas
dan kebisingan Faktor Kimia Udara
• Untuk kualitas udara ambien : Lingkungan Kerja
SO2, NO2, CO, H2S, NH3, • Baku Mutu Udara Emisi
Ox, partikel debu, dan kondisi Sumber Tidak Bergerak
fisik setempat (arah, Kep.Gub Jateng No. 10
temperatur, tekanan udara, Tahun 2000
kelembapan, dan kecepatan • Baku Mutu Udara Ambien
angin Kep.Gub Jateng No. 8
Tahun 2001
2. Kualitas dan • Untuk Air Limbah Industri • Untuk air limbah industri,
kuantitas air Tekstil: Perda Prop jateng No.
Temperatur <38, pH 6-9, BOD 10/2005 tentang BMA air
<60, COD <150, TSS <50, Cr limbah untuk air limbah
Total <1, Minyak <3, Amoniak industri tekstil
(NH3-N) <8 • Untuk air sungai, sesuai
• Untuk Kualitas Air Minum/ air dengan PP No. 82/2001
sumur Sifat Fisika : untuk kelas II parameter
Zat padat terlarut <1000 mg/lt, disesuaikan dengan
kekeruhan <5 skala NTU, karakteristik air limbah
Warna < 15 skala NTU industri tekstil
Sifat Kimia : • Untuk air sumur sesuai
pH < 6,6-9, Air raksa <0,001 dengan persyaratan
mg/lt, Arsen <0,05 mg/lt, Besi maksimal air bersih
total <0,3 mg/lt, Fluorida <0,5 PerMenKes Kep.
mg/lt, Kadmium <0,005 mg/lt, 416/MENKES/Per/IX/1990
CaCO3 <500 mg/lt, Klorida
<250 mg/lt, Kromium <0,05
mg/lt, Magnesium 30-150
mg/lt, Mangan <0,1 mg/lt,
Nitrat <10,0 mg/lt, Nitrit <0,1
mg/lt, Selenium <0,01 mg/lt,
Seng <5 mg/lt, Sianida <0,1
mg/lt, Sulfat <400 mg/lt,
Timbal <0,05 mg/lt, BOD
<150 mg/lt, COD <300 mg/lt,
Total koliform 6,8-8,5
jml/100ml
3. Kebakaran • Fungsi alat-alat pengaman • Keamanan dari bahaya
elektrikal dan mekanikal kebakaran
• Label kadaluwarsa APAR
4. Limbah • Jenis, jumlah serta berat • Bersih dan rapi
padat/sampah limbah padat • Ada tempat pemilahan
• Jenis dan penuh/tidaknya sampah dan penempatan nya
tempat pembuangan limbah yang teratur
padat
• Kondisi wadah/tempat
pembuangan limbah padat
• Frekuensi pembuangan limbah
padat
B. Komponen
Biotik
1. Keanekaragam • Jenis, jumlah niota air (bentos • Keragaman dan
dan dan plankton) kemelimpahan bentos dan
kemelimpahan planktorn
biota air
C. Komponen
Sosekbudikesmas
1. Kecemburuan • Kedisiplinan dan ketertiban • Kejadian gangguan
dan konflik sosial karyawan keamanan /pencurian atau
• Keresahan dan harapan konflik kepentingan
karyawan • Bertambahnya peluang
• Keamanan, kebersihan dan usaha baru bagi masyarakat
ketertiban areal pabrik sekitar perusahaan
• Hubungan sosial antar • Karyawan disiplin dan tertib
karyawan dalam melaksanakan tugas
• Sikap karyawan terhadap • Keharmonisan hubungan
keberadaan pabrik antar karyawan dan
• Tingkat keamanan dan pimpinan
kriminalitas di dalam
perusahaan
2. Lalu-lintas • • Arus lalu lintas di jalan
Kelancaran arus lalu-lintas di
jalan depan pabrik depan pabrik berjalan lancar,
• Frekuensi tidak terjadi kemacetan
terjadinya
• Karyawan tidak terlambat
kecelakaan lalu-lintas di jalan
depan pabrik masuk kerja pagi hari
• Tidak terjadi kecelakaan
pada karyawan pada waktu
berangkat dan pulang kerja
maupun kendaraan
pengangkut keluar-masuk
pabrik
3. Kesehatan • Jumlah surat izin karyawan • Tingkat kesehatan karyawan
• Jumlah kunjungan karyawan (ijin tidak masuk kerja
ke puskesmas/RS karena sakit tidak melebihi
• Tingkat kecelakaan kerja 10% dari total karyawan)
• Keselamatan kerja karywan
(kecelakaan kerja 0%)
BAB III
I.I DESKRIPSI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
3.1.1 Informasi Data Umum
a. Nama Usaha dan/atau Kegiatan : Kusuma Mulia Tekstil
b. Jenis Usaha dan/atau Kegiatan : Pabrik Tekstil (Industri
Penyempurnaan Kain)
c. Nama Pimpinan : Drs. Rudi Indiarto, Akt.
d. Nama Penanggung jawab UKL & UPL : Atim Miyanto
e. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan :
▪ Jalan : Jl. Cokro Aminoto No. 47 Surakarta
▪ Kelurahan : Jebres
▪ Kecamatan : Jebres
▪ Kota : Surakarta
▪ Propinsi : Jawa Tengah
▪ Telp/tax : 0271-48461, 0271-663710
f. Status perusahaan : Kantor Tunggal
g. NPWP : 6.624.870.9-526
h. Status permodalan : Non PMA / PMDN

3.1.2 Perijinan yang Telah Dimiliki


Tabel 3.1. Jenis perijinan yang telah dimiliki (April 2006)
No. Jenis Ijin Nomor/Tanggal Instansi Pemberi Ijin Masa
Diterbitkan Ijin Berlaku
Ijin
1. Izin Penggunaan 336/IPB/DTK/J.8/2002 Pemerintah Kota
Bangunan (IPB) Surakarta, Dinas Tata
Kota
2. Izin Mendirikan 601/356/Pi/I/1999 Pemerintah Kota
Bangunan Surakarta, Dinas Tata
Kota
3. Izin Pemboran Air 503/175/A/2004 Pemerintah Propinsi 6 bulan
Bawah Tanah (Sumur ke-1) Jawa Tengah (Dinas sejak
(SIP) No. Reg Sumur Bor : Pertambangan dan tanggal
3626/2004 Energi) 27-07-04
(Sumur ke-1)
4. Izin Pengambilan 503/031/A/2006 Pemerintah Propinsi 3 tahun
Air Bawah Tanah (Sumur ke-1) Jawa Tengah (Dinas sejak
(SIPA) dari Sumur No. Reg Sumur Bor : Pertambangan dan tanggal
Bor 3626/2004 Energi) 27-01-06

(Sumur ke-1)
5. Izin Gangguan 503/605 Walikota Surakarta 3 tahun
Tempat Usaha Koordinator Unit sejak
Pelayanan Terpadu tanggal
14-03-05
6. Tanda Daftar 11.16.5.17.08261 Unit Pelayanan 5 tahun
Perusahaan (TDP) Terpadu sejak
tanggal
19-05-05
7. Surat Ijin Usaha 517/0/34/PM/V/2005 Dinas Perindustrian, 3 tahun
Perdagangan Perdagangan, dan sejak
(SIUP) Penanaman Modal tanggal
Kota Surakarta 06-05-05
8 Surat Ijin Usaha 530/36/IM/V/05 Dinas Perindustrian, 3 tahun
Industri (SIUI) Perdagangan, dan sejak
Industri Menengah Penanaman Modal tanggal
Kota Surakarta 03-05-05

3.1.3 Lahan/tanah
Luas Lahan/Tanah : 20.486,25 m2
Status Lahan : Hak Milik dengan Nomor 1481 dan Hak Guna Bangunan
Nomor 124.
Ketinggian tapak dengan lingkungan sekitarnya, tidak ada perbedaan.
Tabel 3.2. Uraian penggunaan lahan

Luas Areal
No Jenis Penggunaan
m2 %

1. Lahan tertutup bangunan / material kedap air :

a. Bangunan pabrik 19826 96,77

b. Bangunan gudang 231 1,17

c. Bangunan kantor 48 0,23

d. Pelataran tempat penyimpanan bahan baku produksi 51 0,29

e. Mushola 9 0,004

f. Kantin 9 0,004

g. Kamar mandi/wc 5 0,002

h. Mess/perumahan karyawan 16 0,08

i. Jalan/saluran - -
j. Tempat parkir 90 0,45

k. IPAL 100 0,49


2. Lahan terbuka hijau - -
3. Lahan cadangan 101,25 0,49

Luas lahan total yang dikuasai 20486,25 100

Penggunaan lahan (bangunan asli) pada prinsipnya tidak mengalami perubahan.


Ada beberapa penambahan fungsi ruangan, yaitu untuk kantin, mushola, dan kamar
mandi/wc.

3.1.4 Kesesuaian Lokasi dengan RTRW


Menurut Perda Nomor 8 Tahun 1993 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tahun 1993-2013, lokasi
bangunan perusahaan Kusuma Mulia Tekstil tersebut terletak di Jl. HOS Cokro
Aminoto, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta pada kawasan dengan ketentuan
penggunaan tanah untuk perumahan.

3.1.5 Jarak Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan dengan Kegiatan/Fasilitas Lain


1. Kantor Pemerintahan Kota Surakarta : ± 2,5 km
2. Sekolahan : ± 200 m
3. Pasar : ± 1 km (Pasar Ledoksari)
4. Tempat Ibadah : ± 300 m
5. Puskesmas : ± 800 m (Puskesmas Pembantu Jebres)
6. Rumah Sakit : ± 400 m (RSUD Dr. Moewardi)
7. Kantor Kecamatan Jebres : ± 1 km
8. Kantor Polsek Jebres : ± 700 m
9. Kantor Kelurahan Jebres : ± 900 m
10. Sungai / Drainase : ± 15 m
11. Pemukiman Penduduk : ± 20 m
12. Stasiun Kereta Api : ± 700 m
13. Terminal Bus : ± 2,5 km
14. Terminal Petikemas : ± 800 m

3.1.6 Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja


1. Tenaga kerja :
Jumlah tenaga kerja : 154 orang
a) WNI : 154 orang
b) WNA (asing) :-
c) Laki-laki : 99 orang
d) Perempuan : 55 orang

Tabel 3.3. Klasifikasi pekerjaan dan tingkat pendidikan karyawan

Jenis Kelamin Daerah Asal Pendidikan

WNI
Klasifikasi Pekerjaan
L P Jumlah Komuter WNA SD SLTP SLTA D3/PT
Lokal
Harian

1. Manajer ke atas 3 1 4 4 - - - - - 4

2. Staf 18 22 40 40 - - - - 40 -

3. Buruh/ karyawan 78 32 110 110 - - 30 80 - -

4. Lainnya - - - - - - - - - -

Total 99 55 154 154 - - 30 80 40 4

2. Waktu Operasi Usaha dan/atau Kegiatan


a) Dalam satu hari : 7,5 jam kerja
b) Dalam satu minggu : 6 hari kerja
c) Jumlah shift kerja dalam satu hari : 2 shift
- Shift I jam : 07.30 s.d. 15.00 WIB
- Shift II jam : 15.00 s.d. 22.30 WIB

3.1.7 Jenis Peralatan dan Mesin Produksi


Tabel 3.4. Jenis peralatan dan mesin produksi

Nama / Jenis Jumlah / Kondisi Negara Energi Jenis Dampak /


No
Alat Unit (%) Pembuat Penggerak Cemaran

1. Jigger 20 80 DN Listrik Panas dan bau

2. Stenter 3 80 Jepang Listrik Panas

3. Folding 4 80 DN Listrik -

4. Rolling 5 80 DN Listrik -

5. Boiler 1 80 RRT Listrik Panas (cadangan)

6. Boiler 1 100 RRT Listrik Panas/asap


3.1.8 Penggunaan Energi
a. Listrik
Tabel 3.5. Penggunaan energi listrik

Kapasitas Terpasang Pemakaian / Bulan


No Sumber Sumber
(KVA) (KWH)

1 Listrik 147 502 PLN

2 Listrik 53 180 PLN

3 Diesel genset 150 - Generator cadangan

b. Penggunaan Bahan Bakar


Tabel 3.6. Penggunaan energi bahan bakar

Penanganan Sisa
No Jenis Bahan Bakar Kebutuhan / Bulan
Diolah / Dibuang / Dibakar dll

1. Batu bara 87.500 kg Dikemas

2. Solar 9.800 liter Habis pakai

3. Oli 100 liter Ditampung

3.1.9 Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong


Tabel 3.7. Penggunaan bahan baku dan bahan penolong
Keterangan :
DN : Dalam Negeri
LN : Luar Negeri

Bahan Kapasitas Neraca Bahan


Bentuk Asal Cara
No Baku / (Vol/Satuan Sifat Bahan % %
Fisik Bahan Penyimpanan
Penolong Waktu) Produk Sisa

1. Bahan
baku

160.000 Lembara Mudah Gudang


- Kain
M/bl n terbakar DN tertutup 99,9 0,1
grey
2. Bahan
penolong
Tak
- Pati
30 kg/bl Powder berbahaya DN Drum tertutup 99,9 0,1
kanji
10 kg/bl Powder Bau DN Drum tertutup 99,9 0,1
- Dispes
200 l/bl Cair - DN Drum tertutup 99,9 0,1
- Carier
- Pemuti
120 kg/bl Cair - DN Drum tertutup 99,9 0,1
h
Karung
- Caustik
160 kg/bl Kristal Berbahaya DN plastik 99,9 0,1
soda
- Acetic
30 kg/bl Cair Bau DN Drum tertutup 99,9 0,1
acid
120 l/bl Cair Bau DN Drum tertutup 99,9 0,1
- Enzim
10 kg/bl Powder Bau DN Drum tertutup 99,9 0,1
- Direk
10 kg/bl Powder Bau DN Drum tertutup 99,9 0,1
- Reaktif

3.1.10 Penggunaan Air


Tabel 3.8. Rincian penggunaan air

No Uraian Pemakaian Jumlah (m3/Bulan) Asal Sumber Air

1. Proses produksi 600 Air bawah tanah

2. MCK 200

3. Domestik/minum 100

JUMLAH 900

3.1.11 Produksi
Tabel 3.9. Jenis dan kapasitas produksi

Kapasitas Produksi Sifat Produk


Jenis Alat
Jenis Produksi Bahan Baku
Izin Riil Jadi Angkut
/ ½ Jadi

2.000.000 1.900.000 - Jadi Truck Box


1. Produksi Utama Finishing
- - - - -
2. Produksi Lainnya
Waktu operasi pabrik
- Dalam satu hari : 14 jam
- Dalam satu minggu : 6 hari kerja

3.1.12 Pengangkutan yang Digunakan


Tabel 3.10. Jenis penggunaan alat angkut

Jenis Jumlah Alat Frekuensi


No.
Barang Diangkut Alat Angkut Angkut (kali/bulan)

1 Bahan baku Truck box 3 unit -

2 Bahan penolong Mobil box 1 unit -

3 Produk jadi Truck box - -

4 BBM Truck tangki - -

5 Batu bara Truck (tutup terpal) - -

3.1.13 Alat Pemadam Kebakaran/Racun Api


Tabel 3.11. Penyiapan alat pemadam kebakaran

No Jenis Jumlah Check Up/Kontrol oleh

1. DCP 68 kg - Kantor Pemadam Kebakaran Kota Surakarta

2. DCP 9 kg 16

3. CO2 6 kg -
3.1.14 Proses Produksi
Proses Produksi : Diagram alir proses produksi dapat dilihat pada diagram sebagai
berikut :

Kain Grey

Scouring, Bleaching, Deying Limbah Cair

Limbah Cair Kain Putih Kain Warna Limbah Cair

Stenter

Folding

Packing

Gudang Pengiriman

3.1.15 Neraca Penggunaan Air

Air Bawah Tanah


900 m3/bl

Produksi MCK Minum


600 m3/bl 200 m3/bl 100 m3/bl

IPAL
I.II HASIL LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN
Tabel 1. Hasil Pengujian Air Limbah Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Januari 2020

Hasil Ketidak- Baku


No Parameter satuan Metode
Analisis pastian mutu
SNI 06-6989.23-
1 Temperatur °C 26, 0**) 1,3 -
2005
2 TSS mg/L 40, 0 0,53 50 SNI 06-6989.3-2004
SNI 06-6989.11-
3 PH - 7, 95**) 0,08 -
2004
< 0,
4 Krom Total mg/L - 1,0 SNI 6989.17-2009
003*****)
SNI 06-6989.30-
5 Amonia mg/L 0, 252 0,006 8,0
2005
6 COD mg/L 16,28 0,32 150 SNI 6989.2-2009
7 BOD mg/L 8,42 0,054 60 SNI 6989.72-2009
SNI 06-6989.10-
8 Minyak dan Lemak mg/L 2,400 0,151 3,0
2011
9 Sulfida sebagai S mg/L 0,101 0,0017 0,3 SNI 6989.70-2009
SNI 06-6989.21-
10 Phenol mg/L 0,013 0,001 0,5
2004
Keterangan:
**): analisis dilakukan di Laboratorium bukan data lapangan
*****): Nilai < MDL
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Ketidakpastian analisis
dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 % dengan faktor k= 2. Dari hasil pengujian berbagai
parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Jadi
dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak
beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 2. Hasil Pengujian Air Limbah Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Februari 2020

Hasil Ketidak- Baku


No Parameter satuan Metode
Analisis pastian mutu
1 Temperatur °C 25, 5 **) 1,3 - SNI 06-6989.23-2005
2 TSS mg/L 33,0 0,53 50 SNI 06-6989.3-2004
3 PH - 8,30 **) 0,08 - SNI 06-6989.11-2004
< 0,
4 Krom Total mg/L - 1,0 SNI 6989.17-2009
003*****)
5 Amonia mg/L 0, 213 0,005 8,0 SNI 06-6989.30-2005
6 COD mg/L 18,56 0,36 150 SNI 6989.2-2009
7 BOD mg/L 8,2 0,05 60 SNI 6989.72-2009
8 Minyak dan Lemak mg/L 2,800 0,176 3,0 SNI 06-6989.10-2011
9 Sulfida sebagai S mg/L 0,161 0,0027 0,3 SNI 6989.70-2009
10 Phenol mg/L 0,029 0,001 0,5 SNI 06-6989.21-2004
Keterangan:
**): analisis dilakukan di Laboratorium bukan data lapangan
*****): Nilai < MDL
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Ketidakpastian analisis
dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 % dengan faktor k= 2. Dari hasil pengujian berbagai
parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Jadi
dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak
beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 3. Hasil Pengujian Air Limbah Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Maret 2020

Hasil Baku
No Parameter Satuan Metode
Analisis mutu
1 Temperatur °C 26 - SNI 06-6989.23-2005
2 TSS mg/L 3,0 50 APHA (2017):2540 D
APHA (2017): 4500
3 PH - 7,6 -
H+
4 Krom Total mg/L < 0, 02 1,0 SNI 6989.17-2009
IKM/5.4.20/ESL
5 Amonia mg/L 0, 14 8,0
(Spektrofotometri)
6 COD mg/L 6,8 150 APHA (2017):5220 D
7 BOD mg/L 1,5 60 SNI 6989.72-2009
8 Minyak dan Lemak mg/L 3,0 3,0 SNI 6989.10-2011
9 Sulfida sebagai S mg/L 0,01 0,3 JIS 2002, K0102:39
10 Phenol mg/L <0,03 0,5 APHA (2017):5530 D
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Dari hasil pengujian
dengan parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu.
Jadi dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan
tidak beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 4. Hasil Pengujian Air Limbah Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Juli 2020

Hasil Ketidak- Baku


No Parameter satuan Metode
Analisis pastian mutu
1 Temperatur °C 26,0**) 1,3 - SNI 06-6989.23-2005
2 TSS mg/L 37,0 0,53 50 SNI 06-6989.3-2004
3 PH - 7,93 **) 0,08 - SNI 06-6989.11-2004
4 Krom Total mg/L < 0, 003*****) - 1,0 SNI 6989.17-2009
5 Amonia mg/L 0, 213 0,005 8,0 SNI 06-6989.30-2005
6 COD mg/L 5,72 0,09 150 SNI 6989.2-2009
7 BOD mg/L 3,68 0,024 60 SNI 6989.72-2009
Minyak dan
8 mg/L 1,600 0,100 3,0 SNI 06-6989.10-2011
Lemak
9 Sulfida sebagai S mg/L 0,016 0,002 0,3 SNI 6989.70-2009
10 Phenol mg/L 0,011 0,0005 0,5 SNI 06-6989.21-2004
Keterangan:
**): analisis dilakukan di Laboratorium bukan data lapangan
*****): Nilai < MDL
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Ketidakpastian analisis
dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 % dengan faktor k= 2. Dari hasil pengujian berbagai
parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Jadi
dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak
beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 5. Hasil Pengujian Air Limbah Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Agustus 2020

Hasil Ketidak- Baku


No Parameter satuan Metode
Analisis pastian mutu
1 Temperatur °C 25, 5 **) 1,3 - SNI 06-6989.23-2005
2 TSS mg/L 44,0 0,53 50 SNI 06-6989.3-2004
3 PH - 7,38 **) 0,08 - SNI 06-6989.11-2004
< 0,
4 Krom Total mg/L - 1,0 SNI 6989.17-2009
003*****)
5 Amonia mg/L 0, 162 0,004 8,0 SNI 06-6989.30-2005
6 COD mg/L 10,91 0,18 150 SNI 6989.2-2009
7 BOD mg/L 8,91 0,058 60 SNI 6989.72-2009
8 Minyak dan Lemak mg/L 1,400 0,088 3,0 SNI 06-6989.10-2011
9 Sulfida sebagai S mg/L <0,011*****) - 0,3 SNI 6989.70-2009
10 Phenol mg/L 0,061 0,003 0,5 SNI 06-6989.21-2004
Keterangan:
**): analisis dilakukan di Laboratorium bukan data lapangan
*****): Nilai < MDL
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Ketidakpastian analisis
dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 % dengan faktor k= 2. Dari hasil pengujian berbagai
parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Jadi
dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak
beresiko untuk mencemari lingkungan.
Dari hasil pengujian air limbah industri tekstil PT. Kusuma Mulia bulan januari, februari,
maret, juli, agustus tidak mengalami peningkatan secara signifikan dan masih dalam keadaan
batas wajar. Selain itu dari hasil pengujian air limbah industri tekstil PT. Kusuma Mulia bulan
januari, februari, maret, juli, agustus tidak ditemukan adanya parameter yang melebihi baku
mutu berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 tentang Baku
Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik.
Tabel 6. Hasil analisa Udara Ambien
Bulan Februari 2020

Hasil Analisa Baku


No Parameter Satuan
Belakang Pabrik Gerbang Makam Mutu
1 NH3 <0,013 <0,013 2,0 Ppm
2 H2S <0,01 <0,01 0,02 Ppm
3 SO2 17,18 15,36 632 µg/Nm3
4 CO 571,5 342,9 15000 µg/Nm3
5 NO2 10,41 8,99 316 µg/Nm3
6 O3 9,95 8,51 200 µg/Nm3
230/24
7 TSP 90,7 89,1 µg/Nm3
hr
Keterangan:
- Belakang Pabrik RT 02/07, Jl. Hos Cokroaminoto
Koordinat: S: 07° 33’ 47,5” E: 110° 50’ 43,1”
- Gerbang Makam Purwoloyo
Koordinat: S: 07° 33’ 48,3” E: 110° 50’ 53,7”
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No. 8
Tahun 2001. Dari hasil pengujian dengan parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada
parameter yang melebihi baku mutu. Jadi dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT.
Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 7. Hasil analisa Udara Ambien
Bulan Agustus 2020
Hasil Analisa Baku
No Parameter Satuan
Belakang Pabrik Gerbang Makam Mutu
1 NH3 0,003 0,002 2,0 Ppm
2 H2S <0,001 <0,001 0,02 Ppm
3 SO2 25,8 28,1 632 µg/Nm3
4 CO 402,5 395 15000 µg/Nm3
5 NO2 22,9 26,5 316 µg/Nm3
6 O3 14 15,8 200 µg/Nm3
7 TSP 86,3 79,5 230/24 µg/Nm3
hr
Keterangan:
- Belakang Pabrik RT 02/07, Jl. Hos Cokroaminoto
Koordinat: S: 07° 33’ 47,5” E: 110° 50’ 43,1”
- Gerbang Makam Purwoloyo
Koordinat: S: 07° 33’ 48,3” E: 110° 50’ 53,7”
Baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No. 8
Tahun 2001. Dari hasil pengujian dengan parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada
parameter yang melebihi baku mutu. Jadi dapat dikatakan bahwa parameter pengujian PT.
Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak beresiko untuk mencemari lingkungan.
Tabel 8. Hasil Pengujian Udara Ambien Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Agustus 2020

No Test Description Duration Result Standard* Unit Method


Sulfur Dioxide
1 1 Hour 17,18 632 µg/Nm3 SNI 7119-7:2017
(SO2)
Carbon SNI 7119-
2 1 Hour 571,5 15000 µg/Nm3
Monoxide (CO) 10:2011
Nitrogen Dioxide
3 1 Hour 10,41 316 µg/Nm3 SNI 7119-2:2017
(NO2)
4 Oxydant (O3) 1 Hour 9,95 200 µg/Nm3 SNI 7119-8:2017
Total Suspended
5 1 Hour 90,70 - µg/Nm3 SNI 7119-3:2017
Particulate (TSP)
Keterangan:
(*) Baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No. 8
Tahun 2001
Tabel 9. Hasil Pengujian Kebisingan Industri Tekstil PT. Kusuma Mulia
Bulan Agustus 2020
No Text Description Duration Result Standard* Unit Method
1 Level Equvalent, 10 Minute 52,3 60,0 dB(A) SNI 8427:
LEQ 2017
2 Level Maximum, 10 Minute 53,6 - dB(A) SNI 8427:
LMAX 2017
Keterangan:
(*) Baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Menteri LH No. 48 Tahun 1996
Dari hasil pengujian udara ambien dan kebisingan PT. Kusuma Mulia Tekstil dengan parameter
diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Jadi dapat
dikatakan bahwa parameter pengujian PT. Kusuma Mulia Tekstil sudah baik dan tidak beresiko
untuk mencemari lingkungan.
Tabel 10. Neraca Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
JENIS AAL Januari-Juni 2020 Juli-September 2020
LIMBAH JUMLAH (kg) JUMLAH (kg)
Bottom Ash (B410) 15.162 10.466
Fly Ash (B409) 1.673 1.131
Sludge WTT
240 116
(B322-3)
Kain Majun
1,739 0,940
(B110d)
Lampu Neon
0,579 0,420
(B107d)
Resin Bekas
0 0
(B106d)
Oli Bekas (B105d) 0 0
Kemasan Bekas B3
516 0
(B104d)
Limbah Laborat
0,0 0,0
(A106d)
TOTAL 18.972 15.297

JUMLAH JENIS LIMBAH JUMLAH JENIS LIMBAH


PERLAKUAN
(kg) YG DIKELOLA (kg) YG DIKELOLA
1. Disimpan 3.045 Bottom Ash (B410)
385 Fly Ash (B409)
Sludge WTT (B322- Sludge WTT (B322-
150 116
3) 3)
1,739 Kain Majun (B110d) 2,679 Kain Majun (B110d)
Lampu Neon Lampu Neon
0,579 0,999
(B107d) (B107d)
2. Diserahkan ke
13.089 Bottom Ash (B410) 13.511 Bottom Ash (B410)
Pihak III
1.406 Fly Ash (B409) 1.516 Fly Ash (B409)
Sludge WTT (B322- Sludge WTT (B322-
379 150
3) 3)
Kemasan Bekas B3
516
(B104d)
TOTAL 18.972 15.297
RESIDU 0 0
LIMBAH YANG
BELUM 0 0
TERKELOLA
KINERJA
PENGELOLAAN
LB3 SELAMA
100% 100%
PERIODE SKALA
WAKTU
PENAATAN
Tabel diatas menjelaskan mengenai neraca Limbah B3 PT. Kusuma Mulia Textile. Total
limbah yang dihasilkan dari bulan Januari-Juni 2020 yaitu 18.972 kg dan pada bulan Juli-
September 2020 menghasilkan limbah 15.297 kg. Limbah tersebut diberi perlakuan disimpan
dan diserahkan ke pihak III. Pada bulan Januari-Juni 2020 limbah yang disimpan sebanyak
3.582,318 kg dan sebanyak 15.390 kg diserahkan ke pihak III. Sedangkan pada bulan Juli-
September 2020 limbah yang disimpan sebanyak 2.795,999 kg dan diserahkan ke pihak III
sebanyak 15.177 kg. Tidak ada imbah yang belum terkelola oleh PT. Kusuma Mulia Textile
dan kinerja dalam pengelolaan Limbah B3 selama periode skala waktu penaatan sangat baik.
BAB IV
PEMBAHASAN

I.I Berisi mengenai pembahasan terhadap kesesuaian antara Dokumen ANDAL, RKL-
RPL, dan dokumen Audit Lingkungan
Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus didasarkan pada konsepsi yang lebih
luas. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan, analisis dampak yang telah disusun di dalam
dokumen UKL-UPL harus dievaluasi pelaksanaannya melalui instrumen audit lingkungan,
untuk mengatuhi kepatuhan pelaksanaan proyek pembangunan terhadap dokumen UKL-UPL.
Kemunculan industri tekstil dapat menimbulkan dampak lingkungan negatif bagi lingkungan
di sekitarnya melalui aspek lingkungan berupa limbah dari proses pewarnaan kain yang terdiri
dari limbah cair, debu, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan dari kegiatan mesin
produksi yaitu kebisingan. Sisa-sisa bahan kimia dalam limbah cair dan limbah B3 dapat
mengurangi kualitas lingkungan hidup dengan mencemari tanah di sekitar area pabrik.
Timbulan debu yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan pernapasan manusia dan estetika
lingkungan, kemudian intensitas kebisingan yang tinggi dapat menganggu kehidupan sosial
masyarakat sekitar.
Oleh karena itulah PT. Kusuma Mulia Tekstile menerapkan audit lingkungan untuk
memastikan bahwa aspek lingkungan terjaga dan bertujuan mempertahankan kinerja
manajemen dalam meningkatkan kinerja lingkungan.Terdapat beberapa Aspek Lingkungan
Penting (ALP) yang berdampak penting di pabrik tekstil tersebut, antara lain kualita udara dan
air, kebisingan, penggunaan air, dan lain-lain. Pihak manajemen telah membuat beberapa
program lingkungan dengan tujuan pengurangan tingkat penyebaran dampak dan sasaran nilai
pengukuran dampak sesuai dengan baku mutu peraturan yang berlaku. Beberapa program
diantaranya, yaitu :

