Anda di halaman 1dari 62

INTEGRATED COURSE QUALITY CONTROL-QUALITY ASSURANCE

1. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Integrated Course Quality Control-Quality Assurance merupakan mata
kuliah yang membahas mengenai prinsip dan ketentuan pengawasan mutu (quality control)
dan penjaminan mutu (quality assurance) sediaan farmasi. Pengawasan mutu adalah bagian
dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian,
dokumentasi dan pemastian bahwa prosedur pengujian yang dilakukan telah relevan untuk
sediaan farmasi yang akan diedarkan. Sementara itu, pemastian mutu adalah suatu konsep
luas yang mencakup semua hal yang mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan.
Pemastian mutu adalah keseluruhan sistem pengaturan yang dbuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Ruang lingkup yang disampaikan pada mata kuliah ini meliputi validasi metode analisis
untuk kontrol kualitas sediaan farmasi, analisis hasil kontrol kualitas sediaan farmasi, dan
penjaminan mutu sediaan farmasi. Mata kuliah ini memberikan gambaran kepada mahasiswa
mengenai tanggung jawab dan tugas apoteker di departemen Quality Control dan Quality
Assurance, sekaligus memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam penyiapan dan
verifikasi dokumen yang berkaitan dengan departemen Quality Control dan Quality
Assurance.

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


Capaian pembelajaran mata kuliah Integrated Course Quality Control-Quality Assurance
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menerapkan konsep kontrol kualitas dan penjaminan mutu untuk sediaan
farmasi sesuai regulasi yang berlaku (CPOB, CPOTB, CPKB, HACCP, ISO, ICH)
2. Mampu mengaplikasikan statistical process control/control chart untuk mengevaluasi
desain proses produksi
3. Mampu memprediksi stabilitas sediaan berdasarkan ketentuan yang berlaku (ICH,
USP) untuk long term stability maupun accelerated stability dan menyusun prosedur
uji stabilitas untuk sediaan padat, cair, semipadat, dan steril dengan model bahan aktif
sintetik, herbal dan protein.
4. Mampu menetapkan pengujian disolusi terbanding
5. Mampu menerapkan dan menyusun prosedur kontrol kualitas produk herbal
6. Mampu merancang metode analisa dan prosedur validasi metode analisa bahan aktif
berdasarkan kompendia yang berlaku
7. Mampu menilai karakteristik fisika kimia sediaan termasuk memperoleh sampel dari
matriks sediaan padat, cair, semipadat dan steril berdasarkan kompendia yang berlaku
8. Mampu memutuskan sterilitas sediaan steril berdasarkan kompendia yang berlaku
9. Mampu mengukur potensi antibiotik secara mikrobiologi dalam sediaan padat, cair
dan semipadat berdasarkan kompendia yang berlaku

3. Bahan Kajian
Bahan kajian yang akan dibahas dalam mata kuliah Integrated Course Quality Control
dan Quality Assurance adalah sebagai berikut:

4. TEKNIS PELAKSANAAN PERKULIAHAN


Perkuliahan dilaksanakan dengan model student center learning dalam bentuk diskusi
kasus dan praktek penyusunan dokumen yang berkaitan dengan tugas Quality Control dan
Quality Assurance.
5. JADWAL PELAKSANAAN PERKULIAHAN
Pelaksanaan perkuliahan Integrated Course Quality Control-Quality Assurance
dilaksanakan dalam 14 minggu. Bentuk sediaan yang dibahas meliputi sediaan solida, sediaan
steril, sediaan likuida, sediaan semisolida, dan sediaan herbal. Jadwal pelaksanaan
perkuliahan ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Pertemuan Bentuk Sediaan Materi


ke-
1 Solida ● Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab bagian
Quality Control dan Quality Assurance di Industri
Farmasi
● Konsep pengambilan sampel
● Pengujian bahan awal, bahan pengemas, dan
produk jadi
● Kalibrasi dan verifikasi
● Kontrol kualitas sediaan tablet

2 Solida Verifikasi/validasi metode analisis penetapan kadar


bahan aktif dalam sediaan tablet → assaynya ditentukan
3 Solida Kontrol kualitas sediaan tablet (uji disolusi, uji disolusi
terbanding, dan uji bioekivalensi)
4 Solida Pengkajian mutu produk (periodic product review)
5 Steril Kontrol kualitas sediaan steril
6 Steril Pemantauan lingkungan produksi sediaan steril dan
kontrol kualitas mikrobiologi sediaan farmasi
KUIS (Kontrol kualitas sediaan solida dan sediaan
steril)
7 Likuida Verifikasi/validasi metode analisis penetapan kadar
bahan aktif, impurities, dana analisis degradan dalam
sediaan likuida (krn terhidrolisis → bahan aktifnya sisa
berapa persen, degradannya apa yg kemungkinan toksik
hrs dihentikan)
8 Likuida Kontrol kualitas sediaan likuida
9 Likuida Pemantauan stabilitas produk
10 Semisolida Verifikasi/validasi metode analisis penetapan kadar
bahan aktif dalam sediaan semisolida
11 Semisolida Kontrol kualitas sediaan semisolida dan penanganan
keluhan produk
12 Herbal Kontrol kualitas sediaan herbal
13 Herbal Cemaran pada sediaan herbal
Monitoring efek samping sediaan herbal
12 Semisolida Manajemen resiko, penarikan kembali produk, dan
inspeksi diri
KUIS (Kontrol kualitas sediaan likuida, semisolida,
dan herbal)

5. PENILAIAN
Penilaian untuk mata kuliah Integrated Course Quality Control-Quality Assurance
meliputi beberapa komponen dengan bobot sebagai berikut:

No Komponen penilaian Persentase (%)


1 Tugas dan laporan 30
2 Kuis 30
3 Ujian 40
Total 100
MATERI 1

RUANG LINGKUP TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


BAGIAN QUALITY CONTROL DAN QUALITY ASSURANCE

Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tugas dan tanggung jawab apoteker di
departemen quality control dan quality assurance.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep kalibrasi dan kualifikasi
3. Mahasiswa mampu memahami konsep pengambilan sampel bahan awal dan bahan
pengemas
4. Mahasiswa mampu melakukan pengisian daftar periksa pemeriksaan bahan awal dan
bahan pengemas
5. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan dokumen spesifikasi bahan awal, bahan
pengemas, dan produk jadi
6. Mahasiswa mampu melakukan analisis hasil evaluasi karakteristik fisik tablet dan
menyusun catatan pengujian sediaan tablet

Bahan Diskusi:
● Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 2018
● Question and Answer Implementasi Pedoman CPOB 2018
● Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB 2012

1.1 Ruang Lingkup Bagian Quality Control (Pengawasan Mutu) dan Quality
Assurance (Penjaminan Mutu)
Industri farmasi memiliki tanggung jawab untuk memproduksi sediaan farmasi yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan
resiko yang membahayakan penggunanya. Pencapaian tujuan mutu tersebut secara konsisten
dapat diwujudkan dengan adanya sistem pemastian mutu yang didesain menyeluruh dan
diterapkan berdasarkan Cata Pembuatan Obat yang Baik. Konsep dasar pemastian mutu, Cara
Pembuatan Obat yang baik (CPOB), pengawasan mutu, dan manajemen resiko mutu
merupakan aspek manajemen mutu yang saling terkait. Pemastian mutu merupakan seluruh
pengaturan yang dibuat dengan tujuan memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang
sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Sistem pemastian mutu harus memastikan bahwa:
1. Desain pengembangan obat dilakukan dengan memerhatikan persyaratan CPOB
2. Semua Langkah produksi dan pengawasan diuraikan secara kelas dan CPOB
diterapkan
3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan
4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pemasokan, dan penggunaan bahan awal
dan pengemas yang benar
5. Pengawasan dilakukan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses
lain serta dilakukan validasi
6. Pengkajian terhadap semua dokumen terkait dengan proses, pengemasan, dan
pengujian tiap bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan untuk
distribusi prosuk jadi
7. Obat tidak dijual atau didistribusikan sebelum kepala pemastian mutu
menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam izin edar
8. Tersedia pengaturan yang memadai bahwa produk disimpan, didistribusikan dan
selanjutnya ditangani agar mutu tetap dijaga selama masa simpan obat
9. Tersedia prosedur inspeksi diri dan atau audit mutu yang secara berkala
mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu
10. Pemasok bahan awal dan bahan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk
memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan
11. Penyimpanan dilaporkan, diselidiki, dan dicatat
12. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu
produk
13. Prosedur pengolahan ulang produk dievaluasi dan disetujui
14. Evaluasi berkala mutu obat dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses

Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan
sampel, spesifikasi dan pengujian, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan
bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan. Selain itu, pengawasan mutu
juga menjamin bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang
belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan
memenuhi syarat. Setiap industri farmasi wajib mempunyai fungsi pengawasan mutu yang
independen. Persyaratan dasar pengawasan mutu adalah sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana yang memadai, personal yang terlatih dan prosedur yang
disetujui tersedia untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan
awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi, dan bila
perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan CPOB
2. Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan,
dan produk jadi dilakukan oleh personal dengan metode yang disetujui oleh
pengawasan mutu
3. Metode pengujian disiapkan dan divalidasi
4. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan
yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur
pengambilan sampel, inspeksi dan pengujian benar-benar telah dilaksanakan. Tiap
penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi
5. Produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan kuantitatif
sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran, dengan derajat kemurnian
yang dipersyaratkan serta dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberi label yang
benar
6. Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai dan
dibandingkan terhadap spesifikasi
7. Sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang
cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan
dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.

