Mari kita simak dengan seksama firman Allah SWT dalam QS. at-Tahrim
[66] : 6, “.... jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”, yang disitu
Allahpun mengenalkan sebuah perintah yang mengisyaratkan “kewajiban” bagi
diri kita untuk melakukan proses “pendidikan” keluarga tanpa batas.
Yang pertama, ‘tidak boleh tidak’ (tak ada tawar menawar, dan
merupakan harga mati) ada sesuatu yang ‘harus’ dilakukan oleh setiap orangtua
sebelum melakukan aktivitas pendidikan bagi anak-anaknya yaitu: “mendidik
dirinya, dengan membenahi karakter diri sendiri (menyiapkan diri sebagai
orangtua yang akan berperan sebagai pendidik). Yang arti pentingnya dijelaskan
dalam QS. Luqman [31] : 12, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah
kepada Luqman, yaitu: bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji”.
1
Yang ketiga, melakukan pembinaan akidah-akhlak melalui proses
transformasi nilai dan budaya (ta’dib), sebagaimana yang dijelaskan dalam QS.
Luqman [31] : 14-15, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-
Ku lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Dan
juga pada QS. Luqman [31] : 18-19, “Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Dari paparan beberapa ayat yang merupakan pelajaran yang berharga dari
kisah teladan “Luqman al-Hakim”, kita bisa memahami bahwa pendidikan dalam
keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama.