Anda di halaman 1dari 1

Renungan

Oleh: -Rr. Manda Andrian, S.Si-

Menghitung Berkat Tuhan

Setelah membebaskan diri


Dari masa mendatang dan masa silam,
Aku memeluk masa sekarang,
Mereguk hidup apa adanya saat ini,
Sebab hidup abadi adalah
Di sini dan kini.
(Anthony de Mello)

Sepenggal sajak tulisan Anthony de Mello di atas mengingatkan kita akan dimensi waktu yang akan selalu
kita hadapi, yaitu masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Kita baru saja memulai lembaran baru di tahun 2011
ini dan tentunya ada banyak hal yang kita harapkan lebih baik dari tahun-tahun kemarin. Tahun ini GKJ Nehemia
juga sudah berusia lima windu atau empat puluh tahun! Usia yang sudah cukup dewasa untuk ukuran manusia. Jika
kita mengacu pada filsafat timur, usia tua adalah lambang kebijaksanaan seseorang. Bagaimana dengan dengan GKJ
Nehemia (baca:jemaat)? Betulkah kita benar-benar telah menjadi bijak?
Lima windu adalah rentang waktu yang cukup panjang dan selama itu tentu ada banyak suka duka yang
telah kita lewati, ada banyak keberhasilan dan kegagalan yang harus kita hadapi, dan ada banyak yang datang dan
pergi mewarnai kehidupan berjemaat. Tapi apakah kita akan terus terbuai dengan lamunan masa lalu kita? Apakah
kita akan terus hidup di masa lampau? Tentu tidak. Kita harus belajar dari kegagalan masa lalu dan berusaha lebih
baik di masa sekarang, namun di lain pihak kita juga harus mengucap syukur untuk hari kemarin. Oleh sebab itu
dalam kitab Mazmur 90:12, pemazmur mengatakan: Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga
kami beroleh hati yang bijaksana.
Saat ini kita hidup di tahun 2011 dan di usia lima windu (40 tahun). Saat ini adalah saat untuk hidup dan
berkarya. Konsekuensi menjadi jemaat yang dewasa adalah semakin dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan
melalui darma bakti kita kepada sesama dan setiap orang yang membutuhkan. Konsekuensi lain adalah
meningkatkan kualitas pelayanan (Pendeta, Majelis, Komisi-komisi, dll) sehingga gereja dapat menjadi media bagi
kemuliaan nama Tuhan. Lakukan apa yang bisa kita lakukan saat ini dengan sepenuh hati, tanpa mengingat-ingat
masa lalu, tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan apapun, sebab hidup adalah di sini dan kini.

Anda mungkin juga menyukai