Pengawasan mutu secara menyeluruh mempunyai tugas lain yaitu menetapkan, memvalidasi
dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu, mengevaluasi, mengawasi dan
menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran label wadah bahan dan produk,
memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian
dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian
dalam pemantauan lingkungan. Personil pengawasan mutu memiliki akses ke area produksi
untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila diperlukan.

Industri farmasi harus memiliki personil yang terkualifikasi dan berpengalaman


praktis untuk melakukan tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.
Industri farmasi memiliki struktur organisasi dan uraian spesifik kewenangan dari
masing-masing bagian. Personil kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian
Pengawasan Mutu, dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama
tersebut dijabat oleh personal purnawaktu. Kepala Bagian Produksi dan kepala Bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)/kepala Bagian Pengawasan Mutu harus independen satu
sama lain.
LATIHAN 1: RUANG LINGKUP TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB QUALITY
CONTROL-QUALITY ASSURANCE

1. Uraikanlah ruang lingkup tugas dan tanggung jawab bagian Quality Control (Pengawasan
Mutu) dan Quality Assurance (Pemastian Mutu) Industri farmasi!

Pengawasan Mutu (Quality Control) Pemastian Mutu (Quality Assurance)

- Pengambilan sampel - Pengkajian hasil analisis bahan awal dan


- Spesifikasi dan pengujian bahan pengemas
- Dokumentasi dan prosedur pelulusan - Pengkajian dokumen proses,
- Analisis hasil pemeriksaan bahan awal, pengemasan, dan pengujian tiap bets,
bahan pengemas, produk ruahan, dan sebelum memberikan pengesahan
produk jadi terhadap spesifikasi pelulusan produk jadi
- Sampel pertinggal bahan awal dan - Inspeksi diri dan audit mutu
produk jadi - Kualifikasi pemasok
- Laporan penyimpangan
- Change control Manajemen resiko mutu
- Evaluasi berkala mutu obat (Periodic
Product Review)

2. Uraikanlah kualifikasi dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengawasan Mutu (Quality
Control) dan Kepala Bagian Pemastian Mutu (Quality Assurance)!

Pengawasan Mutu (Quality Control) Pemastian Mutu (Quality Assurance)


Kualifikasi
Harus memiliki kualifikasi pendidikan - Penyusunan Quality Management
ilmiah dan pengalaman praktis yang System (QMS)
disyaratkan oleh undang-undang nasional. - Pengkajian catatan batch
Pendidikan mereka harus mencakup studi - Penyimpanan dan pengiriman produk
tentang kombinasi yang tepat antara: - Quality Management System (QMS)
(a) kimia (analitik atau organik) atau - Penanganan keluhan dan penarikan
biokimia produk
(b) teknik kimia; - Monitoring efek samping sediaan
(c) mikrobiologi; farmasi
(d) ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi; - Audit internal dan eksternal
(e) farmakologi dan toksikologi; - Proses validasi/kualifikasi
(f) fisiologi; - Pelulusan produk jadi
(g) ilmu-ilmu terkait lainnya. - Dokumentasi

Mereka juga harus memiliki pengalaman


praktis yang memadai dalam pembuatan dan
jaminan mutu produk farmasi. Untuk
mendapatkan pengalaman tersebut, mungkin
diperlukan suatu periode persiapan, di mana
mereka harus menjalankan tugasnya di
bawah bimbingan profesional. Pendidikan
ilmiah dan pengalaman praktis para ahli
harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan mereka melakukan
penilaian profesional yang independen,
berdasarkan penerapan prinsip-prinsip
ilmiah dan pemahaman terhadap
masalah-masalah praktis yang dihadapi
dalam pembuatan dan pengendalian mutu
produk farmasi.
Tugas dan Tanggung Jawab
- Memberi persetujuan terhadap - Memastikan penerapan sistem mutu
spesifikasi, instruksi pengujian sampel, - Ikut serta memprakarsai pembentukan
metode pengujian dan prosedur manual mutu perusahaan
pengawasan mutu - Memprakarsai dan mengawasi audit
- Memastikan seluruh pengujian yang internal
diperlukan dilaksanakan - Melakukan pengawasan terhadap fungsi
- Memberi persetujuan dan memantau bagian pengawasan mutu
semua analisis - Memprakarsai dan berpartisipasi dalam
- Memastikan pelaksanaan kualifikasi dan audit terhadap pemasok
pemeliharaan bangunan dan fasilitas - Memprakarsai dan berpartisipasi dalam
- Memastikan validasi yang tepat program validasi
dilaksanakan - Memastikan pemenuhan peraturan
- Memastikan pelatihan awal dan Badan POM
berkesinambungan personel di - Mengevaluasi/mengkaji catatan bets
departemennya dilaksanakan - Meluluskan atau menolak produk jadi
- Menyetujui atau menolak bahan awal, - Memastikan bahwa setiap bets produk
bahan pengemas, produk antara, produk jadi telah diproduksi dan diperiksa
ruahan dan produk jadi sesuai peraturan yang berlaku

1.2 Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik


1.2.1 Bangunan dan Fasilitas
Personil, bangunan, dan fasilitas serta peralatan laboratorium dalam sebuah industri
farmasi harus tersedia sesuai jenis tugas yang ditentukan dan skala kegiatan yang dilakukan.
Ukuran laboratorium ditentukan oleh jenis dan volume kegiatan, jumlah peralatan, dan
personal laboratorium. Tata ruang laboratorium laboratorium diatur sesuai dengan jenis
kegiatan dan untuk mencegah kontaminasi. Pengujian fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi,
dan pengujian produk radioisotop dilakukan pada tempat terpisah.

LATIHAN 2: BANGUNAN DAN FASILITAS LABORATORIUM PENGAWASAN


MUTU

1. Sebutkan jenis ruangan yang dipersyaratkan harus tersedia dalam laboratorium


Pengawasan Mutu menurut CPOB!
Jawab:
● Ruangan / area untuk instrumen
● Tempat untuk menyimpan sampel yang akan diuji (sampel hendaklah ditata dengan
baik untuk menghindari percampurbauran untuk sampel yang belum diuji dengan
sampel yang telah diuji)
● Tempat penimbangan bahan uji (timbangan analitik hendaklah diletakkan di atas meja
tahan getar dan ditempatkan di area dengan aliran udara serendah mungkin)
● Tempat penyimpanan pelarut dan pereaksi
● Lemari asam
● Ruang penyimpanan sampel pertinggal dan / atau sampel pembanding (lokasi dapat di
luar laboratorium)
● Jarak antar analis hendaklah cukup nyaman bagi pelaksana pengujian atau minimal
1,2 m

2. Bagaimanakah persyaratan konstruksi dan penanganan udara di laboratorium Pengawasan


Mutu menurut CPOB?
Jawab:

● Bahan konstruksi dan perabot yang dipakai di ruang laboratorium hendaklah tahan
terhadap asam, alkali, dan zat kimia lain.
● Ruang laboratorium hendaklah dilengkapi dengan unit penanganan udara khusus
untuk mengkondisikan suhu 20 – 28ºC
● Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi dan sistem tata
udara laboratorium terpisah dari area produksi
● Sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas, asap, debu, bau dan panas
dengan segera
● Disediakan lemari asam yang dilengkapi sistem penghisap udara

3. Apakah area laboratorium Pengawasan Mutu boleh bergabung dengan area produksi?
Uraikanlah alasannya!
Jawab:

● Area laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah secara fisik dari area
produksi agar bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh
terhadap hasil pengujian. Area pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop
hendaklah dipisahkan satu dengan yang lain. Tujuan pemisahan area laboratorium
pengawasan mutu dan area produksi:
● Untuk mencegah terjadinya pencampurbauran dan kontaminasi silang → Luas ruang
hendaknya memadai, disediakan tempat penyimpanan dengan luas yang memadai
untuk sampel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu terkendali), pelarut
pereaksi dan catatan, selain itu juga agar bebas dari sumber cemaran maupun getaran
yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengujian
● Dianjurkan agar disediakan koridor untuk memisahkan area laboratorium dari area
produksi, apabila keduanya berada di gedung yang sama
● Sistem tata udara di laboratorium hendaklah terpisah dengan sistem tata udara ruang
produksi
● Memberi perlindungan instrumen terhadap gangguan listrik, getaran, kelembaban
yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi instrumen
● Desain laboratorium hendaklah memperhatikan kesesuaian bahan konstruksi yang
dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan udara ke laboratorium
hendaklah dipisahkan dari pasokan ke area produksi. Hendaklah dipasang unit
pengendali udara yang terpisah untuk masing-masing laboratorium biologi,
mikrobiologi dan radioisotop

4. Bagaimanakah letak laboratorium pengawasan selama proses (In process Control) menurut
CPOB dan persyaratan kelas kebersihannya?
Jawab:

- Laboratorium pengawasan selama proses akan lebih memudahkan apabila letaknya di


area proses atau pengemasan dimana dilakukan pengujian fisis seperti penimbangan
dan uji pemantauan lain secara periodik
- dalam hal itu tingkat kebersihan laboratorium pengawasan selama proses hendaklah
memenuhi persyaratan standar lingkungan area produksi yang bersangkutan

5. Bagaimanakah kondisi persyaratan ruang laboratorium untuk melakukan uji sterilitas?


Jawab:
Uji sterilitas hendaklah dilakukan dalam area kelas A berlatar belakang kelas B dilengkapi
dengan fasilitas ruang ganti dan ruang penyangga udara (airlock) atau dalam isolator
berlatar belakang kelas D

