PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Strata -1
Program Studi Teknik Lingkungan
Peminatan Konservasi Lingkungan
Disusun Oleh :
MUHAMAD TAJUDIN
18250911
Oleh:
MUHAMAD TAJUDIN
NIM 18250911
Mengetahui,
Kepala Pogram Studi Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Yogyakarta
PERNYATAAN
NIM : 18250911
(Muhamad Tajudin)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia
yang diberikan-Nya sehingga penulisan proposal skripsi ini dapat diselesaikan
dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) Institut Teknologi
Yogyakarta dengan judul “KAJIAN KETERSEDIAN DAN KEBUTUHAN
RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP INDEKS KENYAMANAN DI KOTA
PANGKAL PINANG”
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak mungkin terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak
selama penyusunan proposal skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Ir. Warsiyah, M.Sc., selaku selaku dosen pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu dalam membantu penyusunan proposal
skripsi ini.
2. Dra. Hj. Lily Handayani, M.Si. selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah meluangkan waktu dalam membantu
penyusunan proposal skripsi ini.
3. Ir. Sri Yuniarti, M.Par. selaku dosen penguji yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan proposal skripsi.
4. Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli selaku Rektor Institut Teknologi
Yogyakarta.
5. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan
yang tiada henti.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan
proposal skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini
bermanfaat dan dapat memberikan nilai tambah bagi para pembaca.
Yogyakarta, Mei 2022
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.16 Hipotesis.........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
1
DAFTAR TABEL
2
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kota merupakan suatu bidang kajian yang sangat menarik, karena
memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Pertumbuhan penduduk dan
aktivitas sosial ekonomi di wilayah perkotaan akan mempengaruhi ketersediaan
lahan dan keberlangsungan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terus mengalami
penurunan. Penyelenggaraan RTH bertujuan untuk menjaga ketersediaan lahan
sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek planologis perkotaan melalui
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan. RTH berguna
untuk kepentingan masyarakat serta meningkatkan keserasian lingkungan
perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan sehingga tercapai
lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Apabila jumlah RTH
pada suatu wilayah semakin berkurang, maka akan terjadi penurunan kualitas
lingkungan yang berpotensi mengakibatkan pencemaran di sekitar wilayah
tersebut (Anonim 2008 dalam domu 2021).
Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) merupakan
lahan yang sering diganti atau dirubah manfaat fungsinya menjadi lahan
terbangun, dengan alasan perkembangan atau pembangunan kota hal ini sering
tejadi karena ruang terbuka hijau kota sering dianggap sebagai lahan yang tidak
memiliki manfaat, sehingga dapat mudah disulap menjadi berbagai bentuk
pembangunan fisik tanpa harus repot dengan urusan ganti rugi tanah yang
membutuhkan biaya yang sangat besar. Masyarakat kota saat ini menjadi semakin
sulit untuk mendapatkan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan secara
fungsional, fisik, ekologis, sosial. Dengan kata lain ketersediaan ruang terbuka
hijau sudah semakin jauh dari standar kebutuhan yang diperuntukan bagi
masyarakat perkotaan, padahal ruang terbuka hijau kota memberikan kontribusi
yang tidak sedikit dalam meningkatkan kualitas lingkungan kota. (Muchlisin
2018)
3
2
Dalam proses perencanaan tata ruang kota, RTH menjadi salah satu
komponen yang harus selalu diperhitungkan. Keberadaan RTH merupakan salah
satu unsur penting dalam membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat
(Dwihatmojo, 2013). Ruang terbuka hijau memiliki fungsi penting dalam menjaga
kualitas udara akibat dari polusi mesin bermotor, daerah tangkap air dan
menambah kenyamanan kota (Rizky, 2018). Hutan kota memiliki peranan penting
dalam keseimbangan lingkungan di perkotaan. Hutan kota merupakan salah satu
bentuk dari RTH dan sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai kewajiban
bagi pemerintah Daerah untuk dibangun di tiap wilayah kota Provinsi dan
Kabupaten di Indonesia (Untajana et al., 2019).
Menurut Anonim, (2008), penetapan bahwa proporsi RTH pada wilayah
perkotaan adalah minimal 30% dari total luas wilayah, 20% RTH publik dan 10%
RTH privat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk memantau
perkembangan perkotaan yang berkaitan dengan tata ruang. Berdasarkan data dari
Dinas Pekerja Umum di atas, maka diperlukan suatu penelitian untuk
mengidentifikasi ketersediaan dan kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) publik
berdasarkan luas wilayah. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat
bermanfaat bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat yang berada di
wilayah kota Pangkal Pinang maupun sekitarnya,
Berdasarkan ketersediaan kondisi RTH Kota Pangkal pinang saat ini dari
hasil identifikasi diketahui luas eksisting RTH Kota Pangkal pinang adalah seluas
± 1.462,09 ha atau ± 12,35 %, yang terdiri atas RTH publik seluas ±1.253,09 ha atau
± 10,58 % dan RTH privat seluas ± 209 ha atau ±1,77 % (Masterplan RTH Kota
Pangkalpinang Tahun 2018), pada umumnya didominasi oleh jalur hijau berupa
penanaman pohon (individu) atau tidak mengelompok yang tumbuh secara alami
serta dikelola oleh masyarakat dan pemerintah daerah (PEMDA), dan belum
memenuhi undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang yaitu 30%
dari luas lahan dijadikan ruang terbuka hijau di Kota Pangkal pinang. Dari kondisi
RTH Publik yang ada di Kota Pangkal pinang hanya berfungsi sebagai daerah
resapan air, tapi dari fungsi sosial dan rekreasi RTH publik yang ada di Kota
Pangkal Pinang masih kurang optimal bagi pemanfaatan lahan terbuka sesuai
3
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui identifikasi jumlah kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di
Wilayah Kota Pangkal Pinang berdasarkan jumlah penduduk tahun
2022
2. Mengetahui ketersediaan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah
penduduk tahun 2022 di Kota Pangkal Pinang.
3. Mengetahui tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban di Kota Pangkal
pinang.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah dan
memperdalam wawasan ilmu teknik lingkungan khususnya tentang
pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di kota Pangkal Pinang
2. Bagi masyarakat
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
mengenai kualitas Ruang terbuka Hijau Khususnya di kota Pangkal Pinang
3. Bagi pemerintah
Memberikan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Kota Pangkal Pinang
dan dinas terkait dalam penataan kota yang berwawasan lingkungan agar
lingkungan tetap terjaga dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang, jalur, atau mengelompok
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH merupakan bagian
penting dari struktur pembentuk suatu kota yang memiliki fungsi utama (intrinsik)
yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural,
sosial, dan ekonomi (Mandasari, 2013). Ruang terbuka hijau merupakan
komponen penting dalam pembangunan suatu kota, sehingga dapat meningkatkan
kualitas wilayah kota. Pembangunan ruang terbuka hijau dapat menjaga
keseimbangan ekosistem kota, karena RTH membentuk suatu kesatuan
infrastruktur hijau. Infrastruktur hijau merupakan suatu upaya untuk menjaga
lingkungan dengan konsep jaringan RTH yang saling berhubungan antara sungai,
hutan, kawasan hijau, pertanian, perkebunan, dan lainlain sehingga tercipta sistem
kehidupan alami yang berkelanjutan.
Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi
Mendagri no. 4 tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau (RTH) adalah
ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana didalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dsarnya tanpa bangunan. Sedangkan
untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah total area atau kawasan yang tertutupi
hijau tanaman dalam satu satuan luas tertentu baik yang tumbuh secara alami
maupun yang dibudidayakan. Ruang Terbuka dapat berupa ruang terbuka yang
diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan
sungai, danau maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai kawasan genangan
(retention basin). Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat
baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung
dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka berfungsi sebagai ventilasi kota,
dapat berupa jalan, trotoar, ruang terbuka hijau, dan sebagainya. Ruang terbuka
5
6
juga dapat diartikan sebagai ruang interaksi seperti kebun binatang, taman
rekreasi. Dilihat dari sifatnya, ruang terbuka dapat dibedakan menjadi:
1. Ruang terbuka privat, memiliki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya
dan 0kepemilikannya bersifat pribadi seperti, halaman rumah tinggal
2. Ruang terbuka semi privat, kepemilikannya pribadi tetapi dapat diakses
langsung oleh masyarakat seperti, Senayan, Ancol.
3. Ruang terbuka umum, kepemilikannya oleh pemerintah dan bisa diakses
langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu seperi, alun-alun,
trotoar.
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2007 pada bab 1
pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu
kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Kawasan Perkotaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat berfungsi secara ekologis,
social/budaya,arsitektural, dan ekonomi.
1. Ekologis
RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi
polusi udara, dan menurunkan temperatur kota. Bentuk-bentuk RTH
perkotaan secara ekologis antara lain :
1) Sabuk hijau kota
2) Hutan kota
3) Taman botani 7
4) Sempadan sungai
7
2. Sosial/budaya
RTH sebagai ruang interaksi social, sarana rekreasi, dan sebagai tetenger
kota yang berbudaya. Bentuk RTH perkotaan secara sosial/budaya antara
lain :
a) Taman-taman kota
b) Lapangan olah raga
c) Kebun raya
d) TPU
3. Arsitektural
RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui
keberadaan taman-taman kota, kebun-kebun bunga dan jalur-jalur hijau di
jalan-jalan kota.
4. Ekonomi
RTH dapat berfungsi secara langsung seperti penghusahaan lahanlahan
kosong menjadi lahan pertanian/perkebunan dan pengembangan sarana
wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan
Menurut Permen No 1 Tahun 2007 RTH publik adalah RTH yang dimiliki
dan dikelola oleh Pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang digunakan untuk
kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk ruang terbuka hijau publik
adalah:
1. Taman kota
2. Jalur hijau sepanjang jalan
3. Sempadan sungai
4. Taman pemakaman umum
5. Lapangan umum
8
Ada dua fungsi Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan yaitu antara
lain :
9
Ada dua manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan perkotaan
yaitu:
1. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu
membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah).
2. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu
pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan
persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora
dan fauna yang ada. (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).
tersebar) maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang
perkotaan. Pembagian jenis jenis RTH yang sesuai dengan tipologi digambarkan
pada gambar sebagai berikut :
Gambar 1. Tipologi RTH
Topologi Karakteristik
Kawasan RTH
Perkotaan Fungsi Utama Penerapan Kebutuhan
RTH
Topologi Karakteristik
Kawasan RTH
Perkotaan Fungsi Utama Penerapan Kebutuhan
RTH
Struktur Tata Ruang Kota dan RTH menurut Direktorat Jendral Dep. PU Tahun
2006 ditunjukkan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Struktur Tata Ruang Kota dan RTH
regional/antar
3. stadion mini,
kolam renang
Standar
Jumlah Tipe RTH Luas Luas
Penduduk Minimal/ Minimal/ Lokasi
No. Unit (m2) Unit
(m2)/orang
1. 250 Jiwa Taman RT 250 1.0 Ditengah
Lingkungan
RT
2. 2500 Jiwa Taman RW 1.250 0.5 Dipusat
Kegiatan RW
3. 30.000 Taman 9.000 0.3 Dikelompokan
Jiwa Kelurahan Dengan
Sekolah/ pusat
Kelurahan
4. 120.000 Taman 24.000 0.2 Dikelompokan
Jiwa kecamatan Dengan
Sekolah/ Pusat
Kecamatan
Pemakaman Di 1.3 Tersebar
sesuaikan
5. 480.000 Taman 144.000 0.3 Di Pusat
Jiwa Kota wilayah / Kota
Hutan Kota Disesuaikan 4.0 Didalam /
kawasan
pinggiran
Untuk Disesuaikan 12.5 Disesuikan
Fungsi- dengan
fungsi Kebutuhan
Tertentu
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008
2.13 Indeks Kenyamanan
20
2.16 Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian maka dapat diajukan hipotesa
sebagai berikut:
27
28
29
Objek penelitian ini adalah kebutuhan dan ketersedian Ruang Terbuka Hijau
terhadap indeks kenyamanan di Kota Pangkal Pinang berdasarkan pertumbuhan
penduduk sampai dengan tahun 2022.
