Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb

       Alhamdulillahirrobil ‘alamin, puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kesempatan dan kemudahan untuk bisa menyelesaikan makalah dengan judul, “AUDIT
LINGKUNGAN”. Shalawat serta salam semoga Allah swt selalu curahkan kepada baginda nabi
besar Muhammad saw.
       Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam tata cara penulisan,
penyajian maupun bobot materi yang disampaikan didalamnya. Oleh karena itu kami sangat
menghargai adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang bersedia
meluangkan waktu untuk membaca makalah ini

Palu,  Oktober 2015

         Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………1

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..2

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………..3

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..3

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….4


1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………....4

Bab II Landasan Teori…………………………………………………………………………5

2.1 Pengertian Audit Lingkungan……………………………………………………………..5

2.2 Fungsi Audit Lingkungan………………………………………………………………….6

2.3 Sasaran Audit Lingkungan………………………………………………………………...7

2.4 Manfaat Audit Lingkungan………………………………………………………………..7

2.5 Jenis Audit Lingkungan……………………………………………………………………8

2.6 Tujuan Audit Lingkungan………………………………………………………………....9

Bab III Pembahasan…………………………………………………………………………....10

3.1 Prinsip Dasar Audit Lingkungan……………………………………………………….....10

3.2 Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia…………………………………………….10

3.3 Perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia………………………………………....11

Bab IV Penutup………………………………………………………………………………...13

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………13

4.2 Saran………………………………………………………………………………………..13

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia perangkat audit lingkungan sudah mulai dikenal luas oleh para praktisi
lingkungan dan para pengambil keputusan dalam mengelola dan mengatasi permasalahan
lingkungan. Hal tersebut dapat dikatakan merupakan suatu perkembangan yang sangat cepat
mengingat bahwa lingkungan baru diperkenalkan secara formal di Indonesia pada sekitar tahun
1993.
Menurut Dadang Purnama (1995) yang disebut audit lingkungan dari suatu usaha atau kegiatan
adalah perangkat manajemen yang dilakukan secara internal oleh suatu usaha atau kegiatan
sebagai tanggung jawab pengelolaan dan pemantauan lingkungannya. Awalnya, Audit
lingkungan bukan merupakan pemerikasaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan
perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar untuk
mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-
upaya pencegahannya. Sekarang, Audit lingkungan menjadi kewajiban, karena limbah berbahaya
dan beracun tidak hanya dari industri besar, tetapi juga bisa dari limbah industri kecil dan
menengah.

Pada tahun enam puluhan masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal,
pencemaran udara di perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya. Pada tahun tujuh
puluhan masalah lingkungan di pandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan
lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim. Pada tahun delapan puluhan timbul
kesadaran bahwa masalah lingkungan globaldapat mengancam kelangsungan pembangunan
ekonomi. Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan perlunya suatu alat
analisis yang obyektif untuk menilai kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan.Salah
satu isu utama yangmendapat perhatian besar masyarakat dunia adalah. Pencemaran lingkungan
hidup oleh perusahaan industri. Pengusaha industri dituntut untuk merubah sistem manajemen
lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.

Audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif upaya manajemen
lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Audit lingkungan merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan
lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap
lingkungan, dan pada akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang
kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit lingkungan sebagai dasar
evaluasi.

3
A. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Audit Lingkungan itu?


2. Apa sajakah manfaat dari Audit Lingkungan?
3. Apa sajakah tujuan dan fungsi dari Audit Lingkungan?
4. Apa sajakah sasaran dari Audit Lingkungan?
5. Apa sajakah prinsip dasar dari Audit Lingkungan?
6. Bagaimanakah pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia?
7. Bagaimanakah perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia?

B. Tujuan

1. Memahami pengertian dari Audit Lingkungan.


2. Memahami manfaat dari Audit Lingkungan.
3. Memahami tujuan dan fungsi dari Audit Lingkungan.
4. Memahami sasaran dari Audit Lingkungan.
5. Memahami prinsip dasar dari Audit Lingkungan.
6. Memahami pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia.
7. Memahami perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Audit Lingkungan

Pengertian Audit Lingkungan menurut Wiku Adisasmito, Audit Lingkungan merupakan“suatu


instrumen untuk menguji penaatan suatu kegiatan rumah sakit terhadap peraturan perundang –
undangan dan peraturan lingkungan, standar, dan baku mutu lingkungan”. Audit lingkungan juga
merupakan “suatu instrumen untuk mendapatkan informasi sejauh mana potensi permasalahan
ketidaktaatan (non-compliance) yang ada pada suatu rumah sakit”. (Wiku 2008 : 16).

Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal, “Audit Lingkungan adalah proses menentukan
apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu organisasi menaati persyaratan
peraturan dan kebijakan serta standar internal, terbukti merupakan suatu komponen yang
berkekuatan dari program manajememn lingkungan.” (Amin 2000 : 227)

Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen lingkungan.
Audit lingkungan merupakan satu alat untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen
lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan
performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Bratasida,1996).

Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Lingkungan adalah
suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan
aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan
kebutuhan lingkungan (Tardan dkk, 1997).

Dari banyaknya definisi diatas dapat diambil intisarinya yaitu adalah :

1. Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai
alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang berhubungan dalam menilai kinerja
lingkungan.
2. Audit lingkungan harus sistematis (bukan semarangan), didokumentasikan, berkala
(bukan hanya sekali), dan obyektif (tidak menutupi kesalahan).
3.  Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.
4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan.
5.  Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.
6.  Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar yang sesuai menurut
pandangan manajemen.

5
Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH Nomor KEP-42 MENLH/11/1994
Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan ISO 14001 adalah standar lingkungan
terhadap organisasi yang dinilai. Ini menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan
kerangka kerja bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan,
produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.

Dari beberapa  definisi diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa audit lingkungan merupakan
proses menentukan apakah seluruh atau tingkat yang terpiliterpilih dari suatu organisasi menaati
persyaratan peraturan dan kebanyakan serta prosedur intern. Dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 42/Men-LH/11/1994 :

Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,
terdokumentasi, periodik, dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem
manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian penaatan kebijakan usaha atau kegiatan
terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Berdasar atas definisi
tersebut dapat diuraikan beberapa pengertian antara lain :

1. Audit Lingkungan sebagai Alat Manajemen

Yaitu terletak pada pengertian evaluasi yang sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif.
Evaluasi dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pemeriksaan. Evaluasi yang sistematik
dan periodik dilaksanakan dengan pemantauan yang terdokumentasi agar dapat dijamin
objektifitasnya. Dengan demikian pihak lain dapat melaksanakan pemeriksaan kembali. Dari
pengertian ini maka audit lingkungan merupakan pemeriksaan untuk mengetahui potret keadaan
lingkungan.

Dengan fungsi manajemen lingkungan yang saling berkaitan tersebut


dapat disimpulkan fungsi audit lingkungan,yaitu :
a. Upaya peningkatan pentaatan terhadap peraturan : misal baku mutu lingkungan.
b. Dokumen suatu usaha pelaksanaan :
 SOP (Prosedur Standar Operasi).
 Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan.
 Tanggap Darurat.
c. Jaminan menghindari kerusakan lingkungan.
d. Realisasi dan keabsahan prakiraan dampak dalam dokumen AMDAL.
e. Perbaikan penggunaan sumberdaya (penghematan bahan,minimasi limbah, identifikasi
proses daur hidup).

2.2 Fungsi Audit Lingkungan

1. Upaya peningkatan pentaatan terhadap peraturan. Di dalam audit lingkungan untuk


menetapkan apakah suatu komponen lingkungan tertentu baik atau tidak harus

6
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan. Ini berarti bahwa audit lingkungan
mendorong suatu usaha mentaati peraturan perundangan yang berlaku, dalam hal ini
antara lain adalah baku mutu lingkungan.
2.  Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat merealisir pelaksanaan:
1. SOP (standard operating procedure) atau prosedur standar operasi terhadap
pemasangan dan pengoperasian peralatan atau kegiatan pengelolaan lingkungan.
2. Pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan lingkungan dari proses reused atau
recycle dari limbah yang terjadi.
3.  Sebagai tanggap darurat atau Early Warning System terhadap terjadinya
kerusakan atau pencemaran lingkungan.
4.  Jaminan menghindari kerusakan lingkungan. Adanya audit lingkungan maka
kerusakan lingkungan yang lebih parah akan dapat dihindari.
5.  Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat menguji kebenaran prediksi
dampak yang terdapat pada dokumen terdahulu yaitu AMDAL.
6. Perbaikan penggunaan sumber daya yaitu penghematan bahan, minimalisasi
limbah, identifikasi proses daur hidup, dan kemungkinan memperoleh tambahan
sumber daya dari proses recycle.

