Anda di halaman 1dari 15

CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

BAB – 2

LAS (WELDING)

Teknik pengelasan pada saat ini telah berkembang sedemikian


pesatnya, sehingga hapir sebagian bangunan kapal yang dibangun
dalam dua dasa warsa terakhir ini, menggunakan Las di dalam
penyambungan antar bagian dari kapal-kapal tersebut.

Penggunaan Las secara meluas ini disebabkan karena berbagai


keuntungan yang diperoleh antara lain :

1. Pengurangan bobot yang disebabkan karena tidak adanya


himpitan atau tindihan-tindihan ujung-ujung pelat, pelat-pelat
pengisian, kampuh bilah tunggal maupun ganda, kepala-kepala
paku keling dan lain sebagainya. Dengan demikian pengurangan
bobot ini menyebabkan kurangnya jumlah meteri yang dipakai
juga meningkatkan daya angkut kapal tersebut. Pengurangan
bobot ini berkisar antara 15 – 20%.

2. Sambungan Las mempunyai kekuatan yang hampir sama dengan


kekuatan bagian-bagian yang dihubungkan. Dengan demikian jelas
sambungan dengan metode Las lebih kuat dari sambungan
keeling.

3. Sambungan Las lebih kedap air dan kedap minyak dibandingkan


dengan sambungan keling, karena sambungan Las itu lebih rapat.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

4. Hambatan air lebih kecil, karena permukaan sambungan dengan


metode Las lebih rata dan licin.

5. Sambungan Las bebas dari pengaruh getaran kapal karena teguh


dan kokohnya konstruksi bangunan.

6. Konstruksi jadi lebih sederhana dan serasi.

Kerugian sambungan Las adalah sebagai berikut :

 Terjadinya perubahan bentuk yang disebabkan karena terjadinya


tegangan kerut didalam bahan. Hal ini dapat diatasi dengan alat
pencegah retak.
 Sambungan Las mutunya sulit dinilai secara sederhana. Masalah
ini dapat diatasi dengan penggunaan alat-alat yang modern.

Pemeriksaan Sambungan Las.

Sambungan Las dapat diperiksa dengan cara-cara sebagai


berikut :

1. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran luar.


2. Memotong hubungan Las.
3. Melakukan pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan
sinar X atau simar Gamma.
4. Menggunakan gelombang elektromagnetik.
5. Menggunakan getaran-getaran yang berfrekwensi tinggi
(gelombang ultrasonic)
6. Memeriksa kekedapan airnya.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Pemeriksaan luar umumnya menyangkut apakah ada


penyimpangan-penyimpangan yang tampak, seperti :

Apakah ada keretakan didalam Las atau didaerah sekitarnya,

Apakah rigi-rigi Las terlalu dalam,

Apakah jalur Las terisi penuh atau tidak,

Apakah terjadi liang-liang renik diantaranya dan lain sebagainya.

Pemeriksaan dengan cara pemotongan sambungan Las hanya


dilakukan jika tidak ada lagi cara lain yang bisa dilakukan untuk
memeriksa sambungan tersebut. Pemotongan sambungan Las
biasanya dilakukan dengan menggunakan Pahat peneumatik atau
dengan cara mengebor, kemudian bagian yang telah dipotong
diperiksa permukaannya dengan memakai kaca pembesar.

Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X atau sinar Gamma,


maksudnya untuk meneliti sambungan Las tersebut, apakah
terdapat keretakan, apakah jalur-jalur Las terisi penuh, apakah
terdapat gelembung-gelembung udara atau liang-liang renik.

Didalam pemeriksaan ini para pemeriksa harus dilindungi dari


pengaruh radiasi atau radioaktif yang cukup besar dari sinar-sinar
tersebut. Dilaksanakan dengan penggunakan pesawat sinar gamma
dengan sumber emisi radiasi yang minimal. Biasanya pemeriksaan
dengan sinar gamma menggunakan isotope-isotope radioaktif yang
ditempatkan didalam tabung jinjingan yang dilapisi timah hitam.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Jika hendak digunakan, tombol pengaturnya diputar 180⁰ sehingga


sumber radiasi mengarah keatas logam yang sedang diperiksa itu.
Pancaran sinar ini memberikan foto bagian-bagian logam yang
sedang diperiksa.