1. Variabel Bebas
1) Luas dan persebaran Ruang Terbuka Hijau
2) Jumlah penduduk
3) Suhu dan kelembaban
2. Variabel Terikat
1) Tingkat kenyamanan Ruang Terbuka Hijau
Waktu (Bulan )
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1.
proposal
Seminar
2.
proposal
3. Revisi
30
Waktu (Bulan )
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
proposal
Persiapan
4.
penelitian
Pelaksanaan
5.
penelitian
Pengolahan
6.
data
Penyusunan
7
skripsi
8 Pendadaran
1. Alat
a) Kamera
b) Flashdisk
c) Laptop
d) Hygrometer
2. Bahan
a) Peta administrasi Kota Pangkal Pinang
b) Pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
31
Perizinan
Perizinan
Persiapan alat
Observasi
Telaah pustaka
Indeks kenyamanan
Kesimpulan
3.7 Tahap Pengumpulan data
38
Tabel 8. Daftar Pertanyaan
3.Telaah Pustaka
Adalah cara pengumpulan data dan informasi dengan cara mambaca atau
mengambil literatur, bahan perkuliahan serta arsip – arsip dari intansi
yang terkait dengan tujuan penelitian ini. Adapun landasan teori yang
akan digunakan yaitu mengacu pada peraturan pekerjaan umum No 05
Tahun 2008 tentang penataan ruang hijau daerah perkotaan.
39
Tabel 9. Persebaran Ruang Terbuka Hijau
2 Pemakaman
3 RTH Halaman
Perkantoran
4 RTH Jalur
Hijau
5 RTH
Perkarangan
Rumah tinggal
6 RTH Banteran
Sungai
Total RTH
3.8 Tahap Analisis Data
40
Tabel 10. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Rangkui
1
Bukit intan
2
Grimaya
3
Pangkalbalam
4
Gabek
5
Taman sari
6
Gerunggang
7
41
2. Metode Analisis Kuantitatif
Metode analisis yang digunakan ini adalah analisis untuk menjawab
arahan pengembangan ruang terbuka hijau Kota Pangkal Pinang dengan
mengetahui perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang,
yaitu dengan perumusan:
Pt = Po (1 + r)n
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir
Po = Jumlah penduduk tahun awal
r = Rata – rata pertumbuhan penduduk yang diselidiki
berdasarkan data masa lampau.
1 = Ketetapan rumus
n = Tahun proyeksi
(Suwardjoko Warpani;1980)
42
digunakan. Hasil perhitungan digunakan sebagai acuan untuk
pengembangan RTH di Kota Pangkal Pinang, sehingga penyediaan dan
pemanfaatan RTH sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 05/PRT/M/2008.
Hasil dari proses analisis ini akan dijadikan dasar pembuatan hasil penelitian.
hasil Penelitian akan diberikan dalam bentuk deskriptif yaitu mengetahui
kebetuhan, ketersedian dan indeks kenyamanan ruang terbuka hijau yang dapat
diterapkan pada kawasan perkotaaan.
1. Kajian ketersedian Ruang Terbuka Hijau di Kota Pangkal
Pinang
khususnya Kota Pangkal Pinang. Ketersediaan RTH di Kota Pangkal
Pinang. Data yang didapatkan sebagai acuan untuk menghitung kebutuhan
ruang terbuka hijau di Kota Pangkal Pinang, apakah sudah memenuhi
aturan yang ditetapkan peraturan menteri Pekerjaan Umum No.05 / PRT /
M / 2008
2. Perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk
berdasarakan peraturan menteri Pekerjaan Umum No.05 / PRT / M / 2008,
tentang penataan ruang hijau di wilayah perkotaan dan luasan Kota
Pangkal Pinang berdasarkan peraturan yang ditetapkan yaitu 30% ruang
terbuka hijau yang diperuntukan untuk setiap wilayah. Data yang
didapatkan dan di analisis sesuai perhitungan berdasarkan jumlah
penduduk untuk 5 tahun yang akan datang, tepatnya pada tahun 2027.
Kemudian dibandingkan dengan kebutuhan ruang terbuka hijau
berdasarkan luasan wilayah Kota Pangkal Pinang. Data yang di dapatkan
jadi bahan pertimbangan serta rekomendasi ruang terbuka hijau sampai
tahun 2027
3. Analisis tingkat kenyamanan di Kota Pangkal Pinang
dengan adanya ruang terbuka hijau di Kota Pangkal Pinang. Adapun alat
yang di gunakan dalam mengukur suhu dan kelembaban adalah
43
Hygrometer. Parameter yang di gunakan adalah paramater suhu dan
kelembaban. Untuk mendukung tingkat kenyamanan di Kota Pangkal
Pinang dengan adanya Ruang Terbuka Hijau yaitu menggunakan metode
wawancara terhadap masyarakat dan instansi pemerintah kecamatan yang
ada di Kota Pangkal Pinang. Wawancara ini dilengkapi dengan pertanyaan
yang terstruktur kemudian data yang didapatkan di analisis. Data analisis
wawancara yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan data analisis
tingkat kenyamanan berdasarkan parameter suhu dan kelembaban.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kota Pangkal pinang merupakan ibu kota dari provinsi kepulauan Bangka
Belitung. Luas wilayah Kota Pangkal Pinang adalah 118,42 km² dengan jumlah
penduduk 216.893 jiwa. Kota Pangkal pinang memiliki 7 (tujuh) kecamatan yaitu:
Kecamatan Rangkui (5,02 Km2), Kecamatan Bukit Intan (35,66 Km2), Kecamatan
Grimaya (4,74 Km2), Kecamatan Pangkalbalam (4,68Km2), Kecamatan Gabek
(34,21 Km2), Kecamatan Tamansari (3,18 Km2), Kecamatan Gerunggang (30,93
Km2). Bukit Intan merupakan kecamatan dengan wilayah terluas mencapai
30,11% dari total luas wilayah Kota Pangkal pinang dan Kecamatan Taman sari
merupakan Kecamatan dengan wilayah terkecil yaitu 2,68 %. Secara geografis
Kota Pangkal pinang terletak antara 20,4 sampai 20,10 Lintang selatan dan antara
106,04 sampai dengan 106,07 Bujur Timur.
