Anda di halaman 1dari 30

ANALISA PROGRAM ACARA VARIETY SHOW

ISLAM ITU INDAH TRANS TV

Disusun Oleh:

Dydan Dewa Baruna

200110401078

Program Studi Televisi dan Film

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Jember

2022
ABSTRAK

Program Islam Itu Indah merupakan salah satu jenis produk media televisi. Sebelum Islam
Itu Indah dapat dinikmati khalayak luas, ia harus melalui beberapa proses produksi. Proses
produksi merupakan perjalanan panjang, proses pemuntukan event yang melalui berbagai
tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia (SDM), serta didukung pula dengan
berbagai sarana dan prasarana serta biaya produksi. Tentunya sangat membutuhkan proses
produksi yang baik untuk memuntuk tayangan yang berkualitas, sehingga memuntuk
tayangan yang berkualitas dengan sangat membutuhkan persiapan yang matang dan
perencanaan proses yang cermat dan terkontrol. Berdasarkan latar belakang di atas,
Bagaimana format Islam Itu Indah? Bagaimana proses produksi program acara Islam itu
indah? Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses produksi program Islam Itu
Indah? Islam Itu Indah memiliki empat konsep acara atau format acara yang berbeda yaitu
indoor, outdoor, pergi ke sekolah dan perhotelan. Islam itu Indah juga dijalankan melalui
berbagai langkah-langkah proses produksi sesuai Standard Operating Procedure (SOP).
Produksi program acara Islam itu Indah antara lain: pra-produksi, instalasi dan latihan,
pelaksanaan produksi dan pasca produksi. Selain itu, ada beberapa faktor pendukung dan
penghambat Islam Itu Indah yang ditemui dalam proses produksi, baik yang bersifat teknis
dan tidak teknis.
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Sholawat dan salam juga selalu kami berikan kepada nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing umatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran yang juga
menjadi teladan bagi penulis dalam kehidupan nyata. Dalam pemuntukan makalah ini,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak terkait, penulis tidak
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Karena dengan bantuan, bimbingan dan
dorongan yang diberikan, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya makalah tentang Analisa
Program Acara Variety Show Islam itu Indah. Makalah ini diuntuk guna menyelesaikan tugas
UAS Mata Kuliah Penyutradaraan kelas A Program Studi Televisi dan Film Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Jember.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) adalah perusahaan media yang merupakan
bagian dari Trans Corporation. Trans TV diberikan lisensi untuk mengudara pada Oktober
1998 setelah kelompok antar lembaga pemerintah mengatakan telah lulus uji tuntas pada 15
Desember 2001, Trans TV secara resmi memulai tayangan. Penambahan jam tayang Trans
TV dilakukan secara bertahap, dengan puncak jam pada Maret 2002, saat Trans TV mulai
mengudara secara penuh. Trans TV memiliki visi dan misi yaitu menghasilkan program acara
yang berkualitas, bertindak berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang diterima oleh
pemangku kepentingan dan mitra kerja, serta mendorong peningkatan kesejahteraan dan
kesejahteraan masyarakat. Sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, memperkokoh persatuan, dan
menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

1 program Trans TV secara bertahap mengutamakan produk (program) lokal. Di tahun


pertama, 50% konten siaran Trans TV berasal dari negara asing dan 50% sisanya dari produk
lokal. Pada tahun kedua, 70% TV Trans diverifikasi dengan produk lokal dan sisanya 30%
produk luar negeri. Pada tahun ketiga – keempat dan hingga kini, 75% lebih dari tayangan
Trans TV sudah merupakan produk dalam negeri.

Salah satu program religi yang ditayangkan di Trans TV adalah Islam itu Indah. Islam Itu
Indah adalah program ceramah Islam berdurasi 60 menit yang dibawakan oleh Ustad M. Nur
Maulana. Acara yang tayang pada pukul 05:30 WIB ini mengangkat berbagai topik tidak
hanya terkait dengan topik hablun minallah (shalat, puasa, zakat dan haji) tetapi juga topik
hablun minannas, seperti masalah pertumbuhan penduduk. sumber daya (ummat). Program
dakwah ini juga mencakup silaturahmi, ekonomi, dll. Islam Itu Indah dikemas dengan cara
yang ringan, menyenangkan dan menghibur, namun tetap sesuai dengan syariat Islam yang
berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits. Selain itu, Islam Itu Indah kini dihadirkan dengan konsep
program yang lebih serba guna yang mencakup konsep indoor, outdoor, sekolah dan
pariwisata. Dengan konsep yang berbeda tersebut, tayangan ini termasuk kedalam jenis
variety show yang memuntuk program acara Islam Itu Indah lebih fleksibel dan menarik
untuk ditonton. Islam itu Indah dapat menyiarkan variasi dari empat konsep setiap hari.
Program Islam itu Indah setiap minggunya memiliki peringkat rata-rata lebih dari 15%. Hal
ini dapat dilihat dari tolak ukur AC Nielsen yang diterbitkan setiap minggu (tolak ukur di
semua program stasiun) yang menghasilkan data bahwa Islam itu indah, dengan rata-rata
rating share di atas 15%. Islam Itu Indah memiliki rata-rata share lebih baik dari
pesaingnya/program lainnya, termasuk program yang sedang tayang (jangka waktu Islam Itu
Indah) dan program religi lainnya. Artinya Islam Itu Indah diminati dan disukai oleh
penonton. Program Islam Itu Indah merupakan contoh pengembangan metode dakwah
“dakwah bil verbal” yang dikembangkan dengan menerbitkan program melalui siaran
televisi. Memang benar bahwa saat ini dakwah harus dapat menggunakan media modern
seperti televisi agar masyarakat dapat menerima dakwah sepenuhnya. Semua media,
termasuk media televisi, untuk menjangkau khalayak luas. Berbagai pertunjukan yang
dihadirkan ke publik tentunya telah melalui serangkaian proses yang ketat. Hingga akhirnya
masyarakat memiliki program acara yang menyenangkan. Proses produksi merupakan
perjalanan panjang yang melalui berbagai tahapan, membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang banyak dan didukung oleh berbagai sarana dan prasarana serta biaya produksi.
Proses produksinya adalah pemuntukan sebuah acara yang kemudian ditayangkan di televisi.
Proses produksi yang baik tentunya sangat penting dalam menghasilkan siaran yang
berkualitas, karena memang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang dan
terkendali untuk menghasilkan siaran yang berkualitas. Proses produksi yang baik adalah
proses produksi yang mengikuti standar operasional prosedur (SOP) produksi televisi. Dalam
merencanakan produksi acara televisi, seorang produser profesional dihadapkan pada lima
masalah yang memerlukan pertimbangan mendalam sekaligus, yaitu: bahan produksi,
fasilitas produksi (peralatan), biaya produksi (keuangan), organisasi pelaksanaan produksi,
dan tahapan produksi. Penerapan Kelima hal ini harus dilakukan secara sistematis dengan
baik dan benar untuk menghasilkan tayangan/penyajian yang menarik dan berkualitas bagi
penontonnya. Program acara ini dapat digolongkan kedalam jenis variety show sebab isi dari
program ini tidak hanya sekedar talk show melainkan ada juga sesi kuis dan pertanyaan
interakrif dengan penonton dirumah serta home band yang disediakan. Selanjutnya masuk
tahap pembahasan yang akan mengupas lebih dalam tentang konsep penyajian agama pada
media masa serta awal munculnya program acara Islam itu Indah. Serta akan dijelaskan pula
aliran agama terbesar yang ada di Indonesia sebab terdapat kaitan dengan program acara yang
sedang dibahas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sajian kepercayaan Islam pada Media Massa

Agama menurut proses objektifikasi eksklusif yang bernilai transeden. Sebagai proses
objektifitasi, didalamnya melibatkan interaksi antara subjek (pada hal ini merupakan insan &
umumnya bersifat kolektif), kebudayaan (menjadi bentuk eksternal) & artefak (Sebagai objek
kreasi insan). Agama pada hal ini terjadi saat subjek menginternalisasi dirinya menjadi
penciptaan objek-objek yang dimaksudkan untuk menciptakan “diferensiasi” (penciptaan
disparitas menggunakan onjekobjek sebelumnya), lalu menginternalisasi (mengembalikan
dalam diri) nilainilai tadi melalui proses anugerah pengakuan. Agama bagi kebanyakan orang
sebagai kebutuhan yang paling esensial diantara kebutuhan-kebutuhan lainnya lantaran
kepercayaan merupakan kebutuhan fundamental menurut insan yang menginginkan
kedamaian & kebahagiaan. Agama mempunyai peranan penting pada kehidupan insan,
mengatur tatanan kehidupan secara eksklusif sekaligus menaruh donasi yang sangat
meyakinkan bagi kehidupan & tatanan struktur sosial ke masyarakat. Dilihat menurut
kiprahnya maka kepercayaan mengatur pemeluknya untuk senantiasa berada pada rel-rel
yang sudah ditentukan. Aturan yang terdapat pada kepercayaan islam meliputi semua aspek
kebutuhan insan, baik insan menjadi makhluk individu menggunakan aneka macam
kebutuhan egonya, juga insan menjadi makhluk sosial yang senantiasa herbi orang lain. Cara
penyampaian ajaran kepercayaan memakai aneka macam metode & keliru satu metode
membicarakan ajaran kepercayaan islam merupakan melalui dakwah berupa ceramah.
Dakwah bertujuan untuk membicarakan ajaran kepercayaan pada umatnya sebagai akibatnya
umat atau rakyat semakin tahu ajaran kepercayaan . Dakwah berupa ceramah awalnya
dilakukan secara tatap muka baik secara personal juga berkelompok & diadakan pada satu
lokasi eksklusif. Ketika dakwah ingin mengundang jamaah lebih akbar maka akan dilakukan
pada lapangan terbuka sebagai akibatnya jamaah yang tiba lebih banyak dan ramai.

Pengertian dakwah Islam merupakan menyeru ke jalan Allah yang melibatkan unsur-unsur
penyeru, pesan, media, metode yang diseru, & Tuhan. Dakwah Islam berarti merubah suatu
situasi ke situasi yang lebih baik, yang terdapat pada ajaran Islam. Dalam dakwah masih ada
2 dimensi akbar , yaitu: (1) meliputi penyampaian pesan kebenaran, yaitu dimensi
“kerisalahan” (bi ahsan al-qawl). Dakwah mencoba untuk menumbuhkan pencerahan diri
(individu atau rakyat) mengenai kebenaran nilai & etos secara Islam, sebagai akibatnya
terjadi proses internalisasi nilai-nilai Islam menjadi nilai hidupnya. Dakwah kerisalahan
adalah proses mengkomunikasikan & menginternalisasikan nilainilai Islam, yaitu: Islam
(adalah asal nilai) pada mana dakwah menjadi proses alih nilai; pengaplikasian nilai
kebenaran yang adalah “kerahmatan” (upaya mengaktualisasikan Islam menjadi rahmat pada
kehidupan umat insan). Dimensi kerisalahan, dakwah menjadi mengenalkan Islam sedangkan
pada dimensi kerahmatan, dakwah adalah upaya mewujudkan Islam pada kehidupan.
Kehadiran dakwah pada media televisi serius dalam bagaimana hidangan kepercayaan
dikemas & dihadirkan tidak selaras. Hal ini lantaran beragamnya penonton sebagai akibatnya
bungkus yang tidak selaras akan membawa daya tarik tersendiri bagi audiens untuk menonton
program dakwah. Dakwah pada media massa dikemas menggunakan aneka macam hidangan,
antara lain: sinetron religi, kompetisi pencarian da’i yang tersaji pada media, & program
dakwah yang dihadirkan setiap hari pada stasiun tv partikelir. Sinetron religi yang ada pada
media ditujukan menjadi bentuk dakwah pada media. Sinetron religi diawali menggunakan
sinetron Rahasi Ilahi pada TPI (sebelum berubah sebagai MNC TV) & sinetron Hidayah pada
Indosiar. Setelah ada Rahasia Ilahi & Hidayah. Setelah sinetron tadi mulai bermunculan
sinetron menggunakan bungkus lebih menarik pada mana lebih banyak lagi melibatkan
seniman-seniman populer & mempunyai sisi cerita yang tidak selaras. Beberapa karya
tersebut diantaranya adalah Ketika Cinta Bertasbih, Para Pencari Tuhan, Islam Ktp, Ranum,
Munajah Cinta, Pesantren & Rock n Roll, Surga Untukmu, Kupinang Kau menggunakan
Bismillah, Sampeyan Muslim?, & sebagainya. Setelah sinetron religi lalu bermunculan film
layar lebar bertajuk religi, antara lain: Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Wanita
Berkalung Sorban, Dibalik Lindungan Ka’bah, & sebagainya.

Kemasan dakwah berupa ceramah kepercayaan pada media televisi mulai menerima
perhatian saat ada (alm) Zainudin Mz yang adalah lulusan Universitas IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Zainudin Mz (alm) membawa perubahan metode berdakwah menurut
konvensional sebagai dakwah kontemporer. Dakwah yang dilakukan Zainudin MZ (alm),
direkam memakai pita kaset sebagai akibatnya diputar berulangkali pada radio & didengar
sang jutaan umat. Hal ini mengakibatkan Zainudin MZ (alm) menerima julukan “da’i sejuta
umat”. Selain memakai indera untuk mempermudah dakwahnya, Zainudin MZ (alm) pula
memakai metode dakwah menggunakan menaruh gambaran sehari-hari sebagai akibatnya
gampang dipahami. Zainudin MZ (alm) memposisikan dirinya setara menggunakan jamaah
yang mendengarkannya sebagai akibatnya ini sebagai model konkret bagaimana dakwah
yang tidak menghakimi jamaahnya, disertai menggunakan humor-humor bisa diterima efektif
sang audiensnya.

Setelah Zainudin MZ (alm), mulai ada Aa’ Gym yang memakai metode ceramah
menggunakan isi yang ringan, menyejukan, & damai. Pada tahun 2011 mulai banyak sekali
bermunculan para pendakwah menggunakan style spesial waktu berdakwah. Contohnya :
Mamah Dedeh yang lebih penekanan dalam perkara tempat tinggal tangga menggunakan
jargonnya “curhat dong”, Ustad Yusuf Mansur mengutamakan dakwah yang mengungkapkan
keutamaan sedekah, Ustad Arifin Ilham yang lebih banyak mengajarkan mengenai dzikir
beserta, atau Ustad Jefri Al-Bukhori (alm) menggunakan gaya dakwah moderat
menggunakan sasaran anak muda. Dakwah-dakwah kini tidak lagi dilakukan secara
tradisional, yaitu berpindah menurut satu mimbar ke mimbar lainnya. Kini pendakwah relatif
berceramah pada televisi, disiarkan pada pagi hari selesainya shalat subuh & jutaan umat
islam telah sanggup menyaksikannya secara beserta-sama. Ketika dakwah ada pada media
televisi maka akan memperhitungkan pendukung program acara dakwah, antara lain: bintang
tamu yang dihadirkan, susunan rapikan panggung, tema ceramah yang dihadirkan & bahasa
yang dipakai. Selain itu, dalam waktu ramadhan, ceramah kepercayaan yang disiarkan pada
televisi pula diselipkan kuis berhadiah pada dalamnya bahkan bintang tamu yang dihadirkan
merupakan pelawak yang mengundang tawa penonton. Ceramah kepercayaan yang tersaji
pada televisi, sekarang seolah diharuskan untuk menghadiran menghadirkan jamaah menurut
daerah yang adalah anggota pengajian, menyelingi dakwah menggunakan gaya spesial &
sentuhan humor, & aneka macam hal yang menarik penonton untuk tertarik menyaksikan.
Ketika kepercayaan tersaji pada televisi maka akan berkaitan erat menggunakan kepentingan
media, yaitu: kesukaan khalayak. Hal ini ditunjukan menggunakan bagaimana ceramah
kepercayaan tidak hanya menampilkan pengetahuan mendalam tentang kepercayaan menurut
Ustad yang membawakan tetapi pula perlu diadaptasi menggunakan “kesukaan” rakyat yaitu
yang tidak membosankan, mengandung unsur humor & bisa menghibur. Hal ini bertolak
belakang menggunakan program kepercayaan yang notabennya merupakan program yang
seharusnya dikemas menggunakan penuh kewibawaan, kekhusyukan & adalah hal yang tidak
seharusnya disampaikan & dipahami menggunakan gurauan. Kemasan ceramah dakwah pada
televisi sekarang ditujukan untuk menarik perhatian khalayak sebesar mungkin lantaran bisa
menikmati program dakwah menggunakan lebih menyenangkan. Ustad juga ustadzah yang
ada pada televisi pun, sekarang tidak hanya sekedar mengisi program ceramah saja tetapi pula
sebagai bintang iklan produk eksklusif.
Pergeseran yang sangat nampak sekarang merupakan ustad atau ustadzah seolah sama halnya
misalnya seniman yang mempunyai popularitas sebagai akibatnya lebih populer lantaran
karakteristik spesial yang dievaluasi menjual bagi industri media. Selain disiarkan melalui
media televisi, untuk mendukung program ceramah pula memakai kecanggihan tekhnologi
berupa email, serta media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram yang gampang
dipakai menjadi asal berita. Penggunakan twitter atau jejaring sosial lainnya akan berdampak
dalam semakin populernya Ustad atau Ustadzah & semakin banyaknya penonton yang
menonton program ceramah pada stasiun televisi eksklusif. Bahkan beberapa Ustad atau
Ustadzah pada televisipun sekarang sebagai bintang iklan beberapa produk, antara lain
provider & minuman kesehatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penyajian
dakwah kepercayaan Islam pada stasiun televisi yaitu: (1) Corak kemajemukan (pluralitas)
rakyat Indonesia menjadi suatu bangsa merupakan kebhinekaan pada beberapa aspek
kehidupan (etos, sosio kultural, kepercayaan , suku, bahasa, & politik). (dua) Kecenderungan
perkembangan rakyat yang banyak ditentukan sang kemajuan teknologi terkini dan ilham
modernitas yang sudah mulai menjiwai trans-pembangunan nasional ke arah perubahan
sosial. Nilai-nilai kebudayaan & kepercayaan cepat atau lambat wajib bisa secara normatif
kultural mengontrol dan menjiwainya. (tiga) Corak kehidupan psikologis rakyat terkini &
tradisional mengandung karakteristik-karakteristik yang berdasarkan sistem pendekatan yang
tidak selaras satu sama lain. Semakin terkini suatu kehidupan rakyat, maka semakin
kompleks juga kehidupan psikologisnya & semakin banyak menuntut sistem pendekatan
bersifat antar ilmu yang digunakan untuk melatarbelakangi prinsip-prinsip pandangan
psikologis yang padat & luas.

