STUDI LITERATUR
dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar biaya tol.
1 1 1 1
(PU , 2 9)
1 11
pemakai jalan Tol antar kota maupun dalam kota. Fasilitas baik pengemudi,
1 1
penumpang, maupun hanya sekedar mengisi bahan bakar kendaraan fasilitas ini
disediakan untuk beristirahat sementara , karena alasan lelah . Oleh karena itu , 1 1 1 1 1 1 1 1
tujuan dengan selamat. Tempat istirahat di jalan harus memenuhi beberapa kriteria
1 1 1 1 1
tertentu serta tidak mengganggu kelancaran dan keselamatan bagi para pemakai
1 1 1 1 1
mengenai fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan, yang 1 1 1
dimaksud dengan rest area adalah lokasi di luar daerah manfaat jalan yang 1 1
Selain itu, disebutkan pula fasilitas pendukung yang meliputi fasilitas pejalan kaki, 1 l l l
l fasilitas parkir, fasilitas halte, fasilitas tempat istirahat (rest area) dan fasilitas
l l l l l l l
l penerangan jalan pada pasal 2. Secara umum, tujuan Rest Area adalah
11 l 1 1
14
15
dan meningkatkan kebugaran pengemudi yang merasa lelah, letih atau mengantuk 1 1 1 1
Rest area atau tempat istirahat adalah suatu tempat dan fasilitas yang l 1 l l l 1 l l l
b a k a r, c e k k e n d a r a a n, c u c i k e n d a r a a n d a n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 mengistirahatkan mesin.
(Purnamasari, 2 12) 1
1 jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak di temukan di jalan Tol ataupun di jalan 1 1 1 l l l
l nasional dimana para pengemudi jarak jauh beristirahat. Di jalan arteri primer juga
l l 1 1 1 l
restoran ini banyak digunakan oleh pengemudi truk, angkutan umum ( bus) 1 1 1 1
1 maupun mobil pribadi jauh ataupun bus antar kota untuk beristirahat. 1 1
1 merupakan tempat istirahat bagi pengendara, dan penumpang untuk melepas lelah 1 l l l l 1 l
s e l a i n d i p e r l u k a n tempat i s t i r a h a t, d i p e r l u k a n j u g a t e m p at p e l a y a n a n bagi
l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1
p e n g e n d a r a, p e n u m p a ng m a u p u n kendaraan i t u s e n d i r i.
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l l l l l l l
Pengertian dari tempat pelayanan/area service itu sendiri adalah bagian dari 1 1 1 1
(PU, 2 9) 11
d ari lokasi rest area/tempat istirahat yang digunakan untuk melayani para pemakai
l 1 l l 1 l l 1 l l l l 1
jalan yang sedang beristirahat, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum.
l l l l l l l l l l
(PU, 2 9) 11
Fungsi dan peranan dari rest area merupakan aktifitas komersil dengan
mengandalkan sektor perdagangan melalui restoran, minimarket, souvenir shop dan
kegiatan lainnya yang berhubungan erat dengan aktifitas komersil.
a) Pasal 12 1
1. Jarak titik akhir lajur percepatan dengan titik awal perlambatan antara
1 1 1 1
tempat istirahat dan pelayanan dengan simpang susun untuk jurusan yang
1 1 1 1 1
2. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan yang tidak setipe sekurang-
1 l 1 1 l 1 l 1 l 1
l (emapat puluh) km dan tidak lebih dari 120 (serratus dua puluh) km pada l 1 l l 1 l l
1 masing-masing jurusan. 1 1
17
6. Lokasi, tata letak dan rencana Teknik tempat istirahat dan pelayanan
l l1 l l 1 l 1 l
1 jalan.
b) Pasal 181
• Ruangan istirahat
• Peturasan
• Mushola/Masjid
• Etalase / iklan
• Restoran l
• Bengkel l
• Kios
• Sarana informasi l l
• Peturasan
• Mushola l
• Kedai l
• Sarana informasi l l
• Telepon umum l l l
18
Sumber: No.0037/T/BM/1999
Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat
Jika lokasi penempatan fasilitas tempat istirahat pada tabel 2.1 di atas tidak
l l l l l l l l
dapat dilakukan karena keterbatasan panjang jalan bebas hambatan yang ada atau
l l 1 l l 1
l direncanakan, maka posisi atau jarak dari gerbang Tol ke lokasi ftsilitas tempat
l 1 l l l l l 1 l l
fasilitas sebagai berikut dari beragai aspek yang meliputi klasifikasi rest area,
1 1
kendaraan.
20
Pada klasifikasi fasilitas rest area dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu
meliputi tempat parkir, toilet umum, tempat duduk, restoran, kios dan SPBU.
Fasilitas-fasilitas umum yang harus disediakan pada setiap tipe rest area diatur
dalam PERPU pasal 5 dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut:
21
Tabel 2.3 Ketersediaan fasilitas umum pada setiap tipe rest area
gunakan untuk parkir kendaraan bermotor pengunjung yang datang. Ada beberapa
l l l l l l l
Gambar 2.4 Parkir 45º arah lalu lintas & 9 º lebar jalan 5.5 , lebar parkir 2.51
1 1
Gambar 2.5 Penyusunan 45º truk gandeng & penyusunan 3 º truk gandeng 1
Sumber : (PU, 2 9)
11
untuk buang air kecil dan buang air kecil. Fasilitas yang ada didalam toilet yaitu
l l l l1 l l1
Gambar 2.14 Ruang toilet dua sisi & ruang toilet untuk penyandang
disabilitas
Sumber: (Neufret, 2 2)
11
27
Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat
fasilitas penunjang untuk melengkapi sarana dan prasarana dari rest area yaitu
1 1 1 l l l1 l l l
28
Fasilitas masjid ini berguna untuk masyarakat menuaikan ibadah sholat. Hal ini
l 1 l l 1 l l 1 1 l l
1 dari Tuhan Y.M.E setelah sembayang atau ingin melakukan kegiatan selanjutnya.
1 1 1 1 1 l
Dan pembuatan masjid pun melihat aturan yang biasanya masjid mengarah kiblat
l l 1 l l l l l 1 l l1
l Mekkah.
2.2.2.4 Restoran
Rest area tidak hanya sekedar tempat untuk berhenti sejenak dan duduk
l l 1 l l 1 l 1 l 1
l atau tidur untuk beristirahat, apabila pengunjung yang datang yang sedang
l l l1 l l l1 l 1 l l
l1 istirahat juga merasakan lapar atau haus mungkin membutuhkan sebuah tempat
l l1 l 1 l l l 1 l l1 l
l makan . Makan perlu diperhatikan juga studi sebuah ruang tempat makan.
1 l l l1 l l l1 l l1 l
Ada studi ruang dari pengunjung yang melakukan transaksi atau sedang
l l 1 l 1 l 1 l 1
l duduk dengan jarak dan ukuran standar yang telah di analisis dengan studi yang
l 1 l 1 l 1 l l 1 l l l
1 kurang lebih akurat, tidak hanya studi ruang tetapi juga menyertakan sebuah
l 1 l 1 l 1 l 1 ll
1 menjadi beberapa jenis menurut kegiatan dan makanan atau minuman yang
1 1 1
1 disajikannya, yaitu:
33
Sumber: Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat
2.2.2.5 Kios
Presepsi pelanggan dalam menentukan tempat berbelanja cenderung
memilih tempat yang menarik dan memberikan kepuasan berbelanja nan
menyenangkan (Natalia T.W., 2013). Klasifikasi kios menurut keputusan
No.76/KPTS/Db/1999 tentang tata cara penentuan lokasi tempat tstirahat,
dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1 1 1
Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat
2.2.2.6 SPBU
Fasilitas penunjang yang selanjutnya adalalah SPBU yang masyarakat
1 1 1
1 butuhkan untuk pengisian kendaraan bermotor pribadi saat habis atau kurang
1 1 1 1
Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tentang
Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat
Hambatan untuk Jalan Tol oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal 1 1
Bina Marga (PU, 2 9), disebutkan bahwa persyaratan Geometri Jalan Keluar dan 11 1 l l l
a) Jarak antara nose ramp jalan masuk (on r a m p) sim p a n g s u s u n dengan n ose
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 1 l l
b) Jarak interval antara tempat istirahat dan pelayanan pada arah yang sama 1 l l 1 l l 1 l l
Sumber: (PU, 2 9) 11
c) Geometri jalur utama pada lokasi tempat istirahat harus memenuhi ketentuan
l l l l 1 l l 1 l
berikut ini: l l
Sumber: (PU, 2 9) 11
Geometri jalan keluar dan jalan masuk (ramp) dengan satu lajur lalu lintas
l l l l 1 l l l l l l
Tabel 2.11 Geometri jalan keluar dan jalan masuk (ramp) dengan 1 lajur lalu
lintas
Sumber: (PU, 2 9) 11
r a m b u-r a m b u.
l l l l l l l l
berikut ini: l l
dibawah ini: l l
a d a l a h s e b a g a i b e r i k ut:
l l l l l l l l l l l l l l l l
Sumber: (PU, 2 9) 11
39
1 ekspresi karakter -karakter dalam penampilan beberapa karya arsitektur yang telah
1 1 1 1 1 1 1
ada.
Studi preseden satu mengambil obyek rest area di Tol Gempol KM 26 dari
1 1 1
1 arah kota Surabaya menuju kota Sidoarjo. Alasan obyek ini diambil sebagai studi
1 1 1 1 1
1 preseden karena memiliki fasilitas lebih banyak dari rest area disekitarnya
1 1 1 1 1
( terletak di Tol yang sama dari arah berlawanan ) dan terlihat lebih ramai
1 1 1 1 1 1
disinggahi oleh pengendara yang melintasi Tol. Adapun fasilitas yang ada dalam
1 1 1 1 1 1 1
rest area ini adalah rumah makan, SPBU, ATM, mushollah, toilet, minimarket dan
1 1 1 1
Studi preseden ketiga mengambil obyek rest area Avia Marees di Den
1 1 1 1
Oever Belanda. Alasan pemilihan obyek ini dikarenakan memiliki tema yang sama 1 1 1 1 1 1
dengan tema yang akan saya ambil yaitu arsitektur berwawasan lingkungan dan 1 1 1
1 behavior architecture. Meski tidak begitu besar seperti oyek- obyek sebelumnya,
1 1 1 1 1 1 1
ada adalah SPBU, minimarket, café, bengkel, pencucian kendaraan. Rest area ini
1 1 1 1
1 tergolong kecil karena hanya memiliki fasilitas yang sedikit. Tetapi penggunaan
1 1 1 1 1 1
material pada fasad/ muka bangunan SPBU yang dapat beradaptasi dengan
1 1 1 1 1
Rest Area /(TIP) di ruas jalan bebas hambatan/ TOL untuk mem ba nd ingkan o b jek l l l l l l l
se j en is a t a u m en de ka ti per a n ca ngan.
l l l l l l l l l l l l l l l
41
S he lt er SPBU p er ta mi na y an g t er da hu lu.
l l l l l l l l l l l l l
me ne ra pk an T eo ri Gestalt un tu k m en ar ik pe rh at ia n m at a m an us ia de ng an t ip uan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
me mi kat m at a. l l l l
44
me nd apa tkan kettinggian yang lebih sesuai dengaan skala kendaaraan besar.
l l l
Oleh karena itu, dalam p er anca ngan ta pa k Area Pe risti raha tan Km 19, SPBU l l l l l l l l
diletakan di area muka me ngh ad ap ke ar ah ja lan tol seda ngk an fas il itas l ai n l l l l l l l l l l l
C ih am pelas Walk dan Paris Van Java di Bandung. I nn erc ourt ini di har ap kan d a pat
l l l l l l l l l l l
m em ber ikan p and ang a n yang jauh dari li ng ku ngan ja lan tol. Pr op or si r ua ng ya ng
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
d ih ad irkan me menuhi per sy aratan Ra sio Dimensi Lynch (tinggi bangunan sekitar
l l l l l l l l l l l l l
setengah dari lebar innercourt) seh in gga ru ang eks te rior yang ter ci pta te rke san
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
m em ang d ap at m enam bah nilai jual suatu produk arsitektur. Ve g eta si yang dipilih
l l l l l l l l l l l l
untuk me ngisi da erah inn erco urt se per ti nya ku ra ng t ep at guna. Po ho n pa le m yang
l l l l l l l l l l l l l l l l
l eb ih b erfu ng si se ba gai ve ge tasi pe nam bah es te tika seh ar usnya dig anti de ngan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
p engu nju ng en gg an u nt uk m engg un akan area ini sebagai area berkumpul. Padahal,
l l l l l l l l l l
pi ha k pe nge lola telah m eny edi akan saung-saung yang sangat me na rik se ba gai
l l l l l l l l l l l
Area Peristirahatan Km 19 yang ha n ya me mi liki mus ho la yang sede rha na, Area l l l l l l l l l l l
Per isti raha tan Km 39 men awavrk an ken yam an an be rib adah bagi umat Islam.
l l l l l l l l l l l l l l
S an g A rsit ek mu ng kin in gi n me ngha dirkan area peris tir aha tan yang bersifat
l l l l l l l l l l l l l l
par od i s ehi ng ga mer anc ang Masjid seperti b ang un an yan g ter dap at di d al am
l l l l l l l l l l l l l l l l
b erga ya in dus trial de ng an do min asi ge om etri kotak, ban gun an di areaa
l l l l l l l l l l l l
pe rist irahat an
l l l ini lebih berani m ema in kan
l l l b ent uk
l l lengkung dalam
meng gam ba rkan ked inam isan gerak. Hal ini b er hasil me nci pta kan ben tuk- bentuk
l l l l l l l l l l l l
Rest area dijalan bebas hambatan merupakan suatu tempat dan fasilitas 1 1 1 1 1 1
bagi pengguna jalan. Baik pengemudi, penumpang dan kendaraannya juga dapat
1 1 1 1 1 1
1 beristirahat sementara karna alasan butuh energi baru. Oleh karena itu perlu
1 1 1 1 1 1
rasa Lelah. Sehingga dapat melanjutkan perjalanan sampai tujuan dengan selamat.
1 1 1 1 1 1
1 Demikian mendukung kegiatan para pengguna jalan maka adanya fasilitas umum
1 1 1 1 1 1
1 yang berupa Kawasan tempat istirahat (rest area) bagi pengguna jalan Tol sangat
1 1 1 1
makan, menjalankan ibadah, buang air, mengisi bahan bakar kendaraan dan
1 1 1 1 1 1
1 beristirahat.
Perancangan rest area tol Pemalang-Batang perlu adanya ruang public yang
1 1 1
dapat menjadi wadah kegiatan pengendara Tol, apalagi rest area tol Pemalang
1 11 1 1
Batang berada paada Kawasan kab.bandung yang cukup padat dalam hal
1 1 1 1 1 1 1 1
mencari data yang sesuai bagaimana perancangan rest area yang berfungsi secara 1 1 1 1
benar. Pengambilan contoh studi banding disini yaitu rest area pada KM 22 Tol
1 1 1 1
1 penggunaan rest area yang sudah ada, sebagai wacana dalam perencanaan dan
1 1 1 1
49
1 perancangan rest area di jalan tol Pemalang Batang. Pengambilan data rest area
1 1
Jalan Tol Semarang-Solo merupakan salah satu bagian jalan Tol Trans
1 1 1
Jawa, Untuk wilayah Jawa Tengah meliputi ruas Kanci-pejagan (± 38.1 km), ruas
1 1 1
Batang-semarang (±75 km), ruaas Semarang – Solo (±72.6 km) & ruas solo-
mantingan (± 55 km)
Gedung Olahraga Jatidiri. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk
1 1 1 1 1 1
1 pembuatan rest area ini diharapkan dapat memasyarakatkan Gedung olah raga
1 1 1 1 1 1
jatidiri dan dapat mandiri tanpa tergantung pada pembiayaan pemerintah. Selain
1 1 1 1 1
itu dengan adanya rest area ini maka memudahkan pengunjung yang akan
1 1
mengunjungi kawasan Gedung Olah raga Jatidiri sebagai sarana olah raga dan
1 1 1 1 1
untuk lebih maju dalam hal perekonomian dengan adanya pembangunan rest area.