45
4.2 Ketersedian Ruang Terbuka Hijau Di Kota Pangkal Pinang
46
Tabel 4.1 sebaran RTH Kecamatan Rangkui
Rangkui, Kota
Pangkal Pinang
47
7 Taman RW Jl. Kenali 0,604
Asam Pintu Air,
Kec. Rangkui,
Kota Pangkal
Pinang
Total 14,342
48
C. RTH Kawasan sekitar waduk D. Taman Kecamatan
Kecamatan Rangkui didominasi oleh sempadan sungai. Hal ini tidak terlepas dari
terbuka hijau yang ada di Kecamatan Rangkui didominasi oleh pohon kihujan dan
hijau di kawasan perkotaan, jarak tanam pohon kihujan dan beringin yaitu 12 m.
dan beringin dari 9-10 meter, hal ini tidak sesuai keriteria yang di tetapkan oleh
pohon kihujan yaitu 15m. hal ini sudah sesuai kriteria menurut peraturan Menteri
49
yaitu 10-15 m, sedangkan hasil observasi lapangan ketinggian pohon beringin
yaitu 10 m. Hal ini sudah sesuai kriteria menurut peraturan Menteri Pekerjaan
Bukitbesar, Kec.
Girimaya, Kota
Pangkal Pinang
50
Hamzah,
Semabung Baru,
Kec. Girimaya,
Kota Pangkal
Pinang
Total 21,34
51
A. RTH Taman kecamatan C. RTH sempadan sungai
Kecamatan Grimaya didominasi oleh Taman kecamatan, hal ini tidak terlepas dari
ternuka hijau di Kecamatan Grimaya dominasi oleh pohon kihujan dan pohon
52
Sedangkan jarak tanam untuk pohon cemara norfolk menurut peraturan Menteri
di lapangan jarak tanam pohon cemara norfolk yaitu 3 m. Hal ini tidak sesuai
observasi lapangannya yaitu 15 m. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria menurut
pohon cemara Norfolk yaitu menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
m. hal ini belum memenuhi kriteria menurut menurut peraturan Menteri Pekerjaan
53
Kota Pangkal
Pinang
kec. Bukitintan
Kota Pangkal
Pinang
54
Pangkal Pinang
Total 325,481
55
C RTH Taman Kota D. RTH Taman kelurahan
56
tanam pohon pucuk merah yaitu 2 m. Hal ini sudah sesuai kriteria yang telah di
tentukan. Sedangkan untuk ketinggian pohon pucuk merah menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 5-7 m, sedangkan hasil
observasi lapangan ketinggian pohon pucuk merah yaitu 5 m. hal ini sudah sesuai
dengan Praturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Sedangkan
jarak tanam vegetasi pohon cemara laut menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 5 m, sedangkan hasil observasi lapangan
yaitu 5 m. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Adapun
untuk ketinggian pohon cemara laut menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 7-10 m, sedangkan hasil observasi lapangan
ketinggian pohon cemara laut yaitu 8-10 m. Hal ini sudah memenuhi kriteria yang
telah di tetapkan oleh Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor05/PRT/M/2008.
57
3 Taman kecamatan Jl. Lontong 2,925
Pancur, Kec.
Pangkal Balam,
Kota Pangkal
Pinang
Total 24,473
58
sungai, taman kecamatan, taman kelurahan, taman kota, taman RT, dan Taman
RW. Ketersediaan RTH di Kecamatan Pangkalbalam dapat di lihat pada gambar
di bawah ini:
59
05/PRT/M/2008 Tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka
hijau di kawasan perkotaan, jarak tanam pohon ketapang kencana yaitu 5 m,
sedangkan hasil dari pengukuran di lapangan jarak tanam pohon ketapang
kencana yaitu 5 m. Hal ini sudah sesuai kriteria yang telah di tentukan. Adapun
untuk ketinggian pohon ketapang kencana menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 10 meter. Sedangkan hasil observasi
lapangan yaitu 10 m. Hal ini sudah sesuai dengan praturan yang telah di
tetapkan. Sedangkan jarak tanam vegetasi pohon kihujan yaitu 12 m, adapun
fakta hasil dari pengukuran di lapangan jarak tanam pohon kihujan yaitu 10 m.
Hal ini tentunya tidak sesuai dengan kriteria yang di tetapkan menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Sedangkan jarak tanam
vegetasi pohon Kanjung menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 yaitu 12 m. Sedangkan fakta di lapangan untuk jarak tanam
pohon kanjung yaitu 10 m. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria yang telah di
tetapkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008.
Adapun ketinggian pohon kanjung menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 10-15 m, sedangkan fakta di lapangan ketinggian
pohon kanjung yaitu 12 m. Hal ini tentunya sudah memenuhi kriteria yang telah
di tetapkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008.
Selindung, Kec.
60
Gabek, Kota
Pangkal Pinang
61
Total 462,089
62
C, RTH Taman kota D. RTH Sempadan sungai
63
kanjung yaitu 12 m. Hal ini tentunya sudah memenuhi kriteria yang telah di
tetapkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008.
Sebaran Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Taman sari dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
waduk Sudirman,Opas
Indah, Kec. Taman
Sari, Kota Pangkal
Pinang
Gedung Nasional,
Kec. Taman Sari,
Kota Pangkal Pinang
64
5. Taman kota Jl. Kerabut 2, Pasir 13,569
garam, Kec. Taman
sai Kota Pangkal
Pinang
Total 23,703
65
A. RTH Taman Kota B. RTH Taman
66
mencapai 15 m. Hal ini tentunya sudah memenuhi standar menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Adapun jarak tanam vegetasi
antar pohon ketapang kencana menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 5 m, sedangkan hasil dari pengukuran di lapangan
jarak tanam pohon ketapang kencana pada kecamatan taman sari yaitu 5 m. Hal
ini tentunya sudah memenuhi kriteria yang telah di tentukan. Adapun untuk
ketinggian pohon ketapang kencana menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 10 meter. Sedangkan hasil observasi
lapangan yaitu 10 m. Hal ini sudah sesuai dengan praturan yang telah di tetapkan
menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008.
waduk Kec.
Gerunggang,
Kota Pangkal
Pinang
Merapin, Kec.
67
Gerunggang,
Kota Pangkal
Pinang
68
Gerunggang,
Pangkal Pinang
Total 1347,812
69
A. RTH Rimba kota B. RTH Taman kota
70
lapangan, ketinggian pohon pinus yaitu 15 m. Hal ini sudah memenuhi standar
menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
Maka luas RTH yang dibutuhkan Kota Pangkal Pinang dapat dilihat pada Tabel
4.8
(km2) k t
71
2 Grimaya 4,74 0,948 0,474 1,422
2 4 2
72
tentunya Kecamatan Rangkui sudah memenuhi standar menurut UU No. 26 tahun
2007.
Kecamatan Grimaya memilik luas wilayah yaitu 4,74 km2 menurut UU No.
26 tahun 2007 tentang penataan ruang menetapkan bahwa proporsi RTH pada
wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% dari luasan wilayah yang terdiri
dari 20% RTH publik 10% RTH privat. Berdasarkan daftar tabel di atas bahwa
Kecamatan Grimaya memiliki luas wilayah 4,74 km2. Tentunya hal ini kecamatan
Grimaya memiliki kebutuhan ruang terbuka hijau sebesar 1,422 km 2 dengan RTH
publik 0,984 km2 dan RTH privat sebesar 0,74 km2. Berdasarkan data yang
didapatkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkal Pinang bahwa
ketersediaaan ruang terbuka hijau di Kecamatan Rangkui yaitu 0,2134 km 2. Hal
ini tentunya Kecamatan Grimaya belum memenuhi standar menurut UU No. 26
tahun 2007.
73
ketersediaaan ruang terbuka hijau di Kecamatan Gabek yaitu 4,62089 km 2. Hal ini
tentunya Kecamatan Grimaya belum memenuhi standar menurut UU No. 26 tahun
2007
74
13,47812 km2. Hal ini tentunya Kecamatan Gerunggang sudah memenuhi standar
menurut UU No. 26 tahun 2007.
75
tentunya Kecamatan Pangkalbalam belum memenuhi standar menurut UU No. 26
tahun 2007.
76
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir
Po = Jumlah penduduk tahun awal
r = Rata – rata pertumbuhan penduduk yang diselidiki
berdasarkan data masa lampau.
1 = Ketetapan rumus
n = Tahun proyeksi
kebutuhan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Jumlah penduduk dapat di lihat pada
tabel 4.8
o (km2) (km2)
7 6
3 1 6
77
4 5
m 6
2 6 9 8
Rangkui
5,02 km2 dan memiliki delapan kelurahan yang ada di Kecamatan Rangkui.
yang ada di Kota Pangkal Pinang pada tahun 2022 jumlah penduduk di
Terbuka Hijau yang ada di Kecamatan Rangkui 0,14342 km2 tentunya kondisi ini
78
sebanyak 49.202 jiwa dengan kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027
Grimaya
4,74 km2 dan memiliki lima kelurahan yang tersebar di Kecamatan Grimaya.
Menurut BPS Kota Pangkal Pinang Kecamatan Grimaya meiliki jumlah penduduk
paling sedikit di bandingkan dengan Kecamatan yang ada di Kota Pangkal Pinang.
pada tahun 2022 sebanyak 22.001 jiwa dengan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
meningkat sebanyak 25.941 jiwa dengan kebutuhan Ruang terbuka hijau pada
Gabek
34,21 km2 dan memiliki enam kelurahan yang tersebar di Kecamatan Gabek.
Menurut BPS Kota Pangkal Pinang jumlah penduduk Kecamatan Gabek pada
79
tahun 2022 sebanyak 27.331 jiwa dengan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau seluas
yang ada di Kecamatan Gabek 4,62089 km2 tentunya kondisi ini menunjukan
bahwa Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Gabek masih kurang menurut Undang
sebanyak 32.226 jiwa dengan kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027
Taman sari
yaitu 3,18 km2 hal ini Kecamatan Taman sari merupakan Kecamatan terkecil di
Taman sari. Menurut BPS Kota Pangkal Pinang jumlah penduduk Kecamatan
Taman sari pada tahun 2022 sebanyak 24.509 jiwa dengan kebutuhan Ruang
Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kecamatan Taman sari yaitu 0,03479 km 2
80
Kecamatan Gabek di perkirakan meningkat sebanyak 28.898 jiwa dengan
kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027 seluas 8.669,4 km2.