Bagian dari Bangunan Sesuai Kelompok Kegiatan & Tingkat Kebersihan ruang kelas A :
Di bawah Aliran udara Laminar (LAF)

Suhu (°C) : 16-25

Kelembaban Nisbi (%) : 45-55

Efisiensi Saringan Udara Akhir (Sesuai Kode EN 779 & EN 1822)*** : H14 (99,995 %)

Pertukaran Udara per Jam : LAF dgn kecepatan udara 0.36-0,54 m/det
1.2.2 Larutan Pereaksi, Media Perbenihan, dan Baku Pembanding
Bahan pereaksi dan media perbenihan yang dibuat di laboratorium dibuat dengan
mengikuti prosedur pembuatan tertulis dan diberi label yang sesuai. Label mencantumkan
konsentrasi, faktor standarisasi, masa simpan, tanggal standarisasi ulang, dan kondisi
penyimpanan. Label tersebut harus ditandatangani dan dibubuhi tanggal oleh petugas yang
membuat pereaksi tersebut. Berkaitan dengan media perbenihan diperlukan adanya kontrol
positif dan negatif untuk memastikan kesesuaian media perbenihan.
Baku pembanding menjadi tanggung jawab personil yang ditunjuk dan digunakan
sesuai peruntukannya seperti yang diuraikan dalam monografi yang bersangkutan. Baku
pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat dibuat dan dipakai setelah
dilakukan pengujian yang sesuai dan pemeriksaan berkala untuk mengoreksi penyimpangan
yang terjadi serta menjamin ketepatan hasilnya. Baku kerja dapat dibuat dari bahan aktif obat
yang telah dibakukan terhadap baku pembanding primer atau baku pembanding sekunder.
Pembakuan baku kerja untuk uji kuantitatif dilakukan terhadap baku pembanding primer atau
baku pembanding sekunder. Pembakuan dilakukan melalui uji kuantitatif secara titrasi,
spektrofotometri UV, KCKT, Kromatografi Gas atau sesuai dengan monografi terkait.
Penetapan dilakukan sebanyak 6 kali dengan RSD tidak lebih dari 2%. Label penandaan baku
kerja/baku pembanding sekunder mencakup kadar, tanggal pembuatan, tanggal daluwarsa,
tanggal pertama kali tutup wadahnya dibuka, dan bila perlu kondisi penyimpanan.

LATIHAN 3: LARUTAN PEREAKSI, MEDIA PERBENIHAN, DAN BAKU


PEMBANDING

1. Bagian QC industri farmasi membuat larutan pereaksi FeCl3 dengan konsentrasi 1%.
Berdasarkan informasi produk diketahui bahwa larutan tersebut stabil bila disimpan dalam
suhu ruang terkendali dengan kelembaban maksimal 75%. Masa simpan pereaksi adalah
15 Mei 2023- 15 Mei 2028. Buatlah label larutan pereaksi tersebut!

LARUTAN PEREAKSI
Nama Perusahaan : PT CD6 Jaya
Nama Larutan Pereaksi : FeCl3 dengan konsentrasi 1%
Dibuat oleh : Kelompok 6
Tanggal Pembuatan : 31 Agustus 2023
Kondisi Penyimpanan : disimpan dalam suhu ruang
terkendali dengan kelembaban
maksimal 75%

Tanggal Daluwarsa : 31 Agustus 2025

1.2.3 Peralatan
Peralatan untuk laboratorium pengawasan mutu tersedia sesuai dengan jenis pengujian
yang dilaksanakan dan tersedia protap pengoperasian masing-masing peralatan. Contoh
protap pengoperasian alat uji kekerasan tablet dapat dilihat pada lampiran 7.7.2 pada POPP
CPOB 2012. Peralatan dan alat ukur gelas laboratorium harus dikalibrasi secara berkala,
kecuali apabila alat gelas tersebut memenuhi standar grade A, bila perlu disertai sertifikat.
Contoh protap verifikasi harian dan kalibrasi timbangan dapat dilihat pada lampiran 4.10a
pada POPP CPOB 2012.

LATIHAN 4: KALIBRASI PERALATAN

1. Tentukanlah parameter yang dikalibrasi untuk instrumen dan alat ukur berikut ini!
Instrumen atau alat Parameter yang Frekuensi kalibrasi
ukur dikalibrasi (bulan)

Timbangan analitis Berat 6

pH meter pH 6

Refraktometer Indeks bias 6

Viskosimeter Viskositas 6

Termometer Suhu 12

KCKT Respon detektor 6

Laju alir fase gerak 1

Manometer dan Suhu 12


termometer pada otoklaf
Tekanan 12
Spektrofotometer Panjang gelombang 6
UV/Visibel
Serapan 6

Piknometer Volume 12

Labu ukur Volume 12

2. Uraikan prosedur verifikasi harian dan kalibrasi internal timbangan analitik menurut POPP
CPOB 2012!
A. Verifikasi Harian
2.1 Verifikasi Harian
2.1.1 Pembacaan titik nol (zero point checking)
Nyalakan / posisikan timbangan dalam keadaan siap menimbang
● Periksa pembacaan titik nol tiap hari pada awal penimbangan. Jarum /
angka petunjuk harus menunjukkan angka nol. Apabila tidak
menunjukkan titik nol, sesuaikan dengan titik nol
● Catat pembacaan di dalam catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan
Harian (lihat lampiran 2) dan beri paraf pada kolom Pelaksana
● Supervisor / Ass. Supervisor atau personil lain yang kompeten
memeriksa hasil pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom
pemeriksa di catatan.
2.1.2 Pemeriksaan dengan batu timbang standar
● Lakukan pemeriksaan setelah pembacaan titik nol dilaksanakan.
● Gunakan batu timbang yang telah ditentukan untuk tiap timbangan
seperti yang tertera pada lampiran 1 (data batu timbang standar dan
kriteria penerimaan) dan letakkan batu timbang tersebut tepat di tengah
piring / alas timbangan.
● Baca angka yang ditunjukkan oleh timbangan dan catat hasil
pemeriksaan di dalam Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian
serta beri paraf pada kolom Pelaksana.
● Catat atau tempelkan print-out timbangan hasil pemeriksaan “verifikasi
harian” pada Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian.
● Bandingkan angka tersebut dengan kriteria penerimaan. Apabila
angka yang terbaca berada di luar kriteria penerimaan, buat laporan
penyimpangan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan No. .........,
agar dapat diambil tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
● Supervisor atau Personil lain yang kompeten memeriksa hasil
pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di
Catatan.
Sumber: POPP CPOB 2012 page 106
B. Kalibrasi Internal
2.2 Kalibrasi internal timbangan
● Kalibrasi timbangan digital secara internal tiap 6 bulan sekali.
● Kegiatan kalibrasi yang dilakukan adalah untuk memeriksa keterulangan
pembacaan (Reading Repeatability) dan penyimpangan dari nilai nominal
(Departure from Nominal Value).
2.2.1 Prosedur pemeriksaan ”Reading Repeatability”: (melihat keterulangan)
● Nyalakan / posisikan timbangan pada keadaan siap menimbang.
● Gunakan 3 batu timbang standar yang merepresentasikan range
penggunaan timbangan.
● Catat titik nol timbangan, kemudian letakkan batu timbang standar di
tengah piring timbangan, dan catat / print beratnya.
● Angkat batu timbang dari piring timbang, dan tanpa menekan tombol
”tare” timbangan, catat titik nol timbangan (pembacaan harus kembali ke
nol, namun apabila tidak, catat kondisi aktual timbangan, baik nilai yang
negatif maupun positif sebagai titik nol).
● Letakkan kembali batu timbang yang sama pada piring timbangan, dan
lakukan berselang-seling sebanyak 10 kali.
● Lakukan hal yang sama untuk kedua batu timbang lain. Untuk
penimbangan antar batu timbang yang berbeda. Hitung nilai
Ketidakpastian ”U (Uncertainty)” berdasarkan persyaratan farmakope,
misal USP. Limit maksimum nilai ”Uncertainty” yang diperbolehkan
(kriteria penerimaan) berdasarkan USP adalah > 0,1%untuk jenis
timbangan analitis (misalnya di Laboratorium Pengawasan Mutu).
● Untuk timbangan produksi, masih boleh digunakan (kriteria penerimaan)
apabila nilai Ketidakpastian "Uncertainty" timbangan lebih kecil
daripada nilai readability timbangan yang bersangkutan.
2.2.2 Prosedur pemeriksaan ”Departure from nominal value” (prinsip akurasi)
● Gunakan 10 batu timbang standar yang merepresentasikan rentang
penggunaan timbangan.
● Catat titik nol timbangan.
● Letakkan batu timbang dan catat / print beratnya.
● Angkat batu timbang, kemudian tanpa perlu mencatat titik nol
timbangan, letakkan batu timbang untuk kedua kali dan catat / print
beratnya.
● Lakukan hal yang sama untuk 9 batu timbang lain.
● Rekap perbedaan pembacaan nilai aktual dan nominal dari timbangan.
● Perbedaan maksimum yang diperbolehkan berdasarkan persyaratan
farmakope, misal USP (kriteria penerimaan) adalah 0,1% dari berat
nominal batu timbang standar.
● Edarkan laporan kepada Kepala Bagian terkait dan Kepala Bagian
Pemastian Mutu untuk diperiksa dan disetujui.
● Tempelkan label kalibrasi internal.
● Apabila terdapat penyimpangan dari kriteria penerimaan, beri tanda
khusus timbangan sama sekali tidak boleh digunakan atau digunakan
pada rentang tertentu sesuai keputusan dari Kepala Bagian Pemastian
Mutu.
Sumber: POPP CPOB 2012 page 107-108
3. Hasil kalibrasi internal timbangan berdasarkan parameter reading repeatability dan
departure from nominal value ditampilkan pada data di bawah ini:
Bagaimanakah kesimpulan anda terhadap hasil kalibrasi timbangan tersebut?
Jawab:
Memenuhi syarat karena masih memenuhi persyaratan USP dengan ketentuan penimbangan
yang bisa digunakan dari 1 g - 1500 g

4. Buatlah label status kalibrasi instrumen timbangan Denver Balance sesuai keterangan pada
soal no. 3, dengan keterangan “SUDAH DIKALIBRASI”!