Namun pemeriksaan sambungan Las dengan menggunakan sinar X


dan sinar Gamma ini dilakukan tidak pada seluruh sambungan Las,
sehingga apabila terjadi cacat atau keretakan pada bagian yang
kebetulan tidak diperiksa, tidak dapat diketahui.

Pemeriksaan sambungan Las dengan menggunakan getaran elektro


magnetik dilakukan untuk seluruh sambungan Las. Cacat atau
keretakan yang dijumpai dalam penelitian, diperiksa memakai sinar
X untuk memastikan sifat dan ukuran cacat tersebut. Pesawat
pemeriksa cacat ini disebut defectoscope dan dapat menunjukkan
cacat atau keretakan didalam sambungan Las pada bagian yang
tebalnya 5 sd 30 mm.

Pesawat ini terdiri dari sebuah antena, penguat dan stabilator


tegangan. Kepala antena mengandung kutub electromagnet dan
elemen pembeda induktip, elemen inilah yang merupakan sumber
tegangan yang bekerja karena adanya simpangan medan magnet
sewaktu kepala antena digerakkan diatas tempat yang cacat.
Isyarat ini diubah menjadi isyarat cahaya yang tampak didalam
lampu indicator.

Pemeriksaan sambungan Las dengan menggunakan getaran-geteran


ultrasonic diperuntukkan bagi pemeriksaan logam yang tebalnya
lebih dari 30 mm. Pemeriksaan ini juga sekaligus memeriksa
besarnya hambatan yang terjadi.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Metode-metode pengelasan

Mengelas adalah Cara penyambungan pelat besi atau baja dengan


menguhungkan tepi-tepi pelat tersebut, setelah terlebih dahulu
tepi pelat tersebut dileburkan (dicairkan). Pada metode Las ada
2(dua) prinsip dasar yaitu :

 Mengelas dengan memanaskan (meleburkan) logam-logam yang


akan di Las sampai diatas titik cairnya, kemudian tepi-tepinya
dihubungkan satu sama lain (fusion welding).
 Mengelas dengan tekanan adalah dengan dengan cara
memanaskan bahan yang akan disambung sampai beberapa
derajat dibawah titik cairnya, kemudian dengan tekanan pula
kedua logam tersebut disambungkan (pressure welding)

Didalam pengelasan dengan metode pertama, kita mengenal 3(tiga)


cara yang biasanya dipakai yaitu :

1. Las Busur Listrik (Electric arc welding).


2. Las Gas (Gas welding).
3. Las Termit (Thermit welding).

Ad. Las busur listrik (Electric arc welding),

Las busur listrik dapat dikerjakan dengan tangan atau dengan


mesin. Arus listrik diperoleh dari dynamo tersendiri atau melalui
transformator, dimana jenis jepitan yang satu dihubungkan dengan
benda yang di Las, sedang jepitan yang lain dengan tang las yang
menjepit elektroda yang panjangnya kira-kira 40 cm dan tebalnya
beberapa millimeter.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Bagian penjepit dari tang ini harus benar-benar terisolasi agar


bebas dari arus listrik. Bila pengelasan dilakukan, juru las harus
memakai perisai dengan kaca pelindung yang gelap, sebab cahaya
yang keluar dari nyala api dapat merusak mata dan kulit. Pada waktu
mengelas, juru las menekan batang elektroda pada benda las dengan
demikian akan terjadi hubungan pendek. Dengan mengangkat
elektroda beberapa millimeter, maka akan terjadi busur nyala api
dengan suhu yang sangat tinggi sekali (5000⁰C). Pada saat elektroda
mulai mencair, demikian pula dengan benda las, sehingga terjadilah
sambungan sambungan las. Pada waktu pengelasan elektroda
digerakkan kedepan dengan kecepatan yang konstan mengikuti
sumbu las atau dapat juga digerakkan bolak-balik tegak lurus sumbu
las, agar terjadilah suatu ikatan yang kuat antara bahan yang
mencair tersebut dengan benda las. Baik buruknya pengelasan yang
dibuat, sangat tergantung dari bahan elektroda yang digunakan dan
keterampilan juru las. Umumnya elektroda tersebut terbuat dari
baja yang dilapisi dengan lapisan khusus yang dapat mengikat
oksigen dan nitrogen, agar persenyawaan itu dapat melamakan
bahan tersebut menjadi dingin. Salah satu mesin las otomatis yang
menggunakan prinsip nyala api listrik ialah mesin las “Lincolnweld”.
Mesin bergerak secara otomatis, maju sepanjang sambungan yang
akan dilas, dimana elekrtoda yang digunakan digulung pada tromol
dan keluar secara otomatis pula. Proses pengelasan ini tertutup
terhadap udara sekitarnya dan tidak akan Nampak bunga-bunga api
seperti pada pengelasan dengan Las busur nyala api. Mesin las ini
digunakan untuk mengelas pelat-pelat yang rata dan panjang. Hasil
pekerjaan dengan mesin las akan sangat rata dan halus.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Ad. Las gas (Gas welding)

Penggunaan Las gas sangat terbatas dalam bagunan kapal. Umumnya


las gas banyak dipergunakan untuk pipa-pipa bertekanan tinggi.

Las gas ini sangat berguna sebagai alat reparasi untuk mengelas
lembar-lembar logam yang tipis, yang hanya membutuhkan panas
rendah, dan kerena ringannya alat ini dapat dipindahkan dengan
mudah.

Jenis gas yang paling banyak digunakan ialah oksigen dan acetylene.
Kedua jenis gas ini ditempatkan didalam tabung silinder terpisah
(oksigen dengan tekanan kira-kira 2000 lbs psi dan acetylene yang
dilarutkan dalam aceton dengan tekanan kira-kira 250 lbs psi).

Masing-masing botol dilengkapi dengan pengatur tekanan untuk


mengatur penurunan tekanan dari masing-masing botol sampai pada
batas tekanan kerja. (alat ini terdiri dari kran dan manometer).

Ad. Las Termit (Thermit welding)

Las termit ialah suatu metode pengelasan memanfaatkan reaksi


antara serbuk aluminium dengan besi oksida pada baja cair pada
temperature hampir 5000⁰F. Las termit banyak digunakan untuk
mengelas atau memperbaiki benda tuang atau tempa yang besar.
Dalam bangunan kapal terbatas pada pengelasan atau reparasi
bingkai baling-baling. Umumnya bingkai baling-baling begitu besar
dan berat, sehingga jarang sekali ada pabrik yang sanggup membuat
bingkai baling-baling besar itu. Untuk itu bingkai baling-baling
tersebut dibagi dalam seksi-seksi yang dikerjakan oleh beberapa
pabrik pengecoran, kemudian dengan las termit bagian-bagian
tersebut dihubungkan satu sama lain digalangan kapal.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Mengelas dengan Tekanan.

Las dengan tekanan yang banyak dipakai didalam pembuatan kapal


ialah apa yang disebut sebagai Stud welding. Didalam bangunan
kapal stud welding dipakai untuk mengelas baut papan geladak,
memasang dan memperkuat wilah keringat, mengelas semua lapisan
penyekat, menguatkan pelat-pelat penutup dan lain sebagainya.

Dari pelbagai macam bentuk sambungan las yang biasanya dipakai


didalam bangunan kapal, dapat diketahui beberapa yang terpenting,
antara lain :

 Sambungan las I .
Sambungan ini digunakan untuk menyambung pelat-pelat yang
tipis (1 sd 3 mm) seperti cerobong angin, sekat-sekat tipis pada
bangunan atas dan lain-lain.

