SPKS-G 22912
Pendahuluan
Kakao adalah salah satu komoditas ekspor dari subsektor perkebunan
yang merupakan komoditas unggulan nasional yang memberikan sumbangan
devisa ketiga terbesar setelah kelapa sawit dan karet (Goenadi et al., 2007).
Kakao juga menempati luas areal keempat terbesar untuk subsektor
perkebunan setelah kelapa sawit, kelapa dan karet. Hal ini menunjukkan bahwa
kakao merupakan komoditas yang sangat penting bagi perekonomian
Indonesia.
Persentase Buah Muda Layu (%) Nilai rata-rata persentase buah muda
layu disajikan pada (Tabel 1).
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penelitian respon beberapa klon kakao
terhadap penyakit fisiologis memperlihatkan pengaruh yang nyata pada rata-
rata persentase buah muda sehat baik pada umur 3 MSP, 6 MSP, 9 MSP dan 12
MSP. Nilai rata-rata persentase buah muda sehat disajikan pada (Tabel 2).
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penelitian respon beberapa klon kakao
terhadap penyakit fisiologis memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap
rata rata laju fotosintesis, densitas stomata, dan lebar bukaan stomata. Nilai
rata rata laju fotosintesis, densitas stomata, dan lebar bukaan stomata disajikan
pada (Tabel. 3)
Klon RCC 71 memperlihatkan laju fotosintesis tertinggi (142,86 µmol CO2 /m/s)
yang berbeda nyata dengan klon rcc 70 (µmol CO2 /m/s 130,54) dan kkm 22
(149,52 µmol CO2 /m/s). meskipun memiliki laju fotosintesis yang tinggi akan
tetapi klon RCC 71 juga memiliki densitas stomata yang tinggi (1024,92) dan
lebar bukaan stomata tertinggi (984,69) dibandingkan dua klon lainnya. Lebar
bukaan dan densitas stomata erat kaitannya dengan sekapan CO2 dan laju
transpirasi. Semakin lebar bukaan stomata maka akan semakin tinggi laju 5,455
2,406 2,865 2,898 1,554 1,652 R C C 7 0 R C C 7 1 K K M 2 2 KADAR SUKROSA
BUAH MUDA LAYU DAN SEHAT (MG/G BERAT SEGAR) Sehat Layu 8 transpirasi
yang terjadi pada tanaman akibatnya produk asimilat yang dihasilkan dari
proses fotosintesis digunakan untuk proses transpirasi
KESIMPULAN
Abdul Muis Hasibuan, Rita Nurmalina dan Agus WahyudI. ANALISIS KINERJA
DAN DAYA SAING PERDAGANGAN BIJI KAKAO DAN PRODUK KAKAO
OLAHAN INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. 2012. Diakses
tanggal 30 desember 2022
Goenadi, D.H., J.B. Baon, S. Abdullah, Herman dan A. Purwoto. 2007. Prospek
dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao. Edisi Kedua. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
Jakarta. Diakses tanggal 30 desember 2022
Prawoto, A.A. (2000). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Beberapa Unsur
Hara Mikro Terhadap Pembungaan, CW dan Hasil Buah Kakao. Laporan
Penelitian Tahun 2000, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Jember. Diakses tanggal 30 desember 2022
Efron, Y.; P. Epaina & S. Taisa (2003). Analysis of the factors affecting yield
and yield variability in the SG 2 cocoa hybrid variety in Papua New
Guinea. Proc. Internat. Workshop on Cocoa Breeding for Improved
Production Systems. Diakses tanggal 30 desember 2022
Chaidamsari T, 2005. Biotechnology for cocoa pod Borer Resistance in cocoa.
Ph. D Thesis, Wageningen University. Diakses tanggal 30 desember
2022
Daryanto. 2002. Beberapa Catatan Tentang Pembungaan dan Pembentukan
Buah Kakao. Diakses tanggal 30 desember 2022
Tjasadihardja, 2001. Pertumbuhan dan Pola Pembentukan Buah dan Pengaruh
Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Kelayuan Buah-Muda dan
Hasil Buah/Biji Cokelat (Theobroma cacao L). diakses tanggal 30
desember 2022
Prawoto, A. 2000. Kajian Morfologi, Anatomis, dan Biokhemis Layu Pentil Kakao
serta Perkembangan Upaya Pengcndaliannya. Diakses tanngal 30
desember 2022
Salamala, M. 1997. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Auksin dan Unsur Mikro
Terhadap "Cherelle Wilt" Pada Kakao (Theohroma cacao L.). diakses
tanggal 30 desember 2022
Tutiliana. APLIKASI ZPT AUKSIN, SENG DAN BORON UNTUK MENGENDALIKAN
LAYU PENTIL (Cherelle Wilt) PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma
cacao L.). diakses tanggal 30 desember 2022