1.3 Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel merupakan kegiatan penting untuk mengambil sebagian kecil
sampel dari suatu bets. Sampel yang diambil harus dapat mewakili bets yang diuji, sehingga
kesimpulan yang abash dapat diambil berdasarkan sampel tersebut. Oleh karena itu, cara
pengambilan sampel yang benar merupakan parameter krusial dalam sistem pemastian mutu.
Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk
jadi dilakukan oleh personal dengan metode yang disetujui oleh pengawasan mutu.
Pencatatan saat pengambilan sampel dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat
selama selama pengambilan sampel. Area saat melakukan pengambilan sampel memerlukan
sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran silang dan memudahkan pembersihan.
Prosedur pembersihan yang sesuai untuk ruang pengambilan sampel harus tersedia untuk
mencegah pencemaran silang.
LATIHAN 5: PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL

Cermatilah uraian mengenai pengambilan sampel bahan awal menurut CPOB 2018 dan
protap pengambilan sampel bahan awal (Lampiran 7.22) pada POPP CPOB 2012!

1. Parameter apakah yang harus tertera dalam prosedur pengambilan sampel?


Jawab:
PENGAMBILAN SAMPEL
Kegiatan pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan dan dicatat sesuai dengan prosedur
tertulis yang telah disetujui yang menguraikan:
a. Metode dan pola pengambilan sampel;
b. Peralatan yang digunakan;
c. Jumlah sampel yang diambil;
d. Instruksi pembagian sampel sesuai kebutuhan;
e. Jenis wadah sampel yang digunakan, yakni apakah untuk pengambilan sampel secara
aseptik atau normal;
f. Identitas wadah yang diambil sampelnya;
g. Peringatan khusus yang harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
pengambilan sampel bahan steril atau berbahaya;
h. Kondisi penyimpanan; dan
i. Instruksi tentang cara pembersihan dan penyimpanan alat pengambil sampel.
Sumber: CPOB 2018 page 83

2. Informasi apa sajakah yang harus tertera dalam wadah sampel?


Jawab:
a. Nama bahan yang di sampel
b. Nama Perusahaan
c. Tanggal Diterima
d. Tanggal Daluwarsa
e. No. Bets Pemasok atau lot
f. Contoh bahan
g. Kode produk
h. No. Kontrol
i. No. Wadah yang dibuat sampelnya
j. Tanda tangan petugas yang mengambil sampel
k. Nama pengambil Sampel
l. Tanggal pengambilan sampel
m. Pengujian yang harus dilaksanakan : kimia dan/atau mikrobiologi

Sumber: CPOB 2018 page 84

3. Informasi apa sajakah yang harus tertera pada label untuk wadah bahan awal yang telah
diambil sampelnya?
Jawab:
a. Nama PT
b. BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU
c. Nama Bahan / Produk yang disampel
d. No. Bets / No. Wadah
e. Tanggal Pengambilan sampel
f. Nama pengambil Sampel

Sumber: POPP CPOB page 209


4. Uraikanlah peruntukan alat pengambil sampel bahan awal berikut ini!
(Cermatilah lampiran 7.22 dan lampiran 7.26 POPP CPOB 2012)
Alat Pengambil Sampel Peruntukan

Pipet stainless steel Untuk mengambil sampel bahan awal cair dalam
botol (kemasan kecil sampai dengan 5 liter)
Untuk Bahan Cair
Dip tubes Dipakai untuk mengambil sampel bahan cair dan
setengah padat.

Weighted container Untuk mengambil sampel dari wadah penyimpanan


dan tangki besar, diperlukan alat yang dilengkapi
beban pemberat. Alat ini didesain agar bisa dibuka
pada kedalaman yang diperlukan. Tanda pada kawat
/ tali dapat diberi untuk mengetahui apakah
kedalaman pengambilan sampel yang diinginkan
telah tercapai. → untuk mengambil sampel cairan
yang wadahnya dalam

Untuk Bahan Padat


Thief-sampler/Three zones powder Thief sampler (sample thief):
sampler Dipakai untuk mengambil sampel bahan padat dari
wadah yang dalam.

Three zones powder sampler:


Untuk mengambil sampel bahan awal serbuk dalam
drum dan kantong besar → untuk pengambilan
serbuk Clopidogrel
Sendok pengambil sampel (Simple Untuk mengambil sampel bahan awal serbuk dalam
bag sampling spears) kemasan kecil.

Sekop (Scoops) Untuk mengambil sampel bahan berbentuk padat


dalam wadah-wadah kecil → untuk mengambil
PEG apabila dalam drum

Pompa penyedot sampel Untuk mengaduk dan mengambil sampel pelarut


organik dalam drum.

Sumber: POPP CPOB page 321

5. Uraikanlah peruntukan wadah sampel berikut ini!


Wadah Sampel Peruntukan

Kantong plastik Digunakan untuk sampel bahan awal padat


pemeriksaan kimiawi dan hitung mikroba

Labu Erlenmeyer bersih dan kering Digunakan untuk:


● Sampel bahan cair
● Pemeriksaan hitung mikroba, gunakan botol
yang telah disterilkan dengan cara mulut botol
ditutup dengan alu-foil dan disterilkan pada 180
°C selama 90 menit.
Bila botol yang digunakan memakai tutup dari
plastik : Setelah dicuci dan dibersihkan
kemudian gosok dengan etanol 70% dan biarkan
kering di tempat yang bersih.

Beaker glass atau botol mulut lebar Digunakan untuk sampel bahan setengah padat
seperti vaselinum, lanolinum, glukosa cair .

Wadah dengan tutup (screw top Sampel higroskopis


containers)

Sumber: POPP CPOB page. 324-325

6. Apakah sampling bahan awal diwajibkan untuk dilakukan sampling untuk 100%?
Jawab:
● Sampling untuk produk awal tidak wajib 100% karena pengambilan sampel boleh
dilakukan terhadap sebagian dari jumlah keseluruhan wadah bila telah tersedia
prosedur tervalidasi yang menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang
keliru diidentifikasi pada labelnya.
● 100% hanya untuk uji identifikasi → dilakukan untuk kebenaran zat/bahan awalnya
(organoleptis, inframerah,
Sumber: Peraturan BPOM Nomor 34 tahun 2018
Uji identifikasi dilakukan pada seluruh wadah, merujuk pada butir 7.17 - 7.18
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola dibawah ini:
a. Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan
diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun
dari wadah (umumnya dari lapisan atas).
di mana, n = 1 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
Catatan:
- apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah; dan
- untuk bisa melakukan pola n, bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang
menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada
labelnya.
b. Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama
adalah untuk pengujian identitas.
di mana, p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan ke atas
c. Pola r: jika bahan:
- diperkirakan tidak homogen; dan/atau
- diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi
Pola r dapat digunakan untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak) yang digunakan
sebagai bahan awal. di mana, r = 1,5 √N
N = jumlah wadah yang diterima/diambil sampel
r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan ke atas
Produk - produk di atas dapat dianggap homogen, bila sistem transportasi telah divalidasi,
dan bila:
● label menyebutkan nama pembuat dan nomor bets;
● diproduksi dengan cara yang memenuhi persyaratan CPOB; dan
● dipasok lengkap dengan sertifikat dari pembuat.
Dalam hal di atas, pengambilan sampel tunggal untuk pengujian dapat diterima.
Pola pengambilan n, p, dan r ditujukan untuk pengujian lengkap, sesuai WHO TRS 929,
Annex 4 WHO Guidelines for Sampling of Pharmaceutical Products and Related
Materials

Sumber: QA Implements page 36-38 point 5

7. Jelaskan perbedaan pola pengambilan sampel bahan awal dengan pola n, pola p, dan polar
serta persyaratan penerapan pengambilan sampel bahan awal dengan pola tersebut!
Jawab:
Uji identifikasi dilakukan pada seluruh wadah, merujuk pada butir 7.17 - 7.18
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola dibawah ini:
d. Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan
diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun
dari wadah (umumnya dari lapisan atas).
di mana, n = 1 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
Catatan:
- apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah; dan
- untuk bisa melakukan pola n, bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang
menjamin bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada
labelnya.
e. Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama
adalah untuk pengujian identitas.
di mana, p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan ke atas
f. Pola r: jika bahan:
- diperkirakan tidak homogen; dan/atau
- diterima dari pemasok yang belum di kualifikasi
Pola r dapat digunakan untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak) yang digunakan
sebagai bahan awal. di mana, r = 1,5 √N
N = jumlah wadah yang diterima/diambil sampel
r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan ke atas
Produk - produk di atas dapat dianggap homogen, bila sistem transportasi telah divalidasi,
dan bila:
● label menyebutkan nama pembuat dan nomor bets;
● diproduksi dengan cara yang memenuhi persyaratan CPOB; dan
● dipasok lengkap dengan sertifikat dari pembuat.
Dalam hal di atas, pengambilan sampel tunggal untuk pengujian dapat diterima.
Pola pengambilan n, p, dan r ditujukan untuk pengujian lengkap, sesuai WHO TRS 929,
Annex 4 WHO Guidelines for Sampling of Pharmaceutical Products and Related
Materials

