Anda di halaman 1dari 5

No.

Kondisi/aktivitas Deskripsi Siapa yang keparah kemung skor hasil Pengendalian


berbahaya bahaya terdampak an kinan
(hazard)
1 Sebuah fork di Orang Orang itu 4 3 7 sedang Jangan berdiri
tunggangi oleh terjatuh sendiri diatas forklift
seseorang diatas fork
2 Sebuah benda Orang pekerja 10 3 13 tinggi Jangan berdiri
digantung tertimpa dibawah benda
diatas/orang barang yang yang sedang
berdiri diatasnya tergantung tergantung
3 Tangga di topang Orang Pekerja dan 4 8 12 tinggi Ganti tangga
dengan sebuah terjatuh barang yang rusak
balok/ orang bawaan dengan yang
menaiki tangga baru
4 Seseorang Pekerja lain pekerja 4 8 12 tinggi Jangan
melempar batu bisa terluka melempar batu
kearah pekerja lain
5 Barang bawaan Barang bisa Pekerja, 3 8 11 tinggi Bawa barang
dibawa dengan tertimpa kaki barang yang bawaan dengan
cara yang dibawa benar dan
salah/orang sesuai aturan
membawa barang
dengan sepele
6 Orang berjalan di Orang itu pekerja 3 3 6 sedang Menghadaplah
tangga/ orang bisa terjatuh ke depan Ketika
berjalan di tangga dari tangga sedang berjalan
sambal melihat ke di tangga
arah atas
7 Ada ular di area Pekerja bisa Pekerja yang 7 5 12 tinggi Perhatikan area
kerja/ orang tidak terpatuk ular ada disana sekitar untuk
melihatnya memastikan
keamanan
8 Sebuah kaleng cat Pekerja dan Pekerja, 7 2 9 sedang Taruh cat
di taruh diatas / barang barang yang ditempat yang
orang di bawah bawaan ada di aman
tertimpa tertimpa cat bawah
9 Menarik troli/ Pekerja Pekerja, dan 4 3 7 sedang Dorong troli
orang menarik troli terjatuh, barang secara Bersama
dengan pekerja di sekitar sama jika tidak
menghadap belakang kuat
belakang bisa
tertabrak
10 Mesin sedang pekerja itu pekerja 10 8 18 tinggi Jangan
menyala dan bisa terluka mengobrol
digunakan/ orang karna mesin Ketika
sedang menggunakan
menggunakan mesin yang
meisn sambil cukup
mengobrol berbahaya
Tugas kelompok K3 level resiko

Anggota:

Wafi danaru (H1E023030)

Ahmad husain salim (H1E023074)

Muhammad Iqbal khoiris salim (H1E023078)


Untuk meningkatkan kualitas, perlu dilakukan peninjauan pada proses produksi
sehingga produk cacat dapat dikurangi bukan hanya mengurangi produk cacat yang dikirim ke
konsumen. Juga perlu dilakukan pengendalian proses selama proses produksi berlangsung agar
cacat dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga menghindari pengerjaan yang sia-sia.
Upaya pemecahan masalah ini diusahakan dengan penerapan metode poka yoke.
Metode ini dikembangkan oleh Shigeo Shingo, dimana poka yoke merupakan alat yang dapat
dipakai untuk menuju zero defect. Cara kerja metode ini adalah dengan mendeteksi dan
memberikan isyarat secara otomatis dan dini bila terjadi cacat, menghentikan mesin dan
produksi bila terjadi kesalahan/cacat. (Wirawan C. et al, 2003)
Poka Yoke berasal dari bahasa Jepang yang artinya Mistake Proofing atau Fail Safing.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka Poka Yoke diartikan sebagai Anti Salah.
Poka diterjemahkan sebagai Kesalahan, dan Yoke (Yokeru) sebagai mencegah. Maksud dari
Poka Yoke adalah mencegah atau menarik perhatian orang saat kesalahan terjadi.
(Kemenperin, 2017)
Untuk itu diperlukan perancangan suatu alat deteksi dan pencegahan kesalahan yang
disebut pokayoke. Pokayoke dapat berupa prosedur kerja ataupun project improvement berupa
alat yang akan mengeliminasi faktor penyebab kerusakan atau kesalahan. (Sudiro S dan R.
Agustiono Panca Putra, 2018)
Poka yoke ini didasarkan pada filosofi bahwa orang tidak secara sengaja membuat
kesalahan atau melakukan pekerjaan dengan tidak benar, tetapi kesalahan terjadi karena
berbagai alasan. Prinsip dari poka yoke adalah mencegah terjadinya kesalahan karena sifat
manusiawi yaitu lupa, tidak tahu, dan tidak sengaja, sehingga tidak hanya menghabiskan energi
untuk mengigatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terjadinya kesalahan (Hudori et
al., 2017).
Kesalahan umumnya terjadi karena operator tersebut lupa waktu dan produk
menjadi defect karena memanggang terlalu lama. Pendekatan poka yoke disini tidak berpusat
untuk memastikan operatornya supaya selalu ingat dan mengecheck waktu, tetapi justru
berfokus pada mempermudah cara kerja operator dengan cara penggunaan timer yang di-set
pada waktu tertentu memberi alarm atau mematikan oven secara otomatis, sehingga kesalahan
terlalu lama memanggang tidak mungkin terjadi. (Kemenperin 2017)

Sifat-sifat Manusia yang menyebabkan terjadinya kesalahan (Human Error) antara lain:
Lupa, ,elanggar aturan ataupun prosedur yang telah ditetapkan, salah meng-identifikasikan.,
kesalahpahaman, terlalu cepat mengambil kesimpulan, kelelahan, ketidaktelitian, sabotasi
(unsur kesengajaan), tidak konsentrasi dalam bekerja, kurangnya pelatihan, dan lain
sebagainya. (Yolanda Guci, 2016)

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yang dikarenakan oleh sifat manusia


tersebut antara lain : kerusakan komponen, salah pemasangan komponen, salah pengukuran,
pemasangan komponen yang terbalik, pengukuran atau hasil pengukuran yang berbeda-beda,
noise, kelebihan komponen, kotor, dan lain sebagainya. (Yolanda Guci, 2016)

Prinsip anti salah ini sangat penting dalam mencapai proses yang menghasilkan
kualitas produk konsisten dan output produk yang konsisten.Contoh paling sederhana dari Poka
Yoke adalah colokan USB flash disk yang memiliki guidepin sehingga orang tidak mungkin
terbalik arah mencoloknya karena sudah ada guide pin yang mencegah terjadinya mencolok
terbalik. (Kemenperin, 2017)

Tujuan dari Poka-Yoke adalah untuk menghindari adanya produk yang cacat dengan
cara mencegah, memperbaiki, dan memperbaiki kesalahan manusia (human error). Metode ini
diadopsi oleh Shigeo Shingo ke dalam Toyota Production System (Shift : 2012). Poka-Yoke
sebenarnya lebih berfungsi untuk mencegah terjadinya kesalahan, bukan untuk menemukan
kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi. (Parwati Cyrilla Indri et al, 2019)

Tujuan dari penerapan metode Poka Yoke adalah untuk :

1. Mengurangi atau menghilangkan inspeksi 100%


2. Tidak ada kesempatan untuk melakukan kesalahan
3. Mencegah terjadinya kecacatan atau kerusakan dari sumbernya
4. Mengurangi ketergantungan kepada Tenaga Manusia untuk melakukan deteksi
5. Zero Defect (Nol Kerusakan)

Tiga Fungsi dasar dari Poka Yoke menurut Yolanda Guci (2016) antara lain :

1. Control, yaitu pengawasan atau pengontrolan proses untuk mencegah kesalahan atau
kerusakan mengalir ke proses berikutnya

2. Shutdown, yaitu melakukan berhenti melakukan pekerjaan jika terdeteksi kesalahan


atau kerusakan

3. Warning, yaitu memberikan peringatan jika terdapat ketidaknormalan, kesalahan


ataupun kerusakan

Contoh poka-yoke terlihat pada banyak produk yang digunakan dalam kehidupan modern sehari-
hari. Beberapa contohnya adalah:

• Fitur keselamatan otomotif. Kendaraan bermotor dilengkapi dengan banyak fitur


keselamatan poka-yoke seperti sistem pengereman otomatis, kamera dan radar untuk
menjaga keselamatan pengemudi dan penumpang di jalan.
• Barang farmasi. Kemasan anti rusak dan tutup botol pil yang aman untuk anak-anak
adalah langkah keamanan poka-yoke untuk mencegah gangguan produk atau konsumsi
obat-obatan yang berpotensi mengancam jiwa secara tidak sengaja.
• Peralatan Rumah Tangga. Mesin cuci, pengering, mesin pencuci piring, microwave,
blender, dan banyak peralatan listrik rumah tangga lainnya semuanya memiliki
mekanisme untuk mencegah pengoperasian yang tidak aman.
• Peralatan olahraga. Peralatan olah raga seperti treadmill dilengkapi dengan klip
pengaman yang – bila ditarik – akan menghentikan treadmill jika pelaku olah raga
terjatuh.
• Wadah minuman anti bocor. Mug perjalanan dan botol air sering kali dilengkapi
dengan tombol tekan dan tahan agar pengguna dapat meminumnya. Mekanisme poka-
yoke ini mencegah isi wadah bocor atau tumpah saat wadah tidak digunakan.
• Stopkontak. Banyak colokan listrik dirancang hanya untuk dimasukkan satu arah –
contoh metode kontak poka-yoke.
Hudori, M., Simanjuntak, J. M., Studi, P., Logistik, M., Kelapa, P., Citra, S., Edukasi, W., &
Belakang, L. 2017. Poka Yoke untuk Pembuatan Palet Package Information di Bagian
Shipping. 6(1), 16–21.
Kemenperin. 2017. Penerapan Konsep "Poka-Yoke" Dalam Dunia Industri.
https://bdiyogyakarta.kemenperin.go.id/blog/post/2017/11/10/47/penerapan-konsep-
poka-yoke-dalam-dunia-industri

Cyrilla Indri Parwati, Joko Susetyo, Andi Alamsyah. 2019. Analisis Pengendalian Kualitas
Sebagai Upaya Pengurangan Produk Cacat dengan Pendekatan Six Sigma, Poka-Yoke
Dan Kaizen. Yogyakarta: Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Sudiro Susanto, R. Agustiono Panca Putra. 2018. Penerapan Pokayoke Untuk Mencegah
Misbinning Pada Mesin Symtek-300 Handler. Jakarta: Universitas Pancasila.
Wirawan Christina, Rudy Wawolumaja, Lilianty. 2003. Usulan Penerapan Teknik Poka Yoke
Dalam Usaha Memperbaiki Kualitas Di Pm. ‘Bme’ Bandung (Studi Kasus : Produk
Pipe Steering Head Motor Rx King). Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Yolanda Guci. 2016. Pengertian Poka Yoke dan Penerapannya dalam Produksi.
https://id.linkedin.com/pulse/pengertian-poka-yoke-dan-penerapannya-dalam-
produksi-yolanda-guci

Anda mungkin juga menyukai