 Sambungan las V.
Pada sambungan ini ujung-ujung pelat dibuat sedemikian rupa
sehingga berbentuk sudut 60⁰ - 90⁰ tetapi umumnya sudut
tersebut 70⁰. Penyerongan ujung-ujung pelat tidak meliputi
seluruh tebal pelat, tetapi masih tersisa sebagian kecil beberapa
milimeter untuk menahan cairan las. Las V banyak digunakan
untuk pelat-pelat rumah geladak, pelat-pelat geladak, sekat
kedap air dan minyak.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

 Sambungan las X.
Sambungan las X sering disebut sambungan V ganda dari kedua
sisi. Sambungan ini biasanya dipakai untuk pelat-pelat yang cukup
tebal dimana pengelasan dilakukan pada kedua sisi, seperti pada
kulit kapal, lunas tegak, penumpu pada dasar berganda.

 Sambungan las U.
Mirip dengan las V tetapi bentuknya agak melengkung, dipakai
untuk pengelasan sambungan-sambungan yang berkualitas tinggi.

 Sambungan las sudut/siku.


Sambungan las ini dipakai untuk menyambung pelat-pelat yang
berdiri tegak lurus satu sama lain, dimana pengelasan dilakukan
pada kedua sisi. Las ini banyak dipakai dalam sambungan antara
lunas tegak dengan lunas datar, pelat lutut/siku/bracket dan
lain-lain.

 Sambungan las dengan sudut berlompatan.


Sambungan las ini digunakan pada kedua sisi secara terputus dan
berselang-seling. Banyak dipakai pada penguat dinding-dinding
kedap air, sambungan antara gading-gading dengan kulit kapal,
balok geladak dengan pelat geladak, dan lian-lain.

Sebagai modifikasi dan variasi dari berbagai bentuk sambungan


yang disebutkan diatas, terdapat berbagai bentuk seperti : Bentuk
tirus tunggal, tirus ganda, U ganda, J tunggal maupun J ganda.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Tipe-tipe sambungan Las.

Didalam konstruksi bangunan kapal dari baja, sambungan Las pada


dasarnya dibagi dalam : Sambungan tumpul, Sambungan T,
Sambungan sudut, dan Sambungan tumpang (tindih).

Sebagai perkembangan dari sambungan dasar tersebut diatas,


terjadilah beberapa tipe sambungan seperti Sambungan silang,
Sambungan dengan penguat dan Sambungan sisi.

Didalam praktek tipe Sambungan tumpul adalah tipe sambungan


yang paling tepat guna. Sambungan tumpul dapat dilakukan dengan
penetrasi penuh maupun dengan penetrasi sebagian.

Penetrasi penuh dapat dibagi lagi atas penetrasi penuh tanpa pelat
pembantu maupun dengan pelat pembantu, baik sebagai pelat yang
turut menjadi bagian dari konstruksi, maupun pelat pembantu yang
hanya berfungsi sebagai penolong pada waktu proses pengelasan.

Bentuk alur dalam sambungan tumpul, sangat mempengaruhi


ketepat-gunaan pekerjaan, ketepat-gunaan sambungan dan jaminan
sambungan. Karena itu pemilihan bentuk alur menjadi sangat
penting.

Sambungan T dan sambungan silang, secara garis besar dibagi dalam


dua jenis yaitu jenis las dengan alur dan jenis las dengan sudut.

Dalam bentuk sambungan sudut dapat terjadi penyusutan dalam


arah tebal pelat sehingga dapat menyebabkan terjadinya retak
ishlil. Hal ini dapat dihindari dengan membuat alur pada pelat tegak.

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Sambungan tumpang daya gunanya rendah sehingga jarang sekali


dipakai, tetapi jika dipakai biasanya dilaksanakan dengan las sudut
dan las isi.

Sambungan sisi dibagi dalam sambungan las dengan alur dan


sambungan las ujung.

Jenis-jenis sambungan Las Dasar

Sambungan T Sambungan Silang


Sambungan Tumpul

Sambungan Sudut Sambungan dengan penguat Sambungan sisi

Sambungan Tumpang

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Sambungan Las Tumpul

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Las sambungan T

Sambungan Tumpang

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Macam-macam sambungan sudut

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar


CONTROL TRIM, STABILITY AND STRESS (ANT-II)

Las pada sambungan sisi

Las pada sambungan dengan penguat

Created by, Capt. Hyronimus A Taneh, M.M.Tr, M.Mar

Anda mungkin juga menyukai