• Pemasangan dust collector


• Pemasangan cerobong asap untuk masing-masing mesin boiler
• Pemisahan air limbah dari kegiatan produksi dengan domestik
• Air limbah produksi diolah dalam IPAL
• Melakukan pengujian laboratorium kualitas air limbah secara rutin
• Pembatasan/penghematan pemakaian air
• Daur ulang limbah padat
• Mensosialisasikan struktur organisasi perusahaan, job description masing-masing
jabatan, membuat SOP dan instruksi kerja yang jelas.

Berdasarkan hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan pada PT.


Kusuma Mulia Tekstile, pabrik ini memiliki luas area sebesar 4,408 m2 seluruh luas tanah
sudah dipakai untuk kegiatan perusahaan, lokasi perusahaan berdampingan dengan pemukiman
warga. Hubungan dengan penduduk sekitar perusahaan terjalin dengan harmonis, dan sebagai
bentuk kepedulian perusahaan dengan warga sekitar, pihak management perusahaan
memberikan bantuan kebutuhan air bersih dan penerangan. Dalam upaya untuk mengendalikan
dampak lingkungan, pada pengelolaan limbah cair, debit air limbah yang dihasilkan maksimal
30 m3/hari. Limbah cair tersebut sebelum dibuang melalui outlet terlebih dahulu diproses
dengan cara kimia, fisika, dan biologi. Untuk limbah padat seperti bottom ash, fly ash, dan
sludge WWT dikelola dan disimpan di TPS yang selanjutnya diserahkan ke pihak ke 3.
Kemudian untuk pengelolaan emisi gas, gas sisa pembakaran dari boiler dibuang menggunakan
cerobong asap dan sebelum di lepaskan ke udara, terlebih dahulu gas sisa pembakaran
direndam dengan sistem shower.

Kinerja lingkungan terlihat dari hasil kegiatan pemantauan dan pengukuran ALP yang
dilakukan dalam rangka memenuhi standar baku mutu dari peraturan perundangan serta
persyaratan yang dijadikan acuan. Hasil dan evaluasi terhadap kinerja lingkungan perusahaan
menentukan seberapa jauh efektivitas penerapan dokumen UKL-UPL. Hasil pengujian air
limbah industri PT. Kusuma Mulia Tekstile pada bulan Januari, Februari, Maret, Juli, dan
Agustus tahun 2020 menunjukkan parameter kualitas air seperti temperatur, TSS, pH, Krom
total, Amonia, COD, BOD, Minyak dan lemak, Sulfida sebagai S, dan Phenol, semuanya masih
berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil dan Batik. Dapat dilihat pH
tertinggi terdapat pada bulan Februari yaitu 8,3, nillai TSS tertinggi terdapat pada bulan
Agustus yaitu 44 mg/L, nilai BOD tertinggi terdapat pada bulan Agustus yaitu 8,91 mg/L, dan
nilai COD tertinggi terdapat pada bulan Februari yaitu 18, 58 mg/L. Hasil tersebut masih di
bawah baku mutu yang ditetapkan, dengan kisaran nilai TSS sebesar 50 mg/L, COD sebesar
150 mg/L, dan BOD sebesar 60 mg/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Kusuma Mulia
Tekstile telah melakukan pengelolaan dan pemantauan limbah cairnya dengan baik melalui
instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Penilaian kinerja lingkungan selanjutnya yaitu pengujian udara ambien industri tekstil
PT. Kusuma Mulia. Pengujian dilakukan pada bulan Agustus tahun 2020 dengan beberapa
parameter seperti Sulfur dioksida (SO2), Carbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2),
Oxydant (O3), dan TSP. Baku mutu yang digunakan yaitu berdasarkan Keputusan Gubernur
Provinsi Jawa Tengah No. 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien. Hasil pengujian
menunjukkan nilai SO2 sebesar 17,18 µg/Nm3, CO sebesar 571,5 µg/Nm3, NO2 sebesar 10,41
µg/Nm3, O3 sebesar 9,95 µg/Nm3 dan TSP sebesar 90,79 µg/Nm3. Hasil tersebut masih di
bawah baku mutu yang ditetapkan dengan kisaran nilai SO2 sebesar 632 µg/Nm3, CO sebesar
15000 µg/Nm3, NO2 sebesar 316 µg/Nm3, dan O3 sebesar 200 µg/Nm3. Hal tersebut
menunjukkan bahwa PT. Kusuma Mulia Tekstile telah melakukan pengelolaan dan
pemantauan udara ambiennya dengan baik sehingga tidak beresiko untuk mencemari
lingkungan.
Hasil pengukuran pada titik sampling di Belakang pabrik RT 02 RW 07 Jl. HOS
Cokroaminota pada bulan Agustus 2020, tingkat kebisingan yang tercatat yaitu Level
Equvalent, LEQ sebesar 52,3 dB(A) dan Level Maximum, LMAX sebesar 53,5 dB(A). Leq
Equivlent Continous Noise Level atau tingkat kebisingan kontinu setara, yaitu nilai tertentu
kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif selama waktu tertentu yg setara
dengan dengan tingkat kebisingan yg tetap) pada selang warktu yang sama. Dari hasil
pengujian dengan parameter diatas dapat dikatakan bahwa tidak ada parameter yang melebihi
baku mutu. Penilaian tingkat kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri LH No. 48 Tahun
1996 dengan baku mutu yang ditetapkan yaitu Level Equvalent, LEQ sebesar 60,0 dB(A). Hal
tersebut menunjukkan bahwa PT. Kusuma Mulia Tekstile telah melakukan pengelolaan dan
pemantauan kebisingannya dengan baik sehingga tidak beresiko untuk mencemari lingkungan.
Berdasarkan data neraca Limbah B3 PT. Kusuma Mulia Textile pada semester I (Januari-Juni)
2020 dan triwulan III (Juli-September) 2020, jumlah Limbah B3 yang dihasilkan mencapai
18.972 kg pada bulan Januari-Juni 2020 dan 15.297 pada bulan Juli-September 2020. Limbah
B3 tersebut meliputi limbah bottom ash, fly ash, sludge WTT, kain majun, lampu neon, resin
bekas, kemasan bekas B3, dan limbah laborat. Adapun perlakukan yang dilakukan yaitu limbah
disimpan pada Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sebanyak 3582,318 kg pada bulan
Januari-Juni 2020 dan 119,678 kg pada bulan Juli-September 2020. Sisa limbah B3 kemudian
diserahkan ke pihak ke 3 yaitu pengumpul dan/atau pemanfaat, dan atau pengolah Limbah B3
yang mempunyai izin resmi. Pada data neraca limbah B3 tersebut juga terdapat data kinerja
pengelolaan Limbah B3 selama periode skala waktu penaatan yang menunjukkan hasil 100%
pada kedua periode waktu penaatan. Kinerja ini menunjukkan derajat ketaatan Pengelolaan
Limbah B3 terhadap peraturan perundang-undangan. Jika menunjukkan angka 100%
makadalam skala waktu penaatan pengelolaannya taat dan Limbah B3 dikelola dengan baik
dan benar.
Namun, untuk pemantauan mengenai komponen abiotik yaitu pada aspek kebakaran,
komponen biotik yaitu aspek keanekaragaman dan kemelimpahan biota air, serta komponen
sosekbudikesmas yaitu kecemburuan dan konflik sosial, lalu lintas, dan kesehatan masih belum
termuat dalam laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. Kusuma
Mulia Tekstile.
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dokumen lingkungan baik AMDAL, UKL-UPL, maupun SPPL merupakan dokumen wajib
yang harus dimiliki oleh setiap suatu usaha atau kegiatan. UKL-UPL yaitu rangkaian proses
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dituangkan dalam bentuk standar atau
persetujuan Pemerintah Pusat yang juga tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dokumen UKL dan UPL disusun
berdasarkan Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. PT.
Kusuma Mulia Tekstile telah menerapkan audit lingkungan untuk memastikan bahwa aspek
lingkunganya terjaga juga untuk mempertahankan kinerja manajemennya. Berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan terhadap limbar cair, ambien udara, limbah B3 serta kebisingan
pada PT. Kusuma Tekstile masih tergolong aman karena tidak ada parameter yang melewati
baku mutu lingkungan. Dan juga pengelolaan dan pemantauan sudah sesuai dengan pedoman
yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL terbukti dengan semua paremeter Aspel
Lingkungan Penting (ALP) tidak melebihi baku mutu, Namun, masih terdapat beberapa aspek
lingkungan yang belum dilakukan pemantauan dan pengelolaan. Rekomendasi yang dapat
diambil dan diterapkan pada perusahaan yaitu ditingkatkan maupun melakukan perbaikan
melalui upaya untuk mengurangi beberapa hasil parameter yang hampir mencapai batas baku
mutu seperti TSS dan Level Equivalent (LEQ), Melakukan pemantauan terhadap aspek
lingkungan yang belum dilakukan audit sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen UKL-
UPL dan melaporkan hasilnya pada dokumen audit lingkungan. Sementara beberapa kondisi
yang telah efektif dan sesuai dengan aturan yang ada dipertahankan dan ditingkatkan melalui
tinjauan secara berkala sehingga tercapai perbaikan kinerja lingkungan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai