Anda di halaman 1dari 42

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Tinjauan Umum Rest Area di Jalan Tol


2.1.1 Pengertian Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
1 1 1 1 1 1

dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar biaya tol.
1 1 1 1

(PU , 2 9)
1 11

2.1.2 Pengertian Rest Area


Rest area merupakan suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi
1 1 1 1 1

pemakai jalan Tol antar kota maupun dalam kota. Fasilitas baik pengemudi,
1 1

penumpang, maupun hanya sekedar mengisi bahan bakar kendaraan fasilitas ini
disediakan untuk beristirahat sementara , karena alasan lelah . Oleh karena itu , 1 1 1 1 1 1 1 1

perlu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk menghilangkan dan


1 1 1 1 1

mengusir rasa lelah sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan sampai ke


1 1 1 1

tujuan dengan selamat. Tempat istirahat di jalan harus memenuhi beberapa kriteria
1 1 1 1 1

tertentu serta tidak mengganggu kelancaran dan keselamatan bagi para pemakai
1 1 1 1 1

jalan lainnya di sepanjang jalan tersebut . (Keputusan Direktur Jenderal Bina


1 1 1 1

Marga No. 76 /KPTS /1999)


1 1 1

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 tahun 1993 1 1

mengenai fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan, yang 1 1 1

dimaksud dengan rest area adalah lokasi di luar daerah manfaat jalan yang 1 1

disediakan untuk dipergunakan sebagai tempat istirahat dan parkir kendaraan.


1 1 1 1

Selain itu, disebutkan pula fasilitas pendukung yang meliputi fasilitas pejalan kaki, 1 l l l

l fasilitas parkir, fasilitas halte, fasilitas tempat istirahat (rest area) dan fasilitas
l l l l l l l

l penerangan jalan pada pasal 2. Secara umum, tujuan Rest Area adalah
11 l 1 1

menyediakan fasilitas-fasilitas dan kebutuhan yang berhubungan dengan para 1

pengendara kendaraan yang sedang melakukan perjalanan jarakjauh, seperti


1 1 1

menyediakan SPBU, restoran, tempat beristirahat, mini market dan fasilitas


tambahan lainnya. Sedangkan fungsi Rest Area adalah mengembalikan kesegaran 1

14
15

dan meningkatkan kebugaran pengemudi yang merasa lelah, letih atau mengantuk 1 1 1 1

sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan. (Keputusan Direktur Jenderal Bina


1 1

Marga No. 76/KPTS/1999)

Rest area atau tempat istirahat adalah suatu tempat dan fasilitas yang l 1 l l l 1 l l l

l disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun 1 l 1 l l 1 l l

l kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah. (PU, 2 9) 1 l l 1 l 1 l 11

Rest Area merupakan sebuah fasilitas yang memberikan kesempatan 1 1 1

1 kepada pengemudi, awak, penumpang maupun kendaraannya untuk berhenti dan


l l l l l l 1 l

l beristirahat. Sedangkan untuk kendaraannya, di r e s t a r e a d a p a t m e n g i s i bahan 1 l l l l l l l l l l l l l l l l 1

b a k a r, c e k k e n d a r a a n, c u c i k e n d a r a a n d a n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 mengistirahatkan mesin.
(Purnamasari, 2 12) 1

Rest Area adalah tempat beristirahat untuk melepaskan kelelahan,l l l 1 l l l 1

l kejenuhan, ataupun ke toilet dan menunaikan ibadah selama dalam perjalanan l 1 1 l l l

1 jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak di temukan di jalan Tol ataupun di jalan 1 1 1 l l l

l nasional dimana para pengemudi jarak jauh beristirahat. Di jalan arteri primer juga
l l 1 1 1 l

banyak ditemukan restoran yang berfungsi sebagai tempat istirahat. Restoran-


l l l l 1 1

restoran ini banyak digunakan oleh pengemudi truk, angkutan umum ( bus) 1 1 1 1

1 maupun mobil pribadi jauh ataupun bus antar kota untuk beristirahat. 1 1

Dari pengertian- pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rest area 1 1 1

1 merupakan tempat istirahat bagi pengendara, dan penumpang untuk melepas lelah 1 l l l l 1 l

l dan juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengistirahatkan kendaraan


1 l l 1 l l l 1

s e t e l a h p e r j a l a n a n jauh agar d a p at b e k e r ja kembali dengan m a k s i m a l. S e hi n gga


l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l 1 l l l l l l l l l l l

s e l a i n d i p e r l u k a n tempat i s t i r a h a t, d i p e r l u k a n j u g a t e m p at p e l a y a n a n bagi
l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1

p e n g e n d a r a, p e n u m p a ng m a u p u n kendaraan i t u s e n d i r i.
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l

Pengertian dari tempat pelayanan/area service itu sendiri adalah bagian dari 1 1 1 1

1 lokasi R e s t A r e a/t e m p a t i s t i r a h a t yang digunakan untuk melayani p a ra p em ak ai


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 1 l l l l l
16

ja la n y a ng sedang be ris ti rahat, dan dilengkapi de ng an ber bagai fasilitas umum.


l l l l 1 l l l l l 1 l l l l l 1 l

(PU, 2 9) 11

2.1.3 Pengertian Service Area dan fungsi Rest Area


Pengertian dari tempat pelayanan/area service itu sendiri adalah bagian 1 1 l 1 l 1

d ari lokasi rest area/tempat istirahat yang digunakan untuk melayani para pemakai
l 1 l l 1 l l 1 l l l l 1

jalan yang sedang beristirahat, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum.
l l l l l l l l l l

(PU, 2 9) 11

Fungsi dan peranan dari rest area merupakan aktifitas komersil dengan
mengandalkan sektor perdagangan melalui restoran, minimarket, souvenir shop dan
kegiatan lainnya yang berhubungan erat dengan aktifitas komersil.

2.1.4 Ketentuan Rest Area dan Tempat Pelayanan


Menurut Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 1 1

353/KPTS/M/2 1 tentang ketentuan teknik, tata cara pembangunan dan 11 1 1

1 pemeliharaan jalan tol Menteri Permukiman dan Prasarana wilayah bagian 1 1 1

kedelapan tempat istirahat dan pelayanan. Berikut peraturan/pasal -pasal untuk


1 1 1 1

ketentuan rest area:

a) Pasal 12 1

Penepatan tempat istirahat dan pelayanan harus memenuhi ketentuan- 1 1 1 1

1 ketentuan sebagai berikut: 1

1. Jarak titik akhir lajur percepatan dengan titik awal perlambatan antara
1 1 1 1

tempat istirahat dan pelayanan dengan simpang susun untuk jurusan yang
1 1 1 1 1

sama sekurang-kurangnya 3 (tiga) km.


1 1

2. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan yang tidak setipe sekurang-
1 l 1 1 l 1 l 1 l 1

kurangnya berjarak 10 (sepuluh ) km dan tidak lebih dari 20 (dua puluh)


1 1 l 1 l l 1

km pada masing-masing jurusan.


l1 l l

3. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan tipe A sekurang- kurangnya 40


1 l l l l l l l l 1

l (emapat puluh) km dan tidak lebih dari 120 (serratus dua puluh) km pada l 1 l l 1 l l

1 masing-masing jurusan. 1 1
17

4. Jarak penepatan bangunan tempat istirahat dan pelayanan minimal 12.5 km


1 1 1 1

dari tepi lajur lalu lintas.


1 1

5. Setiap tempat istirahat dan pelayanan dilarang dihubungkan dengan akses


1 l 1 l 1 l 1 l

1 apapun dari luar jalan Tol.


l l 1

6. Lokasi, tata letak dan rencana Teknik tempat istirahat dan pelayanan
l l1 l l 1 l 1 l

1 ditentukan oleh badan berdasarkan Teknik yang diterapkan oleh Pembina


l l 1 1 l 1 l 1

1 jalan.

b) Pasal 181

1. Tempat Istirahat dan Pelayanan terdiri dari tipe A dan tipe B. 1 1

2. Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe A dilengkapi dengan sarana pelayanan 1 1 1

1 umum sekurang-kurangnya terdiri atas:


• Parkir untuk seratus (100) alat transportasi
1 11

• Ruangan istirahat
• Peturasan
• Mushola/Masjid
• Etalase / iklan
• Restoran l

• Pompa pengisian bahan bakar l l l l l

• Bengkel l

• Kios
• Sarana informasi l l

• Telepon umum dan ATM. l l l

3. Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe B dilengkapi dengan sarana pelayanan 1 1 1

umum sekurang-kurangnya terdiri atas:


• Tempat parkir setidaknya untuk 25 alat transportasi
1

• Peturasan
• Mushola l

• Kedai l

• Sarana informasi l l

• Telepon umum l l l
18

4. Tempat istirahat dan pelayanan harus telah dibangun dan beroperasi


l l l l l l l l l

dengan ketentuan sebagai berikut :


l l

• T e m p a t I s t i r a h a t dan P e l a y a n a n tipe A p a l i n g l a m b a t 3 (tiga) t a h u n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

s e j a k dioperasikannya talan tol.


l l l l 1

• T e m p a t I s t i r a h a t dan P e l a y a n a n t i p e B harus berfungsi pada saat


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1

Jalan Tol dioperasikan. l l l

2.1.5 Dasar Penentuan Lokasi Tempat Istirahat


Berdasarkan panduan No.0037/T/BM/1999 tentang penentuan lokasi
tempat istirahat di jalan tol berdasarkan tingkat kelelahan pengemudi digolongkan
menjadi 3 tingakt yaitu kelelahan ringan, sedang dan berat. Langkah pertama yang
dilakukan adalah menetapkan lokasi survei untuk pengembilan data berdasarkan
tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan. Kriteria yang ditetapkan pada pedoman
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kriteria tingkat rawan laka


Sumber: No.0037/T/BM/1999

Setelah ditentukannya lokasi survei maka tindakan selanjutnya


yang harus dilakukan adalah mengambil data tingkat kelelahan
responden yang telah dipilih menggunakan alat uji waktu reaksi dan alat
uji flicker fussion. Data yang di peroleh akan menentukan tipe fasilitas
istirahat dengan kriteria sebagai berikut:
19

Tabel 2.1 Kategori tipe fasilitas berdasar tingkat kelelahan

Sumber: No.0037/T/BM/1999

Tabel 2.2 Penempatan fasilitas tempat istirahat

Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Jika lokasi penempatan fasilitas tempat istirahat pada tabel 2.1 di atas tidak
l l l l l l l l

dapat dilakukan karena keterbatasan panjang jalan bebas hambatan yang ada atau
l l 1 l l 1

l direncanakan, maka posisi atau jarak dari gerbang Tol ke lokasi ftsilitas tempat
l 1 l l l l l 1 l l

istirahat dapat didasarkan sebagai berikut:


1

• Kelelahan tingkat ringan: 5 - 7 km dari gerbang Tol. l l l l

• Kelelahan tingkat sedang: 3 - 4 km dari gerbang Tol. l l l

• Kelelahan tingkat berat: 1 - 2 km dari gerbang Tol. l l l

2.2 Standar Minimum Fasilitas


Dengan mengetahui tingkat lelah maka dapat ditentukan standar minimum
1 1 1

fasilitas sebagai berikut dari beragai aspek yang meliputi klasifikasi rest area,
1 1

klasifikasi fasilitas rest area dan persyaratan geometri jalan keluar-masuk


1 1

kendaraan.
20

2.2.1 Klasifikasi Rest Area


Tempat istirahat (rest area) menjadi pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah bekerjasama dengan badan usaha jalan tol (BUJT) demi terciptanya
kenyamanan saat melakukan perjalan keluar kota ataupun dalam kota.

Sebagaimana peraturan yang telah di ditetapkan dalam PERPU No.


10/PRT/M/2018 bab 2 pasal 4 ayat 1 tentnang ketentuan umum TIP menyatakan
bahwa jalan tol antar kota harus dilengkapi dengan TIP, klasifikasi rest area seperti
yang tercantum pada peraturan PERPU pasal 5 ayat 1 dikelompokan menjadi 3
yaitu rest area tipe A, B dan C yang masing-masing memiliki fasilitas pendukung
l l l l l l l1 l l

l1 yang telah siap digunakan.


l l1 l

2.2.2 Klasifikasi Fasilitas RestArea


Ketentuan umum tentang klasifikasi fasilitas rest area pada jalan bebas
hambatan diatur dalam PERPU No. 10/PRT/M/2018 bab 2 pasal 5. Dalam pasal
tersebut mengatur tentang fasilitas minimal yang harus tersedia pada setiap tipe rest
area. Rest are pada jalan bebas hambatan terbagi menjadi 3 kelompok, rest area tipe
A merupakan rest area dengan fasilitas paling lengkap.

