Anda di halaman 1dari 6

Lentera Pendidikan Indonesia Mei 2023, Vol. 4 No.

2
http://e-journal.lingkarpenaindonesia.com/index.php/lpi E-ISSN. 2774-3225
e-mail: lingkarpenaindonesia@gmail.com pp. 387-392

HUBUNGAN PEMAHAMAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN


BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 11 MATARAM
1
Yeni Apriani, 2Sarilah, 3Ni Ketut Alit Suarti
1,2,3
Program Studi Bimbingan Konsseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Psikologi, Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Email Korespondensi: sarilah@undikma.ac.id
Histori Artikel Abstrak
Permasalahan yaitu kurangnya pemahaman diri dan kemandirian belajar
Diterima: Maret 2023
sehingga dalam proses pembelajaran siswa sering tidak percaya diri
Direvisi: April 2023
terhadap potensi diri. Kemandirian belajar dapat ditingkatkan melalui
Dipublikasi: Mei 2023
kepercayaan diri maupun kemampuan diri siswa sehingga tercipta kondisi
belajar yang kondusif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan pemahaman diri dengan kemandirian belajar pada siswa kelas
VIII SMP negeri 11 mataram. Jenis penelitian merupakan penelitian
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 168 siswa. Teknik
penentuan sampel yaitu propotional random sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket sebagai data primer. Sedangkan, observasi dan
studi dokumentasi sebagai data sekunder. Teknik analisis data
menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil analisis data rxy hitung
sebesar 0,484 dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan
(N=68) dibulatkan menjadi 70 sebesar 0,235 dengan demikian nilai r xy
hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,484>0,235) sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara pemahaman diri dengan kemandirian
belaljar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Mataram, serta dinyatakan
signifikan.
Kata Kunci: Pemahaman Diri, kemandirian, Belajar.

Article History Abstract


[Relationship between self-understanding and learning independence
Received: March 2023 of Grade VIII students at Mataram 11 Public Middle School] The
Revised: April 2023 problem is the lack of self-understanding and learning independence so that
Published: May 2023
in the learning process students are often not confident about their own
potential. Independent learning can be increased through self-confidence
and self-ability of students so as to create conducive learning conditions.
The research objective was to determine the relationship between self-
understanding and learning independence in class VIII students of SMP
Negeri 11 Mataram. This type of research is quantitative research. The
population in this study were 168 students. The technique of determining
the sample is proportional random sampling. The data collection technique
uses a questionnaire as the primary data. Meanwhile, observation and
documentation study as secondary data. The data analysis technique uses
the product moment correlation formula. The results of the data analysis rxy
count is 0.484 with the r table value at a significance level of 5% with (N =
68) rounded to 70 of 0.235 thus the r xy count value is greater than the r
table value (0.484> 0.235) so it can be concluded that there is a relationship
between understanding themselves with learning independence in class VIII
students of SMP Negeri 11 Mataram, and was declared significant.
Keyword: Self-understanding, independence, Learning.
Apriani, A., Sarilah, Suarti, A. (2023). Hubungan Pemahaman Diri Dengan
How to Cite this Article? Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 11 Mataram. Lentera
Pendidikan Indonesia, 4(2), 387-392.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur, dan bercanda dengan maksud mengembangkan perilaku yang diinginkan agar
siswa bisa belajar dengan senang dan nyaman. Sekolah sebagai lembaga formal