1 1 1 1 1
1 Karena penduduk sekitar bisa membuka peluang usaha di rest area dan mendapat
1 1 1 1 1 1 1
hotel yang terletak di belakang demi mendapat kenyamanaan dari pengguna yang
1 1 1 1 1 1 1
jauh dari keramaia. Tempat parkir yang terpisah sesuai tipe kendaraan. Kendaraan
1 1 1 1 1 1 1
1 barang yang diletakkan terpisah dengan tempat parkir kendaraan pribadi, karena
1 1 1 1 1
kendaraan muat barang butuh tempat yang luas dan dekat dengan jalan utama
1 1 1 1 1 1 1
untuk memudahkan sopir kendaraan jika lalu-lalang. Parkir pribadi berada tepat
1 1 1 1
langsung tempat istirahat dalam rest area. Adanya fasilitas pendukung dalam rest
1 1 1 1 1 1 1
area Tol Semarang-Solo yaitu olahraga tembak, demi menarik pengguna jalan dan 1 1 1 1
didekat gedung olahraga dan rest area Tol Semarang Solo memiliki area parkir
1 1 1 1 1 11
mempunyai hotel didalam rest area tersebut. terbaginya zona dalam area lokasi
1 1 1 1 1 1
1 tapak dengan pola sirkulasi yang mewadahi semua kendaraan berat maupun
1 1 1 1 1
1 kendaraan ringan dengan area parkir yang berbeda. agar sirkulasi didalam site
1 1 1 1 1 1
1 meneruskan keindahan alam sekitar. Karena bangunan tersebut berada pada area
1 1 1 1 1
1 Bangunan yang asri dan indah dapat menjadi ketertarikan sendiri untuk
1 1 1 1 1 1
pengelola.
52
Rest area Tol Semarang-Solo memiliki kelebihan pada nuansa ruang yang 1 1 1
1 Dengan tertatanya area yang dirancang maka pengguna dapat mengakses aktivitas
1 1 1 1 1
1 dengan baik tanpa kesulitan mencari apa yang akan dilaksanakan. Banyaknya
1 1 1 1 1 1
bukaan pada bangunan rest area juga menjadi sisi lebih demi mengurangi energi
1 1 1 1 1 1 1 1
pada bangunan.
1 1
supaya nuansa lokasi site terlihat selaras dan menjadi kesatuan yang utuh atau
1 1 1 1 1 1 1 1
saling berhubungan.
1 1
53
Tol. Bangunan Hotel yang terdiri dari lima lantai tidak terlihat langsung
1 1 1 1 1 1 1
Rest area yang memiliki pengaturan lahan dan fasad memiliki alur
1 1 1 1 1 1
1 akan dijalani dan dikunjungi. Fasad hanya memiliki sisi kesederhanaan dalam
1 1 1 1 1 1
1 penataannya untuk meneruskan pandangan dan arah angin dari jalan terhadap
1 1 1 1 1
bangunan rest area. Terbaginya peruntukan setiap bangunan yang ada pada rest
1 1 1 1 1
area menunjukan penataan lahan yang sesuai dengan alur masuk pengguna, mulai
1 1 1 1 1 1
Kesimpulan : Alur didalam site harus diatur agar sirkulasi di dalam site
1 1 1 1 1
tidak terjadinya cross sirkulasi bagi pengunjung yang berada dalam site rest area
1 1 1 1