Pada klasifikasi fasilitas rest area dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu
meliputi tempat parkir, toilet umum, tempat duduk, restoran, kios dan SPBU.
Fasilitas-fasilitas umum yang harus disediakan pada setiap tipe rest area diatur
dalam PERPU pasal 5 dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut:
21

Tabel 2.3 Ketersediaan fasilitas umum pada setiap tipe rest area

Sumber: PERPU No. 10/PRT/M/2018 bab 2 pasal 5

2.2.2.1 Tempat Parkir


Rest area membutuhkan sebuah lahan parkir, dimana lahan parkir ini di
l l l l l l l l l

gunakan untuk parkir kendaraan bermotor pengunjung yang datang. Ada beberapa
l l l l l l l

macam bentuk susunan tempat parkir yang bisa digunakan seperti:


l l l l l l l l

Gambar 2.2 parkir pararel dan Parkir 3 ºSatu Arah 1

Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2 11


22

Gambar 2.3 Parkir 45ºsatu & arah parkir 6 ºsatu arah 1

Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2 11

Gambar 2.4 Parkir 45º arah lalu lintas & 9 º lebar jalan 5.5 , lebar parkir 2.51
1 1

Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2 11


23

Gambar 2.5 Penyusunan 45º truk gandeng & penyusunan 3 º truk gandeng 1

& penyusunan 9 º truk tunggal


1

Sumber : Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2


11

Gambar 2.6 kebutuhan sirkulasi Truk Gandeng


Sumber : Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11

Sedangkan standar dimensi kendaraan meunurut departemen pekerja


1 1

1 umum adalah sebagai berikut:


1
24

Tabel 2.4 Standar dimensi kendaraan

Sumber : (PU, 2 9)
11

Gambar 2.7 Dimensi mini bus Gambar 2.8 Dimensi Bus


Sumber: (PU, 2 9)
11 Sumber: (PU, 2 9)
11

Gambar 2.9 Dimensi Truk 2 As


Sumber: (PU, 2 9)
11

Gambar 2.10 Dimensi Truk 3 As


Sumber: (PU, 2 9)11
25

Gambar 2.11 Dimensi Truk 4 As


Sumber: (PU, 2 9)
11

Gambar 2.12 Dimensi Truk 5 As


Sumber: (PU, 2 9)
11

Pada peraturan PERPU NO. 10/PRT/M/2018 bagian kedua pasal 10 yang


membahas tentang ketentuan area parkir pada tempat istirahat di jalan bebas
hambatan untuk masing-masing tipe menyebutkan bahwa tempat istirahat dengan
tipe A pada poin 1 mengahruskan tersedianya lahan minimal seluas 2500 m2 untuk
mengakomodasi 100 kndaraan golongan 1 dan 3500 m2 untuk 50 unit kendaraan
golongan II/III/IV/V . Pada tipe B di poin 2 mengahruskan tersedianya lahan
minimal seluas 800 m2 untuk mengakomodasi 30 kndaraan golongan 1 dan 1200
m2 untuk 20 unit kendaraan golongan II/III/IV/V. Untuk tipe C pada poin 3
mengahruskan tersedianya lahan minimal seluas 350 m2 untuk mengakomodasi 20
kndaraan golongan 1 dan 300 m2 untuk 5 unit kendaraan golongan II/III/IV/V.

2.2.2.2 Toilet umum


Toilet merupakan fasilitas utama di rest area, fungsi dari toilet sendiri yaitu
1 1 1

untuk buang air kecil dan buang air kecil. Fasilitas yang ada didalam toilet yaitu
l l l l1 l l1

l closet duduk, wastafle dan urinoir, kaca, dll.


l l
26

Gambar 2.13 Standart WC


Sumber : Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11

Gambar 2.14 Ruang toilet dua sisi & ruang toilet untuk penyandang
disabilitas
Sumber: (Neufret, 2 2)
11
27

Gambar 2.15 Ruang Untuk Urinoir & Ruang Untuk Wastafel


Sumber: (Neufret, 2 2) 11

Pada peraturan PERPU NO. 10/PRT/M/2018 bagian kedua pasal 11 yang


membahas tentang ketentuan area toilet pada tempat istirahat di jalan bebas
hambatan untuk masing-masing tipe menyebutkan bahwa tempat istirahat dengan
tipe A pada poin 1 mengahruskan tersedianya lahan minimal seluas 10 m2 untuk 10
toilet pria dan 20 m2 untuk 20 toilet wanita. Pada tipe B di poin 2 mengahruskan
tersedianya lahan minimal seluas 4 m2 untuk 4 toilet pria dan 10 m2 untuk 10 toilet
wanita. Untuk tipe C pada poin 3 mengahruskan tersedianya toilet portabel minimal
4 buah untuk toilet pria dan 8 buah untuk toilet wanita.

2.2.2.3 Tempat Duduk, Telepon Umum, Mushola dan Taman


Tabel 2.5 Luas standar tempat duduk, telepon umum, musholla dan taman
1

Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Standar ruang untuk ruang mushola menurut beberapa sumber adalah


1 1 1

fasilitas penunjang untuk melengkapi sarana dan prasarana dari rest area yaitu
1 1 1 l l l1 l l l
28

1 masjid, dimana masjid dibutuhkan oleh masyarakat mayoritas di Indonesia.


l 1 l l 1 1 l 1

Fasilitas masjid ini berguna untuk masyarakat menuaikan ibadah sholat. Hal ini
l 1 l l 1 l l 1 1 l l

l berguna supaya kaum muslim dengan sholat mendapatkan sebuah perlindungan


l 1 1 l 1 l l l

1 dari Tuhan Y.M.E setelah sembayang atau ingin melakukan kegiatan selanjutnya.
1 1 1 1 1 l

Dan pembuatan masjid pun melihat aturan yang biasanya masjid mengarah kiblat
l l 1 l l l l l 1 l l1

l Mekkah.

Gambar 2.16 standart mesjid & saat sholat


Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2 11
29

Gambar 2.17 Ruang Wudhu


Sumber: Suparwoko, 2 16
1

Gambar 2.18 Ruang Wudhu


Sumber: Suparwoko, 2 16
1

Gambar 2.19 Dimensi Manusia pada Ruang Wudhu


Sumber: Suparwoko, 2 16
1
30

2.2.2.4 Restoran
Rest area tidak hanya sekedar tempat untuk berhenti sejenak dan duduk
l l 1 l l 1 l 1 l 1

l atau tidur untuk beristirahat, apabila pengunjung yang datang yang sedang
l l l1 l l l1 l 1 l l

l1 istirahat juga merasakan lapar atau haus mungkin membutuhkan sebuah tempat
l l1 l 1 l l l 1 l l1 l

l makan . Makan perlu diperhatikan juga studi sebuah ruang tempat makan.
1 l l l1 l l l1 l l1 l

Ada studi ruang dari pengunjung yang melakukan transaksi atau sedang
l l 1 l 1 l 1 l 1

l duduk dengan jarak dan ukuran standar yang telah di analisis dengan studi yang
l 1 l 1 l 1 l l 1 l l l

1 kurang lebih akurat, tidak hanya studi ruang tetapi juga menyertakan sebuah
l 1 l 1 l 1 l 1 ll

ukuran masing-masing meja, kursi dan bentuk dapur restoran.


1 l 1 1 l 1 l 1

Gambar 2.20 Tempat area Makan


Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2 11
31

Gambar 2.21 Posisi meja untuk makan


1

Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2


11

Gambar 2.22 Penepatan Meja makan


Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11
32

Gambar 2.23 Penempatan meja cafe


Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11

Gambar 2.24 Penempatan ruang cafe


Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11

Klasifikasi restoran menurut keputusan No.76/KPTS/Db/1999 tentang Tata


1 Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat, resto atau restoran dikelompokkan
1 1 1

1 menjadi beberapa jenis menurut kegiatan dan makanan atau minuman yang
1 1 1

1 disajikannya, yaitu:
33

Tabel 2.6 Luas standar restoran

Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

2.2.2.5 Kios
Presepsi pelanggan dalam menentukan tempat berbelanja cenderung
memilih tempat yang menarik dan memberikan kepuasan berbelanja nan
menyenangkan (Natalia T.W., 2013). Klasifikasi kios menurut keputusan
No.76/KPTS/Db/1999 tentang tata cara penentuan lokasi tempat tstirahat,
dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1 1 1

Tabel 2.7 Luas standar kios

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

2.2.2.6 SPBU
Fasilitas penunjang yang selanjutnya adalalah SPBU yang masyarakat
1 1 1

1 butuhkan untuk pengisian kendaraan bermotor pribadi saat habis atau kurang
1 1 1 1

1 dalam perjalanan selanjutnya yang berada direst area tol.


1 1 1
34

Gambar 2.25. standart SPBU dan sirkulasi mobil


Sumber : Ernst Neufert Data Arsitek Jilid 2, 2 2
11
35

D e n a h P o m B e n s i n ini t e r d a p a t beberapa d i s p e n s er bensin d i m a n a


l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l 1 l l l l l l l 1 l l l l l

1 kendaraan b e r m o t o r yang i n g i n m e n g i s i bahan bakar mesin i n i d e n g a n cara


l l l l l l l 1 l l l l l l l l l l 1 1 l l l l l l l 1

a n t r i a n yaitu 2 dispenser tiap antrian dan parkir mobil dapat p a r k i r arah


l l l l l l 1 1 1 1 1 l l l l l 1

k a n an/k i r i dispenser bensin


l l l l l l 1

Tabel 2.8 Luas standar SPBU

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

2.2.3 Persyaratan Geometri Jalan Keluar Dan Jalan Masuk


Menurut Standar Konstruksi dan Bangunan tentang Geometri Jalan Bebas
l l l l 1 1

Hambatan untuk Jalan Tol oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal 1 1

Bina Marga (PU, 2 9), disebutkan bahwa persyaratan Geometri Jalan Keluar dan 11 1 l l l

Jalan Masuk sebagai berikut l l 1 l l 1

a) Jarak antara nose ramp jalan masuk (on r a m p) sim p a n g s u s u n dengan n ose
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l

l r a m p j a l a n keluar (o f f ramp) ke tempat istirahat dan pelayanan atau


l l l l l l l 1 l l l l l 1

1 sebaliknya p a d a a r a h ya ng s a m a minimal adalah 5 (lima) km. l l l l l l l l l l l l 1

b) Jarak interval antara tempat istirahat dan pelayanan pada arah yang sama 1 l l 1 l l 1 l l

ditentukan sebagaimana berikut ini: l 1 l l


36

Tabel 2.9 Jarak interval antara tempat istirahat dan pelayanan

Sumber: (PU, 2 9) 11

c) Geometri jalur utama pada lokasi tempat istirahat harus memenuhi ketentuan
l l l l 1 l l 1 l

berikut ini: l l

Tabel 2.10 Geometri jalur utama pada lokasi tempat istirahat

Sumber: (PU, 2 9) 11

Geometri jalan keluar dan jalan masuk (ramp) dengan satu lajur lalu lintas
l l l l 1 l l l l l l

1 harus memenuhi kriteria berikut ini:


l l l1 l l
37

Tabel 2.11 Geometri jalan keluar dan jalan masuk (ramp) dengan 1 lajur lalu
lintas

Sumber: (PU, 2 9) 11

d) J a lan dan atau p r a s a r a n a pergerakan lalulintas di dalam kawasan tempat


l l l l l l l l l l l l l 1 l l l 11 l

1 istirahat dan pelayanan harus dilengkapi dengan pengaturan l a l u l i n t a s dan


l l l 1 l 1 l l l l l l l l l

r a m b u-r a m b u.
l l l l l l l l

e) J a l a n m a s u k dan j a l a n k e l u a r (on/off ramp) tempat istirahat dan pelayanan


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l

d i l e n g k a p i dengan lajur per lambatan dan lajur percepatan dengan ketentuan


l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l 1 l

berikut ini: l l

• Lajur percepatan dan lajur perlambatan dapat menggunakan tipe seperti


l l l l l l 1 l 1

dibawah ini: l l

Gambar 2.26 Lajur Percepatan Tipe Taper


Sumber: (PU, 2 9) 11
38

Gambar 2.27 Lajur Percepatan Tipe Paralel


Sumber: (PU, 2 9) 11

Gambar 2.28 Lajur Perlambatan Tipe Taper


Sumber: (PU, 2 9) 11

Gambar 2.29 Lajur Perlambatan Tipe Paralel


Sumber: (PU, 2 9) 11

• P a n j a n g t aper m i n i m u m u n t u k p e r g e r a k an memisah dan m e n g g a b u n g


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l l

a d a l a h s e b a g a i b e r i k ut:
l l l l l l l l l l l l l l l l

Tabel 2.12 Panjang taper lajur tunggal 1

Sumber: (PU, 2 9) 11
39

Peraturan PERPU NO. 10/PRT/M/2018 bagian kelima pasal 22 tentang


syarat geometri pada tempat istriraht dan pelayanan mengemukakan bahwa
jalan keluar dan masuk rest area harus dilengkapi dengan jalur percepatan dan
perlambatan. Jalur percepatan dan perlambatan dengan pencabangannya atau
dengan fasilitas umum setidaknya memiliki jarak minimal 60 meter.

2.3 Studi Preseden


Tujuan dari studi preseden ini adalah untuk mengungkap bentuk- bentuk
l l l 1 l l l 1 1 1

1 ekspresi karakter -karakter dalam penampilan beberapa karya arsitektur yang telah
1 1 1 1 1 1 1

ada.

2.3.1 Studi Preseden


2.3.1.1 Studi Preseden Nasional Rest Area Tol Gempo KM 26, Surabaya 1 1 1

Gambar 2.30 Rest Area Tol Gempol KM 26, Surabaya


Sumber: (http//.Rest area Tol Gempol KM 26.com .(google )

Studi preseden satu mengambil obyek rest area di Tol Gempol KM 26 dari
1 1 1

1 arah kota Surabaya menuju kota Sidoarjo. Alasan obyek ini diambil sebagai studi
1 1 1 1 1

1 preseden karena memiliki fasilitas lebih banyak dari rest area disekitarnya
1 1 1 1 1

( terletak di Tol yang sama dari arah berlawanan ) dan terlihat lebih ramai
1 1 1 1 1 1

disinggahi oleh pengendara yang melintasi Tol. Adapun fasilitas yang ada dalam
1 1 1 1 1 1 1

rest area ini adalah rumah makan, SPBU, ATM, mushollah, toilet, minimarket dan
1 1 1 1

1 joglo untuk beristirahat.


1 1
40

2.3.1.2 Studi Preseden Internasional Rest Area Avia Marees, Belanda 1

Gambar 2.31 rest area avia marees, belanda


Sumber(http//EST+AREA+AVIA+MAREES,BELANDA&safe=strict&sxsrf (google )

Studi preseden ketiga mengambil obyek rest area Avia Marees di Den
1 1 1 1

Oever Belanda. Alasan pemilihan obyek ini dikarenakan memiliki tema yang sama 1 1 1 1 1 1

dengan tema yang akan saya ambil yaitu arsitektur berwawasan lingkungan dan 1 1 1

1 behavior architecture. Meski tidak begitu besar seperti oyek- obyek sebelumnya,
1 1 1 1 1 1 1

obyek ini mampu menerapkan konsep sustainable (berkelanjuatan). Fasilitas yang


1 1 1 1 1

ada adalah SPBU, minimarket, café, bengkel, pencucian kendaraan. Rest area ini
1 1 1 1

1 tergolong kecil karena hanya memiliki fasilitas yang sedikit. Tetapi penggunaan
1 1 1 1 1 1

material pada fasad/ muka bangunan SPBU yang dapat beradaptasi dengan
1 1 1 1 1

lingkungan menjadikan bangunan ini berwawasan lingkungan. 1 1 1 1

2.4 Studi Banding


Studi banding sangat d i p e r l u k a n u ntuk m e m p e r o l e h i n f o r m a s i tentang l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Rest Area /(TIP) di ruas jalan bebas hambatan/ TOL untuk mem ba nd ingkan o b jek l l l l l l l

ra n c an gan se h in gga dapat d i k e m bang kan m e nj adi l e b ih baik. Ob jek ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

di j adi kan s t udi banding ini ad a l ah p a da k o n t eks b a n gu nan ya n g m e m iliki fu ngsi


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

se j en is a t a u m en de ka ti per a n ca ngan.
l l l l l l l l l l l l l l l
41

2.4.1 Studi Banding Rest Area Pada KM 19 Jakarta – Cikampek


Area peristiirahatan (TIP) KM 19 Tol Cikampek. Mempersediakan fasilitas l

rest area berupa SPBU, tempat makan dari k e l a s k a n t i n s a m p ai ca fé, f ac to ry l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

l o ut let, be n g kel m ob il, m us ho la, co nv en ience s t or e, s am pa i a re a pi jat r efleksi.


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

R ua ng- r u a ng pe na mp un g f u ng si t er se but di or ga ni sa sikan da la m suatu ba ng un an


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

b er ti ng kat dua hamper serupa dengan Mall, le ng ka p d en ga n l ob by d a n m ej a


l l l l l l l l l l l l l l l l

i nf or ma si, y an g m em buat p eng un ju ng s ea ka n-ak an m er as a be ra da di te ng ah k o ta


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

k et im bang b er ad a di t en gah ja l an Tol.


l l l l l l l l l l

Gambar 2.32 Rest Area KM 19 Cikampek


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19

Bangunan rest area KM 19 Cikampek dirancang seperti Mall di perkotaan


semua kegiatan/ fasilitas rest area di satukan didalam satu bangunan dengan
menyesuaikan fungsi fasilitas bermacam-macam seperti tempat belanja oleh- oleh,
tempat makan, mushola, tempat pijat refleksi dan lain-lain. Fasad bangunan juga
menyesuaikan dengan fasilitas lainnya dalam segi penataan warna pada fisik
bangunan maka dari itu rest area KM 19 ini terlihat selaras satu sama lain.
42

Gambar 2.33 Rumah makan cepat saji


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19

Gambar 2.34 Area Parkir KM 19


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19

Gambar 2.35 Area Parkir BUS KM 19


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19
43

Rest Area KM 19 mampu menimbulkan perhatian ditengah percepatan


gerak dengan menggunakan desain shelter SPBU yang atraktif. S he l ter ini l l l

d ir an ca ng kh us us ol e h m a ri a Ros an ti na dan Gregorius Yolodi yang t er ga bu ng


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

da l a m Ko ns ul tan arsitek D-associate. Se ma ng at P ost mod ern tam p ak pa d a d e s a in


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

b en tu k S h e l ter SPBU y a ng m en er ap ka n g a y a ko n te mp o rer dan m en ol ak b en tu k


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

S he lt er SPBU p er ta mi na y an g t er da hu lu.
l l l l l l l l l l l l l

Gambar 2.36 Desain SPBU KM 19


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19

dalam meracang Shelter SPBU KM 19 ini, sangat ar si te k ba ny ak l l l l l

me ne ra pk an T eo ri Gestalt un tu k m en ar ik pe rh at ia n m at a m an us ia de ng an t ip uan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

vi s ual. M is al nya saja, p en gg un aa n w ar na m er ah t er a ng ya ng sa ng at d om i nan


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

diantaranya w ar na a b u-ab u j al an d an h ija u r um pu t, m am pu me nj adi a ks en y ang l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

me mi kat m at a. l l l l
44

Gambar 2.37 Desain SPBU KM 19


sumber: https://www.google.com/search?q=rest+area+km+19

Pe ng gu na an ko lo m-ko lo m yang se ngaja d im ir in gkan j ug a m en ci pt akan


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

k es an v er tical ya ng di na mi s se rt a me mb en tuk p o la ir am a y a ng m ud ah d it an g kap


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

o l eh mata. Be n tuk sh e lter, me ng gu na ka n a n al ogi b en t uk sayap pesawat terbang


l l l l l l l l l l l l l l l l l

ataupun sayap burung. An al o gi b en tu k s he lter ini me mp er mu dah m a ta d a l am l l l l l l l l l l l l l l l l l

m en gi de nt if ik asi b en tuk, m engvas osivas ik annya se ba g ai simbol ke dina mi san


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

gerak, dan ak hi rn ya ma mp u me le kat d al am m em ori o ra ng y a ng me li ha tn ya. P a d a l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

da er ah kh us us ke nd ar aan b es ar, a ta p sh el terr di ra nc ang men uk ik k ea t as u nt uk


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

me nd apa tkan kettinggian yang lebih sesuai dengaan skala kendaaraan besar.
l l l

Melalui rancangan shelter yang diunggulkan ini, m ak a d ay a ta ri k u ta ma l l l l l l l l

y an g me nj ad i f ak tor su a tu a re a pe ri sti rah atan di ku nju ng i ol e h p eng gu na ja l an


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

m en ja di be rg es er. Da hu lu, f asi li tas u ta ma dan daya Tarik ut am a su at u ar e a


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

pe ri st ira hatan t er fokus pa da j en is m ak an an ya ng dit aw ar kan, ke la ya kan toilet,


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

d an ar ea d ud uk y an g n yama n. Pe ngun gg ulan d esa in shelter ini m enj ad ikan SPBU


l l l l l l l l l l l l l l l l

s ebag ai d ay a t ar ik ut am a p enguunjung meng un jungi su at u ar ea per istir aha tan.


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Oleh karena itu, dalam p er anca ngan ta pa k Area Pe risti raha tan Km 19, SPBU l l l l l l l l

diletakan di area muka me ngh ad ap ke ar ah ja lan tol seda ngk an fas il itas l ai n l l l l l l l l l l l

di let aka n di area be lak ang.


l l l l l
45

Gambar 2.38 pola dan sirkulasi rest area km 19


sumber: https://www.google.com/search?q=pola+sirkulasi+rest+area+km+19

2.4.2 Studi Banding Rest Area Pada KM 39 Jakarta – Cikampek


Pada Area peristirahatan KM 39 terdapat innercourt yang menghubungkan
restail-retail yang ada di dalam bagunan komersil. Penataan landscape innercourth.
l l l l

i n i m i rip op e n l ay out m all ya ng sa at i n i s eda ng ba ny ak di min ati, s ep erti


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

C ih am pelas Walk dan Paris Van Java di Bandung. I nn erc ourt ini di har ap kan d a pat
l l l l l l l l l l l

m en ci pt akan su at u r uan g pu bl ik d en ga n s ka la ya ng l eb ih ma nus ia wi dan


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

m em ber ikan p and ang a n yang jauh dari li ng ku ngan ja lan tol. Pr op or si r ua ng ya ng
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

d ih ad irkan me menuhi per sy aratan Ra sio Dimensi Lynch (tinggi bangunan sekitar
l l l l l l l l l l l l l

setengah dari lebar innercourt) seh in gga ru ang eks te rior yang ter ci pta te rke san
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

te rtu tup dan me nye nangkan.


l l l l l l

Gambar 2.39 Innercourt pada rest area km 39


sumber: https://www.google.com/search?q=Innercourt+pada+rest+area+km+39
46

l ba ng unan de ng an in ner court ini mu ng kin ju ga me ru pakan re spon untuk


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

m enci pt akan su atu ba ngu nan den ga n ko ns ep hi ja u di daerah tr op is ya ng saat ini


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

m em ang d ap at m enam bah nilai jual suatu produk arsitektur. Ve g eta si yang dipilih
l l l l l l l l l l l l

untuk me ngisi da erah inn erco urt se per ti nya ku ra ng t ep at guna. Po ho n pa le m yang
l l l l l l l l l l l l l l l l

l eb ih b erfu ng si se ba gai ve ge tasi pe nam bah es te tika seh ar usnya dig anti de ngan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

p oh on pe ne duh. Ti da k a da nya po ho n pe ned uh di innercourt ini m emb uat


l l l l l l l l l l l l l l l

innercourt m en jadi s an gat p an as oleh terik matahari di siang hari se hing ga l l l l l l l l

p engu nju ng en gg an u nt uk m engg un akan area ini sebagai area berkumpul. Padahal,
l l l l l l l l l l

pi ha k pe nge lola telah m eny edi akan saung-saung yang sangat me na rik se ba gai
l l l l l l l l l l l

t emp at b erku mpul.


l l l l

Gambar 2.40 vegetasi pada innercourt pada rest area km 39


sumber: https://www.google.com/search?q=Innercourt+pada+rest+area+km+39

Da ya t ar ik Area Peristirahatan Km 39 se ben ar nya te rle ta k pa da de sain


l l l l l l l l l l l l l

Ma sj id yang a tr aktif den ga n ukir-uk iran be rb au Timur tengah. B er be da de ng an


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Area Peristirahatan Km 19 yang ha n ya me mi liki mus ho la yang sede rha na, Area l l l l l l l l l l l