 2.3 Sasaran Audit Lingkungan

 pengembangan kebijakan lingkungan


 pentaatan terhadap regulasi, lisensi dan standar
 review manajemen dan operasional perusahaan
 meminimisasi resiko lingkungan
 efisiensi penggunaan energi dan sumberdaya alam
 perbaikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja
 mengetahui aktivitas pasca amdal
 penyediaan informasi untuk asuransi, merger dan dis investment
 pengembangan citra hijau dalam perusahaan

2.2 Manfaat Audit Lingkungan

 Mengidentifikasi resiko lingkungan dan pengelolaan lingkungan


 Dasar bagi penyempurnaan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
 Menghindari kerugian finansial perusahaan akibat penutupan/pemberhentian usaha
karena pengelolaan lingkungan yang tidak baik
 Menghindari tekanan / gugatan / sanksi hukum
 Memberi dasar/bukti mentaati hukum jika diminta pengadilan
 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian pimpinan dan staf perusahaan terhadap
lingkungan
 Mengidentifikasi potensi penghematan biaya (upaya efisiensi energi, reduksi limbah,
daur ulang)
 Menyediakan dokumentasi untuk “public hearing” jika diminta pemerintah, masyarakat,
dll
 Menyediakan informasi yang memadai untuk kepentingan usaha, asuransi, pemegang
saham, investor, dll

7
2.3 Jenis Audit Lingkungan

 audit pentaatan lingkungan (environmental compliance audit)

Audit Pentaatan memiliki sifat :

 Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.


 Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.
 Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.
 Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan sendiri
atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.
 Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.
 Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.

 audit manajemen lingkungan (environmental management audit)

Audit jenis ini mempunyai sifat :

 Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang
berkaitan dengan manajemen bahan.
 Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.
 Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
 Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.
 Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan
limbah.
 Menilai tempat pembuangan secara rinci.
 Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan
masyarakat

 audit fasilitas teknis (technical fasilities audit)


 audit amdal (environmental impact assesment audit)
 audit tanggung jawab (environmental impairment liability insurance audit)
 audit pemasaran lingkungan (environmental marketing audit)
 audit hemat energi (energy minimisation audit)

Sifat audit ini adalah :

 Melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas dan bahan bakar minyak dan mencoba untuk
mengkuantifikasikan serta meminimalkan penggunaannya.

 audit minimisasi limbah (waste minimisation audit)

Jenis audit ini mempunyai sifat :

8
 Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.
 Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian,
proses produksi dan timbunan limbah.
 Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.
 audit lingkungan komprehensif (comprehensive environmental audit)

2.5 Tujuan Audit Lingkungan

Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita lihat. Dibawah ini
adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan :

 Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit lingkungan
mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :

1. Ketaatan terhadap peraturan.


2.  Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.
3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

 Menurut The International Chamber of Commerce : Audit lingkungan merupakan


pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan
sekitarnya.
Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajemen lingkungan korporat
memberikan manajemen pengetahuan yaitu :

1. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan.


2. Kebijakan & prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh organisasi.
3. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah
pengendalian.
4. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan lingkungan,
menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan suber daya
tersebut.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Dasar Audit Lingkungan.

Sebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau auditor masing masing,
akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar yaitu adalah :

a)      Karakteristik.

1. Metodologi Komprehensif.
2. Konsep pembuktian dan pengujian.
3. Pengukuran dan standar yang sesuai.
4. Laporan tertulis.

b)      Kunci Keberhasilan.

1. Dukungan pihak pimpinan.


2. Keikutsertaan semua pihak.
3. Kemandirian dan obyektifiktas auditor.
4. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit.

3.2 Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia.

Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang untuk menjaga
tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit
lingkungan hanya merupakan sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit
lingkungan dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang-
undangan negeri ini.

Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan UU mengenai audit


lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 [p], juga sebelumnya pada KepMenLH No 42/1994.

Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah diabolisi (tidak
dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman audit lingkungan –
Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman untuk pengauditan lingkungan – Prosedur
audit – Pengauditan sistem manajemen lingkungan dan SNI 19-14012-1997 tentang Pedoman
audit untuk lingkungan – Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan.

10
Melihat tidak pentingnya audit lingkungan dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila
telah terjadi pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih dari
7 tahun lagi.

3.3 Perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia

Ketika geger kebocoran pipa PT. Inti Indorayon Utama, Menteri Negara Lingkuan Hidup,
Sarwono Kusumaatmaja segera menyerukan untuk melakukan AuditLingkuna atas aktivitas
perusahaan ini (Kompas 10 November 1993). Sebenarnya apakah audit lingkungan itu ? Bidang
ini dapat dikatakan masih baru di dunia pengelolaan lingkungan di bumi ini. Baru pada era 1980-
an negara maju seperti kanada mulai memikirkan dan menerapkan Audit Lingkungan.

Secara ringkas Audit Lingkungan adalah evaluasi sistematis dan obyektif dari dampak
yang ada maupun potensial dampak dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa yang
dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan pada
peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke udara, pembungan ke air, pengelolaan
limbahnya, termasuk pula manajemen komunikasi dan kursus-kursus yang diberikan kepada
staffnya. Audit Lingkungan berlaku bukan saja bagi departemen-departemen di pemerintahan,
juga berlaku untuk perusahaan bisnis, bahkan termasuk kelompok-kelompok lingkungan.

Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)
yang ada sekarang sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan.Karena salah satu kehunaan
Audit Lingkungan adalah untuk mengecek dan menguji kinerja program lingkungan dari suatu
organisasi secara berkala. Pengujian secara berkala ini, akan memperkuatpenerapan rekomendasi
dalam dua dokumen penting di proses AMDAL, yaitu RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) suatu kegiatan.

Apalagi Audit Lingkungan haruslah menjamin adanya database lingkungan yang


menyeluruh untuk pengelolaan kewaspadaan serta pengambilan keputusan untuk pemantauan
fasilitas yang telah dan akan dibangun. Audit Lingkungan juga membantu pihak yang berwenang
di bidang lingkungan, dengan memberi informasi aktifitas organisasi mengelola lingkungan dari
database diatas. Database lingkungan yang tersedia, sebaliknya, akan mendongkrak citra
perusahaan sebagai perusahaan yang bonafid dan dapat dipercaya dengan tumbuhnya kesadaran
lingkungan dari masyarakat.

Yang menjadi perdebatan, apakah audit lingkungan itu bersifat keharusan (mandatory)
sehingga dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah, atau semata-mata kerelaan sang
pengusaha untuk menjalankannya sebagai bagian dari manajemen internal mereka ? Karena itu
ada pendapat jika memang audit Lingkungan merupakan urusan intern perusahaan, setidaknya
masalah transparansi menjadi penting disini, sehinga pihak luar dapat menjalankan fungsinya
sebagai eksternal kontrol. Apalagi mengingat kesalahan perhitungan dalam mengelola
lingkungan tidak hanya ditanggung oleh pengusaha, tetapi juga masyarakat lainnya.

11
Agar Audit Lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada elemen penting
yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan Komitmen dari perusahaanitu agar ia mau terbuka
dan jujur dalm memberikan data. Hal diatas agak riskan mengingat pengusaha biasanya enggan
untuk membuka ‘jatidirinya’ karena persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya Auditor yang
mandiri yang tidak mempunyai kepentingan apapun atas fasilitas yang sedang diaudit. Ini
penting untuk menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian Auditor harus pula dijaga agar tidak
terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan.
Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit
Lingkungan. Hal ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat
memang benar-benar akurat. Terakhir, harus ad mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang
didapat selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah
dilakukan akan menjadi sia-sia.

Dalam perkembangan lebih jauh, nampaknya Bapedal sangat berminat untuk


mengembangkan Audit Lingkungan sebagai salah satu alat pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Sepanjang tahun 1994 ide tentang Audit Lingkungan terus digodog dengan mengundang pihak
terkait. Sayangnya perdebatan tentang Audit Lingkungan masih berpijak pada Audit Lingkungan
yang biasa diterapkan di negara barat; yaitu sebagai management tool yang lemah segi
penegakannya. Berbeda dengan visi WALHI bahwa Audit Lingkungan adalah enforcement tool
agar RKL dan RPL dapat dilaksanakan. Sehingga dapat dipahami para praktisi, dan pembuat
studi AMDAL banyak yang pesimis akan kegunaan Audit Lingkungan. Kata mereka masalh
utama adalah bagaimana rekomendasi-rekomendasi AMDAL dapat diterapkan, sehingga yang
diperlukan adalah pengawasan dan penegakan agar hasil studi AMDAL dapat dilaksanakan oleh
pemrakarsa (terungkap dalam diskusi tentang Audit Lingkungan, Jakarta 21 Oktober 1994). Jika,
masalah penegakan tidak dapat diselesaikan, maka audit lingkungan dipandang hanya sebagai
tambahan pekerjaan dan biaya tanpa kejelasan makna perlindungan lingkungan lagi.

12
BAB IV

PENUTUP

 Kesimpulan

Secara ringkas Audit Lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara
sistematis dan objektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun potensial dampak
dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan yang juga berpengaruh terhadap kinerja
suatu organisasi. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari
organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi
ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan,
indikator kinerja, sistim tanggap darurat termasuk pula tanggung jawab manajemen,
komunikasi dan kursus-kursus yang diberikan kepada stafnya.
Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan adalah
(BAPEDAL, 1994)

 Saran

Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima elemen
penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari perusahaan itu agar
mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas agak riskan mengingat
pengusaha biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya' karena persaingan bisnis
misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan
apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini penting untuk menjaga keobjektifan
penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau
tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan
pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal
ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-
benar akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat
selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah
dilakukan menjadi sia-sia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5065304/BAB_I_PENDAHULUAN

http://auditlingkungan.blogspot.co.id/

http://bud1ww.blogspot.co.id/2011/05/audit-lingkungan.html

http://grhoback.blogspot.co.id/2010/05/audit-lingkungan.html

https://enengsolihat.wordpress.com/2012/05/24/audit-lingkungan/

14

Anda mungkin juga menyukai