Seorang da’i perlu mempunyai metode (arab: thariqat atan manhaj) diartikan rapikan cara.
Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu aktivitas
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode dakwah merupakan cara yang dipakai da’i
untuk membicarakan materi dakwah (Islam). Metode dakwah sangat krusial kiprahnya pada
penyampaian dakwah. Metode yang tidak sahih, meskipun materi yang disampaikan baik,
maka pesan baik tadi sanggup ditolak. Metode dakwah pada AlQur’an keliru satunya
merujuk dalam surat An-Nahl

(16): 125: “serulah insan pada jalan Tuhanmu menggunakan pesan yang tersirat & pelajaran

yang baik & bantahlah mereka menggunakan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui mengenai siapa yang tersesat menurut jalan-Nya. Dan Dialah yang
mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk. Merujuk dalam ayat ini, masih ada tiga
metode dakwah, yaitu: metode bil-al-pesan yang tersirat, metode bil-almaw’izah al-hasanah,
& metode bil-al-mujadalah bi-al-Lati hiya aahsan. Hikmah yang dijadikan metode dakwah
adalah penyampaian ajaran islam untuk membawa orang pada kebenaran menggunakan
mempertimbangkan kemampuan & ketajaman rasional atau kadar nalar penerima dakwah.
Metode pesan yang tersirat pada aktivitas dakwah ada aneka macam bentuk, misalnya
mengenal tingkatan mad’u, kapan wajib bicara, kapan wajib diam, mencari titik temu, toleran
tanpa kehilangan sibghah, mempunyai istilah yang sempurna, cara berpisah, komunikasi yang
sahih & menyentuh jiwa. Dakwah menggunakan metode bil-pesan yang tersirat yaitu dakwah
melalui ilmu pengetahuan, kecakapan menentukan materi dakwah yang sinkron
menggunakan kemampuan mad’u, pandai menentukan bahasa sebagai akibatnya mad’u tidak
merasa berat pada mendapat islam. Metode dakwah bi-al-pesan yang tersirat adalah metode
dakwah pada bentuk katakata juga peruntukan da’i yang bernilai islami. Menurut M.Natsir,
metode pesan yang tersirat dipakai untuk seluruh golongan, golongan cerdik juga umum &
kelompok diantara keduanya. Sehingga metode ini sanggup berarti pesan yang tersirat pada
berbicara sinkron keadaan mad’u yang dihadapi misalnya pada ceramah. Sifat dasar menurut
metode ini merupakan lintas & fleksibel. Metode bil-al-maw’izah al-hasanah, pada bahasa
indonesia acapkalikali diartikan “pelajaran yang baik”. Maw’izah adalah pelajaran yang
disampaikan menggunakan dalil-dalil atau argumentasi-argumentasi yang sempurna & bisa
memuaskan sasaran dakwah yang dihadapi sebagai akibatnya jiwanya sebagai tenang.
Tekanan dakwah bilmaw’izah tertuju dalam pringatan yang baik & bisa menyentuh hati
sanubari seorang sebagai akibatnya mad’u terdorong untuk beruntuk baik. Dakwah
menggunakan metode bil al-maw’izah al-hasanah merupakan dakwah yang sanggup meresap
ke hati menggunakan halus & lemah lembut, tidak bersikap menghardik, memarahi &
mengancam, tidak membuka aib atau kesalahan-kesalahan mad’u lantaran alasan tidak tahu.
Metode dakwah bil mujadalah, yaitu dakwah menggunakan cara debat. Kata metode
mujadalah dari menurut istilah jadala yang dalam dasarnya berarti membantah atau bantah-
bantahan. Dakwah pada bentuk ini merupakan dakwah menggunakan cara debat terbuka,
argumentatif & jawaban bisa memuaskan rakyat luas. Mujadalah menjadi metode dakwah
berfungsi membarui insan sinkron tujuan inti dakwah, yaitu aktualisasi & manifestasi imani
pada bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk menghipnotis cara
berfikir, merasa & bertindak, mengusahakan terwujudnya rakyat Islami.
Metode dakwah bil mujadalah lalu dibagi ke pada beberapa bentuk, yaitu metode debat,
obrolan (al-hiwar) & tanya jawab (as-ilah wa ajwibah). Debat umumnya pembicaraan antara
dua orang atau lebih yang saling menjatuhkan lawan. Masing-masing pihak saling
mempertahankan pendapatnya & sulit melakukan kompromi. Al-hiwar adalah metode
obrolan yang lebih berimbang, lantaran masing-masing pembicara mempunyai hak &
kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Metode dakwah al-hiwar dilakukan sang da’i
yang lebih setara status & kecerdasannya. Metode dakwah as-ilah wa ajwibah atau tanya
jawab adalah proses saat mad’u memberi pertanyaan pada da’i lalu da’i menjawabnya
Metode obrolan (bil mujadalah) pula memerlukan pesan yang tersirat pada mana pesan yang
tersirat adalah peringatan krusial pada juru dakwah supaya tidak hanya memakai satu cara
dakwah. Cara demikian supaya sinkron menggunakan syarat sosial, budaya & tingkat
pendidikan mad’u.

Setiap stasiun televisi partikelir pada Indonesia mempunyai program dakwah Islam &
beberapa stasiun televisi menyiarkan program dakwah hanya dalam hari eksklusif. ANTV
mempunyai tiga acara program dakwah, yaitu: “Hati ke Hati beserta Mama Dedeh” (setiap
hari Senin-Jumat pukul 06.30-07.30), “Wisata Hati” (setiap hari pukul 05.00- 05.30), &
“Chating beserta YM” (setiap hari Kamis-Jumat pukul 21.30-22.30). Program Acara “Hati ke
Hati beserta Mama Dedeh” membahas perseteruan famili pada kehidupan sehari-hari yang
ditinjau menurut kacamata Islam. Program program ini dipandu sang Abdel menjadi host &
Mamah Dedeh menjadi pembicara atau pengisi program. Tausyiah & aneka macam
pertanyaan menurut pemirsa dikemas pada tayangan footage (VT) voxpop, email, media
sosial, telephone, juga pertanyaan pribadi menurut 150 jamaah yang hadir pribadi pada
studio. Program Acara “Wisata Hati” adalah program dakwah yang bertujuan untuk menaruh
pemahaman mengenai islam. Tausiah disampaikan menggunakan sistem belajar mengajar
tentang kajian Alquran, Hadist & Sunnah. Tema Tausiah Ustad Yusuf Mansyur merupakan:
Senin (Hadist Populer), Selasa (Tahfidz & Tafsir Alquran), Rabu (Problem Kita), Kamis
(Easy Islam), & Jumat (Visit & Shodaqoh). VT Tematik Gambaran audio visual yang
dikemas pada bentuk trailler yang berisikan materi yang sinkron menggunakan tema bahasan.
Selain mengangkat perseteruan famili, sisi humanis ditampilkan pada bentuk dialog
menggunakan orang generik yang mempunyai kisah inspiring, & tayangan VT profil
kesehariannya. Program Acara “Chating beserta YM” adalah acara talkshow entertainment
religi menggunakan tema yang tidak selaras pada setiap episodenya. Ustad Yusuf
Mansur pada program ini menjadi host & narasumber dan Deni Cagur menjadi Cohost.
Chatting menggunakan YM selalu menghadirkan bintang tamu yang sinkron menggunakan
tema yang akan dibahas. Chatting menggunakan YM tidak hanya talkshow menggunakan
bintang tamu tetapi pula menghadirkan Tausiah singkat menurut Yusuf Mansur, tayangan
VT, doa beserta & pula menghibur jamaah yang terdapat pada studio juga dirumah
menggunakan penampilan musik menurut bintang tamu juga homeband. INDOSIAR
mempunyai tiga acara program dakwah, yaitu: “Mamah & Aa” (setiap hari Senin-Kamis
pukul 05.00-06.00), “Obat Hati” (setiap hari Jumat-Sabtu pukul 05.00-06.00), & “Pintu-Pintu
Syurga” (setiap hari Minggu pukul 05.00-06.00). “Mamah & Aa” adalah acara program religi
yang membahas perseteruan tempat tinggal tangga yang berkaitan menggunakan kehidupan
sehari-hari. Acara ini dikemas menggunakan Mama Dedeh menjadi narasumber, Abdel
menjadi host nya, & dihadiri sang mak -mak jamaah pengajian pada studio. Mamah Dede
membicarakan ceramah menggunakan bahasa yang tegas & lugas. Mamah Dede pula
menjawab pertanyaan yang dikirim sang pemirsa melalui email & telepon dan para jamaah
yang hadir pula diberikan kesempatan untuk bertanya. “Pintu-Pintu Syurga” adalah acara
program obrolan religi yang menyajikan majemuk tausyiah menurut para ulama. Tausyiah ini
dihadiri sang ustad menjadi narasumber & terdapat host yang mendampingi dan beberapa
jamaah yang hadir pada studio. Tausiyah disampaikan menggunakan berfokus tanpa diselingi
menggunakan gurauan. “Obat Hati” adalah program religi pada mana Ustad Syahrul Syah
menjadi narasumbernya & Rina Nose menjadi host. Acara ini tersaji menggunakan obrolan
interaktif antara narasumber, host, & jamaah yang hadir pada studio. Sesekali ustad menaruh
guyonan supaya jamaah tertawa & Rina Nose menanggapi supaya guyonan semakin seru.
Dari tiga pogram program yang tersaji INDOSIAR, semuanya menyajikan ceramah
menggunakan host pendamping narasumber & menghadirkan ibu-ibu jamaah pengajian pada
studio. TRANS TV mempunyai dua acara program dakwah, yaitu “Islam Itu Indah” (setiap
hari pukul 05.30-06.30) & “Mozaik Islam” (setiap hari Minggu pukul 07.30-08.00). “Islam
Itu Indah” adalah program dakwah yang mengundang 2 bintang tamu & dihadiri sang jamaah
pengajian menurut beberapa kota. Jamaah yang hadir tidak hanya ibuibu tetapi pula terdapat
jamaah laki-laki, bahkan anak-anak. Tema yang tersaji pada setiap minggunya bervariasi &
program ini mempunyai tema weekend yang menyajikan bepergian ke kota-kota pada
Indonesia. “Mozaik Islam” adalah program religi yang edukatif & informatif. “Mozaik
Islam” menyajikan majemuk berita krusial & menarik menurut semua global yang berkaitan
menggunakan kepercayaan Islam. Misalkan bagaimana
pandangan Islam tentang tatto, operasi plastik, & hal lain yang berkaitan menggunakan
perseteruan sehari-hari yang bersifat kekinian. MNC TV mempunyai 4 acara program
dakwah yang terpola disiarkan setiap minggunya. “Siraman Qolbu” & “Majelis Sakinah”
(setiap hari Selasa-Kamis & Sabtu pukul 04.30-05.30) adalah program religi yang
menyajikan tausiyah yang tersaji menggunakan hanya menghadirkan host & narasumber
tanpa adanya jamaah padastudio. Tema yang tersaji pun cenderung berfokus & lebih pada
menyelidiki makna ayat yang terdapat pada AlQuran & Haidst. “Taman Hati” (setiap hari
Jumat pukul 04.00-05.30) adalah program religi yang berisi tausiyah menurut Ustadzah
Ummi Qurrota menjadi nara asal & menjadi host. Pembahasan pada setiap episodenya
merupakan tentangperseteruan kehidupan sehari-hari ditinjau menurut sudut pandang
kepercayaan Islam. Ustadzah Ummi Qurrota menaruh tausiyah menggunakan bunyi yang
lantang & menggunakan bahasa yang cenderung blak-blakan. Dalam setiap tausiyahnya
selalu mengadakan interaksi menggunakan host juga jamaah yang hadir menggunakan
humornya yang spesial. “Bengkel Hati” (setiap hari Senin & Minggu pukul 04.00-05.00)
adalah program religi dimana Ustad Dhanu menjadi narasumber yang menaruh majemuk

tausiyah, terutama tausiyah-tausiyah untuk memperbaiki akhlak & hati. Ustad Dhanu

pula akan menaruh kesempatan dalam pemirsa pada tempat tinggal untuk melakukan
panggilantelepon secara interaktif. Ustad Dhanu spesial menggunakan tausiyahnya tentang
cara-cara memperbaiki akhlak & hati, khususnya herbi macam-macam penyakit yang diderita
sang insan. Ustad Dhanu menganalisa karena menurut timbulnya penyakit fisik eksklusif
yang terkadang ada dampak kejengkelan dalam orang-orang terdekat kita. Dalam program
ini. Ustad Dhanu pula membuka telepon interaktif menggunakan pemirsa yang ingin
berkonsultasi & menerima kesadaran.