Per isti raha tan Km 39 men awavrk an ken yam an an be rib adah bagi umat Islam.
l l l l l l l l l l l l l l

S an g A rsit ek mu ng kin in gi n me ngha dirkan area peris tir aha tan yang bersifat
l l l l l l l l l l l l l l

par od i s ehi ng ga mer anc ang Masjid seperti b ang un an yan g ter dap at di d al am
l l l l l l l l l l l l l l l l

n eg eri do ngeng Al la di n di tengah area peristirahatan.


l l l l l l
47

Gambar 2.41 masjid rest area km 39


sumber: https://www.google.com/search?q=masjid+rest+area+km+39

Gambar 2.42 masjid rest area km 39


sumber: https://www.google.com/search?q=masjid+rest+area+km+39

Be rbe da de ng an de sa in ban gun an di Area Peristirahatan Km 19 ya ng le bih


l l l l l l l l l l l l l l

b erga ya in dus trial de ng an do min asi ge om etri kotak, ban gun an di areaa
l l l l l l l l l l l l

pe rist irahat an
l l l ini lebih berani m ema in kan
l l l b ent uk
l l lengkung dalam
meng gam ba rkan ked inam isan gerak. Hal ini b er hasil me nci pta kan ben tuk- bentuk
l l l l l l l l l l l l

vis ual ya ng t id ak me mbos ankan.


l l l l l l
48

Gambar 2.43 Pola Sirkulasi Rest Area km 39


sumber: https://www.google.com/search?q=pola+sirkulasi++rest+area+km+39

2.4.3 Studi Banding Rest Area Pada KM 22 Tol Semarang-Solo 1

Rest area dijalan bebas hambatan merupakan suatu tempat dan fasilitas 1 1 1 1 1 1

bagi pengguna jalan. Baik pengemudi, penumpang dan kendaraannya juga dapat
1 1 1 1 1 1

1 beristirahat sementara karna alasan butuh energi baru. Oleh karena itu perlu
1 1 1 1 1 1

adanya berbagai fasilitas yang menandai untuk menghilangkan dan mengurangi


1 1 1 1 1

rasa Lelah. Sehingga dapat melanjutkan perjalanan sampai tujuan dengan selamat.
1 1 1 1 1 1

1 Demikian mendukung kegiatan para pengguna jalan maka adanya fasilitas umum
1 1 1 1 1 1

1 yang berupa Kawasan tempat istirahat (rest area) bagi pengguna jalan Tol sangat
1 1 1 1

1 perlu. Pada tempat istirahat pengendara dapat melakukan pemberhentian sejenak,


1 1 1 1 1 1

makan, menjalankan ibadah, buang air, mengisi bahan bakar kendaraan dan
1 1 1 1 1 1

1 beristirahat.

Perancangan rest area tol Pemalang-Batang perlu adanya ruang public yang
1 1 1

dapat menjadi wadah kegiatan pengendara Tol, apalagi rest area tol Pemalang
1 11 1 1

Batang berada paada Kawasan kab.bandung yang cukup padat dalam hal
1 1 1 1 1 1 1 1

1 bangunan. Diperlukan penataan masa bangunan yang berfungsi atraktif tidak 1 1 1 1

1 menyulitkan pengguna bangunan. Studi banding dilakukan demi mendukung


1 1 1 1 1

terlaksanya perancangan rest area tol Pemalang Batang di kab.Pekalongan. Untuk


1 1 1 1

mencari data yang sesuai bagaimana perancangan rest area yang berfungsi secara 1 1 1 1

benar. Pengambilan contoh studi banding disini yaitu rest area pada KM 22 Tol
1 1 1 1

Semarang-Solo. Studi banding dilakukan untuk membuka wawasan mengenai


1 1 1 1

1 penggunaan rest area yang sudah ada, sebagai wacana dalam perencanaan dan
1 1 1 1
49

1 perancangan rest area di jalan tol Pemalang Batang. Pengambilan data rest area
1 1

KM 22 Tol Semarang-Solo mengambil data dari internet. 1 1 1

Jalan Tol Semarang-Solo merupakan salah satu bagian jalan Tol Trans
1 1 1

Jawa, Untuk wilayah Jawa Tengah meliputi ruas Kanci-pejagan (± 38.1 km), ruas
1 1 1

Penjagaan-Pemalang (±57.53 km), ruas Pemalang-Batang (±39.2 km), ruas


1 1

Batang-semarang (±75 km), ruaas Semarang – Solo (±72.6 km) & ruas solo-
mantingan (± 55 km)

Gambar 2.44 siteplan kawasan rest area KM 22Tol Semarang -Solo


sumber: http://studioruya16.blogspot.com

Di rest area Tol Semarang -Solo berdampingan dengan Letak kawasan 1 1 1

Gedung Olahraga Jatidiri. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk
1 1 1 1 1 1

1 mengembangkan kawasan Gedung olahraga Jatidiri kedepannya. Dengan


1 1 1 1

1 pembuatan rest area ini diharapkan dapat memasyarakatkan Gedung olah raga
1 1 1 1 1 1

jatidiri dan dapat mandiri tanpa tergantung pada pembiayaan pemerintah. Selain
1 1 1 1 1

itu dengan adanya rest area ini maka memudahkan pengunjung yang akan
1 1

mengunjungi kawasan Gedung Olah raga Jatidiri sebagai sarana olah raga dan
1 1 1 1 1

rekreasi di kota Semarang.


1
50

Kesimpula: yang dapat diambil adalah mengangkat lingkungan sekitar


1 1 1 1

untuk lebih maju dalam hal perekonomian dengan adanya pembangunan rest area.
1 1 1 1 1

1 Karena penduduk sekitar bisa membuka peluang usaha di rest area dan mendapat
1 1 1 1 1 1 1

nilai positif dari lingkungan sekitar.


1 1 1 1

Gambar 2.45 keyplan (kawasan rest area KM 22 tol Semarang-Solo)


sumber: http://studioruya16.blogspot.com

1 Pengaturan lahan dalam rest area terpisah menurut kegiatannya, seperti


1 1 1 1

hotel yang terletak di belakang demi mendapat kenyamanaan dari pengguna yang
1 1 1 1 1 1 1

jauh dari keramaia. Tempat parkir yang terpisah sesuai tipe kendaraan. Kendaraan
1 1 1 1 1 1 1

1 barang yang diletakkan terpisah dengan tempat parkir kendaraan pribadi, karena
1 1 1 1 1

kendaraan muat barang butuh tempat yang luas dan dekat dengan jalan utama
1 1 1 1 1 1 1

untuk memudahkan sopir kendaraan jika lalu-lalang. Parkir pribadi berada tepat
1 1 1 1

didepan penginapan bertujuan emudahkan akses pengguna sehingga dapat melihat


1 1 1 1 1

langsung tempat istirahat dalam rest area. Adanya fasilitas pendukung dalam rest
1 1 1 1 1 1 1

area Tol Semarang-Solo yaitu olahraga tembak, demi menarik pengguna jalan dan 1 1 1 1

menampung kreatifitas masyarakat tentang olahraga tembak. Rest area berada


1 1 1 1 1

didekat gedung olahraga dan rest area Tol Semarang Solo memiliki area parkir
1 1 1 1 1 11

sendiri-sendiri dalam setiap aktivitas yang dilakukan. 1 1 1


51

Kesimpulan: Rest area KM 22 Tol Semarang-Solo tergolong tipe A karena 1

mempunyai hotel didalam rest area tersebut. terbaginya zona dalam area lokasi
1 1 1 1 1 1

1 tapak dengan pola sirkulasi yang mewadahi semua kendaraan berat maupun
1 1 1 1 1

1 kendaraan ringan dengan area parkir yang berbeda. agar sirkulasi didalam site
1 1 1 1 1 1

1 tidak merugikan sesama pengendara. Dan mengangkat kreatifitas pada lingkungan


1 1 1 1 1

sekitar lokasi tapak.


1

Gambar 2.46 konsep kawasan rest area KM 22Tol Semarang-Solo


Sumber : http://studioruya16.blogspot.com

Konsep green arsitek dalam rest area Tol Semarang-Solo bertujuan


1 1 1 1 1

1 meneruskan keindahan alam sekitar. Karena bangunan tersebut berada pada area
1 1 1 1 1

pegunungan dan perbuktian. Memanfaatkan keindahan alam dan mengurangi


1 1 1 1 1

1 globalisasi tentunya sangat berpengaruh bagi pelestarian hunian yang ada.


1 1 1 1 1 1

1 Bangunan yang asri dan indah dapat menjadi ketertarikan sendiri untuk
1 1 1 1 1 1

1 wisatawan, akan menambah pengetahuan baru bagi pengunjung ataupun


1 1 1 1 1

pengelola.
52

Kesimpulan: Lokasi rest area biasanya didominasi dengan area


1 1 1 1

penghijauan karena untuk memanfaatkan keindahan alam dan mengurangi


1 1 1 1

globalisasi dan menjadi ketertarikan tersendiri untuk wisatawan . 1 1

Gambar 2.47 konsep kawasan rest area KM 22Tol Semarang-Solo


Sumber : http://studioruya16.blogspot.com

Rest area Tol Semarang-Solo memiliki kelebihan pada nuansa ruang yang 1 1 1

menyatu, terlihat dari penggunaan bangunan yang terpisah menurut aktivitasnya


1 1 1 1

masing-masing tetapi menjadi kesatuan yang utuh atau saling berhubungan.


1 1 1 1

1 Dengan tertatanya area yang dirancang maka pengguna dapat mengakses aktivitas
1 1 1 1 1

1 dengan baik tanpa kesulitan mencari apa yang akan dilaksanakan. Banyaknya
1 1 1 1 1 1

bukaan pada bangunan rest area juga menjadi sisi lebih demi mengurangi energi
1 1 1 1 1 1 1 1

pada bangunan.
1 1

Kesimpulan: Material bangunan harus menyatukan lingkungan sekitar


1 1 1 1 1

supaya nuansa lokasi site terlihat selaras dan menjadi kesatuan yang utuh atau
1 1 1 1 1 1 1 1

saling berhubungan.
1 1
53

Gambar 2.48 Pembagian kawasan rest area KM 22 Tol Semarang-Solo


Sumber: analisis mengenai rest area KM 22 Tol Semarang-Solo

Gambar 2.49 Konsep keseluruhan rest area KM 22Tol Semarang-Solo


Sumber : google. rest area KM 22 Tol Semarang-Solo

Bentuk bangunan pada rest area Tol Semarang-Solo menerapkan model


1 1 1

1 meneruskan daerah pegunungan, sehingga tampak tidak asing bagi pengendara


1 1 1 1 1

Tol. Bangunan Hotel yang terdiri dari lima lantai tidak terlihat langsung
1 1 1 1 1 1 1

1 menjulang tetapi terdapatnya proses peninggian dalam bentuknya.


1 1 1 1 1 1

Kesimpulan : dari penjelasan diatas adalah menyelaraskan dengan


1 1 1 1

1 lingkungan sekitar agar penunjung tidak asing dengan keberadaan bangunan


1 1 1 1 1 1

tersebut dan menjadi cirikhas tersendiri.


1 1 1 1
54

Gambar 2.50 Pembagian area kawasan KM 22Tol Semarang-Solo


Sumber : http://studioruya16.blogspot.com

Gambar 2.51 Konsep rest area KM 22Tol Semarang-Solo


Sumber : http://google.com

Rest area yang memiliki pengaturan lahan dan fasad memiliki alur
1 1 1 1 1 1

1 secaramengalir, dengan artian pengunjung dapat mentukan mana aktivitas yang


1 1 1 1 1 1

1 akan dijalani dan dikunjungi. Fasad hanya memiliki sisi kesederhanaan dalam
1 1 1 1 1 1

1 penataannya untuk meneruskan pandangan dan arah angin dari jalan terhadap
1 1 1 1 1

bangunan rest area. Terbaginya peruntukan setiap bangunan yang ada pada rest
1 1 1 1 1

area menunjukan penataan lahan yang sesuai dengan alur masuk pengguna, mulai
1 1 1 1 1 1

1 datang sampai istirahat dan melakukan aktivitas lain.


1 1 1 1

Kesimpulan : Alur didalam site harus diatur agar sirkulasi di dalam site
1 1 1 1 1

tidak terjadinya cross sirkulasi bagi pengunjung yang berada dalam site rest area
1 1 1 1

dengan penyesuaian fasilitas didalam nya. 1 1

Anda mungkin juga menyukai