Sumber: QA Implements page 36-38 poin 5

8. Sebuah industri farmasi menerima sampel bahan awal clopidogrel. Pemerian bahan awal
adalah serbuk putih, tidak berbau, dengan rasa pahit. Bahan awal dikemas dalam kemasan
drum. Jumlah drum berisi bahan awal clopidogrel yang diterima adalah 25 unit.
Berapakah jumlah wadah yang dibuka untuk pengambilan sampel tersebut bila diketahui
sampel homogen dan diperoleh dari pemasok yang disetujui!
Jawab:
● Pola n (karena sampel homogen dan pemasoknya sudah di kualifikasi)
n = 1 + √N
n = jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima

n = 1 + √N
= 1 + √25
=6

5.2.1.1 Masukkan sampel dari tiap wadah bahan awal ke dalam masing-masing wadah
sampel yang telah disiapkan dan bawa ke Laboratorium.
5.2.1.2 Lakukan uji pemerian dan identifikasi pada tiap sampel.
5.2.1.3 Bila hasil memenuhi persyaratan kombinasikan sampel menjadi 1 sampel untuk
analisis selanjutnya sesuai Metode Analisis bahan terkait.
9. Bagaimanakah kondisi ruangan pengambilan sampel yang dipersyaratkan untuk proses
tersebut!

Jawab:
Minimal dilakukan di dalam ruang pengambilan sampel yang setara dengan kelas
kebersihan jenis proses produksi dan dilengkapi dengan dust extractor → setara dengan
kelas E khusus. Tekanan udara di ruang pengambilan sampel lebih besar daripada di
gudang untuk mencegah kontaminan dari gudang tidak masuk ke ruang pengambilan
sampel dengan tipe cascade (karena tekanan pada salah satu sisi/di ruang pengambilan
sampel dan tekanan lebih rendah di sisi yang lain/di gudang)

10. Berdasarkan pertanyaan nomor 8, susunlah prosedur pengambilan sampel bahan awal
clopidogrel tersebut! PPOP jilid 1 → Lampiran 7.22 (p.307 = cuma prosedur
pengambilan)
Jawab:
● Bersihkan bagian penutup dan leher drum dengan kain lap pembersih.
● Buka ring penutupnya, dan letakkan terbalik di tempat yang bersih.
● Perhatikan kemasan bagian dalamnya atau kantong plastik terhadap kemungkinan
kerusakan misal segel terbuka. “inner bag” bocor. Bila kantong plastik rusak atau
bocor, segera beritahu petugas gudang untuk memindahkan isi ke dalam kantong
plastik lain menurut protap penanganan wadah bocor NO…. lakukan pengambilan
sampel pada saat dipindahkan ke kantong plastik yang lain.
● Bila tidak ada kerusakan pada kantong plastik. buka segelnya dan perhatikan keadaan
serbuk seperti bau, warna, pengotoran, bentuk kristal, penggumpalan yang disebabkan
karena basah.
● Bila ditemukan hal seperti tersebut di atas segera tutup kembali dan catat dalam catatan
pengambilan sampel.
● Beri penandaan “DITOLAK” pada drum atau wadah tersebut.
● Ambil sampel dalam posisi diagonal menggunakan Thief-sampler/Three zones
powder sampler.
● Masukkan sampel ke dalam wadah dengan tutup (screw top containers) yang telah
disediakan.
● Tutup wadah sampel rapat-rapat.
● Tutup kembali wadah bahan awal rapat-rapat agar tidak tercemar pada penyimpanan.
● Isi keterangan pada label wadah sampel.
● Untuk wadah yang telah dibuka dan telah diambil sampelnya, tempel label “SAMPEL
TELAH DIAMBIL” pada label “KARANTINA”.
● Ulangi langkah di atas untuk drum atau wadah yang lain, setiap kali pengambilan
sampel hanya diperbolehkan untuk membuka satu drum atau wadah.
11. Susunlah daftar periksa pengambilan sampel bahan awal clopidogrel sesuai kasus no.8!
12. Buatlah label penandaan pada wadah sampel untuk bahan awal clopidogrel tersebut!
PENANDAAN WADAH SAMPEL

NAMA PERUSAHAAN Tanggal Diterima : 1 september 2023


Tanggal Daluwarsa : 1 september 2024
PT CD6 JAYA No. Bets Pemasok : S141504

CONTOH BAHAN : xxxxxxx

KODE PRODUK : CPBS1415

No. KONTROL : 001

No.WADAH : N120202 DARI N100458 WADAH

SAMPEL DIAMBIL OLEH : Clara TGL : 1 september 2023.

PENGUJIAN YANG HARUS DILAKSANAKAN :

KIMIA

MIKROBIOLOGI

13. Buatlah label penandaan pada wadah yang telah diambil sampel
NAMA PERUSAHAAN PT CD6 JAYA

SAMPEL TELAH DIAMBIL

Tanggal Petugas,
1 September 2023

-------------------------------------------
Bagian Pengawasan Mutu
LATIHAN 6: PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN PENGEMAS

Pola pengambilan sampel bahan pengemas dilakukan dengan memperhatikan beberapa


aspek penting meliputi jumlah bahan pengemas yang diterima, mutu yang dipersyaratkan,
sifat bahan (bahan pengemas primer dan atau bahan pengemas cetak), metode produksi, dan
sistem pemastian mutu di pabrik pembuat bahan pengemas berdasarkan audit. Jumlah sampel
yang diambil ditentukan secara statistik sesuai dengan metode pengambilan sampel sebagai
berikut:

● ISO 2859-1:1999, Sampling procedures for inspection by attributes — Part 1:


Sampling schemes indexed by acceptance quality limit (AQL) for lot-by-lot
inspection,

● ISO 2859-2:2020, Sampling procedures for inspection by attributes — Part 2:


Sampling plans indexed by limiting quality (LQ) for isolated lot inspection.
1. Perhatikan Lampiran 7.24 pada POPP CPOB 2012. Apakah yang dimaksud dengan tingkat
inspeksi, kode pengambilan sampel, dan inspeksi persentase yang cacat pada pola
pengambilan sampel bahan pengemas?
Tingkat Inspeksi
Tingkat inspeksi menentukan hubungan antara jumlah unit sampel dengan ukuran lot
atau bets. Tingkat inspeksi yang diberlakukan terhadap tiap kebutuhan ditetapkan oleh
Bagian Pengawasan Mutu, yaitu Inspeksi Tingkat I, Tingkat II atau Tingkat III. Kecuali
ditetapkan secara khusus, yang biasa diberlakukan adalah Inspeksi Tingkat II. Inspeksi
Tingkat I berlaku untuk kasus di mana pemeriksaan dapat dilonggarkan sedangkan
Inspeksi Tingkat III berlaku untuk kasus dimana pemeriksaan perlu diperketat

Kode Pengambilan Sampel


Jumlah unit sampel yang akan diambil ditetapkan dengan pemberian kode huruf. Tabel
1 digunakan untuk mendapatkan kode huruf terhadap ukuran lot atau bets tertentu pada
tingkat inspeksi yang ditetapkan.

Inspeksi persentase yang cacat


Untuk menentukan suatu lot atau bets dapat diterima berdasarkan inspeksi persentase
yang cacat, gunakan pola pengambilan sampel yang berlaku untuk pengambilan sampel
tunggal.
2. Sebuah industri farmasi yang memproduksi tablet clopidogrel melakukan pengambilan
sampel karton untuk bahan pengemas karton. Jumlah unit karton yang diterima dalam satu
bets adalah 50.000 unit. Pemeriksaan dilakukan terhadap parameter warna, kejelasan
tulisan, ketebalan karton, dan cacat/defect pada fisik karton. Tentukanlah:
A. Berapa jumlah unit sampel yang diambil dalam pengujian bahan pengemas tersebut,
bila diketahui nilai AQL yang diharapkan = 1,5% (minor) dan tingkat inspeksi normal!
Jawab:
Jumlah unit yang diambil = 50.000 unit
Tingkat inspeksi II (normal) → 50.000 (35.001 - 150.000) ;

B. Berapa jumlah maksimal unit yang direject dari sampel yang diambil tersebut agar bets
pengemas karton tersebut dapat diterima?
Jawab:
Kode N (Jumlah unit sampel = 500 )
AQL = 1,5% (minor) → jumlah maksimal unit yang ditolak = 15

1.3.1 PENGAMBILAN SAMPEL PRODUK ANTARA DAN PRODUK RUAHAN


Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan harus dilaksanakan selama proses
pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan.
Pengawasan yang dilakukan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses harus
dilakukan validasi. Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi
sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap produksi obat. Pengawasan
tersebut dilakukan untuk memvalidasi konsistensi kinerja proses produksi dan menganalisis
penyebab variasi karakteristik produk dalam proses. Semua parameter produk diperiksa pada
saat awal dan selama proses pengolahan atau pengemasan. Kegiatan pengawasan selama
proses, termasuk yang dilakukan dalam area produksi oleh personil produksi harus dilakukan
sesuai metode yang disetujui oleh kepala bagian Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat.
Hasil uji diluar spesifikasi (HULS) yang diperoleh selama pengujian bahan atau produk wajib
dilakukan penyelidikan menurut prosedur yang disetujui dan catatannya disimpan.

