Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP TANAMAN KAKAO

(Theobroma cacao L.)


Aisyah Hikmawati
Mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Anduonohu, Kec. Kambu, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara 93232

ABSTRAK

Penelitian ini berlangsung di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian


(BPSIP) Sulawesi Tenggara mulai dari Bulan April sampai Juni 2023. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemangkasan yang berbeda
terhadap perkembangan bunga, buah dan flush (tunas air) pada tanaman kakao,
serta mengetahui jenis perlakuan yang terbaik terhadap perkembangan tanaman
kakao. Aktivitas penelitian terdiri dari penetapan sampel tanaman kakao,
pemangkasan pemeliharaan dan produksi, perhitungan jumlah bunga, buah dan
flush pada tanaman kakao setelah dilakukan pemangkasan. Data primer diperoleh
dari semua aktivitas penelitian dan pengamatan yang dilakukan langsung di
lapangan. Pemangkasan yang dilakukan selama penelitian yaitu pemangkasan
pemeliharaan. Pemangkasan mempengaruhi jumlah bunga, buah dan flush.
Interval waktu pemangkasan juga mempengaruhi produksi tanaman kakao.
Kata Kunci: kakao, pemangkasan, flush.

PENDAHULUAN daerah lainnya. Perkembangan


produksi kakao Indonesia dalam lima
Indonesia merupakan salah tahun terakhir terus mengalami
satu penghasil kakao terbesar dunia penurunan dan pada akhir tahun
dan menempati urutan ketiga setelah 2017, posisi Indonesia sebagai
Pantai Gading dan Ghana sampai penghasil kakao dunia tergeser oleh
tahun 2014. Saat ini Indonesia terus Equador dan Nigeria. Kondisi ini
mengalami penurunan produksi kemungkinan akan terus berlanjut
kakao yang sangat signifikan dalam akibat gempa yang terjadi di Palu
10 tahun terakhir. Sentra produksi pada tahun 2018 yang telah merusak
kakao utama Indonesia yang areal perkebunan rakyat di sentra
memberikan kontribusi produksi produksi kakao Sulawesi Tengah.
rata-rata dari tahun 2013-2017 Daerah penghasil kakao
adalah Sulawesi Tengah (19,37%), Indonesia adalah setelah Sulawesi
Sulawesi Tenggara (16,29%), Tengah adalah Sulawesi Tenggara.
Sulawesi Selatan (16,28%), Sulawesi Salah satu kabupaten penghasil
Barat (9,78%), Sumatera Barat kakao di Provinsi Sulawesi Tenggara
(8,85%) dan sisanya dipasok oleh yang sangat potensil adalah Kolaka
Utara. Di daerah ini, dalam kurun mengutamakan ranting sebagai
lima tahun terakhir, pada tahun 2015, obyek pemangkasan sehingga
2016, dan 2017, telah dilakukan tanaman kakao dapat berproduksi
rehabiltasi pertanaman kakao setiap baik dan terus menerus. Pengaruh
tahun menggunakan bibit klonal pemangkasan pada tanaman kakao
hasil sambung pucuk masing-masing berdampak besar, yaitu menurunkan
seluas 1351,15 ha, 1373,45 ha, dan kelembaban kebun, memperoleh
1851,16 ha (Statistik Perkebunan iklim mikro yang sehat dan produksi
Sulawesi Tenggara, 2018). Survey tinggi, serta pemangkasan yang
yang dilakukan penulis pada akhir efektif dan tepat waktu dapat
Juli 2019 memperlihatkan bahwa membantu pengontrolan penyakit
hampir seluruh areal tanaman muda tanaman kakao. Pemangkasan pada
yang ada, termasuk demplot yang tanaman kakao antara lain
dibangun pada beberapa lokasi pemangkasan bentuk untuk
belum dilakukan pemangkasan membentuk kerangka tanaman,
bentuk dan pemangkasan pemangkasan pemeliharaan untuk
pemeliharaan sehingga sistem mempertahankan kerangka dan
pertajukan tanaman cenderung membuang cabang sakit, serta
kurang baik (Mustafa et al., 2020). pemangkasan produksi yang
Kakao merupakan komoditas bertujuan untuk memacu
yang mampu memberikan pertumbuhan bunga dan buah
penghasilan yang cukup baik dan (Efendi dan Angela, 2015).
terus menerus sepanjang tahun bagi Berdasarkan uraian latar
masyarakat petani kakao. Penanaman belakang diatas, maka perlu
kakao tidak harus monokultur dalam dilakukan pengamatan pemangkasan
budidayanya, tetapi dapat ditanam pada pertanaman kakao di Balai
bersama dengan tanaman lain Penerapan Standar Instrumen
sebagai tumpangsari ataupun dengan Pertanian (BPSIP) Sulawesi
tanaman penaung sehingga petani Tenggara.
memperoleh keuntungan ganda. Penelitian ini dilakukan untuk
Namun, saat ini produktivitas mengetahui pengaruh pemangkasan
tanaman kakao rata-rata baru yang berbeda terhadap
mencapai 591.18 kg/ha sedangkan perkembangan bunga, buah dan flush
potensi produktivitas dapat mencapai pada tanaman kakao, serta jenis
1.5 – 3 ton/ha. Untuk menjaga agar perlakuan yang terbaik terhadap
produktivitas kakao meningkat dapat perkembangan tanaman kakao di
dilakukan pemeliharaan tanaman Balai Penerapan Standar Instrumen
yang salah satu aspeknya adalah Pertanian (BPSIP) Sulawesi
pemangkasan. Tenggara.
Pemangkasan merupakan
suatu tindakan yang dilakukan BAHAN DAN METODE
perkebunan kakao dengan
Penelitian ini dilaksaanakan penelitian sebanyak 3 tanaman,
di lahan pertanaman kakao Balai memotong atau memangkas cabang
Penerapan Standar Instrumen
dan ranting yang tidak diinginkan
Pertanian (BPSIP) Sulawesi
Tenggara, mulai bulan April sampai dengan menggunakan gunting
Juni 2023. Bahan yang digunakan pangkas, membuang sisa ranting
pada penelitian ini adalah gunting
yang telah dipangkas di dalam
pangkas. Sedangkan bahan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu lubang rorak atau mengumpulkannya
tanaman kakao. menjadi satu di bawah pohon kakao,
Pemangkasan pemeliharaan melakukan pengamatan jumlah
dilakukan pada tanaman kakao bunga, buah dan flush pada tanaman
dengan cara menentukan tanaman kakao setelah dilakukan
kakao yang akan digunakan sebagai pemangkasan produksi, pengamatan
sample sebanyak 3 tanaman, ini dilakukan setiap satu minggu
mencabut tunas muda atau flush sekali, pemangkasan produksi pada
dengan menggunakan tangan atau tanaman kakao ini dilakukan setiap 1
disebut sebagai wiwilan, sisakan 2-3 bulan sekali.
tunas pada cabang kakao yang telah Data yang diperoleh
di wiwil. membuang tunas muda atau dianalisis dengan menggunakan spss.
flush ke dalam lubang rorak atau di Jika hasil menunjukan berbeda nyata
bawah tanaman kakao, melakukan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak
pengamatan jumlah bunga, buah dan Berganda Duncan (UJBD) pada taraf
flush pada tanaman kakao setelah kepercayaan 95%.
satu minggu pemangkasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan ini dilakukan setiap satu
minggu sekali, pemangkasan Tanaman kakao yang
digunakan sebagai sampel penelitian
pemeliharaan pada tanaman kakao
yaitu tanaman kakao milik Badan
ini dilakukan setiap satu minggu Penerapan Standar Instrumen
sekali. Pertanian (BPSIP) Sulawesi
Pemangkasan produksi pada tenggara. Luas lahan tanaman kakao
kurang lebih 1/4 ha. Tanaman kakao
tanaman kakao dilakukan dengan yang ada di lahan BPSIP berjumlah
menentukan tanaman kakao yang kurang lebih 42 pohon dan terdiri
akan digunakan sebagai sample dari beberapa jenis klon kakao yang
unggul. Dapat diketahui pada gambar
4.1. (a) merupakan kenampakan dari kakao dan pada gambar (c)
lahan kakao yang ada di BPSIP merupakan proses pengamatan
Sultra, pada gambar (b) merupakan tanaman kakao setelah satu munggu
proses pemangkasan pada tanaman dilakukan pengamatan.

Pengamatan pemangkasan pada tanaman kakao dapat dilihat pada gambar


4.1. dibawah ini.

a b c

Gambar 4.1. (1). Tanaman kakao yang ada di lahan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian
(BPSIP) Sulawesi Tenggara. (2). Pemangkasan tanaman kakao. (3). Pengamatan tanaman
kakao setelah dilakukan pemangkasan.

Berdasarkan hasil pengamatan, pengaruh pemangkasan terhadap


perkembangan bunga, buah dan flush pada tanaman kakao dapat dilihat pada tabel
4.1. dibawah ini.
No Perlakuan Bunga Buah Flush

1 K0 21,47a 7,62 a 41,04 a

2 K1 22,81 a 12,04 a 18,33 a

3 K2 4,57 b 1,28 b 21,62 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf
5%.

Hasil pengamatan pada tabel pemeliharaan perminggu) yaitu


4.1 dapat diketahui bahwa perlakuan sebesar 22,81 dapat diketahui
terbaik pada pengamatan bunga perlakuan ini tidak berbeda nyata
adalah perlakuan K1 (Pemangkasan dengan perlakuan K0 (Kontrol) dan
berbeda nyata perlakuan K2 berkala sehingga pada umur tertentu
(Pemangkasan produksi perbulan). akan menjadi rimbun. Akibatnya
Pengamatan bunga pada perlakuan penetrasi dan distribusi cahaya
K0 diperoleh data sebesar 21,47 menjadi lemah, pertumbuhan
dapat diketahui bahwa perlakuan ini generative dan vegetatif tidak
tidak berbeda nyata dengan seimbang dan produktifitas rendah.
perlakuan K1, tetapi berbeda nyata Hal ini juga diduga pemangkasan
dengan perlakuan K2. Pengamatan yang dilakukan tidak optimal
bunga pada perlakuan K2 diperoleh dilakukan atau terjadi kesalahan saat
data sebesar 4,57 dapat diketahui memangkas sehingga tidak
bahwa perlakuan tersebut berbeda menghasilkan jumlah bunga yang
nyata dengan perlakuan K1 dan sesuai. Seperti pernyataan Efendi dan
perlakuan K0. Dari ketiga perlakuan Angela (2015), pemangkasan yang
tersebut, dapat diketahui bahwa benar sebaiknya melindungi cabang
perlakuan K1 merupakan perlakuan primer dari penyinaran sinar
yang terbaik dengan rata-rata jumlah matahari karena dapat menyebabkan
bunga terbesar yaitu 22,81. Hal ini bantalan bunga mati.
sesuai dengan pernyataan Hermeria Pengamatan jumlah buah
et al., (2020) adanya pemangkasan kakao pada perlakuan K2 data yang
pemeliharaan dapat menambah diperoleh sebesar 1,28, dimana
intensitas cahaya matahari yang perlakuan ini berbeda nyata dengan
masuk ke dalam tajuk dan perlakuan K0 dan K1. Perlakuan K0
menurunkan kelembaban disekitar data buah yang diperoleh sebesar
tanaman kakao dan lumut dapat 7,62, dapat diketahui bahwa
mengering sehingga bantalan bunga perlakuan K0 ini berbeda nyata
dapat ditumbuhi kembali oleh bunga dengan perlakuan K2 tetapi tidak
kakao. Perlakuan K2 memiliki berbeda nyata dengan perlakuan K1.
pengaruh yang tidak nyata pada Sedangkan pada perlakuan K1
jumlah bunga tanaman kakao. diperoleh data buah sebesar 12,04
Marwa (2020) mengatakan bahwa dimana perlakuan ini berbeda nyata
tanaman kakao mengalami dengan perlakuan K2, tetapi tidak
pertumbuhan tunas baru secara berbeda nyata dengan perlakuan K0.
Berdasarkan hasil pengamatan Hasil pengamatan dapat
jumlah buah dapat dilihat bahwa diketahui bahwa jumlah flush
perlakuan K1 merupakan perlakuan tanaman kakao pada perlakuan K0,
yang terbaik diantara perlakuan yang K1 dan K2 berpengaruh tidak nyata
lain, karena memiliki nilai rara-rata pada jumlah flush tanaman kakao.
jumlah buah tertinggi 12,04 sehingga Pada pengamatan flush tanaman
memiliki pengaruh yang nyata kakao masing-masing perlakuan
terhadap perkembangan jumlah buah menunjukan pengaruh tidak nyata
pada tanaman kakao. Hal ini sesuai terhadap perkembangan flush pada
dengan pernyataan Kusumaningrum tanaman kakao. Pengamatan flush
dan Sinaga, (2020) pemangkasan setelah dilakukan semua perlakuan
pemeliharaan pada tanaman kakao tidak memiliki hasil yang
dapat meningkatkan hasil buah berpengaruh nyata. Hal ini sesuai
sebesar 78%. Perlakuan K2 dengan pernyataan Nasaruddin et al.,
menunjukan pengaruh yang tidak (2020) secara umum pemangkasan
nyata terhadap perkembangan buah sebagian tunas tanaman tidak
tanaman kakao. Pada tanaman kakao berpengaruh pada variable yang
yang dilakukan pemangkasan diamati. Hal ini diduga karena tidak
produksi diduga pemangkasan yang semua tanaman kakao pada saat
dilakukan berlebihan atau percobaan mengalami flush, ada
pemangkasan yang dilakukan terlalu beberapa tanaman yang bertunas
ringan. Pemangkasan yang tetapi ada juga yang sedikit bahkan
berlebihan dapat menyebabkan sama sekali tidak bertunas.
cabang menjadi lemah dan mati serta Perbedaan suhu maksimum dan suhu
tanaman akan rentan terserang hama minimum disekitar tajuk juga
dan penyakit. Pemangkasan yang mempengaruhi pertumbuhan flush
tidak memadai (terlalu ringan) dapat pada tanaman kakao. Suhu yang
menyebabkan iklim mikro tidak dibutuhkan untuk menumbuhkan
sehat sehingga akan terjadi flush adalah 9oC. Sutardi et al.,
penurunan produktifitas buah (Sari (2021) juga mengatakan bahwa
et al., 2021). keberhasilan pemangkasan
berdasarkan alat pemangkas dan
keterampilan yang digunakan. Pada Saran perlu dilakukan
pemangkasan ada beberapa yang penelitian lebih lanjut untuk
harus diperhatikan seperti kulit mengetahui pengaruh pemangkasan
cabang mengelupas dan terluka dapat terhadap jumlah buah pentil yang
mengakibatkan resiko dihasilkan setelah pemangkasan dan
berkembangnya jamur patogen untuk mengetahui berapa jumlah
melalui luka pemangkasan, semakin buah pentil yang menjadi buah.
besar luka pemangkasan maka akan
DAFTAR PUSTAKA
semakin besar luka percabangan,
sehingga presentase menghasilkan Efendi D, Angela. 2015. Pengelolaan
Pemangkasan Tanaman
pemangkasan semakin rendah. Kakao (Theobroma cacao L.)
di Cilacap Jawa Tengah.
Jurnal Bul
SIMPULAN Agrohorti. 3(3): 285-293.
Hermeria N, Reflin, Hamid H, Yanti
1. Pemangkasan yang berbeda Y. 2020. Pemberdayaan
Kelompok Tani Sawah Payo
terhadap perkembangan bunga Kabupaten Tanah Datar
dan buah pada tanaman kakao Melalui Teknik Pemangkasan
Tanaman Kakao. Jurnal
menunjukan adanya pengaruh Hilirisasi IIPTEKS. 3(2): 88-
yang nyata pada perlakuan K1 96.
atau pemangkasan pemeliharaan, Kusumaningrum YM dan Sinaga dan
tetapi perlakuan K1 menunjukan A. 2020. Peningkatan
Produksi Kakao Melalui
pengaruh yang tidak nyata pada Pemeliharaan Tanaman
flush. Sedangkan pada perlakuan Secara Berkelanjutan. Jurnal
Agrisistem. 16(2): 75-78.
K2 menunjukan pengaruh yang
Marwa T. 2020. Analisis Efektivitas
tidak nyata terhadap bunga, buah teknik Pemangkasan dan
dan flush pada tanaman kakao. Pemberian Kompos terhadap
Produktivitas Tanaman
2. Perlakuan yang terbaik yaitu Kakao (Theobroma cacao L.)
perlakuan K1, karena perlakuan di Kabupaten Bantaeng.
Skripsi. Universitas
ini menunjukan pengaruh yang Hasanuddin. Makassar.
nyata pada jumlah bunga tanaman
Nasaruddin, Ala A, Gandhi A. 2020.
kakao yaitu sebesar 22,81. Efektifitas Pupuk Hayati dan
Pemangkasan Tanaman
SARAN terhadap Produksi Tanaman
Kakao (Theobroma cacao
L.). Prosiding Seminar
Nasional Pembangunan dan
Pendidikan Vokasi Pertanian.
1(1): 10-19.
Sari WK, Yulistriani, Purba S. 2021.
Karakteristik Budidaya
Kakao (Theobroma Cacao
L.) pada Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Timpeh
Kabupaten Dharmasraya.
Jurnal Riset Perkebunan.
2(1): 40-54.
Sutardi, Prasetyowati SE, Sunaryo
Y, Edo H. 2021. Respon
Hasil Kakao (Theobroma
cacao L.) pada Pemangkasan
Tanaman dan Sistem Tanam
dengan Koro Pedang
(Canvalia ensiformis L.).
Jurnal Ilmian Agroust.
6(2):85-92.

Anda mungkin juga menyukai