AUDIT
LINGKUNGAN
SEARPHIN NUGROHO S.T., M.T.
Skema penilaian:
Penilaian akhir terhadap mahasiswa diberikan diakhir
kuliah dengan mempertimbangkan ujian tengah
semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), tugas, dan
KONTRAK afektif. Komposisi dari masing-masing menggunakan
skema V, yakni 30% UTS, 40% UAS, 20% Tugas,
PERKULIAHAN dan 10% afektif.
RENCANA PEMBELAJARAN
SEMESTER (RPS)
Pert. 1 : Pendahuluan (Perencanaan Audit)
Pert. 2 : Ruang Lingkup Audit
Pert. 3 : Metode Audit
Pert. 4 : Pengambilan Kesimpulan
Pert. 5 : Tindakan Perbaikan
Pert. 6 : Pelaporan Audit
Pert. 7 : Kompetensi Auditor
Pert. 8 : UTS
Pert. 9 : Sertifikasi Kompetensi
Pert. 10 : Lembaga Jasa Audit Lingkungan Hidup
Pert. 11 – 15 : Sistematika Penyusunan dan Tata Cara Penulisan Dokumen Audit LH
Pert. 16 : UAS
AUDIT
Penyajian yang objektif: kewajiban untuk melaporkan dengan jujur dan akurat
Prinsip Audit
Independen: dasar untuk ketidakberpihakan audit dan objektivitas kesimpulan
audit
Program Audit: seperangkat audit atau lebih yang direncanakan dalam jangka waktu tertentu dan
diarahkan untuk maksud tertentu
Kriteria Audit: seperangkat persyaratan yang digunakan sebagai referensi yang dibandingkan terhadap
bukti/temuan yang diperoleh
Bukti Objektif: data yang mendukung keberadaan atau kebenaran dari sesuatu
Bukti Audit: rekaman, pernyataan sahih (fakta), atau informasi lainnya yang relevan dengan kriteria
audit
Temuan Audit: hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit
Kesimpulan Audit: hasil dari kegiatan audit berdasarkan tujuan dan temuan audit
Jenis Audit
1. Audit internal: dilaksanakan oleh pihak
organisasi/pelaku usaha atau kegiatan itu
sendiri.
Berdasarkan pihak 2. Audit eksternal: dilaksanakan oleh pihak
pelaksana audit kedua (yang memiliki kepentingan terhadap
suatu organisasi terkait) dan pihak ketiga
(pihak organisasi eksternal yang melakukan
audit secara independent).
Dalam melaksanakan Audit Lingkungan Hidup, tim Audit Lingkungan Hidup wajib
menggunakan metodologi:
a. Standar Nasional Indonesia (SNI); dan/atau
b. Standar/pedoman lain,
berdasarkan tujuan pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
Acuan
Acuan tata
tata Ditunjuk oleh pengelola Sama seperti pengelola
pelaksanaan program audit program audit SNI/ISO + Permen LH No.
pelaksanaan SNI/ISO SNI/ISO
3 Tahun 2013
audit
Tata Cara Pelaksanaan Program Audit Secara Umum
(SNI ISO 19011:2018)
PLAN DO CHECK ACTION
Menetapkan
tujuan program
audit (5.2)
Mengevaluasi dan
Menentukan serta meningkatkan
mengevaluasi resiko dan program audit
peluang dari program audit (5.7)
(5.3)
Permulaan audit
individu (6.2)
Mempersiapkan
Melaksanakan Melaksanakan
kegiatan audit
kegiatan audit (6.4) audit lanjutan (6.7)
individu (6.3)
Melmpersiapkan
dan Menyelesaikan
mendistribusikan audit (6.6)
laporan audit (6.5)
Tata Cara Pelaksanaan Audit LH (Pihak ke-3)
(PerMen LH No. 3 Tahun 2013)
a. identitas pemberi perintah audit dan pihak yang a. informasi yang meliputi tujuan, lingkup, kriteria,
diaudit; dan proses pelaksanaan audit;
b. tujuan audit; b. temuan audit;
c. lingkup audit; c. kesimpulan audit;
d. kriteria audit; d. rekomendasi audit dan tindak lanjut; dan
e. identitas dan identifikasi Kompetensi tim audit; e. data dan informasi pendukung yang relevan.
f. pernyataan ketidakberpihakan dan kemandirian
tim audit;
g. proses dan metode kerja audit;
h. tata waktu audit keseluruhan;
i. lokasi dan jadwal audit lapangan;
j. wakil dari pihak yang diaudit;
k. kerangka protokol audit;
l. pengumpulan bukti audit; dan
m. kerangka sistematika laporan.
5.2 Menentukan tujuan program audit
Tugas dan tanggung jawab dari pihak pengelola program audit dalam menetapkan program audit:
a) Menetapkan cakupan program audit sesuai dengan tujuan yang relevan dan kendala yang diketahui;
b) menentukan masalah eksternal dan internal, serta risiko dan peluang yang dapat memengaruhi
program audit, dan menerapkan tindakan untuk mengatasinya, mengintegrasikan tindakan ini dalam
semua aktivitas audit yang relevan, jika memungkinkan;
c) memastikan pemilihan tim audit dan kompetensi keseluruhan untuk kegiatan audit dengan
menetapkan peran, tanggung jawab dan wewenang, dan kepemimpinan pendukung, yang sesuai;
d) menetapkan semua proses yang relevan termasuk proses untuk:
koordinasi dan penjadwalan semua audit (lapangan) dalam program audit;
penetapan tujuan audit, ruang lingkup dan kriteria audit, penentuan metode audit dan pemilihan
tim audit;
mengevaluasi auditor;
pembentukan proses komunikasi eksternal dan internal, yang sesuai;
penyelesaian sengketa dan penanganan pengaduan;
audit tindak lanjut jika berlaku;
melaporkan kepada klien audit dan pihak berkepentingan yang relevan, yang sesuai.
d) menentukan dan memastikan penyediaan semua sumber daya yang diperlukan;
e) memastikan bahwa informasi terdokumentasi yang sesuai disiapkan dan dipelihara, termasuk catatan
program audit;
Implementasi Program Audit (5.5)
Setelah program audit ditetapkan dan sumber daya terkait telah ditentukan,
perencanaan operasional dan koordinasi semua kegiatan dalam program perlu
dilaksanakan. Pihak pengelola program audit harus:
a) mengomunikasikan hal-hal yang relevan mengenai program audit, termasuk risiko
dan peluang yang terlibat, kepada pihak terkait yang relevan dan
menginformasikan kemajuannya secara berkala, menggunakan saluran komunikasi
eksternal dan internal yang telah ditetapkan;
b) menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria untuk setiap audit individu;
c) memilih metode audit;
d) mengoordinasikan dan menjadwalkan audit dan aktivitas lain yang relevan dengan
program audit;
e) Memilih dan memastikan tim audit memiliki kompetensi yang diperlukan, termasuk
ketua tim audit;
f) menyediakan sumber daya individu dan keseluruhan yang diperlukan untuk tim
audit;
g) memastikan pelaksanaan audit sesuai dengan program audit, mengelola semua
risiko, peluang, dan masalah operasional (misal, kejadian tak terduga), yang
muncul selama penerapan program;
h) memastikan informasi terdokumentasi yang relevan mengenai kegiatan audit
dikelola dan dipelihara dengan baik;
i) menentukan dan menerapkan kontrol operasional yang diperlukan untuk
pemantauan program audit;
j) meninjau program audit untuk mengidentifikasi peluang perbaikannya
Apabila ditinjau dari Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2013, tim
audit, khususnya dalam melaksanakan
kegiatan audit lingkungan hidup, terdiri atas:
Apabila audit tidak memungkinkan, alternatif harus diusulkan kepada klien audit, sesuai
kesepakatan dengan auditi.
Mempersiapkan Kegiatan Audit Individu (6.3)
Dokumen sistem manajemen yang relevan dari auditi harus ditinjau untuk:
mengumpulkan informasi untuk memahami operasi auditi dan untuk mempersiapkan kegiatan audit
dan dokumen kerja audit yang berlaku, misalnya pada proses, fungsi;
menetapkan gambaran umum tentang cakupan dokumen untuk menentukan kemungkinan kesesuaian
dengan kriteria audit dan mendeteksi kemungkinan area yang menjadi perhatian, seperti defisiensi,
kelalaian atau konflik.
Informasi yang terdokumentasi harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada: dokumen dan catatan sistem
manajemen, serta laporan audit sebelumnya. Kajian tersebut harus mempertimbangkan konteks
organisasi auditi, termasuk ukuran, sifat dan kompleksitasnya, serta risiko dan peluang yang terkait. Hal
ini juga harus mempertimbangkan ruang lingkup, kriteria dan tujuan audit.
Perencanaan audit individu
Ketua tim audit harus mengadopsi pendekatan berbasis risiko untuk merencanakan audit berdasarkan
informasi dalam program audit dan dokumen yang disediakan oleh auditi. Perencanaan audit harus
mempertimbangkan risiko aktivitas audit pada proses yang diaudit dan memberikan dasar untuk
kesepakatan antara klien audit, tim audit, dan auditi mengenai pelaksanaan audit. Perencanaan harus
memfasilitasi penjadwalan yang efisien dan koordinasi kegiatan audit untuk mencapai tujuan secara
efektif.
Rincian dari perencanaan audit dapat berbeda, misalnya, antara audit awal dan audit berikutnya, serta
antara audit internal dan eksternal. Perencanaan audit harus cukup fleksibel untuk memungkinkan
perubahan yang mungkin diperlukan seiring dengan kemajuan aktivitas audit.
Rencana audit individu sebaiknya mencakup hal berikut:
a) tujuan audit;
b) kriteria audit dan dokumen-dokumen acuan;
c) ruang lingkup audit, termasuk identifikasi unit-unit
organisasi dan fungsional serta proses yang diaudit;
d) lokasi (fisik dan virtual), tanggal, perkiraan waktu dan
durasi aktivitas audit yang akan dilakukan, termasuk
pertemuan dengan manajemen auditi;
e) kebutuhan tim audit untuk membiasakan diri dengan
fasilitas dan proses yang diaudit (misalnya dengan
melakukan tur ke lokasi fisik, atau meninjau teknologi
informasi dan komunikasi);
f) metode audit yang akan digunakan, termasuk sejauh
mana pengambilan sampel audit diperlukan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup;
g) peran dan tanggung jawab anggota tim audit, serta
pemandu dan pengamat atau juru bahasa;
h) alokasi sumber daya yang sesuai berdasarkan
pertimbangan risiko dan peluang yang terkait dengan
aktivitas yang diaudit.
Rencana audit sebaiknya juga mencakup hal berikut, bila sesuai:
identifikasi perwakilan auditi untuk audit;
bahasa pelaksanaan kegiatan dan pelaporan audit yang berbeda
dengan bahasa auditor atau auditi atau keduanya;
topik laporan audit;
pengaturan logistik dan komunikasi, termasuk pengaturan khusus
untuk lokasi yang akan diaudit;
setiap tindakan spesifik yang harus diambil untuk mengatasi risiko
dalam mencapai tujuan audit dan peluang yang timbul;
hal-hal yang berkaitan dengan kerahasiaan dan keamanan informasi;
Tindak lanjut dari audit sebelumnya atau sumber lain, mis. pelajaran
yang didapat, tinjauan proyek;
setiap kegiatan tindak lanjut untuk audit yang direncanakan;
koordinasi dengan aktivitas audit lainnya, dalam hal audit bersama.
Rencana sebaiknya ditinjau dan diterima oleh klien audit, dan
dipresentasikan kepada auditi sebelum kegiatan audit lapangan dimulai.
Setiap keberatan dari auditi sebaiknya diselesaikan antara ketua tim audit,
auditi dan klien audit. Setiap rencana audit yang direvisi sebaiknya
disetujui di antara pihak-pihak yang terkait sebelum melanjutkan audit.
Menugaskan pekerjaan ke tim audit
Ketua tim audit, melalui konsultasi dengan tim audit, harus memberikan tanggung jawab kepada
setiap anggota tim untuk mengaudit proses, aktivitas, fungsi atau lokasi tertentu, dan apabila
memungkinkan, wewenang untuk pengambilan keputusan. Penugasan tersebut harus
mempertimbangkan ketidakberpihakan, objektivitas, kompetensi auditor dan penggunaan sumber
daya yang efektif, serta peran dan tanggung jawab auditor, auditor yang magang, dan tenaga ahli yang
berbeda.
Rapat tim audit harus diadakan oleh ketua tim audit untuk mengalokasikan penugasan kerja dan
memutuskan kemungkinan perubahan, apabila memungkinkan. Perubahan penugasan dapat
dilakukan seiring dengan berjalannya proses audit untuk memastikan pencapaian tujuan audit.
Menyiapkan dokumen untuk audit lapangan
Anggota tim audit harus mengumpulkan dan meninjau informasi yang relevan dengan penugasan
audit mereka dan menyiapkan dokumen untuk audit dengan menggunakan media yang sesuai. Dokumen
untuk audit dapat mencakup tetapi tidak terbatas pada:
a) daftar periksa fisik atau digital;
b) detail sampling audit;
c) informasi audio visual.
Penggunaan media ini tidak boleh membatasi luasnya aktivitas audit, yang dapat berubah sebagai hasil
dari informasi yang dikumpulkan selama audit.
Dokumen yang disiapkan untuk, dan dihasilkan dari audit harus disimpan setidaknya hingga audit
selesai, atau sebagaimana ditentukan dalam program audit. Informasi terdokumentasi yang dibuat
selama proses audit yang melibatkan informasi rahasia atau kepemilikan harus dijaga dengan baik setiap
saat oleh anggota tim audit.
TERIMA
KASIH