LATIHAN 7: PENGAMBILAN SAMPEL PRODUK ANTARA DAN PRODUK


RUAHAN

1. Sebuah industri farmasi menyusun rencana pengambilan sampel produk antara dan produk
ruahan pada proses produksi tablet clopidogrel yang dibuat dengan metode granulasi
basah. Cermatilah prosedur tetap pengambilan sampel produk antara, produk ruahan, dan
produk jadi pada POPP CPOB 2012 (Lampiran 6.163) dan susunlah rencana pengambilan
sampel untuk produk antara dan produk ruahan tablet clopidogrel tersebut!
Jawab:
Granul
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.1. Granul
- Setelah selesai proses pencampuran, ambil sampel dengan
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.
Tablet
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.2. Tablet dan Kapsul
- Lakukan pengambilan sampel pada bagian awal, tengah dan
akhir proses pencetakan tablet atau pengisian kapsul,
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.
Tablet salut
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.3. Tablet Salut
- Lakukan pengambilan sampel pada akhir proses
penyalutan,menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke
dalam Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.3. Pengambilan Sampel Produk Jadi
5.3.1. Beri penandaan “SAMPEL PERTINGGAL”.
5.3.2. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan buku log
sampel pertinggal.

2. Apoteker di bagian pengawasan mutu melakukan pengujian produk antara (granul) tablet
klopidogrel pada tahap lubrikasi dan pencampuran akhir. Pengambilan sampel dilakukan
pada granul yang terdapat pada drum mixer.
Jawab:
- Pengambilan sampel untuk penentuan keseragaman campuran diambil dari 10 tempat
pada mesin pencampur. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 3 x berat 1 tablet dari
masing-masing lokasi dan dianalisis keseluruhan.
- Pengambilan sampel untuk pengujian bulk density, tapped density dan kemampuan alir
granul dilakukan dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur. Jumlah sampel
yang diambil adalah 100 g dari masing-masing lokasi.

- Pengambilan sampel untuk susut pengeringan dilakukan pada bagian dasar, tengah,
dan atas alat pencampur. Jumlah sampel yang diambil adalah 5 g dari masing-masing
lokasi.

Susunlah prosedur pengujian produk antara tersebut untuk masing-masing parameter dan
persyaratannya berdasarkan ketentuan kompendia!
Keseragaman campuran
● Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
● Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD ≤ 5%.
Bulk Density
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
● jumlah sampel: 100 g dari masing-masing lokasi
Tap Density
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering
● jumlah sampel: menggunakan sampel dari bulk density
Susut Pengeringan
● Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
● Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.
Sumber: PPOP CPOB JILID 1 PAGE 524

3. Hasil evaluasi produk antara tablet klopidogrel ditunjukkan pada data di bawah ini.
Apoteker di bagian pengawasan mutu diminta untuk melakukan analisis terhadap hasil
tersebut dan menyusun catatan pengujian produk antara!
Jawab:
Hasil evaluasi produk antara (granul setelah proses lubrikasi)
1. Keseragaman campuran
Titik 1 = 100,00%
Titik 2 = 104,30%
Titik 3 = 103,43%
Titik 4 = 102,81%
Titik 5 = 103,02%
Titik 6 = 103,35%
Titik 7 = 105,06%
Titik 8 = 102,84%
Titik 9 = 103,15%
Titik 10 = 101,21%

Kriteria keberterimaan :
1. Kadar = 95% - 105%
2. RSD ≤ 5%.
RSD = 1,4322%
Kesimpulan : Hasil evaluasi produk menunjukkan hasil keseragaman campuran dari
10 titik memenuhi persyaratan rentang kadar yakni 95% - 105% dan hasil RSD sebesar
1,4322% memenuhi persyaratan kriteria keberterimaan yaitu RSD ≤ 5%.

2. Bulk density dan tapped density


Lokasi Bulk density Tapped density
(g/ml) (bj nyata) (g/ml) (bj mampat)
Atas 0,5441 0,7190
Tengah 0,5581 0,7441
Bawah 0,5573 0,7431
ρ 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
- Ratio Hausner = ρ 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎

0,7190
1. Atas = 0,5441
= 1,3214
0,7441
2. Tengah = 0,5581
= 1,333
0,7431
3. Bawah = 0,5573
= 1,333

Pustaka: USP <1174> Powder Flow


Kesimpulan: passable

- Kompresibilitas (carr’s index)


Kompresibilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Carr’s index = (ρ mampat - ρ nyata)/ρ mampat x 100%
Hasil perhitungan:
1. Atas
Carr’s index = (0,7190 - 0,5441) / 0,7190 x 100%
= 24,3255%
2. Tengah
Carr’s index = ( 0,7441 - 0,5581) / 0,7441 X 100%
= 24,9967%
3. Bawah
Carr’s index = (0,7431 - 0,5573)/0,7431 X 100%
= 25,00%
Kesimpulan: Passable

3. Susut pengeringan

Lokasi Susut pengeringan (%)

Atas 2,50

Tengah 2,56

Bawah 1,86

Loss on Drying
Analisis : Keringkan sampel pada suhu 105℃ selama 2 jam
Kriteria penerimaan : NMT 0,5% (USP 40 p.3517)
Kesimpulan : tidak memenuhi persyaratan karena nilai susut pengeringan pada tiap
lokasi lebih dari 0,5%

CATATAN PENGUJIAN PRODUK ANTARA


Pemeriksaan Dalam Proses: Pencampuran akhir dan Nama Produk:
lubrikasi clopidogrel
Ukuran Bets: Bentuk Sediaan: Tablet
Tanggal Produksi: 1 september 2023 Nomor bets: 391001
Tanggal Pengambilan Sampel: 5 september 2023 Tanggal Selesai
Pemeriksaan: 30 agustus
2023
Parameter Pengujian Persyaratan Hasil
keseragaman campuran Persyaratan rentang kadar 95% - Kadar = 95% - 105%
105% RSD = 1,4322%
Persyaratan penerimaan RSD ≤ 5%
Bulk density dan tapped Ratio Hausner
density Atas = 1,3214
Tengah = 1,333
Bawah = 1,333
USP <1174> Powder Flow Carr’s index
Atas = 24,3255%
Bawah = 24,9967%
Bawah = 25,00%
susut pengeringan Persyaratan nilai susut pengeringan Atas = 2,50%
pada tiap lokasi tidak lebih dari Tengah = 2,56%
0,5%. Bawah = 1,86%
Kesimpulan : Memenuhi/Tidak memenuhi syarat
Pemeriksa, Mengetahui, Manajer
Pengawasan Mutu

(Bu Astrid) (Pak Adit)

1.3.2 LABEL STATUS BAHAN DAN PRODUK


Label status bahan dan produk merupakan label yang menyatakan status mutu dari
suatu bahan awal/pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Label status
bahan dan produk terdiri dari beberapa kategori seperti ditampilkan pada Tabel 1. Berikut ini
merupakan contoh label karantina bahan awal dan produk, ditunjukkan pada Gambar 1.

(A) (B)
Gambar 1. Label karantina (A) Bahan Awal (B) Produk Jadi
Sementara itu, label diluluskan dan label diluluskan turunan terhadap bahan awal dan produk
jadi ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Label diluluskan dan label diluluskan turunan

Label ditolak merupakan label yang menyatakan bahwa suatu bahan dan produk tidak dapat
digunakan untuk proses lanjut. Bahan atau produk yang ditolak harus dimusnahkan sesuai
protap pemusnahan bahan atau produk. Label ditolak ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Label Ditolak

Selain label status bahan dan produk, terdapat label lain yang digunakan pada sampel yaitu
label sampel telah diambil. Label sampel telah diambil menyatakan sampel telah diambil dari
wadah bahan awal atau pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Contoh
label sampel telah diambil ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Label sampel telah diambil

Tabel 1. Label Status Bahan dan Produk


Label Karantina Label Diluluskan Label Diluluskan Label Ditolak
Turunan
Menyatakan bahwa Menyatakan bahwa Bentuk sederhana Menyatakan bahwa
suatu bahan atau bahan dan produk dari label diluluskan; suatu bahan dan
produk sedang dapat di proses lebih ditempelkan pada produk tidak dapat
dalam proses lanjut wadah bahan baku digunakan
pemeriksaan oleh atau untuk produk dan bahan pengemas untuk proses lanjut
Pengawasan Mutu jadi sudah dapat yang atau untuk produk
dan belum boleh dijual; disimpan di atas jadi tidak dapat
digunakan palet, di mana tidak dijual;
semua wadah di atas Bahan / produk yang
palet ditolak harus
tersebut diberi Label dimusnahkan sesuai
diluluskan Protap
Pemusnahan Bahan /
Produk
Bahan awal dan Disiapkan dan Disiapkan dan
bahan pengemas ditempelkan paling ditempelkan oleh
yang diterima dari sedikit pada wadah Petugas Pengawasan
pemasok dan terbawah di Mutu paling
produk jadi impor, atas palet oleh sedikit pada wadah
disiapkan dan Petugas Pengawasan yang terletak di
ditempelkan oleh Mutu; susunan terbawah
petugas gudang, Khusus untuk bahan pada palet.
paling sedikit pada aktif obat label Khusus untuk bahan
wadah terbawah di ditempelkan pada aktif obat label
atas palet; tiap wadah ditempelkan pada
Khusus untuk bahan tiap wadah
aktif obat label
ditempelkan pada
tiap wadah;
produk jadi, Label diluluskan
disiapkan dan ditempelkan di
ditempelkan oleh atasnya menutupi
Petugas Produksi label
paling sedikit pada karantina
wadah terbawah di
atas palet produk
jadi;
Berwarna kuning Berwarna hijau Berwarna merah

Produk antara atau ruahan dari suatu produk juga harus diberikan penandaan untuk
memberikan identitas terhadap produk tersebut selama proses produksi. Contoh label produk
antara/produk ruahan ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Label produk antara atau ruahan

LATIHAN 8: LABEL STATUS BAHAN DAN PRODUK

1. Apoteker di bagian pengawasan mutu industri farmasi melakukan pengujian sampel bahan
awal clopidogrel. Pengujian dilakukan sesuai prosedur operasional standar pengujian
bahan baku clopidogrel. Hasil pengujian terhadap seluruh parameter menyatakan bahwa
kualitas bahan baku clopidogrel memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, bagian pemastian
mutu menyatakan bahan baku tersebut dapat digunakan untuk proses berikutnya.
Susunlah label yang menyatakan sampel telah diambil dan status bahan awal yang
sesuai untuk kondisi tersebut!

PT CD6 JAYA
BAGIAN PEMASTIAN MUTU/BAGIAN PENGAWASAN MUTU
SAMPEL YANG TELAH DIAMBIL
Nama bahan / Produk*) : Klopidogrel

No. Bets/ No. Wadah : 391001 dari:

Tanggal pengambilan contoh : 1 september 2023

Sampel Diambil Oleh : Clara

*) coret yang tidak perlu

PT CD6 JAYA
BAGIAN PEMASTIAN MUTU/BAGIAN PENGAWASAN MUTU

DILULUSKAN

Nama Bahan/produk*) clopidogrel

No bets 391001

Tanggal kadaluarsa 7 september 2024

Tanggal uji ulang Bahan 01 september 2023

Tanggal diluluskan 07 september 2023

Petugas berwenang Clara

*) coret yang tidak perlu

2. Apoteker di bagian produksi sebuah industri farmasi melakukan verifikasi proses


granulasi dan pengeringan ada proses produksi sediaan tablet clopidogrel. Granul yang
telah dikeringkan kemudian disimpan untuk berikutnya dicampur dengan fase eksternal
sebelum proses kompresi tablet. Granul tersebut disimpan di dalam wadah drum kedap
udara dan diberikan label yang sesuai. Susunlah label penandaan yang sesuai pada wadah
granul tersebut!
2.2 PERSYARATAN PENGUJIAN
Bagian pengawasan mutu harus memastikan bahwa bahan awal dan bahan pengemas
yang akan digunakan untuk proses produksi telah diuji kesesuaiannya terhadap spesifikasi
untuk identitas, kekuatan, kemurnian, dan parameter mutu lainnya. Parameter pengujian
tertentu untuk bahan awal yang telah disetujui pada saat pemberian izin edar dapat dikurangi
bila hasil tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi syarat minimal pada 20 bets yang
berbeda yang diterima berurutan dari pemasok (pabrik pembuat yang sama), mempunyai
GMP certificate dari otoritas negara terkait dan memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut:
a. dapat dipastikan dan diketahui pabrik pembuatnya (bukan distributor atau broker) dan ada
jaminan dari distributor atau broker yang menyatakan bahwa bahan awal dan CoA berasal
dari pabrik pembuat tersebut;
b. pabrik pembuat sudah diaudit secara rutin oleh industri pengguna atau organisasi
profesional dalam bidang mutu dan memenuhi syarat GMP; dan
c. untuk Eropa, juga certificate of suitability untuk bahan awal terkait yang diterbitkan oleh
badan otoritas negara terkait dari pabrik pembuat,
namun minimal 1 kali setahun hendaklah dilakukan uji lengkap. Bila terjadi kegagalan
pemenuhan spesifikai dilakukan pengujian lengkap tiap bets bahan hingga diperoleh
keyakinan terhadap pemasok melalui pengkajian tren hasil parameter uji.
Pengujian produk jadi dilakukan pada setiap bets produk atas kesesuaian terhadap
spesifikasinya sebelum diluluskan. Produk jadi yang tidak memenuhi spesifikasi dan kriteria
mutu yang ditetapkan harus ditolak. Pengolahan ulang dapat dilakukan, apabila laik, namun
produk hasil pengolahan ulang hendaklah memenuhi semua spesifikasi dan kriteria mutu lain
yang ditetapkan sebelum diluluskan untuk distribusi. Pengujian produk antara atau produk
ruahan dan persetujuan untuk pemeriksaan setelah produksi kritis atau produk tersimpan lama
dapat dilakukan secara pararel
dengan proses pengemasan asalkan proses tersebut sudah divalidasi termasuk lama
penyimpanan produk ruahan. Parameter pengujian tertentu untuk produk jadi yang telah
disetujui pada saat pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang
diuji telah memenuhi syarat, minimal 10 bets yang diproduksi berurutan dan memenuhi
kriteria berikut ini:
a. proses pembuatan sudah divalidasi;
b. uji stabilitas memenuhi syarat;
c. telah dilakukan pengkajian mutu produk; dan
d. telah dilakukan analisis risiko

LATIHAN 9: PERSYARATAN PENGUJIAN

1. Parameter pengujian apakah yang tidak boleh dikurangi pada pengujian bahan awal
menurut ketentuan CPOB?
jawab:
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi adalah:
a) Pemerian;
b) Susut pengeringan atau kadar air, bila ada;
c) Identifikasi sesuai dengan monografinya; dan
d) Penetapan kadar / potensi untuk bahan aktif obat.
Sumber: PPOP CPOB JILID 1 PAGE 277

2. Parameter pengujian apakah yang tidak boleh dikurangi pada pengujian produk jadi
menurut ketentuan CPOB?
jawab:
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi (berdasarkan analisis risiko yang
dilakukan oleh masing-masing industri) adalah:
a. pemerian;
b. uji disolusi (untuk tablet, kapsul dan serbuk);
c. kadar bahan aktif obat; dan
d. uji sterilitas (untuk produk steril);
namun minimal 1 kali setahun hendaklah tetap dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets produk jadi hingga diperoleh keyakinan terhadap proses
produksi melalui pengkajian tren hasil parameter uji.
Sumber: POPP CPOB JILID 1 PAGE 277

3. Susunlah spesifikasi bahan awal clopidogrel yang digunakan dalam produksi tablet
clopidogrel!
SPESIFIKASI BAHAN AWAL

PT CD 6 JAYA Spesifikasi Halaman 1 dari 1


Klopidogrel
GKL2312701215A1
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
Eleanor Margaretha Pak Adit Bu Astrid No. 001
R Tanggal : 08 Tanggal : 08 September Tanggal : 08 September
Tanggal : 01 September 2024 2023
September 2023 2023
Nama Pabrik Pembuat dan/atau Pemasok yang disetujui: Merck

No. Kode dari Pabrik Pembuat dan/ atau pemasok: PHR1431-1G

Pemerian Serbuk berwarna putih sampai hampir putih

Kelarutan Praktis tidak larut dalam pH netral, larut dalam pH =


1

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti Klopidogrel
Bisulfat BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
C. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum

Tetapan fisis
● Rumus molekul: C16H16ClNO2S
● Berat molekul: 321,82 g/mol
● Titik leleh: 175°C
● Kelarutan dalam air: 0,041 mg/mL
● Kelarutan dalam etanol: 11,5 mg/mL
● Kelarutan dalam asetonitril: 24,8 mg/mL
● Kelarutan dalam metanol: 53,4 mg/mL
● Kelarutan dalam asam asetat: 100 mg/mL

(drugbank)

Kemurnian ≥ 98% (HPLC)

Batas Kadar/potensi Tablet Clopidogrel mengandung clopidogrel bisulfate,


setara dengan clopidogrel, C16H16ClNO2S, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Spesifikasi Lain ● Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%
● Cemaran : Tidak lebih dari 0,1%

Frekuensi Pengujian Ulang Disesuaikan dengan ICH guidelines (EMEA) →


berdasarkan ICH pengujian ulang dilakukan dalam
periode 2 tahun
Uji spesifik Loss on Drying
Analisis : Keringkan sampel pada suhu 105 ℃
selama 2 jam
Kriteria penerimaan : NMT 0,5%
(USP 40 p.3517)
Kondisi Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, pada suhu terkendali

4. Susunlah spesifikasi bahan pengemas primer tablet clopidogrel yang digunakan dalam
produksi tablet clopidogrel!

SPESIFIKASI TABLET CLOPIDOGREL

PT CD6 JAYA Spesifikasi No. 002


TABLET CLOPIDOGREL Tanggal Berlaku :
GKL2312701215A1 08 September 2023

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti


Amelia Pebrianti K Pak Adit Bu Astrid No. 001
Tanggal : 01 Tanggal : 08 Tanggal : 08 Tanggal : 08
September 2023 September 2023 September 2023 September 2023
Nama Pabrik Pembuat dan/atau Pemasok yang disetujui: SunPro™ Group of Companies
No. Kode dari Pabrik Pembuat dan/ atau pemasok:
Bahan aluminium foil, PVC/PVDC

Ukuran (ketebalan) 0,02-0,25 mm

Deskripsi PVC(Polyvinyl chloride) and PVDC


(polyvinylidene chloride) digunakan untuk
melindungi produk dari Oksigen dan bau,
kelembapan, transmisi uap air,
kontaminasi dan bakteri.
Persyaratan Kimiawi Clopidogrel bisulfat adalah senyawa
kristalin yang larut dalam aseton, etanol,
metanol, dan asam asetat glasial. Rumus
molekulnya adalah
C16H16ClNO2S.H2SO4 dan berat
molekulnya adalah 419.9 g/mol.
struktur kimia:

Persyaratan Fisis -

Penggunaan Menurunkan kejadian aterosklerotik (infark


miokardia, stroke, dan kematian vaskuler)
pada pasien dengan riwayat aterosklerosis
yang ditandai dengan serangan stroke yang
baru terjadi, infark miokardia yang baru
terjadi atau penyakit arteri perifer yang
menetap.
(PIONAS)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan pada suhu


ruang terkendali (FI VI P. 902 Tapi dalam
bentuk clopidogrel bisulfat)
Kemasan kemasan primer: strip
kemasan sekunder: kardus
Bentuk/Gambar kemasan primer

kemasan sekunder

5. Susunlah spesifikasi produk jadi tablet clopidogrel yang direncanakan sesuai


kompendium dan pedoman regulasi lainnya!