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 387


Apriani, Sarilah, Suarti Hubungan Antara Pemahaman Diri …

merupakan sarana dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah,
siswa dapat belajar tentang berbagai pengetahuan yang ada di dunia. Melihat
permasalahan yang di alami siswa dalam memahami dirinya serta kurangnya
kemandirian dalam belajar pada siswa disekolah. Oleh karenanya dibutuhkan pendidikan
yang mampu membina siswa untuk dapat memahami dirinya dengan baik dan
memandirikan dirinya dalam belajar tanpa tergantung pada orang lain. Pemahaman diri
pada siswa sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
dirinya dengan baik.
Pemahaman diri adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengerti dan memahami individu lain sehingga siswa itu sendiri bisa dengan mudah
mengetahui permasalahan pada dirinya. Pemahaman itu sendiri juga bermaksud agar
siswa mengetahui potensi-potensi yang ada padanya. Aiken dalam Hasyim (2012:4)
menyatakan bahwa, manusia dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan
berpikirnya, karakter keperibadiannya dan tingkah lakunya. Pada konteks bimbingan dan
konseli, mengerti dan memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap konseli yang
bisa memberikan keterangan tentang diri konseli. Pemahaman diri merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi siswa, karena bertujuan agar siswa mampu menerima kondisi
keadaan dirinya apa adanya sekaligus keberadaan dirinya baik dari segi kelebihan
maupun kekurangan. Pemahaman diri sendiri diperlukan kemandirian belajar pada siswa
agar dapat tercapainya tujuan belajar.
Kemandirian adalah suatu perkembangan diri sendiri yang didasari oleh tingkah
laku serta tingkat kepercayaan diri siswa. Kemandirian itu sendiri juga merupakan
perubahan-perubahan komformitas terhadap prinsip moral. Oleh sebab itu, individu yang
mandiri adalah yang berani mengambil keputusan dilandasi oleh pemahaman terhadap
konsekuensi dari tindakan. Menurut pandangan komformistik, pemahaman mendalam
tentang hukum moralitas menjadi faktor pendukung utama kemandirian. Menurut
Kartadinata dalam Ali dan Asrori (2014: 110) mengemumakan bahwa, kemandirian
merupakan kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang, dalam situasi itu di mana
perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Dalam belajar agar
mencapai tujuan yang diinginkan diperlukan kemandirian dalam diri setiap siswa.
Kemandirian belajar adalah suatu aktifitas belajar siswa yang mandiri tanpa bergantung
pada orang lain, sehingga siswa mudah menyelesaikan masalahnya dan bertanggung
jawab terhadap masalah-masalah yang ada, dengan demikian uraian diatas dapat
dikatakan bahwa kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar siswa yang mandiri
tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri
dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar dapat terwujud apabila
siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevalusi dan
selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan
siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.
Bentuk-bentuk kemandirian belajar adalah berfokus pada kemampuan dalam
mengatasi berbagai masalah individu dalam mengatasi kemandiriannya tanpa melibatkan
orang lain. Menurut Robert Havighurst dalam Desmita (2017: 186) membedakan
kemandirian atas tiga bentuk kemandirian, yaitu; 1) kemandirian emosi, yaitu
kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada
orang lain; 2) kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan
tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain; 3) kemandirian intelektual, yaitu
kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi; 4) kemandirian social,
yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung
pada aksi orang lain.

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 388


Apriani, Sarilah, Suarti Hubungan Antara Pemahaman Diri …

Sementara itu, Steiberg dalam Desmita (2017: 186) membedakan aspek-aspek


kemandirian atas tiga bentuk, yaitu; 1) kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian
yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antara individu, seperti
hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang tuanya; 2)
kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan
tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab; 3)
kemandirian nilai, yakni kemampuanmemaknai seperangkat prinsip tentang benar dan
salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting..
Menurut Santrock dalam Desmita (2017:163) berpendapat bahwa, pemahaman diri
sering menggunakan istilah konsep diri, dimana konsep diri mengacu pada evaluasi
bidang tertentu dari diri sendiri. Sementara menurut Fahmi dalam Desmita (2017:191)
mengatakan bahwa pemahaman diri adalah suatu proses penyesuaian terbentuk sesuai
dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, dimana individu dituntut untuk
tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya
dari dalam dan dari luar.
Tujuan pemahaman diri adalah dimana siswa dapat dengan mudah mengetahui
apa yang menjadi kekurangan maupun kelebihan yang dimilikinya begitupun juga
keadaan-keadaan pada diri siswa lainnya. Tujuan pemahaman diri dalam layanan
bimbingan dan konseling bertujuan yaitu; 1) kita semakin mampu menerima keadaan
individu seperti adanya dan sekaligus keberadan siswa baik dari segi kelebihan maupun
kekurangannya; 2) agar kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana
mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh
siswa; 3) kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi
yang semakin baik (Hasyim, 2012:6).
Manfaat pemahaman diri adalah suatu gambaran bagaimana seseorang dapat
mengetahui kekurangan maupun kelebihan pada dirinya, sehingga individu dapat meraih
cita-cita yang diinginkan dan individu dapat memilih arah tujuan hidup yang diharapkan.
Manfaat pemahaman diri adalah ketika seseorang mengetahui gambaran dan kondisi
tentang dirinya maka dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa
percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.
Pemahaman diri membantu individu untuk dapat mengetahui bagaimana individu
tersebut berusaha sendiri sehingga dapat mandiri dalam segala hal dikehidupannya
sehari-hari termasuk dalam belajar. Ali dan Asrori (2014:114) menjelaskan kemandirian
merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan”
(Hamalik, 2005:27). Pemahaman diri yang dimaksudkan adalah pemahaman seseorang
dalam dirinya untuk mengetahui yang menjadi tujuannya sehingga individu tersebut
dapat mengerti pentingnya kemandirian dalam belajar yang didasari dengan tekad dan
usaha untuk mencapai suatu tujuan belajar yang sesuai.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian
menggunakan korelasi product moment. Rancangan penelitian adalah suatu pendekatan
yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam Penelitian dijelaskan bahwa: “Rancangan
pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang
tentang hal-hal yang dilakukan serta dapat pula dijadikan dasar-dasar penelitian baik
oleh peneliti sendiri maupun orang lain terhadap penelitian dan bertujuan memberi
pertanggung jawaban terhadap semua langkah yang diambil” (Sugiyono, 2013:93).
Populasi bisa dikatakan merupakan keseluruhan dari objek dan subjek penelitian.
Sugiyono (2016:80) mengungkapkan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesumpulannya. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Mataram sebanyak 168 orang. Sampel

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 389


Apriani, Sarilah, Suarti Hubungan Antara Pemahaman Diri …

merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diambil. Menurut Sugiyono (2016:81)
sampel Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik propotional
random sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil subyek dari setiap
wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dari masing-
masing wilayah secara acak dan dengan cara menentukkan jumlah siswa yang
bermasalah pada kemandirian dalam belajarnya untuk menjadi sampel penelitian.
Penentuan jumlah sampel tergantung pada, besarnya jumlah populasi. jika populasi
kurang dari 100, dianjurkan agar semuanya dijadikan sampel, namun jika populasi lebih
dari 100, maka dapat diambil 10-15%, 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti
(Suharsimi, 2010: 173). Maka dapat diperoleh jumlah sampel dengan perhitungan
168x25%, sehingga jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 68 orang siswa kelas VIII
di SMP Negeri 11 Mataram.
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun instrument penelitian yaitu alat
untuk memperoleh data tentang siswa yang memiliki pemahaman diri dan kemandirian
belajar rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket sebagai data
primer. Sedangkan observasi dan studi dokumentasi sebagai data skunder. Teknik
analisis data digunakan analisis data yang sudah dikumpulkan untuk memperoleh
kesimpulan. Analisis data yang digunakan untuk menguji hiphotesis dalam penelitian ini
adalah analisis statistik, maka rumus yang dipakai dalam analisis data ini adalah rumus
korelasi product moment untuk menganalisis data pemahaman diri siswa dalam belajar.
Adapun rumus korelasi product moment sebagai berikut.

N . xy  ( X )( Y )
rxy =
N . X 2

 ( X ) 2 N . Y 2  ( Y ) 2 
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi product moment
xy : hasil penelitian antara variable x dan variable y
X : variabel pemahaman diri
Y : variabel kemandirian belajar
N : jumlah responden, (Sugiyono, 2015:215).

PEMBAHASAN
Pemahaman diri membantu individu untuk dapat mengetahui bagaimana individu
tersebut berusaha sendiri sehingga dapat mandiri dalam segala hal dikehidupan sehari-
hari termasuk dalam belajar. Ali dan Asrori (2014:114) menjelaskan, kemandirian
merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi.
Sedangkan ahli lain mengatakan, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan” (Hamalik, 2005:27). Pemahaman diri yang dimaksudkan
adalah pemahaman seseorang dalam diri untuk mengetahui yang menjadi tujuan,
sehingga individu dapat mengerti pentingnya kemandirian dalam belajar yang didasari
dengan tekad dan usaha untuk mencapai suatu tujuan belajar.
Faktor pemahaman diri yaitu fokus pada identitas dan karakter yang ada pada diri
siswa. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman diri (Yustiana, dkk 2014)
diantaranya; 1) usia kematangan, faktor usia sangat mempengaruhi kematangan
seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri; 2) penampilan diri, penampilan diri yang
rapi menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang diri keperibadian dan
menambah dukungan social; 3) jenis kelamin, menerima keadaan fisiknya dalam
penampilan diri, minat, dan perilaku membantu seseorang mencapai konsep diri yang
baik; 4) nama dan julukan, seseorang peka dan merasa malu bila teman sekelompoknya
menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 390


Apriani, Sarilah, Suarti Hubungan Antara Pemahaman Diri …

cemoohan; 5) hubungan keluarga, kelompok social pertama yang dikenal anak adalah
keluarga sebagai tempat awal bagi anak untuk mengembangkan keperibadian; 6) teman
sebaya, mempengaruhi pola keperibadian seseorang dari cara pandang teman sebaya
dan pengakuan kelompok; 7) kreativitas, seseorang didorong untuk berkreasi sesuai
keinginan. Hal ini sebaiknya dilakukan pada masa remaja supaya anak menjadi lebih
kreatif sehingga dapat mengembangkan ide dan gagasan tanpa meminta bantuan dari
orang lain.
Hasil penelitian analisis data yang diperoleh, nilai rxy sebesar 0,484 dan nilai rxy
pada tabel pada taraf signifikan 5% dengan N= 68 yang dibulatkan menjadi= 70 sebesar
0,235 lebih besar dari pada nilai rxy pada tabel (0,484>0,235), sehingga hipotesis
alternatif (Ha) yang berbunyi ada hubungan antara pemahaman diri dengan kemandirian
belajar di SMP Negeri 11 Mataram diterima. Hipotesis nol (H0) yang berbunyi tidak ada
hubungan antara pemahaman diri dengan kemandirian belajar di SMP Negeri 11
Mataram ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
pemahaman diri dengan kemandirian belajar di SMP Negeri 11 Mataram. Diketahui
bahwa semakin baik pemahaman diri siswa maka akan semakin tinggi pula kemandirian
belajar. Melalui pemahaman diri siswa dapat dengan mudah mengetahui apa yang
menjadi kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki begitupun juga keadaan pada diri
siswa lainnya. Diketahui bahwa semakin baik pemahaman diri siswa maka akan semakin
tinggi pula kemandirian belajar. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana
siswa secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain.
Dengan otonomi tersebut, siswa diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam hal belajar untuk mencapai tujuan belajar.

SIMPULAN
Hasil penelitian analisis data yang diperoleh, nilai rxy sebesar 0,484 dan nilai rxy
pada tabel pada taraf signifikan 5% dengan N= 68 yang dibulatkan menjadi= 70 sebesar
0,235 lebih besar dari pada nilai rxy pada tabel (0,484>0,235), sehingga hipotesis
alternatif (Ha) yang berbunyi ada hubungan antara pemahaman diri dengan kemandirian
belajar di SMP Negeri 11 Mataram diterima. Hipotesis nol (H0) yang berbunyi tidak ada
hubungan antara pemahaman diri dengan kemandirian belajar di SMP Negeri 11
Mataram ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
pemahaman diri dengan kemandirian belajar di SMP Negeri 11 Mataram.

REKOMENDASI
Peneliti mengajukan beberapa rekomendasi hasil penelitian pengaruh portal rumah
belajar pengaruh model pembelajaran sinetik terhadap motivasi belajar siswa
kelas VII mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 8 Mataram , sebagai
bahan pertimbangan, antara lain; 1) guru bimbingan konseling, diharapkan untuk
menggunakan teknik konseling realita secara lebih intensif dan terprogram; 2) siswa
diharapkan betul-betul memanfaatkan teknik konseling realita yang ada disekolah, serta
memiliki sikap tanggung jawab dalam kemandirian belajar; 3) peneliti selanjutnya,
diharapkan melakukan penelitian terkait aspek-aspek yang belum terungkap dalam
penelitian ini.

REFERENSI
M. Fatihah Al. 2016. “Hubungan antara Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar
PAI Siswa Kelas III SDN Panularan Surakarta”.
http://www.ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/attarbawi/article/download/200/14
6&rct=j&sa.pdf.html. Vol. 1, No. 2, Diakses tanggal 17 April 2018 pukul 14:32
Almuntazi Alvi Min. 2017. “Hubungan antara Pemahaman Diri Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Di SMP Pauyatan Daha 2 Kediri Tahun Ajaran 2016/2017.

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 391


Apriani, Sarilah, Suarti Hubungan Antara Pemahaman Diri …

http://www.artikel.simki.unpkediri.ic.id. Sinki-pedagogja vol. 01 No.01 Tahun 2017


ISSN: AAAA-AAAA Diakses tanggal 14 september 2018 pukul 20:00
Ali Mohammad. dan Asrori Mohammad. 2014. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamzah B. Uno. 2011. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hasyim, Moch. Yusuf. 2012. Pemahaman Individu (Metode Pemahaman Problem Anak).
Yokyakarta: Teras.
IKIP Mataram. 2011. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Karya ILmiah. Mataram
Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras
Munadiroh L. 2015. Kemandirian Belajar. http://www.digilip.uinsby.ac.id.html 9 juli 2018
pukul 12:46
Najwa, S. 2014. Jurnal Aspek-Aspek Pemahaman Diri (Konsep Diri). http://etheses.uin-
malang.ac.id. Diakses tanggal 30 agustus 2018 pukul 10.00
Sari, Anjani. 2016. Peningkatan Pemahaman Diri Melalui Model Permainan Johari.
http://www.ejournal.unip.ac.id/index.php/jbk/article/view.html. diakses tanggal 3 mei
2018 pukul 12.00
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suyarna, Yayan. 2015. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Yustiana, Nisa dkk. 2014. Jurnal Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Kesesuaian Minat
Memilih Jurusan. http://www.download.portalgaruda.org.html. Diakses tanggal 31
agustus 2018 pukul 13.51

Lentera Pendidikan Indonesia, Volume 4, Issue 2, Mei 2023 392

Anda mungkin juga menyukai