Gerunggang
yaitu 30,93 km2. Kecamatan Gerunggang memiliki enam kelurahan yang tersebar
Kecamatan Gerunggang pada tahun 2022 sebanyak 37.997 jiwa dengan kebutuhan
13,47812 km2 tentunya kondisi ini menunjukan bahwa Ruang Terbuka Hijau di
tahun 2007. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk pada tahun
dengan kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027 seluas 13.440,6 km2.
Bukitintan
yaitu 35,66 km2. Kecamatan Bukitintan memiliki tujuh kelurahan yang tersebar di
81
Kecamatan Bukitintan pada tahun 2022 sebanyak 39.738 jiwa dengan kebutuhan
3,25481 km2 tentunya kondisi ini menunjukan bahwa Ruang Terbuka Hijau di
tahun 2007. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk pada tahun
dengan kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027 seluas 14.056,5 km2.
Pangkalbalam
wilayah yaitu 4,68 km2 dan memiliki lima kelurahan yang tersebar di Kecamatan
Pangkalbalam pada tahun 2022 sebanyak 23.588 jiwa dengan kebutuhan Ruang
kebutuhan Ruang terbuka hijau pada tahun 2027 seluas 8.343,6 km2.
82
Berdasarkan perhitungan data analsisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
berdasarkan Jumlah penduduk yang ada di Kota Pangkal Pinang bahwa dari tujuh
Kecamatan yang ada di Kota Pangkal Pinang hanya ada satu Kecamatan Yang
Gerunggang yaitu 13.440,6 km2. Adapun jumlah penduduk di kota Pangkal pinang
menurut data BPS Kota Pangkal Pinang pada tahun 2022 adalah 216.893 jiwa
Sedangkan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau untuk lima tahun kedepan sesuai
dengan rumus proyeksi geometris yaitu pada tahun 2027 yaitu 76.720,8 dan jumlah
penduduk pada tahun 2027 Kota Pangkal Pinang adalah 255.736 Jiwa
83
Tabel 4.10
Indeks Kenyamanan
No Parameter Satuan Kadar Yang di
Persyaratkan
1 Suhu 0
c 18-30
2 Kelembaban %Rh 20-60
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011.
Selain itu, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh SNI 03-6572- 2001,
ada tingkatan temperatur yang nyaman untuk orang Indonesia atas tiga bagian
yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
84
1 Rangkui 27,90c 72 32,30c 48 25,80c 71
c c c
Kecamatan Rangkui mempunyai luas wilayah 5,02 km2 dengan Ketersedian ruang
terbuka hijau seluas 0,03479 km2. Ruang terbuka hijau yang paling luas di kecamatan
Rangkui adalah kawasan sekitar waduk yaitu seluas 7,445 ha. Berdasarkan data yang
didapatkan dari observasi lapangan bahwasanya pada pengambilan sempel suhu dan
kelembaban yang ada di Kecamatan Rangkui di lakukan di sekitar banyak aktivitas
masyarakat di Kecamatan Rangkui seperti pasar dan jalan raya umum yang di
Kecamatan Rangkui dalam pengembilan sempel di kecamatan Rangkui Ada beberapa
faktor faktor yang bisa mempengaruhi suhu dan kelembaban yaitu cuaca, ketinggian
tempat, tekanan udara dan vegetasi. Adapun indeks Kenyamanan di kecamatan
Rangkui dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini:
85
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
Kecamatan Rangkui pada pagi hari 27,90c dan kelembaban 72 Rh, sedangkan
pada siang hari suhu meningkat mencapai 32,30c dan kelembaban 48 Rh. Hal ini
suhu pada sore hari menurun yaitu 25,80c dan kelembaban 71 Rh. Hal ini
rata rata suhu yang ada di Kecamatan Rangkui yaitu 28,6 0c hal ini suhu di
86
Adapun hasil wawancara kepada masyarakat yang ada di Kecamatan
Nyaman 76 - 100
Cukup Nyaman 56 - 75
Kurang Nyaman 40 - 55
87
Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui mendapatkan nilai persentase 65,5 hal ini
suhu Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui dapat di kategorikan cukup
nyaman. Sedangkan penilaian untuk kelembaban udara Kota Pangkal Pinang di
Kecamatan Rangkui dari empat responden mendapatkan rata rata 67,5 hal ini
kelembaban udara Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui dapat di
Kategorikan cukup nyaman. Sedangkan penilaian terhadap banyaknya aktivitas
Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui mendapat nilai 58,75 hal ini
banyaknya aktivitas masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui
dapat di kategorikan masih cukup nyaman. Sedangkan penilaian untuk penataan
keindahan kota menurut masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui
mendapat nilai 67,5 hal ini penataan keindahan Kota Pangkal Pinang di
Kecamatan Rangkui dapat di kategorikan cukup nyaman. Sedangkan kebersihan
dan perawatan kota menurut masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan
Rangkui mendapatkan nilai rata rata 63,75 hal ini penilaian terhadap kebersihan
dan perawatan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui dapat di kategorikan
cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap empat responden di Kecamatan
Rangkui bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui
mendapatkan total rata rata 64,6%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa indeks
kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Rangkui dapat di kategorikan
cukup nyaman.
88
tekanan udara dan vegetasi. Adapun indeks Kenyamanan di kecamatan Grimaya
dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini:
Kecamatan Grimaya pada pagi hari 29,70c dan kelembaban 61 Rh, sedangkan
pada siang hari suhu meningkat mencapai 31,90c dan kelembaban 57 Rh. Hal ini
Grimaya. Sedangkan suhu pada sore hari menurun yaitu 26,00c dan kelembaban
71 Rh. Hal ini disebabkan menurunnya pencahayaan matahari pada sore hari,
Kecamatan Grimaya. Adapun rata rata suhu yang ada di Kecamatan Grimaya
29,20c hal ini suhu di Kecamatan Grimaya dapat di kategorikan hangat nyaman.
Sedangkan Kelembaban yang ada di Kecamatan Grimaya yaitu 63 Rh. Hal ini
89
sudah memenuhi standar kenyamanan termal menurut SNI 03-6572-2001. Hal
ini suhu dan kelembaban yang ada di Kecamatan Grimaya dapat di kategorikan
hampir nyaman sesuai dengan standar kenyamanan termal di indonesia SNI 03-
6572-2001.
90
Kategorikan cukup nyaman. Sedangkan penilaian terhadap banyaknya aktivitas
Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya mendapat nilai 60 hal ini banyaknya
aktivitas masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya dapat di
kategorikan masih cukup nyaman. Sedangkan penilaian untuk penataan keindahan
kota menurut masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya mendapat
nilai 65 hal ini penataan keindahan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya
dapat di kategorikan cukup nyaman. Sedangkan kebersihan dan perawatan kota
menurut masyarakat Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya mendapatkan
nilai rata rata 66,25 hal ini penilaian terhadap kebersihan dan perawatan Kota
Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya dapat di kategorikan cukup nyaman. Hasil
wawancara terhadap empat responden di Kecamatan Grimaya bahwa indeks
kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Grimaya mendapatkan total rata
rata 64,25%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal
Pinang di Kecamatan Grimaya dapat di kategorikan cukup nyaman.
91
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
Kecamatan Gabek pada pagi hari 28,50c dan kelembaban 71 Rh, sedangkan pada
siang hari suhu meningkat mencapai 31,50c dan kelembaban 41 Rh. Hal ini di
pada sore hari menurun yaitu 26,30c dan kelembaban 70 Rh. Hal ini disebabkan
masyarakat di Kecamatan Gabek. Adapun rata rata suhu yang ada di Kecamatan
Gabek 28,70c hal ini suhu di Kecamatan Gabek dapat di kategorikan nyaman
optimal dan sudah memenuhi standar kenyamanan termal menurut SNI 03-
6572-2001.
92
Pertanyaan Rata Rata Responden
No
(0-100)
Apakah suhu/tempratur disekitar tempat ini 68
1
sudah nayaman?
Apakah kelembaban udara di sekitar tempat ini 68,75
2
sudah nyaman?
Dengan banyaknya aktivitas disekitar tempat ini 63,75
3
apakah sudah nyaman?
Apakah penataan keindahan di sekitar tempat ini 70,5
4
sudah nyaman untuk masyarakat sekitar?
Apakah kebersihan dan perawatan di sekitar 68,75
5
tempat ini sudah nyaman?
Total Jumlah 67,95
93
terhadap kebersihan dan perawatan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Gabek
dapat di kategorikan cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap empat responden
di Kecamatan Gabek bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di
Kecamatan Gabek mendapatkan total rata rata 67,75%. Hal ini dapat di simpulkan
bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Gabek dapat di
kategorikan cukup nyaman.
bandingakan dengan kecamatan yang lainnya yang berada di kota Pangkal Pinang.
Ketersedian ruang terbuka hijau di Taman sari seluas 0,03479 km 2. Ruang terbuka
hijau terluas di kecamatan Taman sari adalah taman kota yaitu seluas 13,569 ha.
pengambilan sempel suhu dan kelembaban yang ada di Kecamatan Taman sari
seperti pasar dan area jalan raya yang ada di Kecamatan Taman sari. Dalam
pengembilan sempel di kecamatan Taman sari Ada beberapa faktor yang bisa
udara dan vegetasi. Adapun indeks Kenyamanan di kecamatan Taman sari dapat
94
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
Kecamatan Taman sari pada pagi hari 30,20c dan kelembaban 60 Rh, sedangkan
pada siang hari suhu meningkat mencapai 33,10c dan kelembaban 44 Rh. Hal ini
Kecamatan Taman sari. Sedangkan suhu pada sore hari menurun yaitu 27,5 0c
dan kelembaban 49 Rh. Hal ini disebabkan menurunnya cuaca dan berkurangnya
aktivitas masyarakat di Kecamatan Taman sari. Adapun rata rata suhu yang ada
di Kecamatan Taman sari 30,20c hal ini suhu di Kecamatan Taman sari dapat di
Taman sari yaitu 51 Rh. Hal ini kelembaban di Kecamatan Taman sari dapat di
SNI 03-6572-2001.
95
Pertanyaan Rata Rata Responden
No
(0-100)
Apakah suhu/tempratur disekitar tempat ini 53,75
1
sudah nayaman?
Apakah kelembaban udara di sekitar tempat ini 53,75
2
sudah nyaman?
Dengan banyaknya aktivitas disekitar tempat ini 53,25
3
apakah sudah nyaman?
Apakah penataan keindahan di sekitar tempat ini 71,25
4
sudah nyaman untuk masyarakat sekitar?
Apakah kebersihan dan perawatan di sekitar 70,5
5
tempat ini sudah nyaman?
Total Jumlah 60,5
96
mendapatkan nilai rata rata 70,5 hal ini penilaian terhadap kebersihan dan
perawatan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Taman sari dapat di kategorikan
cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap empat responden di Kecamatan Taman
sari bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Taman sari
mendapatkan total rata rata 60,5%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa indeks
kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Taman sari dapat di kategorikan
cukup nyaman.
97
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
Kecamatan Gerunggang pada pagi hari 28,50c dan kelembaban 70 Rh, sedangkan
pada siang hari suhu meningkat mencapai 31,70c dan kelembaban 40 Rh. Hal ini
Kecamatan Gerunggang. Sedangkan suhu pada sore hari menurun yaitu 25,50c
dan kelembaban 52 Rh. Hal ini disebabkan menurunnya cuaca dan berkurangnya
aktivitas masyarakat di Kecamatan Gerunggang. Adapun rata rata suhu yang ada
SNI 03-6572-2001.
98
Pertanyaan Rata Rata Responden
No
(0-100)
Apakah suhu/tempratur disekitar tempat ini 61,25
1
sudah nayaman?
Apakah kelembaban udara di sekitar tempat ini 61,25
2
sudah nyaman?
Dengan banyaknya aktivitas disekitar tempat ini 59,5
3
apakah sudah nyaman?
Apakah penataan keindahan di sekitar tempat ini 68,75
4
sudah nyaman untuk masyarakat sekitar?
Apakah kebersihan dan perawatan di sekitar 66,25
5
tempat ini sudah nyaman?
Total Jumlah 63,4
99
Gerunggang mendapatkan nilai rata rata 66,25 hal ini penilaian terhadap
kebersihan dan perawatan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Gerunggang dapat
di kategorikan cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap empat responden di
Kecamatan Gerunggang bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di
Kecamatan Gerunggang mendapatkan total rata rata 63,4%. Hal ini dapat di
simpulkan bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan
Gerunggang dapat di kategorikan cukup nyaman.
100
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
sedangkan pada siang hari suhu meningkat mencapai 30,70c dan kelembaban 39
sekitar Kecamatan Pangkalbalam. Sedangkan suhu pada sore hari menurun yaitu
24,40c dan kelembaban 55 Rh. Hal ini disebabkan menurunnya cuaca dan
suhu yang ada di Kecamatan Pangkalbalam yaitu 27,50c hal ini suhu di Kecamatan
101
Pertanyaan Rata Rata Responden
No
(0-100)
Apakah suhu/tempratur disekitar tempat ini 77,5
1
sudah nayaman?
Apakah kelembaban udara di sekitar tempat ini 75
2
sudah nyaman?
Dengan banyaknya aktivitas disekitar tempat ini 73,75
3
apakah sudah nyaman?
Apakah penataan keindahan di sekitar tempat ini 65
4
sudah nyaman untuk masyarakat sekitar?
Apakah kebersihan dan perawatan di sekitar 63,75
5
tempat ini sudah nyaman?
Total Jumlah 71
102
mendapatkan nilai rata rata 63,75 hal ini penilaian terhadap kebersihan dan
perawatan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Pangkalbalam dapat di kategorikan
cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap empat responden di Kecamatan
Pangkalbalam bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan
Pangkalbalam mendapatkan total rata rata 71%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa
indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di Kecamatan Pangkalbalam dapat di
kategorikan cukup nyaman.
103
Berdasarkan gambar grafik di atas, adapun suhu dan kelembaban di
Kecamatan Bukitintan pada pagi hari 29,70c dan kelembaban 66 Rh, sedangkan
pada siang hari suhu meningkat mencapai 31,70c dan kelembaban 41 Rh. Hal ini
Kecamatan Bukitintan. Sedangkan suhu pada sore hari menurun yaitu 26,30c dan
aktivitas masyarakat di Kecamatan Bukitintan. Adapun rata rata suhu yang ada di
104
Apakah suhu/tempratur disekitar tempat ini 53,75
1
sudah nayaman?
Apakah kelembaban udara di sekitar tempat ini 55
2
sudah nyaman?
Dengan banyaknya aktivitas disekitar tempat ini 58,75
3
apakah sudah nyaman?
Apakah penataan keindahan di sekitar tempat ini 62,5
4
sudah nyaman untuk masyarakat sekitar?
Apakah kebersihan dan perawatan di sekitar 61,5
5
tempat ini sudah nyaman?
Total Jumlah 58,25
105
Bukitintan dapat di kategorikan cukup nyaman. Hasil wawancara terhadap
empat responden di Kecamatan Bukitintan bahwa indeks kenyamanan Kota
Pangkal Pinang di Kecamatan Bukitintan mendapatkan total rata rata 58,25%.
Hal ini dapat di simpulkan bahwa indeks kenyamanan Kota Pangkal Pinang di
Kecamatan Bukitintan dapat di kategorikan cukup nyaman.
106
BAB V
5.1 Kesimpulan
107
Pinang bahwasaannya indeks kenyamanan di Kota Pangkal Pinang dengan
adanya ketersediaan ruang terbuka hijau relatif cukup nyaman.
5.2 Saran
1. Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat membuka pemahaman dan
pandangan mengenai pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau yang
sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar kususnya masyarakat di Kota
Pangkal Pinang akan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau.
2. Sosialisasi dan pembinaan dilakukan di tingkat kelurahan dan kecamatan
sehingga didapatkan koordinasi di tingkat kelurahan dan kecamatan akan
pentingnya Ruang Terbuka Hijau dan mempertahankan Ruang Terbuka
Hijau yang sudah ada.
3. Diharapkan kepada masyarakat agar berperan aktif dalam
mempertahankan RTH yang tersedia agar tidak adanya perubahan
sehingga mengurangi ketersediaan ruang terbuka hijau kususnya di Kota
Pangkal Pinang
4. Untuk meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Pangkal
108
DAFTAR PUSTAKA
Basri, S.H. 2017. Analisis Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik (RTH) di
Kawasan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Kusnadi, A., Anwari, M. S., & Sisillia, L. (2017). Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau Publik (Studi Kasus di Pontianak, 2016). Jurnal Hutan Lestari,
5(4),1088–1093.
Nirwono Joga, Iwan Ismaun. 2011. RTH 30 % (Resolusi Hijau Kota). Gramedia.
Jakarta.
109
Rajagukguk, O. (2021). Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan
Medan Baru, Kotamadya Medan.
Ramadhan, F., & Osly, P. J. (2019). Analisis ketersediaan ruang terbuka hijau
dan kecukupannya di Kota Depok. Jurnal Infrastruktur, 5(1), 7-11.
110
111
https://doi.org/10.1016/j.phrs.2022.104743%0Ahttps://doi.org/10.1057/s4