RCTI hanya mempunyai 1 acara program dakwah yang disiarkan setiap hari, yaitu
“Assalamualaikum Ustad” (setiap hari pukul 04.00-04.30). Acara ini berlangsung pada studio
menggunakan posisi ibu-ibu pengajian melingkar & ditengahnya terdapat Ustad yang sebagai
narasumber & Ali Zaenal menjadi moderator atau host. Acara ini mempunyai empat
mubaligh, yaitu: Ustad Jefry Al Bukhori (Uje), Ustad Hidayat Nurwahid, Ahmad Al Habsyi,
& Ustadzah Munifat. Keempat mubaligh dihadirkan secara bergantian pada beberapa
episode. Acara ini menyajikan aneka macam tema menggunakan tidak terlalu berfokus
lantaran sekali waktu diselingi humor. Berbagai hal yang berkaitan pribadi menggunakan
ayat
AlQur’an dibahas menggunakan lebih jelasnya & mak -mak jamaah pengajian diberi
kesempatan untuk bertanya.

SCTV mempunyai 1 acara program dakwah yang disiarkan setiap hari. “Kata Ustad Solmed”
(setiap hari pukul 04.00-04.30) adalah program religi islami yang menyajikan majemuk
tausiyah menurut Ustad Sholeh Mahmoed (Ustad Solmed) membahas aneka macam
pengetahuan & wawasan mengenai Islam yang disampaikan secara lugas & jelas. “Kata
Ustad Solmed” menghadirkan bintang tamu yang akan menceritakan problematika yang
sedang dihadapinya & Ustad Solmed akan menaruh tausiyahtausiyahnya menjadi bentuk
kesadaran menurut problematika ini.

GLOBAL TV mempunyai acara program dakwah yang terpola disiarkan setiap minggunya.
“Alhamdulillah Akhirnya Aku Tahu” (setiap hari Senin, Selasa & Jumat pukul 03.30-04.00)
adalah keliru satu program religi yang dikemas menggunakan sinetron atau mempunyai alur
cerita menurut insiden eksklusif. Acara ini menghadirkan seniman-seniman untuk
memerankan kiprah berdasar tema yang dibahas dalam episode tadi. Acara ini tersaji
menggunakan obrolan-obrolan antara pemain yang memerankan & Ustad hadir menjadi
pemberi solusi atas duduk perkara yang dihadapi. Ustad yang sebagai narasumber program
ini merupakan Ustad Mirza Zacky & seniman pendamping yang selalu terdapat merupakan
Irfan Hakim.

TV ONE mempunyai dua acara program dakwah yang terpola disiarkan setiap minggunya,
yaitu: Titian Qolbu, Jejak Islam, & Damai Indonesiaku. “Titian Qolbu” (setiap hari pukul
03.30-04.30) adalah program religi yang membahas tentang hal yang berkaitan menggunakan
kehidupan sinkron daengan ajaran Islam. Tema yang tersaji pada setiap harinya tidak selaras.
Acara ini berlangsung pada masjid menggunakan ustad sekaligus seorang habib ternama &
dipandu oleh Ali Zaenal yang menjadi host. Tema disampaikan menggunakan keseriusan &
kekhusyukan menurut narasumber & pada akhir program pada tutup menggunakan doa
beserta. “Jejak Islam” (setiap hari Sabtu pukul 15.00-16.00) menyajikan tempattempat
bersejarah pada penyiaran kepercayaan Islam bersama penerangan tentang tempat tadi,
dipandu sang host. “Damai Indonesiaku” (setiap hari Sabtu & Minggu pukul 13.00-
15.00)adalah tausiyah besar yang berlangsung pada masjid-masjid pada semua Indonesia.
Acara ini tersaji live yang menghadirkan jamaah yang dari menurut daerah kurang lebih
masjid diadakannya program dakwah waktu itu. Acara ini menghadirkan dakwah yang
cenderung sama menggunakan dakwah sebelum ada pada media massa, yaitu hadir pada satu
lokasi & mengundang rakyat kurang lebih untuk hadir secara beserta-sama. Acara ini selalu
dihadiri sang ratusan jamaah yang berkumpul dipandu menggunakan aneka macam Ulama
ternama menggunakan penuh kekhusyukan tanpa diselingi humor yang mengundang tawa
jamaah.

TRANS 7 mempunyai mempunyai tiga acara program dakwah, yaitu: “Khazanah”, “U2 (Uje
& Udin)”, & “Khalifah” yang secara terpola disiarkan setiap minggunya. “Khazanah” (setiap
hari Senin-Jumat pukul 05.00-05.30) adalah acara program ensiklopedi islam yang edukatif,
menyajikan berita krusial & menarik menurut semua global berkaitan menggunakan global
Islam. Acara ini menyampaikan perkembangan, sejarah & aneka macam hal menarik pada
global Islam. “U2 (Uje & Udin)” (setiap hari Senin-Kamis pukul 05.00-05.30) adalah sebuah
acara yang mengangkat tema kehidupan sehari-hari & dijadikan sebuah model yang berdasar
dalam ilmu syariat islam. “U2 (Uje & Udin)” menampilkan pula aktivitas tausi’ah yang
dilakukan sang

Uje pada aneka macam daerah. Dalam setiap perjalannya, Uje ditemani sang Udin yang
adalah asistennya. Udin yang berkarakter sok tau & banyak bertanya, selalu menerima
jawaban atas masalahnya menurut Uje dari aqidah & cara pandang seseorang muslim yang
baik. Program Acara “Khalifah” (setiap hari Jumat & Sabtu pukul 05.00-05.30) menyajikan
mengenai perkembangan & penyebaran kepercayaan Islam yang melibatkan kiprah para
sahabat, tabi’in (anak didik sahabat), & tabi’in tabi’in (anak didik Tabi’in). Para khalifah
adalah pihak yang mempunyai andil akbar pada mengokohkan fondasi Islam pada global &
dalam program ini menyajikan bagaimana sejarah usaha mereka. Selain menampilkan citra
film & grafis, bepergian Khalifah akan diperkuat sang berita narasumber pakar sejarah dan
ditutup menggunakan pesan yang tersirat & keteladanan menurut seseorang pakar
kepercayaan.

Setiap stasiun tv partikelir, pada acara dakwahnya menghadirkan ustad atau ustadzah yang
mempunyai spesifikasi topik yang sebagai karakteristik khasnya pada membicarakan
ceramah. Contohnya: Mama Dedeh secara khusus membahas topik perseteruan tempat
tinggal tangga, Ustad Yusuf Mansur membahas topik bersedekah, Ustad Arifin Ilham
membahas topik makna ibadah sehari-hari, Ustad Dhanu membahas topik keterkaitan
penyakit menggunakan sifat tidak baik seorang & Ustad Maulana yang mempunyai
karakteristik spesial membicarakan ceramah yang berkaitan menggunakan keseharian &
memakai bahasa yang ringan dan diselingi menggunakan humor.
2.2. Sejarah Munculnya Acara “Islam Itu Indah” pada TRANS TV

Ustad Nur Maulana adalah anak ke empat berdasarkan 7 bersaudara pasangan Maulana &
Masyita yang lahir pada Makasar, 20 September 1974. Ustad Maulana adalah pengajar
kepercayaan Islam pada Sekolah Dasar Mangkura, Sekolah Dasar Islam Athirah, & Pesantren
An Nahdah pada Makassar, Sulawesi Selatan. Selain menjadi pengajar, Ustad pula menaruh
ceramah berdasarkan tempat tinggal ke tempat tinggal sampai ke kota-kota lain pada
Sulawesi. Ustad Maulana telah mulai ceramah semenjak umur 14 tahun waktu masih duduk
pada bangku Sekolah Menengah pertama. Sejak mini dia telah bercita-cita sebagai ustad
sebagai akibatnya pendidikan yang ditempuhnya pada pondok pesantren. Setelah
pendidikannya pada pondok pesantren selesai, Maulana mengabdikan diri menjadi pengajar
kepercayaan pada sekolah dasar & pada pesantren almamaternya. Ustad mengawali
dakwahnya menggunakan berkeliling kampung pada Makasar. Kemudian lantaran gaya
dakwahnya yang spesial , Ustad acapkalikali pada undang buat beberapa program. Gaya
ceramah Ustad Maulana yang spesial menarik minat galat seseorang jamaah buat merekam
Ustad Maulana waktu berceramah & rekaman tadi pada upload ke situs youtube. Hingga
waktu ini Ustad Maulana tidak mengetahui siapa yang mengupload video ceramahnya. Trans
TV menemukan Ustad Maulana secara kebetulan, pada saat Wisnutama (Direktur Utama
TRANS TV) secara tidak sengaja menonton video Ustad Maulana berdasarkan tempat tinggal
ke tempat tinggal yang pada upload pada situs youtube. Kemudian Ustad Maulana diundang
ke Jakarta & diminta mengisi program yang telah disiapkan sang TRANS, yakni “Islam Itu
Indah”. Wisnutama tertarik dalam penampilan Ustad Maulana yang sanggup mengungkapkan
topik-topik berat tetapi menggunakan gaya yang sangat ringan, kocak & akrab. Meski cara
membawakan ceramahnya jenaka, tetapi tidak mengurangi isi ceramahnya, gampang
dipahami & terkadang juga memunculkan pengetahuan baru.

