3. Bahan Kajian
Bahan kajian yang akan dibahas dalam mata kuliah Integrated Course Quality Control
dan Quality Assurance adalah sebagai berikut:
5. PENILAIAN
Penilaian untuk mata kuliah Integrated Course Quality Control-Quality Assurance
meliputi beberapa komponen dengan bobot sebagai berikut:
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tugas dan tanggung jawab apoteker di
departemen quality control dan quality assurance.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep kalibrasi dan kualifikasi
3. Mahasiswa mampu memahami konsep pengambilan sampel bahan awal dan bahan
pengemas
4. Mahasiswa mampu melakukan pengisian daftar periksa pemeriksaan bahan awal dan
bahan pengemas
5. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan dokumen spesifikasi bahan awal, bahan
pengemas, dan produk jadi
6. Mahasiswa mampu melakukan analisis hasil evaluasi karakteristik fisik tablet dan
menyusun catatan pengujian sediaan tablet
Bahan Diskusi:
● Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 2018
● Question and Answer Implementasi Pedoman CPOB 2018
● Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB 2012
1.1 Ruang Lingkup Bagian Quality Control (Pengawasan Mutu) dan Quality
Assurance (Penjaminan Mutu)
Industri farmasi memiliki tanggung jawab untuk memproduksi sediaan farmasi yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan
resiko yang membahayakan penggunanya. Pencapaian tujuan mutu tersebut secara konsisten
dapat diwujudkan dengan adanya sistem pemastian mutu yang didesain menyeluruh dan
diterapkan berdasarkan Cata Pembuatan Obat yang Baik. Konsep dasar pemastian mutu, Cara
Pembuatan Obat yang baik (CPOB), pengawasan mutu, dan manajemen resiko mutu
merupakan aspek manajemen mutu yang saling terkait. Pemastian mutu merupakan seluruh
pengaturan yang dibuat dengan tujuan memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang
sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Sistem pemastian mutu harus memastikan bahwa:
1. Desain pengembangan obat dilakukan dengan memerhatikan persyaratan CPOB
2. Semua Langkah produksi dan pengawasan diuraikan secara kelas dan CPOB
diterapkan
3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan
4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pemasokan, dan penggunaan bahan awal
dan pengemas yang benar
5. Pengawasan dilakukan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses
lain serta dilakukan validasi
6. Pengkajian terhadap semua dokumen terkait dengan proses, pengemasan, dan
pengujian tiap bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan untuk
distribusi prosuk jadi
7. Obat tidak dijual atau didistribusikan sebelum kepala pemastian mutu
menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam izin edar
8. Tersedia pengaturan yang memadai bahwa produk disimpan, didistribusikan dan
selanjutnya ditangani agar mutu tetap dijaga selama masa simpan obat
9. Tersedia prosedur inspeksi diri dan atau audit mutu yang secara berkala
mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu
10. Pemasok bahan awal dan bahan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk
memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan
11. Penyimpanan dilaporkan, diselidiki, dan dicatat
12. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu
produk
13. Prosedur pengolahan ulang produk dievaluasi dan disetujui
14. Evaluasi berkala mutu obat dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses
Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan
sampel, spesifikasi dan pengujian, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan
bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan. Selain itu, pengawasan mutu
juga menjamin bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang
belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan
memenuhi syarat. Setiap industri farmasi wajib mempunyai fungsi pengawasan mutu yang
independen. Persyaratan dasar pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana yang memadai, personal yang terlatih dan prosedur yang
disetujui tersedia untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan
awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi, dan bila
perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan CPOB
2. Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan,
dan produk jadi dilakukan oleh personal dengan metode yang disetujui oleh
pengawasan mutu
3. Metode pengujian disiapkan dan divalidasi
4. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan
yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur
pengambilan sampel, inspeksi dan pengujian benar-benar telah dilaksanakan. Tiap
penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi
5. Produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan kuantitatif
sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran, dengan derajat kemurnian
yang dipersyaratkan serta dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberi label yang
benar
6. Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai dan
dibandingkan terhadap spesifikasi
7. Sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang
cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan
dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.
Pengawasan mutu secara menyeluruh mempunyai tugas lain yaitu menetapkan, memvalidasi
dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu, mengevaluasi, mengawasi dan
menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran label wadah bahan dan produk,
memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian
dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian
dalam pemantauan lingkungan. Personil pengawasan mutu memiliki akses ke area produksi
untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila diperlukan.
1. Uraikanlah ruang lingkup tugas dan tanggung jawab bagian Quality Control (Pengawasan
Mutu) dan Quality Assurance (Pemastian Mutu) Industri farmasi!
2. Uraikanlah kualifikasi dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengawasan Mutu (Quality
Control) dan Kepala Bagian Pemastian Mutu (Quality Assurance)!
● Bahan konstruksi dan perabot yang dipakai di ruang laboratorium hendaklah tahan
terhadap asam, alkali, dan zat kimia lain.
● Ruang laboratorium hendaklah dilengkapi dengan unit penanganan udara khusus
untuk mengkondisikan suhu 20 – 28ºC
● Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi dan sistem tata
udara laboratorium terpisah dari area produksi
● Sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas, asap, debu, bau dan panas
dengan segera
● Disediakan lemari asam yang dilengkapi sistem penghisap udara
3. Apakah area laboratorium Pengawasan Mutu boleh bergabung dengan area produksi?
Uraikanlah alasannya!
Jawab:
● Area laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah secara fisik dari area
produksi agar bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh
terhadap hasil pengujian. Area pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop
hendaklah dipisahkan satu dengan yang lain. Tujuan pemisahan area laboratorium
pengawasan mutu dan area produksi:
● Untuk mencegah terjadinya pencampurbauran dan kontaminasi silang → Luas ruang
hendaknya memadai, disediakan tempat penyimpanan dengan luas yang memadai
untuk sampel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu terkendali), pelarut
pereaksi dan catatan, selain itu juga agar bebas dari sumber cemaran maupun getaran
yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengujian
● Dianjurkan agar disediakan koridor untuk memisahkan area laboratorium dari area
produksi, apabila keduanya berada di gedung yang sama
● Sistem tata udara di laboratorium hendaklah terpisah dengan sistem tata udara ruang
produksi
● Memberi perlindungan instrumen terhadap gangguan listrik, getaran, kelembaban
yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi instrumen
● Desain laboratorium hendaklah memperhatikan kesesuaian bahan konstruksi yang
dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan udara ke laboratorium
hendaklah dipisahkan dari pasokan ke area produksi. Hendaklah dipasang unit
pengendali udara yang terpisah untuk masing-masing laboratorium biologi,
mikrobiologi dan radioisotop
4. Bagaimanakah letak laboratorium pengawasan selama proses (In process Control) menurut
CPOB dan persyaratan kelas kebersihannya?
Jawab:
Bagian dari Bangunan Sesuai Kelompok Kegiatan & Tingkat Kebersihan ruang kelas A :
Di bawah Aliran udara Laminar (LAF)
Efisiensi Saringan Udara Akhir (Sesuai Kode EN 779 & EN 1822)*** : H14 (99,995 %)
Pertukaran Udara per Jam : LAF dgn kecepatan udara 0.36-0,54 m/det
1.2.2 Larutan Pereaksi, Media Perbenihan, dan Baku Pembanding
Bahan pereaksi dan media perbenihan yang dibuat di laboratorium dibuat dengan
mengikuti prosedur pembuatan tertulis dan diberi label yang sesuai. Label mencantumkan
konsentrasi, faktor standarisasi, masa simpan, tanggal standarisasi ulang, dan kondisi
penyimpanan. Label tersebut harus ditandatangani dan dibubuhi tanggal oleh petugas yang
membuat pereaksi tersebut. Berkaitan dengan media perbenihan diperlukan adanya kontrol
positif dan negatif untuk memastikan kesesuaian media perbenihan.
Baku pembanding menjadi tanggung jawab personil yang ditunjuk dan digunakan
sesuai peruntukannya seperti yang diuraikan dalam monografi yang bersangkutan. Baku
pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat dibuat dan dipakai setelah
dilakukan pengujian yang sesuai dan pemeriksaan berkala untuk mengoreksi penyimpangan
yang terjadi serta menjamin ketepatan hasilnya. Baku kerja dapat dibuat dari bahan aktif obat
yang telah dibakukan terhadap baku pembanding primer atau baku pembanding sekunder.
Pembakuan baku kerja untuk uji kuantitatif dilakukan terhadap baku pembanding primer atau
baku pembanding sekunder. Pembakuan dilakukan melalui uji kuantitatif secara titrasi,
spektrofotometri UV, KCKT, Kromatografi Gas atau sesuai dengan monografi terkait.
Penetapan dilakukan sebanyak 6 kali dengan RSD tidak lebih dari 2%. Label penandaan baku
kerja/baku pembanding sekunder mencakup kadar, tanggal pembuatan, tanggal daluwarsa,
tanggal pertama kali tutup wadahnya dibuka, dan bila perlu kondisi penyimpanan.