SPESIFIKASI TABLET CLOPIDOGREL

PT CD6 JAYA SPESIFIKASI No. 003.


TABLET CLOPIDOGREL
GKL2312701215A1 Tanggal berlaku :
08 September 2023.
Departemen Seksi
Pengawasan Pengawasan Mutu..
Mutu
Disusun oleh : Chintia Diperiksa oleh L Disetujui oleh Mengganti
Goutama Pak Adit Bu Astrid No. 003
Tanggal : 01 September Tanggal : 08 Tanggal : 08
2023 September 2023 september 2023 .
Bentuk Sediaan Tablet
Karakteristik Fisik dan Kimia:
Pemerian Tablet putih, tidak berbau

Bobot Tablet 200 mg ± 7,5%

Dimensi Tablet 8,5 mm x 4 mm (75 mg)

Kadar Bahan Aktif tiap Tablet Clopidogrel mengandung clopidogrel bisulfate, setara
Tablet dengan clopidogrel, C16H16ClNO2S, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kekerasan Kekerasan pertablet minimal 4 kg

Kerapuhan Bobot tablet yang hilang tidak boleh lebih dari 1%

Waktu Hancur Tidak lebih dari 15 menit

Disolusi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari jumlah yang
tertera pada etiket
Kadar air atau susut Tidak lebih dari 0,5%
pengeringan
(diisikan karakteristik - cemaran organik
yang lain bila ada)

- Moisture content : Tidak lebih dari 0,5%; lakukan


pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam

Spesifikasi Lain
Stabilitas Clopidogrel memiliki sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap
air dari udara. Hal ini dapat menyebabkan tablet menjadi
lengket, pecah, atau berubah warna
(PIONAS)
Kemasan dan - Golongan obat : obat keras
Penandaan - Peringatan : hentikan 7 hari sebelum operasi elektif
apabila efek antiplatelet tidak diinginkan, pasien berisiko
mengalami peningkatan perdarahan, hati-hati pada
pasien dengan perdarahan atau kelainan trombosit,
hati-hati pada pasien dengan fibrilasi atrium, risiko
perdarahan pada pasien yang menerima clopidogrel plus
aspirin
Kondisi Penyimpanan - Simpan di tempat yang sejuk dan kering jauh dari
jangkauan anak-anak (MIMS)
- Simpan dalam wadah tertutup baik dan pada suhu ruang
terkendali (FI VI p.902)
Masa Simpan 3 tahun

2.3 PENGUJIAN PRODUK JADI


Pengawasan mutu produk jadi dilakukan pada sarana dan prasarana yang memadai,
personil yang terlatih, dan prosedur yang disetujui. Kegiatan pengemasan berfungsi
untuk membagi dan mengemas produk ruahan menjadi produk jadi. Setiap bets
produk jadi, dilakukan pengujian atas kesesuaian terhadap spesifikasi produk akhir
sebelum produk tersebut diluluskan. Produk jadi yang tidak memenuhi spesifikasi dan
kriteria mutu lain yang ditetapkan diberikan status ditolak. Pengolahan ulang dapat
dilakukan, apabila laik, namun produk hasil pengolahan ulang hendaklah memenuhi
semua spesifikasi dan kriteria mutu lain yang ditetapkan sebelum diluluskan untuk
distribusi. Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian pemastian mutu, produk
tersebut dipindahkan dari ruang karantina ke gudang produk jadi

LATIHAN 10: PENGUJIAN PRODUK JADI


1. Susunlah prosedur pengujian produk jadi clopidogrel berdasarkan kompendia dan
regulasi yang berlaku, kemudian tetapkan spesifikasi untuk masing-masing kriteria
pengujian!
Jawab:
a. Keseragaman sediaan
Uji keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk semua bentuk sediaan yang
tidak memenuhi kondisi di atas pada uji keragaman bobot. Jika dipersyaratkan
uji keseragaman kandungan, industri dapat memenuhi persyaratan ini dengan
melakukan uji keragaman bobot jika simpangan baku relatif (SBR) kadar dari
zat aktif pada sediaan akhir tidak lebih dari 2%. Ambil tidak kurang dari 30
satuan dan lakukan seperti berikut untuk bentuk sediaan yang dimaksud.
Untuk sediaan padat, ditetapkan kadar masing-masing 10 satuan menggunakan
metode analisis yang sesuai. Hitung nilai penerimaan (NP) seperti rumus pada
keragaman bobot.

Kriteria :
Untuk sediaan padat dan cair.
Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai penerimaan 10 unit sediaan
pertama tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai penerimaan lebih
besar dari L1%, lakukan pengujian pada 20 unit sediaan tambahan, dan hitung
nilai penerimaan. Memenuhi syarat jika nilai penerimaan akhir dari 30 unit
sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unit pun kurang
dari [1-(0,01)(L2)] M atau tidak satu unit pun lebih dari [1+(0,01)(L2)] M
seperti yang tertera pada Perhitungan nilai penerimaan dalam keseragaman
kandungan atau keragaman bobot. Kecuali dinyatakan lain, L1 adalah 15,0
dan L2 adalah 25,0.
Sumber : Farmakope Indonesia VI <911> Keseragaman Sediaan. Halaman
2025 - 2027.
b. Keseragaman ukuran tablet
Keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur tebal dan diameter
masing-masing tablet menggunakan jangka sorong.

c. Waktu hancur tablet


Prosedur pengujian:
Tablet lepas tunda atau tablet salut enterik
Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang, bila tablet
mempunyai salut gula yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada
suhu kamar selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat,
gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37 ± 2o sebagai media. Setelah
alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
tablet tidak hancur, retak, atau menjadi lunak. Jalankan alat, gunakan cairan
usus buatan LP bersuhu 37 ± 2o sebagai media, selama jangka waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi. Angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16
dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna
Minimal 18 tablet (6 tablet untuk pengujian awal, 12 tablet untuk pengujian
ulang)
Persyaratan : Tidak lebih dari 15 menit
Sumber : Farmakope Indonesia VI <1251> Waktu Hancur. Hal 2119 - 2120.

d. Kekerasan
Prosedur pengujian :
1. Tempatkan tablet pada ujung alat (wadah sampel) dengan posisi tablet
mendatar dan skala alat menunjukkan angka nol.
2. Tekan tombol START untuk memulai pengujian sampai tablet retak
atau pecah.
3. Baca dan catat hasil uji kekerasan masing-masing tablet yang tertera
pada alat, lakukan pengujian sebanyak minimal 6 tablet.
Persyaratan : Kekerasan minimal sekitar 4 kg/cm3. Pada umumnya tablet
dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg. K
Sumber : USP <1217> Tablet Breaking Force

e. Friabilitas atau kerapuhan


Untuk tablet dengan berat satuan sama dengan atau kurang dari 650 mg, ambil
sampel tablet utuh yang sedekat mungkin dengan 6,5 g. Untuk tablet dengan
berat satuan lebih dari 650 mg, ambil sampel 10 tablet utuh. Tablet harus
dibersihkan dengan hati-hati sebelum pengujian. Timbang sampel tablet
dengan cermat, dan letakkan tablet di dalam drum. Putar drum 100 kali, dan
keluarkan tablet. Bersihkan debu lepas dari tablet seperti sebelumnya, dan
timbang dengan akurat.
Prosedur kerja :
1. Bersihkan tablet satu persatu dari debu menggunakan sikat halus.
2. Timbang seluruh tablet menggunakan timbangan (jumlah sampel tablet
disesuaikan dengan bobot per tabletnya lihat di USP)
3. Masukkan seluruh tablet ke dalam alat uji Friability Tester.
4. Nyalakan alat uji pada 25 rpm selama 4 menit.
5. Timbang kembali sejumlah tablet yang dimasukkan ke dalam
masing-masing alat dengan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan
kuas secara halus.
6. Hitunglah selisih bobot tablet dan nyatakan dalam % friabilitas dengan
rumus berikut :
% Friabilitas = Wa - Wb/Wa x 100%
Wa = bobot awal tablet
Wb = bobot akhir tablet
Persyaratan: Bobot tablet yang hilang tidak boleh lebih dari 1%
Sumber : USP <1216> Tablet Friability

f. Disolusi
Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% dari jumlah yang
tertera pada etiket

Anda mungkin juga menyukai