Saat kemunculannya, program “Islam Itu Indah” hanya ditayangkan seminggu sekali.
Lantaran respon yang diperoleh positif pada mana gaya berceramah Ustad Maulana memikat
hati para pemirsa maka tayangan tadi diperbanyak menjadi dua kali setiap satu minggu yaitu
dalam hari Sabtu & Minggu. Lantaran respon yang ditunjukan rakyat semakin positif lalu
program “Islam Itu Indah” tayang sebesar sebagai 4 kali seminggu & selama Ramadan, Ustad
Maulana tampil setiap hari pada program Saatnya Kita Sahur beserta komedian & seniman-
seniman lainnya. Ustad Maulana pula tampil pada Tabligh Akbar setiap Jumat.
Selama ini penceramah pada Indonesia terkesan kaku, monoton, & menggurui. TRANS TV
ingin menaruh sesuatu yang tidak selaras pada dakwah. Melalui program “Islam Itu Indah”
TRANS TV menyuguhkan sesuatu yang baru, ringan, & segar pada pada global dakwah.
Bertahun-tahun mengajar anak TK, Sekolah Dasar, & Sekolah Menengah pertama telah
menciptakan karakter Ustad Nur Maulana misalnya yang nampak waktu ini. Dalam menyapa
jamaahnya, Ustad Maulana tidak hanya membekali diri menggunakan ilmu berdasarkan
pesantren tetapi dia pula poly belajar mengenai Islam melalui buku-buku, media massa, &
majemuk literatur lainnya. Sedangkan humor-humor yang beliau selipkan padasela-sela
dakwahnya, diperolehnya menggunakan membaca koran, majalah, & melihat tayangan
televisi. Dakwah yang diselingi humor itu hanya metode dakwah saja lantaran tujuan
utamanya merupakan bagaimana jamaah menerima pengetahuan Islam, tetapi jamaah &
penonton tidak bosan mendengarkannya. Yel spesial Ustad Maulan yaitu istilah ’’iye’’ adalah
bahasa Makassar yang bermakna ’’iya’’, istilah jawaban yang sangat sopan & santun.

2.3. Analisis Program “Islam Itu Indah” di TRANS TV

Program “Islam Itu Indah” merupakan paket dakwah berupa ceramah yang berbeda dengan
program dakwah lainnya. Acara Islam itu Indah disajikan dengan menarik, terlihat dari
Ustadz, masyarakat yang hadir, materi yang disampaikan dan tempat berlangsungnya acara.
Dari berbagai paket yang ditampilkan dalam program ini, TRANS TV ingin menunjukkan
bahwa paket dakwah yang menonjolkan humor adalah yang paling banyak diminati oleh
penonton, dengan jam tayang satu jam di prime time dan setiap hari. Program Islam Itu Indah
dimasukan ke dalam jenis acara Variety Talkshow Religi, yaitu program yang berisi
perbincangan (ceramah) dari narasumber atau host kepada para audience-nya, yang
membahas tentang tema tertentu. Format program Islam Itu Indah sendiri terdiri dari
beberapa bentuk, antara lain: format reguler seperti taping outdoor, indoor, dan goes to
school; dan format non reguler yaitu off air silaturahmi Ustad ke berbagai daerah di
Indonesia. Karakter dari program Islam Itu Indah yaitu menarik, mendidik, serta memberikan
pesan moral dan agama namun tetap berusaha untuk menghibur pemirsa. Selain itu, content
dari acara ini difokuskan pada bagaimana gaya Pak Ustad yang lucu dan menghibur ketika
membawakan ceramah kepada para jamaahnya, namun tetap pada konteks tema.6 Program
Islam Itu Indah ditayangkan dalam lima segmen di setiap episodenya. Setiap episodenya akan
membahas satu tema besar dan masingmasing segmen akan membahas sub tema dengan
diselingi pertanyaan dari para jamaah, baik itu dari bintang tamu maupun jamaah lainnya.

Jemaah yang hadir di studio sering mengenakan seragam, dan bintang tamu yang hadir mulai
dari pejabat, selebritas hingga anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa program “Islam itu
Indah” adalah untuk semua orang dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Berbagai tujuan pengemasan acara semakin memantapkan acara ini untuk dapat diterima oleh
masyarakat, meskipun pada awal pembuatannya sempat terjadi kontroversi gaya membaca
Ustad Maulana yang dianggap tidak mewakili karakter Ustad pada umumnya yang lebih
menunjukkan Otoritas sebagai Ustad Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti,
intisari tema program pada beberapa episode acara “Islam itu indah” di TRANS TV lebih
menekankan pada persoalan fikih yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tema yang
ditampilkan berdasarkan apa yang diyakini masyarakat selama ini dan telah menjadi
kesepakatan bersama.

Topik yang disajikan menghindari topik-topik yang sering diperdebatkan atau masih
diperdebatkan di kalangan ulama, serta menghindari isu-isu agama yang mendasar terkait
dengan tata cara ibadah (misal: rukun sholat, tata cara wudhu, dll). Pada dasarnya, program
"Islam itu Indah" hanya mempersoalkan kehidupan sehari-hari individu dan dikaitkan dengan
hukum Islam, tetapi hanya secara umum. Dalam perkembangannya hingga saat ini, program
'Islam Itu Indah'

lebih menekankan pada praktik ibadah. bahwa mereka bias terhadap penafsiran NU, antara
lain membacakan shalawat di awal acara, mengajarkan membaca surat dengan hitungan
tertentu, dan menyepakati berbagai ritual yang sesuai dengan penafsiran masyarakat terhadap
NU. Ketika seseorang menjadi Ustad atau Ustadzah, maka latar belakang pendidikan dan
latar belakang keluarga sangat berpengaruh terhadap interpretasi mereka terhadap masyarakat
yang diyakininya. Hal ini juga terlihat pada sosok Ustad Maulana yang memiliki latar
belakang pendidikan selama beberapa tahun di lembaga pendidikan Nahdatul Ulama (NU).

Selanjutnya akan dibahas tentang format program acara islam itu indah.

1. Format Standar (Talk Show) Program

Islam Itu Indah Dalam format standar digunakan format presentasi tak yang berlangsung
secara on air melalui rekaman/rekaman audio. Program berbentuk standar Islam Itu Indah
dibagi menjadi lima bagian dengan total durasi kurang lebih kurang lebih 60 menit. Segmen
I, menampilkan pembukaan dan salam doa dari Ustad untuk jamaah di sanggar dan di rumah.
Setelah itu Ustad menginformasikan kepada jamaah tentang topik yang akan dibahas,
memperkenalkan bintang tamu, dan langsung membahas sub topik pertama. Bagian II,
Ustadz melanjutkan pembahasan subtema kedua, kemudian melanjutkan sesi tanya jawab
jamaahnya. Biasanya 1-2 fans bertanya dalam satu episode. sesi tanya jawab dilakukan oleh
segmen II. segmen IV. Segmen III meliputi pembahasan subtopik ketiga, sesi tanya jawab
dan terkadang diselingi dengan diskusi bintang tamu dan para pemuja lainnya. Segmen IV
tidak jauh berbeda dengan segmen III yang memuat pembahasan tentang subtopik keempat,
sesi tanya jawab dan obrolan dengan penggemar dan bintang tamu. Bagian V, yang berisi
pembahasan subtema kelima, tentang penutup, doa bersama jamaah dan kesimpulan dari
tema. Ada 5 bagian. Segmen I memperkenalkan . tema dan artis , bagian II, III dan IV
membahas subjek, dan Bagian V adalah ringkasan subjek dan doa ... "1 Bentuk normal itu
sendiri terdiri dari beberapa jenis, termasuk dalam ruangan, luar ruangan; , dan sekolah.
Perbedaan antara ketiganya terletak pada lokasi syuting dan para penggemar yang hadir.
Lokasi pengambilan gambar standar form berada di dalam dan sekitar Jakarta. Inhouse,
proses produksi dilakukan secara inhouse yaitu masjid yang dihadiri jamaah wanita
(kebanyakan ibu-ibu) dan pria dari beberapa jamaah taklim di Indonesia. Selain bintang tamu,
hadir juga selebriti yang berjumlah dua orang atau lebih. Dalam kondisi outdoor, proses
produksi dilakukan di luar ruangan, misalnya di tempat tujuan wisata atau di tempat lain.
Sedangkan untuk tipe indoor, ada bintang tamu di luar serta sekitar 100-200 anggota majelis
tangguh dari berbagai wilayah Indonesia. Sedangkan, goes to school ialah konsep produksi
yang dilakukan di sekolah-sekolah, baik itu SD, SMP ataupun SMA. Pada jenis ini, para
jamaahnya berasal dari siswa-siswi sekolah yang bersangkutan dan juga tidak ada bintang
tamu. Selain itu, pada jenis goes to school ini biasanya ada peragaan atau obrolan (gimmick)
yang dilakukan Ustad kepada para siswa-siswi sekolah bersangkutan tentang hal-hal yang
unik dan menarik yang ada di sekolah mereka, misalnya ekstra kurikuler atau hal-hal menarik
lainnya yang ada di sekolah tersebut. Penambahan format goes to school dimaksudkan agar
segmentasi pemirsa program Islam Itu Indah tidak hanya mayoritas berasal dari kalangan ibu-
ibu dan bapak-bapak saja, melainkan juga berasal dari kalangan anakanak dan remaja.
Sehingga segmentasi pemirsa program Islam Itu Indah lebih beranekaragam, mulai dari anak-
anak hingga orang dewasa. Islam Itu Indah goes to school ialah dimana kita ingin pemirsa
Islam Itu Indah itu tidak hanya dari kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak saja, tapi juga berasal
dari kalangan remaja dan anak-anak sekolah.
2. Format Non Reguler

Format non reguler ialah format lain yang terdapat di program Islam Itu Indah. Format ini
dilakukan secara off air menggunakan teknik kamera electronic field production (EFP), yaitu
shooting yang dilakukan dengan hanya menggunakan dua orang camera person yang bertugas
mengambil gambar di lapangan. Format ini berisi liputan perjalanan atau silaturahmi Ustad
ke berbagai kota dan daerah di Indonesia. Format ini dimaksudkan agar Ustad bisa lebih
dekat dengan masyarakat dan bisa berbagi ilmu dengan mereka. Format silaturahmi ialah
bagaimana Ustad bersilaturahmi berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia dengan tujuan
untuk saling berbagi ilmu dengan para masyarakat. Shooting format non reguler ini biasanya
dilakukan setiap akhir pekan selama 2 – 3 hari, yaitu pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu; dan
dengan daerah atau kota tujuan yang berbeda-beda setiap minggunya.

Keterangan Dua pesantren terbesar di Indonesia

KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'arie bertemu di Syekh Maulana Malik Ibrahim atau
Sunan Gresik. KH Ahmad Dahlan dari Maulana Ainul Yakin (Sunan Giri), putra dari
Maulana Ishak dan KH Hasyim Asy'arie Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang, Guru
Sunan Kalijaga) Raden Rahmatullah (Sunan Ampel). Keduanya mendirikan NU dan
Muhammadiyah, yang berdasarkan sejarahnya merupakan perbedaan Golongan Sunan Giri
(Giri Kedaton) dengan Golongan Sunan Kalija dan gurunya Sunan Bonang (Kesultanan
Demak) dalam penyebaran agama Islam. Giri Kedaton menyebarkan Islam ke wilayah pesisir
Jawa dan wilayah di timur. Saat itu Sultan Demak membagikan interior Jawa dan diundang
ke pemerintahan. Dakwah yang dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah menyentuh
masyarakat secara kultural sehingga berinteraksi dengan baik. Dua sekolah impian Wali,
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, muncul pada masa kemerdekaan. KH Ahmad Dahlan
dan KH Hasyim Asy'arie pernah sekamar di Pesantren di Jawa Tengah (Anonim, (2012),
Muhammadiyah dan NU, dua pesantren untuk umat Walisongo. Muhammadiyah dan
Nahdatul Ulama (NU) keduanya organisasi Islam terbesar mewakili umat Islam secara
keseluruhan karena masing-masing adalah massa yang besar dan mereka mewakili dua kutub,
yaitu modernis dan tradisionalis. Basis massa Muhammadiyah berada di perkotaan, dimana
sebagian besar dari mata pencahariannya adalah pedagang dan PNS. NU terletak di pedesaan,
pertanian dan pesantren. Muhammadiyah melahirkan intelektual melalui lembaga
pendidikannya, sedangkan NU melahirkan ulama melalui pesantrennya. Muhammadiyah
lahir tahun 1912 dan Nahdatul Ulama lahir tahun tahun 1926, dimana keduanya merupakan
organisasi modern karena lahir pada abad ke-20. Pesantren menolak kolonialisme dengan
mendirikan organisasi gerakan pada tahun 1916, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Ibu
Pertiwi). Siswa pendidikan sosial politik agama. Kemudian, dibentuklah Nahdlatut Tujjar
(Gerakan Saudagar) yang dijadikan landasan untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Dengan hadirnya Nahdlatul Tujjar, Taswirul Afkar selain berperan sebagai pengajian juga
merupakan lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di
beberapa kota. Kemerosotan mental dan ekonomi yang dialami rakyat akibat penjajahan dan
keterbatasan tradisi membangkitkan kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan
martabat bangsa ini melalui pendidikan dan organisasi. Gerakan ini lahir pada tahun 1908,
yang dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Memang semangat kebangkitan terus menyebar
sejak masyarakat adat menyadari penderitaan dan keterlantarannya oleh bangsa lain, lahir
berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan. Ketika Raja Ibn Saud ingin menerapkan
satu prinsip, yaitu pemikiran Wahhabi Mekkah dan ingin menghancurkan setiap Islam dan
warisan sejarah pra-Islam yang dianggap sesat. Kaum modernis Indonesia menyambut baik
gagasan Wahhabi, baik di kalangan Muhammadiyah pimpinan Ahmad Dahlan maupun di
kalangan PSII pimpinan H.O.S. Tiokromaminota. Pesantren yang merepresentasikan
keberagaman di menolak keterbatasan mazhab dan penghancuran warisan peradaban.
Perbedaan sikap masyarakat pesantren menyebabkan dikeluarkan dari keanggotaan Kongres
al-Islami yang diadakan di Yogyakarta pada tahun 1925, sehingga pesantren Mu'tamar 'Alam
Islami (Islam Internasional) juga dikeluarkan. kongres) di Mekkah yang akan meratifikasi
keputusan. Karena kepentingannya yang terus menerus dalam menegakkan kemerdekaan
pesantren dan kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban, pesantren terpaksa
membentuk delegasinya sendiri. . disebut Komite Hijaz, dipimpin oleh KH. Wahab
Hasbullah. Atas desakan sekolah perumahan Muslim yang berkumpul di Komite Hijaz dan
tantangan komunitas Muslim di seluruh dunia, Raja Ibnu Saud membatalkan niatnya. Ini
efektif karena sekarang orang Mekkah bebas beribadah menurut cara berpikir mereka. Itulah
peran internasional pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan berpikir
dan menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban. Berawal dari kepanitiaan awal serta
berbagai organisasi, setelah itu dipandang perlu membentuk organisasi preventif yang lebih
inklusif dan sistematis. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai anak kucing, akhirnya
disepakati untuk membentuk 16 Rajab 13
H (31/01/1926) sebuah organisasi bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama).
Organisasi ini dikelola oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Menggarisbawahi
prinsip dasar organisasi ini KH. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab (prinsip dasar) Qanun
Asas, kemudian juga kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab ini kemudian
dimasukkan dalam kitab Khittah NU, yang menjadi dasar dan acuan warga NU dalam
berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan, dan politik.

Nahdlatul Ulama pada masa pendiriannya tertulis “Nahdlatul Oelama (NO)” didirikan di
Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh ulama yang mengikuti mazhab yang biasa
dikenal dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. kelompok (Khariri, 2008: 107). Pemahaman
Ahlussunah Wal Jama'ah adalah cara berpikir yang memilih jalan tengah antara ekstrim aql
(rasionalis) dan ekstrim naql (penulis suci)

Ideologi NU Kalam mengikuti ajaran teologis al-Ash'ary dan al-Maturidy, yang mengambil
posisi perantara antara wahyu dan daya nalar, menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan
agensi manusia, memilih . jalan tengah untuk menentukan kriteria beriman, kafir, dan hakikat
Tuhan yang mengakui adanya Ahlussunnah Wal Jama'ah terdiri dari Ahlun yang berarti
kelompok, Sunnah yang berarti Hadits dan jamaah yang berarti mayoritas. Artinya
sekelompok orang yang ibadah dan perilakunya selalu berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits,
sedangkan penerimaan hukum Islam mengikuti mayoritas ahli fikih (sebagian besar dari
sebagian besar ahli hukum Islam). Sunni (nama orang yang mengikuti Ahlussunnah Wal
Jama'a) mengikuti ritual keagamaan mereka mengatur salah satu dari empat sekolah: Maliki,
Hanafi, Syafi'i dan Hambali dan mengikuti Abu Hasan al-Asy'ar dan Imam. ke -Saya lulus.
Keduanya dianggap ulama besar yang berjasa mengibarkan panji "Ahlussunnah Wal
Jama'ah" dan secara lahiriah mencanangkan faham Mu'tazilah. Ulama di seluruh dunia telah
mengakui keempat ulama ini sebagai ulama yang setingkat mujtahid untuk ilmu agamanya.
Mereka memiliki kewenangan untuk mengambil putusan ijtihad hukum Islam dari
sumbernya, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Dalam bidang tasawuf, Al-Ghazali dan Junaid Al-
Baghdadi mengembangkan metode yang mengintegrasikan tasawuf dan syariah.

NU didirikan dengan tujuan untuk melestarikan salah satu dari sektenya; dan melakukan
segala sesuatu yang baik untuk agama Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut diatur hal-hal
sebagai berikut: Menjalin silaturahmi antar ulama, Mempelajari kitab-kitab terdahulu yang
diajarkan oleh untuk mengetahui apakah kitab itu dari ahlisunnah waljamah atau kitab bid'ah,
Proklamasi Islam. berdasarkan mazhab apapun dalam arti yang baik,) Upaya memperbanyak
jumlah Madrasah berbasis Islam, Perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
masjid – masjid, masjid, pondok dan anak yatim dan fakir miskin dan pendirian lembaga
pertanian, untuk mempromosikan kegiatan komersial dan kewirausahaan yang tidak dilarang
oleh hukum agama Islam Prinsip dasar yang disusun oleh Nahdlatul Ulama (NU)
ditransformasikan ke dalam perilaku konkrit. NU adalah pelopor dalam sejarah bangsa
Indonesia, yang menunjukkan bahwa organisasi ini hidup dinamis dan peka terhadap waktu.
Beberapa capaian NU antara lain: kebangkitan gerakan pribumisasi Islam warisan Walisongo
dan para pendahulunya; memimpin perjuangan kemerdekaan mazhab di Mekkah agar umat
Islam di seluruh dunia dapat beribadah sesuai dengan mazhabnya; memimpin berdirinya
Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) pada tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan
tuntutan yang diajukan ke parlemen Indonesia; mobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan
imperialis melalui Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1955; NU menjadi partai
beranggotakan orang yang berhasil menempati posisi ketiga secara nasional dalam pemilu
(1955) dengan suara; memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA)
1965 yang dihadiri oleh perwakilan 37 negara; dan mempromosikan gerakan Islam budaya
dan penguatan masyarakat sipil di Indonesia selama 90-an. Susunan organisasi NU terdiri
atas: pengurus (tingkat menengah); otoritas administrasi daerah (tingkat provinsi); Direktur
cabang (tingkat kabupaten/kota); Rapat perwakilan cabang (di tingkat regional); dan
Pimpinan Cabang (Tingkat Desa/Kelurahan). Di tingkat pusat, daerah, cabang dan dewan
panitia pengganti, masing-masing dari administrasi meliputi: Mustasyar (penasehat); Syuriah
(Pemimpin Tertinggi); dan Tanfidziyah (day manager). Di tingkat cabang, masing-masing
pimpinan terdiri dari: Syuriaah (Pemimpin Tertinggi) dan Tanfidziyah (Pemimpin Harian).

Selanjutnya adalah Muhammadiyah yang merupakan organisasi Islam telah berusia 85 tahun.
Didukung oleh kurang lebih 28 juta anggota dan pendukung, Muhammadiyah terus
berkembang pesat dan dapat melakukan berbagai amal kebaikan di bidang pendidikan,
dakwah, kesejahteraan sosial dan kesehatan, serta memelihara semangat keagamaan melalui
pengajian. di forum atau komunitas taktis lainnya. Muhammadiyah saat ini telah hadir di
beberapa negara ASEAN seperti: Malaysia, Singapura dan Thailand. Muhammadiyah
tergolong organisasi modern sejak awal berdirinya, yang ciri utamanya adalah melakukan
pembaharuan di bidang agama sesuai dengan motto pembaharu kembali kepada Kitab Allah
dan Sunnah Nabi. Kredibilitas yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas, akan dihapus
secara santun, cerdas dan demokratis. Muhammadiyah memiliki tiga identitas yang telah
berdiri sejak awal hingga sekarang, yaitu: gerakan tajdid, gerakan Islam dan gerakan dakwah
Amar ma'ruf Nahi munkar.

Gerakan Tajdid merupakan identitas historis sosiologis karena merupakan salah satu ciri
Muhammadiyah sebagai pembaharu (tajdid) atau pembaharu Indonesia. Muhammadiyah
memandang bahwa Islam tidak boleh dipahami secara sempit dan harus dikembangkan
dalam tataran praktis.Tujuan tajdid terbagi menjadi dua bagian, yaitu: tajdid berarti
mengembalikan kepada orisinalitas dan kemurnian akidah dan ibadah, dan tajdid berarti
modernisasi. , yang terus berubah. gerakan Islam. Tujuan Muhammadiyah adalah untuk
melindungi dan mendukung agama Islam untuk mewujudkan masyarakat yang paling
penting, adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. gerakan dakwah. Dakwah tidak
hanya menyampaikan pesan-pesan Islam kepada mereka yang sudah Muslim dan kepada
mereka yang belum Muslim. Namun dakwah berarti perubahan dan perubahan dalam segala
bidang kehidupan. Mengukur keberhasilan dakwah diukur dengan tingkat perubahan yang
dicapai. Muhammadiyah mendukung lima ajaran yang masih ada di kalangan warga
Muhammadiyah, yaitu: tauhid, pencerahan dan pendidikan umat Islam dan masyarakat
Indonesia, dorongan untuk berbuat kebaikan. Bendera Muhammadiyah jelas menunjukkan
bagaimana seluruh gerakan dan kehidupan Muhammadiyah harus berdasarkan tauhid. Untuk
melestarikan tauhid dalam arti seluas-luasnya, Muhammadiyah memanfaatkan semangat
Amar ma'ruf dan Nahi munkar sebagai sumber dinamisme dan kreativitas. Informasi adalah
item yang hilang dari umat Islam dan harus diklaim kembali. Muhammadiyah membangun
pesantren sebanyak-banyaknya, mengingat kebodohan adalah musuh terbesar umat Islam
dan mustahil bagi umat Islam untuk membangun masa depan yang lebih baik, jika
kebodohan dan keterbelakangan masih ada dalam kehidupannya. Ajaran "iman tanpa
perbuatan baik" adalah seperti "pohon tanpa buah". Ajaran ini merupakan dasar untuk
mendirikan amal bagi Muhammad. Meskipun hanyalah sebuah madrasah ibtida'iyah, atau
taman kanak-kanak, namun misi organisasi antara lain adalah memobilisasi atau, dalam
bahasa Islam, mendorong amal kebaikan bersama. Muhammadiyah mendirikan sekolah,
madrasah, universitas, rumah sakit, masjid, panti asuhan, dan pesantren, yang membutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan sumber daya yang memadai. Muhammadiyah
memperdalam etos kerja yang tercermin dalam semboyan “talk less, do more”. Kerja keras
menghargai waktu, disiplin tinggi adalah mata pencaharian yang diwujudkan oleh
Muhammadiyah.
Kerja sama yang baik. Muhammadiyah sangat menganjurkan agar muballighin dan
muballighat selalu dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai tujuan kebaikan
bersama. Kerjasama Muhammadiyah memiliki empat dimensi, yaitu: pertama, kerjasama
internal Muhammadiyah dengan seluruh organisasi otonomnya dan kerjasama antar majelis
dan lembaga dalam organ Muhammadiyah sendiri. Kedua, kerjasama Muhammadiyah
dengan ormas Islam untuk memperkuat ukhuwah Islam. Ketiga, kerja sama dengan semua
kekuatan sosial. Keempat, menjalin kerjasama dengan pemerintah. Muhammadiyah selalu
bersikap kritis dan kooperatif dengan pemerintah dan tidak pernah mengambil sikap
kontroversial dan oposisi. Tidak ada kebijakan praktis. Muhammadiyah menghindari
aktivitas politik praktis, Muhammadiyah membangun masyarakat, membangun infrastruktur
jangka panjang, Muhammadiyah tidak mau mengambil jalan pintas politik, meningkatkan
kekuasaan dan ambisi untuk berpartisipasi dalam perebutan kekuasaan dengan kekuatan
politik yang ada. Muhammadiyah memiliki struktur bertingkat yaitu: Administrasi Pusat,
Administrasi Wilayah, Administrasi Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang, Jemaat
Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan tingkatan tertinggi dari
susunan Muhammadiyah yang mengkoordinir seluruh pimpinan Muhammadiyah di Indonesia
dan mengkoordinir gerakan dakwah dalam berbagai bentuk kegiatan dakwah. Pimpinan
Daerah Muhammadiyah adalah pimpinan struktural Muhammadiyah di tingkat provinsi yang
memiliki fungsi koordinasi bagi seluruh pimpinan Muhammadiyah di wilayah provinsi.
Pimpinan daerah Muhammadiyah bekerjasama dengan unsur masyarakat lainnya (Pemda
Tingkat I, ormas lain, LSM). Pimpinan daerah Muhammadiyah merupakan perangkat
struktural Muhammadiyah tingkat daerah yang mempunyai fungsi mengkoordinir seluruh
pimpinan Muhammadiyah di wilayahnya. Proses pembenahan pimpinan daerah
Muhammadiyah dilakukan di tingkat daerah melalui Muhammadiyah yang memiliki segmen
berbeda. Pimpinan Daerah Muhammadiyah bekerjasama dengan unsur masyarakat lainnya
(Pemda tingkat II, organisasi kemasyarakatan lainnya, lembaga swadaya masyarakat, dll).
Pimpinan cabang Muhammadiyah merupakan jajaran struktural Muhammadiyah di tingkat
kecamatan, yang memiliki fungsi koordinasi dengan seluruh pimpinan Muhammadiyah di
wilayah kecamatan. Dalam melaksanakan gerakan dakwah, juga bekerjasama dengan bagian
masyarakat lainnya, seperti pemerintah daerah di tingkat kecamatan (MUSPIKA), organisasi
sosial lainnya, lembaga swadaya masyarakat, dll. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
merupakan jajaran struktural Muhammadiyah tingkat desa dan menjadi pimpinan gerakan
dakwah Islamiyah yang dilakukan Muhammadiyah karena pimpinan Cabang Muhammadiyah
menjangkau langsung masyarakat yahhammad. Kepemimpinan gerakan Muhammadiyah
merupakan kekuatan yang paling hakiki yang dimiliki Muhammadiyah karena pada level
inilah dasar gerakan Muhammadiyah dapat diwujudkan. Proses pembaruan kepemimpinan
cabang Muhammadiyah juga melaksanakan pembinaan dan pembaharuan melalui organisasi
otonom Muhammadiyah di tingkat cabang yang memiliki segmentasi sendiri, seperti
Aisyiyah (yang bergerak dalam kegiatan dakwah Islam di kalangan wanita atau ibu-ibu),
Pemuda Muhammadiyah yang berdakwah Islam di kalangan pemuda), Nasyi'atul Aisyiyah
(dakwah Islam praktis di kalangan remaja putri), Ikatan Pemuda Muhammadiyah (dakwah
Islam di kalangan pemuda dan pelajar). Muhammadiyah Jama'ah merupakan struktur di luar
garis struktural Muhammadiyah yang benar-benar melaksanakan dakwah Islam sesuai visi
dan misi sosial Muhammadiyah. Jama'ah Muhammadiyah bekerja dalam skala mikro di
tengah masyarakat melalui masjid-masjid yang menjadi basis kegiatan. Jemaat
Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia, jemaah Muhammadiyah tersebar di luar
negeri, diantaranya berada di bentuk Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM),
seperti Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura dan Filipina.

Perbedaan mendasar antara NU dan Muhammadiyah

Islam pada dasarnya berada pada satu batasan, yaitu syahadat, dimana siapapun yang
termasuk dalam batasan itu, terlepas dari ideologi dan cara berpikirnya, adalah seorang
Muslim. Namun dalam bidang agama selalu terdapat mazhab, mazhab atau madzhab yang
mencerminkan keberagaman identitas budaya. NU pada dasarnya adalah identitas budaya
keagamaan yang dianut oleh mayoritas umat Islam Indonesia. NU dan Muhammadiyah
merupakan dua kubu dalam ajaran agama Islam yang aqidahnya berketuhanan yang sama,
yaitu Allah. Namun, metode penafsiran ayat Al-Qur'an dan Hadits menggunakan metode
yang berbeda.