1. Bagian QC industri farmasi membuat larutan pereaksi FeCl3 dengan konsentrasi 1%.
Berdasarkan informasi produk diketahui bahwa larutan tersebut stabil bila disimpan dalam
suhu ruang terkendali dengan kelembaban maksimal 75%. Masa simpan pereaksi adalah
15 Mei 2023- 15 Mei 2028. Buatlah label larutan pereaksi tersebut!
LARUTAN PEREAKSI
Nama Perusahaan : PT CD6 Jaya
Nama Larutan Pereaksi : FeCl3 dengan konsentrasi 1%
Dibuat oleh : Kelompok 6
Tanggal Pembuatan : 31 Agustus 2023
Kondisi Penyimpanan : disimpan dalam suhu ruang
terkendali dengan kelembaban
maksimal 75%
1.2.3 Peralatan
Peralatan untuk laboratorium pengawasan mutu tersedia sesuai dengan jenis pengujian
yang dilaksanakan dan tersedia protap pengoperasian masing-masing peralatan. Contoh
protap pengoperasian alat uji kekerasan tablet dapat dilihat pada lampiran 7.7.2 pada POPP
CPOB 2012. Peralatan dan alat ukur gelas laboratorium harus dikalibrasi secara berkala,
kecuali apabila alat gelas tersebut memenuhi standar grade A, bila perlu disertai sertifikat.
Contoh protap verifikasi harian dan kalibrasi timbangan dapat dilihat pada lampiran 4.10a
pada POPP CPOB 2012.
1. Tentukanlah parameter yang dikalibrasi untuk instrumen dan alat ukur berikut ini!
Instrumen atau alat Parameter yang Frekuensi kalibrasi
ukur dikalibrasi (bulan)
pH meter pH 6
Viskosimeter Viskositas 6
Termometer Suhu 12
Piknometer Volume 12
2. Uraikan prosedur verifikasi harian dan kalibrasi internal timbangan analitik menurut POPP
CPOB 2012!
A. Verifikasi Harian
2.1 Verifikasi Harian
2.1.1 Pembacaan titik nol (zero point checking)
Nyalakan / posisikan timbangan dalam keadaan siap menimbang
● Periksa pembacaan titik nol tiap hari pada awal penimbangan. Jarum /
angka petunjuk harus menunjukkan angka nol. Apabila tidak
menunjukkan titik nol, sesuaikan dengan titik nol
● Catat pembacaan di dalam catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan
Harian (lihat lampiran 2) dan beri paraf pada kolom Pelaksana
● Supervisor / Ass. Supervisor atau personil lain yang kompeten
memeriksa hasil pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom
pemeriksa di catatan.
2.1.2 Pemeriksaan dengan batu timbang standar
● Lakukan pemeriksaan setelah pembacaan titik nol dilaksanakan.
● Gunakan batu timbang yang telah ditentukan untuk tiap timbangan
seperti yang tertera pada lampiran 1 (data batu timbang standar dan
kriteria penerimaan) dan letakkan batu timbang tersebut tepat di tengah
piring / alas timbangan.
● Baca angka yang ditunjukkan oleh timbangan dan catat hasil
pemeriksaan di dalam Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian
serta beri paraf pada kolom Pelaksana.
● Catat atau tempelkan print-out timbangan hasil pemeriksaan “verifikasi
harian” pada Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian.
● Bandingkan angka tersebut dengan kriteria penerimaan. Apabila
angka yang terbaca berada di luar kriteria penerimaan, buat laporan
penyimpangan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan No. .........,
agar dapat diambil tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
● Supervisor atau Personil lain yang kompeten memeriksa hasil
pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di
Catatan.
Sumber: POPP CPOB 2012 page 106
B. Kalibrasi Internal
2.2 Kalibrasi internal timbangan
● Kalibrasi timbangan digital secara internal tiap 6 bulan sekali.
● Kegiatan kalibrasi yang dilakukan adalah untuk memeriksa keterulangan
pembacaan (Reading Repeatability) dan penyimpangan dari nilai nominal
(Departure from Nominal Value).
2.2.1 Prosedur pemeriksaan ”Reading Repeatability”: (melihat keterulangan)
● Nyalakan / posisikan timbangan pada keadaan siap menimbang.
● Gunakan 3 batu timbang standar yang merepresentasikan range
penggunaan timbangan.
● Catat titik nol timbangan, kemudian letakkan batu timbang standar di
tengah piring timbangan, dan catat / print beratnya.
● Angkat batu timbang dari piring timbang, dan tanpa menekan tombol
”tare” timbangan, catat titik nol timbangan (pembacaan harus kembali ke
nol, namun apabila tidak, catat kondisi aktual timbangan, baik nilai yang
negatif maupun positif sebagai titik nol).
● Letakkan kembali batu timbang yang sama pada piring timbangan, dan
lakukan berselang-seling sebanyak 10 kali.
● Lakukan hal yang sama untuk kedua batu timbang lain. Untuk
penimbangan antar batu timbang yang berbeda. Hitung nilai
Ketidakpastian ”U (Uncertainty)” berdasarkan persyaratan farmakope,
misal USP. Limit maksimum nilai ”Uncertainty” yang diperbolehkan
(kriteria penerimaan) berdasarkan USP adalah > 0,1%untuk jenis
timbangan analitis (misalnya di Laboratorium Pengawasan Mutu).
● Untuk timbangan produksi, masih boleh digunakan (kriteria penerimaan)
apabila nilai Ketidakpastian "Uncertainty" timbangan lebih kecil
daripada nilai readability timbangan yang bersangkutan.
2.2.2 Prosedur pemeriksaan ”Departure from nominal value” (prinsip akurasi)
● Gunakan 10 batu timbang standar yang merepresentasikan rentang
penggunaan timbangan.
● Catat titik nol timbangan.
● Letakkan batu timbang dan catat / print beratnya.
● Angkat batu timbang, kemudian tanpa perlu mencatat titik nol
timbangan, letakkan batu timbang untuk kedua kali dan catat / print
beratnya.
● Lakukan hal yang sama untuk 9 batu timbang lain.
● Rekap perbedaan pembacaan nilai aktual dan nominal dari timbangan.
● Perbedaan maksimum yang diperbolehkan berdasarkan persyaratan
farmakope, misal USP (kriteria penerimaan) adalah 0,1% dari berat
nominal batu timbang standar.
● Edarkan laporan kepada Kepala Bagian terkait dan Kepala Bagian
Pemastian Mutu untuk diperiksa dan disetujui.
● Tempelkan label kalibrasi internal.
● Apabila terdapat penyimpangan dari kriteria penerimaan, beri tanda
khusus timbangan sama sekali tidak boleh digunakan atau digunakan
pada rentang tertentu sesuai keputusan dari Kepala Bagian Pemastian
Mutu.
Sumber: POPP CPOB 2012 page 107-108
3. Hasil kalibrasi internal timbangan berdasarkan parameter reading repeatability dan
departure from nominal value ditampilkan pada data di bawah ini:
Bagaimanakah kesimpulan anda terhadap hasil kalibrasi timbangan tersebut?
Jawab:
Memenuhi syarat karena masih memenuhi persyaratan USP dengan ketentuan penimbangan
yang bisa digunakan dari 1 g - 1500 g
4. Buatlah label status kalibrasi instrumen timbangan Denver Balance sesuai keterangan pada
soal no. 3, dengan keterangan “SUDAH DIKALIBRASI”!
Cermatilah uraian mengenai pengambilan sampel bahan awal menurut CPOB 2018 dan
protap pengambilan sampel bahan awal (Lampiran 7.22) pada POPP CPOB 2012!
3. Informasi apa sajakah yang harus tertera pada label untuk wadah bahan awal yang telah
diambil sampelnya?
Jawab:
a. Nama PT
b. BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU
c. Nama Bahan / Produk yang disampel
d. No. Bets / No. Wadah
e. Tanggal Pengambilan sampel
f. Nama pengambil Sampel
Pipet stainless steel Untuk mengambil sampel bahan awal cair dalam
botol (kemasan kecil sampai dengan 5 liter)
Untuk Bahan Cair
Dip tubes Dipakai untuk mengambil sampel bahan cair dan
setengah padat.
Beaker glass atau botol mulut lebar Digunakan untuk sampel bahan setengah padat
seperti vaselinum, lanolinum, glukosa cair .
6. Apakah sampling bahan awal diwajibkan untuk dilakukan sampling untuk 100%?
Jawab:
● Sampling untuk produk awal tidak wajib 100% karena pengambilan sampel boleh
dilakukan terhadap sebagian dari jumlah keseluruhan wadah bila telah tersedia
prosedur tervalidasi yang menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang
keliru diidentifikasi pada labelnya.
● 100% hanya untuk uji identifikasi → dilakukan untuk kebenaran zat/bahan awalnya
(organoleptis, inframerah,
Sumber: Peraturan BPOM Nomor 34 tahun 2018
Uji identifikasi dilakukan pada seluruh wadah, merujuk pada butir 7.17 - 7.18
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola dibawah ini:
a. Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan
diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun
dari wadah (umumnya dari lapisan atas).
di mana, n = 1 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
Catatan:
- apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah; dan
- untuk bisa melakukan pola n, bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang
menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada
labelnya.
b. Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama
adalah untuk pengujian identitas.
di mana, p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan ke atas
c. Pola r: jika bahan:
- diperkirakan tidak homogen; dan/atau
- diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi
Pola r dapat digunakan untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak) yang digunakan
sebagai bahan awal. di mana, r = 1,5 √N
N = jumlah wadah yang diterima/diambil sampel
r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan ke atas
Produk - produk di atas dapat dianggap homogen, bila sistem transportasi telah divalidasi,
dan bila:
● label menyebutkan nama pembuat dan nomor bets;
● diproduksi dengan cara yang memenuhi persyaratan CPOB; dan
● dipasok lengkap dengan sertifikat dari pembuat.
Dalam hal di atas, pengambilan sampel tunggal untuk pengujian dapat diterima.
Pola pengambilan n, p, dan r ditujukan untuk pengujian lengkap, sesuai WHO TRS 929,
Annex 4 WHO Guidelines for Sampling of Pharmaceutical Products and Related
Materials
7. Jelaskan perbedaan pola pengambilan sampel bahan awal dengan pola n, pola p, dan polar
serta persyaratan penerapan pengambilan sampel bahan awal dengan pola tersebut!
Jawab:
Uji identifikasi dilakukan pada seluruh wadah, merujuk pada butir 7.17 - 7.18
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola dibawah ini:
d. Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan
diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun
dari wadah (umumnya dari lapisan atas).
di mana, n = 1 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
Catatan:
- apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah; dan
- untuk bisa melakukan pola n, bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang
menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada
labelnya.
e. Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama
adalah untuk pengujian identitas.
di mana, p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan ke atas
f. Pola r: jika bahan:
- diperkirakan tidak homogen; dan/atau
- diterima dari pemasok yang belum di kualifikasi
Pola r dapat digunakan untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak) yang digunakan
sebagai bahan awal. di mana, r = 1,5 √N
N = jumlah wadah yang diterima/diambil sampel
r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan ke atas
Produk - produk di atas dapat dianggap homogen, bila sistem transportasi telah divalidasi,
dan bila:
● label menyebutkan nama pembuat dan nomor bets;
● diproduksi dengan cara yang memenuhi persyaratan CPOB; dan
● dipasok lengkap dengan sertifikat dari pembuat.
Dalam hal di atas, pengambilan sampel tunggal untuk pengujian dapat diterima.
Pola pengambilan n, p, dan r ditujukan untuk pengujian lengkap, sesuai WHO TRS 929,
Annex 4 WHO Guidelines for Sampling of Pharmaceutical Products and Related
Materials
8. Sebuah industri farmasi menerima sampel bahan awal clopidogrel. Pemerian bahan awal
adalah serbuk putih, tidak berbau, dengan rasa pahit. Bahan awal dikemas dalam kemasan
drum. Jumlah drum berisi bahan awal clopidogrel yang diterima adalah 25 unit.
Berapakah jumlah wadah yang dibuka untuk pengambilan sampel tersebut bila diketahui
sampel homogen dan diperoleh dari pemasok yang disetujui!
Jawab:
● Pola n (karena sampel homogen dan pemasoknya sudah di kualifikasi)
n = 1 + √N
n = jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
n = 1 + √N
= 1 + √25
=6
5.2.1.1 Masukkan sampel dari tiap wadah bahan awal ke dalam masing-masing wadah
sampel yang telah disiapkan dan bawa ke Laboratorium.
5.2.1.2 Lakukan uji pemerian dan identifikasi pada tiap sampel.
5.2.1.3 Bila hasil memenuhi persyaratan kombinasikan sampel menjadi 1 sampel untuk
analisis selanjutnya sesuai Metode Analisis bahan terkait.
9. Bagaimanakah kondisi ruangan pengambilan sampel yang dipersyaratkan untuk proses
tersebut!
Jawab:
Minimal dilakukan di dalam ruang pengambilan sampel yang setara dengan kelas
kebersihan jenis proses produksi dan dilengkapi dengan dust extractor → setara dengan
kelas E khusus. Tekanan udara di ruang pengambilan sampel lebih besar daripada di
gudang untuk mencegah kontaminan dari gudang tidak masuk ke ruang pengambilan
sampel dengan tipe cascade (karena tekanan pada salah satu sisi/di ruang pengambilan
sampel dan tekanan lebih rendah di sisi yang lain/di gudang)
10. Berdasarkan pertanyaan nomor 8, susunlah prosedur pengambilan sampel bahan awal
clopidogrel tersebut! PPOP jilid 1 → Lampiran 7.22 (p.307 = cuma prosedur
pengambilan)
Jawab:
● Bersihkan bagian penutup dan leher drum dengan kain lap pembersih.
● Buka ring penutupnya, dan letakkan terbalik di tempat yang bersih.
● Perhatikan kemasan bagian dalamnya atau kantong plastik terhadap kemungkinan
kerusakan misal segel terbuka. “inner bag” bocor. Bila kantong plastik rusak atau
bocor, segera beritahu petugas gudang untuk memindahkan isi ke dalam kantong
plastik lain menurut protap penanganan wadah bocor NO…. lakukan pengambilan
sampel pada saat dipindahkan ke kantong plastik yang lain.
● Bila tidak ada kerusakan pada kantong plastik. buka segelnya dan perhatikan keadaan
serbuk seperti bau, warna, pengotoran, bentuk kristal, penggumpalan yang disebabkan
karena basah.
● Bila ditemukan hal seperti tersebut di atas segera tutup kembali dan catat dalam catatan
pengambilan sampel.
● Beri penandaan “DITOLAK” pada drum atau wadah tersebut.
● Ambil sampel dalam posisi diagonal menggunakan Thief-sampler/Three zones
powder sampler.
● Masukkan sampel ke dalam wadah dengan tutup (screw top containers) yang telah
disediakan.
● Tutup wadah sampel rapat-rapat.
● Tutup kembali wadah bahan awal rapat-rapat agar tidak tercemar pada penyimpanan.
● Isi keterangan pada label wadah sampel.
● Untuk wadah yang telah dibuka dan telah diambil sampelnya, tempel label “SAMPEL
TELAH DIAMBIL” pada label “KARANTINA”.
● Ulangi langkah di atas untuk drum atau wadah yang lain, setiap kali pengambilan
sampel hanya diperbolehkan untuk membuka satu drum atau wadah.
11. Susunlah daftar periksa pengambilan sampel bahan awal clopidogrel sesuai kasus no.8!
12. Buatlah label penandaan pada wadah sampel untuk bahan awal clopidogrel tersebut!
PENANDAAN WADAH SAMPEL
KIMIA
MIKROBIOLOGI
13. Buatlah label penandaan pada wadah yang telah diambil sampel
NAMA PERUSAHAAN PT CD6 JAYA
Tanggal Petugas,
1 September 2023
-------------------------------------------
Bagian Pengawasan Mutu
LATIHAN 6: PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN PENGEMAS
B. Berapa jumlah maksimal unit yang direject dari sampel yang diambil tersebut agar bets
pengemas karton tersebut dapat diterima?
Jawab:
Kode N (Jumlah unit sampel = 500 )
AQL = 1,5% (minor) → jumlah maksimal unit yang ditolak = 15
1. Sebuah industri farmasi menyusun rencana pengambilan sampel produk antara dan produk
ruahan pada proses produksi tablet clopidogrel yang dibuat dengan metode granulasi
basah. Cermatilah prosedur tetap pengambilan sampel produk antara, produk ruahan, dan
produk jadi pada POPP CPOB 2012 (Lampiran 6.163) dan susunlah rencana pengambilan
sampel untuk produk antara dan produk ruahan tablet clopidogrel tersebut!
Jawab:
Granul
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.1. Granul
- Setelah selesai proses pencampuran, ambil sampel dengan
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.
Tablet
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.2. Tablet dan Kapsul
- Lakukan pengambilan sampel pada bagian awal, tengah dan
akhir proses pencetakan tablet atau pengisian kapsul,
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.
Tablet salut
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.3. Tablet Salut
- Lakukan pengambilan sampel pada akhir proses
penyalutan,menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.
2. Apoteker di bagian pengawasan mutu melakukan pengujian produk antara (granul) tablet
klopidogrel pada tahap lubrikasi dan pencampuran akhir. Pengambilan sampel dilakukan
pada granul yang terdapat pada drum mixer.
Jawab:
- Pengambilan sampel untuk penentuan keseragaman campuran diambil dari 10 tempat
pada mesin pencampur. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 3 x berat 1 tablet dari
masing-masing lokasi dan dianalisis keseluruhan.
- Pengambilan sampel untuk pengujian bulk density, tapped density dan kemampuan alir
granul dilakukan dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur. Jumlah sampel
yang diambil adalah 100 g dari masing-masing lokasi.
- Pengambilan sampel untuk susut pengeringan dilakukan pada bagian dasar, tengah,
dan atas alat pencampur. Jumlah sampel yang diambil adalah 5 g dari masing-masing
lokasi.
Susunlah prosedur pengujian produk antara tersebut untuk masing-masing parameter dan
persyaratannya berdasarkan ketentuan kompendia!
Keseragaman campuran
● Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
● Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD ≤ 5%.
Bulk Density
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
● jumlah sampel: 100 g dari masing-masing lokasi
Tap Density
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering
● jumlah sampel: menggunakan sampel dari bulk density
Susut Pengeringan
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
● Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.
Sumber: PPOP CPOB JILID 1 PAGE 524
3. Hasil evaluasi produk antara tablet klopidogrel ditunjukkan pada data di bawah ini.
Apoteker di bagian pengawasan mutu diminta untuk melakukan analisis terhadap hasil
tersebut dan menyusun catatan pengujian produk antara!
Jawab:
Hasil evaluasi produk antara (granul setelah proses lubrikasi)
1. Keseragaman campuran
Titik 1 = 100,00%
Titik 2 = 104,30%
Titik 3 = 103,43%
Titik 4 = 102,81%
Titik 5 = 103,02%
Titik 6 = 103,35%
Titik 7 = 105,06%
Titik 8 = 102,84%
Titik 9 = 103,15%
Titik 10 = 101,21%
Kriteria keberterimaan :
1. Kadar = 95% - 105%
2. RSD ≤ 5%.
RSD = 1,4322%
Kesimpulan : Hasil evaluasi produk menunjukkan hasil keseragaman campuran dari
10 titik memenuhi persyaratan rentang kadar yakni 95% - 105% dan hasil RSD sebesar
1,4322% memenuhi persyaratan kriteria keberterimaan yaitu RSD ≤ 5%.
0,7190
1. Atas = 0,5441
= 1,3214
0,7441
2. Tengah = 0,5581
= 1,333
0,7431
3. Bawah = 0,5573
= 1,333
3. Susut pengeringan
Atas 2,50
Tengah 2,56
Bawah 1,86
Loss on Drying
Analisis : Keringkan sampel pada suhu 105℃ selama 2 jam
Kriteria penerimaan : NMT 0,5% (USP 40 p.3517)
Kesimpulan : tidak memenuhi persyaratan karena nilai susut pengeringan pada tiap
lokasi lebih dari 0,5%
(A) (B)
Gambar 1. Label karantina (A) Bahan Awal (B) Produk Jadi
Sementara itu, label diluluskan dan label diluluskan turunan terhadap bahan awal dan produk
jadi ditampilkan pada Gambar 2.
Label ditolak merupakan label yang menyatakan bahwa suatu bahan dan produk tidak dapat
digunakan untuk proses lanjut. Bahan atau produk yang ditolak harus dimusnahkan sesuai
protap pemusnahan bahan atau produk. Label ditolak ditampilkan pada Gambar 3.
Selain label status bahan dan produk, terdapat label lain yang digunakan pada sampel yaitu
label sampel telah diambil. Label sampel telah diambil menyatakan sampel telah diambil dari
wadah bahan awal atau pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Contoh
label sampel telah diambil ditunjukkan pada Gambar 4.
Produk antara atau ruahan dari suatu produk juga harus diberikan penandaan untuk
memberikan identitas terhadap produk tersebut selama proses produksi. Contoh label produk
antara/produk ruahan ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Label produk antara atau ruahan
1. Apoteker di bagian pengawasan mutu industri farmasi melakukan pengujian sampel bahan
awal clopidogrel. Pengujian dilakukan sesuai prosedur operasional standar pengujian
bahan baku clopidogrel. Hasil pengujian terhadap seluruh parameter menyatakan bahwa
kualitas bahan baku clopidogrel memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, bagian pemastian
mutu menyatakan bahan baku tersebut dapat digunakan untuk proses berikutnya.
Susunlah label yang menyatakan sampel telah diambil dan status bahan awal yang
sesuai untuk kondisi tersebut!
PT CD6 JAYA
BAGIAN PEMASTIAN MUTU/BAGIAN PENGAWASAN MUTU
SAMPEL YANG TELAH DIAMBIL
Nama bahan / Produk*) : Klopidogrel
PT CD6 JAYA
BAGIAN PEMASTIAN MUTU/BAGIAN PENGAWASAN MUTU
DILULUSKAN
No bets 391001
1. Parameter pengujian apakah yang tidak boleh dikurangi pada pengujian bahan awal
menurut ketentuan CPOB?
jawab:
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi adalah:
a) Pemerian;
b) Susut pengeringan atau kadar air, bila ada;
c) Identifikasi sesuai dengan monografinya; dan
d) Penetapan kadar / potensi untuk bahan aktif obat.
Sumber: PPOP CPOB JILID 1 PAGE 277
2. Parameter pengujian apakah yang tidak boleh dikurangi pada pengujian produk jadi
menurut ketentuan CPOB?
jawab:
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi (berdasarkan analisis risiko yang
dilakukan oleh masing-masing industri) adalah:
a. pemerian;
b. uji disolusi (untuk tablet, kapsul dan serbuk);
c. kadar bahan aktif obat; dan
d. uji sterilitas (untuk produk steril);
namun minimal 1 kali setahun hendaklah tetap dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets produk jadi hingga diperoleh keyakinan terhadap proses
produksi melalui pengkajian tren hasil parameter uji.
Sumber: POPP CPOB JILID 1 PAGE 277
3. Susunlah spesifikasi bahan awal clopidogrel yang digunakan dalam produksi tablet
clopidogrel!
SPESIFIKASI BAHAN AWAL
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti Klopidogrel
Bisulfat BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
C. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
Tetapan fisis
● Rumus molekul: C16H16ClNO2S
● Berat molekul: 321,82 g/mol
● Titik leleh: 175°C
● Kelarutan dalam air: 0,041 mg/mL
● Kelarutan dalam etanol: 11,5 mg/mL
● Kelarutan dalam asetonitril: 24,8 mg/mL
● Kelarutan dalam metanol: 53,4 mg/mL
● Kelarutan dalam asam asetat: 100 mg/mL
(drugbank)
4. Susunlah spesifikasi bahan pengemas primer tablet clopidogrel yang digunakan dalam
produksi tablet clopidogrel!
Persyaratan Fisis -
kemasan sekunder
Kadar Bahan Aktif tiap Tablet Clopidogrel mengandung clopidogrel bisulfate, setara
Tablet dengan clopidogrel, C16H16ClNO2S, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kekerasan Kekerasan pertablet minimal 4 kg
Disolusi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari jumlah yang
tertera pada etiket
Kadar air atau susut Tidak lebih dari 0,5%
pengeringan
(diisikan karakteristik - cemaran organik
yang lain bila ada)
Spesifikasi Lain
Stabilitas Clopidogrel memiliki sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap
air dari udara. Hal ini dapat menyebabkan tablet menjadi
lengket, pecah, atau berubah warna
(PIONAS)
Kemasan dan - Golongan obat : obat keras
Penandaan - Peringatan : hentikan 7 hari sebelum operasi elektif
apabila efek antiplatelet tidak diinginkan, pasien berisiko
mengalami peningkatan perdarahan, hati-hati pada
pasien dengan perdarahan atau kelainan trombosit,
hati-hati pada pasien dengan fibrilasi atrium, risiko
perdarahan pada pasien yang menerima clopidogrel plus
aspirin
Kondisi Penyimpanan - Simpan di tempat yang sejuk dan kering jauh dari
jangkauan anak-anak (MIMS)
- Simpan dalam wadah tertutup baik dan pada suhu ruang
terkendali (FI VI p.902)
Masa Simpan 3 tahun
Kriteria :
Untuk sediaan padat dan cair.
Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai penerimaan 10 unit sediaan
pertama tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai penerimaan lebih
besar dari L1%, lakukan pengujian pada 20 unit sediaan tambahan, dan hitung
nilai penerimaan. Memenuhi syarat jika nilai penerimaan akhir dari 30 unit
sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unit pun kurang
dari [1-(0,01)(L2)] M atau tidak satu unit pun lebih dari [1+(0,01)(L2)] M
seperti yang tertera pada Perhitungan nilai penerimaan dalam keseragaman
kandungan atau keragaman bobot. Kecuali dinyatakan lain, L1 adalah 15,0
dan L2 adalah 25,0.
Sumber : Farmakope Indonesia VI <911> Keseragaman Sediaan. Halaman
2025 - 2027.
b. Keseragaman ukuran tablet
Keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur tebal dan diameter
masing-masing tablet menggunakan jangka sorong.
d. Kekerasan
Prosedur pengujian :
1. Tempatkan tablet pada ujung alat (wadah sampel) dengan posisi tablet
mendatar dan skala alat menunjukkan angka nol.
2. Tekan tombol START untuk memulai pengujian sampai tablet retak
atau pecah.
3. Baca dan catat hasil uji kekerasan masing-masing tablet yang tertera
pada alat, lakukan pengujian sebanyak minimal 6 tablet.
Persyaratan : Kekerasan minimal sekitar 4 kg/cm3. Pada umumnya tablet
dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg. K
Sumber : USP <1217> Tablet Breaking Force
f. Disolusi
Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% dari jumlah yang
tertera pada etiket