Menurut berbagai sumber, berikut adalah perbedaan mendasar antara NU dan


Muhammadiyah: (1) Aqidah, NU mengikuti paham Ash'ariah atau Maturidiah dan
Muhammadiyah mengikuti paham Salafi atau Wahhabi (Ibn Taymiah, Muhammad Abdul).
(2) Menurut fikih, NU meyakini empat madzhab yang ada dan mengikuti satu madzhab yaitu
madzhab Syafi'i dan Muhammadiyah langsung dari Al-Qur'an dan Hadits serta tarjih
(pendapat yang paling kuat atau shohih). (3) Tasawuf atau Sekte. NU menerima tasawuf dan
tarekat yaitu mu'tabar (diakui) dan mengembangkan metode Al-Ghazal dan Junaid Al-
Baghdadi yang menggabungkan tasawuf dengan syariah, sedangkan Muhammadiyah
menolak tasawuf dan tarekat. (4) Pemikiran dominan. NU mengikuti pemikiran klasik yang
dominan yaitu Asy'ari, Al-Ghazali, Nawawi dan lain-lainnya, sedangkan Muhammadiyah
mengikuti Ibnu Taymiah, Muhammad bin Abdul Wahayyh, I,bn Muhammadhayh.
Pandangan penguasa NU dan Muhammadiyah sangat berbeda dan itulah yang menjadi dasar
perbedaan kedua komunitas tersebut dalam menyikapi persoalan aqidah, fiqh, tasawuf dan
tarekat. pemikiran dominan yang digunakan adalah kitab warisan yang diajarkan kepada
setiap generasi sebagai acuan untuk menjelaskan ajaran Islam di luar konteks Al-Quran dan
Hadits. Terkadang anggota komunitas NU dan Muhammadiyah sama sekali tidak
mengetahui asal usul ide dominan yang digunakan oleh NU dan Muhammadiyah. Anggota
masyarakat NU dan Muhammadiyah sebatas mengimani apa yang disampaikan oleh Ustad
atau Ulmana NU dan Muhammadiyah yang dipercaya sebagai pengajar dan dapat
membimbing mereka untuk mengimplementasikan ajaran Islam. Berdasarkan pemikiran
yang berlaku, NU sangat awas, menjaga dan meyakini kata-kata yang diwariskan turun-
temurun melalui ulama yang dihormati sebagai orang-orang saleh. Sabda tersebut dipahami
sebagai sumber yang diperoleh para ulama dan menjadi pesan yang dimaknai, diyakini dan
diterapkan oleh santri kepada generasi selanjutnya. Misal: pada saat melakukan ibadah
terdapat kesalahan penafsiran dalam ajaran agama Islam, maka ditelaah lebih lanjut dalam hal
ini diterima dari guru pendeta X sebelumnya, kemudian guru pendeta X menerima lagi dari
sendiri. gurunya dan terus mempelajari sejarahnya sampai akhirnya kepada Nabi Muhammad
dan dapat dijelaskan. Hal ini berbeda dengan Muhammadiyah yang tidak meyakini adanya
sanat, tetapi bersandar pada hadits yang dianggap shohis, atau pendapat terkuat yang dapat
dipercaya kebenarannya. Perbedaan signifikan di masyarakat kini lebih terlihat dalam urusan
ibadah, seperti: meyakini ucapan, menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri melalui shalat
Qunut, ziarah ke makam ulama, membawa. dengan tradisi sholat berjamaah (yasin, tahsil, 7
bulan setelah hamil, dst). Masih ada satu delta yang jelas antara NU dan Muhammadiyah,
yaitu Al-Quran dan Hadits, dimana keyakinan rukun iman dan Islam juga sama. Kedua umat
beragama ini meyakini bahwa penafsiran yang berbeda adalah wajar, karena metode yang
digunakan memang berbeda, namun yang terpenting tetap pada satu mulut yaitu Al-Quran
dan Hadits.

Unsur yang lain seperti syari’at, thariqat, haqiqat, dan ma’rifat juga sebagai usaha untuk
mendekatkan diri kepada Allah, hal ini juga sebagai cara tingkatan sebagaimana yang
dikerjaan oleh para sufi untuk dapat memasuki fase menyempurnakan proses dalam
beragama. Syari’at adalah peraturan-peraturan yang telah ditentukan, termasuk di dalamnya
hukum-hukum halal dan haram, yang disuruh dan dilarang, yang sunnah, yang makruh, dan
yang mubah. Mengerjakan syari’at itu berarti sebagaimana mengerjakan amalan yang lahir
dari segala hukum-hukum, seperti sembahyang, puasa, zakat dan haji, berjihad di jalan Allah,
menuntut ilmu pengetahuan dan lain lain. Thariqat adalah cara menempuh jalan untuk dapat
terbukanya dan tersingkapnya dinding kasyaf “proses mendekatkan diri kepada Tuhan”,
Haqiqat adalah kebenaran sejati dan mutlak, sebagai akhir dari semua perjalanan, tujuan
segala jalan “tariqat”, karena thariqat dan haqiqat tidak dapat dipisahkan, bahkan sambung
menyambung antara satu sama lain. Ma’rifat adalah mengenal Allah, jadi hal ini merupakan
tujuan pokoknya. Bagi kalangan NU, tasawuf (pensucian diri) pada dasarnya tetap
merupakan kebutuhan dasar setiap individu. Tasawuf direalisasikan dalam bentuk dzikir,
sholawatan serta wiridan juga merupakan bagian dari tasawuf. NU menganggap tingginya
kebutuhan akan tasawuf sehingga seringkali orang-orang NU mengadakan acara tasawuf
yang diagendakan dan dikhususkan pada hari-hari tertentu. Contohnya: sholawatan bersama;
tradisi pengajian saat kehamilan ke 7 bulan, tradisi tahlilan dan yasinan; dzikir bersama;
Mauludan; ketika mendatangi makam Ulama dengan peringkat keimanan sekian (contohnya
level musyahadah); dan kegiatan lain yang seringkali diagendakan pada saat-saat tertentu.
Bagi kalangan NU, beberapa kalangan ulama mempelajari tariqah yang seringkali tidak
diungkapkan di kalangan masyarakat dan biasa hanya untuk kebutuhan pribadi kalangan
ulama tertentu. Di kalangan para santri yang berguru pada kyai tertentu, menanyakan
mengenai tariqah merupakan hal yang tabu karena bagi kalangan mereka, tariqah merupakan
hal suci yang tidak perlu diceritakan atau dibicarakan seperti diskusi pada umumnya. Pada
sebagian besar pondok pesantren cenderung tidak mengungkapkansecara terbuka tariqah apa
yang digunakan, namun ada beberapa pondok pesantren yang menuliskan secara terbuka
tariqah siapa yang digunakan. Bagi Muhammadiyah, tasawuf sifatnya hanya kebutuhan
pribadi yang tidak ada dasarnya untuk diagendakan. Tasawuf dimaknai oleh orang
Muhammadiyah dengan doa dan dzikir masing-masing orang di mana hal tersebut merupakan
kebutuhan personal hamba dengan Tuhannya dan tidak perlu diagendakan. Tariqah tertentu
juga tidak dijalani oleh orang Muhammadiyah, karena tariqah sendiri dimaknai seperti
madzhab, merupakan kelompok dalam pensucian diri. Muhammadiyah juga tidak
menjalankan tasawuf yang diagendakan karena bagi mereka nabi tidak pernah mengajarkan
hal yang seperti itu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Secara umum, format program Islam Itu Indah terbagi menjadi dua macam, yaitu format
reguler dan non reguler. Format reguler terdiri atas beberapa jenis, yaitu indoor, outdoor, dan
goes to school. Pada jenis indoor, proses produksi dilakukan di dalam ruangan yaitu di dalam
masjid dan dihadiri oleh para jamaah dari beberapa majelis taklim. Pada jenis outdoor, proses
produksi dilakukan di luar ruangan seperti di tempat-tempat wisata atau di tempattempat
lainnya, serta masih dihadiri oleh para jamaah majelis taklim. Pada jenis goes to school,
proses produksi dilakukan di sekolah-sekolah, baik itu di SD, SMP ataupun SMA, dan para
jamaahnya berasal dari siswa-siswi sekolah yang bersangkutan. Sedangkan format non
reguler yaitu shooting yang dilakukan secara off air menggunakan teknik kamera electronic
field production (EFP), yaitu shooting yang dilakukan dengan hanya menggunakan dua
camera person yang bertugas mengambil gambar di lapangan. Format ini berisi liputan
perjalanan/silaturahmi Ustad ke berbagai kota dan daerah di Indonesia.

2. Proses produksi program Islam Itu Indah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pra produksi,
setup dan rehearsal, pelaksanaan produksi, dan post produksi. Tahap pra produksi meliputi
research dan brainstroming tentang tema pembahasan oleh tim Islam Itu Indah yang terdiri
dari produser, tim creative, dan tim production assistance (PA); perencanaan biaya produksi
oleh produser; serta menyiapkan sarana dan prasarana produksi oleh tim PA. Tahap setup dan
rehearsal program Islam Itu Indah meliputi berbagai hal. Untuk setup di antaranya: persiapan
dan pengaturan peralatan shooting seperti kamera, sound, lighting, dll; serta dekorasi
panggung seperti karpet, pot, dan berbagai properti lainnya. Sedangkan rehearsal (gladi resik)
dilakukan oleh pengarah lapangan kepada para jamaah dan bintang tamu. Tahap pelaksanaan
produksi/taping program Islam Itu Indah terbagi menjadi lima segmen dengan durasi sekitar 7
– 11 menit setiap segmennya, dengan total badan program sekitar 40 menit. Selain itu, taping
program Islam Itu Indah menggunakan empat buah kamera yang terdiri dari satu kamera
master, satu kamera jimmy jib, dan dua kamera lainnya. Tahap post produksi yaitu tahap
editing yang meliputi merapikan gambar (cut to cut), pengisian OBB, narasi, grafis,
pemangku gelar (template), credit tittle, dan lain sebagainya. Selanjutnya hasil editing
dievaluasi dengan cara di-review oleh eksekutif produser, produser dan bagian programming
Trans TV.

3. Pada produksi program Islam Itu Indah juga terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam proses produksinya. Berbagai faktor tersebut ada yang bersifat teknis dan
non teknis. Teknis biasanya berhubungan dengan sarana dan prasarana produksi seperti
kamera, audio, lighting; dan non teknis seperti kondisi cuaca, pengisi acara dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai